Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH PADA

PERKERASAN JALAN

DISUSUN OLEH :
Fanny Fajria
17050724029

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan penuh syukur Penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya Penyusun dapat menyelesaikan tugas
Makalah Perkerasan Jalan “Soil Improvement for Pavement Construction” pada
mata kuliah Perkerasan Jalan ini dengan lancar.

Pada Penyusunan Makalah Perkerasan Jalan ini penyusun mendapatkan


bimbingan, bantuan, saran, dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Purwo
Mahardi., S.T., M.Sc., selaku dosen Perkerasan Jalan, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Serta teman-teman yang tidak
dapat Penyusun sebutkan satu persatu.

Akhir kata Penyusun berharap semoga Penyusunan Makalah ini dapat


bermanfaat untuk berbagai pihak, khususnya untuk mahasiswa Teknik Sipil,
Universitas Negeri Surabaya, serta Penyusun menyadari akan kekurangan yang
ada pada Makalah ini, untuk itulah Penyusun tidak lupa meminta kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan Makalah Alat
Konstruksi ini kedepannya.

Sidoarjo, April 2019

Penyusun

Page | i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
BAB I .......................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan .............................................................................................................2
D. Manfaat ..........................................................................................................2
BAB II .....................................................................................................................3

A. Perkerasan Jalan .............................................................................................3


B. Perkerasan Kaku .............................................................................................4
C. Perkerasan Lentur............................................................................................5
D. Perkerasan Komposit ......................................................................................6
E. Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan ...........................................................6
F. Teknik Meningkatkan Daya Dukung Tanah untuk Perkerasan Jalan .............7
G. Studi Kasus ...................................................................................................11

BAB III ..................................................................................................................12


A. Kesimpulan ...................................................................................................12
Daftar Pustaka ......................................................................................................13

TEKNIK SIPIL 2017 1


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan bertambahnya kepemilikan kendaraan bermotor baik


itu kendaraan roda dua ataupun roda empat yang berkembang sangat pesat
maka pelayanan jalan raya harus ditingkatkan. Jenis kendaraan yang melalui
jalanan beraneka ragam, baik ukuran, berat total, konfigurasi dari beban
sumbu kendaraan, daya dan lain-lain. Jalan adalah prasarana transportasi
darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori,
dan jalan kabel. Bagian dari jalan yang perlu direcanakan dengan baik guna
menghasilkan jalan yang nyaman dan aman yaitu Lapis Perkerasan Jalan.

Perkerasan jalan merupakan hal yang utama untuk menunjang dalam


kegiatan transportasi secara aman, nyaman dan mudah. Maka dari itu
dibutuhkan perkerasan jalan yang memadai dan layak untuk digunakan
dalam kegiatan sehari-hari. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan
yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang
berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi darat maka
diharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang dapat
mengakibatkan terhambatnya suatu kegiatan bertansportasi.

Apabila perkerasan jalan mengalami kerusakan, disitu pula masalah


besar akan terjadi. Jalan yang kurang nyaman, banyak lubang, retak, bisa
juga mengakibatkan ketidaknyamanan pengendara dan pengguna jalan.
Akibat dari itupula bisa terjadinya kecelakaan. Maka dari itu, sebelum
kerusakan jalan menjadi besar, ada baiknya untuk memperbaiki jalan,
merawat dan melakukan pengamatan pada jalan secara berkala untuk
mencegah terjadi kerusakan sejak awal yang tidak sesuai dengan umur
rencana.

Page | 1
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, berikut ini
didapatkan rumusan masalah :
1) Apa itu perkerasan jalan?
2) Apa sajakah jenis perkerasan jalan?
3) Apa saja faktor yang menyebabkan kerusakan jalan?
4) Teknik apa saja yang dapat dilakukan guna meningkatkan daya
dukung tanah untuk perkerasan jalan?

C. Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan yaitu:
1) Mengetahui pengertian perkerasan jalan, jenis perkerasan jalan, dan
lapis perkerasan jalan.
2) Mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan jalan.
3) Mengetahui Teknik – Teknik yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki daya dukung tanah untuk perkerasan jalan.

D. Manfaat
Diharapkan manfaat yang didapatkan antara lain sebagai berikut:
1) Menambah wawasan bagi pembaca mengenai perkerasan jalan kaku
dan lentur, serta lapisannya.
2) Mengetahui apa sajakah faktor yang merusak jalan, dan cara
memperbaikinya.
3) Menjadikan referensi dan pengetahuan dalam mata kuliah
Perkerasan Jalan.

Page | 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah bagian dari jalur lalu lintas, yang bila kita
perhatikan secara struktural pada penampang melintang jalan, merupakan
penampang struktur dalam kedudukan yang paling sentral dalam suatu
badan jalan. Perkerasan jalan dalam kondisi baik maka arus lalu lintas
akan berjalan dengan lancar, demikian sebaliknya kalau perkerasan jalan
rusak, lalu lintas akan sangat terganggu (Ir. Hamirhan Saodang MSCE,
2005).
Perkerasan jalan diletakkan diatas tanah dasar, dengan demikian
secara keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi tidak lepas dari tanah
dasar yang berasal dari lokasi itu sendiri atau tanah dari lokasi didekatnya
yang telah dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga
mempunyai daya dukung yang baik serta berkemampuan mempertahankan
perubahan volume selama masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan
kondisi lingkungan dan jenis tanah setempat (Sukirman, 1999).
Berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat
dibedakan atas :
1. Rigid Pavement ( Perkerasan Kaku )
2. Flexible Pavement ( Perkerasan Lentur )
3. Composite Pavement ( Perkerasan Komposit)

Page | 3
B. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan kaku atau perkerasan beton semen adalah suatu


konstruksi (perkerasan) dengan bahan baku agregat dan menggunakan
semen sebagai bahan ikatnya, ( Aly,2004 ).
Perkerasan kaku merupakan struktur yang terdiri dari pelat beton
semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan,
atau menerus dengan tulangan dan terletak di atas lapis pondasi bawah,
tanpa atau dengan pengaspalan sebagai lapis aus (nonstruktural). Pada
saat ini dikenal ada 5 jenis perkerasan beton semen yaitu :
1) Perkerasan beton semen tanpa tulangan dengan sambungan (Jointed
plain concrete pavement).
2) Perkerasan beton semen bertulang dengan sambungan (Jointed
reinforced concrete pavement).
3) Perkerasan beton semen tanpa tulangan (Continuosly reinforced
concrete pavement).
4) Perkerasan beton semen prategang (Prestressed concrete pavement).
5) Perkerasan beton semen bertulang fiber (Fiber reinforced concrete
pavemen).

Dibutuhkan kecermatan pada desain perkerasan kaku di atas


tanah lunak atau Kawasan lainnya yang berpotensi menghasilkan
pergerakan struktur yang tidak seragam. Untuk daerah tersebut,

Page | 4
perkerasan lentur akan lebih murah karena perkerasan kaku
membutuhkan fondasi jalan yang lebih tebal dan penulangan.

C. Perkerasan Lentur ( Flexible Pavement )

Perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.


Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban
lalu lintas ke tanah dasar. Perkerasan lentur menyebarkan beban lalu lintas
ke tanah dasar yang dipadatkan melalui beberapa lapisan sebagai berikut
 Lapisan permukaan
 Lapisan Pondasi atas
 Lapisan pondasi bawah
 Lapisan tanah dasar

Menurut Sukirman (1999), menyatakan lapis perkerasan lentur


(flexible pavement) adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar (subgrade). Lapis
permukaan (surface caurse) adalah bagian perkerasan jalan paling atas,
lapis tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut:

 Lapis perkerasan penahan beban roda.


 Lapis kedap air
 Lapis aus, lapis yang langsung menderita gesekan akibat
roda kendaraan.
 Lapis yang menyebarkan beban ke lapis bawah, sehingga
dapat dipikul oleh lapis lain yang mempunyai daya dukung
lebih jelek.

Page | 5
Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapis dapat bersifat
kedap air dan memberikan bantuan tegangan tarik yang berarti
mempertinggi daya dukung lapis terhadap beban roda lalu lintas. Jenis
lapis permukaan yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain :

 Penetrasi Macadam (Lapen)


 Lasbutag (Lapis Tanah Galian)
 Laston (lapis aspal beton)

D. Perkerasan Komposit (Composite Pavement)


Perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur,
dimana dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku, atau
perkerasan kaku diatas perkerasan lentur. (Sukirman, 1999).

E. Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan

Hendriansyah (2016 : 369), menjelaskan bahwa lapisan perkerasan


jalan akan mengalami penurunan tingkat pelayanannya ditandai dengan
adanya kerusakan pada lapisan perkerasan jalan. Kerusakan yang terjadi
juga bervariasi pada setiap segmen di sepanjang jalan, apabila hal tersebut
dibiarkan dalan jangka waktu yang lama, maka akan dapat memperburuk
kondisi lapisan perkerasan sehingga dapat mempengaruhi keamanan,
kenyamanan dan kelancaran dalam berlalu lintas.
Menurut Sukirman (1999), kerusakan pada konstruksi perkerasan
jalan dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban;
2. Air, Kerusakan perkerasan yang memerlukan tindakan rehabilitasi tidak
selalu dipicu oleh kerusakan yang secara langsung terkait dengan beban
lalu lintas dan daya dukung struktur perkerasan. Kerusakan perkerasan
lentur maupun kaku sering disebabkan oleh air yang masuk kedalam
struktur perkerasan. (Bina Marga 2017)

Page | 6
3. Material konstruksi perkerasan, faktor ini dapat disebabkan oleh sifat
material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh system pengolahan
yang tidak baik;
4. Iklim, Indonesia beriklim tropis dimana suhu udara dan curah hujan
umumnya tinggi yang merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan;
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil, faktor ini kemungkinan
disebabkan oleh sistem pelaksanaan kurang baik atau dapat juga
disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang tidak bagus;
6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
7. Daya dukung tanah tempat konstruksi perkerasan jalan tersebut di
letakkan.

F. Teknik Meningkatkan Daya Dukung Tanah untuk Perkerasan Jalan


Kekuatan konstruksi sebuah perkerasan jalan sangat ditentukan dari
besaran nilai daya dukung tanah di mana konstruksi itu diletakkan. Semakin
baik nilai daya dukung tanah maka semakin baik pula ketahanan dari
konstruksi tersebut. Sering kali terjadi pada konstruksi jalan khususnya pada
perkerasan lentur terjadi kegagalan (kerusakan) sementara masa pemakaian
jalan masih dalam umur rencana.
1. Geotekstil

Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable


yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan

Page | 7
pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen
dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.

Beberapa fungi dari geotekstil yaitu:

 Untuk perkuatan tanah lunak.


 Untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana
cukup lama dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel
dan dinding penahan tanah.
 Sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai
lapisan pelindung.

Dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada kasus:

 Timbunan tanah diatas tanah lunak


 Timbunan diatas pondasi tiang
 Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence.

Keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan geotekstil


perkuatan tanah lunak yaitu konstruksi sederhana sehingga mudah untuk
dilaksanakan, menghemat waktu pelaksanaan, menghemat biaya
konstruksi.

Sedangkan kerugian dari penggunaan geotekstil adalah bahwa


geotekstil tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Tetapi hal ini dapat diatasi
dengan penutupan berupa pasangan batu kali ataupun dengan bahan lainya.

2. Prevabricated Vertical Drain (PVD)

Kecepatan konsolidasi tanah-tanah berbutir halus yang mudah


mampat dapat dipercepat dengan drainase vertikal / vertical drain. Drainase

Page | 8
vertikal ini memberikan lintasan air pori yang lebih pendek ke arah
horisontal. Jarak drainase arah horisontal yang lebih pendek menambah
kecepatan proses konsolidasi beberapa kali lebih cepat. Disamping itu
permeabilitas tanah ke arah horisontal yang beberapa kali lebih besar, juga
mempercepat laju proses konsolidasi. Proses konsolidasi yang dipercepat
ini mempercpat pula kenaikan kuat geser tanah aslinya. (Hary Christady).
Drainase vertikal dapat berupa kolom pasir / sand drain atau drainase
vertikal pracetak / PVD.
Drainase vertikal pracetak (Prefabricated Vertical
Drained)berbentuk pita dengan tampang empat persegi panjang dengan
lebar sekitar 100 mm dan tebal 4 mm dan dibuat dari geosintetis yang
menyelubungi inti plastik. Selubung luar umumnya dibuat dari geotekstil
nir-anyam (non-woven) yang terbuat dari polyester atau polypropylene. Inti
plastik berfungsi sebagai penahan selubung filter, dan untuk memberikan
aliran longitudinal di sepanjang PVD.
3. Tiang Pancang

Pelaksanaan metode tiang pancang untuk memperbaiki tanah yang


lunak dilakukan dengan mengaplikasikan bore pile atau PC spun pile. Jadi,
konstruksi bangunan yang akan didirikan di atas tanah ini tidak bertumpu
langsung pada tanah yang lunak, melainkan bertopang pada lapisan tanah
keras yang terletak di bawahnya. Pada praktiknya, kendala utama yang
wajib diperhatikan dalam penerapan metode tiang pacang yakni risiko
terjadinya negative skin friction.

Tiang berfungsi untuk mendistribusikan beban melalui kedalaman


lapisan dengan memanfaatkan lekatan antara tanah dan permukaan tiang
(tiang lekat). Tiang akan dapat mengurangi penurunan dan meningkatkan
stabilitas timbunan.

Page | 9
Tiga pendekatan dasar diterapkan dalam penggunaan tiang ini:

 Memikul Seluruhnya: tiang memikul seluruh beban timbunan


sampai ke lapisan keras, sehingga mengurangi penurunan menjadi
sangat kecil,
 Memikul Sebagian: tiang tidak didesain untuk memikul seluruh
beban dari timbunan, penurunan dikurangi tetapi tidak dihilangkan,
 Memikul Setempat: tiang didesain untuk memikul hanya sebagian
dari timbunan, biasanya pada areal pinggir timbunan dengan
maksud untuk meningkatkan stabilitasnya .

4. Cerucuk Bamboo atau Corduroy

Prinsip kerjanya sebelum dilakukan penimbunan terlebih dahulu


memasang bantalan baik yang terbuat dari bambu (cerucuk) atau dari
kayu gelondongan (corduroy) sehingga saat tanah dihampar tidak
bercampur dengan tanah asli dibawahnya dan tanah timbunan tersebut
membentuk satu kesatuan yang mengapung diatas tanah aslinya
semacam ponton yang mengapung diatas air. Biasanya digunakan kayu
bakau, terutama pada tanah lunak. Metode ini sebagai perkuatan yang
termurah. Sistem ini lebih sesuai untuk tanah yang selalu basah atau
muka air selalu dipermukaan, misal pada proyek didaerah pantai. Jenis
kayu bakau setempat yang kuat dan bulat diameter sekitar 5 sampai 10
cm dengan panjang 2 sampai 5 meter. Pemancangan tiang cerucuk
secara manual biasanya. Terdapat pondasi cerucuk bamboo yang telah
dimodifikasi dan dipatentkan oleh Pak Mansyur Irsyam (dosen ITB)
yang telah diaplikasikan pada beberapa daerah di Indonesia serta telah
terbukti manfaatnya.

Page | 10
G. STUDI KASUS
Berikan pendapat anda berkaitan dengan gambar dibawah ini :

Kerusakan jalan tersebut sangat parah. Perencanaan yang kurang


matang dan analisis terhadap lingkungan disekitar mungkin kurang. Penyebab
terjadinya hal tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor. Antara lain:

1. Tipe Subgrade
Sebelum melakukan pembangunan perkerasan jalan di suatu tempat.
Hendaknya menguji kualitas tanah yang ada. Apabila kualitas nya jelek,
maka bisa dilakukan beberapa cara untuk meningkatkan daya dukung tanah,
guna mencegah terjadinya hal seperti gambar diatas.
2. Temperature
Temperature ini merupakan faktor yang perlu diperhatikan saat
merencanakan perkerasan jalan. Karena, temperature mempengaruhu
lapisan modulus elastis aspal. Apabila temperature sangat panas, aspal akan
kehilangan kekakuannya. Saat kondisi temperature dingin, aspal akan
menjadi rapuh dan retak.

Page | 11
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perkerasan jalan merupakan hal yang utama untuk menunjang dalam


kegiatan transportasi secara aman, nyaman dan mudah. Perkerasan jalan dibagi
menjadi tiga yaitu perkerasan lentur, perkerasan kaku, dan perkerasan komposit.
Semua perkerasan memiliki kekurangan dan kelebihannya. Penggunaan perkerasan
jalan disesuaikan dengan keadaan alam, lingkungan, kendaraan yang melalui, dan
perencanaan lainnya. Karena jalan adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk
kenyamanan pengguna, perkerasan jalan harus di rencanakan sebaik mungkin guna
mengurangi kemungkinan rusak. Apabila perkerasan jalan rusak, jalanan menjadi
tidak nyaman dan dapat mengakibatkan kecelakaan. Salah satu faktor yang dapat
merusak jalan yaitu daya dukung tanah yang rendah. Tetapi, ada pula beberapa
Teknik untuk mengatasi daya dukung tanah yang jelek agar menjadi lebih baik.

Page | 12
Daftar pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan

http://bungblog7.blogspot.com/2016/09/perbaikan-tanah-pada-perkerasan-jalan.html

http://eprints.undip.ac.id/33829/6/1625_chapter_II.pdf

https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/penggunaan-geotextile-pada-
perkerasan-lentur-flexible-pavement

http://arafuru.com/sipil/4-metode-perbaikan-tanah-lunak.html

Saodang, Ir. Hamirhan MSCE. 2004. Perencanaan Geometrik Jalan. NOVA :Bandung.

Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Janderal Bina Marga, 2017, Manual Desain
Perkerasan Jalan, Nomor 04/SE/Db/2017, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.

Hendriansah, Nur. 2016. eJournal Kurva S Jurnal Mahasiswa Volume 1 Nomor 1.Untag
Samarinda.

Akbar, Said Jalalul. Wesli. 2014. eJournal “STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN
INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA”. Universitas
Malikussaleh.

Maricar, Iskandar. Dkk. eJournal “STUDI PENURUNAN TANAH DI ATAS TANAH LUNAK (STUDI
KASUS JALAN NASIONAL TIKKE – BARAS, SULAWESI BARAT”. Universitas Hasanuddin.

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai