Tugas Akhir
Disusun oleh:
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah
terselesaikannya tugas akhir ini dengan judul “Analisa Gravity Wall Dan
Variatif”.
Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana
teknik sipil bidang studi struktur pada fakultas teknik Universitas Sumatera Utara
Medan. Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak
pemahaman penulis. Untuk penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, tugas akhir ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
senantiasa yang dalam keadaan sulit telah memperjuangkan hingga penulis dapat
Ketua Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara yang telah banyak
3. Bapak Prof. DR. Ir. Roesyanto, M.Sc. Selaku Dosen Pembanding I yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengevaluasi tugas akhir
ini.
4. Bapak Ir. Torang Sitorus, MT. Selaku Dosen Pembanding II yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengevaluasi tugas akhir ini.
5. Ibu Nursyamsi, ST. MT. Selaku Dosen Pembanding III yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengevaluasi tugas akhir ini.
Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
penahan) merupakan struktur bangunan yang digunakan untuk menahan tanah atau
memberikan kestabilan tanah atau bahan lain yang memiliki beda ketinggian dan
alaminya. Oleh karena itu konstruksi ini digunakan untuk menahan atau menopang
suatu peninggian tanah. Untuk jenis Gravity dan Cantiliver, Penggunaan Gravity
Wall dan Cantiliver Wall mempunyai berbagai kelebihan dan kelemahan pada sisi
efektifitas dan nilai ekonomis terhadap tinggi yang variatif antara 1m sampai dengan
10m. Pada dasarnya konsep yang digunakan adalah membuat Retaining Wall dengan
ekonomis.
Adapun pembahasan dalam tugas akhir ini adalah menganalisa sejauh mana
perbedaaan nilai ekonomis yang terjadi pada ke dua Retaining Wall terhadap
ketinggian yang bervariasi sehingga kita dapat mencari ketinggian (h) berapa
yang baik digunakan pada Gravity Wall dan Cantilever Wall sehingga hal ini
dapat dijadikan pedoman kepada perencana untuk dapat mendesain Retaining Wall
secara ekonomis.
Gravity Wall terletak pada ketinggian 3 m, jika > 3 m maka dinding tidak ekonomis.
Sedangkan Cantiliver Wall lebih ekonomis pada ketinggian > 3 m. Jika ketinggian <
Penahan......................................................................... 45
A = Luas Penampang
As = Luas Tulangan
B = Lebar Pondasi
c = Kohesi
D = Kedalaman
F = Gaya Normal
FR = Gaya Geser
FD = Gaya Tahanan
G = Modulus geser
H = Ketingian
h = Kedalaman
Ka = Koefisien Aktif
Kp = Koefisien Pasif
Mo = Momen Guling
P = Tekanan
Pa = Gaya Aktif
Pp = Gaya Pasif
V = Volume
q = Kekuatan Tanah
qc = Perlawanan Konus
W = Berat
V = Volume
z = Kedalaman
�1 = Faktor Reduksi
� = Berat Volume
σ = Tegangan
σa = Tegangan Aktif
σh = Tegangan Horizontal
σv = Tegangan Vertikal
Volume .................................................................................. 88
Biaya...................................................................................... 89
Umum .................................................................................... 3
Timbunan ............................................................................... 57
penahan) merupakan struktur bangunan yang digunakan untuk menahan tanah atau
memberikan kestabilan tanah atau bahan lain yang memiliki beda ketinggian dan
alaminya. Oleh karena itu konstruksi ini digunakan untuk menahan atau menopang
suatu peninggian tanah. Untuk jenis Gravity dan Cantiliver, Penggunaan Gravity
Wall dan Cantiliver Wall mempunyai berbagai kelebihan dan kelemahan pada sisi
efektifitas dan nilai ekonomis terhadap tinggi yang variatif antara 1m sampai dengan
10m. Pada dasarnya konsep yang digunakan adalah membuat Retaining Wall dengan
ekonomis.
Adapun pembahasan dalam tugas akhir ini adalah menganalisa sejauh mana
perbedaaan nilai ekonomis yang terjadi pada ke dua Retaining Wall terhadap
ketinggian yang bervariasi sehingga kita dapat mencari ketinggian (h) berapa
yang baik digunakan pada Gravity Wall dan Cantilever Wall sehingga hal ini
dapat dijadikan pedoman kepada perencana untuk dapat mendesain Retaining Wall
secara ekonomis.
Gravity Wall terletak pada ketinggian 3 m, jika > 3 m maka dinding tidak ekonomis.
Sedangkan Cantiliver Wall lebih ekonomis pada ketinggian > 3 m. Jika ketinggian <
PENDAHULUAN
Kalau kita perhatikan ada ribuan angkutan darat yang melintas setiap harinya.
Hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran infrastruktur jalan sebagai salah satu
jalan yang representatif adalah hal yang tidak dapat ditawar – tawar lagi demi
jalan terancam putus jika terjadi longsor dan menyebabkan terganggunya para
pengguna jalan. Diperparah lagi jika jalan tersebut termasuk jalur padat dan
untuk menahan tanah atau memberikan kestabilan tanah atau bahan lain yang
kemiringan longsor lebih dari kemiringan alaminya. Oleh karena itu, konstruksi
ini sering digunakan untuk menahan atau menopang suatu peninggian tanah.
Secara umum, dinding penahan memiliki beberapa jenis tipe, antara lain:
Wall, Counterfort Retaining Wall. Dan dalam penulisan ini hanya membahas
Gravity Retaining Wall dan Cantilever Retaining Wall. Secara umum Gravity
Retaining Wall ini sangat tidak ekonomis untuk dinding yang tinggi. Hal ini
Wall bernilai ekonomis untuk dinding yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
Tabel 1.1
Gravity Retaining Wall dengan Cantilever Retaining Wall, sehingga hal ini
I.2. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi pada dinding penahan sangat luas dan rumit.
Dalam tugas akhir ini, permasalahan yang utama yang dihadapi adalah
mengenai stabilitas dan nilai ekonomis yang terjadi pada Gravity Retaining
Wall dan Cantiliver Retaining Wall terhadap ketinggian yang bervariasi. Dalam
kasus ini, Gravity Retaining Wall memiliki dimensi yang terlalu besar
dinding yang tinggi. Inilah perbedaan yang khas dari kedua jenis Retaining
Wall ini dan inilah yang mendasari penulisan tugas akhir ini yaitu untuk
mengetahui seberapa besar perbedaan stabilitas dari kedua Retaining wall ini
γ
φ
C
γ φ C
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana perbedaaan nilai ekonomis yang terjadi pada ke dua
Retaining Wall terhadap ketinggian yang bervariasi sehingga kita dapat mencari
ketinggian (h) berapa yang baik digunakan pada Gravity Wall dan Cantilever
Wall sehingga hal ini dapat dijadikan pedoman untuk dapat mendesain Retaining
Retaining Wall dan akibat dari keterbatasan literatur serta waktu yang kurang
mencukupi, sehingga dalam penulisan tugas akhir ini hanya akan membahas
mengenai perhitungan mekanika teknik dari Retaining Wall dan menghitung nilai
kata lain, hal-hal diluar perhitungan mekanika teknik tidak akan dibahas dalam tugas
akhir ini.
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah studi literatur
yaitu dengan mengumpulkan data-data dan keterangan dari buku-buku yang relevan
dan berhubungan dengan pembahasan pada tugas akhir ini serta masukan-masukan
dari dosen pembimbing. Tulisan ini bersifat komparatif yaitu untuk mengetahui
perbandingan Gravity Wall dengan Cantilever Wall yang ditinjau dari segi
ekonomis terhadap tinggi yang variatif. Pada kasus Retaining Wall, beban yang
tekanan air pori dianggap sama dengan nol. Dengan ketinggian yang dimulai
dari 1m sampai dengan 10m. Didalam Retaining Wall, terjadi gaya – gaya
Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini
II. Pendahuluan
II.2. Permasalahan
IV.1. Umum
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa, Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring
atau lereng yang kemampatannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu
sendiri.
c. Perlindungan tebing.
Material Yang
Ditahan
tersusun dari suatu dinding vertical dan tapak lantai. Masing – masing
diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah diatas
kantiliver, yaitu bagian dinding vertical ( steem ), tumit tapak dan ujung
kaki tapak ( toe ). Biasanya ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6
– 7 meter.
Stem
Counterfort
tanah diatas tumit tapak. Dinding ini lebih ekonomis untuk ketinggian
Buttress
Stem
penimbunan, kepadatan dan kadar airnya, jenis bahan di bawah dasar pondasi,
ada tidaknya beban permukaan, dan lainnya. Akibatnya, perkiraan detail dari
gaya lateral yang bekerja pada berbagai dinding penahan hanyalah masalah
Jika suatu dinding penahan dibangun untuk menahan batuan solid, maka
tidak ada tekanan pada dinding yang ditimbulkan oleh batuan tersebut. Tetapi
jika dinding dibangun untuk menahan air, tekanan hidrotatis akan bekerja pada
dinding. Pembahasan berikut ini dibatasi untuk dinding penahan tanah, perilaku
tanah pada umumnya berada diantara batuan dan air, dimana tekanan yang
disebabkan oleh tanah jauh lebih tinggi dibandingkan oleh air. Tekanan pada
yaitu :
Tekanan tanah aktif dan pasip dapat dihitung secara analitis maupun
Tabel II - 1
Dihitung Secara Kondisi Tanah
- Tanah Homogen
- Tanah Homogen
- Beban Sembarang
Dalam hal ini, Tekanan tanah lateral dilakukan atas dasar teori Analitis
( Teori Coloumb dan Renkine ). Masing – masing cara atau kondisi diuraikan
Bila kita tinjau massa tanah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar II.
dipasang sampai kedalaman tak terhingga. Suatu elemen tanah yang terletak
horizontal
σv Berat
h volume
tanah
σ h = K σv
o
Bila dinding AB dalam keadaan diam, yaitu bila dinding tidak bergerak
ke salah satu arah baik kekanan maupun kekiri dari posisi awal, maka massa
Rasio tekanan arah horizontal dan tekanan arah vertical dinamakan “ koefisien
�ℎ
�� = ( II –
��
1)
Karena �� = �ℎ , maka
�ℎ = �� (�ℎ ) ( II –
2)
�� = 1 − sin � ( II –
3)
Po = 1/2 K o γ H
H
2
H/3
Ko γ H
B
yang bekerja pada dinding setinggi H. Gaya total per satuan lebar dinding, Po,
adalah sama dengan luas dari diagram tekanan tanah yang bersangkutan. Jadi :
1
�� = �� �� 2 ( II –
2
4)
aktif dan pasif yang bekerja pada tembok penahan. Dalam teorinya, coloumb
menganggap bahwa :
Kondisi Aktif
C α
β−φ
90 − θ + α
A
θ
W D
H
φ
δ
F
90 + θ − β
β
B
Gambar II. 7a. Tekanan aktif menurut Coulomb
( Braja M Das, 1991 )
2. F, resultante dari gaya geser dan gaya normal pada permukaan bidang
4. Pa, gaya aktif per satuan lebar tembok. Arah Pa ini akan membuat
Segitiga gaya untuk blok tanah adalah seperti yang ditunjukan dalam
� Pa
= ( II – 5 )
��� ( 90 + � + � – � + � ) ��� ( � − � )
Atau :
��� ( � − � )
Pa = ( II – 6 )
��� ( 90 + � + � − � + � )
Pa 90 − θ − δ
90 + θ + δ − β + φ
W
F β−α
Dimana :
�� = �� ��� ( 90 + � – � )
�
= ��� ( 90 + � − � )
��� �
cos( �− � )
=� ( II –
cos �
8)
cos ( �− � )
�� = ��
sin ( �− � )
cos( �− � )
�� = � ( II –
cos �.sin( �− � )
9)
10 )
1 cos ( �− � ) cos ( �− � )
Pa = � �² ( II –
2 ���² � sin ( �− � ) sin ( 90+ �+ �− �+ � )
11 )
1
Pa = Ka γ H² ( II –
2
12 )
Dimana :
cos ² ( �− � )
Ka = �sin(�+ � ) sin( �− � )²
