Disusun Oleh :
SYAHNUN FUADI
NIM. 211061128
COVER ............................................................................................................... 1
Daftar isi .............................................................................................................. 2
BAB I .................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 7
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 8
1.4 Tujuan ................................................................................................... 8
1.5 Manfaat penelitian ................................................................................. 8
BAB II ................................................................................................................. 9
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 9
2.1 Pengertian Bata Merah........................................................................... 9
2.2 Teknologi ferosemen dan alpikasinya .................................................. 11
2.3 Studi Pendahuluan tentang Ferosemen ................................................. 12
2.4 Pola retak............................................................................................. 14
BAB III ............................................................................................................. 15
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 15
3.1 Umum ................................................................................................. 15
3.2 Material Penelitian ............................................................................... 16
3.3 Rancangan Penelitian........................................................................... 16
3.4 Site-up pengujian ................................................................................. 17
DAFTAR GAMBAR
Latar Belakang
Pada umumnya ferosemen dibuat dari campuran semen, pasir, air dan
kawat baja jala halus serta tulangan baja sebagai penguat. Namun, proses
pembuatannya sedikit berbeda dengan teknik pengerjaan beton bertulang. Selain
itu, pembuatan ferosemen hanya memerlukan volume bahan yang relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan beton bertulang. Fungsi kawat jala halus sebagai
penahan mortar pada saat masih basah dan penahan beban tarik setelah kering.
Umumnya kawat jala halus persegi banyak digunakan karena dapat menahan
beban tarik pada arah longitudinal, transversal, maupun arah diagonal 45o.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dunia maka kebutuhan tempat
tinggal juga semakin meningkat sehingga ferosemen juga mulai digunakan
untuk konstruksi bangunan rumah sebagai pengganti dinding batu bata. Oleh
karena itu, Selain waktu pengerjaannya yang lebih singkat, biaya yang lebih
murah, ferosemen juga memiliki kekuatan yang lebih besar bila dibandingkan
dengan dinding batu bata dan juga mudah dalam proses pembuatan dan
perbaikan. Pembangunan 500 unit rumah dengan bahan ferosemen pernah
dilakukan di 2 kota, yaitu Tabasco dan Sonora di negara Mexico.
Mortar ferosemen yang terbuat dari campuran pasir, semen dan air
memiliki kelemahan dalam menahan tegangan tarik. Tegangan tarik ini bisa
terjadi akibat beban dinamis dari getaran, perubahan suhu, dan penyusutan.
Apabila tegangan tarik tersebut melampaui kekuatan mortar, maka akan
mengakibatkan retak dan mortar tidak lagi kedap air. Untuk mengontrol
penyebaran retak ini agar tidak meluas, maka digunakan fiber sebagai tulangan
mikronya. Salah satu upaya mengatasi ini adalah dengan penambahan serat
polypropyline dalam adukan mortar.
Rumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas dan fokus pada permasalahan yang
diinginkan. Maka diperlukan adanya batasan masalah yang dirumuskan sebagai
berikut :
2. Penelitian ini hanya membahas tentang dengan pengujian kuat geser diagonal
untuk 6 prototipe yaitu menggunakan wiremesh 1 mm, wiremesh 2 mm,
campuran spasi 1/4, campuran 1/6, dan pasangan batu bata merah tanpa
wiremesh
Tujuan
1. Untuk menentukan kuat tekan mortar khusus yang terbuat dari campuran-
campuran, semen, dan pasir yang digunakan sebagai bahan perekatantara
bata merah.
2. Untuk menentukan nilai kekuatan geser diagonal dinding pasangan bata
merah.
TINJAUAN PUSTAKA
Batu bata merah adalah jenis material bahan bangunan yang terbuat dari
tanah liat yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi
keras dan berwarna kemerahan(Medika et al., 2019).
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat
dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah
merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin
menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu yang telah
diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara
arsitektur lebih indah. Batu bata juga merupakan bahan bangunan yang telah lama
dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang
berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
pabrik batu bata yang dibangun masyarakat untuk memproduksi batu bata.
Sifat fisik Batu Bata
Sifat fisik batu bata adalah sifat fisik yang dilakukan tanpa merubah
bentuk atau tanpa pemberian beban kepada batu bata itu sendiri. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan standar yang baku, pengujian ini dilakukan
dengan mengambil sampel 10 tempat penjual batu bata, setiap tempat
mengambil 15 buah batu bata secara acak. Adapun syarat-syarat batu bata
dalam SNI 15-2094-2000 sebagai berikut ini.
