Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

STUDI/PROYEK
INDEPENDEN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

TINJAUAN DINDING PENAHAN TANAH PADA PROYEK FLY OVER


BANTAIAN KAI KAB.MUARA ENIM KEC.GUNUNG MEGANG

Oleh:
Wiyeo Winata
201710042

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BINA DARMA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

PERSETUJUAN PROPOSAL
STUDI/PROYEK
INDEPENDEN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

TINJAUAN DINDING PENAHAN TANAH PADA PROYEK FLY OVER


BANTAIAN

Diajukan oleh:
Wiyeo Winata
201710042
TEKNIK SIPIL

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Ir. Farlin Rosyad, MT, Ipm. Wiyeo Winata


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

DAFTAR TABEL............................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3. Maksud dan Tujuan............................................................................. 2
1.3.1. Maksud...................................................................................... 2
1.3.2. Tujuan....................................................................................... 2
1.4. Urgensi.................................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan pesatnya pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan, pemerintah
melakukan penerapan kebijakan pembangunan di bidang kontruksi sipil. Hal ini
sangat diperlukan untuk meningkatkan kemajuan pembangunan di berbagai bidang
dan dalam menyediakan fasilitas fasilitas yang lengkap serta memadai sesuai
dengan kebutuhan pengunanya. Sering kita jumpai bahwa jalan akan terputus di
suatu tempat akibat hambatan alam atau karena kebutuhan kontruksi terhadap
meningkatnya perkembangan penduduk. Perkembangan perekonomian, khususnya
dalam bidang perkebunan, oleh karena itulah Provinsi Sumatera Selatan harus
memiliki sarana dan prasarana transportasi yang baik. Untuk menunjang hal ini,
maka harus memiliki akses jalan darat atau jalan raya yang baik untuk
meningkatkan kelancaran pertumbuhan perekonomian, seiring pertubuhan Provinsi
Sumatera Selatan yang semakin pesat pengaruh terhadap pertumbuhan lalu lintas.
Salah satu kegiatan dari pemerintah saat ini pekerjaan Proyek Konstruksi
Pembangunan Fly Over Bantaian Kai Kab.Muara Enim Kec.Gunung Megang
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat guna menjaga kualitas jalan dan jembatan. Pembangunan
jembatan didasarkan untuk menghubungkan jalan yang terputus akibat rintangan
seperti sungai, danau, selat, saluran, lembah, jurang, ataupun kereta api.
Perkembangan transportasi yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan,
baik berupa pembangunan jalan dan jembatan yang berfungsi untuk memperlancar
arus kendaraan sehingga tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas.
Jembatana harus dibuat cukup kuat karena kerusakan pada jembatan dapat
menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas, terlebih di jalan yang
memiliki lalu lintas yang padat. Walaupun demikian tidak berarti jembatan harus
dibuat kokoh dan lebih kuat secara berlebihan. Diusahakan menggunakan
konstruksi jembatan yang ekonomis, tetapi memiliki kekuatan yang baik,
menggunakan mutu bahan yang tinggi, dan waktu pembuatan yang cepat. Banyak
sistem yang bisa dipilih dalam membangun sebuah jembatan yang sesuai dengan
yang direncanakan.
Dengan maksud yang terurai diatas, maka dilaksanaknnya pembangunan
jembatan dibeberapa Daerah Sumatera Selatan. Yang dilakukan oleh Pemerintah
dinas PUPR Bina Marga pembangunan jembatan di PPK 3.3 (Fly Over Bantaian
Kai Kab.Muara Enim Kec.Gunung Megang).

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada proyek ini ialah, seperti dibawah ini :

1. Apakah dinding penahan tanah stabil terhadap bahaya penggeseran dan


penggulingan dalam berbagai kondisi seperti kondisi normal, kondisi gempa,
dan kondisi ekstrem?
2. Apakah dinding penahan tanah stabil terhadap kuat dukung tanah?
3. Apakah dinding penahan tanah stabil terhadap patah tubuh kontruksi?
4. Apakah dinding penahan tanah stabil terhadap bahaya piping?
5. Apakah dinding penahan tanah stabil terhadap bahaya longsor?

1.3. Maksud dan Tujuan


1.3.1. Maksud
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menghitung ulang stabilitas dinding
penahan tanah pada PROYEK FLY OVER KAI BANTAIAN KAB.MUARA
ENIM. Sehingga dapat diketahui kontrol desain FLY OVER KAI BANTAIAN
khususnya mengenai ketahanan terhadap penggeseran, penggulingan maupun kuat
dukung tanah. Selain itu, diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
analisis studi khusus lebih lanjut.

1.3.2. Tujuan
Adapun tujuan dari Studi Independen ini adalah sebagai berikut:

1. Keamanan dinding penahan tanah terhadap stabilitas penggeseran dan


penggulingan dalam berbagai kondisi seperti kondisi normal, kondisi gempa,
dan kondisi ekstrem.
2. Keamanan dinding penahan tanah terhadap stabilitas kuat dukung tanah.
3. Keamanan dinding penahan tanah terhadap stabilitas internal (patah tubuh
konstruksi).
4. Tidak membahas bahaya piping dan bahaya longsor.
5. Konstruksi dinding penahan tanah dianalisis sebagai kantilever

1.4. Urgensi
Dinding penahan tanah salah satu jenis konstruksi sipil yang dibangun
dengan fungsi untuk menahan gaya tekanan aktif lateral suatu tanah maupun air.
Oleh karna itu suatu konstruksi dinding penahan haruslah direncanakan dan
dirancang agar aman terhadap gaya-gaya yang berpotensi menyebabkan kegagalan
struktur. Stabilitas dinding penahan tanah dipengaruhi oleh tekanan tanah lateral
massa tanah, aliran air dan stabilitas daya dukung tanah pondasi pada dinding
penahan tanah. Hal yang harus diperhatikan saat membangun dinding penahan
tanah adalah desain bangunan harus mampu menahan beban lateral yang ada
dibelakang dinding penahan tanah, dan juga dinding penahan tanah harus bersifat
rigid atau kaku sehingga dapat menahan beban lateral secara maksimal sesuai yang
telah direncanakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah merupakan struktur yang dibangun untuk menahan
material seperti pasir, batu-batuan alam, dan tanah yang berada dibelakangnya.
Dinding penahan tanah juga dibangun untuk mencegah material-material tersebut
longsor akibat beban tambahan seperti adanya perkerasan jalan, kendaraan,
jembatan,dan lain-lain. Setiap dinding penahan tanah pada umumnya mempunyai
prinsip untuk mengganjal tanah. Hal ini bertujuan untuk menghindari beban lateral
yang besar dari material yang ada dibelakangnya (aboutcivil.org, 2019).
Dinding penahan tanah dapat dibangun menggunakan beberapa diantaranya
beton, batuan pecah, batuan dengan mortar, kayu, dan lainnya. Hal yang harus
diperhatikan saat membangun dinding penahan tanah adalah desain bangunan harus
mampu menahan beban lateral yang ada dibelakang dinding penahan tanah, dan
juga dinding penahan tanah harus bersifat rigid atau kaku sehingga dapat menahan
beban lateral secara maksimal sesuai yang telah direncanakan.

Gambar 2.1. Dinding penahan tanah.

2.2. Tipe Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah memiliki beberapa tipe, hal ini disesuaikan oleh
fungsi dan kegunaannya, adapun beberapa jenis dinding penahan tanah yaitu :
2.2.1. Gravity Retaining Wall
Dinding penahan tanah ini bergantung pada beban struktur dinding penahan tanah
itu sendiri, cara kerjanya adalah beban struktur akan menahan beban material yang
ada dibelakangnya sehingga material tidak mengalami kelongsoran. Jenis dinding
penahan tanah ini memerlukan massa bangunan struktur yang cukup kuat untuk
menahan tekanan tanah.

Gambar 2.2.1. Gravity retaining wall

2.2.2. Cantilever Retaining Wall


Konstruksi dinding penahan tanah yang satu ini memiliki ciri khas dimana
plat lebih lebar dan juga biasanya konstruksi dinding memiliki stem yang lebih tebal
dari biasanya. Hal ini dikarenakan pada dinding penahan tanah model kantilever
posisi stem tegak lurus untuk menahan beban lateral pada tanah. Pada dinding
penahan tanah jenis kantilever, perencanaan harus memperhatikan tebal plat dan
stem secara matang agar dapat menahan beban lateran tanah dan tidak guling saat
terjadi momen.

Gambar 2.2.2. Cantilever retaining wall

2.2.3. Counterfort Retaining Wall


Apabila tekanan tanah aktif pada dinding vertikal cukup besar, maka bagian dinding
vertikal dan tumit perlu disatukan (counterfort). Counterfort berfungsi sebagai
pengikat tarik dinding vertikal dan ditempatkan pada bagian timbunan dengan
interval jarak tertentu. Dinding counterfort akan lebih ekonomis digunakan bila
ketinggian dinding lebih dari 7 meter.
Gambar 2.2.3. Counterfort retaining wall

2.2.4. Butters Retaining Wall


Dinding butters hampir sama dengan dinding counterfort, hanya bedanya
bagian counterfort diletakkan di depan dinding. Dalam hal ini, struktur counterfort
berfungsi memikul tegangan tekan. Pada dinding ini, bagian tumit lebih pendek dari
pada bagian kaki. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding
penahan dan berat tanah di atas tumit tapak. Dinding ini lebih ekonomis untuk
ketinggian lebih dari 7 meter.

Gambar 2.2.4. Butters retaining wall

2.4. Definisi Tanah


Tanah dalam pandangan teknik sipil adalah himpunan mineral, bahan
organik dan endapam-endapan yang relative lepas yang terletak diatas batuan dasar
(Hardiyatmo, 2006).
Tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang konstruksi,
karena tanah merupakan dasar dalam pengerjaan konstruksi. Sebelum melakukan
pengerjaan konstruksi harus diidentifikasi terlebih dahulu tipe tanah apa yang
berada dilapangan, sehingga dapat dipastikan akan.
2.4.1. Jenis Tanah
Tanah mempunyai beberapa jenis dan memiliki karakteristik masing-
masing, diantaranya yaitu :
a. Pasir (sand)
b. Lanau (silt)
c. Batuan (gravel)
d. Tanah lempung (clay)

2.3. Tekanan Tanah Lateral


Tekanan tanah lateral merupakan parameter utama dalam perancangan
dinding penahan tanah. Oleh karena itu diperlukan perkiraan tentang tanah lateral
secara kuantitatif pada pekerjaan konstruksi, baik untuk analisis perencanaan
maupun analisis stabilitas. Tekanan aktual yang terjadi di belakang dinding penahan
cukup sulit untuk diperhitungkan karena begitu banyak variabelnya. Ini termasuk
jenis bahan penimbunan, kepadatan dan kadar airnya, jenis bahan di bawah dasar
pondasi, ada tidaknya beban permukaan, dan lainnya. Akibatnya, perkiraan detail
dari gaya lateral yang bekerja pada berbagai dinding penahan hanyalah suatu
masalah teoritis dalam mekanika tanah (Muntohar, 2006). Jika suatu dinding
penahan digunakan untuk menahan batuan solid, maka tidak ada tekanan pada
dinding yang ditimbulkan oleh batuan tersebut. Tetapi jika dinding dibangun untuk
menahan air, tekanan hidrostatis akan bekerja pada dinding. Pembahasan berikut
ini dibatasi untuk dinding penahan tanah, perilaku tanah pada umumnya berada
diantara batuan dan air, dimana tekanan yang disebabkan oleh tanah jauh lebih
tinggi dibandingkan oleh air. Tekanan pada dinding akan meningkat sesuai dengan
kedalamannya. Pada prinsipnya kondisi tanah dalam kedudukannya ada 3
kemungkinan yaitu:
- Dalam keadaan diam (Ko).
- Dalam keadaan aktif (Ka).
- Dalam keadaan pasif (Kp).
Dalam perencanaan dinding penahan tanah pasti ada beban yang
berpengaruh terhadap tekanan yang terjadi di sekitar dinding penahan tanah. Selain
pengaruh dari tekanan tanah terdapat juga pengaruh akibat adanya pengaruh akibat
beban merata yang berada di atas dinding penahan tanah. Biasanya dalam
konstruksi dinding penahan tanah pasti akan ada beban yang berada di atasnya,
seperti beban jalan, beban bangunan dan lain sebagainya. Beban yang berada di atas
bangunan tersebut memberikan tekanan kepada bangunan yang ada di bawahnya.

2.3.1. Tekanan Tanah dalam Keadaan Diam


Pada gambar di bawah tanah dibatasi oleh dinding dengan permukaan licin
AB yang dipasang sampai kedalaman tak terhingga. Suatu elemen tanah yang
terletak pada kedalaman z akan mendapat tekanan arah vertikal σv dan tekanan arah
horisontal σh, dimana σv dan σh merupakan tekanan efektif dan tekanan total tanah.
Apabila dinding AB dalam keadaan diam, maka tanah akan berada dalam keadaan
keseimbangan statis (static equilibrium). Rasio tekanan arah horisontal dan vertikal
disebut koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam (coefficient of earth preassure
at rest) K0 (Hardiyatmo, 2010).

Gambar 2.3.1. Tekanan tanah dalam keadaan diam


Ko = σh/σv .........................................................................................................(2.1)
Nilai gaya total per satuan lebar dinding P0 sama dengan luas dari diagram
tekanan tanah. Diagram tekanan tanah dalam keadaan diam yang bekerja pada
dinding setinggi H dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3.1. Distribusi tekanan tanah dalam keadaan diam


Dengan Persamaan :
Po = 1/2 Ko×𝛾×H2 ............................................................................................ (2.2)
Pada posisi ini tekanan tanah pada dinding akan berupa tekanan tanah saat
diam (earth pressure at rest) dan tekanan tanah lateral horisontal pada dinding, pada
kedalaman tertentu (z), dinyatakan oleh Persamaan 2.3.
σh = Ko× σv = Ko×𝛾×z ...................................................................................... (2.3)
dengan:
σh = tekanan tanah horisontal saat diam (kN/m),
σv = tekanan tanah vertikal saat diam (kN/m),
Ko = koefisien tekanan tanah saat diam,
𝛾 = berat volume tanah (kN/m3),
H = tinggi dinding (m),
z = kedalaman dinding (m).

2.3.2. Tekanan Tanah Aktif


Konsep tekanan tanah aktif dan tanah pasif sangat penting untuk masalah
masalah pada stabilitas tanah, pemasangan batang-batang penguat pada galian,
desain dinding penahan tanah dan lain sebagainya. Permasalahan disini adalah
untuk menentukan faktor keamanan terhadap keruntuhan yang disebabkan oleh
gaya lateral. Pemecahan diperoleh dengan membandingkan gaya-gaya yang bekerja
pada dinding penahan tanah, yaitu gaya-gaya yang cenderung menggulingkan dan
menggeser.
Untuk gaya-gaya yang cenderung melawan misalnya berat sendiri dari
konstruksi dinding penahan tanah yang bekerja vertikal sehingga dapat
menghambat gaya lateral atau gaya yang bekerja horisontal.
Kondisi tekanan tanah aktif merupakan kondisi dimana dinding bergerak
menjauhi bagian tanah timbunan atau timbul apabila dinding penahan tanah bagian
atas bergerak relatif ke depan terhadap dasarnya. Hal ini disebabkan oleh adanya
momen yang terjadi atau bekerja pada dinding tersebut. Sedangkan nilai banding
tekanan horisontal dan tekanan vertikal terjadi, didefinisikan sebagai koefisien
tekanan tanah aktif (Ka).
Gambar 2.3.2. Distribusi tekanan tanah aktif pada dinding penahan tanah
Pa = 1/2 𝛾×H2×Ka ............................................................................................. (2.4)
dengan harga Ka untuk tanah datar adalah
Ka = 1-sin∅/1+sin∅ = tan2 (45° - ∅/2) ............................................................... (2.5)
Momen pada tanah aktif
Ma = Pa×H/3 ..................................................................................................... (2.6)
dengan:
Ma = momen tanah aktif (kNm),
Pa = tekanan tanah aktif (kN/m),
Ka = koefisien tekanan tanah aktif,
γ = berat volume tanah (kN/m3),
H = tinggi dinding penahan tanah (m),
∅ = sudut gesek tanah (°)

2.3.3. Tekanan Tanah Pasif


Besarnya gaya tegangan lateral yang terjadi bertambah dengan
bertambahnya regangan dalam tanah seiring dengan bergeraknya dinding, hingga
sampai suatu regangan tertentu. Maka tanah akan mengalami keruntuhan geser
akibat desakan dinding penahan, saat gaya lateral tanah mencapai nilai yang
konstan yaitu pada nilai maksimumnya. Berlawanan dengan terjadinya tekanan
tanah aktif, pada tekanan tanah pasif, kondisi tekanan tanah yang bekerja pada
dinding akan bertambah dari kondisi seimbang sampai suatu harga maksimum yang
mungkin. Tekanan tanah lateral maksimum yang mengakibatkan keruntuhan geser
tanah akibat gerakan dinding menekan tanah urug disebut tekanan tanah pasif
(passive earth pressure).
Gambar 2.3.3. Tekanan tanah pasif
Tekanan tanah pasif akibat tekanan dari tanah yaitu:
Pp = 1/2×𝛾×H2×Kp ......................................................................................... (2.13)
Tekanan tanah pasif akibat adanya kohesi yaitu:
Pp = -2c √Kp×H .............................................................................................. (2.14)
dengan harga Kp untuk tanah datar adalah
Kp = 1-sin∅/1+sin∅ = tan2 (45° + ∅/2 ) ........................................................... (2.15)
Momen tanah pasif akibat tekanan dari tanah yaitu:
Mp = Pp×H/3 ................................................................................................... (2.16)
Momen tanah pasif akibat adanya kohesi yaitu:
Mp = -Pp×H/2 ................................................................................................. (2.17)
dengan:
Mp = momen tanah pasif (kNm),
Pp = tekanan tanah pasif (kN/m),
Kp = koefisien tekanan tanah pasif,
𝛾 = berat volume tanah (kN/m3),
H = tinggi dinding (m),
c = kohesi tanah (kN/m2),
∅ = sudut gesek internal tanah (°).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1. Pendahuluan
Studi Independen ini bertujuan untuk melakukan penelitian pada DPT di
Proyek Fly Over KAI Bantaian Kab.Muara Enim, dan mengetahui dimensi yang
digunakan untuk perkuatan Soil Nailing.
Soil Nailing adalah tindakan konstruksi perbaikan untuk menangani lereng
tanah alami yang tidak stabil atau lereng buatan yang tidak stabil sebagai teknik
konstruksi yang memungkinkan pendalaman berlebih yang aman pada lereng tanah
baru atau yang sudah ada.
Perhitungan pada struktur dinding penahan tanah dilakukan dengan
menggunakan Software Plaxis 8.6 dan perhitungan manual menggunakan beberapa
metode. Dengan memasukkan data identifikasi tanah yang terdapat di lokasi.
Perhitungan pada perkuatan soil nailing dengan program Software Geostudio 2018
R2 program Glope/W.
Data yang dijadikan bahan acuan dalam penyusunan Proposal Studi
Independen ini dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
• Data Primer
• Data Sekunder

3.2. Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari perencanaan penelitian,
pelaksanaan penelitian sampai dengan pembuatan laporan penelitian dilaksanakan
dari bulan (11 September 2023) sampai dengan (11 Desember 2023).

