A Kehadiran (min.75%) 10
C UTS 30
d UAS 35
NILAI HURUF dan ANGKA MUTU
Nilai huruf Nilai Angka
A 80,0 -100
B 76,0 -85,9
C 60,0 – 75,0
D 40,0 – 69,9
E <40
LANJUTKAN KE MATERI………
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Perkerasan Jalan
1. Jalan Tanah
Jalan yang bahan pengerasannya dari tanah bergradasi di urugan
secara bertahap dan diratakan secara mekanis sesuai dengan ukuran
dan persyaratan geometrik jalan. Proses meratakan muka tanah
dibantu dengan air pada kondisi optimum sehingga memudahkan
dalam hal pemadatan. Proses pembuatan profil damaja jalan bisa
dilakukan melalui pengalian atau timbunan.
2. Jalan Krikil
Ciri-ciri dari jalan yang berbahan batu pecah terdiri
dari permukaan jalan bagian atas di pasangkan
lapisan bersusun dari batu kerikil, batu pecah 5/7,
dilapisi cairan aspal serta bagian atas ditebarkan
batu 1/1 dan lapisan pasir kasar,. Bagian tepi
dipasangkan batu underlag pengunci tepi
perkerasan terluar dengan batu 20/15 cm
3. Jalan Sistem Telford
Lapisan perkerasan yang disusun dari lapisan bagian bawah pasir urug
tebal 10 cm, lapisan batu underlag 15 -20 cm, dilapisi batu pengunci
5/7 cm dan dipadatkan secara mekanis dalam 8 kali ( bolak balik),
dalam sistem Telford, Lebar minimal tidak lebih dari 2,5 m-3,0 m, untuk
tanah keras dipakai tebal konstruksi 15 cm, ukuran batu tepi sebesar 15-
20 cm
4. Jalan Sistem Mac Adam
Sistem lapisan perkerasan yang di desain oleh John London Mc. Adam pada (1756-
1836) memperkenalkan konstruksi perkerasan dengan prinsip “tumpang tindih”
dengan mempergunakan batu-batu pecah yang dipasangkan bersusun dengan
ukuran batu terbesar 3". Batu besar terletak pada bagian bawah, lapis bagian atasnya
digunakan batu dengan susunan lebih kecil. Bagian tepi jalan berbatasan dengan
bahu jalan dipasangkan pasangan batu atau konstruksi massif dari pasangan batu
untuk mencegah terjadinya pergeseran lapisan kesamping.
Jalan aspal
Jalan beton
Menurut Silvia Sukirman (1999) agar konstruksi perkerasan jalan
dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan, maka
perkerasan jalan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu:
1. Syarat-Syarat Berlalu Lintas
a. Permukaan perkerasan jalan yang rata, tidak bergelombang, tidak
terdapat lendutan dan tidak berlubang, sehingga menjamin keamanan
dan kenyamanan pengguna jalan.
b. Permukaan perkerasan jalan yang cukup kaku, sehingga tidak mudah
mengalami perubahan bentuk akibat beban yang bekerja di atasnya.
c. Permukaan perkerasan jalan cukup kesat dan memberikan gesekan
yang baik antara ban dan permukaan perkerasan jalan sehingga
kendaraan tidak mudah mengalami selip.
d. Permukaan perkerasan jalan tidak mengkilap dan sehingga tidak silau
jika terkena sinar matahari
2. Syarat-syarat kekuatan/ struktural
a. Ketebalan perkerasan yang cukup sehingga beban lalu lintas mampu
disebarkan ke tanah dasar.
b. Kedap terhadap air, sehingga air tidak meresap ke lapisan di bawahnya.
c. Permukaan mampu mengalirkan air dengan mudah, sehingga air hujan
yang jatuh di atasnya dapat dengan cepat dialirkan
d. Kekakuan untuk memikul beban lalu lintas yang bekerja tanpa
menimbulkan deformasi yang berarti pada perkerasan jalan.
2. Jenis Perkerasan Jalan
.
Perkerasan jalan aspal adalah perkerasan jalan yang
permukaan bagian atasnya menggunakan campuran agregat-
aspal. Struktur perkerasan jalan aspal bersifat relatif lentur
karena aspal dapat melunak bila suhu meningkat atau dibebani
secara terus menerus. Oleh karena itu maka perkerasan jalan
aspal sering juga disebut perkerasan lentur
Perkerasan lentur merupakan campuran agregat batu
pecah, pasir, material pengisi (filler), dan aspal yang
kemudian dihamparkan lalu dipadatkan.
Perkerasan lentur dirancang untuk melendut dan
kembali lagi ke posisi semula bersama-sama dengan
tanah-dasar pada saat menerima beban.
Perkerasan lentur (Flexible Pavement) merupakan perkerasan
yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-
lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan
beban lalu-lintas (Sukirman, 1999).
Sesuai dengan konsep perkerasan lentur, perkerasan ini
akan melendut / melentur bila diberikan beban pada
perkerasan. Karena sifat penyebaran gaya maka muatan
yang diterima oleh masing-masing lapisan berbeda dan
semakin kebawah semakin kecil.