Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

RANCANGAN PENELITIAN DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

NAMA : YUVENTUS TADEUS BEPO

NIM : 022190021

PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA NIPA

MAUMERE

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian tentang
“Rancangan Penelitian Dalam Bidang Teknik Sipil” sebagai salah satu penilaian terhadap proses
pembelajaran mata kuliah Metodologi Penelitian.

Meski dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha dengan maksimal, namun
penulis masih merasa memiliki kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu penulis meminta
kritik dan saran pembaca makalah ini. penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Maumere, 20 / 10 / 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1. LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 1


1.2. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 1
1.3. TUJUAN DAN MENFAAT ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2

2.1. CARA MEMBUAT PANEL UNTUK STRUKTUR BATA RINGAN DENGAN LIMBAH
BOTOL PLASTIC ................................................................................................................ 2
2.2. MENEMUKAN KOMPOSISI YANG TEPAT UNTUK MEDAPATKAN LAPISAN
YANG IDEAL UNTUK BATA RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOSIT
SERAT BUBUR KERTAS ................................................................................................... 4

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 7

3.1. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 7


3.2. SARAN ................................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Seiring berkembangnya teknologi terutama dalam bidang rekayasa teknik sipil dan
bangunan, penemuan akan bahan-bahan bangunan yang 4lastic4iv bermunculan. Dalam satu
4lasti terakhir kita sudah umum melihat struktur kuda-kuda bangunan dari baja ringan,
konstruksi rumah atau bangunan dengan 4lasti prefabrikasi, penutup atap atau penutup dinding
luar dari spandek, termasuk bahan pengisi dinding dari bata ringan atau batako press.
Dalam dunia pendidikan teknik sipil dinding bata ringan digunakan sebagai material
dalam pembangunan proyek-proyek gedung karena beratnya yang 4lastic4 ringan 4lastic4iv bata
merah atau batako konvensional. Memanfaatkan rongga udara yang terbentuk dari busa (foam)
yang kemudian dicampur dengan air dan diaduk dengan mixer.
Belum adanya penelitian untuk memanfaatkan limbah botol 4lastic sebagai bahan
pengganti pada bata ringan menjadi perancangan 4lastic4ive untuk menghasilkan bata ringan
dengan lebih banyak kadar udara pada bata. Perancangan bata ringan berbahan pengisi limbah
botol 4lastic ini dilakukan dengan cara membuat panel dari struktur limbah botol 4lastic yang
sudah berbentuk kotak. Dan dari panel yang sudah dibuat akan diberi pelapisan komposit serat
bubur kertas dengan campuran semen, lem putih dan air.

1.2.Rumusan masalah
1. Bagaimana cara membuat panel untuk struktur bata ringan dengan limbah botol plastic?
2. Bagaimana menemukan komposisi yang tepat untuk mendapatkan lapisan yang ideal
untuk bata ringan dengan menggunakan komposit serat bubur kertas?

