Ash
Sebagai Subtitusi Parsial Semen
Tim Peneliti :
Menyetujui
Dosen Pembimbing Ketua Tim
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan...........................................................................................................3
1.4 Manfaat.........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23
iii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Gambar 2.1: Pengujian Kuat Tekan Beton............................................................8
Gambar 2.2: Hubungan Umur dengan Kuat Tekan Beton.....................................9
Tabel 3.1 : Jenis-jenis Pemeriksaan Agregat Kasar.............................................10
Tabel 3.2 : Jenis-jenis Pemeriksaan Agregat Halus.............................................10
Tabel 3.3 : Jenis Pengujian Beton........................................................................11
Tabel 3.4 : Detail Benda Uji BMT + Serbuk Kaca+Fly Ash Type F..........................11
Tabel 3.5 : Hasil Uji Serbuk Kaca........................................................................13
Tabel 3.6 : Hasil Uji Fly Ash Tipe F.....................................................................16
Tabel 3.7 : Perhitungan Perencanaan Campuran BMT fc’ = 50 MPa..................17
Tabel 3.8 : Komposisi Akhir Campuran BMT f’c=50 Mpa per 1 m3..................18
Tabel 3.9 : Biaya Pembuatan BMT f’c=50 Mpa per 1 m3...................................19
Tabel 3.10 : Biaya Pembuatan BMT f’c=50 Mpa per 3 Benda Uji......................19
iv
INOVASI BETON RAMAH LINGKUNGAN MUTU TINGGI
DENGAN SERBUK KACA DAN FLY ASH
SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemakaian serbuk kaca dan fly ash
sebagai bahan pengganti sebagian semen (substitusi parsial) terhadap nilai kuat tekan
beton mutu tinggi. Kadar Serbuk kaca dan fly ash sebagai bahan tambah alami yang
digunakan sebesar 5% dari berat semen. Pembahasan akan dilakukan berdasarkan
data-data pengujian kuat tekan benda uji. .
Benda uji beton berbentuk silinder 150x300mm dibuat dengan kuat tekan beton rencana
f’c =50 Mpa. Perencanaan campuran beton (concrete mix design) dilakukan
berdasarkan SNI-03-6468-2000 tentang “Tata cara pembuatan campuran beton
mutu tinggi”.
Benda uji beton terdiri dari 3 benda uji kuat tekan akan diuji pada umur 28 hari. dengan
alat compression testing machine (CTM) sesuai standar ASTM 39-89 “Standard test
method for compressive strength of cylindrical concrete specimens”.
Hasil pengujian diharapkan ada pengaruh substitusi parsial bahan tambah serbuk kaca
dan fly ash pada campuran beton untuk menghasilkan beton dengan kekuatan tinggi yaitu
lebih besar atau sama dengan 50 Mpa.
Kata – kata kunci : beton mutu tinggi, serbuk kaca, fly ash, kuat tekan
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
beton dengan bahan tambah (admixture) seperti fly Ash (Zeta Eridani, 2004)
dan bahan tambah serbuk kaca (Prayitno Slamet, 2009) ditemukan dapat
menghasilkan beton mutu tinggi (BMT).
Saat ini telah berkembang rekayasa teknologi bahan yang tidak hanya
membuat beton mempunyai kekuatan tinggi tetapi juga ramah lingkungan,
Beton ramah lingkungan adalah beton yang tersusun dari material yang tidak
merusak lingkungan atau beton yang memanfaatkan bahan limbah sehingga
mengurangi polusi lingkungan.
Inovasi bahan baru, seperti pengunaan bahan-bahan ramah lingkungan.
