Anda di halaman 1dari 30

Inovasi Beton Ramah Lingkungan Mutu Tinggi dengan Serbuk Kaca dan Fly

Ash
Sebagai Subtitusi Parsial Semen

Tim Peneliti :

Wandrianto N.H (Ketua Tim)


Maksimulianus Dodi R. (Anggota)
Alfianus Genadi (Anggota)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2017
PENGESAHAN PROPOSAL

1. Judul Proposal : Inovasi Beton Ramah Lingkungan Mutu


Tinggi dengan Serbuk Kaca dan Fly Ash
Sebagai Subtitusi Parsial Semen
2. Ketua Tim
a. Nama : Wandrianto N.H
b. NIM : 13410039
c. Jurusan : Teknik Sipil
d. Universitas : Universitas Merdeka Malang
e. Alamat Rumah : Jalan Ampeldento RT : 08, Rw: : 01
Malang
f. No Telepon/HP : 081249733003
g. Alamat E-mail : wandry.yanto2@gmail.com
3.Anggota Tim : 2 Orang
4. Dosen Pembimbing
a. Nama : Ir. Dionisius T.A.B,M.T.
b. NIDM : 0711086501
c. Alamat Rumah : Bukit Cemara Tidar H-7/ 6 Malang
d. No Telepon/HP: 081333001003
5.Biaya Kegiatan : Rp. 23,543,-
Malang, 22 Februari 2017

Menyetujui
Dosen Pembimbing Ketua Tim

(Ir. Dionisius T.A.B., M.T.) (Wandrianto N.H)


NID: 0711086501 NIM: 13410039
Ketua Program Studi

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan...........................................................................................................3
1.4 Manfaat.........................................................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4


2.1 Penelitian Terdahulu.....................................................................................4
2.2 Beton Mutu Tinggi.......................................................................................4
2.3 Semen Portland (Portland Cement).............................................................5
2.4 Agregat.........................................................................................................6
2.5 Air.................................................................................................................7
2.6 Bahan Tambahan..........................................................................................7
2.7 Kuat Tekan Beton.........................................................................................8

BAB III. PEMBAHASAN..................................................................................10


3.1 Material yang Digunakan...........................................................................10
3.2 Pengujian Material.....................................................................................10
3.3 Benda Uji dan Pengujian Benda Uji..........................................................11
3.4 Data Pengujian Material.............................................................................11
3.5 Inovasi Beton Mutu Tinggi dengan Bahan Tambahan...............................16
3.6 Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi fc’ 50 Mpa............................17
3.7 Rencana Anggaran Biaya...........................................................................19
3.8 Aplikasi Beton Mutu Tinggi di Lapangan..................................................19

BAB IV. PENUTUP............................................................................................21


4.1 Penutup.......................................................................................................21
4.2 Kesimpulan.................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23

iii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Gambar 2.1: Pengujian Kuat Tekan Beton............................................................8
Gambar 2.2: Hubungan Umur dengan Kuat Tekan Beton.....................................9
Tabel 3.1 : Jenis-jenis Pemeriksaan Agregat Kasar.............................................10
Tabel 3.2 : Jenis-jenis Pemeriksaan Agregat Halus.............................................10
Tabel 3.3 : Jenis Pengujian Beton........................................................................11
Tabel 3.4 : Detail Benda Uji BMT + Serbuk Kaca+Fly Ash Type F..........................11
Tabel 3.5 : Hasil Uji Serbuk Kaca........................................................................13
Tabel 3.6 : Hasil Uji Fly Ash Tipe F.....................................................................16
Tabel 3.7 : Perhitungan Perencanaan Campuran BMT fc’ = 50 MPa..................17
Tabel 3.8 : Komposisi Akhir Campuran BMT f’c=50 Mpa per 1 m3..................18
Tabel 3.9 : Biaya Pembuatan BMT f’c=50 Mpa per 1 m3...................................19
Tabel 3.10 : Biaya Pembuatan BMT f’c=50 Mpa per 3 Benda Uji......................19

iv
INOVASI BETON RAMAH LINGKUNGAN MUTU TINGGI
DENGAN SERBUK KACA DAN FLY ASH
SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

Wandrianto N.H, Maximulianus D.R, Alfianus Genadi

Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik


Universitas Merdeka Malang
Jl. Taman Agung No.1, Telp. 0341-567617

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemakaian serbuk kaca dan fly ash
sebagai bahan pengganti sebagian semen (substitusi parsial) terhadap nilai kuat tekan
beton mutu tinggi. Kadar Serbuk kaca dan fly ash sebagai bahan tambah alami yang
digunakan sebesar 5% dari berat semen. Pembahasan akan dilakukan berdasarkan
data-data pengujian kuat tekan benda uji. .
Benda uji beton berbentuk silinder 150x300mm dibuat dengan kuat tekan beton rencana
f’c =50 Mpa. Perencanaan campuran beton (concrete mix design) dilakukan
berdasarkan SNI-03-6468-2000 tentang “Tata cara pembuatan campuran beton
mutu tinggi”.
Benda uji beton terdiri dari 3 benda uji kuat tekan akan diuji pada umur 28 hari. dengan
alat compression testing machine (CTM) sesuai standar ASTM 39-89 “Standard test
method for compressive strength of cylindrical concrete specimens”.
Hasil pengujian diharapkan ada pengaruh substitusi parsial bahan tambah serbuk kaca
dan fly ash pada campuran beton untuk menghasilkan beton dengan kekuatan tinggi yaitu
lebih besar atau sama dengan 50 Mpa.

Kata – kata kunci : beton mutu tinggi, serbuk kaca, fly ash, kuat tekan

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan rekayasa teknologi semakin maju disegala bidang,
salah satunya dibidang konstruksi. Beton merupakan material konstruksi
yang paling sering dipakai dan diminati karena merupakan bahan dasar yang
mudah dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan
konstruksi lainnya. Beton diperoleh dengan cara mencampurkan semen,
air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture) tertentu dan
dicampur merata dengan komposisi tertentu yang dapat dibentuk sesuai
keinginan. Campuran tersebut bila dibiarkan akan mengalami pengerasan
sebagai akibat reaksi kimia antara semen dan air yang akan bertambah keras
sejalan dengan umurnya. (Dipohusodo, 1994).
Inovasi teknologi beton selalu dirancang untuk menjawab tantangan
akan kebutuhan, beton mutu tinggi (BMT) meliputi kekuatan dan daya tahan
tanpa mengabaikan nilai ekonomis. Berbagai penelitian dan percobaan
dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu beton.
Hasil penelitian dimaksudkan untuk menjawab tuntutan tinggi terhadap
pemakaian beton serta mengatasi kendala-kendala pengerjaan BMT di
lapangan. BMT merupakan pilihan yang paling tepat dalam pembangunan
infrastruktur khusus seperti bangunan tingkat tinggi dan jembatan bentang
panjang.
BMT adalah beton yang memiliki kuat tekan lebih tinggi
dibandingkan beton normal. Menurut Standar/Pedoman PD T-04-2004-C
tentang “Tata Cara Pembuatan dan Pelaksanaan Beton Berkekuatan Tinggi”,
yang tergolong beton bermutu tinggi adalah beton yang memiliki kuat tekan
antara 40 – 80 MPa. BMT yang tercantum dalam SNI 03-6468-2000
didefinisikan sebagai beton yang mempunyai kuat tekan lebih besar atau
sama dengan 41,4 MPa.
Peningkatan kualitas campuran beton dengan memberikan bahan
tambahan (admixtures) akan menghasilkan beton mutu tinggi. Campuran

1
beton dengan bahan tambah (admixture) seperti fly Ash (Zeta Eridani, 2004)
dan bahan tambah serbuk kaca (Prayitno Slamet, 2009) ditemukan dapat
menghasilkan beton mutu tinggi (BMT).
Saat ini telah berkembang rekayasa teknologi bahan yang tidak hanya
membuat beton mempunyai kekuatan tinggi tetapi juga ramah lingkungan,
Beton ramah lingkungan adalah beton yang tersusun dari material yang tidak
merusak lingkungan atau beton yang memanfaatkan bahan limbah sehingga
mengurangi polusi lingkungan.
Inovasi bahan baru, seperti pengunaan bahan-bahan ramah lingkungan.
Bahan ramah lingkungan menjadi sorotan utama karena maraknya isu
tentang Global Warming.. Pemanfaatan bahan limbah seperti serbuk kaca
dan fly ash sebagai pengganti sebagian semen adalah salah satu terobosan
yang diperlukan. Berbagai inovasi beton telah dibuat agar mengurangi
polusi lingkungan. Salah satunya adalah dengan mengganti bahan material
beton dengan bahan ramah lingkungan, misalnya ; penggunaan limbah
copper slag (Dionisius, 2002) dan limbah kaca (Prayitno Slamet, 1999)
sebagai pengganti sebagian semen.
Salah satu bahan campuran pembuatan beton yang bersifat sangat
polutan adalah semen portland. Industri semen portland berpotensi sebagai
sumber pencemaran partikel (Wardhana, 2001). Hal ini disebabkan semen
Portland adalah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak (clinker) yang mengandung kalsium silikat (xCaO.SiO2) digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan kristal senyawa kalsium sulfat
(CaSO4.xH2O) akan menghasilkan debu semen. Menurut Wardhana (2001)
jenis debu yang dihasilkan oleh industri semen mengandung calsium bebas
(Ca)), silika bebas (SiO2) dan alumium bebas (Al). Senyawa SiO2 jika
terhisap masuk ke dalam menyebabkan penyakit silikosis (Sunu, 2001).
Senyawa Aluminium (Al) adalah senyawa yang mudah mengendap pada
lingkungan dan makanan, sehingga dapat terakumulasi di dalam paru-paru
dan dapat juga menyebabkan iritasi kulit, selaput lendir, dan saluran
pernapasan (Prayitno Slamet, 2016).

2
Penelitian BMT ramah lingkungan telah dilakukan sebagai usaha
mengurangi pemakaian semen pada beton yang sekaligus mengurangi polusi
lingkungan akibat semen. Penelitian BMT terdahulu dengan penambahan fly
ash telah dilakukan, seperti dilaporkan oleh Marsianus Danasi dan Ade
Lisantono (2015), Gaudensius dan Dionisius (2016). Sedangkan dengan
penambahan serbuk kaca oleh Slamet Prayitno (2016).
Berdasarkan latar belakang di atas maka rencana penelitian BMT yang
diusulkan pada proposal ini penting dilakukan. Usaha penelitian perlu
dilakukan untuk mendapatkan suatu alternatif baru penggunaan bahan-bahan
amah lingkungan dalam teknologi BMT. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah penelitian yang akan dilakukan ingin mengetahui
pengaruh penambahan bahan fly Ash ( tipe F ) dan serbuk kaca secara
bersamaan terhadap pembuatan BMT.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana
pengaruh penggunaan bahan tambahan serbuk kaca dan fly ash sebagai
pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan beton beton mutu tinggi ?

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemakaian serbuk kaca
dan fly ash sebagai bahan pengganti sebagian semen (substitusi parsial)
terhadap kuat tekan beton mutu tinggi.

1.4 Manfaat
1. Dapat memberikan informasi tentang pengaruh pemakaian serbuk
kaca dan fly ash sebagai pengganti sebagian semen pada campuran
beton.
2. Dapat menghasilkan alternatif beton ramah lingkungan tanpa
mengurangi kualitas beton dan harga yang relatif ekonomis.
3. Mampu memanfaatkan limbah industri sebagai bahan tambahan
campuran beton.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


1. Penelitian Penggunaan Fly Ash pada Beton Mutu Tinggi
a. Marsianus Danasi ; Ade Lisantono (2015). Fly Ash tipe C . Hasil
dari penelitian bahwa kuat tekan BMT maksimum sebesar 75,06
Mpa dapat dicapai dengan penambahan fly ash 5% Tipe C.
b. Gaudensius; Dionisius (2016). Fly ash tipe F 5% dan fly ash tipe
C 5% . Hasil penelitian terdapat kenaikan kuat tekan beton yang
signifikan akibat penambahan fly ash terhadap beton normal
(tanpa fly ash). Penambahan fly ash tipe F terdapat kenaikan
sebesar % (dari 25,69 Mpa menjadi 44,16 Mpa). Penambahan
fly ash tipe C terdapat kenaikan sebesar % (dari 25,69 Mpa
menjadi 41,89 Mpa).
2. Penelitian Penggunaan Serbuk Kaca pada Beton Mutu Tinggi
Slamet Prayitno (2016) melaporkan kuat tekan beton
maksimum 44,46 Mpa terjadi pada penambahan serbuk kaca 4,39 % .
Terjadi kenaikan sebesar 14,36% jika dibandingkan dengan beton
mutu tinggi tanpa penambahan serbuk kaca.
Disimpulkan bahwa fly ash dan serbuk kaca dapat dipakai
sebagai bahan tambahan pada campuran BMT. Hal ini disebabkan
salah satunya fly ash dan serbuk kaca memiliki kandungan senyawa
kimia silicate, aluminat, dan Calsium, yang hampir sama dengan
kandungan senyawa kimia dalam semen.

2.2 Beton Mutu Tinggi


Beton mutu tinggi adalah beton yang memiliki kuat tekan lebih
tinggi dibandingkan beton normal biasa. Menurut Standar/Pedoman PD T-
04-2004-C tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaksanaan Beton
berkekuatan Tinggi, yang tergolong beton bermutu tinggi adalah beton
yang memiliki kuat tekan antara 40 – 80 MPa. Beton mutu tinggi (BMT)

4
dalam SNI 03-6468-2000 didefinisikan sebagai beton yang mempunyai
kuat tekan lebih besar sama dengan 41,4 MPa. ACI Committae
2002 tentang High Strength Concrete mendefinisikan beton mutu tinggi
dengan kuat tekan lebih besar dari 55 MPa.
Produksi BMT memerlukan perhatian terhadap 3 aspek yang
berpengaruh pada kekuatan beton yaitu pasta semen, agregat, dan lekatan
semen-agregat yang terkait dengan perhatian pada aspek pemilihan
material, mix design, pembuatan BMT (Paul Nugraha & Antoni, 2007).
Salah satu tantangan dalam membuat BMT adalah permasalahan
rendahnya workabilitas atau tidak mudahnya pengerjaan BMT karena
terlalu kental. Disebabkan BMT mempunyai nilai faktor air semen yang
kecil. Menurut Supartono (1998), faktor air semen didefinisikan sebagai
rasio total berat air terhadap berat total semen (Try Mulyono, 2003).).
Pada beton mutu tinggi nilai faktor air semen sekitar 0,2-0,5 (SNI 03-
6468-2000). Telah diketahui bahwa semakin besar faktor air semen maka
semakin rendah kuat tekan beton. Umumnya nilai faktor air semen
minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan maksimum 0,65 (Tri
Mulyono, 2003). Saat ini, telah dikembangkan berbagai jenis bahan
tambah ( additive ) untuk memperbaiki workabilitas BMT, yaitu dengan
bahan aditif seperti water reducer dan superplastisizer.

2.3 Semen Portland (Portland Cement)


Semen adalah bahan pengikat hidraulis dari bermacam agregat
(Suardi Baha.et.al.2004). Menurut ASTM C-150,1985, semen portland
didefinisikan sebagai semen hidraulik yang dihasilkan dengan menggiling
kliner yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya
mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan
tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya.
Komposisi kimia semen portland umumnya terdiri dari CaO, SiO2,
Al2O3 dan Fe2O3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan oksida
lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen adalah MgO,

5
SO3, Na2O dan K2O. Keempat oksida utama di atas dalam semen berupa
senyawa C3S, C2S, C3A dan C4AF.
Hal penting terkait dengan mutu beton adalah faktor air semen
(f.a.s) Semakin besar nilai f.a.s, maka mutu beton semakin rendah. Dengan
demikian, untuk menghasilkan sebuah beton yang bermutu tinggi, f.a.s
dalam beton haruslah rendah, tetapi kesulitan dalam pengerjaannya..
Umumnya nilai f.a.s minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan nilai
maksimumnya 0,65 (Tri Mulyono, 2003).

2.4 Agregat
Agregat adalah butiran mineral dengan ukuran diameter dan
gradasi butiran tertentu yang apabila dicampur dengan semen dan air akan
menghasilkan beton.(Suardi Baha.et.al.2004).
Tujuan penggunaan agregat pada beton menurut Suardi
Baha.et.al.(2004) adalah untuk :
1. Sumber kekuatan dari beton
2. Memperkecil tingkat penyusutan beton
3. Mencapai kepadatan beton yang maksimal dan
4. Memperoleh workability yang baik.
2.4.1 Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya lolos
ayakan berlubang 4.8 mm (SII.0052,1980) dan 4.75 mm (ASTM
C33,1982) atau 5.0 mm (BS.812,1997). Menurut Suardi
Baha.et.al.(2004) agregat halus sangat berperan dalam :1)
Kemudahan Pengerjaan (Workabiity), 2) Kekuatan Beton
(Strength) dan 3) Keawetan beton (Durabiity).
2.4.2 Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang semua butirannya
tertahan di atas ayakan 4.8 mm (SII.0052,1980) dan 4.75 mm
(ASTM C33,1982) atau 5.0 mm (BS.812,1997). Jenis agregat kasar
menurut Suardi Baha.et.al.(2004) adalah: 1) Alami : hasi
desintregasi alam dan 2) Hasil Pemecahan dengan stone crusher.

6
Umumnya ukuran agregat kasar 10 – 20 mm digunakan untuk
BMT. Sedangkan agregat halus pada BMT mempunyai modulus
kehalusan butir lebih kecil dari 3,2.

2.5 Air
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses
kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam
pekerjaan beton. Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan
sebagai campuran beton. Air yang mengandung senyawa-senyawa
berbahaya, tercemar garam, minyak, gula, atau bahan kimia lainnya, bila
dipakai dalam campuran beton akan menurunkan kulitas beton, bahkan
dapat mengubah sifat-sifat beton yang dihasilkan. Air yang digunakan
dapat berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga, kolam, situ, dan
lainnya), air laut maupun air limbah, asalkan memenuhi syarat mutu yang
telah ditetapkan (Tri Mulyono, 2003).

2.6 Bahan Tambahan


Bahan tambahan (additive) adalah bahan-bahan yang ditambahkan
ke dalam campuran beton pada saat atau selama percampuran
berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat
dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu. Admixture
atau bahan tambahan yang didefinisikan dalam Standard Definitions of
terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates (ASTM
C.125-1995:61) dan dalam Cement and Concrete terminology (ACI SP-
19) adalah sebagai material selain air, agregat dan semen hidrolik yang
dicampurkan dalam beton yang ditambahkan sebelum atau selama
pengadukan berlangsung.
Bahan tambahan digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik beton misalnya untuk dapat dengan mudah dikerjakan,
mempercepat pengerasan, menambah kuat tekan, penghematan, atau
untuk tujuan lain seperti penghematan energi (Try Mulyono, 2003). Untuk
bahan tambahan yang merupakan bahan tambah kimia harus memenuhi

7
syarat yang diberikan dalam ASTM C.494, “Standard Spesification for
Chemical Admixture Concrete”.

2.7 Kuat Tekan Beton


Kuat tekan beton adalah besarnya beban hancur persatuan luas.
Untuk mengetahui kuat tekan beton dilakukan pengujian kuat tekan
beton. Prosedur pengujian kuat tekan mengacu pada Standart Test
methode for Compressive of Cylindrical Concrete. Langkah-langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Benda uji ditimbang dan dicatat beratnya.
2. Benda uji diletakan dan diatur pada mesin penekan agar supaya
tepat berada ditengah-tengah plat penekan.
3. Pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan dengan mesin
hidrolik sampai benda uji mengalami kehancuran.
Kuat tekan beton tergantung pada: faktor air semen, gradasi
batuan, bentuk batuan, ukuran maksimum batuan, cara pengerjaan
campuran, (pengangkutan, pemadatan dan perawatan) dan umur beton.
Kuat tekan beton sering dipakai untuk evaluasi sifat mekanik beton
keras dan kontrol kualitas pembuatan dan pelaksanaan pekerjaan beton.
Uji kuat tekan dilakukan untuk mengetahui kekuatan beton yang
direncanakan. Pengujian sesuai standar ASTM C 39 - 86 standard test
method for compressive strength of cylindrical concrete specimens. Kuat
tekan beton dinyatakan dalam bentuk kuat tekan benda uji beton silinder
150 x 300 mm pada umur 28 hari seperti pada gambar 2.1 dan kuat tekan
beton dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini.

Gambar 2.1. Pengujian Kuat Tekan Beton

8
dengan : fc’ : kekuatan tekan (kg/cm2)
P : beban tekan (kg)
A : luas permukaan benda uji (cm2)

Gambar 2.2 Hubungan Umur dengan Kuat Tekan Beton


(Dipohusodo, 1994)
Kuat tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton.
Nilai kuat tekan ditentukan pada waktu beton mencapai umur 28 hari.
Kuat beton akan naik secara cepat (linier) sampai umur 28 hari, tetapi
setelah itu kenaikannya tidak terlalu signifikan. Umumnya pada umur 7
hari kuat tekan mencapai 70% dan pada umur 14 hari mencapai 85% -
90% dari kuat tekan umur 28 hari, seperti pada Gambar 2.2.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Material yang Digunakan


1. Semen yang dipakai adalah jenis cement portland tipe 1.
2. Agregat halus yang dipakai adalah pasir hasil alam
3. Agregat kasar yang dipakai adalah batu pecah ukuran 10-20 mm
4. Fly Ash tipe F dari limbah pembakaran batu bara.
5. Serbuk kaca dari penghancuran limbah kaca lolos saringan No. 200.
6. Kadar fly ash dan serbuk kaca masing-masing 5% dari berat semen.
7. Superplastisizer viscocrete 0,8% dari berat semen.
8. Campuran beton dengan Kuat Tekan beton rencana 50 MPa diperoleh dari
perencanaan campuran BMT sesuai SNI-03-6468-2000.

3.2 Pengujian Material


Pengujian material penyusun campuran beton agregat halus dan
agregat kasar berdasarkan standar–standar ASTM yang dirinci pada tabel 3.1
dan 3.2
Tabel 3.1. Jenis – Jenis Pemeriksaan Agregat Kasar.
Sifat Standar
Berat Isi ASTM C129/29M-93
Berat Jenis ASTM C128-88R.38
Absorbsi ASTM C128-88R.38
Gradasi Agregat ASTM C136-95a
Modulus Kehalusan ASTM C136-95a

Tabel 3.2. Jenis – Jenis Pemeriksaan Agregat Halus


Sifat Standar
Berat Isi ASTM C129/29M-93
Berat Jenis ASTM C128-93
Absorbsi ASTM C128-93
Gradasi Agregat ASTM C136-95a
Modulus Kehalusan ASTM C136-95a

10
Modulus Kehalusan
3.3 Benda Uji dan Pengujian Benda Uji
Benda uji kuat tekan beton berdasarkan standar ASTM seperti pada
Tabel 3.3. Detail benda uji seperti pada Tabel 3.4
Tabel 3.3. Jenis Pengujian Beton

Sifat Estándar Bentuk Benda uji

Kuat ASTM C39-94 Silinder 150x300 mm


Tekan

Tabel 3.4. Detail Benda Uji BMT + Serbuk Kaca+Fly Ash Type F

Beton + Fly Ash Type F 5% +


Serbuk Kaca 5%
No Kode Benda Uji Hari Kuat Tekan (buah)
1 BMTSF 28 3

Ket. : BMTSF : Beton Mutu Tinggi Serbuk Kaca

Uji kuat tekan beton sesuai standar ASTM C39M-01 dengan alat
Compressing Testing Machine (CTM) terhadap benda uji silinder beton
umur 28 hari dengan memberikan tekanan terhadap benda uji sampai
mengalami kehancuran.
Dari hasil uji kuat tekan akan diperoleh nilai beban hancur.
Sedangkan kuat tekan beton dihitung dengan persamaan :

dimana :
fc’ : kekuatan tekan (kg/cm2)
P : beban tekan (kg)
A : luas permukaan benda uji (cm2)

3.4 Data Pengujian Material


3.4.1 Metode pengujian berat isi serbuk kaca
1. Ketentuan-ketentuan
a. Peralatan
i. Dua buah botol Le Chatelier

11
ii. Timbangan kapasitas 200gram dengan ketelitian ± 2gram
iii. Kerosin bebas air atau naptha yang mempunyai berat
jenis 62 API (American Petroleum Institute)
iv. Baki diameter 40 cm, tinggi 30 cm yang penuh diisi air
bersih.
v. Thermometer laboratorium
b. Benda uji
Berat benda uji adalah 64 gram
c. Prosedur Pengujian
i. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai
permukaan kerosin atau naptha dalam botol terletak pada
skala antara 0 – 1; keringkan bagian dalam botol diatas
permukaan cairan
ii. Rendam botol-botol Le Chatelier yang dimaksud pada
butir ke dalam bak berisi air; Biarkan botol-botol itu
terendam selama ±60 menit agar suhu botol tetap dan
suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air.
iii. Setelah suhu cairan dalam botol dan air sama. Baca
tinggi permukaan cairan terhadap skala botol, misalnya
V1
iv. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol,
harus diusahakan seluruh benda uji masuk ke dalam
cairan dan hidarkan adanya massa semen yang
menempel di dinding dalam botol di atas permukaan
v. Setelah seluruh benda uji dimasukkan, goyangkan
perlahan-lahan botol itu selama ± 30 menit, sehingga
seluruh gelembung udara dalam benda uji ke luar
vi. Rendam botol yang berisi benda uji dan cairan itu selama
± 60 menit, sehingga suhu larutan dalam botol sama
dengan suhu air; lalu baca tinggi permukaan larutan pada
skala botol, misalnya V2

12
vii. Hitung berat w dan berat jenis abu kaca dengan
menggunakan rumus
d. Rumus Perhitungan
i. Berat isi setiap benda uji dihitung dengan rumus :

dimana :
: Berat isi abu kaca (gr/cc)
V2-V1 : Isi kerosin atau naptha yang
dipindahkan oleh benda uji.
ii. Berat isi contoh merupakan nilai rata-rata berat isi benda
uji yang bersangkutan
iii. Untuk perencanaan campuran beton, berat isi harus
dinyatakan dalam berat jenis yang merupakan dalam
besaran tanpa dimensi

Gsp = ρ / Ga
dimana :
Gsp : Berat jenis serbuk kaca
Ga : Berat isi air suling pada suhu 4°C (=
1 gr/cm3)
e. Laporan
Tabel 3.5 Hasil Uji Abu kaca

Berat benda uji 63 gram


Volume benda uji (=V2-V1) 20.2cc
Berat isi (=ρ) 3.32 gr/cc
Berat jenis (=Gsp) 3.31

3.4.2 Metode pengujian berat jenis Fly Ash Tipe F


1. Deskripsi
a. Tujuan
Tujuan metode ini untuk mendapatkan nilai berat isi
fly ash. Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan
untuk melakukan pengujian berat isi fly ash.

13
b. Pengertian
Berat Volume Padat adalah nilai indek dari massa
agregat per-satuan volume dalam kondisi padat.
Berat Volume Gembur adalah nilai indek dari massa
agregat per-satuan volume dalam kondisi tidak padat/gembur.
2. Ketentuan-ketentuan
a. Peralatan
i. Dua buah botol Le Chatelier
ii. Timbangan kapasitas200gram dengan ketelitian± 2gram
iii. Kerosin bebas air atau naptha yang mempunyai berat
jenis 62 API (American Petroleum Institute)
iv. Baki diameter 40 cm, tinggi 30 cm yang penuh diisi air
bersih
v. Thermometer laboratorium
b. Benda uji
Berat benda uji adalah 64 gram
c. Prosedur Pengujian
i. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai
permukaan kerosin atau naptha dalam botol terletak pada
skala antara 0 – 1; keringkan bagian dalam botol diatas
permukaan cairan
ii. Rendam botol-botol Le Chatelier yang dimaksud pada
butir 1)ke dalam bak berisi air; Biarkan botol-botol itu
terendam selama ±60 menit agar suhu botol tetap dan
suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air.
iii. Setelah suhu cairan dalam botol dan air sama. Baca
tinggi permukaan cairan terhadap skala botol, misalnya
V1
iv. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol,
harus diusahakan seluruh benda uji masuk ke dalam
cairan dan hidarkan adanya massa semen yang
menempel di dinding dalam botol di atas permukaan

14
v. Setelah seluruh benda uji dimasukkan, goyangkan
perlahan-lahan botol itu selama ± 30 menit, sehingga
seluruh gelembung udara dalam benda uji ke luar
vi. Rendam botol yang berisi benda uji dan cairan itu selama
± 60 menit, sehingga suhu larutan dalam botol sama
dengan suhu air; lalu baca tinggi permukaan larutan pada
skala botol, misalnya V2
vii. Hitung berat w dan berat jenis fly ash dengan
menggunakan rumus
d. Rumus Perhitungan
i. Berat isi setiap benda uji dihitung dengan rumus :

Dimana :
: Berat isi abu kaca (gr/cc)
V2-V1 : isi kerosin atau naptha yang
dipindahkan oleh benda uji.
ii. Berat isi contoh merupakan nilai rata-rata berat isi benda
uji yang bersangkutan
iii. Untuk perencanaan campuran beton, berat isi harus
dinyatakan dalam berat jenis yang merupakan dalam
besaran tanpa dimensi
Gsp=ρ/Ga

dimana :
Gsp : Berat jenis fly ash
Ga : Berat isi air suling pada suhu 4°C (=
1 gr/cm3)

15
e. Laporan

Tabel 3.6 Hasil Uji Fly Ash Tipe F


Berat benda uji 61 gram
Volume benda uji (=V2-V1) 20.2cc
Berat isi (=ρ) 3.01 gr/cc
Berat jenis (=Gsp) 2.91

3.5 Inovasi Beton Mutu Tinggi dengan Bahan Tambahan


Pada pembuatan campuran beton mutu tinggi (BMT) selain material
normal seperti pasir, batu pecah, semen dan air. Maka pada penelitian ini
sebagai suatu inovasi BMT dilakukan penambahan dua bahan tambahan
ramah lingkungan karena berfungsi untuk mengurangi jumlah semen dan
berasal dari limbah yaitu bahan tambahan abu terbang (fly ash) dan serbuk
kaca (fritz).
Serbuk kaca berasal dari limbah kaca. Cara mengolah limbah kaca
adalah dengan dihancurkan dengan alat mekanik hingga menjadi seperti
tepung, kemudian limbah kaca disaring dengan saringan No 200 untuk
mendapatkan serbuk kaca. Sedangkan bahan abu terbang (fly ash) berbentuk
seperti semen berasal dari limbah sisa pembakaran batu bara. Perolehannya
saat ini mudah karena sudah banyak dijual.
Berdasarkan penelitian-penelitian antara lain oleh Marsianus Danasi ;
Ade Lisantono (2015) dan Gaudiens; Dionisus (2016). Dilaporkan secara
sama, bahwa penggunaan fly ash 5% dapat meningkat kuat tekan beton lebih
besar dari 44 Mpa. Sedangkan berdasarkan penelitian oleh Slamet Prayitno
(2009) dilaporkan bahwa penggunaan serbuk kaca 5% dapat meningkat kan
kuat tekan lebih besar dari 44 Mpa. Dapat disimpulkan bahwa fly ash dan
serbuk kaca dapat dipakai sebagai bahan tambahan pada campuran BMT. Hal
ini disebabkan salah satunya fly ash dan serbuk kaca memiliki kandungan
senyawa kimia silicate, aluminat, dan aluminoferrit, yang hampir sama
dengan kandungan senyawa kimia dalam semen.
Salah satu tantangan dalam membuat BMT adalah permasalahan rendahnya
workabilitas atau tidak mudahnya pengerjaan BMT karena terlalu kental. Hal

16
ini disebabkan BMT mempunyai nilai faktor air semen yang kecil. Pada beton
mutu tinggi nilai faktor air semen sekitar 0,2-0,5 (SNI 03-6468-2000). Pada
penelitian ini, untuk memperbaiki workabilitas BMT digunakan bahan
tambahan kimia yaitu jenis superplastisizer yaitu sikaviscocrete dengan kadar
0,8% dari berat semen.
3.6 Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi fc’ 50 Mpa
Perhitungan kebutuhan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan dengan perencanaan campuran beton (mix design) berdasarkan
SNI-03-6468-2000 tentang tata cara campuran beton mutu tinggi (BMT)
dengan. Perencanaan campuran beton dilakukan sesuai mutu beton yang
dipakai yaitu f’c 50 Mpa pada umur 28 hari, dengan kuat target 66.29 Mpa.
Berikut adalah tabel perencana beton mutu tinggi berdasarkan SNI-03-6468-
2000 diperlihatkan pada Tabel 3.13 di bawah ini.
Tabel 3.7 Perhitungan Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi f’c = 50 Mpa
No. Parameter Referensi Perhitungan Nilai Sat.
Kuat Tekan
1. yang Ditetapkan pada umur 28 hari 50 Mpa
disyaratkan
f'cr =( fc' + 9.66)/0.90 SNI 03-
6468-2000, hal. 1 ==> Yang 66.289 Mpa
Kuat tekan dipakai
2
target (fcr)
f'cr Lapangan = fc+9.66Mpa SNI 59.66 Mpa
03-6468-2000, hal. 5
3 Jenis semen Ditetapkan (tipe I,II,III,IV,V)
PC Tipe I
yang digunakan
Jenis Agregat Ditetapkan (pecah/tidak) Batu pecah
4 kasar mesin 10-
20 mm
5 Jenis Agregat Ditetapkan Pasir Cor
halus
6 Faktor Air- Interpolasi 50 Mpa-66.289 Mpa 0.37
Semen yang tabel 3 SNI 03-6468-2000 hal.5
dipakai
7 Slump Rencana Ditetapkan dari tabel 2 SNI 03- 75-100 Mm
6468-2000 hal.5
8 Ukuran Agregat Ditetapkan dari analisa ayakan 20 Mm
Maksimum
9 Kadar Air bebas Ditetapkan dari tabel 2 SNI 03- 181 kg/m3
6468-2000 hal.5 ( Kadar air harus
dikoreksi ) pers. 1
V = (1-(Berat isi agregat halus / 35.013
Berat jenis relatif kering )*1000
Koreksi Kadar air, liter/m3 = (V- 0.064

17
35)*4,75 pers. 2
pers. 1 + Pers. 2==> Yang dipakai 181.064 kg/m3
10 Jumlah Semen No 9/6 489.362 kg/m3
11 Jumlah agregat Fraksi Volume agregat kasar 1167.120 kg/m3
Kasar optimum = 0,72 ……….pers 1
Tabel 1 SNI 03-6468-2000 hal.4
Berat isi agregat kasar =
1621……...pers 2 Data Uji Lab
pers. 1 x pers. 2 SNI 03-6468-
2000 hal. 4
12 semen portland = 155.353 Liter
563.547/3.15(berat jenis semen
type 1) = ………….(1)
Agregat Kasar = 417.574 Liter
1167.120/2.795(berat jenis kerikil
dari uji Lab) = …...….(2)
Air = 181.064 Liter
…………….(3)
Kadar udara Tanpa 20 Liter
Superplasticizer tabel 2 SNI 03-
6468-2000 hal.5 . . . ..4
Volume pasir per m3 beton = 226.009 Liter
1000- Total 1,2,3,4 =
Dikonversi menjadi berat pasir 587.397 kg/m3
kering oven =
0.197313*2.599(berat jenis Pasir
dari uji Lab)* 1000

Tabel. 3.8 Komposisi Akhir Campuran BMT f’c=50 Mpa per 1 m3


BATU
SEMEN
NO JUMLAH PASIR (kg) PECAH AIR (kg)
(kg)
(kg)
1
Berat Material 489.362 587.397 1167.120 181.064

Perbandingan Berat 1 1.20 2.38 0.37


BATU
2 SEMEN PECAH
JUMLAH (m3) PASIR (m3) (m3) AIR (m3)

Volume Material
489.362 357.732 720.000 181.064
(Vol = Berat / Berat
Isi)

Perbandingan
Volume 1 0.731 1.471 0.37

18
3.7 Rencana Anggaran Biaya

1. Biaya Pembuatan BMT per 1 m3

Tabel 3.9 Biaya Pembuatan Beton Mutu Tinggi (BMT) f;c=50 Mpa - per 1 m3

Harga Satuan Total Biaya


No. Material Satuan Volume
(Rp) (Rp)

1 Semen Kg 489.362 1,650.00 807,447.42

2 Pasir Cor m3 0.357 295,000.00 105,315.00

3 Batu Pecah m3 0.72 267,000.00 192,240.00

Mesin

4 Serbuk Kaca Kg 24.4681 0.00 0.00

5 Fly Ash Kg 24.4681 375.00 9,175.54

6 Sika Viscocrete Kg 3.9149 59,250.00 231,957.62

Jumlah Total 1,346,135.58

2. Biaya Pembuatan BMT per 3 benda uji (0.0053 m3 X 3 Buah) = 0.


0159 m3
Tabel 3.10 Biaya Pembuatan Beton Mutu Tinggi (BMT) f’c = 50 Mpa - per 3
Benda Uji

Harga Total Biaya


No. Material Satuan Volume
Satuan (Rp) (Rp)

1 Semen Kg 8.55894 1,650.00 14,122.26

2 Pasir Cor m3 0.00624 295,000.00 1,841.96

3 Batu Pecah Mesin m3 0.01259 267,000.00 3,362.28

4 Serbuk Kaca Kg 0.42795 0.00 0.00

5 Fly Ash Kg 0.42795 375.00 160.48

6 Sika Viscocrete Kg 0.0661 59,250.00 3,919.03

Jumlah Total 23,543.91

19
3.8 Aplikasi Beton Mutu Tinggi di Lapangan
Beton mutu tinggi (BMT) merupakan beton dengan kekuatan tinggi
sehingga bermanfaat pada struktur-struktur dengan kondisi khusus karena
geometri yang ekstrim dan kapasitas pemikulan beban yang besar. Struktur-
struktur tersebut antara lain gedung tingkat tinggi, jembatan bentang
panjang, beton pratekan dan pondasi tiang.
Di beberapa negara maju sudah sejak lama BMT berhasil diproduksi
untuk pekerjaan-pekerjaan khusus. Di Jepang untuk panel cangkang beton
pracetak pada sebuah terowongan kereta api, di USA untuk keperluan
militer, dan di Eropa untuk struktur jembatan berbentang panjang. Di
Indonesia BMT dengan kuat tekan rata-rata sebesar 85 MPa sudah dapat
dibuat secara komersial dengan bahan tambah superplastisizer dengan nilai
slump mencapai 15 cm yang memberikan kemudahan secara ekonomis bagi
penyelesain masalah struktur yang terjadi.
Bangunan-bangunan yang memberikan syarat tentang kecukupan
akan kekuatan, ketahanan, masa layan dan efisiensi mengarah kepada
digunakannya BMT. Dengan BMT dimensi struktur dapat diperkecil
sehingga berat struktur menjadi lebih ringan, hal tersebut menyebabkan
beban yang diterima pondasi secara keseluruhan menjadi lebih kecil, jika
ditinjau dari segi ekonomi hal tersebut tentu akan lebih menguntungkan.
Disamping itu untuk bangunan bertingkat tinggi dengan semakin kecilnya
dimensi struktur kolom pemanfaatan ruangan akan semakin maksimal.
BMT sangat baik dipakai pada kondisi harus menempatkan beton
pada masa layannya di umur awal, sebagai contoh pada perkerasan beton
elemen struktu pelat dan balok gedung di umur 3-7 hari. Sehingga bekisting
elemen struktur seperti pelat dan balok dapat lebih awal dibongkar.
Pembongkaran lebih awal bekisting secara ekonomis akan menguntungkan
pada kecepatan penyelesaian pekerjaan struktur.
BMT merupakan solusi untuk bangunan-bangunan seperti
bendungan, abutmen, pilar jembatan dalam laut. Porositas yang dihasilkan
BMT umumnya lebihrapat, sehingga akan menghasilkan beton yang relatif

20
lebih awet dan tahan chlor dan sulfat karena tidak dapat ditembus oleh air
dan zat perusak beton.
BMT juga baik dipakai pada bangunan-bangunan yang membutuhkan
kondisi ketat terhadap terpenuhinya syarat durabilitas, elastisitas dan kuat
lentur seperti pada struktur dam, pondasi-pondasi pelabuhan, garasi parkir,
dan lantai heavy duty pada area industri.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang akan dilakukan adalah pemanfaatan serbuk kaca dan fly
ash yang merupakan bahan-bahan limbah pembakaran batubara dan kaca
industri yang ditambahkan pada campuran beton mutu tinggi sebagai
pengganti sebagian semen (material polutan) merupakan suatu upaya
inovasi beton untuk menghasilkan beton mutu tinggi ramah lingkungan.
2. Beton Mutu tinggi direncanakan mempunyai kuat tekan 50 Mpa dengan
kadar serbuk kaca dan fly ash yang ditambahkan masing-masing sebesar
5% dari berat semen.
3. Perbaikan workabiltas beton mutu tinggi sehingga mudah dikerjakan
dilakukan dengan menambah superplatisizsr sikaviscocrete dengan kadar
0,8% dari berat semen.
4. Proporsi material agregat, semen dan air pada campuran beton mutu
tinggi dicari dengan perencanaan campuran beton berdasarkan SNI-03-
6468-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Mutu Tinggi.
5. Evaluasi kuat tekan beton mutu tinggi akan dilakukan berdasarkan hasil
uji benda uji beton silinder 150x300 mm pada umur 28 hari dengan alat
compression testing machine sesuai standar ASTM 39-89 tentang “Standard
Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete
Specimens”.

4.2 Saran
Perlu dipikirkan kembali cara-cara untuk melakukan evaluasi kuat
tekan beton mutu tinggi yang terukur. Karena berdasarkan KAK,
perencanaan mix design harus menggunakan data-data agregat kasar dan
agregat halus dari pihak penyelenggara. Hal ini menyebabkan hasil mix
design akan cenderung sama dengan peraturan mix design yang sama..
Pengaruh bahan tambahan dalam mix design tidak menentukan karena bahan

22
tambahan digunakan untuk mengurangi semen sehingga jumlah bahan
tambahan ditentukanberdasarkan prosentase dari berat semen.

23
Daftar Pustaka

Badan Standar Nasional.2002. SNI 03-6863-2002. Metode pengambilan contoh


dan pengujian abu terbang atau pozolan alam sebagai mineral pencampur
dalam beton semen Portland. Jakarta

Badan Standar Nasional. 1991. Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan


Tambahan Untuk Campuran Beton, SNI 03-2460-1991. Jakarta.

Badan Standar Nasional. 2011. Tata Cara Pembuatan dan perawatan Benda Uji
Beton di Laboratorium. SNI 2493 : 2011. Jakarta.

Bahar, Suardi. Nur Al Fata. Rahman Suhanda dan Enny Kurniawati.2004.


Pedoman Pekerjaan Beton. Jakarta. Wika

Dionisius, 2002, “Stress-Strain Model of Copper Slag High Strength Concrete


Confined by Spiral Reinforcement” , Proceding, Seminar Internasional, Bali

Dipohusodo, Istimawan.1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta. PT Gramedia Pustaka


Utama

Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata Cara Perencanaan campuran


Beton Berkekuatan Tinggi Denagn Semen Portland Dengan Abu Terbang,
SNI 03-6468-2000, Pd T-18-1999-03, Departemen Pemukiman Dan
Prasarana Wilayah, Badan Penelitian Dan Pengembangan, Jakarta.

Danasi, Marsianus dan Ade Lisantono. 2015. ”Pengaruh penambahan Fly Ash
pada Beton Mutu Tinggi dengan Silica Fume dan Filer Pasir Kwars”. Hal.
665-672.

Gaudensius, Dionisius. 2016, Pengaruh Penggunaan Flys Ash Tipe F dan Tipe C
terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi dan Beton Mutu Normal, Skripsi,
Universitas Merdeka. Malang

Mulyono Tri. 2003.Teknologi Beton.Yogyakarta. ANDI

Mukono. 2002. Epidemiologi Lingkungan. Airlangga University Press, Surabaya.

Nugraha, Paul dan Antoni. 2007. Teknologi Beton.Yogyakarta.ANDI

Slamet Prayitno. 2009. Pengaruh Penggatian Sebagian Semen dengan Serbuk


Kaca dan penambahan serat kawat galvanis pada beton mutu tinggi
terhadap kuat tekan dan kuat lentur balok beton bertulang. Matriks Teknik
Sipil. Jurnal Online. Vol. 4 No.2

Slamet, J.S. 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta. Gadjah Mada University


Press,

24
Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001.
Jakarta. GRASINDO

Wardhana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta.ANDI


Zeta Eridani. 2004. Pemanfaatan Abu Terbang Sebagai Bahan Tambah Untuk
Meningkatkan Kualitas Beton, Program Studi Ilmu Lingkungan UGM.

25

Anda mungkin juga menyukai