2.1.1.1 Sifat Tampak
Batu bata untuk pasangan dinding harus berbntuk prisma segi
empat panjang, warna, mempunyai rusuk-rusuk yang siku, bidang-bidang
datar yang rata dan tidak menunjukkan retak.
2.1.1.2 Dimensi Atau Ukuran Batu Bata
Batu bata mempunyai banyak variasinya. Ukuran batu bata yang
telah diizinkan dalam peraturan SNI 15-2094- 2000 dapat dilihat pada
Tabel 1. Pemeriksaan ini merupakan pengukuran pada batu bata dengan
menggunakan jangka sorong. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan 15 sampel bata yang diambil secara acak
Retak pada dinding memiliki pola yang berbeda-beda akibat faktor tertentu
yang terjadi pada dinding.. Retak yang terjadi perlu menjadi perhatian karena dapat
mengurangi daya layan dari dinding itu sendiri. Menurut SNI 03-2847-2002 lebar
retak ijin dibatasi tidak boleh melebihi 0,4 mm untuk penampang di dalam ruangan
dan 0,3 mm untuk penampang yang dipengaruhi cuaca luar. Adapun penyebab
terjadinya keretakan pada dinding diantaranya penurunan tanah, perbedaan
penurunan tanah, susut, timbulnya perbedaan tegangan tarik dan tekan pada dua
bagian pada saat satu sisi dinding yang berlawanan, serta akibat gempa yang
menimbulkan perilaku seperti gambar berikut.(Chasanah et al., 2014)
METODOLOGI PENELITIAN
Umum
Studi Pustaka
Jurnal dan teori dasar
Pengujian sampel
Uji kuat geser diagonal panel dinding
Uji kuat tekan bata
Selesai
1. Semen
2. Agregat Halus (Pasir)
3. Batu bata merah
4. Wiremesh 1 mm dan 2 mm
Rancangan Penelitian
Benda uji terdiri dari 3 benda uji mempunyai dimensi 600 mm x 600 mm x
150 mm.
LOADING
FRAME
Hidroli jack
Test object of
panel
600 mm
LVDT LVDT
Wiremesh
Acian
Pompa
1. Loading frame
2. Plat besi
3. LVDT
4. Dongkrak hidrolik
5. Loadcell
6. Data logger
Chasanah, U., Wijatmiko, I., Teknik, J., Fakultas, S., & Universitas, T. (2014).
JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO
TINGGI DAN LEBAR ( Hw / Lw ) TERHADAP. E Journal, 1, 1–9.
Chithambaram, S. J., & Kumar, S. (2017). Flexural behaviour of bamboo based
ferrocement slab panels with flyash. Construction and Building Materials,
134, 641–648. https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2016.12.205
Fandy, A., Pamungkas, A., Studi, P., Sipil, T., Teknik, F., Dan, S., & Indonesia,
U. I. (2021). BETON BERTULANG ( The Influence of Square Wiremesh to
Flexural and Shear Reinforced Concrete Beams ) BETON BERTULANG (
The Influence of Square Wiremesh to Flexural and Shear Reinforced
Concrete Beams ).
Hutajulu, M., Tarigan, J., & Tarigan, P. (2019). Analisa Pushover dan Eksperimen
Struktur Portal dengan Dinding Batubata dengan Menggunakan Angkur pada
Kolom dan Balok pada Non Engineered Building. Media Komunikasi Teknik
Sipil, 24(2), 158. https://doi.org/10.14710/mkts.v24i2.19914
Masdar, H., Agustriana, V., Badaruddin, M., & Akmal, J. (2021). Laporan
Penelitian Professorship Universitas Lampung Sifat Mekanik Dan Fatigue
Panel Ferosemen Pracetak Program Studi Teknik Sipil Universitas Lampung
Halaman Pengesahan Laporan Penelitian Professorship.
Medika, Y. P., Elhusna, E., & Wahyuni, A. S. (2019). Pengaruh Proses
Pengadukan Tanah Liat Terhadap Kuat Tekan Bata Merah. Inersia, Jurnal
Teknik Sipil, 10(2), 29–34. https://doi.org/10.33369/ijts.10.2.29-34