1
1.3.Tujuan dan Menfaat
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan panel dinding ringan dengan rongga udara
lebih besar berstruktur panel limbah botol plastik yang ideal sebagai pengisi bata ringan
menggunakan lapisan komposisi komposit serat bubur kertas dengan takaran campuran lem
putih, air dan semen yang sesuai.
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini antara lain :
1. Menghasilkan panel dinding yang lebih ringan dari dinding bata konvensional
maupun batako press yang sudah ada.
2. Mengembangkan panel sebagai dinding ringan yang mampu dibongkar dan dipasang
kembali tanpa merusak panel, aman pada gunakan daerah rawan gempa serta lebih
mudah proses pengangkutan juga pemasangannya.
3. Dengan penelitian lebih lanjut di bidangnya masih mampu diberi penambahan
lapisan dengan campuran semen dan menghasilkan panel yang lebih kuat.
4. Cocok untuk bangunan ringan berkebutuhan kekuatan rendah seperti gapura, pagar,
dan semacamnya dengan struktur khusus.
5. Bisa dikembangkan sebagai bata ringan yang mampu dibongkar dan dipasang
kembali tanpa merusak panel.
6. Bisa diaplikasikan pada sruktur bangunan apung di atas air dengan pengembangan
lebih lanjut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Cara Membuat Panel untuk Struktur Bata Ringan dengan Limbah Botol Plastic
Dalam penelitian ini langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan dimensi panel
dinding ringan.
1. Identifikasi Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang ideal dari panel
dinding ringan. Ada dua hal yang dilakukan dalam langkah ini yaitu dengan
melakukan studi literatur terkait dengan rancangan pallet yang telah dilakukan atau
dipakai dinding ringan lain pada umumnya dan melakukan observasi terhadap panel
dinding yang dibuat apakah sudah ideal dengan penyamaan pallet yang biasa atau
harus berbeda.
2. Target yang ingin dicapai pada perancangan panel dinding ini yaitu:
➢ Panel dinding ringan bisa diaplikasikan sebagai pagar dengan struktur yang
mempunyai rangka lebih kompleks.
➢ Panel dinding ringan bisa digunakan sebagai sekat antar ruang yang tidak
membutuhkan kekuatan atau kekokohan seperti dinding beton.
➢ Struktur bangunan yang dibuat diharapkan bisa dibongkar pasang tanpa merusak
struktur panel dinding itu sendiri.
➢ Proses pembuatan panel dinding mudah dan murah.
➢ Keamanan saat terjadi gempa lebih tinggi (safety).
➢ Berbagai kalangan bisa membuat di daerah manapun.
➢ Bisa dikembangkan sebagai dinding peredam suara.
➢ Struktur yang ringan diharapkan dapat diaplikasikan dan dikembangkan sebagai
konstruksi yang mampu mengapung di atas air.
Limbah botol plastik yang sudah diubah menjadi kotak dengan pemotongan pada bagian
leher menghasilkan balok plastik yang berbentuk balok dengan dimensi 6,5 cm x 6,5 cm x 20
cm. Dari 1 bagian botol ini akan disusun menjadi 1 balok yang lebih panjang dengan
penambahan 2 botol dan disusun vertikal atau menjulang keatas dengan sedikit menyisipkan alas
botol dan bagian atas pada bagian tengahnya.
susunan balok botol yang siap untuk dilapisi dengan semen. Untuk mendapatkan hasil
yang optimal dari struktur yang berdimensi 6,5 cm x 6,5 cm dengan tinggi yang diatur 50 cm ini,
disusun kembali dengan penambahan filler yang sama menggunakan perekatan lem secara
horisontal. Ditambah dengan jumlah total 7(tujuh) bagian panel untuk menjadi 1(satu) panel bata
ringan.
Bentuk panel yang telah disusun dari tujuh buah balok botol sebelumnya menghasilkan
panel berdimensi 50 cm x 47 cm x 6,5 cm yang siap untuk dilapisi dengan komposit.

3
2.2. Menemukan Komposisi yang Tepat untuk Mendapatkan Lapisan yang Ideal untuk
Bata Ringan dengan Menggunakan Komposit Serat Bubur Kertas
Percobaan Membuat Lapisan Komposit pada Permukaan Botol Percobaan membuat
lapisan campuran semen pada panel merupakan tahap utama dalam penelitian ini. Langkah-
langkah dalam percobaan ini yaitu:
1. Melapisi balok panel menggunakan dua bahan baku
2. Melapisi balok panel menggunakan dua bahan baku berbeda takaran
3. Mengamplas permukaan balok panel sebelum diberi lapisan
4. Membuat permukaan botol berduri sebelum diberi lapisan
5. Melapisi panel dengan penambahan bahan pada lapisan.
6. Melapisi panel dengan kain strimin sebelum diberi lapisan.
7. Menambah bahan baku lapisan dengan serat bubur kertas.
8. Pelubangan pada panel sebelum diberi lapisan.
2.2.1. Percobaan I : Campuran Lem dan Semen
Pada percobaan ini lem dicampur dengan semen dengan perbandingan 1:3. Permukaan
botol dibuat kasar dengan menggunakan amplas. Bahan campuran diaduk sampai lem dan semen
telah merata dengan baik dan telah berbentuk pasta. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada
permukaan panel filler batako sampai ketebalan 5 mm. Hasil dari percobaan ini adalah :
1. Proses pelapisan filler panel yang lama dikarenakan campuran mudah lepas dari filler.
2. Permukaan lapisan campuran semen yang telah mengering banyak mengalami
keretakan dan lapisan campuran semen mudah terlepas.
3. Setelah itu dilakukan penambalan pada permukaan panel sampai mengering tetapi
permukaan masih retak dan mudah terlepas.
4. Karakteristik panel masih berat dan getas.
2.2.2. Percobaan II : Perubahan Rasio Campuran Lem dan Semen
Pada percobaan ini bahan semen dikurangi dengan perbandingan lem dicampur dengan
semen 1:2. Permukaan botol dibuat kasar dengan menggunakan amplas. Bahan campuran diaduk
sampai lem dan semen telah merata dengan baik dan telah berbentuk pasta. Setelah itu hasil
campuran dioleskan pada permukaan panel sampai ketebalan 5 mm. Hasil dari percobaan ini
adalah :
1. Proses pelapisan panel masih lama dikarenakan campuran mudah menempel pada alat
untuk melapisi.
2. Permukaan lapisan campuran semen yang telah mengering masih mengalami
keretakan dan lapisan campuran semen mudah terlepas.
3. Setelah itu dilakukan penambalan pada permukan sampai mengering tetapi permukaan
masih tetap retak dan mudah terlepas.
4. Karakteristik panel masih berat dan getas.

4
2.2.3. Percobaan III : Pengkasaran Permukaan Dengan Amplas
Pada percobaan ini perbandingan campuran lem dan semen 1:2. Permukaan botol dibuat
kasar dengan menggunakan amplas lalu permukaan filler diberi lem pada seluruh permukaan
yang akan dilapisi. Bahan campuran diaduk sampai lem dan semen telah merata dengan baik dan
telah berbentuk pasta. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada permukaan panel sampai
ketebalan 5 mm dan perataan pelapisan campuran menggunakan air dengan cara diusapkan pada
permukaan campuran. Hasil dari percobaan ini adalah :
1. Proses pelapisan panel yang lama dikarenakan campuran mudah lepas dari
permukaan botol.
2. Permukaan lapisan campuran semen yang telah mengering banyak mengalami
keretakan dan lapisan campuran semen mudah terlepas.
3. Setelah itu dilakukan penambalan pada permukan sampai mengering tetapi
permukaan masih retak dan mudah terlepas.
4. Karakteristik panel masih berat dan getas.
2.2.4. Percobaan IV : Pengkasaran Botol Dengan Permukaan Berduri
Pada percobaan ini lem dicampur dengan semen dengan perbandingan 1:2. Permukaan
botol dibuat kasar dengan menggunakan cetakan kayu berpaku pada saat pembentukan botol
menjadi kotak. Bahan campuran diaduk sampai lem dan semen telah merata dengan baik dan
telah berbentuk pasta. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada permukaan panel sampai
ketebalan 5 mm dan perataan pelapisan campuran menggunakan air dengan cara diusapkan pada
permukaan campuran. Hasil dari percobaan ini adalah :
1. Proses pelapisan panel yang lama dikarenakan campuran mudah lepas dari
permukaan panel.
2. Permukaan lapisan campuran semen yang telah mengering banyak mengalami
keretakan dan lapisan campuran semen mudah terlepas.
3. Setelah itu dilakukan penambalan pada permukan sampai mengering tetapi
permukaan masih retak dan mudah terlepas.
4. Karakteristik panel masih berat dan getas.
2.2.5. Percobaan V : Pelapisan Botol dengan Campuran Lem, Semen, Bubur Kertas, Air dan
Kain Strimin
Hasil dari proses percobaan III dilakukan penambalan dengan tambahan material bubur
kertas dan kain strimin sehingga bahan campuran menjadi semen, kertas, lem dan air 3:2:1:1.
Kain strimin sebagai struktur panel dinding dan dipasang pada seluruh permukaan panel
sebelumnya. Hasil dari percobaan ini adalah :
1. Keretakan pada permukaan sudah teratasi.
2. Pelapisan campuran menjadi terlalu tebal dan berat
3. Boros pada kain strimin karena mahal dan penampang panel dinding luas.
4. Karakteristik panel menjadi kaku tetapi masih terlalu berat.

5
2.2.6. Percobaan VI : Pelapisan Botol dengan Campuran Lem, Semen, Bubur Kertas dan Air
Pada percobaan ini bahan campuran dengan perbandingan semen, bubur kertas, lem dan
air 3.2.1.1. Permukaan botol dibuat kasar dengan menggunakan amplas. Bahan campuran diaduk
sampai bahan campuran telah merata dengan baik. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada
permukaan panel sampai ketebalan 5 mm. Hasil dari percobaan ini adalah :
1. Proses pelapisan panel dinding lebih cepat
2. Permukaan lapisan campuran semen sudak tidak mengalami keretakan.
3. Karakteristik panel menjadi lebih kaku dan ringan.
4. Ikatan campuran dengan permukaan botol belum maksimal namun hasil lebih kuat.
2.2.7. Percobaan VII : Pelapisan Botol dengan Campuran Lem, Semen, Bubur Kertas, Air dan
Penambahan Lubang di Permukaan
Pada percobaan ini bahan campuran dengan perbandingan semen, bubur kertas, lem dan
air 3.2.1.1. Permukaan botol dibuat kasar dengan menggunakan amplas dan menambahkan
lubang agar campuran lebih mengikat dengan botol. Bahan campuran diaduk sampai bahan
campuran telah merata dengan baik. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada permukaan panel
dinding sampai ketebalan 5 mm. Hasil dari percobaan ini adalah :
1. Proses pelapisan panel dinding lebih cepat
2. Permukaan lapisan campuran semen tidak mengalami keretakan.
3. Karakteristik panel menjadi lebih kaku dan ringan.
4. Ikatan campuran dengan permukaan botol lebih kuat.
2.2.8. Pengujian Dengan Memberikan Beban pada Panel
Proses pengujian pada panel dilakukan dengan memberikan beban pada sisi permukaan
panel yang menjadi bagian dari dinding. Beban yang diberikan mulai memberikan efek yang
besar saat mencapai kurang lebih 70 kilogram. Secara kasat mata tidak tampak perubahan yang
terjadi namun keretakan permukaan dan kulit atau skin mulai menggembung dan mengelupas
dari permukaan botol plastik.
2.2.9. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi dilakukan dengan membandingkan biaya yang dibutuhkan untuk
membuat satu buah panel berdimensi 50 cm x 49 cm dengan bata konvensional dan batako press.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dari pengujian dan percobaan yang telah dilakukan terhadap
panel dinding ringan dengan lapisan komposit maka dapat ditarik kesimpulan panel dinding
ringan berhasil dibuat dengan metode komposit berbahan baku semen, lem putih, air dan bubur
kertas sebagai seratnya. Proses pembuatan panel dinding ini bisa dikerjakan dalam sehari selama
panas matahari penuh sebagai metode pengeringan dan ditambah dengan penggunaan hairdryer
atau kipas angin bila hujan. Lapisan komposit panel dinding ringan mempunyai ketebalan 5 mm.
Dimensi akhir panel dinding ringan yang didapat 50 cm x 49 cm x 7,5 cm. Rancangan panel
didesain dengan ukuran demikian untuk mempermudah operasional dan teknis dilapangan yang
pada umumnya menggunakan ukuran satuan meter dalam pembangunan. Panel dinding ringan
tahan uji terhadap panas matahari selama kurang dari seminggu dan hujan selama setengah hari.
Lebih murah dibandingkan dengan batako press maupun bata yang lain karena tidak
membutuhkan semen sebagai perekatnya.

3.2 Saran
Penelitian Berikutnya Dari hasil penelitian dan perancangan yang telah dilakukan, ada
beberapa hal yang bisa dikembangkan lebih lanjut untuk menyempurnakan penelitian yang telah
dilakukan. Antara lain sebagai berikut.
1. Panel dinding ringan masih bisa dilapis dengan bahan baku lain sebagai penguat atau
reinforcement.
2. Perlu adanya struktur khusus untuk menopang panel dinding ringan ini karena
kekuatannya yang masih kurang untuk bangunan.
3. Bisa dipergunakan sebagai peredam suara dengan penambahan lapisan.
4. Bisa diaplikasikan untuk struktur bangunan apung atau di atas air.
5. Diharapkan dengan penelitian berikutnya dapat mampu potong.

7
DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, Bhagwan D, Broutman L. J. & Chandrashekhara K. (2006). Analysis and Performance


Composites, 3rd Edition. Wiley.

Ellyawan,. (2008). Panduan untuk Komposit.

Http://ellyawan.dosen.akprind.ac.id. (Diakses 1/2/16)

Gibson, Ronald F. (1994), Principles of Composite Material Mechanics. Mc Graw-Hill.

Nugroho, Avianto. & Alva Edy Tontowi. (2007), Pembuatan Komposit Hidroksiapatit-Gelatin
untuk Jaringan Tulang. Universitas Gadjah Mada.

Santoso. (2002), Pengaruh Berat Serat Chopped Strand Terhadap Kekuatan Tarik, Bending dan
Impak Komposit GFRP Kombinasi Serat Gelas Chopped Strand dan Woven Roving. UNS,
Surakarta.

Schwartz, Mel M. (1984), Composite Materials Handbook. Mc Graw-Hill.

Sirait, D. H. (2010). Material Komposit Berbasis Polimer Menggunakan Serat Alami.


Http://dedyharianto.wordpress.com. (Diakses 1/1/2016).

Sudira, Tata: Saito, Shinroku. (1985), Pengetahuan Bahan Teknik. Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai