Anda di halaman 1dari 28

TUGAS TENGAH SEMESTER

REKAYASA PONDASI II

Dibuat Oleh:

ARVIN KASOOR
162 20 058

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tengah
semester ini.

Saya menyadari sejak Menyusun tugas ini, banyak hambatan dan


tantanganyang dihadapi. Namun, berkat usaha maksimal dan kemauan keras, serta
pengganti ulangan tengah semester. Tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan, Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga tugas
ini berguna dan bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya dan terkhusus
bagi saya sendiri.

Fakfak, 07 Februari 2022

Arvin Kasoor

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................1


KATA PENGANTAR ........................................................................................2
DAFTAR ISI .......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................4
A. Latar Belakang ........................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................4
BAB II ISI ...........................................................................................................5
A. Pengertian Turap .....................................................................................5
B. Jenis-jenis Turap .....................................................................................5
C. Metode Konstruksi dinding Turap ..........................................................9
D. Perencanaan dinding Turap diangker ......................................................12
E. Perencanaan dinding Turap Kantilever ...................................................14
F. Klasifikasi Pondasi Tiang .......................................................................16
G. Metode Konstruksi Pondasi Tiang ..........................................................18
H. Uji Pembebanan Tiang ............................................................................24
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................28

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin pesat, menuntut
akanmeningkatnya kehidupan secara material. Terlebih dalam segi
pembangunankebutuhan sekunder seperti bangunan-bangunan yang kian
bertingkat danmenjulang. Namun sebab-akibat itulah tingkat keamanan akan
bangunan kini menjadi mengkhawatirkan.Untuk itu, perlu adanya sebuah
penahan. Turap merupakan konstruksi yang umumnya dipakai untuk melindungi
bangunan dari keruntuhan atau kelongsoranakibat tanah lateral di sisi belakang
dinding turap.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian turap ?
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi jenis-jenis turap dan pengaplikasiannya dalam
konstruksi ?
3. Jelaskan metode konstruksi dinding turap ?
4. Berikan satu contoh perencanaan dinding turap diangker ?
5. Berikan satu contoh perencanaan dinding turap kantilever ?
6. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi pondasi tiang ?
7. Jelaskan metode konstruksi pondasi tiang ?
8. Jelaskan metode uji pembebanan tiang ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian turap
2. Mengetahui fungsi jenis-jenis turap dan pengaplikasiannya dalam konstruksi
3. Mengetahui metode konstruksi dinding turap
4. Mengetahui perencanaan dinding turap diangker
5. Mengetahui perencanaan dinding turap kantilever
6. Mengetahui klasifikasi pondasi tiang
7. Mengetahui metode konstruksi pondasi tiang
8. Mengetahui metode uji pembebanan tiang

4
BAB II ISI

A. Pengertian turap
Turap atau sering disebut juga sebagai retaining wall merupakan sebuah
struktur berupa dinding yang dibuat untuk menahan pergeseran lateral tanah.
Pergeseran lateral tanah bisa terjadi karena adanya perubahan elevasi tanah yang
melebihi sudut istirahat dari tanah tersebut. Turap adalah dinding vertical yang
relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah ataupun menahan masuknya air
ke dalam lubang galian.
Turap umumnya digunakan pada tanah yang kemiringannya sulit
dipertahankan secara alami, seperti pada lereng yang curam, kondisi lereng tanah
yang nyaris vertikal, dan lereng tanah yang tidak ditanami oleh tanaman seperti
pepohonan yang berfungsi untuk menahan pergeseran tanah. Turap sangat
bermanfaat untuk melindungi pembuatan landscape hingga kawasan perumahan
baru yang berada di kawasan lereng untuk mencegah supaya proses
pembangunan landscape tetap aman dan terhindar dari longsor.

B. Jenis-jenis turap
a. Anchored Wall
Turap berjenis anchored wall ini menggunakan jangkar sebagai
penopang yang ditancapkan ke dalam tanah. Sebelum dimasukkan ke dalam
tanah, jangkar berupa tiang tersebut akan dipasangkan kabel dan bahan yang
kuat lainnya untuk menopang beban tanah. Jangkar dan kabel akan
dimasukkan ke dalam tanah dengan menggunakan alat berat. Untuk
meningkatkan kemampuan anchored wall dalam menahan beban

5
tanah, semen atau beton cair akan disuntikkan dengan menggunakan alat
bertekanan tinggi.

b. Cantilever wall
Turap berjenis cantilever wall mengandalkan dinding beton bertulang
atau reinforced concrete yang didalamnya sudah diperkuat dengan batang
baja tebal. Dinding beton akan dibangun membentuk huruf T terbalik yang
berfungsi untuk menahan momen dan gaya tekan tanah. Prinsip kerja dari
turap cantilever wall adalah dengan mengandalkan gaya jepit pada dasar
rangkaian strukturnya. Dinding kantilever dibentuk seperti telapak
memanjang pada bagian dasar struktur untuk menahan dan menstabilkan
kondisi tanah.

c. Counterfort wall
Counterfort wall merupakan salah satu jenis turap yang terdiri dari
dinding beton bertulang tipis, yang pada bagian dalamnya didukung oleh
pelat atau dinding vertikal yang disebut sebagai counterfort atau
penguat. Counterfort akan berfungsi sebagai pengikat tarik dinding vertikal
dan ditempatkan pada bagian timbunan dengan interval jarak tertentu.

d. Gravity wall
Gravity wall merupakan salah satu jenis turap yang paling dasar dan
umum ditemukan. Prinsip kerja dari gravity wall adalah dengan
mengandalkan bobot massa dari bahan konstruksinya. Semakin berat gravity
wall maka kemampuannya dalam menahan beban lateral tanah akan semakin
tinggi.

Sementara itu, berdasarkan bahan pembentuknya, Turap dapat dikategorikan ke


dalam lima jenis, yaitu:
• Turap balok beton. Penggunaan balok beton merupakan cara yang paling
modern dalam membuat turap. Balok-balok yang terbuat dari beton disusun
sedemikian rupa menjadi sebuah dinding penahan tanah. Selain itu, hasil yang

6
ditunjukkan maksimal. Daya tahannya dalam menahan tanah agar tidak
bergeser bisa mencapai ratusan tahun.
• Turap batu. Pembangunan turap yang lainnya adalah dengan menggunakan
batu. Jadi, batu disusun sedemikian rupa agar membentuk sebuah dinding
yang kokoh untuk menahan tanah. Selain itu, bentuk bebatuan yang bervariasi
mengandung nilai estetika yang mampu menghias permukaan dinding
penahan tanah.
• Turap beton curah. Penggunaan bahan beton curah ini juga cukup populer di
dunia konstruksi dinding penahan tanah. Beton yang cair, dicurahkan ke
cetakan Turap sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah kering dan
mengeras, akan terbentuk dinding yang kokoh sesuai yang diharapkan untuk
menahan tanah yang miring.
• Turap batu bata. Batu bata memang cukup populer digunakan sebagai bahan
bangunan. Harganya yang cukup terjangkau membuatnya memiliki nilai
ekonomis sebagai bahan pembuat turap. Selain itu, warnanya yang terang
dapat memberikan kehangatan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya.
• Turap kayu. Kayu ternyata bisa juga digunakan sebagai turap, lho! Ternyata
kayu yang berkualitas cukup kuat untuk menahan tanah. Sama kuatnya
dengan batu bata. Selain itu, tampilannya yang khas dengan guratan-guratan
pohon, akan membuat dinding penahan tanah tampak lebih elegan, dan tidak
hanya berfungsi sebagai penahan tanah semata.

Pengaplikasian dalam konstruksi:


1. Turap Beton
Turap beton adalah jenis turap yang paling sering digunakan sebagai
dinding penahan tanah. Sebab, turap beton sendiri cukup fleksibel dan bisa
dipakai pada konstruksi kecil ataupun besar. Selain itu, turap beton juga
berharga lebih murah dari pada turap jenis baja. Namun, kekurangan turap
beton ada pada ukurannya yang terbatas.
- Umumnya dibuat fabrikasi

7
- Stabilitas : momen akibat tekanan tanah dan momen
pengangkatan
- Tebal minimum +- 20 cm

2. Turap Baja
Turap baja sendiri lebih cocok diaplikasikan pada konstruksi bangunan
yang membutuhkan dinding penahan tanah yang panjang, sebab ukurannya
yang bisa dibuat memanjang.
Namun, turap baja memiliki sifat tidak tahan air, sehingga penggunaan turap
baja sebagai tanggul air laut dan arus air lainnya sangat jarang, bahkan
cenderung tidak pernah terlihat.

3. Turap Kayu
Bukan cuma berbahan beton dan baja, ternyata ada juga turap berbahan
dasar kayu yang biasa dipakai untuk struktur bangunan yang kecil, tanah yang
tidak tinggi, sampai dengan penahan tebing galian. Bahkan, turap kayu juga
lebih gampang diaplikasikan dan tidak membutuhkan bantuan alat-alat berat

8
pada instalasinya. Namun, secara daya tahan, turap kayu memang paling kecil
dibanding turap lainnya. Tidak hanya sampai di situ, ada beberapa jenis turap
lain yang dikelompokkan berdasarkan konstruksinya, seperti turap kantilever,
turap dengan angker, turap dengan platform, serta turap bendungan elak
seluler.

C. Metode konstruksi dinding turap


Pekerjaan konstruksi turap terbagi menjadi dua yaitu: Dinding turap
penahan tanah (cantilever) dan Dinding turap penahan galian (braced cut).
Fungsi penurapan :
- Penahan dinding tanah supaya tidak longsung
- Penggalian dengan lebar atau minimum
- Melindungi pekerja yang sedang bekerja di dalam galian
- Menahan beban alat berat yang sedang bekerja di sekitar dinding galian
- Melindungi pemakai jalan di samping galian

1. Dinding turap penahan tanah (cantilever)


Dinding turap kantilever merupakan turap yang dalam menahan beban
lateral mengandalkan tahanan tanah didepan dinding. Defleksi lateral yang
terjadi relatif besar pada pemakaian turap kantilever. Karena luas tampang
bahan turap yang dibutuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang

9
ditahan (akibat momen lentur yang 9 timbul). Turap kantilever hanya cocok
untuk menahan tanah denga ketinggian/kedalaman yang sedang.

Metode konstruksi dinding turap tipe cantilever, terdapat 2 (dua) metode yang
sering digunakan :
a. Metode struktur urugan (backfill structure)
b. Metode struktur galian (dredged structure)

10
2. Dinding turap penahan galian (braced cut)

Jenis konstruksi turap penahan galian:


1) Konstruksi turap sistem terbuka
a) Dilaksanakan pada kondisi tanah keras & stabil
b) Jenis galian kedalaman sedang
c) Pemasangan turap setelah penggalian dengan kedalaman hingga 2
meter, selanjutnya digali kembali hingga kedalaman yang diinginkan.
• turap dirakit di dalam galian/lokasi (insitu).
• Turap dirakit/dibuat di pabrik(prefabricated).

2) Konstruksi turap sistem tertutup


a) Dilaksanakan pada kondisi tanah lunak dan mudah longsor.
b) Jenis galian kedalaman sedang dan dalam.
c) Pemasangan turap sebelum penggalian atau setelah penggalian
mencapai 1,5 meter (untuk tanah non pasir)

11
D. Perencanaan dinding turap diangker
Dinding turap diangker cocok untuk menahan tebing galian yang dalam,
tetapi masih juga bergantung pada kondisi tanah. Dinding turap ini menahan
beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang
terpancang kedalam tanah dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada
bagian atasnya.
- Turap diangker digunakan untuk menahan tanah yang mempunyai ketinggian
lebih dari 6 m
- Metode yang digunakan dalam merencanakan turap angker, terdiri atas:
a. Metode ujung bebas (Free Earth Method)
b. Metode ujung tetap (Fixed Earth Method)

Tahap Perencanaan Ujung Bebas yaitu :


- Tahap perhitungan dilakukan berdasarkan gambar diagram tekanan
- Hitung nilai koefisien tekanan tanah aktif dan pasif

12
- Hitung nilai o1’ dan o2’

- Hitung niali L3

- Hitung nilai P (tekanan total pada bidang ACDE)

- Hitung nilai z

- Tentukan nilai L4 dengan cara trial and error

- Tentukan Dtheory

- Tentukan Dactual

- Hitung gaya Tarik angker pada bidang turap (F)

- Hitung jarak z pada saat terjadi Mmaks dengan cara Trial and error

- Hitung Mmaks

Tahap Perencanaan Ujung Tetap yaitu :


- Tahap perhitungan dilakukan berdasarkan gambar diagram tekanan
- Tentukan nilai L5 berdasarkan nilai ɸ
- Hitung nilai L’

13
- Hitung beban total (W). Beban ini dihitung dari area diagram tekanan yaitu
antara titik O’ dan I
- Hitung nilai P’
- Hitung kedalaman penetrasi turap (D)
- Hitung gaya tarik angker pada dinding turap (F)

E. Perencanaan dinding turap kantilever


Menurut (Craig, 1987), dinding turap kantilever hanya dipakai bila tanah
yang akan ditahan tidak terlalu tinggi. Pada pasir dan kerikil, turap kantilever
mungkin dipakai sebagai struktur permanen, namun pada umumnya
dimanfaatkan untuk penyangga sementara. Stabilitas dinding turap kantilever ini
seluruhnya diakibatkan oleh tekanan pasif yang timbul di bawah permukaan
tanah yang lebih rendah.
Dalam mendesain turap, data tanah yang harus diketahui adalah nilai berat
volume (γ), nilai kohesi (C), dan nilai sudut geser (ø), dan kondisi tanah
timbunan yang berada di belakang dinding kantilever.

- Turap yang terletak pada tanah granuler diasumsikan muka air akan
mempunyai ketinggian yang sama di depan dan di belakang turap.
- Distribusi tekanan tanah aktif dan pasif dapat ditentukan dengan
memperhatikan nilai Ka dan Kp
- Jika FK diperhitungkan, maka dipilih salah satu:
1. Mereduksi Kp (sampai 30% - 50%)
2. Menambah kedalaman penetrasi turap antara 20% sampai 40% è FK
±1.5 - 2.0

14
Tahap perencanaanya, yaitu:
- Tahap perhitungan dilakukan berdasarkan gambar diagram tekanan
- Hitung nilai koefisien tekanan tanah aktif dan pasif
- Hitung nilai σ1 ’ dan σ2 ’
- Hitung nilai L3
- Hitung nilai P (tekanan total pada bidang ACDE)
- Hitung nilai z
- Hitung nilai σ’5
- Hitung nilai A1, nilai A2, nilai A3, nilai A4
- Tentukan nilai L4 dengan cara trial and error
- Tentukan kedalaman penetrasi turap (D)
- Hitung panjang total turap yang dibutuhkan (Ltotal)
- Hitung momen maksimum (Mmax) yang terjadi :

15
F. Klasifikasi pondasi tiang
Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan
gayaorthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lendutan. Pondasi tiang
dibuat menjadisatu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang
pancang yang terdapatdibawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

1. Untuk fondasi tiang yang dibuat dari kayu atau baja profil cara
pelaksanaannya hanya satu yaitu dengan cara pemancangan (driven pile).
ASCE membagi tiang kayu dalam 3 (tiga) kategori:
- Kelas A = Untuk mendukung beban berat, dia. minimal dari ujung tebal
360 mm.
- Kelas B = Untuk mendukung beban sedang, dia. minimal dari ujung tebal
300 mm.
- Kelas C = Digunakan pada pekerjaan bersifat sementara, dia. minimal dari
ujung tebal 300 mm.

16
2. Sedangkan untuk fondasi tiang yang dibuat dari beton bertulang,
pelaksanaannya dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode:
a. Tiang precast dipancang (tiang pancang)

b. Tiang dibor, kemudian beton di cor ditempat (tiang bor)

Tiang pancang (spun pile) merupakan struktur bawah pondasi yang


berfungsi untuk meneruskan, memindahkan atau mentransferkan bebanbeban
dari struktur atas ke lapisan tanah keras yang dalam. Secara umum kebanyakan
tiang pancang dalam pelaksanaan di lapangan langsung dipancangkan ke dalam
tanah. Tiang pancang dipancangkan tegak lurus ke dalam tanah, tetapi jika
diperlukan untuk menahan beban horisontal maka tiang pancang bisa
dipancangkan miring (batter pile). Menurut Sardjono (1996:1) pemakaian tiang
pancang dipergunakan untuk pondasi bangunan dimana tanah dasar di bawah
bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang
cukup untuk menopang berat bangunan dan bebannya, atau apabila tanah keras

17
mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan
bebannya letaknya sangat dalam.

G. Metode konstruksi pondasi tiang


1. Untuk fondasi tiang yang dibuat dari kayu atau baja profil cara
pelaksanaannya hanya satu yaitu dengan cara pemancangan (driven pile).
2. Sedangkan untuk fondasi tiang yang dibuat dari beton bertulang,
pelaksanaannya dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode:
a. Tiang precast dipancang (tiang pancang)
• Tiang beton terlebih dahulu dicor sesuai dengan gambar/spec yang ada,
baik dimensinya, ukuran tulangan dan mutu betonnya

• Letak serta posisi pengecoran, agar ditetapkan supaya mudah dalam


pemindahan untuk keperluan pelaksanaan pemancangan

• Penumpukan atau pengecoran tiang pancang beton, sebaiknya


posisinya sejajar untuk memudahkan transportasi tiang
• Selama proses pengerasan, beton harus dipelihara dengan pemberian air
seperlunya
• Setelah beton berumur 28 hari atau telah mencapai kuat tekan yang
dipersyaratkan maka tiang pancang baru boleh diangkat

18
Cara Mengangkat Tiang Pancang Pracetak:
• Untuk tiang beton pracetak (precast), perlu diperhatikan untuk
mencegah agar tiang tidak retak atau patah pada saat pengangkatan
• Lokasi dari titik angkat ini, menentukan besar kecilnya momen yang
timbul akibat dari berat sendiri tiang beton

19
Pemeriksaan Material Tiang Pancang :
• Pada waktu kedatangan material, harus dipastikan dilampiri mill sheet
untuk pemantauan kesesuaian material yang diterima dengan
spesifikasi teknis pekerjaan
• Harus dipastikan kode dan tanggal produksi sesuai dengan mill sheet
yang dilampirkan pada surat pengiriman barang.
• Sebelum digunakan, material tiang pancang harus diperiksa kembali :
1) Tidak ada yang retak, cacat dan pecah-jika ada yang retak, cacat
atau pecah maka harus dipisahkan untuk direpair oleh produsen
tiang pancang sebelum digunakan
2) Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi
dan penempatannya pada gambar konstruksi
3) Umur beton harus sudah memadai untuk dipancang-jika masih
belum cukup umur maka dipisahkan dulu dan ditunggu sebelum
dipakai.

Pemancangan Tiang Beton Pracetak (Precast):


• Ditetapkan nomor urut pemancangan untuk tiap-tiap titik, sedemikian
agar tiang yang sudah selesai dipancang tidak menganggu proses
pemancangan tiang berikutnya.
• Khusus untuk tiang pancang yang cukup rapat dan menyebabkan large
soil displacement, untuk menghindari (heaving) dari tiang yang sudah
dipancang, urutan pemancangan harus dari tengah ke arah luar.