3.3. Tempat Penelitian.


Penelitian ini dilaksanakan di Proyek Fly Over KAI Bantaian Kab.Muara
Enim.
Data umum dari proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Pembangunan Fly Over KAI Bantaian
2. Lokasi Proyek : Desa. Panang Jaya Kab.Muara Enim
3. Panjang Proyek : 550 Meter
4. Sumber Dana : APBN
5. Pemilik Proyek : Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera
Selatan
6. Penyedia Jasa : PT. RICKY KENCANA SUKSES MANDIRI
7. Konsultan Supervisi : PT. INDEC INTERNUSA KSO
PT. CIPTA STRADA
PT. NUSA DINAMIKA SOLUSINDO
8. Konstruksi : PT. RICKY KENCANA SUKSES MANDIRI
9. No. Kontrak : HK 0203-SBSN-Bb5.8.3/591
10. Tanggal Kontrak : 01 Maret 2023
11. No. SPMK : PW 0401-SPMK-Bb5.8.3/592
12. Tanggal SPMK : 01 Maret 2023
13. Tgl Field Engineering : 14 Maret 2023
14. Tanggal PCM : 09 Maret 2023
15. Masa Pelaksanaan : 480 Hari
16. Rencana PHO : 22 JUNI 2024
17. Rencana FHO : 22 JUNI 2025

3.4. Tahapan Penelitian


3.4.1. Teknik Sampling
Dalam metode penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
pengambilan data secara langsung pada titik lokasi yang sudah ditentukan. Data
tersebut akan diambil langsung dari lokasi yang telah ditentukan yang pada ruas
jalan Proyek Fly Over Bantaian yang akan ditinjau ukuran dimensinya dan akan
dianalisis atau didesain sesuai dengan tipikal dinding penahan pada ruas jalan
tersebut.
Maka dari itu perlu dibangunnya suatu struktur persimpangan lalu lintas
guna mengurangi kemacetan pada daerah tersebut, titik lokasi penelitian ini yaitu
tepatnya di jalan Proyek Fly Over Bantaian dari Panang Jaya-Palembang sampai
dengan Panang Jaya-Muara Enim yang memiliki panjang 550 m.

Gambar 3.4.1. Peta Lokasi


3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan cara observasi langsung ke lokasi penelitian.
3.5.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari lokasi rencana
pembangunan maupun hasil survey yang dapat langsung dipergunakan sebagai
sumber dalam perancangan struktur. Adapun pengamatan langsung di lapangan
mencakup :
• Identifikasi data tanah di Proyek Fly Over KAI Bantaian Kab. Muara Enim
• Dimensi dinding penahan tanah
Data-data utama proyek :
a) Data proyek
b) Struktur DPT
c) Data tanah
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung proses penyusunan Tugas
Akhir baik dari lapangan maupun dari hasil test laboratorium serta dari literatur-
literatur yang ada. Yang diperoleh dari buku-buku referensi, catatan, dan data-data
yang didapat melalui kerjasama dengan instansi terkait, antara lain :
a) Referensi buku pendukung penelitian yang sama dan mendukung.
b) SK SNI, 2847-2019 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung,
DLL.

3.5. Instrumen Penelitian


Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital untuk
pengambilan dokumentasi dan pendukung dalam proses analisa, alat ukur/meteran
digunakan untuk mengukur struktur dinding penahan tanah / retaining wall yang
sudah terpasang dilokasi, laptop acer one 14 yang didalamnya banyak program
pendukung kelancaran pengerjaan tugas akhir ini seperti : Microsoft word, program
plaxis v.82, autocad, Microsoft exel, dll.
3.6. Bagan Alur Proses Perencanaan

Tabel 3.6. Bagan Alur Proses Perencanaan


BAB IV
JADWAL KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai