Anda di halaman 1dari 14

Makalah ini disusun untuk memenuhi studi mata kuliah pilihan

Arsitektur Kajian Teknologi Bangunan

Daya Tahan Struktur Beton dan Baja terhadap


Gempa

Disusun oleh :

Clara Alverina (315130006)

Regina O (315130062)

Cetrine H (315130094)

Monica Meisya (315130096)

Nichella T (315130088)

Dosen :

Franky Liauw, Ir. M.T

Ir. Joko Priyono S., M.Ars

Universitas Tarumanagara

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Sederhana yang berjudul Daya Tahan
Struktur Beton dan Baja terhadap Gempa dengan baik.

Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima
kasih kepada :

1. Bapak Ir. Franky Liauw, M.T. selaku dosen mata kuliah Kajian Teknologi Bangunan.
2. Bapak Ir. Joko Priyono, M.T. selaku dosen mata kuliah Kajian Teknologi Bangunan.
3. Rekan-rekan sekelas yang selalu memberi motifasi dan dukungan baik secara moril
maupun secara mareil.
4. Orang tua yang telah membiayai dan memfasilitasi saya untuk mengerjakan dan
menyelesaikan tugas ini.
5. Rekan-rekan yang turut membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah sederhana ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan penyusunan karya ilmiah sederhana yang akan datang.

Jakarta , April 2016

Penyusun,
DAFTAR ISI

Halaman judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab 1 Pendahuluan

1. Pengertian Beton ..1


2. Struktur Beton ..1
3. Pengertian Baja ...1
4. Struktur Baja .2
5. Pengertian gempa .2
6. Penyebab gempa ..3
7. Pengaruh .3

Bab 2 Pembahasan

1. Kelebihan dan kekurangan material beton .5


2. Kelebihan dan kekurangan material baja .5
3. Perbandingan kekuatan beton dan baja 7
4. Perbandingan regangan beton dan baja 7
5. Struktur beton anti gempa .7
6. Basic seismic design principal.8
7. Lateral load ressiting system .8
8. Inovasi struktur anti gempa 9

Bab 3 penutup

1. Kesimpulan ..10

Daftar Pustaka iv

Bab 1
Pendahuluan
1. Pengertian Beton
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat
dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri
dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya,
beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen
lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk
membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan,
struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama
lama untuk beton adalah batu cair.
2. Sifat beton
Beton memiliki daya tekan yang tinggi namun daya Tarik yang lemah. Kuat hancurnya beton
dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
- Jenis dan kualitas semen
- Jenis dan letak lekuk bidang permukaan agregat. Penggunaan aggregate akan
menghasilkan beton dengan kuat tekan dan daya Tarik lebih besar daripada penggunaan
kerikil halus dari sungai
- Perawatan beton.
- Suhu. Pengerasan beton akan menjadi cepat jika suhu bertambah.
- Usia.
3. Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan dari besi dan elemen lainnya, umumnya karbon. Kandungan
unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1 % sesuai kelasnya. mangan, fosfor,
sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain
yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya:
mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium. Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa
didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah
dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness)
dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle)
serta menurunkan keuletannya (ductility).

4. Pengertian gempa
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga
efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

5. Penyebab gempa
Lempeng Tektonik
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng
tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas
astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk
bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik,
merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa
bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan
kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan
Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).

Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian
paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh
lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam
keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang
kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat
dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan
satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling
menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi,
saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak
dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang,
gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang
berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi
kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai
gempa bumi.

Jalur Gempabumi Dunia


Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3
lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar
dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia
juga rawan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka
selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat
sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini
Tsunami Indonesia
6. Pengaruh Gempa

Getaran atau guncangan tanah ( ground shaking)


Likuifaksi
Likuifaksi adalah fenomena di mana kekuatan dan kekakuan tanah berkurang
dikarenakan gempa atau pergerakan tanah lainnya. Hal ini merupakan suatu proses atau
kejadian berubahnya sifat tanah dari keadaan padat menjadi keadaan cair, yang
disebabkan oleh beban siklik pada waktu terjadi gempa sehingga tekanan air pori
(porewater) meningkat mendekati atau melampaui tegangan vertikal. Likuifaksi telah
bertanggung jawab atas sejumlah besar kerusakan dalam sejarah gempa bumi di seluruh
dunia.
Bangunan roboh
Kebakaran
Jatuhnya korban jiwa
Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
Tanah longsor akibat guncangan
Banjir akibat rusaknya tanggul
Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan
laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa
disebabkan oleh letusan gunung berapi bawah laut, gempa bumi yang berpusat di
bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.

Bab 2
Pembahasan

1. Kelebihan dan kekurangan material beton


Kelebihan beton untuk bangunan

Kekuatannya tinggi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan struktur seperti beton
mutu K-225,K-250,K-350 dan seterusnya.
Mudah dibentuk menggunakan bekisting sesuai dengan kebutuhan struktur bangunan.
Tahan terhadap temperatur tinggi jadi aman jika terjadi kebakaran gedung, atau
setidaknya masih memberikan kesempatan kepada penghuni pada saat bencana terjadi.
Biaya pemeliharaan rendah karena setelah megeras menjadi batu, asalkan besi tulangan
berada pada posisi yang baik didalam beton maka kemungkinan terjadinya karat dapat
dikurangi.
Lebih murah jika dibandingkan dengan baja
Mempunyai kuat tekan yang tinggi.
Mudah didapat bahan bakunya, karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan
sumber daya alam misalnya pasir beton dapat ditemukan dipegunungan maupun
didasar lautan.
Mempunyai tekstur yang terlihat alami sebagai batuan sehingga dapat difungsikan
sebagai bagian dari seni arsitektur untuk memperindah bangunan.
Umurnya tahan lama

Kekurangan beton untuk bangunan

Beton termasuk material yang mempunyai Berat jenis 2400 kh/cm2.


Kuat tarik kecil (9%-15%) dari kuat tekan
Menuntut ketelitian yang tinggi dalam pelaksanaanya

2. Kelebihan dan kekurangan material baja


Kelebihan Baja Sebagai Bahan Bangunan
Kekuatan tinggi Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa
dinyatakan dengan kekuatan tegangan lelehnya (fy) atau oleh tegangan tarik batas (fu). Bahan
baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan
kekuatan per volume lebih tinggi dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang
umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencana sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban
mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih besar, sehingga memberikan kelebihan ruangan
dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai.
Kemudahan pemasangan Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di
workshop, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah erection structure
Keseragaman Sifat-sifat dari baja, baik sebagai bahan bangunan maupun dalan bentuk
struktur terkendali dengan baik, sehingga para perencana dapat mengharapkan elemenelemen
dari konstruksi baja bisa bersifat sesuai dengan yang diduga dalam perencanaan
Duktilitas Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar dibawah pengaruh
tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat duktilitas. Sifat ini membuat
baja mampu mencegah terjadinya keruntuhan bangunan secara tibatiba.
Dapat di las Dalam keadaan panas (leleh) dapat digabungkan satu dengan yang lain
Komponen-komponen strukturnya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya
Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan masih mempunyai nilai ekonomis
sebagai besi tua
Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu sukar
Kekerasan Dapat melawan masuknya benda lain kedalam.

Kekurangan Baja Sebagai Bahan Bangunan


Mudah berkarat Diperlukan pemeliharaan berkala. Pemakaian wheathering Steel (baja yang
lebih tahan karat : chromium 0,3 % 1,25%, mananase 0,6%-1,5%, copper 0,25%- 0,4%) akan
lebih mengurangi biaya pemeliharaan.
Ketahanan kebakaran rendah Walaupun baja bahan yang tidak dapat terbakar, tetapi bila
terjadi kebakaran, temperatur tinggi yang bisa terjadi akan mereduksi kekuatan baja secara
drastis. Disamping itu baja juga penghantar panas yang baik, baja yang tidak dilengkapi dengan
fire proofing dapat mengalirkan panas yang tinggi dari daerah yang terbakar kebagian lain dan
dapat membakar elemen-elemen lain yang bersentuhan dengannya.
Struktur yang langsing berbahaya terhadap tekuk Struktur dari baja biasanya lebih langsing
daripada bahan yang lain sehingga bahaya tekuk sangat besar.
Kelelahan / fatique Beban bolak-balik menyebabkan kelelahan pada baja sehingga
kekuatannya akan menurun.
3. Perbandingan kekuatan beton dan baja
4. Perbandingan regangan beton dan baja

5.Struktur anti gempa


Berdasarkan UBC 1997, tujuan desain bangunan tahan gempa adalah untuk mencegah
terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan tiga kriteria standar sebagai
berikut:
1.Ketika terjadi gempa kecil, tidak terjadi kerusakan sama sekali.
2.Ketika terjadi gempa sedang, diperbolehkan terjadi kerusakan arsitektural tetapi bukan
merupakan kerusakan struktural.
3.Ketika terjadi gempa kuat, diperbolehkan terjadinya kerusakan struktural dan non-struktural,
namun kerusakan yang terjadi tidak sampai menyebabkan bangunan runtuh.
Untuk mencapai kriteria tersebut, perencanaan bangunan struktur tahan gempa harus dapat
memperhitungkan dampak dari gaya lateral yang bersifat siklis (bolak-balik) yang dialami oleh
struktur selama terjadinya gempa bumi. Untuk memikul gaya lateral yang dialami oleh
bangunan, struktur harus dapat memiliki daktilitas yang memadai di daerah joint atau elemen
struktur tahan gempa seperti bresing, link, atau dinding geser.

6. Basic Seismic Design Principle

7. Lateral Load Resissting System


8. Inovasi struktur anti gempa
Solusi control vibrasi ( Combined vibration control solution)
Steel plate shear walls system
Bab 3
Penutup

1. Kesimpulan
Bangunan yang ringan selain menghemat pondasi, juga menguntungkan untuk perencanaan
bangunan tahan gempa. Seperti diketahui bahwa gaya gempa pada bangunan ditentukan oleh
percepatan tanah (a) dan juga massa bangunan (m), yang mana besarnya berbanding lurus,
yaitu
F = m.a
. Jadi bangunan dengan massa kecil maka gaya gempanya juga kecil. Meskipun baja mempunyai
keunggulan terhadap gempa karena sifatnya yang ringan, tetapi kondisi tersebut tidak
menguntungkan terhadap pembebanan angin. Tetapi karena sifat baja yang mempunyai
kekuatan tinggi dan daktail, juga didukung proses perencanaan yang baik maka kelemahan
terhadap angin mestinya dapat dengan mudah diatasi. Sampai tahap ini pemakaian material
baja masih terlihat unggul, khususnya jika parameter kekuatan, kekakuan dan daktilitas
dijadikan tolak ukur.
Daftar pustaka
Baja, https://id.wikipedia.org/wiki/Baja

Earthquake resistant Enginering of steel structures oleh Hitoshi Kuwamura,


http://link.springer.com/chapter/10.1007%2F978-4-431-74093-3_8#page-2
Beton https://id.wikipedia.org/wiki/Beton

http://www.slideshare.net/IrfanMalik9/columns-lecture1

The Seismic Design Handbook By Farzad Naeim

Anda mungkin juga menyukai