JEMBATAN
BAB
KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN
VII
BAB VII KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Konstruksi Konstruksi
Konstruksi Perkerasan
Perkerasan Perkerasan
Komposit
lentur Kaku
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Sesuai dengan Manual Desain Jalan Nomor. 02/ M/ BM/ 2013, Jenis struktur
perkerasan dapat dibedakan menjadi:
a. Struktur perkerasan yang digunakan pada tanah asli
b. Struktur perkerasan yang dipakai pada timbunan.
c. Struktur perkerasan pada daerah galian.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
3,5 sentimeter.
4) Latasir (lapis tipis aspal pasir), Jenis ini adalah lapisan penutup yang
terbuat dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus kemudian
dicampur, dihampar, serta dipadatkan dengan suhu tertentu dengan
ketebalan tidak boleh lebih dari 1 sampai dengan 2 sentimeter.
5) Buras (laburan aspal), Jenis lapisan penutup yang dibuat dari lapisan
aspal dengan ditaburi pasir dengan ukuran butiran tidak boleh
melebihi 3/ 8 inch.
6) Latasbum (lapis tipis asbuton murni), Jenis lapisan penutup yang
terbuat dari campuran bahan pelunak dengan asbuton, dengan
perbandingan tertentu proses pencampuran pada saat suhu dingin,
dengan ketebalan padat tidak boleh melebihi 1 sentimeter.
7) Lataston (lapis tipis aspal beton) atau hot rolled sheet (HRS), Jenis
lapisan penutup ini dibuat dari campuran aspal keras, agregat
bergradasi timpang, dan mineral pengisi (filler) dalam perbandingan
tertentu. Pembuatan lapisan ini pencampurannya dan pemadatannya,
pada saat panas, dengan tebal padat antara 2,5 sampai dengan 3,0
sentimeter.
Lapisan bersifat struktural, lapisan ini berguna untuk mendistribusikan
dan menahan beban roda kendaraan.
1) Penetrasi macadam (lapen), lapisan ini dibuat dari campuran agregat
pokok dan agregat pengunci dengan gradasi terbuka dan seragam.
Lapisan ini diikat dengan aspal dengan cara menyemprotkan aspal
keatasnya dan dipadatkan lapisan demi lapisan. Kemudian di atas
lapisan lapen ini diberi agregat penutup dan laburan aspal. Setiap
lapisan lapen mempunyai ketebalan antara 4 sampai dengan 10
sentimeter.
2) Lasbutag (Lapisan Aspal Buton Beragregat), lapisan ini dibuat dari
campuran agregat, asbuton, dan bahan pelunak yang dicampur,
dihamparkan serta dipadatkan secara dingin. Lasbutag mempunyai
ketebalan lapisan antara 3 sampai dengan 5 sentimeter.
3) Laston (lapis tipis aspal beton), lapisan ini dibuat dengan cara
mencampur agregat bergradasi menerus dengan aspal keras. Lapisan
ini dicampur, dihamparkan dan dipadatkan pada suhu tertentu.
b. Lapisan Fondasi Atas (Base Course)
Lapis fondasi atas, lapisan ini merupakan lapis perkerasan yang
berada di bawah lapis permukaan, dan di atas lapis fondasi bawah atau
bisa juga di atas tanah dasar. Lapisan ini harus dibuat dengan material yang
mempunyai kualitas sangat tinggi. Dimana bahan yang digunakan untuk
membuat lapis ini harus lebih baik daripada lapis fondasi bawah. Lapisan
fondasi atas ini haru mampu menahan beban yang berat akibat muatan
dikarenakan letaknya yang tepat di bawah lapis permukaan. Lapis fondasi
atas mempunyai kegunaan diantaranya:
1) Meredam gaya lintang dari beban roda serta mendistribusikan beban
ke lapisan di fondasi bawah atau langsung ke tanah dasar.
2) Sebagai lapisan untuk penyerapan lapisan fondasi bawah.
DESAIN PERMODELAN DAN
126 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2) Tulangan pelat
Dalam penerapannya tulangan yang digunakan pada pelat untuk
konstruksi perkerasan memiliki ciri fungsi, tempat dan bentuk yang
berbeda dengan tulangan yang digunakan untuk pekerjaan bangunan
yang lain. Adapun spesifik tulangan pelat pada perkerasan kau adalah:
a) Tulangan ini biasanya berbentuk gulungan atau lembaran. Untuk
penggunaanya di lapangan tulangan yang bentuknya lembaran
lebih dianjurkan daripada tulangan berbentuk gulungan.
b) Tulangan pelat pada perkerasan beton semen ini ditempatkan
pada Lokasi ¼ tebal pelat di sebelah atas.
c) Tulangan ini bergunan untuk menahan beton agar tidak retak
atau agar retak beton tidak terbuka, dan tidak difungsikan untuk
menahan gaya lintang atau momen, sehingga tulangan pelat beton
ini tidak mengurangi tebal perkerasan kaku.
d) Tulangan sambungan
e) Tulangan sambungan pada perkerasan beton semen dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tulangan sambungan arah
melintang dan tulangan sambungan arah memanjang. Tulangan
sambung melintang direncanakan untuk menerima kembang
susut dari arah memanjang pelat sedangkan tulangan sambung
memanjang direncanakan agar bisa menerima gerakan lenting
pelat beton. Ciri-ciri maupun kegunaan dari kedua jenis tulangan
sambung tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
f) Tulangan sambungan melintang/ dowel
g) Tulangan ini berguna sebagai sarana gerakan kembang susut dari
beton untuk pergeseran dan juga untuk sarana untuk memikul
beban yang disebarkan dari roda lalu lintas melalui celah
sambungan beton.
h) Tulangan ini berukuran besar, berbentuk polos dan rapi.
i) Tulangan ini satu sisinya melekat pada pelat beton, sementara satu
sisi yang lain tidak.
j) Tulangan ini dipasang sejajar sumbu jalan dan ditempatkan
ditengah tebal pelat.
k) Tulangan sambungan memanjang/ Tie bar
l) Tulangan ini berupa baja ulir yang dipasang pada setiap sambungan
memanjang pada perkerasan kaku.
m) Tulangan ini berguna sebagai unsliding devices dan rotation devices
.
n) Tulangan ini berukuran kecil dan berbentuk ulir.
o) Tulangan ini melekat pada kedua sisi pelat beton.
p) Tulangan ini dipasang tegak lurus sumbu jalan dan ditempatkan
ditengah tebal pelat beton.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
pada saat akan hujan, hujan dan sesudahnya, ataupun pada saat ada angin
kencang. Kemudian setelah semua permukaan batu tersiram prime coat,
dilanjutkan dengan penghamparan batu ukuran antara 2 sampai dengan
3 cm yang berfungsi sebagai pengunci, dengan jumlah 0,017 meter kubik
setiap luasan 1 meter persegi, dengan kemiringan melintangnya ±3%.
Lapisan batu pengunci ini kemudian dipadatkan sampai padat dengan
vibrating compactor jangan sampai kurang dari 6 kali lintasan. Kemudian
lapisan batu pengunci yang telah padat disiram kembali dengan dengan
aspal cair dengan ukuran 1,5 liter setiap meter perseginya. Dilanjutkan
dengan menebarkan pasir sebagai lapisan penutup di atas permukaan
lapisan batu pengunci yang sudah disiram aspal tadi secara merata dengan
ukuran 0,01meter kubik. Lapisan penutup tadi dipadatkan kembali dengan
menggunakan vibrating compactor sampai padat. Hal-hal pokok yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan ini adalah:
1) Batu pokok, batu pengunci dan lapisan penutup (pasir) harus kering,
baik sebelum maupun sesudah disiram aspal.
2) Untuk menjaga supaya Lapen tidak mudah aus yang disebabkan lapisan
penutup yang terdorong ke tepi karena lalu lintas yang lewat., maka
untuk beberapa waktu perlu pengmbalian lapisan pasir yang tersebar
di pinggir jalan untuk dikembalikan ke tengah jalan.
MATERI PEMBELAJARAN
d. Spreading
Pelaksanaan pekerjaan ini dengan cara meratakan adukan beton yang
sudah dituang ke dalam cetakan/ Bekisting sehingga memenuhi semua
badan jalan, dengan menggunakan peralatan spreader.
e. Pekerjaan Vibrating
Pekerjaan Vibrating dilakukan dengan cara menggetarkan beton
dengan beton vibrator untuk memadatkan adukan beton, hal ini untuk
mencegah keroposnya beton yang dibuat. Sehingga hasil dari beton yang
dibuat menjadi beton yang padat dan kuat.
f. Pekerjaan Jidar
Pekerjaan jidar dilakukan dengan cara mengetokan jidar alumunium
di atas permukaan beton, untuk mengetahui jika ada permukaan beton
yang kurang lurus atau bergelombang. Apabiala didapati permukaan yang
kurang rata kemudian ditambahkan adukan beton yang sudah diambil 2/
3 splitnya. Pekerjaan jidar ini digunakan untuk menguji permukaan beton
sudah rata atau belum.
g. Pekerjaan Trowelling
Pekerjaan ini dilakukan agar permukaan beton terlihat rata dan
mengkilap. Penghalusan permukaan beton ini dilakukan sembil menunggu
pengerasan beton.
h. Pekerjaan Grooving dan Perencanaan
Pekerjaan ini dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian khusus
yaitu mengerti dan mengetahui tingkat kekerasan beton. Dalam pekerjaan
ini dilakukan dengan memberikan tekstur yang diberikan pada permukaan
beton.
i. Pekerjaan Curing compound
Curing compound merupakan bahan perawatan dan perlindungan
beton yang menghambat proses penguapan air pada beton basah.
Pemberian bahan ini bertujuan untuk menghidarkan beton dari cacat
beton akibat cepatnya susut beton. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara
menyemprotkan cairan curing compound ke beton. Pekerjaan ini dilakukan
setelah grooving di saat beton belum mengeras.
j. Pekerjaan Tenda Pelindung
Pekerjaan tenda pelindung adalah dengan cara mendirikan tenda
pelindung untuk melindungi beton dari cuaca dan gangguan lainnya. Hal
ini bertujuan untuk:
1) Mengurangi penguapan pada permukaan beton yang terlalu cepat.
2) Menjaga dari gangguan binatang maupun dari benda-benda jatuh.
3) Melindungi dari hujan ataupun gangguan cuaca yang lain yang tiba
tiba datang.
k. Pekerjaan Curing dengan Karung
Pekerjaan ini bertujuan untuk menjaga beton dari cacat beton seperti
retak rambut. Pekerjaan curing dengan karung dilakukan dengan cara
menutup permukaan beton dengan karung goni basah pada saat umur
beton 1 sampai dengan 7 hari.
MATERI PEMBELAJARAN
l. Pekerjaan Cutting
Pekerjaan cutting dilakukan untuk memotong bagian-bagian beton
agar sesuai dengan bentuk ataupun keinginan yang direncanakan, pekerjaan
ini dilakukan ketika beton belu terlalu keras kira kira 12 sampai dengan
18 jam setelah pengecoran. Dalam melakukan pemotongan ini digunakan
alat khusus pemotong beton (cutter beton). Sebagai contoh alat pemotong
beton yang sering kita jumpai di lapangan adalah Concrete cutter.
CONTOH SOAL
Jawab:
CAKRAWALA
ASPAL
Pada abad ke 18, John Metcalf, seorang berkebangsaan Inggris yang dilahirkan
pada tahu 1717 masehi, Membuat jalan sejauh 300 kilometer di Yorkshire. Jalan
ini dibuat dengan susunan konstruksi lapisan paling bawah dari batu-batuan yang
besar, sebagai fondasi jalan tersebut. Selanjutnya di atas batu-batu tadi diletakkan
batu galian, kemudian sebagai penutup digunakan lapisan batu kerikil. Setelah
John Metcalf membuat bangunan jalan tersebut, pada tahun 1803 sampai dengan
tahun 1821 masehi, Thomas Telford orang Skotlandia juga membangun jaringan
jalan di Skotlandia sepanjang hampir 1.500 kilometer. Dalam perencanaanya,
Telford kemudian menyempurnakan metode pembuatan jalan dari Metcalf, dengan
cara menggantikan batu galian dengan batu pecah. Ketebalan lapisan batu pecah
juga sudah dihitung menurut ciri dan sifat dari kendaraan/ lalu lintas yang akan
melewati jalan tersebut.
CAKRAWALA
Kurang lebih setengah abad kemudian yaitu pada tahun 1870 masehi, seorang ahli
kimia berkebangsaan Belgia yang bernama Edmund J.Desmedt membangun jalan
di depan balai kota Newark, New Jersey di Amerika Serikat. Dia mulai menggunakan
aspal sebagai bahan pengiikat pada perkerasan jalan yang dibuatnya. Pada saat
itu Edmund menggunakan pasir, dan aspal alam yang diperoleh dari Trinidad. Dari
hasil yang sangat bagus dan memuaskan yang diperoleh oleh Edmund, maka para
pengusaha pembuat jalan pada saat itu kemudian menggunakan aspal sebagai
bahan dari proyek jalan yang akan dikerjakan dan dibuat.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Berikan jawabanmu secara dengan baik dan benar untuk menjawab soal berikut.
1. Sebutkan susunan lapisan konstruksi dari perkerasan lentur, jelaskan disertai
gambar?
2. Jelaskan persoalan yang berkaitan dengan tanah dasar yang sering ditemui
di lapangan?
3. Kita mengenal jenis-jenis perkerasan beton semen, sebutkan dan jelaskan!
4. Jelaskan cara pelaksanaan pekerjaan lapis permukaan pada konstruksi
perkerasan lentur?
5. Sebutkan dan jelaskan metode perkerasan jalan pada konstruksi perkerasan
kaku!
REFLEKSI