Anda di halaman 1dari 26

PAPER

MATA KULIAH MATERIAL DAN APLIKASI INTERIOR


SEMESTER 4 – DESAIN INTERIOR – FADP ITS

PENGAPLIKASIAN MATERIAL DINDING BATAKO


DAN PARTISI DALAM INTERIOR

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10 B – KELAS B

NAQIY AN NAISABURY 08411740000053


RAYI LEGITASARI 08411740000056
EDNA LYRIS NUGRAHA 08411740000060

DEPARTEMEN DESAIN INTERIOR


FAKULTAS ARSITEKTUR, DESAIN, DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatdan karunia-Nya yang
memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan paper ini
tepat pada waktunya.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir . R Adi
Wardoyo, M.MT selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dalam
penyelesaian paper ini.Judul paper ini ialah mengenai “Pengaplikasian Material Batako dan Partisi”

Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memberika informasi mengenai material
. Dengan demikian diharapkan dapatmemberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan
kesehatan secara optimal.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Olehkarena itu, penulis dengan senang hati akan menerima segala bentuk kritikan
yang bersifat membangun dan saran-saran yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi makalah
ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………4

BAB II STUDI DAN ANALISA MATERIAL


2.1 Material Batako……………………………………………………………………….5
A. Pengertian Batako…………………………………………………………………...5
B. Spesifikasi Teknis Pemasangan Batako……………………………………………..5
C. Jenis………………………………………………………………………………….6
D. Kekurangan dan Kelebihan………………………………………………………….7
2.2 Material Partisi…………………………………………………………………………9
A. Pengertian Partisi…………………………………………………………................9
B . Spesifikasi Teknis Pemasangan Partisi …………………………………………....10
C Jenis………………………………………………………………………………...11
D. Kekurangan dan Kelebihan………………………………………………………...14

BAB III : APLIKASI MATERIAL


3.1 Contoh Aplikasi Material Batako……………………………………………………...15
3.2 Contoh Aplikasi Material Partisi………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dinding adalah salah satu bagian bangunan nonstruktural yang umumnya


dikategorikan sebagai beban pada suatu bangunan. Penetapan dinding sebagai bagian
nonstruktural pada Standar Nasional Indonesia (SNI) membuat dinding tidak
diperhitungkan sebagai komponen struktur dalam perencanaan. Kinerja dinding
nonstruktural juga tidak diperhitungkan berkontribusi sebagai ketahanan lateral struktur
dan secara umum akan membebani bangunan struktural. Komponen struktur yang
menerima beban dinding umumnya memiliki dimensi yang lebih besar daripada
bangunan struktural tanpa dinding.

Dinding memiliki banyak kegunaan diantaranya dinding digunakan untuk


penyekat ruangan dan penutup suatu bangunan. Biasanya penyekat ruangan (dinding)
umumnya dilakukan secara bertahap atau dilakukan setelah bangunan struktur utama
selesai dilaksanakan. Dalam perencanaannya dinding sering diasumsikan sebagai beban
yang merata tanpa melibatkannya sebagai bagian struktur bangunan. Bahan jenis
penyusun dinding pengisi yang bervariasi membuat kinerja bangunan struktur secara
menyeluruh juga berbeda-beda. Kenyataan di lapangan sangat bertolak belakang
dengan proses perencanaannya. Perencanaan struktur menganggap dinding hanya
sebuah beban merata yang tidak memberi efek apapun terhadap bangunan struktur.
Padahal dinding yang memiliki luas yang besar akan memiliki nilai inersia yang cukup
besar sehingga membuatnya lebih kaku. Keberadaan dinding memberikan efek
kekakuan dan kekuatan dalam pembangunan struktur bangunan. Efek kekakuan yang
diberikan dinding akan membuat kinerja bangunan struktural lebih ringan. Meskipun
tidak membantu secara signifikan dibandingkan dengan tipe perkuatan lainnya (dinding
geser, bressing dan pembesaran dimensi) tapi kinerja dinding sangat membantu untuk
mengurangi atau memperlambat proses keruntuhan akibat beban-beban gravitasi
maupun lateral.

4
BAB II
STUDI DAN ANALISA MATERIAL

2.1 Material Batako

A. Pengertian Batako

Batako merupakan salah satu bahan bangunan penyusun untuk dinding. Sama
seperti paving block, batako berasal dari bata concrete atau bata beton yang dalam
Bata ini dibuat dengan campuran pasir, semen, kericak, dan air. Batako dicetak
melalui proses pemadatan menjadi bentuk balok-balok dengan ukuran tertentu. Proses
pengerasan batako tidak melalui pembakaran, dan batako dapat dipelihara dengan
menempatkannya di tempat yang lembab atau tidak terkena matahari langsung dan
hujan.

