Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia terlahir di dunia dengan bakat dan kemampuannya masingmasing. Bakat dan kemampuan orang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya berasal dari faktor genetika keluarga dan faktor dari lingkungan sekitar, seperti sekolah dan daerah tempat tinggal. Bakat dan kemampuan yang dimiliki manusia harus dimanfaatkan secara bijaksana serta penuh tanggung jawab. Seperti yang tertulis pada Injil Matius : (Mat25 : 16-18 ) segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Mengacu pada perikop, dapat disimpulkan bahwa dalam kehiupan nyata juga terjadi hal yang sama seperti yang diumpamakan Yesus dalam Injil Matius tersebut. Dalam kehidupan ini ada sebagian orang yang menggunakan bakat dan talentanya secara maksimal, ada yang kurang maksimal, dan ada pula yang tidak mengembangkannya. Sebagai insan manusia yang diberi talenta oleh Tuhan, seharusnya kita senantiasa mengembangkan bakat atau berusaha mencari talenta diri masing-masing. Setelah menemukan talenta dan mengembangkannya, lalu apa yang akan kita lakukan? Talenta yang diberikan Tuhan bukan sekadar ajang untuk unjuk diri saja, melainkan untuk menolong sesama manusia yang membutuhkan. Karena tidak ada manusia sempurna yang serba bisa, maka mau tidak mau kita harus saling bahu membahu menolong sesama yang kesulitan sebisa kita dan sesuai dengan talenta yang dimiliki. Menolong sesama manusia bukanlah hal yang mudah. Ada yang mendukung, ada yang merasa terbantu, tetapi ada pula yang menentang bahkan mencemooh tindakan tersebut. Seringkali niat baik seseorang dicela dan dicurigai atau tidak dipercaya oleh orang lain.Salah satu contohnya adalah anak indigo. Keberadaan anak indigo pada mulanya tidak dipedulikan oleh masyarakat. Namun akhir-akhir ini masyarakat mulai peduli terhadap keberadaannya. Apalagi setelah salah

satu televisi swasta menyajikan tayangan mengenai keberadaan dan kehidupan anak indigo di tengah masyarakat. Judul acara tersebut yakni Indigo. Anak indigo memiliki kemampuan dan kepekaan yang lebih dari orang biasa. Seringkali orang berprasangka bahwa anak indigo adalah anak yang mengidap penyakit ADD() dan menganggap bahwa anak indigo adalah anak yang aneh dan mengerikan. Padahal, anak indigo merupakan anak yang memiliki sensitivitas dan kepekaan akan sesama yang tinggi. Anak indigo mempunyai niat untuk mengubah dunia menjadi lebih damai dengan kemampuannya membaca masa depan. Masyarakat banyak berpendapat bahwa indigo adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan dunia lain. Ada pula yang beranggapan bahwa faktor penyebab seseorang memiliki kemampuan indigo karena kecelakaan yang hamper merenggut nyawa, karena pernah mengalami mati suri, bahkan ada yang mengatakan indigo sebagai bawaan sejak lahir. Namun secara logis, pada dasarnya indigo indigo merupakan berkat yang diberikan Tuhan kepada orang pilihan-Nya, tak ada yang mampu memastikan mengapa Tuhan memberikan kemampuan indigo pada sesorang. Pada umumnya anak-anak indigo memiliki karakteristik yang sama. Mereka mempunyai empati yang tinggi dan umumnya memiliki perilaku yang tidak lazim untuk anak seusianya. Para pengikut New Age menganggap bahwa keberadaan anak indigo merupakan sebagai jawaban untuk memperbaiki dunia. Namun sebaliknya, banyak juga orang yang beranggapan bahwa anak-anak dengan karakteristik seperti itu adalah penderita kelainan perilaku yang sering diidentifikasikan sebagai heperaktif tetapi memiliki sifat yang budiman. Jika ditelaah kedalam ilmu pengetahuan secara mendalam anak-anak indigo ini lahir karena mereka yang akam mewarisi duni baru, yaitu dengan bergantinya Zaman Pisces ken Zaman Aquarius. Zaman Aquarius ini ditandai dengan munculnya keinginan untuk menjadi lebih spiritual lagi. Spiritual di sini bukan berarti religius tetapi lebih kearah mendalami religi untuk menumukan kebenaran sejati. Fenomena ini menarik banyak pihak, karena dalam paradigma psikologi manusia, anak-anak itu dianggap aneh, seperti dalam film The Sixth Sense. Pandangan ini muncul karena selama ini kemanusiaan terlanjur dianggap sebagai hal yang statis, tak pernah berubah. Padahal, semua ciptaan Tuhan selalu berubah.

Dapat dijelaskan pula bahwa anak Indigo memiliki keunggulan dalam cakra Ajna (the third eyes) yang terletak di dahi antara kedua alis mata yang berkaitan dengan kelenjar hormone hipofisis dan epifisis di otak, yaitu cakra ke-enam. Selain memiliki keunggulan pada cakra Ajna, anak indigo juga memiliki kelebihan/kekhususan pada aura. Aura manusia tak pernah tanpa warna. Walaupun intensitas atau distribusi warna-warna dalam aura dapat sangat berbeda, aura lazimnya dicirikan oleh warna dominan dalan struktuk warna yang mantap. Karenanya, anak indigo adalah anak yang memiliki aura dominanindigo (biru keunguan). Adapun dihubungan antara cakra dan aura yaitu warna indigo (biru keunguan) menenpati urutan keenam pada spektrum warna pelagi maupun pada deret vertikal cakra (dari bawak ke atas), dalam bahasa sansekerta disebut Cakta Ajna, yang terletak di dahi, di antara dua mata. Pandangan masyarakat terhadap anak indigo berbeda-beda. Ada yang menentang, ada pula yang mendukung talenta anak indigo. Tak sedikit yang mengatakan bahwa indigo itu suatu aliran sesat ataupun pengikut setan. Namun banyak pula yang mengatakan bahwa indigo merupakna karunia Tuhan yang harus diterima dengan lapang dada dan dilaksanakan dan dimanfaatkan sesuai aturannya. Pandangan-pandangan yang kontras ini pasti akan menimbulkan kontroversi mengenai keberadaan anak indigo di tengah masyarakat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melihat lebih lanjut tentang adamya Kontroversi Kebaradaan Anak Indigo.

B. Rumusan Masalah Bedasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Apa penyebab adanya anak indigo? 2. Apa kelebihan dan kekurangan dari anak indigo? 3. Apa dampak keberadaan anak indigo dalam masyarakat? 4. Bagaimana pandangan kaum awam dan kaum agama tentang keberadaan anak indigo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memaparkan penyebab adanya anak indigo. 2. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan anak indigo. 3. Memaparkan dampak keberadaan anak indigo dalam masyarakat. 4. Menjelaskan pandangan tentang anak indigo menurut kaum awam dan kaum agama.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat member memfaat kepada para pembaca berupa keberadan anak indigo serta kontroversinya, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat tersebut adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Member pemahaman kepada masyarakat tentang keberadaan anak indigo. b. Menambah pembendaharaan penelitian SMA Strada St. Thomas Aquino khususnya tentang anak indigo 2. Manfaat Praktis a. Memunculkan motivasi kepada masyarakat untuk membuka pandangannya terhadap keberadaan anak indigo. b. Menumbuhkan tingkat kepedulian di dalam masyarakat terhadap keberadaan anak indigo.

E. Metode Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yaitu Subjek penelitian kami adalah anak indigo. Objek kajian penelitian kami adalah perbedaan pandangan kaum awam dan agama tentang keberadaan anak indigo. Adapun populasinya adalah kaum awam dan pemuka agama. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik nonprobability sampling, yaitu teknik yang biasa digunakan untuk penelitian yang populasinya tidak diketahui. Bedasarkan teknik tersebut, maka sampel penelitian ini adalah siwa-siswi SMA Santo Thomas Aquino kelas X sebanyak 1 kelas, siswa-siswi kelas XI sebanyak 3 kelas, dan 5 penuka agama yang terdiri dari agama Islam, Budha, Kristen, Katolik, dan Hindu.

Pengumpulan data penelitian kami ini dilauksanakan dengan metode wawancara dan kueisioner. Penelitian menggunakan teknik wawancara ini sebagai bukti pendukung yang lebih komkret dan lebih pasti dari narasumber terpercaya. Teknik wawancara ini dilakukan dengan mencatat dat atau informasi dari narasumber. Kami juga melakukan metode pengumpulan dat melalui angket yang akan dibagikan kepada siswa-siswi SMA Santo Thomas Aquino sebagai kaum awam unutk mengetahui pandangan mereka terhadap anak inidigo. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis data. Dalam kegiatan in, analisis data dilakukan denagn deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Dengan metode deskriptif kualitatif kami berusaha untuk menjelaskan pandanagn para pemuka agama mengenai komtroversi kebaradaan anak indigo. Sementara data-data yang telah kami dapat dari hasil angket akan kami deskrpitifkan secara kuantitatif. Penelitian ini mengunakan instrument utama yaitu penaliti sendiri. Dalam hal ini peneliti memegang kunci utama dari keseluruhan proses, mulai dari pencarian data analisis data, sampai pada hasil penelitian dan oembahasan.intrumen lain ytaitu berupa daftar pertanyaan dalm angket yang peneliti gunakan pada saat menerapkan metode kuisioner. Sedangkan instrument yang digunakan untuk wawncara yaitu daftar pertanyaan dan alat perkam. Penelitian ini juga dapat menggunakan teori-teori terkait anak indigo dalam kehidupan masyarakat sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai