Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGERTIAN DAN JENIS STRUKTUR JEMBATAN

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Sipil

DISUSUN OLEH :

Jannatul Izzah

202169010005

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan “Makalah

Pengertian dan Jenis Struktur Jembatan” ini tanpa ada suatu halangan apapun..

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang kita

nanti – nantikan syafaatnya di dunia dan di akhirat.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam – dalamnya

kepada Yth :

1. Dr. Ghozali S.pd., M.Pd. selaku Dosen Bahasa Indonesia Program Studi

Teknik Sipil Universitas Yudharta Pasuruan;

2. Orang tua yang telah memberikan dorongan baik secara moril maupun

materil;

3. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan demi peningkatan karya tulis ilmiah ini.Penulis berharap semoga karya

tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pasuruan, 30 April 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian............................................................................................................................. 3

2.2 Pembagian Elemen Struktur Jembatan......................................................................3

2.3 Jenis – Jenis dari Jembatan.............................................................................................. 5

2.4 Kegunaan dari Jembatan.................................................................................................. 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 19

3.2 Saran....................................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 20
BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat

kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan

studi yang menarik. Jembatan mungkin tidak ada artinya bagi orang-orang yang

bertempat tinggal di daerah dataran yang rata, tidak didapati adanya sungai, jurang,

tebing, ataupun keadaan dimana kita akan berpindah tempat namun ada penghalang

di depan kita. Sebaliknya, jembatan dirasa sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang

bertempat tinggal di daerah yang sangat sulit dijangkau, sehingga jembatan sangat

di butuhkan sebagai alat penghubung dari satu tempat ke tempat lain.

Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai alat

penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan sebagai sarana

untuk memperlancar kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya suatu

daerah yang selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara yang

berkembang, akses ke daerah-daerah ataupun ke kota sangat dibutuhkan, dengan

adanya jembatan ini sangat membantu hal tersebut.

Dalam makalah ini penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai pengertian

dan jenis struktur jembatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan jembatan ?

2. Apa saja struktur pada jembatan ?

3. Apa saja jenis – jenis dari jembatan ?

4. Apa kegunaan dari jembatan ?

1
1.3 Tujuan Penelitian

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dari jembatan;

2. Agar mahasiswa mampu mengetahui struktur pada jembatan;

3. Agar mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis dari jembatan;

4. Agar mahasiswa mampu mengetahui kegunaan dari jembatan.

1.4 Manfaat Penilitian

1. Mahasiswa mampu memahami maksud dari jembatan;

2. Mahasiswa mampu memahami struktur pada jembatan;

3. Mahasiswa mampu memahami jenis – jenis dari jembatan;

4. Mahasiswa mampu memahami kegunaan dari jembatan.

2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi

melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah

suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan

yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur

sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang

dan lain-lain.

2.2 Pembagian Elemen Struktur Jembatan

Elemen struktur utama penyusun jembatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Struktur Atas (Superstructures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung

yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu

lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dan lain-lain Struktur atas

jembatan umumnya terdiri dari :

1. Trotoar

a. Sandaran dan tiang sandaran

b. Peninggian trotoar (kerb)

c. Lantai trotoar

2. Lantai kendaraan

3. Gelagar induk

4. Balok diafragma

5. Ikatan pengaku (ikatan angin dan ikatan melintang)

6. Tumpuan (Bearing)

3
2. Struktur Bawah (Substructures)

Struktur bawah jembatan berfungsi untuk memikul seluruh beban struktur

atas dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan

hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dan sebagainya. Struktur

bawah jembatan umumnya meliputi :

1. Pangkal Jembatan (Abutmen)

a. Dinding belakang (Back wall)

b. Dinding penahan (Retaining wall)

c. Dinding sayap (Wing wall)

d. Oprit, plat injak (Approach slab)

e. Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

f. Tumpuan (Bearing)

2. Pilar Jembatan (Pier)

a. Kepala pilar (Pier head)

b. Pilar (Pier), yang berupa dinding, kolom atau portal

c. Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

d. Tumpuan (Bearing)

3. Pondasi (Foundation)

Pondasi jembatan berfungsi untuk meneruskan seluruh beban jembatan ke

tanah dasar. Jenis pondasi abutmen atau pier jembatan diantaranya :

a. Pondasi setempat (Spread footing)

b. Pondasi sumuran (Caisson)

c. Pondai tiang (Pile foundation)

1) Tiang pancang kayu (Log Pile)

2) Tiang pancang baja (Steel Pile)

4
3) Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile)

4) Tiang pancang beton prategang (Prestessed Concrete Pile)

5) Tiang Pancang komposit (Compossite Pile)

2.3 Jenis – Jenis dari Jembatan

2.3.1 Menurut Jenis Materialnya

Menurut jenis material merupakan sebuah bangunan jembatan dengan

dibangun oleh bahan – bahan tertentu di antaranya sebagai berikut :

1. Jembatan kayu

Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai

panjang relatif pendek dengan beban yang diterima relatif ringan.

Meskipun pembuatannya menggunakan bahan utama kayu, struktur

dalam perencanaan atau pembuatannya harus memperhatikan dan

mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika).

2. Jembatan pasangan batu dan batu batu

Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang

konstruksi utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat

jembatan dengan  batu dan bata umumnya konstruksi jembatan

harus dibuat melengkung. Seiring perkembangan zaman jembatan

ini sudah tidak digunakan lagi.

5
3. Jembatan beton bertulang dan jembatan beton prategang

Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan

untuk bentang jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang

seiring dengan perkembangan zaman ditemukan beton prategang.

Dengan beton prategang bentang jembatan yang panjang dapat

dibuat dengan mudah.

4. Jembatan baja

Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan

bentang yang panjang dengan beban yang diterima cukup besar.

Seperti halnya beton prategang, penggunaan jembatan baja banyak

digunakan dan bentuknya lebih bervariasi, karena dengan jembatan

baja bentang yang panjang biayanya lebih ekonomis.

6
5. Jembatan komposit

Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang

sama atau berbeda dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari

masing – masing bahan tersebut, sehingga kombinasinya akan

menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.

2.3.2 Menurut Jenis Structural

Bangunan jembatan memiliki bentuk struktur yang berbeda – beda

tergantung kegunaan dan kecocokan lokasi yang ada. Berikut ini

beberapa jenis bangun jembatan berdasarkan jenis strukturnya :

1. Jembatan Alang (Beam Bridge)

Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana dimana

jembatan hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang

pada kedua pangkalnya. Asal usul struktur jembatan alang berawal dari

7
jembatan balok kayu sederhana yang di pakai untuk menyeberangi sungai.

Di zaman modern, jembatan alang terbuat dari balok baja yang lebih kokoh.

Panjang sebuah balok pada jembatan alang biasanya tidak melebihi 250 kaki

(76 m). Karena, semakin panjang balok jembatan, maka akan semakin lemah

kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena itu, struktur jembatan ini sudah

jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat saja. Jembatan

alang terpanjang di dunia saat ini adalah jembatan alang yang terletak di

Danau Pontchartrain Causeway di selatan Louisiana, Amerika Serikat.

Jembatan ini memiliki panjang 23,83 mil (38,35 km), dan lebar 56 kaki (17

m).

2. Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)

Berbeda dengan jembatan alang, struktur jembatan penyangga berupa balok

horizontal yang disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu

pangkalnya. Pembangunan jembatan penyangga membutuhkan lebih banyak

bahan dibanding jembatan alang. Jembatan penyangga biasanya digunakan

untuk mengatasi masalah pembuatan jembatan apabila keadaan tidak

memungkinkan untuk menahan beban jembatan dari bawah sewaktu proses

pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras dan tidak mudah bergoyang, oleh

karena itu struktur jembatan penyangga biasanya digunakan untuk memuat

8
jembatan rel kereta api. Jembatan penyangga terbesar di dunia saat ini

adalah jembatan penyangga Quebec Bridge di Quebec, Kanada. Jembatan ini

memiliki panjang 549 meter (1.801 kaki).

3. Jembatan Lengkung (Arch Bridge)

Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya.

Jembatan lengkung yang paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat

Yunani, contohnya adalah Jembatan Arkadiko. Beban dari jembatan akan

mendorong dinding tumpuan pada kedua sisinya.

4. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)

Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan

menggunakan tali atau dengan potongan bambu. Jembatan gantung modern

9
digantungkan dengan menggunakan kabel baja. Pada jembatan gantung

modern, kabel menggantung dari menara jembatan kemudian melekat pada

caisson (alat berbentuk peti terbalik yang digunakan untuk menambatkan

kabel di dalam air) atau cofferdam (ruangan di air yang dikeringkan untuk

pembangunan dasar jembatan). Caisson atau cofferdam akan ditanamkan

jauh ke dalam lantai danau atau sungai. Deck/ lantai jembatan di tahan oleh

kabel vertikal yang dihubungkan pada kabel suspensi di atasnya. Kabel

suspensi adalah bagian terpenting dari jembatan bersuspensi, karena

fungsinya adalah menahan beban lantai jembatan yang nantinya diteruskan

ke tumpuan yang ada di ujung jembatan. Kabel suspensi ini juga didukung

oleh suatu menara yang tugasnya membawa berat daripada Dek jembatan.

Jenis jembatan ini pada awalnya digunakan dalam medan pegunungan.

Daerah yang pertama kali membangun jembatan jenis ini adalah di sekitar

Tibet dan Bhutan. Jembatan gantung terpanjang di dunia saat ini adalah

Jembatan Akashi Kaikyo di Jepang. Jembatan ini memiliki panjang 12.826

kaki (3.909 m).

Jembatan Suspensi ini juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)

10
Jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang telah

dibangun. Jangkar di kedua sisinya mendukung dek/ lantai

jembatan dan tidak memiliki menara/dermaga untuk dukungan

tambahan di tengahnya. Jembatan ini biasanya memiliki busur ke

atas dan ke bawah, yang terbentuk karena dek/ lantai jembatan.

Jembatan ini termasuk jembatan fleksibel yang didukung oleh

kabel suspensi. Jenis jembatan ini tidak digunakan untuk

menahan beban yang sangat berat karena lantai jembatan

memiliki kapasitas beban yang terbatas, biasanya hanya pejalan

kaki yang hendak menyeberang sungai, lembah maupun jurang.

b. Underspanned Suspension Bridge

Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung

dek atas. Struktur jembatan ini berbeda dengan pendahulunya,

jembatan gantung sederhana. Dek / lantai jembatan ini berada di

atas kabel utamanya. Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun

karena tidak memiliki kestabilan dikarenakan kabel utamanya

yang berada di bawah dek jembatan. Tumpuan kabel utama dari

jembatan ini sama seperti jembatan suspensi sederhana (Simple

11
Suspension Bridge) yaitu pada ujung ujung jembatan, ditanam ke

dalam tanah.

c. Stressed Ribbon Bridge

Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung

Sederhana. Kabel sebagai unsur struktur penahan ditanam di Dek.

Dek/ lantai jembatan tersebut membentuk huruf “U” pada

bentang antar tumpuannya. Ini terbentuk karena Kabel/pita

dikenai kompresi, dengan begitu jembatan ini menjadi kaku dan

tidak bergoyang atau memantul. Jembatan ini dibuat dengan

memperkuat beton dengan diberi kabel tegangan baja. Ini adalah

salah satu jenis jembatan suspensi terkuat dan juga bisa

digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

d. Suspended Deck Suspension Bridge

Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum

digunakan dari beberapa jenisnya. Menggunakan kabel suspensi

12
yang ditanam di tanah. Suspender jembatan ini menyuport dek/

lantai jembatan yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek

jembatan ini dibuat kaku dan bisa dilalui oleh kendaraan berat

dan lalu lintas rel. Jembatan ini juga menggunakan menara/ tiang

untuk membantu kabel suspensi menyalurkan beban ke pondasi

jembatan.

e. Self Anchored Suspension Bridge

Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended

Deck Suspension Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung

kabel suspensi utama. Ujung dari kabel suspensi utama dari

jembatan gantung ini melekat pada masing masing ujung dek dan

tidak ditanam ke tanah melainkan menggunakan jangkar buatan

untuk menanamnya. Untuk itu jembatan jenis ini sangat cocok

dibangun pada daerah yang tidak mempunyai struktur tanah yang

stabil dan sulit membuat penahan jembatan. Seperti contoh di

Negara Jepang.

13
Jembatan Suspensi sangat banyak memiliki kelebihan. Dia jauh lebih

fleksibel, karena dia mampu menahan gempa dan kekuatan alam

lainnya. Garis garis yang dibuat oleh kabel utama maupun kabel

vertikalnya membuat jembatan ini terkesan ramping dan memiliki

estetika yang menarik.

5. Jembatan Kabel-Penahan (Cable-Stayed Bridge)

Jembatan cable stayed adalah salah satu dari beberapa tipe jembatan

bentang panjang. Jembatan jenis ini memiliki karakteristik yang

menguntungkan dibandingkan dengan tipe jembatan bentang panjang yang

lain baik dari segi teknis, ekonomis, maupun estetika.

Sebuah jembatan cable-stayed memang terlihat apik dan indah ketika

dipandang.  Jembatan yang mengandalkan tali sebagai penahan beban

jembatan diperuntukkan bagi lintasan antar wilayah yang biasanya terpisah

oleh sungai, lembah ataupun diatas tanah datar. Konstruksi yang kompleks

14
membuat jembatan sulit untuk dibangun. Namun keindahan kabel

bentangan menjadi daya tarik tersendiri bagi jembatan.

Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200

tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya

dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh

Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan

seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern.

Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan

mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan

maupun segi estetika.

6. Jembatan Kerangka (Truss Bridge)

Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan

modern. Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan

membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya menampung sebagian berat

struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan kerangka

dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya pembuatannya

yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih efisien. Selain itu,

jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang

lebih jauh dengan menggunakan elemen yang lebih pendek daripada

jembatan alang. Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan

bentuk dasar berupa segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua

ujungnya sehingga setiap batang hanya menerima gaya aksial tekan atau

tarik saja.

15
7. Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)

Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari

bahan beton. Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal

yang dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat beban.

Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua sistem yaitu post

tensioning dan pre tensioning. Pada sistem post tensioning tendon prategang

ditempatkan di dalam duct setelah beton mengeras dan transfer gaya

prategang dari tendon pada beton dilakukan dengan penjangkaran di ujung

gelagar. Pada pre tensioning beton dituang mengelilingi tendon prategang

yang sudah ditegangkan terlebih dahulu dan transfer gaya prategang

terlaksana karena adanya ikatan antara beton dengan tendon. Jembatan

beton prategang sangat efisien karena analisa penampang berdasarkan

penampang utuh. Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi bentang

jembatan 20 - 40 meter.

16
8. Jembatan Box Girder

Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional

maupun prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar

jembatan, dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan

gantung, cable-stayed maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box

girder adalah momen inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat

sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah penampang. box

girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium

adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah box memungkinkan

pemasangan tendon prategang diluar penampang beton. Jenis gelagar ini

biasanya dipakai sebagai bagian dari gelagar segmental, yang kemudian

disatukan dengan sistem prategang post tensioning.

Analisa fullprestressing suatu desain dimana pada penampang tidak

diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada

pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang

20 – 40 meter.

2.4 Kegunaan dari Jembatan

Jembatan merupakan alat penghubung antara dua bagian jalan yang terputus

oleh rintangan – rintangan seperti sungai, lembah, laut dan sebagainya. Selain

itu jembatan juga memiliki kegunaan lain diantaranya :

17
1. Jembatan jalan raya (highway brigde)

Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan

baik kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini

menghubungkan antara jalan satu ke jalan lainnya.

2. Jembatan pejalan kaki (foot path)

3. Jembatan kereta api (railway brigde)

Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api.

Perencanaan jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan,

hingga beban yang diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api

yang melewati jembatan tersebut.

4. Jembatan jalan air

5. Jembatan jalan pipa

6. Jembatan penyebrangan

7. Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan

ini yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan

penyeberangan tersebut dan memberikan keamanan serta mengurangi

faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan.

18
BAB III : PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk

menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya

rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran

irigasi dan pembuang;

2. Terdiri dari 3 struktur; struktur atas, struktur bawah dan pondasi;

3. Jembatan di buat dengan mengutamakan keselamatan penggunanya.

3.2 Saran

Perlu dikembangkan dan dilakukan riset lagi sebaiknya dalam memakai

bahan material untuk pembuatan jembatan agar tidak terjadi

pembengkakan biaya.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://science.howstuffworks.com/engineering/civil/bridge.htm

http://www.britannica.com/technology/bridge-engineering

http://www.pbs.org/wgbh/nova/tech/build-bridge-p3.html

http://www.technologystudent.com/forcmom/dkforce2.htm

wikipedia.org

20
21

Anda mungkin juga menyukai