( II –
cos ² θ cos( δ+ θ ) [ 1+ ]
�cos(�+ � ) cos( �− � )
13 )
( 1−sin � )
Ka = ( 1+sin � )
( II – 14 )
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 � = -5
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 �=0
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 �=5
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 � = 10
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 � = 15
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
Kondisi Pasif
tanah non – kohesi yang kemiringannya serupa dengan yang diberikan dalam
Gambar ( II. 7a ). Keseimbangan polygon gaya dari blok tanah ( wedge ) ABC
untuk gaya pasif. Notasi lain yang digunakan untuk kondisi pasif adalah sama
seperti yang digunakan dalam kondisi aktif. Urutan perhitungan yang akan
dilakukan adalah sama seperti yang dilakukan pada kondisi aktif yaitu :
1
Pp = �� � �² ( II –
2
15 )
Dengan :
cos ² ( � + � )
Kp = �sin(�− � ) sin( �+ � )²
( II –
cos ² θ cos( δ− θ ) [ 1− ]
�cos(�− � ) cos( �− � )
16 )
β−φ
90 − θ + α
A
θ
W D
H φ F
δ
90 + θ − β
β
B
Gambar II. 8a. Tekanan pasif menurut Coulomb
180 − ( 90 − θ + δ ) − ( β + φ )
Pa
90 − θ + δ
β−φ
F W
) persamaan ( II – 16 ) menjadi :
( 1+sin � )
Kp = ( 1−sin � )
( II –
17 )
�, �, dan �.
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 � = -5
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 �=0
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 �=5
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 � = 10
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
� = 90 � = 15
� � ( derajat )
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
didalam masa tanah tepat pada batas runtuhnya. Rankine melakukan suatu
diam, yaitu bila dinding tidak bergerak ke salah satu arah baik ke kanan
A A
σv Berat
volume
tanah
σ
h
B B
Kondisi Aktif
�� ��
��� ϕ = =
�� �� + ��
σf = c + σ tan φ
Tegangan geser
D b
φ
φ σa σv
A O C Tegangan normal
D'
Sehingga :
�� − ��
��� � = 2
�� + ��
� cot �+
2
Atau :
�� + �� �� − ��
� cos � sin � =
2 2
Atau :
1−sin � cos �
�� = �� − 2� ( II –
1+sin � 1+sin �
18 )
Seperti diketahui :
18.a )
cos � �
= tan �45 − � ( II –
1 + ���� 2
18.b )
�� = γ z ( II –
18.c )
� �
�� = � � ��� 2 �45 − � − 2� tan �45 − � ( II –
2 2
19 )
Anggapan mula pada cara Renkine adalah untuk tanah yang tidak
�
�� = � � ��� 2 �45 − � ( II –
2
20 )
�� �
�� = = ��� 2 �45 − � ( II –
�� 2
21 )
�
membentuk sudut ± �450 + 2 � dengan arah dari bidang utama besar, yaitu
geser ( slip plane ) gambar II. 11. Sedangkan gambar II. 12 menunjukkan
- 2c Ka
φ
γ
2c
tan 45 +
2
γ Z Ka - 2c Ka
Gambar II. 11. Bidang geser Gambar II. 12. Distribusi tekanan
tanah
Kondisi Pasif menurut Rankine dapat dijelaskan dengan Gambar II. 13.
A A
σv
Berat
volume
tanah
σ
h
B B
perlahan – lahan ke arah masuk ke dalam massa tanah, maka tegangan utama
diwakili oleh lingkaran Mohr. Pada keadaan ini, keruntuhan tanah akan terjadi
disimpulkan bahwa :
� �
�� = �� ��� 2 �45 + � + 2� tan �45 + � ( II – 22 )
2 2
� �
= �� ��� 2 �45 + � + 2� tan �45 + �
2 2
τ = c + σ tan φ
D
Geser
φ σp
a
C
φ Ko σ v σ
A Tegangan
O Normal
v
D'
�
�� = �� ��� 2 �45 + �
2
Atau
�� �
��
= �� = ��� 2 �45 + � ( II – 23 )
2
bersesuaian dengan bidang geser di dalam tanah. Untuk kondisi pasif bidang
�
geser membuat sudut ± tanah�450 − � dengan arah dari bidang utama kecil
2
φ φ
45 - 45 -
2 2
2c Kp γ Z Kp
Gambar II. 15. Bidang geser Gambar II. 16. Distribusi tekanan
tanah
(derajat)
26 28 30 32 34 36 38 40 42
Dengan adanya air tanah, maka berat isi tanah dimana air tanah tadi
� ′ = �� = ���� ( II –
23 )
� ′ = � − �� ( II –
24 )
Beban yang besarnya diatas tanah yang paling sering dijumpai pada
permasalahan rekayasa pondasi adalah akibat beban merata dan beban – beban
lainnya. Mobilisasi tegangan yang terjadi berupa tekanan aktif dapat dilihat
pada keterangan berikut ini. Beban – beban yang bekerja pada tanah isian
Sedangkan besar tekanan lateral yang dihitung dengan gambar grafik biasanya
x = mH
σz
z=n H
σ
x
H
Q 3x2 z
�px = σx = = � � ( II –
2π L5
25 )
Dengan
� = �� 2 + � 2
II – 25 ), kita hasilkan :
3Q m2 n
σx = ( II –
2πH2 (m2 + n2 )5/2
26 )
mencakup pengaruh perlawanan tembok. Hal ini diselidiki oleh Gerber ( 1929 )
dan Spangler ( 1938 ) yaitu dengan cara melakukan pengetesan dengan skala
besar. Beranjak dari temuan dari ( hasil eksperimen ) mereka, Persamaan (II –
26) ini dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
1,77Q m2 n2
σx = ( II –
H2 (m2 + n2 )3
27 )
0,28Q n2
σx = ( II –
H2 ( 0,16+ n2 )3
28 )
bekerja pada tembok ( muka tembok sebelah belakang adalah tegak ), yang
disebabkan oleh beban garis yang diletakkan sejajar dengan puncak ( bagian
x = mH
z=n H
σ
H
x
4q m2 n
σx = (m2 + n2 )2
( II –
πH
29 )
Untuk m ≤ 0,4
0,28Q n2
σx = ( II –
H2 ( 0,16+ n2 )3
30 )
Beban Strip / Lajur dapat dilihat pada gambar II. 19 dengan beban
sebesar q / stuan luas terletak pada jarak m1 dan tembok yang mempunyai
keting g ai n H. Menu rut teori elastisitas, teg ang an arah ho rizontal σx pada
31 )
Sudut � dan � juga dapat dilihat pada gambar 2 – 17. Untuk prilaku
– 32 )
m1 m2
q /satuan
luas
α
H P
σ
x
Gaya P per satuan lebar tembok yang disebabkan oleh beban lajur dapat
II – 33 )
Dimana :
34 )
�1 + �2
�2 (�������) = tan−1 � � ( II –
�
35 )
non kohesif. Pendekatan ini merupakan metode yang paling umum digunakan.
pada Gambar II. 19, sesuai dengan daerah gempa, tipe tanah dibawah
permukaan, dan waktu getar alami dari struktur tersebut. Daerah gempa di
Indonesia disesuaikan dengan daerah gempa pada pasal 1.2.20. dibagi menjadi
wilayah dibagi menjadi 3 jenis yaitu tanah keras, tanah sedang, tanah lunak.
Masing – masing wilayah gempa mempunyai kurva respon spectra gempa untuk
��� 2 (�−� ′ )
�′� = 1/2 2 ( II –
���(�+�)�����−�′ �
��� 2 � ′ ���(�+� ′ )�1+� ′ ′ ′ � �
�����+� ������ −� �
36 )
� = tan−1 �ℎ ( II –
37 )
�ℎ = �. �
�ℎ = (1 − �� ) tan � ( II –
38)
39)
Daerah “C“
Gempa
Tanah Keras Tanah Sedang Tanah Lunak
Untuk menentukan titik tangkap Pae, maka tekanan aktif gempa total
Gaya Pa bekerja pada 1/3 H dari dasar dinding sedangkan Pae bekerja 1/2
1 ���2 �
��� = �� 2 (1 − �� ). � ′ �. � � ( II –
2 cos � ���2 �
40 )
Dinding Kantiliver
H
α
Sama seperti pada dinding gravitasi, pada dinding kantiliver ini, berat
total tekanan aktif yang bekerja pada struktur berupa penjumlahan vector dari
Pada Gambar II. 23, dinding gravity memiliki bidang longsor terbentuk
C α
β−φ
90 − θ + α
A
θ
W D
H
φ
δ
F
90 + θ − β
β
B
adalah longsor pada bidang tekanan AB dimana kasus ini hanya terjadi pada
kondisi Rankine.
III.1. UMUM
Tekanan aktual yang terjadi di belakang dinding penahan cukup sulit
bahan penimbun, kepadatan dan kadar airnya, jenis bahan didasar pondasi, ada
tidaknya beban permukaan, dan lainnya. Akibatnya perkiraan detail dari gaya
lateral yang bekerja pada berbagai dinding penahan hanyalah masalah teoritis
dalam mekanika tanah. Jika dinding penahan dibangun untuk menahan batuan
solid, maka tidak ada tekanan pada dinding yang ditimbulkan pada dinding.
Jika dinding dibangun untuk menahan air, tekanan hidrostatis akan bekerja
pada dinding. Tetapi jika dinding dibangun untuk menahan tanah, dimana
perilaku tanah pada umumnya berada diantara batuan dan air, sehingga
urugan balik γ dan � untuk menghitung tekanan tanah. Mutlak bahwa paling
tidak pada daerah yang terbatas dibelakang dinding akan dipakai urugan balik.
persamaan berikut :
∑ ��
�������� = ∑ ��
( III –
1)
Dimana :
momen yang disebabkan oleh gaya vertical dari struktur dan berat
2.0
persamaan berikut :
2)
Dimana :
struktur.
dari struktur dengan tanah serta tahanan yang disebabkan oleh kohesi
tanah.
1.5
Tekanan yang disebabkan oleh gaya – gaya yang terjadi pada dinding
penahan ke tanah harus dipastikan lebih kecil dari daya duku ng ijin tanah.
Penentuaan daya dukung ijin pada dasar dinding penahan dilakukan seperti
� �
��� = − � ∑���� ( III –
2 �
3)
Dimana :
4)
∑� 6 ∗ ���
�= �1 ± � ( III – 5 )
� �
Jika nilai eks > B / 6 maka nilai q akan lebih kecil dari 0. Hal tersebut
adalah sesuatu yang tidak diharapkan. Jika hal ini terjadi maka lebar dinding
dengan rumus :
���������
������ ������ = ����
( III –
6)
1
��������� = �2 �� ��� ��� ��� + ��� ��� ��� + �2 ��� ��� ��� ( III – 7 )
2
Nilai minimum dari angka keamanan terhadap daya dukung yang biasa
Dimana :
� = �2 �
�� = � − 2�
Faktor Bentuk :
���
��� = 1 +
��
�
��� = 1 + tan �
�
Faktor Kedalaman :
Untuk Df / B < 1
�
��� = 1 + 0.4
�
�
��� = 1 + 2 tan �2′ (1 − sin �2′ )2
�
��� = 1
Untuk Df / B > 1
�
��� = 1 + 0.4��� −1
��
�
��� = 1 + 2 tan � (1 − sin �)2
�
��� = 1
Faktor Inklanasi :
2
�0
��� = ��� = �1 − 900
�
2
�0
��� = �1 − � 0
�
�� cos �
� 0 = tan−1 � ∑�
�
� Nc Nq N�
0 5.14 1 0
1 5.38 1.09 0.07
2 5.63 1.2 0.15
3 5.9 1.31 0.24
4 6.19 1.43 0.34
5 6.49 1.57 0.45
6 6.81 1.72 0.57
7 7.16 1.88 0.71
8 7.53 2.06 0.86
9 7.92 2.25 1.03
10 8.35 2.47 1.22
11 8.8 2.71 1.44
12 9.28 2.97 1.69
13 9.81 3.26 1.97
14 10.37 3.59 2.29
15 10.98 3.94 2.65
16 11.63 4.34 3.06
17 12.34 4.77 3.53
18 13.1 5.26 4.07
19 13.93 5.8 4.68
20 14.83 6.4 5.39
21 15.82 7.07 6.2
22 16.88 7.82 7.13
23 18.05 8.66 8.2
24 19.32 9.6 9.44
25 20.72 10.66 10.88
26 22.25 11.85 12.54
27 23.94 13.2 14.47
28 25.8 14.72 16.72
29 27.86 16.44 19.34
30 30.14 18.4 22.4
31 32.67 20.63 25.99
32 35.49 23.18 30.22
33 38.64 26.09 35.19
dinding pasangan batu sama seperti menentukan tegangan pada tanah dasar
dianggap aman jika tegangan minimum pada suatu bidang horizontal lebih
dari agregat alam, seperti kerikil, pasir atau batu pecah dengan bahan pengikat
semen Portland. Semen dengan air membentuk pasta pengikat butiran – butiran
agregat menjadi massa yang padat dan tidak larut dalam air. Terkadang, satu
perlu dipasang tulangan baja untuk menahan gaya tarik, beton demikian itu
disebut beton bertulang. Dengan mengkom binasikan beton dan baja sebagai
Kerja sama antara beton dan baja tulangan hanya dapat terwujud
a. Lekatan sempurna antara batang tulangan baja dengan beton keras yang
keduanya.
c. Angka muai kedua bahan hamper sama, angka muai beton 10-6 s/d 1.3
10-5 sedangkan baja 1.2 10-5, sehingga dapat nilai keduanya dapat
diabaikan.
karekteristik beton yang diperoleh dari hasil perhitungan atau hasil pengujian
beton untuk konstruksi beton bertulang dibagi dalam mutu kelas seperti :
a. Beton Kelas I
b. Beton Kelas II
mutu – mutu standar : B1, K 125, K 175, K 225. Pada mutu B1,
peralatan lengkap dan dilayani oleh tenaga – tenaga ahli yang dapat
Tabel III – 2
Agregat Tekan
Bertulang dijelaskan bahwa, Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi
nilai tertentu tanpa mengalami keretakan. Untuk itu, agar beton dapat bekerja
dengan baik dalam suatu system struktur, perlu dibantu dengan memberinya
struktur.
Agar dapat berlangsung lekatan erat antara baja tulangan dengan beton,
diberi sirip teratur dengan pola tertentu, atau batang tulangan yang dipilin
Gambar III. 1.
Besi tulangan
dari pada mutu baja. Tegangan leleh dan tegangan dasar dari berbagai macam
Tabel III - 3
Macam Baja Tegangan Leleh Tegangan Dasar
Sebutan Sebutan �ℓ σ
penting sebelum mendesain struktur beton bertulang. Adapun sifat – sifat dari
Modulus Elastisitas
satuan SI :
8)
mm2 atau Mpa ( megapascal ). Jika yang digunakan adalah beton dari
batu pecah biasa atau kerikil ( dengan massa kira – kira 2320 kg / m3 ).
9)
Dimana :
Tabel III – 4
��′ ( MPa ) �� ( MPa )
17 17 450
21 21 500
24 23 000
28 24 900
35 27 800
42 30 450
WALL
penahan dengan tinggi sekitar 3 m. Dinding jenis ini biasanya dibuat dari
terhadap geser dan guling. Biasanya dinding ini sangat masif dan tanpa
guling dihitung, titik resultan gaya pada dasar dinding ditentukan, dan tekanan
tanah dihitung. Biasanya faktor keamanan terhadap geser tidak kurang dari 1,5
untuk timbunan tidak kohesif dan 2,0 untuk timbunan kohesif. Faktor
mendekati nilai yang diberikan dan faktor keamanan terhadap guling dan geser
dihitung. Jika nilai faktor keamanan tidak sesuai, dimensi diperbaiki dan faktor
Kasus 1
Dinding penahan gravitasi terbuat dari beton polos diperlihatkan pada Gambar
mempunyai berat volume 16,5 KN/m3, Kohesi tanah 0o dan sudut geser tanah
30o. Tentukan faktor keamanan terhadap guling dan geser. Untuk Parameter
γ = 16,5 KN/ m3
φ = 30 o
c= 0 o
W1
H = 1m
W2
D = 0,25m
B
γ2 = 16,5 KN/m3
C
φ2 = 30 o
c2 = 10 o
Gambar IV. 1.
Pemodelan gravity wall dengan parameter tanah timbunan
• Langkah 1
Untuk menentukan koefisien tekanan tanah aktif telah dibahas pada Bab II ,
pada persamaan ( II – 14 ) :
( 1 − sin � )
Ka =
( 1 + sin � )
( 1 + sin � )
Kp =
( 1 − sin � )
• Langkah 2
1
Pa = Ka γ H²
2
1 1
Pa = . � � . 16,5 . 1²
2 3
Pa = 2.750 KN/m
Pengaruh gempa diasumsikan sebagai gaya horizontal statis yang sama dengan
Dimana : � = 0o , � = 0o
�ℎ = (1 − �� ) tan �
�ℎ = (1 − 0) tan 30�
�ℎ = 0.577
�ℎ
� = tan−1 � �
1 − ��
0.557
� = tan−1 � �
1− 0
�’ = � + �’ = 0o + 30o = 30 o
�’ = � + �’ = 0o + 30o = 30o
��� 2 (� −� ′ −�′)
� ′ �� = 1 2
���(�+�)�����−� ′−�′ � 2
��� 2 � ′ cos �′ ���(�+� ′ +�′ )�1+� � �
�����+�′������′ −�′ �
� ′ �� = 2.309401077
Gaya Pa bekerja pada 1/3 H dari dasar dinding sedangkan Pae bekerja 1/2 H
menggunakan rumus :
1
��� = �� 2 (1 − �� ). � ′ ��
2
1
��� = 16.5 12 (1 − 0) 2.309401077
2
di belakang dinding, sehingga berat volume tanah sama yaitu 16.5 KN/m3.
1
Pp = Kp γ H²
2
1
Pp = . 3. 16.5 (0.125²)
2
Pp = 0,386719 KN/m
• Langkah 3
Momen Guling dengan titik tangkap di titik C, dapat dilihat pada tabel IV.1
Tabel IV.1
Gaya Lengan Momen Momen
1 1
Pa = . � � . 16,5 . 1² = 2,750 KN/m x 0.33 =
2 3
0,9167
1
��� = 16.5 12 (1 − 0)2.309401077 = 8,25 KN/m x 0.50 = 4,125
2
= 11 KN/m Mo = 5,041
KN/m
Direncanakan :
A = 0,5 m
B = 1,25 m
Momen Resultan dengan titik tangkap di titik C, dapat dilihat pada tabel IV.2
Tabel IV.2
Gaya Lengan Momen Momen
KN/m
∑ ��
�������� =
∑ ��
13,775
�������� = = 2,73 > 2.0 Faktor Keamanan Terhadap Guling OK
5,041
• Langkah 4
persamaan ( II – 41 )
∑ ��
������� =
∑ ��
��+�� 20,3+ 0,3867
������� = = = 1,88 > 1,5 Faktor Keamanan Terhadap Geser
�� 11
OK
Periksa lokasi dari resultan atas dasar keberadaan pada sepertiga bagian tengah
� �
��� = − � ∑����
2 �
1,25 8,733
��� = − � �
2 20,3
��� = 0,1947 m
Cek kontrol :
tengah.
• Langkah 5
Parameter yang digunakan sama dengan parameter yang digunakan pada tanah
timbunan. Untuk � = 30o maka didapat nilai Nc, Nq, N�, pada tabel ( III.1 )
C = 10o
Nc = 30,14
Nq = 18,40
N� = 22,40
0,25
��� = 1 + 2 tan 30� (1 − sin 30� )2
0,86043
��� = 1,167
�
��� = 1 + 0.4��� −1
��
0,25
��� = 1 + 0.4��� −1
0,86043
��� = 1,1162
�� cos �
� 0 = � = ��� −1 � ∑�
�
11 cos 0�
� 0 = � = ��� −1 � 20,3
�
� 0 = � = 28,4519
2
�0
��� = �1 − �
900
2
28,45190
��� = �1 − �
900
��� = 0,4676
��� = 1
2
�0
��� = �1 − �
�0
��� = 0,0026
1
��������� = �2 �� ��� ��� + ��� ��� ��� + �2 �′�� ��� ���
2
= 0,5(30,14)(1,1162)(0,4676) + 4,125(18,40)(1,167)(0,4676) + 0,5(16,5)(0,86043)(22,40)(1)(0,0026)
= 122,268
122,268
3=
��
�� = 40,7562
rumus ( III-5 ) :
∑� 6 ∗ ���
�= �1 ± �
� �
20,3 6 (0,1947
�= �1 ± � = 31,42 < 40,7562 OK……...
1,25 1,25
= 1,506
W1
H = 1m
W2
D = 0,25m
C B
Gambar IV. 2.
Dimensi gravity wall
Tabel IV.3
Dimensi Gravity Wall
Tinggi Tebal Lebar Panjang
Dinding Dinding Dinding Dinding Volume
H a b
(m) (m) (m) (m) (m3)
1 0.5 1.25 1 0.85
2 0.8 2.4 1 3.2
3 1.1 3.5 1 6.6
4 2 5 1 14
5 3 7 1 25
6 3.5 8.75 1 36.75
7 6.5 11 1 61.25
8 8 14 1 88
9 10 16 1 117
10 11 18 1 145
160
140 145
120 117
Volume ( m3 )
100
88
80
volume
60 61.25
40 36.75
20 25
14
6.6
0 0.85 3.2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ketinggian ( m)
Kasus 1
γ = 16.5 KN/m
φ = 30
C=0
γ = 16.5 KN/m
φ = 30
C=0
Gambar IV. 3.
Pemodelan cantiliver wall dengan parameter tanah timbunan
berat volume 16,5 KN/m3, dan sudut geser tanah 30o. Tentukan faktor
• Langkah 1
Untuk menentukan koefisien tekanan tanah aktif telah dibahas pada Bab II ,
pada persamaan ( II – 21 ) :
�� �
�� = = ��� 2 �45 − �
�� 2
30
�� = ��� 2 �45 − �
2
�� = 0.333
�
�� = ��� 2 �45 + �
2
30
�� = ��� 2 �45 + �
2
�� = 3
• Langkah 2
1
Pa = Ka γ H²
2
1 1
Pa = . � � . 16,5 . 1²
2 3
Pa = 2.750 KN/m
Pengaruh gempa diasumsikan sebagai gaya horizontal statis yang sama dengan
Dimana : � = 0o , � = 0o
�ℎ = (1 − �� ) tan �
�ℎ = (1 − 0) tan 30�
�ℎ = 0.577
� ′ = tan−1 �ℎ
� ′ = tan−1 0.557
� ′ = 30�
�ℎ
� = tan−1 � �
1 − ��
0.557
� = tan−1 � �
1− 0
� = 30�
�’ = � + � = 0o + 30o = 30o
�’ = � + � = 0o + 30o = 30o
� ′ �� = 2.3094
Gaya Pa bekerja pada 1/3 H dari dasar dinding sedangkan Pae bekerja 1/2 H
menggunakan rumus :
1
��� = �� 2 (1 − �� ). � ′ ��
2
1
��� = 16.5 12 (1 − 0)2,3094
2
Diasumsikan tanah di depan dinding penahan sama dengan tanah yang berada
di belakang dinding, sehingga berat volume tanah sama yaitu 16.5 KN/m3.
1
Pp = Kp γ H²
2
1
Pp = . 3. 16.5 (0.25²)
2
Pp = 1.547 KN/m
Gaya Pa bekerja pada 1/3 H dari dasar dinding sedangkan Pae bekerja 1/2 H
Momen Guling dengan titik tangkap di titik D, dapat dilihat pada tabel IV.4
Tabel IV.4
Gaya Lengan Momen Momen
1 1
Pa = . � � . 16,5 . 1² = 2,750 KN/m x 0.33 =
2 3
0,9167
1
��� = 2
16.5 12 (1 − 0)2.309401077 = 8,25 KN/m x 0.50 = 4,125
= 11 KN/m Mo = 5,041
KN/m
Direncanakan :
A = 0,4 m
B = 1,2 m
C = 0,20 m
H = 1,0 m
Momen Resultan dengan titik tangkap di titik D, dapat dilihat pada tabel IV.5
Tabel IV.5
∑ ��
�������� =
∑ ��
13,4998
�������� = = 2,67 > 2,0 Faktor Keamanan Terhadap Guling OK
5,041
• Langkah 4
persamaan ( II – 41 )
∑ ��
������� =
∑ ��
��+�� 18,808 +1,546875
������� = = = 1,85 > 1,5 Faktor Keamanan Terhadap
�� 11
Geser OK
���� = ∑ �� − ∑ ��
� �
��� = − � ∑����
2 �
1,2 8,4582
��� = − � �
2 18,808
��� = 0,15028 m
Cek kontrol :
�� = 0,2 > 0,15028 Sehingga resultan berada pada sepertiga bagian tengah.
6
• Langkah 5
Parameter yang digunakan sama dengan parameter yang digunakan pada tanah
timbunan. Untuk � = 30o maka didapat nilai Nc, Nq, N�, pada tabel ( III.1 )
C = 10o
Nc = 30,14
N� = 22,40
�
��� = 1 + 2 tan � (1 − sin �)2
�
0,25
��� = 1 + 2 tan 30� (1 − sin 30� )2
0,89943
��� = 1
�
��� = 1 + 0.4��� −1
��
0,25
��� = 1 + 0.4��� −1
0,89943
��� = 1
�� cos �
� 0 = � = ��� −1 � ∑�
�
11 cos 0�
� 0 = � = ��� −1 � �
18,808
� 0 = � = 34,741
2
�0
��� = �1 − 0
�
90
2
34,7410
��� = �1 − �
900
��� = 0,37698
��� = 1
2
34,7410
��� = �1 − �
300
��� = 0,0249
1
��������� = �2 �� ��� ��� + ��� ��� ��� + �2 �′�� ��� ���
2
= 10(30,14)(1)(0,37698) + 4,125(18,40)(1)(0,37698) + 0,5(16,5)(0,77885)(22,40)(1)(0,0249)
= 145,83
145,83
3=
qa
�� = 48,61
rumus ( III-5 ) :
∑� 6 ∗ ���
�= �1 ± �
� �
18,808 6 (0,15028
�= �1 ± � = 27,4496 < 40,7562 OK……...
1,2 1,2
= 3.8963
• Langkah 6
Desain Stem
Diperkirakan :
� = 0,8
b =1m
d = 353 mm
1. Analisa Pembebanan
vc = � �1�6 ��′����
= 106,238 KN/m
Wu = vu
vc > vu ...............OK
Letak garis netral, jika f’c > 28,6 maka �1 dengan menggunakan rumus:
�′ �−28,6
�1 = 0,85 − 0,05 � � ≥ 0,065
7,15
30−28,6
�1 = 0,85 − 0,05 � � ≥ 0,065
7,15
�1 = 0.840209 ≥ 0,065
�� = 0,032138
Maka :
���� = 0,24103
�� 400
�= = =16,667
0,80 � �′� 0,8 � 30
�� 7,7137 � 106
�� = = = 0,061
� � � � �2 0,8 � 1000 � 3532
1 2 � � � ��
�= � �1 − �1 − �
� ��
1 2 � (16,667) � 0,061
�= � �1 − �1 − �
16,667 400
�� ����� = � � � � �
= 8�14 @ 125 ��
�� ����� = 0,0020 � � � ℎ
= 5�10 @ 250 ��
• Langkah 7
Desain Hell
Diperkirakan :
b =1m
d = 155 mm
vc = � �1�6 ��′����
= 84,893 KN/m
Wu = vu
vc > vu ...............OK
�� 0.96336 � 106
�� = 2 = = 0,04 N/mm2
����� 0,8 � 1000 � 1552
Maka :
1 2 � � � ��
�= � �1 − �1 − �
� ��
1 2 � (16,667) � 0,04
�= � �1 − �1 − �
16,667 400
�� ����� = � � � � �
�� ����� = 0,0020 � � � ℎ
• Langkah 8
Desain Toe
Diperkirakan :
b =1m
d = 155 mm
vc = � �1�6 ��′����
= 84,8935 KN/m
Wu = vu
vc > vu ...............OK
�� 3,7299 � 106
�� = = = 0,155 N/mm2
� � � � �2 0,8 � 1000 � 1552
Maka :
1 2 � � � ��
�= � �1 − �1 − �
� ��
1 2 � (16,667) � 0,155
�= � �1 − �1 − �
16,667 400
�� ����� = � � � � �
�� ����� = 0,0020 � � � ℎ
0,8 m
0.1 m 0,2 m
0.3 m 0.4 9m
1,2 m
Gambar IV. 4.
Dimensi cantiliver wall
D14 @ 125 mm
D10 @ 250 mm
D8 @ 125 mm
D8 @ 250 mm
D8 @ 250 mm
D8 @ 125 mm
Gambar IV. 5.
Penulangan pada cantiliver wall
Tabel IV.6
80
70 70.8
60
Volume ( m3 )
50 51.5
40 38.6
volume
30
26.6
20 18.2
10 10.85
4.46 5.445
0 0.76 2.735
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ketinggian ( m )
kcantiliver wall, analisa yang digunakan pada tugas akhir ini adalah Analisa
1 M3 Beton cor 1 : 2 : 3
Upah :
3.6000 Pekerja @ Rp. 52,500.00 = Rp. 189,000.00
0.1800 Mandor @ Rp. 65,600.00 = Rp. 11,808.00
1.2000 Tukang @ Rp. 78,800.00 = Rp. 94,560.00
0.1200 Kepala Tukang @ Rp. 91,900.00 = Rp. 11,028.00
Jumlah = Rp. 306,396.00
Bahan :
1.2000 M3 Batu pecah/kerikil @ Rp. 165,900.00 = Rp. 199,080.00
0.5220 M3 Pasir pasang @ Rp. 94,500.00 = Rp. 49,329.00
4.0715 Zak Semen PC @ 50 Kg @ Rp. 56,000.00 = Rp. 228,004.00
Jumlah = Rp. 476,413.00
ini :
Tabel IV.7
Gravity Wall
Tinggi
Dinding Volume Biaya
H
(m) (m3) (Rp)
1 0.85 2,223,531
2 3.2 8,370,941
3 6.6 17,265,065
4 14 36,622,866
5 25 65,397,975
6 36.75 96,135,023
7 61.25 160,225,039
8 88 230,200,872
9 117 306,062,523
10 145 379,308,255
1 M3 Beton cor 1 : 2 : 3
Bahan :
Meng
erjakan Mengerjakan (memotong/memasang) 125 Kg besi untuk beton bertulang
Upah :
9.0000 Pekerja @ Rp. 52,500.00 = Rp. 472,500.00
9.0000 Tukang @ Rp. 78,800.00 = Rp. 709,200.00
3.0000 Kepala Tukang @ Rp. 91,900.00 = Rp. 275,700.00
= Rp. 1,457,400.00
Upah kerja diambil 50% @ Rp. 1,457,400.00 = Rp. 728,700.00
Bahan-bahan yang diperlukan :
110.0000 kg Besi Beton @ Rp. 15,700.00 = Rp. 1,727,000.00
2.0000 kg Kawat Beton @ Rp. 18,300.00 = Rp. 36,600.00
Jumlah = Rp. 1,763,600.00
Jumlah = Rp. 2,492,300.00
Untuk 1m3 Cantiliver wall, biaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Ketinggian 1 m
Diameter jumlahh batang panjang luas m3
D1 14 7 0.82 0.000154 0.00088396
D2 10 4 0.92 0.000079 0.00029072
D3 8 5 0.82 0.00005 0.000205
D4 8 5 0.92 0.00005 0.00023
D5 8 5 0.82 0.00005 0.000205
D6 8 5 0.92 0.00005 0.00023
0.001225582
Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk Cantiliver Wall pada
ini :
Tabel IV.8
Cantiliver Wall
Tinggi Volume Volume Volume Biaya
Tabel IV.9
Perbandingan Gravity dan Cantiliver
Tinggi
Dinding Biaya Biaya Selisih
H Biaya
(m) (Rp) (Rp)
1 2,223,531 2,539,847 316,316
2 8,370,941 10,102,026 1,731,085
3 17,265,065 18,030,249 765,183
4 36,622,866 24,795,323 11,827,543
5 65,397,975 31,657,188 33,740,787
6 96,135,023 53,180,404 42,954,620
7 160,225,039 127,125,746 33,099,292
8 230,200,872 196,523,432 33,677,440
9 306,062,523 272,350,624 33,711,899
10 379,308,255 344,289,912 35,018,343
Perbandingan Gravity dan Cantiliver Wall berdasarkan Volume dapat
140
117.00
120
100
88.00
Volume ( m3 )
80 Gravity
61.25 70.80 Cantiliver
60
51.50
36.75
40 38.60
25.00
26.60
20 14.00
18.20
6.60
0.85 3.20 10.85
4.46 5.45
0 0.76 2.74
Ketinggian ( m )
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
350000000
344,289,912.39
306,062,523
300000000
272,350,623.52
250000000
230,200,872
Volume ( m3 )
150000000
127,125,746.47
96,135,023
100000000
65,397,975
17,265,065 31,657,188.42
8,370,941 24,795,322.57
2,223,531 18,030,248.80
10,102,025.70
0 2,539,847.15 Ketinggian ( m )
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V.1. KESIMPULAN
yang
> 3 m,
Cantiliver Wall.
Gramedia Pustaka.
Vis Ir. W. C & Kusuma Ir. Gideon M.eng, 1997. DASAR – DASAR
Vis Ir. W. C & Kusuma Ir. Gideon M.eng, 1994. GRAFIK & TABEL
Rekayasa Sains.