Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU BAHAN BANGUNAN

Fakultas : Teknik

Prodi : Sipil

Disusun Oleh :

Anggota : 1. Asril

2. Ikbal Papalia

3. La Ode M. Ali Fajar

4. M. Pujianto

5. Fauzia H. Fatsey

6. Rara Damayanti S.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah Jalan dan

Jembatan dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi

tugas Ilmu Bahan Bangunan. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bpk.

Said Fais Assagaf selaku dosen Ilmu Bahan Bangunan.

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam

makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada

berbagai pihak untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi guna

meningkatkan kinerja untuk kedepannya.


DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................... i

Kata Pengantar.................................................................................. ii

Daftar Isi.........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

I. Jalan Raya …………………………………………………..2


1. Jenis Konstruksi Perkerasan Lentur atau Flexible Pavement….3
2. Jenis Konstruksi Perkerasan Kaku atau Rigid Pavement……...4
3. Jenis Konstruksi Komposit atau Composite Pavement……5

II. JENIS JENIS JEMBATAN DARI BEBERAPA ASPEK


1.1. Pengertian Jembatan ………………………… 6
1.2. Struktur Jembatan …………………………….7
1.3. Fungsi Jembatan ……………………………..8

BAB II PENUTUP................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 10
BAB : I

I. JENIS-JENIS JALAN RAYA

Saat pembangunan jalan raya, ada beberapa tahapan pengerjaan yang harus dilakukan. Salah
satunya adalah tahap perkerasan jalan raya. Pada tahapan ini, jalan raya diperkeras dengan
menggunakan lapisan konstruksi yang mempunyai kekuatan, ketebalan, kekakuan dan kestabilan
tertentu. Tujuannya tak lain supaya jalan raya bisa menyalurkan beban kendaraan yang lalu
lalang di atas permukaan jalan raya ke tanah bagian dasar dengan aman. Nah, konstruksi
perkerasan terdiri dari beberapa jenis.

Berikut ini jenis-jenis perkerasan jalan raya berdasarkan bahan ikat yang dipakai dan komposisi
konstruksi perkerasan.

1. Jenis Konstruksi Perkerasan Lentur atau Flexible Pavement

Jenis perkerasan jalan raya ini menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Aspal merupakan
material semen yang berwarna hitam, memiliki tekstur padat atau setengah padat. Unsur pokok
yang menonjol di dalam aspal disebut bitumen. Bitumen bisa terjadi secara alami atau bisa juga
dihasilkan dari penyulingan minyak.

Dalam penggunaannya, aspal dipanaskan terlebih dahulu sampai pada temperatur tertentu hingga
aspal menjadi cair. Dalam keadaan cair, aspal bisa membungkus partikel agregat dan dapat
masuk ke pori-pori lapisan jalan. Saat temperaturnya sudah mulai turun, aspal akan menjadi
keras lalu mengikat agregat di tempatnya.
2. Jenis Konstruksi Perkerasan Kaku atau Rigid Pavement

Pada jenis perkerasan jalan raya ini, bahan pengikat yang digunakan adalah semen portland atau
PC. Di Indonesia, jalan raya dengan jenis konstruksi perkerasan kaku ini lebih populer dengan
sebutan jalan beton. Pada konstruksi ini, lapisan atas adalah pelat beton yang diposisikan di atas
tanah dasar atau pondasi. Adapun sifat lapisan utama yang berupa plat beton adalah memikul
sebagian besar beban lalu lintas di atasnya. Jika terjadi pengulangan beban, maka akibatnya akan
timbul retak-retak di permukaan jalan.

Perkerasan kaku ini sesungguhnya bisa dikelompokkan ke dalam 3 jenis yakni perkerasan beton
semen biasa dengan sambungan tanpa menggunakan tulangan sebagai kendali retak, perkerasan
beton semen biasa dengan sambungan memakai tulangan sebagai kendali retak, dan jenis
perkerasan beton bertulang tanpa sambungan.

Konstruksi perkerasan kaku atau jalan beton biasanya diterapkan untuk jalan dengan beban lalu
lintas yang tinggi seperti pada jalan tol. Konstruksi jalan dengan perkerasan kaku ini memiliki
kelebihan yakni lebih tahan lama dan biaya perbaikannya terbilang lebih rendah. Tetapi memang
para pengguna jalan merasa lebih nyaman menggunakan jalan beraspal dibandingkan dengan
jalan beton ini.

Pada jalan tol, beton yang digunakan adalah beton dengan kelas mutu P yang memiliki ketebalan
kurang lebih 29 Cm. Pada proses perkerasan ini digunakan mesin sebagai alat bantu yakni mesin
Wirtgen SP500 dan G&Z S600. Kedua mesin ini tergolong sebagai mesin yang canggih dan
berfungsi untuk menghamparkan dan memadatkan beton pada permukaan jalan tol.

Mesin Wirtgen SP500 merupakan sebuah mesin buatan Jerman yang bergerak maju saat
melakukan tugas perkerasan jalan. Mesin ini mampu mengerjakan beton sejauh 1 Km dalam
kurun waktu kurang lebih 6 jam. Sedangkan G&Z S600  atau kependekan dari Guntert &
Zimmerman, adalah mesin yang lebih baru jika dibandingkan dengan mesin Wirtgen SP500.
Cara kerjanya tak jauh berbeda, hanya saja G&Z S600 memiliki jangkauan pengecoran yang
lebih panjang. Mesin ini cocok dipakai untuk jalan yang mempunyai lebar lebih dari 6 meter.
Mesin ini juga bisa mengatur ketebalan beton hingga maksimal setebal 457 mm.

3. Jenis Konstruksi Komposit atau Composite Pavement

Jenis konstruksi perkerasan jalan raya ini memadukan antara jenis konstruksi perkerasan kaku
dan jenis konstruksi perkerasan lentur. Konstruksi perkerasan lentur diposisikan di atas
konstruksi perkerasan kaku atau bisa juga sebaliknya.
II. JENIS JENIS JEMBATAN DARI BEBERAPA ASPEK

1.1. Pengertian Jembatan

 Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan
yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa).
Jembatan yang merupakan bagian dari jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan
transportasi darat yang akan menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan
pembangunan jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga
pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna
jembatan.

1.2. Struktur Jembatan

1. Struktur Atas (Superstructures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat
sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan
kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
a.        Trotoar :
·         Sandaran dan tiang sandaran,
·         Peninggian trotoar (Kerb),
·         Slab lantai trotoar.

b.     Slab lantai kendaraan,


c.    Gelagar (Girder),
d.    Balok diafragma,
e.    Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
f.    Tumpuan (Bearing).
2.   Struktur Bawah (Substructures)

Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban lain
yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan
dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh
fondasi ke tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :

a.        Pangkal jembatan (Abutment),


·         Dinding belakang (Back wall),
·         Dinding penahan (Breast wall),
·         Dinding sayap (Wing wall),
·         Oprit, plat injak (Approach slab)
·         Konsol pendek untuk jacking  (Corbel),
·         Tumpuan (Bearing).

b.       Pilar jembatan (Pier),

·         Kepala pilar (Pier Head),


·         Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
·         Konsol pendek untuk jacking  (Corbel),
·         Tumpuan (Bearing).

3.   Fondasi

Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.


Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pierjembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam jenis, antara lain :
a.   Fondasi telapak (spread footing)
b.   Fondasi sumuran (caisson)
c.   Fondasi tiang (pile foundation)
·         Tiang pancang kayu (Log Pile),
·         Tiang pancang baja (Steel Pile),
·                        Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
·                       Tiang pancang beton prategang pracetak
      (Precast Prestressed Concrete Pile),
·         Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place),
·         Tiang pancang komposit (Compossite Pile),

1.3. Berdasarkan fungsinya, Jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :

1.   Jembatan jalan raya (highway bridge)

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan


seperti sungai, rel kereta apiataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan pejalan
kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari
infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan
sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum
kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
2. Jembatan jalan kereta api (railway bridge)

Jembatan Cikubang adalah jembatan kereta api yang menghubungkan kota Bandung


dengan kota Jakarta. Jembatan ini terletak di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Jembatan ini memiliki empat pilar baja seberat sekitar 110 ton. [1] Jembatan Cikubang merupakan
jembatan kereta api terpanjang di Indonesia dengan panjang 300 meter. Jembatan Cikubang
mulai digunakan sejak tahun 1906 dan masih saat ini masih kukuh berdiri dengan tinggi 80 meter
dari dasar sungai Cikubang. Pembangunan jembatan ini berkaitan dengan pembangunan jalur
kereta api Cikampek-Purwakarta-Bandung yang dimulai antara tahun 1881 – 1884 oleh
perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS).[2]

Penambahan struktur jembatan dengan lengkungan logam setengah lingkaran sepanjang


rel di bagian bawah bantalan dilakukan pada 1953. Penguatan itu seiring dengan mulai
dioperasikannya lokomotif diesel. Jembatan Cikubang terlihat jelas dari jalan raya antara Plered
dan Padalarang, bahkan sering membuat wisatawan berhenti sejenak untuk menyaksikan kereta
api yang melintas di jembatan tersebut.
3. Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)

Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan kaki untuk


menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan
menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat pemberhentian bus (seperti
busway Transjakarta di Indonesia), untuk memberikan akses kepada penderita cacat yang
menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu. 

Desain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang sama dengan


jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari jembatan kendaraan, dalam
desain JPO biasanya mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari penggunanya. Di
samping itu masalah estetika juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun JPO
terutama dijalan-jalan protokol dimana desain arsitektur menjadi pertimbangan yang penting.
1.4.    Jembatan Ditinjau Dari Material Yang Digunakan

Klasifikasi jembatan menurut material yang digunakan dibedakan atas bahan yang
dominan dipergunakan, terutama bahan sebagai struktur utama bangunan atas, berikut jembatan
ditinjau dari material yang digunakan dibedakan menjadi:
1)      Jembatan Kayu (Log Bridge)

Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana ditinjau dari segi konstruksi yang sangat
mudah, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat dari material kayu yang sifatnya darurat atau
tetap, dan dapat dikerjakan/dibangun tanpa peralatan modern.
Jembatan ini sangat dikenal oleh manusia, ketika masa lampau untuk menghubungkan sungai
cukup menggunakan kayu, entah dari pohon yang tumbang atau sengaja dirancang, salah satu
ahli mengatakan bahwa jembatan yang terbuat dari material kayu, merupakan jembatan yang
mudah diperbaharui.

Dari segi materialnya kayu memmpunyai beberapa keuntungan dan kekurangan, diantaranya
sebagai berikut ini:

Jadi dapat saya simpulkan bahwa jembatan kayu lebih sesuai untuk konstruksi sederhana
dengan bentang pendek, karena untuk jembatan dengan bentang yang panjang, material kayu
sudah tidak ekonomis lagi.

2)  Jembatan Baja (Steel Bridge)


Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja: deck,
girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel, pada jembatan baja saya
akan menerangkan jembatan rangka baja, ialah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka
batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan untuk mendistribusikan beban
ke setiap rangka-rangkanya. Rangka batang tersebut terdiri dari batang tarik dan batang tekan.

Batang tarik adalah batang yang menerima beban tarik. Desain untuk batang tarik didasarkan
atas ijin tegangan tarik dimana tegangan yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan ijin.
Apabila ada lubang maka luas penampang adalah luas netto (luas brutto-luas lubang). Untuk
menahan beban berguna dipakai factor of safety (faktor keamanan) yang cukup terhadap
kehancuran.

Batang tekan yang merupakan batang dari suatu rangka batang. Batang ini dibebani gaya
tekan aksial searah panjang batangnya. Kolom juga merupakan batang tekan tegak yang bekerja
untuk menahan balok-balok loteng, rangka atap, lintasan crane dalam bangunan pabrik dan
sebagainya yang untuk seterusnya akan melimpahkan semua beban tersebut ke pondasi.

3)  Jembatan Beton (Concrete Bridge)


Jembatan yang terbuat dari material beton pertama kali digunakan pada abad ke 19,
industry semen mendominasi setelah tahun 1865, beton banyak digunakan untuk jembatan
lengkung dan konstruksi bagian bawah, jembatan beton bertulang pertama kali dibangun setelah
ditemukannya teknik pembuatan beton bertulang untuk struktur, yaitu di prancis pada tahun
1875.

Selama beberapa dekade jembatan beton bertulang dibangun untuk jembatan dengan
bentang pendek, terutama pada awal tahun 1890 dan semakin meningkat pada abad ke 20. Slab
dan gelagar jembatan beton bertulang secara luas digunakan untuk bentang-bentang pendek
untuk beberapa dekade.

Sumber :         https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Cikubang
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan
https://www.situstekniksipil.com/2017/10/klasifikasi-jembatan.html
BAB : II

KATA PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam

makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya

pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul

makalah ini.

Saya banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang

membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di

kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

http://meniksipil.blogspot.com/2011/10/macam-macam-struktur-jembatan.html
https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1360&bih=608&tbm=isch&sa=1&ei=XkKgXJvxLdfXz7sPpvOlOA&q=Jemba
tan+Pasangan+Batu+Kali%2FBata&oq=Jembatan+Pasangan+Batu+Kali
%2FBata&gs_l=img.3...40146.40146..41525...0.0..0.221.221.2-1......1....2j1..gws-wiz-
img.o0gKXis4cgo#imgrc=AiMj23cLrML7MM:
https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1360&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=ikKgXMiuCrbWz7sPuN6QqAY&q=Jem
batan+bambu&oq=Jembatan+bambu&gs_l=img.3..35i39j0l5j0i5i30l4.572317.575434..575822...
0.0..0.113.683.3j4......0....1..gws-wiz-img.......0i67.qXiMZXJ4KW4
https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1360&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=NEugXNT0E4jtvgSK2qP4DQ&q=Jemb
atan+kayu&oq=Jembatan+kayu&gs_l=img.3..35i39j0l9.13807.16266..17099...0.0..0.109.802.8j1
......1....1..gws-wiz-img.......0i5i30.xzIuasg7nK4
https://www.google.com/search?
q=jembatan+kayu&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi1s_KwzqvhAhXQknAKH
TsYAGEQ_AUIDigB&biw=1360&bih=657
http://candramadyaanugrah.blogspot.com/2018/07/jenis-jenis-jembatan.html

Anda mungkin juga menyukai