20
Pemantauan Pelaksanaan Pemancangan:
• Tiang pancang ditempatkan pada titik rencana dan diperiksa
vertikalitasnya dari 2 arah (X-Y penampang tiang pancang).
• Tiang pancang harus sejajar dengan sumbu hammer dan ladder alat
pancang, karena jika tidak sejajar menyebabkan tiang akan pecah atau
patah.
• Counter harus mencatat jumlah pukulan per 0,5 m’ atau per 1 m’
• Kelurusan/vertikalitas tiang pancang selama pemancangan harus selalu
dipantau oleh helper

b. Tiang dibor, kemudian beton di cor ditempat (tiang bor)


Ada 3 (tiga) macam metode dasar dalam pekerjaan konstruksi tiang bor
(bored pile), yaitu:
1) Dry Method of Construction
• Cara ini cocok dilakukan pada kondisi tanah yang kohesif
• Tanah harus memiliki nilai permeabilitis yang rendah
• Kondisi muka air tanah (MAT) harus di bawah dasar lubang, sehingga
air tanah tidak menyulitkan pelaksanaan pekerjaan

Pada metode ini urutan pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut:


• Dry Method of Construction, Pertama-tama dibuat lubang dengan cara
mengebor tanah dengan alat bor sedalam yang diinginkan.
• Dasar dari lubang diisi beton secukupnya untuk dudukan besi
penulangan.
• Penulangan besi diturunkan ke dalam lubang.
• Seluruh lubang diisi dengan beton, sampai dengan elevasi yang
ditetapkan

21
2) Casing Method of Construction
Pada metode ini urutan pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut:
• Pertama-tama dibuat lubang dengan cara mengebor tanah dengan alat
bor sedalam yang diinginkan.
• Untuk memelihara kondisi lubang bor, maka ketika memasukkan
casing disertai dengan pengisian lumpur (slurry) ke dalam lubang bor.
• Setelah casing duduk pada tempatnya, maka slurry dipompa ke luar
dari lubang bor.
• Pengeboran dilanjutkan kembali, gunakan bor yang sesuai dengan
diameter casing yang telah dipasang.
• Ujung bawah dari lubang galian dapat diperbesar, agar dapat
menambah daya dukung dari tiang.
• Penulangan besi diturunkan ke dalam lubang.
• Pada saat pengecoran, casing ditarik kembali (dicabut), harus
dilakukan dengan hati-hati di mana saat penarikan dilakukan harus
dalam keadaan beton masih cair, dan beton betul-betul dapat
mendesak slurry ke luar.

22
3) Slurry Displacement Method
• Metode ini dapat diaplikasikan pada semua situasi penggunaan casing
• \Perlu dicatat dalarn metode ini, bahwa kecukupan slurry yang
ditandai dengan elevasi slurry (harus ditambah bila kurang), atau
dengan menambah densitinya agar dapat memperoleh kekuatan untuk
menahan runtuhnya tanah ke dalam lubang bor
• Selama proses pengecoran, pipa tremie harus selalu terbenam dalam
beton, sehingga harus diperhatikan antara kecepatan pengecoran
beton dengan kecepatan menarik pipa tremi

23
H. Uji Pembebanan Tiang
1. Daya dukung tiang dihitung berdasarkan karakteristik tanah pada lokasi
pemancangan tiang
2. Uji beban tiang dilakukan untuk membuktikan apakah hasil hitungan daya
dukung tiang yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan
Sistem Pembebanan
- Suatu landasan (platform) yang dibebani dengan beban yang berat dibangun
di atas tiang uji
- Gelagar reaksi yang dibebani dengan beban berat, dibangun melintasi tiang
yang diuji. Sebuah dongkrak hidrolik yang berfungsi untuk memberikan gaya
ke bawah dan pengukur besar beban diletakkan di antara kepala tiang dan
gelagar reaksi.

- Gelagar reaksi diikat pada tiang-tiang angker yang dibangun di kedua sisi
tiang

Jenis uji pembebanan tiang yang sering dilakukan adalah


- Uji beban tekan (compression pile load test)

24
Terdapat 3 macam metode uji beban tekan, yaitu:
1. Metode Beban Tertahan
a. Pembebanan pada tiang umumnya dilakukan bertahap dan
dilaksanakan sampai bebannya mencapai beban yang ditentukan
b. Setelah beban yang ditentukan tercapai, umumnya beban kemudian
dilepas
c. Penambahan beban selanjutnya baru dilakukan setelah kenaikan tiang
akibat pelepasan beban tersebut berhenti
d. Tiang dibebani lagi sampai mencapai beban rencana atau ke tahap
pembebanan selanjutnya yang lebih besar
e. Setelah beban yang ditentukan tercapai, beban kemudian dilepas saat
pembebanan mencapai beban maksimum yang dapat didukung tiang,
pelepasan beban dilakukan lagi

2. Metode Penetrasi Kecepatan Konstan (CRP)


a. Pada saat pengujian, gaya tekan yang dibutuhkan untuk penetrasi
tiang secara kontinyu dicatat
b. Penurunan kepala tiang diukur dengan menggunakan arloji pengukur
yang didukung oleh sebuah balok tetap
c. Data yang dihasilkan dari pengujian diplot pada grafik yang
menyatakan hubungan gaya dan penetrasi

25
3. Metode Keseimbangan
f. Pengujian dilakukan dengan menerapkan beban pada tiap tahapnya
sedikit lebih besar daripada beban yang dibutuhkan,kemudian
menguranginya sampai ke suatu beban tertentu yang diinginkan
g. Dengan cara ini, kecepatan penurunan berkurang lebih cepat daripada
pengujian tiang dengan cara beban tertahan (cara ML) dan
keseimbangan beban-penurunan dapat tercapai dalam beberapa menit

- Uji beban tarik (pullout pile load test)


1. Uji tarik tiang dapat dilakukan seperti yang telah dipelajari dalam
pengujian tiang tekan, yaitu metode beban tertahan (ML) atau metode
kecepatan penetrasi konstan (CRP)
2. Prinsip pengukuran beban tarik dan gerakan tiang ke atas adalah sama
seperti pada pengujian tekan

26
- Uji beban lateral (lateral pile load test)
1. Uji beban lateral (horisontal) biasanya digunakan untuk mengetahui
kelakuan defleksi tiang pada waktu beban telah bekerja
2. Pengujian beban lateral yang dilakukan dengan menekan satu atau
sepasang tiang
3. Defleksi tiang diukur dengan arloji pengukur
4. Beberapa alat pengukur regangan (strain gauge) dipasang pada tubuh
tiang yang tertanam di dalam tanah untuk mengukur momen lentur tiang
yang terjadi
5. Cara pengujian bisa bervariasi
6. Umumnya, beban ditambahkan berangsur-angsur sampai kecepatan
gerakan yang disyaratkan tercapai
7. Pengujian dilakukan sampai defleksi tiang mencapai 2 inci

27
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Turap merupakan konstruksi yang dapat menahan tekanan tanah
disekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran. Dimana terdiri dari
dindingturap serta peyangganya. Turap dapat menahan bangunan dari
reruntuhan adalah dengan memahami tipe-tipe dari turap itu sendiri, dengan
melihat kondisi tanah yang akan ditempatkan bangunan pada rencana bangunan.
Sehingga, dapat diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan dilapangan.
Antara Turap dengan Dinding Penahan Tanah memiliki fungsi yang
sama,hanya saja penempatana yang berbeda dengan uraian , yaitu pada
bentukkonstruksi, pelaksanaan serta stabilitas.
Untuk mengetahui, sebuah bangunan aman atau tidaknya dari sebuah
kelongsoran atau reruntuhan, maka diperlukan adanya metode perhitungan,
yakni dengan ujung tetap dan bebas. Dengan tetap menghitung tanah kohesif dan
non kohesif.

28

Anda mungkin juga menyukai