Bahan ramah lingkungan menjadi sorotan utama karena maraknya isu
tentang Global Warming.. Pemanfaatan bahan limbah seperti serbuk kaca
dan fly ash sebagai pengganti sebagian semen adalah salah satu terobosan
yang diperlukan. Berbagai inovasi beton telah dibuat agar mengurangi
polusi lingkungan. Salah satunya adalah dengan mengganti bahan material
beton dengan bahan ramah lingkungan, misalnya ; penggunaan limbah
copper slag (Dionisius, 2002) dan limbah kaca (Prayitno Slamet, 1999)
sebagai pengganti sebagian semen.
Salah satu bahan campuran pembuatan beton yang bersifat sangat
polutan adalah semen portland. Industri semen portland berpotensi sebagai
sumber pencemaran partikel (Wardhana, 2001). Hal ini disebabkan semen
Portland adalah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak (clinker) yang mengandung kalsium silikat (xCaO.SiO2) digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan kristal senyawa kalsium sulfat
(CaSO4.xH2O) akan menghasilkan debu semen. Menurut Wardhana (2001)
jenis debu yang dihasilkan oleh industri semen mengandung calsium bebas
(Ca)), silika bebas (SiO2) dan alumium bebas (Al). Senyawa SiO2 jika
terhisap masuk ke dalam menyebabkan penyakit silikosis (Sunu, 2001).
Senyawa Aluminium (Al) adalah senyawa yang mudah mengendap pada
lingkungan dan makanan, sehingga dapat terakumulasi di dalam paru-paru
dan dapat juga menyebabkan iritasi kulit, selaput lendir, dan saluran
pernapasan (Prayitno Slamet, 2016).
2
Penelitian BMT ramah lingkungan telah dilakukan sebagai usaha
mengurangi pemakaian semen pada beton yang sekaligus mengurangi polusi
lingkungan akibat semen. Penelitian BMT terdahulu dengan penambahan fly
ash telah dilakukan, seperti dilaporkan oleh Marsianus Danasi dan Ade
Lisantono (2015), Gaudensius dan Dionisius (2016). Sedangkan dengan
penambahan serbuk kaca oleh Slamet Prayitno (2016).
Berdasarkan latar belakang di atas maka rencana penelitian BMT yang
diusulkan pada proposal ini penting dilakukan. Usaha penelitian perlu
dilakukan untuk mendapatkan suatu alternatif baru penggunaan bahan-bahan
amah lingkungan dalam teknologi BMT. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah penelitian yang akan dilakukan ingin mengetahui
pengaruh penambahan bahan fly Ash ( tipe F ) dan serbuk kaca secara
bersamaan terhadap pembuatan BMT.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemakaian serbuk kaca
dan fly ash sebagai bahan pengganti sebagian semen (substitusi parsial)
terhadap kuat tekan beton mutu tinggi.
1.4 Manfaat
1. Dapat memberikan informasi tentang pengaruh pemakaian serbuk
kaca dan fly ash sebagai pengganti sebagian semen pada campuran
beton.
2. Dapat menghasilkan alternatif beton ramah lingkungan tanpa
mengurangi kualitas beton dan harga yang relatif ekonomis.
3. Mampu memanfaatkan limbah industri sebagai bahan tambahan
campuran beton.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
dalam SNI 03-6468-2000 didefinisikan sebagai beton yang mempunyai
kuat tekan lebih besar sama dengan 41,4 MPa. ACI Committae
2002 tentang High Strength Concrete mendefinisikan beton mutu tinggi
dengan kuat tekan lebih besar dari 55 MPa.
Produksi BMT memerlukan perhatian terhadap 3 aspek yang
berpengaruh pada kekuatan beton yaitu pasta semen, agregat, dan lekatan
semen-agregat yang terkait dengan perhatian pada aspek pemilihan
material, mix design, pembuatan BMT (Paul Nugraha & Antoni, 2007).
Salah satu tantangan dalam membuat BMT adalah permasalahan
rendahnya workabilitas atau tidak mudahnya pengerjaan BMT karena
terlalu kental. Disebabkan BMT mempunyai nilai faktor air semen yang
kecil. Menurut Supartono (1998), faktor air semen didefinisikan sebagai
rasio total berat air terhadap berat total semen (Try Mulyono, 2003).).
Pada beton mutu tinggi nilai faktor air semen sekitar 0,2-0,5 (SNI 03-
6468-2000). Telah diketahui bahwa semakin besar faktor air semen maka
semakin rendah kuat tekan beton. Umumnya nilai faktor air semen
minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan maksimum 0,65 (Tri
Mulyono, 2003). Saat ini, telah dikembangkan berbagai jenis bahan
tambah ( additive ) untuk memperbaiki workabilitas BMT, yaitu dengan
bahan aditif seperti water reducer dan superplastisizer.
5
SO3, Na2O dan K2O. Keempat oksida utama di atas dalam semen berupa
senyawa C3S, C2S, C3A dan C4AF.
Hal penting terkait dengan mutu beton adalah faktor air semen
(f.a.s) Semakin besar nilai f.a.s, maka mutu beton semakin rendah. Dengan
demikian, untuk menghasilkan sebuah beton yang bermutu tinggi, f.a.s
dalam beton haruslah rendah, tetapi kesulitan dalam pengerjaannya..
Umumnya nilai f.a.s minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan nilai
maksimumnya 0,65 (Tri Mulyono, 2003).
2.4 Agregat
Agregat adalah butiran mineral dengan ukuran diameter dan
gradasi butiran tertentu yang apabila dicampur dengan semen dan air akan
menghasilkan beton.(Suardi Baha.et.al.2004).
Tujuan penggunaan agregat pada beton menurut Suardi
Baha.et.al.(2004) adalah untuk :
1. Sumber kekuatan dari beton
2. Memperkecil tingkat penyusutan beton
3. Mencapai kepadatan beton yang maksimal dan
4. Memperoleh workability yang baik.
2.4.1 Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya lolos
ayakan berlubang 4.8 mm (SII.0052,1980) dan 4.75 mm (ASTM
C33,1982) atau 5.0 mm (BS.812,1997). Menurut Suardi
Baha.et.al.(2004) agregat halus sangat berperan dalam :1)
Kemudahan Pengerjaan (Workabiity), 2) Kekuatan Beton
(Strength) dan 3) Keawetan beton (Durabiity).
2.4.2 Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang semua butirannya
tertahan di atas ayakan 4.8 mm (SII.0052,1980) dan 4.75 mm
(ASTM C33,1982) atau 5.0 mm (BS.812,1997). Jenis agregat kasar
menurut Suardi Baha.et.al.(2004) adalah: 1) Alami : hasi
desintregasi alam dan 2) Hasil Pemecahan dengan stone crusher.
6
Umumnya ukuran agregat kasar 10 – 20 mm digunakan untuk
BMT. Sedangkan agregat halus pada BMT mempunyai modulus
kehalusan butir lebih kecil dari 3,2.
2.5 Air
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses
kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam
pekerjaan beton. Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan
sebagai campuran beton. Air yang mengandung senyawa-senyawa
berbahaya, tercemar garam, minyak, gula, atau bahan kimia lainnya, bila
dipakai dalam campuran beton akan menurunkan kulitas beton, bahkan
dapat mengubah sifat-sifat beton yang dihasilkan. Air yang digunakan
dapat berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga, kolam, situ, dan
lainnya), air laut maupun air limbah, asalkan memenuhi syarat mutu yang
telah ditetapkan (Tri Mulyono, 2003).
7
syarat yang diberikan dalam ASTM C.494, “Standard Spesification for
Chemical Admixture Concrete”.
8
dengan : fc’ : kekuatan tekan (kg/cm2)
P : beban tekan (kg)
A : luas permukaan benda uji (cm2)
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
Modulus Kehalusan
3.3 Benda Uji dan Pengujian Benda Uji
Benda uji kuat tekan beton berdasarkan standar ASTM seperti pada
Tabel 3.3. Detail benda uji seperti pada Tabel 3.4
Tabel 3.3. Jenis Pengujian Beton
Tabel 3.4. Detail Benda Uji BMT + Serbuk Kaca+Fly Ash Type F
Uji kuat tekan beton sesuai standar ASTM C39M-01 dengan alat
Compressing Testing Machine (CTM) terhadap benda uji silinder beton
umur 28 hari dengan memberikan tekanan terhadap benda uji sampai
mengalami kehancuran.
Dari hasil uji kuat tekan akan diperoleh nilai beban hancur.
Sedangkan kuat tekan beton dihitung dengan persamaan :
dimana :
fc’ : kekuatan tekan (kg/cm2)
P : beban tekan (kg)
A : luas permukaan benda uji (cm2)
11
ii. Timbangan kapasitas 200gram dengan ketelitian ± 2gram
iii. Kerosin bebas air atau naptha yang mempunyai berat
jenis 62 API (American Petroleum Institute)
iv. Baki diameter 40 cm, tinggi 30 cm yang penuh diisi air
bersih.
v. Thermometer laboratorium
b. Benda uji
Berat benda uji adalah 64 gram
c. Prosedur Pengujian
i. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai
permukaan kerosin atau naptha dalam botol terletak pada
skala antara 0 – 1; keringkan bagian dalam botol diatas
permukaan cairan
ii. Rendam botol-botol Le Chatelier yang dimaksud pada
butir ke dalam bak berisi air; Biarkan botol-botol itu
terendam selama ±60 menit agar suhu botol tetap dan
suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air.
iii. Setelah suhu cairan dalam botol dan air sama. Baca
tinggi permukaan cairan terhadap skala botol, misalnya
V1
iv. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol,
harus diusahakan seluruh benda uji masuk ke dalam
cairan dan hidarkan adanya massa semen yang
menempel di dinding dalam botol di atas permukaan
v. Setelah seluruh benda uji dimasukkan, goyangkan
perlahan-lahan botol itu selama ± 30 menit, sehingga
seluruh gelembung udara dalam benda uji ke luar
vi. Rendam botol yang berisi benda uji dan cairan itu selama
± 60 menit, sehingga suhu larutan dalam botol sama
dengan suhu air; lalu baca tinggi permukaan larutan pada
skala botol, misalnya V2
12
vii. Hitung berat w dan berat jenis abu kaca dengan
menggunakan rumus
d. Rumus Perhitungan
i. Berat isi setiap benda uji dihitung dengan rumus :
dimana :
: Berat isi abu kaca (gr/cc)
V2-V1 : Isi kerosin atau naptha yang
dipindahkan oleh benda uji.
ii. Berat isi contoh merupakan nilai rata-rata berat isi benda
uji yang bersangkutan
iii. Untuk perencanaan campuran beton, berat isi harus
dinyatakan dalam berat jenis yang merupakan dalam
besaran tanpa dimensi
Gsp = ρ / Ga
dimana :
Gsp : Berat jenis serbuk kaca
Ga : Berat isi air suling pada suhu 4°C (=
1 gr/cm3)
e. Laporan
Tabel 3.5 Hasil Uji Abu kaca
13
b. Pengertian
Berat Volume Padat adalah nilai indek dari massa
agregat per-satuan volume dalam kondisi padat.
Berat Volume Gembur adalah nilai indek dari massa
agregat per-satuan volume dalam kondisi tidak padat/gembur.
2. Ketentuan-ketentuan
a. Peralatan
i. Dua buah botol Le Chatelier
ii. Timbangan kapasitas200gram dengan ketelitian± 2gram
iii. Kerosin bebas air atau naptha yang mempunyai berat
jenis 62 API (American Petroleum Institute)
iv. Baki diameter 40 cm, tinggi 30 cm yang penuh diisi air
bersih
v. Thermometer laboratorium
b. Benda uji
Berat benda uji adalah 64 gram
c. Prosedur Pengujian
i. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai
permukaan kerosin atau naptha dalam botol terletak pada
skala antara 0 – 1; keringkan bagian dalam botol diatas
permukaan cairan
ii. Rendam botol-botol Le Chatelier yang dimaksud pada
butir 1)ke dalam bak berisi air; Biarkan botol-botol itu
terendam selama ±60 menit agar suhu botol tetap dan
suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air.
iii. Setelah suhu cairan dalam botol dan air sama. Baca
tinggi permukaan cairan terhadap skala botol, misalnya
V1
iv. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol,
harus diusahakan seluruh benda uji masuk ke dalam
cairan dan hidarkan adanya massa semen yang
menempel di dinding dalam botol di atas permukaan
14
v. Setelah seluruh benda uji dimasukkan, goyangkan
perlahan-lahan botol itu selama ± 30 menit, sehingga
seluruh gelembung udara dalam benda uji ke luar
vi. Rendam botol yang berisi benda uji dan cairan itu selama
± 60 menit, sehingga suhu larutan dalam botol sama
dengan suhu air; lalu baca tinggi permukaan larutan pada
skala botol, misalnya V2
vii. Hitung berat w dan berat jenis fly ash dengan
menggunakan rumus
d. Rumus Perhitungan
i. Berat isi setiap benda uji dihitung dengan rumus :
Dimana :
: Berat isi abu kaca (gr/cc)
V2-V1 : isi kerosin atau naptha yang
dipindahkan oleh benda uji.
ii. Berat isi contoh merupakan nilai rata-rata berat isi benda
uji yang bersangkutan
iii. Untuk perencanaan campuran beton, berat isi harus
dinyatakan dalam berat jenis yang merupakan dalam
besaran tanpa dimensi
Gsp=ρ/Ga
dimana :
Gsp : Berat jenis fly ash
Ga : Berat isi air suling pada suhu 4°C (=
1 gr/cm3)
15
e. Laporan
16
ini disebabkan BMT mempunyai nilai faktor air semen yang kecil. Pada beton
mutu tinggi nilai faktor air semen sekitar 0,2-0,5 (SNI 03-6468-2000). Pada
penelitian ini, untuk memperbaiki workabilitas BMT digunakan bahan
tambahan kimia yaitu jenis superplastisizer yaitu sikaviscocrete dengan kadar
0,8% dari berat semen.
3.6 Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi fc’ 50 Mpa
Perhitungan kebutuhan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan dengan perencanaan campuran beton (mix design) berdasarkan
SNI-03-6468-2000 tentang tata cara campuran beton mutu tinggi (BMT)
dengan. Perencanaan campuran beton dilakukan sesuai mutu beton yang
dipakai yaitu f’c 50 Mpa pada umur 28 hari, dengan kuat target 66.29 Mpa.
Berikut adalah tabel perencana beton mutu tinggi berdasarkan SNI-03-6468-
2000 diperlihatkan pada Tabel 3.13 di bawah ini.
Tabel 3.7 Perhitungan Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi f’c = 50 Mpa
No. Parameter Referensi Perhitungan Nilai Sat.
Kuat Tekan
1. yang Ditetapkan pada umur 28 hari 50 Mpa
disyaratkan
f'cr =( fc' + 9.66)/0.90 SNI 03-
6468-2000, hal. 1 ==> Yang 66.289 Mpa
Kuat tekan dipakai
2
target (fcr)
f'cr Lapangan = fc+9.66Mpa SNI 59.66 Mpa
03-6468-2000, hal. 5
3 Jenis semen Ditetapkan (tipe I,II,III,IV,V)
PC Tipe I
yang digunakan
Jenis Agregat Ditetapkan (pecah/tidak) Batu pecah
4 kasar mesin 10-
20 mm
5 Jenis Agregat Ditetapkan Pasir Cor
halus
6 Faktor Air- Interpolasi 50 Mpa-66.289 Mpa 0.37
Semen yang tabel 3 SNI 03-6468-2000 hal.5
dipakai
7 Slump Rencana Ditetapkan dari tabel 2 SNI 03- 75-100 Mm
6468-2000 hal.5
8 Ukuran Agregat Ditetapkan dari analisa ayakan 20 Mm
Maksimum
9 Kadar Air bebas Ditetapkan dari tabel 2 SNI 03- 181 kg/m3
6468-2000 hal.5 ( Kadar air harus
dikoreksi ) pers. 1
V = (1-(Berat isi agregat halus / 35.013
Berat jenis relatif kering )*1000
Koreksi Kadar air, liter/m3 = (V- 0.064
17
35)*4,75 pers. 2
pers. 1 + Pers. 2==> Yang dipakai 181.064 kg/m3
10 Jumlah Semen No 9/6 489.362 kg/m3
11 Jumlah agregat Fraksi Volume agregat kasar 1167.120 kg/m3
Kasar optimum = 0,72 ……….pers 1
Tabel 1 SNI 03-6468-2000 hal.4
Berat isi agregat kasar =
1621……...pers 2 Data Uji Lab
pers. 1 x pers. 2 SNI 03-6468-
2000 hal. 4
12 semen portland = 155.353 Liter
563.547/3.15(berat jenis semen
type 1) = ………….(1)
Agregat Kasar = 417.574 Liter
1167.120/2.795(berat jenis kerikil
dari uji Lab) = …...….(2)
Air = 181.064 Liter
…………….(3)
Kadar udara Tanpa 20 Liter
Superplasticizer tabel 2 SNI 03-
6468-2000 hal.5 . . . ..4
Volume pasir per m3 beton = 226.009 Liter
1000- Total 1,2,3,4 =
Dikonversi menjadi berat pasir 587.397 kg/m3
kering oven =
0.197313*2.599(berat jenis Pasir
dari uji Lab)* 1000
Volume Material
489.362 357.732 720.000 181.064
(Vol = Berat / Berat
Isi)
Perbandingan
Volume 1 0.731 1.471 0.37
18
3.7 Rencana Anggaran Biaya
Tabel 3.9 Biaya Pembuatan Beton Mutu Tinggi (BMT) f;c=50 Mpa - per 1 m3
Mesin
19
3.8 Aplikasi Beton Mutu Tinggi di Lapangan
Beton mutu tinggi (BMT) merupakan beton dengan kekuatan tinggi
sehingga bermanfaat pada struktur-struktur dengan kondisi khusus karena
geometri yang ekstrim dan kapasitas pemikulan beban yang besar. Struktur-
struktur tersebut antara lain gedung tingkat tinggi, jembatan bentang
panjang, beton pratekan dan pondasi tiang.
Di beberapa negara maju sudah sejak lama BMT berhasil diproduksi
untuk pekerjaan-pekerjaan khusus. Di Jepang untuk panel cangkang beton
pracetak pada sebuah terowongan kereta api, di USA untuk keperluan
militer, dan di Eropa untuk struktur jembatan berbentang panjang. Di
Indonesia BMT dengan kuat tekan rata-rata sebesar 85 MPa sudah dapat
dibuat secara komersial dengan bahan tambah superplastisizer dengan nilai
slump mencapai 15 cm yang memberikan kemudahan secara ekonomis bagi
penyelesain masalah struktur yang terjadi.
Bangunan-bangunan yang memberikan syarat tentang kecukupan
akan kekuatan, ketahanan, masa layan dan efisiensi mengarah kepada
digunakannya BMT. Dengan BMT dimensi struktur dapat diperkecil
sehingga berat struktur menjadi lebih ringan, hal tersebut menyebabkan
beban yang diterima pondasi secara keseluruhan menjadi lebih kecil, jika
ditinjau dari segi ekonomi hal tersebut tentu akan lebih menguntungkan.
Disamping itu untuk bangunan bertingkat tinggi dengan semakin kecilnya
dimensi struktur kolom pemanfaatan ruangan akan semakin maksimal.
BMT sangat baik dipakai pada kondisi harus menempatkan beton
pada masa layannya di umur awal, sebagai contoh pada perkerasan beton
elemen struktu pelat dan balok gedung di umur 3-7 hari. Sehingga bekisting
elemen struktur seperti pelat dan balok dapat lebih awal dibongkar.
Pembongkaran lebih awal bekisting secara ekonomis akan menguntungkan
pada kecepatan penyelesaian pekerjaan struktur.
BMT merupakan solusi untuk bangunan-bangunan seperti
bendungan, abutmen, pilar jembatan dalam laut. Porositas yang dihasilkan
BMT umumnya lebihrapat, sehingga akan menghasilkan beton yang relatif
20
lebih awet dan tahan chlor dan sulfat karena tidak dapat ditembus oleh air
dan zat perusak beton.
BMT juga baik dipakai pada bangunan-bangunan yang membutuhkan
kondisi ketat terhadap terpenuhinya syarat durabilitas, elastisitas dan kuat
lentur seperti pada struktur dam, pondasi-pondasi pelabuhan, garasi parkir,
dan lantai heavy duty pada area industri.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang akan dilakukan adalah pemanfaatan serbuk kaca dan fly
ash yang merupakan bahan-bahan limbah pembakaran batubara dan kaca
industri yang ditambahkan pada campuran beton mutu tinggi sebagai
pengganti sebagian semen (material polutan) merupakan suatu upaya
inovasi beton untuk menghasilkan beton mutu tinggi ramah lingkungan.
2. Beton Mutu tinggi direncanakan mempunyai kuat tekan 50 Mpa dengan
kadar serbuk kaca dan fly ash yang ditambahkan masing-masing sebesar
5% dari berat semen.
3. Perbaikan workabiltas beton mutu tinggi sehingga mudah dikerjakan
dilakukan dengan menambah superplatisizsr sikaviscocrete dengan kadar
0,8% dari berat semen.
4. Proporsi material agregat, semen dan air pada campuran beton mutu
tinggi dicari dengan perencanaan campuran beton berdasarkan SNI-03-
6468-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Mutu Tinggi.
5. Evaluasi kuat tekan beton mutu tinggi akan dilakukan berdasarkan hasil
uji benda uji beton silinder 150x300 mm pada umur 28 hari dengan alat
compression testing machine sesuai standar ASTM 39-89 tentang “Standard
Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete
Specimens”.
4.2 Saran
Perlu dipikirkan kembali cara-cara untuk melakukan evaluasi kuat
tekan beton mutu tinggi yang terukur. Karena berdasarkan KAK,
perencanaan mix design harus menggunakan data-data agregat kasar dan
agregat halus dari pihak penyelenggara. Hal ini menyebabkan hasil mix
design akan cenderung sama dengan peraturan mix design yang sama..
Pengaruh bahan tambahan dalam mix design tidak menentukan karena bahan
22
tambahan digunakan untuk mengurangi semen sehingga jumlah bahan
tambahan ditentukanberdasarkan prosentase dari berat semen.
23
Daftar Pustaka
Badan Standar Nasional. 2011. Tata Cara Pembuatan dan perawatan Benda Uji
Beton di Laboratorium. SNI 2493 : 2011. Jakarta.
Danasi, Marsianus dan Ade Lisantono. 2015. ”Pengaruh penambahan Fly Ash
pada Beton Mutu Tinggi dengan Silica Fume dan Filer Pasir Kwars”. Hal.
665-672.
Gaudensius, Dionisius. 2016, Pengaruh Penggunaan Flys Ash Tipe F dan Tipe C
terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi dan Beton Mutu Normal, Skripsi,
Universitas Merdeka. Malang
24
Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001.
Jakarta. GRASINDO
25