BAHAN BANGUNAN
Disusun oleh :
ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN
DAFTAR ISI
Dalamkesempatan ini juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen
dan teman -teman yang telah memberikan bimbingan dan semangat sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
BAB I. PENDAHULUAN
Secara Istilah Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari mana
sesuatu dapat dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat
sesuatu. Sedangkan Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan
kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan
dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi
ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka.
Berikut ini adalah macam – macam bahan yang digunakan untuk membuat
bahan pembatas dinding :
1. BATU BATA
Gambar2. Batako
Sumber : biswabuilddesign.blogspot.com/2014/01/batu-batako.html
3. BATA RINGAN
Gambar 3. BataRingan
Sumber : solusikonstruksi.com/products/harga-bata-ringan-hebel
4. PAGAR KAYU
5. PAGAR BESI
8. BAMBU
Gambar 8. Bambu
sumber : id.wikipedia.org/wiki/Bambu
BAB II. PEMBAHASAN
BATU BATA
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat
dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna
kemerah-merahan
Penggunaan batu bata pada dinding dapat digunakan pada dua macam
desain, yaitu batu bata dengan finishing plesteran dan bata yang dipasang
yang dipasang dengan sistem bata ekspos. Kedua desain dinding ini akan
mempengaruhi pemilihan jenis batu bata. Untuk itu kita mengenal batu bata
merah dan batu bata muka.
Kelebihan:
Lebih tahan lama dan lebih kuat dibandingkan batako berkat adanya
pembakaran dalam proses pembuatannya.Lebih mudah diangkut karena
ukuran batu bata tidak besar.
Mudah dipasang, siapapun bisa memasang batu bata tanpa
pengetahuan khusus.
Batu bata lebih mampu menyesuaikan diri dengan suhu di luar rumah,
sehingga suhu ruangan akan lebih nyaman.
Tahan api.
Pemasangan batu bata tidak memerlukan perekat khusus.
Jarang terjadi retak rambut pada dinding yang terbuat dari batu bata.
Kekurangan:
4. Teknik pemasangan
Nat ubin berfungsi untuk merekatkan sekaligus menjaga agar tidak ada
air yang masuk. Anda sebaiknya memanfaatkan nat untuk mengisi celah-
celah dinding bata untuk melindunginya dari kelembapan. Untuk
memperindah tampilan, berikan nat dengan warna berbeda dari warna bata,
tapi tetap serasi. Nat ini juga akan memunculkan efek warna yang dramatis
dan membuat dinding bata ekspos lebih indah.
Teknik Sealer
Sealer adalah pelapis yang melindungi dinding bata ekspos agar
tidak mudah rusak, terkena debu, maupun menyerap air. Sealer
diperlukan karena dinding bata ekspos lebih rawan mengalami
kerusakan dibandingkan dinding yang dipalisi plasteran dan cat. Untuk
menciptakan tampilan yang lebih menawan, modern, dan tidak terkesan
lusuh, pilih sealer dengan glossy-finish-look yang akan menghasilkan
kilap dinding seperti dicat. Sealer yang tidak glossy juga tetap akan
melindungi dinding dari bakteri dan pengeroposan. Sealer tanpa glossy
menjaga tampilan dinding bata ekspos yang lebih natural dan cocok
untuk desain interior tertentu.
Teknik Cat
Mengecat bukan hanya akan mengubah tampilan warna, tapi juga
meningkatkan perlindungan pada dinding bata . Pengecatan dinding
bata ekspos bisa disesuaikan dengan konsep interior. Misalnya warna
merah kehitaman untuk interior gaya punk, warna putih untuk interior
Skandinavia atau shabby chic, warna coklat beige untuk rumah bergaya
klasik. Bisa juga dicat secara lebih artistik sehingga seolah terdapat
bekas plasteran dan cat.
6. Bahan penyusun dan Proses pembuatan Batu Bata
Bahan :
Tanah liat
Pasir
Air
Sekam padi
Kayu
Proses:
1. Pengertian
Batako atau juga disebut bata beton ialah suatu jenis unsur bangunan
berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau
sejenisnya, air dan agregat, dengan atau tanpa bahan tambah lainnya yang
tidak merugikan sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-
(SNI03-0348-1989).
Dinding akan mudah retak apa bila menggunakan bata dengan kualitas
yang tak bagus
batu bata jenis ini kurang baik untuk dapat meredam suara bising serta
bobotnya yang cenderung berat sehingga kurang disarankan untuk
pembangunan gedung dengan tingkat tinggi.
4. Teknik Pemasangan
5. Teknik Perawatan
Pasir
Pasir merupakan bahan pengisi yang digunakan dengan semen untuk
membuat adukan. Selain itu juga pasir berpengaruh terhadap sifat tahan
susut, keretakan dan kekerasan pada batako atau produk bahan
bangunan campuran semen lainnya.
Pada pembuatan batako ringan ini digunakan pasir yang lolos
ayakan kurang dari 5 mm (ASTM E 11-70) dan harus bermutu baik
yaitu pasir yang bebas dari lumpur, tanah liat, zat organik, garam florida
dan garam sulfat. Selain itu juga pasir harus bersifat keras, kekal dan
mempunyai susunan butir (gradasi) yang baik. Menurut Persyaratan
Bangunan Indonesia agregat halus sebagai campuran untuk pembuatan
beton bertulang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Pasir harus terdiri dari butir-butir kasar, tajam dan keras.
b) Pasir harus mempunyai kekerasan yang sama.
c) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%,
apabila lebih dari 5% maka agregat tersebut harus dicuci dulu
sebelum digunakan. Adapun yang dimaksud lumpur adalah bagian
butir yang melewati ayakan 0,063 mm.
d) Pasir harus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu
banyak.
e) Pasir harus tidak mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca.
f) Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat untuk beton.
(Wijanarko, W.2008)
Air
Air yang dimaksud disini adalah air yang digunakan sebagai
campuran bahan bangunan, harus berupa air bersih dan tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat menurunkan kualitas batako.
Menurut PBI 1971 persyaratan dari air yang digunakan sebagai
campuran bahan bangunan adalah sebagai berikut:
a) Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan
organik atau bahan lain yang dapat merusak dari pada beton.
b) Apabila dipandang perlu maka contoh air dapat dibawa ke
Laboratorium Penyelidikan Bahan untuk mendapatkan pengujian
sebagaimana yang dipersyaratkan.
c) Jumlah air yang digunakan adukan beton dapat ditentukan dengan
ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.
Air yang digunakan untuk proses pembuatan beton yang paling baik
adalah air bersih yang memenuhi syarat air minum. Jika dipergunakan
air yang tidak baik maka kekuatan beton akan berkurang. Air yang
digunakan dalam proses pembuatan beton jika terlalu sedikit maka akan
menyebabkan beton akan sulit dikerjakan, tetapi jika air yang
digunakan terlalu banyak maka kekuatan beton akan berkurang dan
terjadi penyusutan setelah beton mengeras.(Wijanarko, W. 2008)
Sabut Kelapa
Sabut kelapa mempunyai struktur yang serupa dengan peredam yang
telah ada. Di sisi lain, kelapa dihasilkan di Indonesia dalam jumlah
besar. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 1997, areal
perkebunan kelapa di Indonesia mencapai luas 3.759.397 ha. Dan
menurut humas Departemen Pertanian, produksi kelapa di Indonesia
pada tahun 2002 mencapai 85 juta ton kelapa kering (kopra).
Dari hasil panen kelapa yang melimpah di Indonesia, tentunya akan
dihasilkan produk sampingan berupa sabut kelapa yang sangat
melimpah. Karena sabut kelapa yang dihasilkan dari sebuah Kelapa
adalah sekitar 35% berat buah. Namun, belum semua sabut kelapa yang
ada dimanfaatkan dengan optimal.
Sabut kelapa mengandung lemak yang dapat membuat ikatan antara
semen, pasir dan air dengan sabut kelapa menjadi tidak kuat sehingga
dapat membentuk pori pada batako. Untuk itu diperlukan cairan NaOH
atau alkohol untuk dapat melepaskan lemak pada sabut kelapa tersebut.
Saat ini beton sangat umum dan telah dibuktikan oleh waktu sebagai
bahan dinding yang tahan gempa. Beton atau yang umum di kenal di
masyarakat dengan sebutan batako ini dapat di produksi dengan tangan
dan mesin.
a) Semen
b) Kerikil kasar
c) Pasir halus (ukuran 5mm)
d) Air
Bahan baku yang terdiri dari pasir, semen dan air harus memiliki
perbandingan 75:20:5. Perbandingan komposisi bahan baku ini adalah
sesuai dengan Pedoman Teknis yang di keluarkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum tahun 1986.
a) Cetakan batako
b) Ayakan pasir
c) Kotak adukan
d) Sendok semen
e) Sekop
f) Cangkul
g) Ember dan ember penyiram
h) Plastik (untuk menjaga kelembaban)
Persiapan :
Mengaduk Beton :
PAGAR
1. Pengertian
Saat ini ketika sedang pergi kesuatu komplek pemukiman terutama yang
ada di dalam kota, pada umumnya pagar tersebut dibuat dari logam besi atau
tembok. Sekarang sudah jarang ditemukan ada pagar yang terbuat dari kayu.
Padahal jika dibuatkan desain dengan cara yang lebih kreatif, pagar kayu
justru bisa membuat bangunan rumah yang ada di belakangnya terlihat lebih
menarik.
4. Teknik Pemasangan
Menancapkan tiang langsung ke tanah , Cobalah cara ini jika tanahnya
padat. Anda bisa menancapkan tiang langsung ke tanah asal tanahnya
padat dan memiliki drainase yang baik. Pemasangan dengan cara ini
lebih membutuhkan kerja keras dan hasilnya kurang stabil jika
dibandingkan dengan beton, tetapi lebih murah dan (umumnya) cukup
tahan busuk.
Pilihlah jenis kayu yang tahan lama untuk dijadikan tiang pagar.
Ikutilah saran dari ahli lokal jika memungkinkan karena iklim dan
ketersediaan bahan akan memengaruhi keputusan tersebut. Pemilihan
kayu yang kuat ini akan sangat bermanfaat untuk jangka panjang,
kecuali jika Anda tinggal di padang pasir yang kering dan tidak lembap
Siapkan kayu agar tahan dari kelembapan (opsional). Ujung kayu yang
digergaji adalah bagian yang paling rentan terhadap kelembapan.
Pertimbangkan langkah pencegahan di bawah ini jika Anda tinggal di
iklim yang lembab:
a) Gergajilah bagian atas tiang membentuk kemiringan sudut 45º untuk
membuat air hujan langsung meluncur turun, atau pasanglah penutup
pada bagian atas tiang.[3]
b) Lindungi kedua ujung kayu dengan bahan antiair, oleskan bahan
pengawet kayu seperti tembaga naftenat. Bahan pengawet kayu
bersifat beracun, jadi ikuti petunjuk penggunaan yang aman pada
labelnya
Galilah lubang. Lubang harus berukuran sedikit lebih besar dari ⅓ total
panjang tiang pagar. Jika Anda hendak menanam tiang langsung ke
tanah, maka sebisa mungkin diameter lubang tidak terlalu jauh berbeda
dari ukuran diameter tiang pagar. Jika Anda hendak memasang tiang
pagar dengan fondasi kerikil, galilah lubang sedikit lebih lebar, dengan
keliling kurang lebih 20 cm untuk ukuran tiang standar 10x10 cm.[5]
Tuangkan kerikil ke dalam lubang. Taburkan batu koral atau batu
kerikil setinggi beberapa sentimeter untuk memperlancar drainase.
Padatkan ke bawah. Langkah ini penting terutama jika drainase di situ
jelek
Masukkan tiang ke lubang. Letakkan tiang pagar di tengah-tengah
lubang dan ratakan hingga sejajar dengan tiang lainnya. Anda bisa
meminta bantuan seorang asisten untuk memegangi tiang agar tetap
berada pada tempatnya selama pemasangan.
Isilah lubang dengan kerikil atau tanah padat. Kerikil akan
menghasilkan drainase yang lebih baik daripada tanah, dan bisa
membuat tiang lebih stabil sekalipun dipasang pada tanah yang tidak
padat. Masukkan kerikil atau tanah biasa setinggi 7 - 12 cm dalam sekali
waktu, padatkan setiap lapisnya hingga pepat.[6] Ulangi langkah ini
hingga lubang tersebut penuh.
a) Sebelum memadatkan, peganglah tiang pagar dan ratakan hingga
sejajar.
b) Jika Anda hendak menanam rumput di sekeliling tiang, tutuplah
lubang dengan tanah pada beberapa senti teratasnya, jangan dengan
kerikil Tutuplah dengan gundukan kecil. Buatlah gundukan tanah di
dasar tiang membentuk bukit kecil yang mengelilinginya.
Area perbatasan antara tiang yang tertutup tanah dan yang tidak adalah
area yang paling mudah membusuk. Jadi area ini harus
memilikidrainase yang baik.
5. Teknik perawatan
Menggunakan Bahan Anti Rayap
Menggunakan Cairan Anti Jamur
Menggunakan Pelapis atau Obat untuk Pagar Kayu
Mengecat Ulang Pagar yang Sudah Kusam
Kekurangan :
a) Permukaan yang rata dan halus
b) Mempunyai daya tahan yang cukup tinggi terhadap cuaca dan iklim
c) Bahan yang bagus untuk dekorasi baik eksterior maupun interior
d) Mudah diaplikasikan dalam berbagai desain konsep modern
e) Tersedia dalam berbagai macam warna dan pola
f) Composite mudah dibentuk, dilipat, dibor dan dilengkungkan
dengan menggunakan peralatan konvensional ataupun peralatan
sederhana lainnya
g) Bahan intinya terbuat dari polyetthylene sehingga lembarannya
tahan api
1. Pengertian
Dalam geologi, batu adalah benda padat yang terbuat secara alami dari
mineral atau mineraloid. Batuan umumnya adalah 3 jenis, yaitu batuan
beku, sedimen, dan metamorf.
Batu merupakan bahan yang luar biasa - tahan lama serta estetika. Batu
alam dapat digunakan untuk di luar maupun di dalam ruang. Keuntungan
Batu alam adalah pertama-tama bahan dekoratif yang berarti dapat dengan
mudah dipoles serta diproses. Batu ini juga dapat digunakan untuk dekorasi
baik interior maupun eksterior, interior klasik atau modern, antara lain batu
yang umum di gunakan adalah :
Marmer juga merupakan bahan bangunan alami. Hal ini lebih cocok
untuk dekorasi interior karena fakta bahwa efek negatif dari lingkungan
seperti hujan asam, sinar ultraviolet matahari berpengaruh pada struktur
serta warna dari batu tertentu. Penting untuk menyebutkan bahwa marmer
adalah 4-5 kali lebih lembut dari granit, sehingga dapat lebih mudah
diproses. Marmer digunakan untuk elemen interior seperti kusen jendela,
permukaan meja dan elemen perapian dekorasi.
4. Teknik Pemasangan
Ada 2 cara memasang batu alam yakni, cara basah dan kering.
Cara basah bila pemasangannya melibatkan bahan air. pemasangan batu
dengan cara basah menggunakan adukan/ spesie. Untuk pemasangan
seperti ini, dinding bata dibiarkan tanpa diplester terlebih dahulu.
Sedangkan,
Cara kering, pemasangannya tidak mengandung air (atau sedikit sekali
airnya). Konkretnya menggunakan acian. Pemasangan batu dengan cara
kering. Dinding diplester terlebih dahulu, kemudian batu ditempel
dengan acian.
KESIMPULAN
Dari Semua yang sudah dijelaskan dari Bab I sampai dengan Bab II bisa
ditarik kesimpulan bahwa Bahan Pembatas dinding adalah bahan yang
digunakan untuk membuat dinding yang berfungsi untuk membatasi antar
ruang.
SARAN
Diharapkan Pembaca dapat mengetahui bahan - bahan pembatas dinding
yang sudah dijelaskan di atas
Diharapkan Pembaca dapat mengetahui cara membuat bahan – bahan
pembatas dinding
Pembaca dapat mengetahui teknik pemasangan dan teknik perawatan bahan
pembatas dinding
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan
https://id.wikipedia.org/wiki/Dinding
http://himindo.co.id/page/read_post/40/5/tips-memasang-menyusun-batako-yang-
baik
http://bagiilmusipil.blogspot.com/2017/02/makalah-batako.html
http://pipinsina-pipin.blogspot.com/2012/02/pembuatan-composite-metal-al-alloy-
nano.html
http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pengenalan-allumunium-composite-
panel.html
https://www.arsitag.com/aticle/mengenal-alumunium-composite-panel-acp
https://synergy.cvastro.com/aluminium-composite-panel-alucopan
https://www.homify.co.id/ideabooks/5079792/batu-bata-atau-batako-kelebihan-
dan-kekurangannya-sebagai-bahan-bangunan-rumah
https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bata
https://www.kompasiana.com/farid_wadjdi/54f84c06a33311f67d8b45b5/mengena
l-batu-bata-dan-penggunaannya
https://www.asdar.id/cara-pemasangan-dinding-pasangan-batu-bata-yang-benar-
dalam-konstruksi-bangunan/
https://www.batamerahgarut.com/ukuran-batu-bata/
https://www.sejasa.com/blog/daftar-harga-batu-bata-terbaru/
https://www.klopmart.com/article/detail/pembuatan-batu-bata-merah
https://distributorbatubatakebumen.blogspot.com/2015/07/proses-pembuatan-
batu-bata.html