B. Spesifikasi Teknik Pemasangan Batako

Teknik pemasangan batako yang baik adalah sebagai berikut.

 Letakkan adukan semen ke tempat yang akan dipasang batako, cukup untuk

satu batako dulu.

 Letakkan batako di atas adonan semen secara perlahan dengan ujung batako

sedikit mendorong adonan.

 Sesuaikan posisi batako dengan gerakan menggeser bukan mengangkat.

 Ulangi cara tersebut pada tiap pemasangan batako hingga selesai satu baris

 Agar pemasangan lebih lurus (dan harus lurus agar tidak mudah roboh)

gunakan tali untuk meluruskan dengan cara mengikat tali tersebut di kedua

ujung tembok.

 Semua siar vertikal, siar antar dinding, dan kolom maupun blok harus terisi

penuh.

5
 Sesuaikan ketebalan adukan siar pada kisaran 1 cm dengan variasai 3 mm.

 Setelah pemasangan batako pada dinding selesai, tutupi dinding tersebut

dengan terpal atau penutup lainnya agar terlindung dari hujan dan terik

matahari.

 Berikan percikan air setiap hari selama 1-2 hari.

 Terakhir, lindungi dinding dari pengaruh cuaca dengan memplester

dinding.

C . Jenis Batako
Berdasarkan bahan bakunya, batako dapat dibedakan menjadi 2, antara lain:
1. Batako trass atau putih
Batako putih terbuat dari campuran trass, batu kapur, dan air. Trass sendiri
merupakan jenis tanah yang berasal dari lapukan batu-batu gunung berapi dengan
warna putih atau putih kecoklatan. Ukuran batako trass yang ada di pasaran
biasanya berkisar antara panjang 20 – 30 cm, tebal 8 – 10 cm, dan tinggi 14 – 18
cm.

Jenis batako putih (Sumber: andalan68.wordpress.com)

2. Batako semen
Batako semen terbuat dari campuran semen dan pasir. Ukuran dari batako semen
lebih beragam dibandingkan dengan batako putih. Batako ini juga biasanya
mempunyai dua atau tiga lubang di sisinya untuk diisi oleh adukan pengikat. Nama

6
lain dari batako semen adalah batako press, yang dibedakan lagi menjadi 2 macam,
yaitu press mesin dan press tangan. Ukuran batako semen yang ada di pasaran
memiliki kisaran Panjang 36 – 40 cm, tinggi 18 – 20 cm, dan tebal 8 – 10 cm.

Jenis batako semen (Sumber: rootmedia.blogspot.co.id)

D .Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan batako:

 Ukurannya lebih besar daripada bata merah sehingga membutuhkan lebih sedikit
batako dan material perekat saat pembangunan
 Ukurannya cenderung sama dan cetakannya lebih rapi dibandingkan bata merah
 Ukurannya yang lebih besar dapat menghemat waktu dan tenaga saat pembangunan
 Lebih mudah dipotong dengan rapi
 Kedap air sehingga meminimalisir perembesan air hujan
 Lebih ringan dibandingan bata merah (karena ada rongga di bagian tengahnya)

Kekurangan batako:

 Mudah retak
 Mudah dilubangi dan pecah karena terdapat rongga di bagian tengahnya
 Menyerap panas sehingga membuat ruangan lebih panas

Kualitas batako yang paling baik adalah yang dibuat dengan menggunakan mesin dengan
komposisi campuran batako: pasir 75%, semen 20%, dan air 5%. Komposisi ini adalah
standar baku yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986.

7
Kepadatan dan komposisi adonan yang tepat juga dapat dilihat dari tampilan pori-porinya.
Batako dengan kualitas baik memiliki tampilan pori-pori yang lebih padat, tertutup rapat,
dan tidak menimbulkan rongga-rongga di permukaan dan lapisan luarnya. Permukaannya
juga terlihat rata dan halus. Bagian pinggir batako juga harus terlihat lancip dan terasa
tajam saat dipegang.

8
2.2 Partisi

A. Pengertian Partisi
Dalam Interior, partisi merupakan dinding pembatas yang mampu membatasi ruangan satu
dengan lainnya. Selain itu, partisi juga dapat difungsikan sebagai storage (tempat
penyimpanan) dan elemen estetis.

Seiring perkembangan dunia desain, partisi hadir dalam berbagai macam model dan
bentuk. Berdasarkan fungsinya, partisi dibagi menjadi 5, yaitu sebagai berikut.

a. Permanen
Partisi permanen dibuat khusus agar tidak dapat dipindahkan kecuali dengan
dibongkar. Biasanya partisi jenis ini dibuat menyatu dengan struktur bangunan,
dengan rangka plafon, dengan struktur dinding, dan lainnya. Begitupun dengan
rancangannya, biasanya mengikuti rencana desain bangunannya.

b. Non permanen
Partisi non permanen secara ukuran, bentuk, dan model lebih fleksibel dan mudah
untuk dipindah-pindahkan. Biasanya, partisi jenis ini kerap kali berubah fungsi. Sekali
waktu bisa menjadi backdrop ataupun hanya sebagai penutup ruang.

c. Transparan
Partisi ini biasanya berupa batas ruang dengan material kaca. Pemakaian kaca
memudahkan pengguna untuk mengetahui apa yang terjadi dalam ruang yang lain.

d. Semi Transparan
Partisi ini dibuat dengan mengombinasikan material dengan karakter transparan dan
material yang bersifat tertutup. Partisi ini baik untuk pengguna yang ada kalanya
membutuhkan penutup, namun, tetap ingin mendapatkan tembusan sinar matahari,
atau hanya ingin sekedar bisa melihat kondisi di sekitarnya (sedikit keterbukaan).

9
B. Spesifikasi Teknis Pemasangan Partisi
a. Partisi Gypsum
Material yang digunakan :
1. Rangka Hollow 4x4 & 4x2
2. Skrup gypsum 2cm & 5 cm
3. Papan gypsum, ketebalan 9 mm atau 12 mm
4. kain tip
5. Compound
6. Paku beton 5 cm
7. peredam

Peralatan yang dibutuhkan :


1. Bor dan driver-nya, bisa juga menggunakan obeng kembang , namun disarankan
menggunakanbor dengan ujung driver +
2. Gergaji besi atau gunting seng yang akan digunakan memotong besi hollow
3. Scraft / Kape ( untuk mengaplikasikan compound ke gypsum)
4. steger
5. Benang lot
6. Amplas

Cara pemasangan :
1. Pasang rangka besi hollow dengan jarak sekitar 60cm sesuai keinginan jangan lupa
di lot(agar tidak miring)
2. Pasang papan gypsum menggunakan sekrup gypsum 2mm, sebelah saja di setiap
rangka hollow
3. Pasang peredam suara,seperti: Glasswoll/rockwoll
4. Pasang gypsum sebelahnya lagi dengan cara yang sama sebelumnya.
5. Beri lapisan Compound disetiap sambungan gypsum dan bekas sekrup
6. Tempel kain tip disetiap sambungan gypsum yg sudah di compound tadi agar
setiap gypsum merekat menjadi satu
7. Compound kembali diatas kain tip sampai halus, kalo belum halus di amplas.
8. Partisi sudah siap untuk di finishing

10
C. Jenis Partisi

Berdasarkan material dasarnya, jenis partisi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu
sebagai berikut.

a. Gypsum

Gambar 2.2.1

b. Kaca

Selain itu, partisi juga memiliki rangka yang biasanya terbuat dari aluminium atau kayu.

Partisi kaca dengan rangka kayu Partisi kaca dengan rangka aluminium

11
b. Partisi Kaca
Cara praktis membuat kaca frameless agar mudah dicopot pasang adalah dengan
membuat pegangan berupa "got" atau cerukan pada dua sisi bidang yang panjang.
Untuk sisi yang pendek cukup di tempel pada dinding dan diberi sealant.
Sebagai contoh, jika lubang jendela berukuran 30 cm x 60 cm dengan posisi horisontal,
pegangan hanya dibuat di bagian atas dan bawah pada sisi yang panjang. Kaca yang
digunakan untuk lubang jendela itu berukuran 31 cm x 59 cm. Asumsinya, bagian atas
dan bawah kaca hanya 1/2 cm yang masuk ke dalam cerukan dinding, sedang dua sisi
di kiri dan kanan diberi sealant. Cara ini sekaligus memberi ruang gerak pada saat kaca
memuai.

Langkah Pengerjaan:
1. Siapkan bidang lubang yang akan ditempatkan kaca
2. Buat cerukan pada dinding bagian atas dan bawah kaca sedalam dan selebar 1,5 cm
3. Beri sedikit perkuatan dengan adukan semen pada dasar cerukan untuk pegangan
lis "U". Dapat pula dengan memaku lis "U" ke dalam cerukan agar lis terpegang
kuat.
4. Tempatkan lis aluminimum berbentuk "U" dengan ukuran 1 cm pada kedua
cerukan itu.
5. Berikan sealant sepanjang bagian atas dan bawah cerukan dari lis aluminium itu.
6. Masukkan kaca dengan posisi miring.
7. Berikan sealant pada sisi kaca bagian atas dan bawah yang tertanam pada cerukan
agar kaca tertanam rapat.

12
8. Tutup celah yang terbentuk pada sisi ukung kaca bagian kiri dan kanan dengan
sealant.
9. Bersihkan kaca dengan koran basah. Kaca pun siap terpasang dengan kuat.

Cerukan hanya dibuat pada bidang sisi lubang jendela yang panjang saja; bukan sisi
yang pendek atau yang lebar. Jika kaca mati itu berbentuk vertikal, cerukan dibuat
hanya pada dinding bagian kiri dan kanan. Jika lubang jendela berbentuk horizontal,
cerukan dibuat pada sisi atas dan bawah karena pada kedua sisi panjang itulah yang
menjadi pegangan kaca.

Untuk membuka atau mengganti kaca, sealant dari cerukan dapat dikupas pada sisi
panjang jendela. Kaca dilepas dengan posisi miring. Untuk pemasangan kaca kembali,
sesuaikan dengan langkah yang dianjurkan untuk memasang atau menempatkan kaca
yang baru.

Perhatikan ukuran lis aluminium yang digunakan. Lis ukuran 1 cm hanya untuk kaca
dengan tebal di bawah 5 mm. Kaca dengan tebal 8 mm ke atas, sebaiknya menggunakan
lis mulai dari ukuran 2 cm. Ini agar proses memasukkan dan mengeluarkan kaca lebih
mudah dan kaca dapat terpegang kuat.

13
D. Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan

 Tidak tahan terhadap air hanya produk gypsum yang berlabel Water resistance saja
yang kedap terhadap air.
 Akan terlihat kusam dan jamur apabila ditempat lembab dan basah
 Mudah rusak apabila terkena benturan
 Khusus untuk plafon, genteng harus benar-benar tidak bocor agar plafon tidak terkena
bocoran air saat hujan.

Kelebihan

 Partisi dengan bahan gypsum biasanya lebih rapi dan halus sehingga dari segi nilai
estetika memiliki keunggulan tersendiri.
 Perawatan dan perbaikan lebih mudah.
 Jika ada bagian yang rusak maka tidak perlu mengganti 1 lembar namun hanya bagian
yang rusak kemudian bisa dirapikan lagi dengan compound.
 Proses pemasangannya lebih cepat
 Mudah ditemukan di pasaran
 Dapat dipasang dengan menggunakan besi hollow maupun kayu.

14
BAB III

APLIKASI MATERIAL

3.1 Aplikasi Material Batako

a. Material Industri: Dinding pada ruangan

Gambar 2.3.1 ( Aplikasi material)

Gambar 2.3.1 ( Aplikasi material)

15
a. Material Komposit: Kombinasi dengan material lain (kreasi)

Sebagai planter (pot tanaman)

Sebagai bench (kursi taman) Sebagai elemen estetis

16
3.2. Aplikasi Material Partisi

a. Material Industri: Dinding pada Ruangan

b. Material Komposit: Kombinasi dengan material lain (kreasi)

Kombinasi partisi kaca dengan rangka kayu Dengan kaca buram (blur
mirror)

Kombinasi partisi kaca dengan rangka besi


17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.arsitag.com/article/mengenal-jenis-batako
http://www.cahayabangunperkasa.com/produk-389-bata-hebel.html
http://architectaria.com/mengenal-lebih-dekat-tentang-partisi-ruangan.html
http://teknikgambarbangunansmkn2garut.blogspot.com/2015/01/materi-partisi-
bangunan.html
http://myuta22.blogspot.com/2015/01/sekilas-tentang-pemasangan-partisi.html
http://partisialuminiumkaca.blogspot.com/2013/05/tips-memasang-kaca-frameless.html

18
LAMPIRAN

A . Gambar Explodedview Batako dan Partisi

1 .Batako

2 .Partisi

19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai