Anda di halaman 1dari 74

METODE MEMBANGUN

“Elemen dan Bahan di Struktur – Arsitektur – MEP”

Di susun oleh :
Rendika Adi Putra - 18120004

Fasilitator :
Ir. Rudi Purwono, MT
Raden M Wisnu ibadi, ST, M.Ds
Nova Anggraini B, ST. MT

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT SAINS DAN


TEKNOLOGI NASIONAL (TAHUN AJARAN 2022 – 2023)
Dinding struktural

Struktur dinding adalah elemen sangat penting bagi sebuah rumah atau
bangunan. Secara umum, dinding berfungsi sebagai pemisah ruangan dan memberi
bentuk pada ruangan.

Seiring majunya teknologi, struktur dinding pun mengalami perkembangan


yang lebih beragam dan memiliki teknik finishing yang beragam pula. Saat ini,
dinding dapat dibuat dengan material yang beragam sesuai kebutuhan dan keinginan
pemilik rumah atau bangunan tersebut.

Struktur dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi


memisahkan dan membentuk ruangan. Teknologi menghadirkan fungsi baru dari
dinding dan menyajikan berbagai macam jenis finishing-nya.

Fungsi lain dari struktur dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam
suara, melindungi bagian dalam bangunan dari paparan sinar matahari, hujan, maupun
binatang dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu dinding partisi, dinding pembatas , dinding penahan, dan sebagainya.

1. Struktur Dinding Batu Bata

Penggunaan dinding rumah dengan material batu bata bisa dibilang paling
favorit di Indonesia, paling banyak digunakan.

2. Struktur Dinding Batako

Selain batu bata merah, batako juga banyak digunakan sebagai dinding rumah.
Keunggulan batako dibanding batu bata merah di antaranya adalah:

 Seberat batu bata merah


 Ukurannya yang lebih besar dari batu bata merah, biasanya berukuran antara 9-
12 meter persegi, sehingga juga lebih ekonomis
 Ukurannya yang besar membuatnya juga mudah dipasang dan cepat selesai
 Dinding rumah dari batako kuat dan kedap air, namun juga menyimpan panas

Namun, tidak semua orang menyukai dinding rumah dengan material batako
karena sifatnya yang menyimpan panas membuat hunian cenderung terasa pengap dan
panas. Selain itu juga rentan terhadap guncangan, sehingga kurang aman jika terjadi
gempa besar.

3. Struktur Dinding Bata Ringan atau Hebel

Bata ringan atau hebel terbuat dari campuran berbagai material seperti semen,
pasir kuarsa, gipsum, air, dan sebagainya. Kelebihan dari penggunaan material bata
ringan atau hebel pada dinding rumah karena lebih ringan dan lebih rapi saat
pemasangan.

Sama seperti batu bata merah, bata ringan atau hebel juga mampu menyerap
panas. Keunggulan lainnya, tahan terhadap gempa. Namun untuk pemasangan sebagai
dinding rumah, bata ringan atau hebel tidak mudah.

Diperlukan perekat yang khusus dan cat khusus untuk melindungi dari air.
Selain itu, harganya juga lebih mahal daripada batu bata merah dan hanya dijual di
toko material besar.

4. Struktur Dinding Kayu

Penggunaan jenis material kayu sebagai dinding rumah memang tidak banyak
yang menggunakan karena dari sisi harga juga relatif mahal. Di Indonesia sendiri
penggunaan material kayu pada dinding rumah lebih banyak ditemukan pada beberapa
rumah adat, semisal model joglo.

Tetapi pada kondisi tertentu penggunaan bahan material kayu pada dinding
rumah juga banyak diterapkan seperti untuk studio musik, ruang karaoke, atau villa
pribadi. Tapi perhatikan juga perawatannya agar kayu-kayu yang dipakai tahan lama
mengingat kayu rentan pada iklim tropis dan juga serangan rayap.
5. Struktur Dinding Kaca

Pengaplikasian material kaca pada dinding rumah biasanya digunakan mereka


yang bertujuan memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan ruang, sebatas
penyekat antar ruang, atau kebutuhan estetik.

Ada banyak cara dan gaya untuk pemasangan dinding rumah bermaterial kaca,
seperti bisa ditanam pada lantai atau dipasang dengan kusen sehingga dapat dibuka
atau digeser.

Bahan Penyusun Struktur Dinding

Berikut bahan penyusun struktur dinding yang dibedakan sesuai jenisnya:

1. Bahan Penyusun Dinding Batu Bata

Pemasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistem pemasangannya


dalam konstruksi dinding.

Bahan dasar pembuatan batu bata merah:

 Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50% sampai 70%
 Sekam padi. Berfungsi untuk membuat rongga-rongga pada dinding bata
 Kotoran binatang, berfungsi untuk melunakkan tanah dan membantu proses
pembakaran dengan memberikan panas yang lebih tinggi di dalam batu bata
 Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah

2. Bahan Penyusun Dinding Batako

Jika kualitas batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batako dapat
dibuat dengan mudah dengan alat atau mesin sederhana dan tidak perlu dibakar.

Pada prinsipnya, sistem pemasangan batako menggunakan aturan pemasangan


batu bata. Pada sudut bangunan diberi papan mistar untuk menentukan tinggi lapisan
masing-masing. Sehingga pada setiap pemasangan lapisan dapat diberi tali pelurus.
Pemasangan batu batako terakhir selalu berada di tengah-tengah. Untuk
memperkuat dinding batako, digunakan juga rangka pengaku. Rangka pengaku terdiri
dari kolom atau balok beton bertulang yang dicor di dalam lubang-lubang batu batako.

Kolom beton ini selalu dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan
dinding bangunan. Jika dinding bersilangan dan salah satu dinding terdiri dari batu
batako yang tidak berlubang, maka menggunakan angker besi beton.

3. Bahan Penyusun Dinding Bata Ringan atau Hebel

Jarak pemasangan dinding bata ringan sama seperti yang disyaratkan pada bata
merah. Pemesanan dilakukan dalam ukuran 1 meter kubik.

Untuk 1 meter kubik bata jenis ini dapat digunakan untuk pasangan dinding
seluas 11,5 meter persegi. Namun tergantung juga pada ketebalan dinding, bisa saja
kurang dari 11,5 meter persegi bila ketebalannya lebih besar.

Dinding penahan tanah

Dinding penahan tanah adalah struktur teknik yang dibuat untuk menahan
tekanan tanah dan mencegah longsoran tanah atau erosi. Dinding penahan tanah
biasanya dibangun pada lereng atau tempat di mana ada perbedaan elevasi dalam
tanah yang dapat menyebabkan gerakan tanah. Struktur ini dapat dibuat dari berbagai
bahan seperti beton, batu bata, kayu, atau gabion (keranjang yang diisi dengan batu).
Dinding penahan tanah juga dapat memiliki berbagai bentuk seperti dinding vertikal,
teras, atau keliling. Selain itu, dinding penahan tanah biasanya dilengkapi dengan
sistem drainase untuk mencegah air yang terperangkap di belakang dinding dan
menyebabkan kelembaban berlebih pada tanah di sekitarnya. Dinding penahan tanah
digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pembangunan jalan raya, gedung, dan
infrastruktur lainnya.

Jenis-Jenis Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah memiliki beberapa jenis yang aplikasinya tergantung
juga dengan kondisi dilapangan dan tujuan untuk penggunaanya. Berikut ini adalah
jenis-jenis dinding penahan tanah.

Dinding Penahan Tanah Kantiliver

Dinding penahan tanah kantilever adalah jenis dinding penahan tanah yang
didukung oleh struktur balok dan tiang yang tertanam pada tanah. Struktur ini didesain
sedemikian rupa sehingga dinding penahan tanahnya dapat menahan beban tanah dan
tekanan air tanpa memerlukan penopang di bagian belakang dinding.
Dalam dinding penahan tanah kantilever, beban dari tanah dan tekanan air
didistribusikan ke balok penahan yang diletakkan horizontal pada dinding dan
menjorok keluar dari dinding. Balok ini kemudian didukung oleh tiang penahan yang
tertanam pada tanah di sebelah dinding. Dalam beberapa desain, dinding penahan
tanah kantilever juga dapat dilengkapi dengan panel berlubang yang disebut “wing
walls” untuk meningkatkan stabilitas struktur.
Keuntungan dari dinding penahan tanah kantilever adalah desainnya yang
efisien dan hemat ruang, karena tidak memerlukan penopang di belakang dinding.
Namun, dinding penahan tanah kantilever hanya dapat digunakan pada ketinggian
dinding tertentu dan tidak cocok untuk tanah yang sangat lembek atau berair. Selain
itu, dinding penahan tanah kantilever memerlukan teknik konstruksi yang tepat dan
material yang kuat untuk menghindari risiko kegagalan struktur.
Segmental Retaining Wall

Segmental Retaining Wall adalah jenis dinding penahan tanah yang terbuat dari
bahan-bahan precast beton atau batu alam yang dirancang untuk menahan beban tanah
dan tekanan air. Struktur ini terdiri dari blok beton atau batu yang memiliki rongga
dan kemudian dipasang secara bertumpuk dan digabungkan menggunakan pengunci
khusus yang dirancang untuk mencegah pergeseran.
Keuntungan dari Segmental Retaining Wall adalah kemampuannya untuk
menahan tekanan tanah dan beban yang cukup besar, tahan lama, mudah dipasang,
dan tidak memerlukan perawatan yang banyak. SRW juga dapat dirancang dalam
berbagai ukuran dan bentuk yang berbeda, sehingga dapat digunakan dalam berbagai
proyek, termasuk pematangan lahan, penahan jalan, pembangunan bangunan, dan lain
sebagainya.
Selain itu, SRW juga memiliki keunggulan estetika, karena tersedia dalam
berbagai warna, bentuk, dan tekstur yang berbeda, sehingga dapat menambah nilai
estetika pada bangunan atau proyek konstruksi. Dalam banyak kasus, SRW juga
merupakan pilihan yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan dibandingkan dengan
metode konstruksi dinding penahan tanah konvensional.
Gravity Retaining Wall

Gravity retaining wall adalah jenis dinding penahan tanah yang didesain untuk
menahan tekanan tanah dan beban lainnya dengan menggunakan berat sendiri sebagai
sumber penahanan. Dinding penahan tanah ini biasanya dibangun dari bahan yang
berat dan massif seperti beton bertulang, beton pratekan, batu alam, atau gabion.
Gravity retaining wall biasanya dibuat dengan bentuk yang menyerupai
trapesium dengan bagian bawah lebih lebar dari bagian atas untuk memberikan
stabilitas dan daya tahan yang lebih baik. Beban tanah di belakang dinding penahan
ditahan oleh berat struktur, sehingga tidak memerlukan dukungan struktural tambahan
seperti pilar atau tiang. Namun, karena gravity retaining wall didesain untuk menahan
beban tanah yang besar, struktur ini memerlukan dasar yang kuat dan stabil untuk
mencegah pergeseran dan keruntuhan.
Keuntungan dari gravity retaining wall adalah daya tahan yang tinggi, kekuatan
struktural yang besar, dan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan
dinding penahan tanah lainnya. Namun, gravity retaining wall hanya cocok untuk
tanah yang stabil dan kokoh, dan tidak dianjurkan untuk digunakan pada tanah yang
lembek atau tidak stabil karena dapat menyebabkan keruntuhan dinding. Selain itu,
desain dan instalasi gravity retaining wall harus dilakukan oleh tenaga ahli dan
mematuhi standar keselamatan konstruksi yang ketat.
Gabion

Gabion adalah jenis struktur penahan tanah yang terdiri dari kotak-kotak jaring
kawat yang diisi dengan batu atau bahan alam lainnya. Kotak-kotak jaring kawat yang
berbentuk persegi atau persegi panjang itu kemudian diatur secara bertumpuk dan
disatukan dengan kawat yang dilas atau dipintal menjadi satu kesatuan.
Gabion biasanya digunakan sebagai dinding penahan tanah, penghalang atau
perlindungan sungai dan pantai, pengendali banjir, atau sebagai elemen arsitektur
lansekap. Keuntungan dari gabion adalah mudah dirakit dan dipasang, dapat
disesuaikan dengan berbagai kondisi lingkungan, dan dapat diisi dengan bahan alam
seperti batu-batuan atau material lainnya yang mudah didapat.
Selain itu, gabion juga memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap tekanan
tanah dan air, karena konstruksinya yang kuat dan fleksibel. Gabion juga memiliki
keunggulan dalam hal drainase, sehingga dapat membantu mengendalikan erosi dan
memungkinkan air tanah untuk mengalir secara bebas. Hal ini dapat mengurangi
tekanan pada dinding penahan tanah, mencegah longsor, dan mengurangi risiko
kerusakan lingkungan.
Namun, gabion juga memiliki kekurangan, di antaranya adalah biaya produksi
yang relatif mahal dibandingkan dengan dinding penahan tanah lainnya, serta
ketidakmampuannya untuk menahan tekanan air yang tinggi dan tahan lama dalam
jangka waktu yang lama jika terkena paparan air atau kondisi lingkungan yang buruk.

Pile Retaining Wall

Pile retaining wall adalah jenis dinding penahan tanah yang dibuat dengan cara
mengebor tanah dan memasukkan tiang pancang ke dalamnya. Pile retaining wall
umumnya digunakan pada tanah dengan kondisi yang tidak stabil atau pada lereng
dengan kemiringan yang curam. Tiang pancang yang digunakan untuk struktur ini
biasanya terbuat dari beton bertulang atau baja, dan diletakkan dalam jarak tertentu
sesuai dengan desain struktur. Setelah tiang pancang terpasang, dilakukan pengecoran
beton sebagai elemen struktur penahan tanah pada permukaan luar tiang pancang.
Kelebihan dari pile retaining wall adalah kemampuannya untuk menahan beban
lateral tanah yang cukup besar, sehingga struktur ini dapat digunakan pada area-area
yang membutuhkan kekuatan dan kestabilan yang lebih tinggi. Namun, pembuatan
pile retaining wall membutuhkan biaya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
jenis dinding penahan tanah lainnya. Selain itu, konstruksi pile retaining wall juga
memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup besar, sehingga perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan dan pengelolaan proyek pembangunan.
Anchored Retaining Wall

Anchored retaining wall adalah jenis dinding penahan tanah yang


menggunakan sistem baut sebagai pengunci untuk menahan tekanan tanah dari lereng.
Struktur dinding ini terdiri dari dinding beton atau dinding gabion yang dilengkapi
dengan kabel baja atau baut sebagai elemen penahan. Kabel atau baut tersebut
ditanamkan ke dalam tanah pada bagian belakang dinding dengan sudut kemiringan
tertentu, lalu diberi beban tegangan yang cukup besar agar mampu menahan tekanan
tanah yang terjadi pada dinding penahan.
Kelebihan dari anchored retaining wall adalah kemampuannya untuk menahan
tekanan tanah yang cukup besar serta memberikan kestabilan dan keamanan pada
struktur. Selain itu, struktur ini juga lebih ringan dibandingkan dengan jenis dinding
penahan tanah lainnya seperti dinding penahan tanah gravitasi atau dinding penahan
tanah miring, sehingga lebih cocok digunakan pada lahan yang tidak stabil atau
memiliki daya dukung tanah yang rendah.
Namun, pembuatan anchored retaining wall juga memiliki kelemahan seperti
biaya yang relatif lebih tinggi, membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup
besar, serta harus memperhatikan faktor ketersediaan bahan dan alat yang memadai.
Selain itu, pemeliharaan dan perawatan struktur anchored retaining wall juga perlu
dilakukan secara teratur agar struktur tetap berfungsi dengan baik dan aman.

Dinding Partisi Berdasarkan Materialnya

Rumah bukan hanya tiang dan atap, kita juga membutuhkan ruang yang
dirancang dan disediakan untuk tujuan yang berbeda-beda dan karenanya Anda perlu
membagi ruang-ruang dengan dinding. Terdapat dua jenis dinding pada banguunan,
yaitu dinding luar sebagai kulit bangunan dan dinding dalam sebagai dinding partisi
untuk membagi ruang
Dinding partisi dapat didefinisikan sebagai dinding panel atau partisi yang
terbuat dari batu bata, kayu, kaca atau bahan lainnya dan disediakan untuk tujuan
membagi satu ruangan menjadi dua bagian atau memisahkan satu ruangan dari
ruangan lain. Dinding partisi dirancang sebagai dinding yang tidak memikul beban.
Jika dinding partisi ikut menopang beban, maka mereka disebut sebagai 'dinding
internal'
.
Dinding Partisi Bata

Dinding partisi bata termasuk jenis dinding permanen yang bisa bertahan
selama umur bangunan. Meskipun demikian, jika terjadi renovasi, dinding ini bisa
dirobohkan tanpa merusak struktur bangunan. Dinding partisi bata bisa dibuat dengan
bata yang diplester atau bata yang ditumpuk secara ekspose.
Dinding partisi bata yang diplester bisa difinishing dengan cat, wallpaper dan
ubin atau keramik. Kelebihan dinsing partisi bata adalah kekuatannya yang mampu
menahan gaya dorong, tahan api, bisa dipaku, digantung dengan furniture atau
perabotan tertentu. Namun kekurangannya adalah dinding partisi bata tidak kedap
suara, rawan retak saat gempa dan pemasangannya cukup berat.
Dinding Partisi Blok Roster Tanah Liat

Blok roster yang terbuat dari tanah liat atau beton dapat juga digunakan sebagai
dinding partisi yang semi transparan sehingga berfungsi sekaligus sebagai ventilasi
udara. Dinding partisi ini dibuat dengan menumpuk susunan blok roster sesuai dengan
desain yang dikehendaki.
Kelebihan dinding roster ini adalah sifatnya yang tembus pandang dan tembus
udara sehingga cocok untuk ruang dengan kesan terbuka, namun tetap tidak bisa
dilalui orang. Dinding ini cocok dipasang pada lokasi tertentu sebagai focal point.
Namun dinding ini tidak baik dipasang pada ruang privat

Dinding Partisi Kaca

Dinding partisi kaca dapat dibuat dengan menggunakan kaca tempered dengan
ketebalan mulai dari 0,6 cm sehingga lebih aman. Dinding kaca tembus pandang
memberikan efek transparansi sempurna, namun tetap memisahkan ruangan. Artinya
kita tetap merasa ruangan tersebut luas, namun ruangan tersebut memiliki batas akses
yang baik.

Dinding partisi kaca dapat berupa kaca dengan frame atau frameless. Dinding
partisi kaca cocok untuk pameran karya seni atau objek yang dimuliakan sehingga
masih bisa dilihat namun tidak bisa dicuri. Dinding partisi kaca agak rumit dalam
pemasangannya dan membutuhkan keterampilan khusus.

Dinding Partisi Papan Gypsum/Kalsiboard

Dinding partisi dengan papan gypsum atau kalsiboard merupakan jenis dinding
partisi yang cepat dan ringan. Papan ini tersedia dalam ukuran standar dengan tingkat
presisi yang sangat tinggi yang membuatnya sangat mudah dipasang. Namun
pemasangan partisi dengan Papan gypsum memerlukan rangka baja hollow.

Kelebihannya adalah dinding partisi yang ringan dan tahan lama meskipun tidak
sekuat dinding partisi bata. Biasanya orang memasang 2 lapis dinding partisi gypsum
dalam 1 rangka (bagian luar dan dalam). Sementara ruang diantara rangka itu diisi
dengan busa atau serat sebagai isolasi suara.

Dinding tetap

Apalah arti sebuah rumah tanpa dinding-dindingnya. Struktur


dinding barangkali baru bisa disebut rumah bila sudah terbentuk dinding-dinding
utama dan dinding pembagi ruangan. Terlepas dari bahan apapun dinding tersebut
dibuat.

Karena sebuah rumah seharusnya punya fungsi utama sebagai tempat


berlindung dari cuaca serta lingkungan sekitar, maka karakteristik yang seharusnya
dimiliki sebuah bangunan rumah adalah unsur kokoh. Dengan demikian, dinding
rumah minimalis pun memiliki peran besar untuk berdiri dalam kondisi kokoh.

Menurut Ir. Endro Soeprasto, MM. IAI, Konsultan Manajemen Konstruksi, dari
PT Rolas Sapta Karya, selain sebagai pelindung atau shelter bagi penghuninya,
dinding rumah berfungsi sebagai penyekat atau pembagi-bagi ruangan. Bukan sekadar
penyekat seperti tirai. “Sebagai penyekat ruangan, sudah sepantasnya dinding juga
memiliki karakteristik yang kuat, sebaiknya kedap suara, dan bebas rembesan air.”
Dengan berlatar pada kebutuhan tersebut, Anda dapat memilih beberapa jenis bahan
dinding untuk rumah minimalis Anda, yaitu :

1. Dinding Rumah Minimalis Bata


2. Dinding Rumah Batako
3. Dinding Batako Semen
4. Dinding Bata Ringan
5. Dinding GRC
6. Dinding Beton
7. Dinding Panel Beton
8. Dinding Kaca
9. Dinding Kayu

Dinding Rumah Minimalis Bata

“Bata merah sudah digunakan di Indonesia sejak jaman Majapahit. Situs-situs


arkelogi menunjukkan hal tersebut. Ini karena sejak masa itu bata merah dikenal kuat,
mampu menahan rembesan air dengan baik, dan pembangunannya simpel,” kata
Endro.

Bata merah merupakan bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat yang
kemudian dibakar dengan suhu tinggi. Dinding bata merah dibangun dengan pasir dan
semen. Meski metodenya mudah dan sudah dikenal luas, adukan untuk menempel-
tempel bata merah juga beragam dan memerlukan perhitungan khusus.

Terutama menyangkut area dan tujuan dinding bata merah dibuat atau untuk
alasan penghematan biaya. Misalnya, adukan semen untuk dinding kamar-kamar akan
berbeda dengan adukan semen untuk dinding pagar.

Dinding bata merah cocok digunakan untuk hampir berbagai keperluan dinding
bangunan rumah di hampir segala lokasi. Tampilannya yang coklat tanpa dilapis
adukan semen juga bisa memberi kesan minimalis natural.

Akan tetapi, seiring berkembangnya teknologi pembangunan rumah,


penggunaan bata merah dianggap kurang efisien dari segi waktu. Menempel bata
merah satu demi satu secara manual memang jenis pekerjaan yang punya batas
‘ngebut’ maksimal.

Karena biasanya makan waktu yang cukup panjang, maka biaya tukang
bangunan yang mengerjakan pun ikut membumbung.

Dinding Rumah Batako


Batako merupakan modifikasi ekonomis dari batu bata. Awalnya batako dibuat
dengan mencetak pasir, batu kapur, dan air. Batako tidak dibakar. Ukurannya lebih
besar dari batu bata. Sehingga bahan yang dibutuhkan lebih sedikit, harganya relatif
murah, dan secara proses pengerjaan akan lebih cepat.

Bila ukuran batu bata maksimal panjang – lebar – tebalnya sekitar 22cm – 11
cm – 7 cm, maka batako bisa berukuran maksimal panjang – lebar – tebalnya sekitar
30 cm – 18 cm – 10 cm. Oleh karena itu, jelas Endro lagi, ”Batako cocok digunakan
bagi target pembangunan rumah untuk kebutuhan masal, misalnya rumah sederhana.”

Sayangnya, rumah berdinding batako memang berisiko lebih mudah rapuh dan
pecah atau merontok. Karena tidak dibakar, pori-pori batako terbuka lebar. Sehingga
juga lebih gampang menyerap air dan membuat tembok lembap. Dinding pun
kemudian mudah retak. Penggunaan dinding batako karenanya kurang dianjurkan
untuk rumah minimalis modern.

Dinding Batako Semen

Batako semen mirip dengan batako biasa. Terbuat dari campuran pasir dan
semen yang kemudian di-press. Ukurannya pun lebih beragam dibandingkan dengan
batako konvensional. Jenis batako semen dianggap sedikit lebih kuat dari batako
biasa.

Batako semen sudah kedap air sehingga mampu mencegah air merembes.
Pemasangannya pun praktis dan cepat. Meski begitu, pada dinding batako semen juga
masih berisiko terjadi retak rambut.
Dinding Bata Ringan

Bata ringan memiliki karakteristik yang lebih modern dibandingkan bata merah
biasa. Dimensinya yang lebih besar membuatnya ideal untuk membangun rumah
secara lebih cepat dan memenuhi efisiensi waktu serta biaya.

Banyak dikenal sebagai bata hebel atau celcon, bata ringan umumnya
berukuran 60 cm x 20 cm, ketebalan 8 – 10 cm. Bata ini cukup ringan, halus, dan
memiliki permukaan rata yang cukup baik.

Bata ringan memenuhi syarat kedap air sehingga aman untuk mencegah lembap
bagi ruangan dalam rumah. Selain itu, meski harganya lebih mahal dari bata biasa,
bata ringan lebih kedap suara dan terbilang tahan api.

Pastikan tukang bangunan yang ditunjuk memiliki keahlian mengerjakan


pembuatan dinding dengan bata ringan. Karena sifatnya yang ringan dan cukup
fleksibel ini, bata ringan menjadi salah satu pilihan penting untuk rumah minimalis.

Dinding Beton
Sesuai namanya, dinding beton terbuat dari beton cor. Dinding beton memiliki
berat antara 250 kg – 300 kg/m2. Sekarang ini beton cor lebih banyak digunakan untuk
dinding pagar, pabrik, atau perkantoran.

Karena sifatnya yang kokoh dan berat, dinding beton tidak terlalu sering
dijumpai sebagai dinding penyekat ruangan. Dinding beton cor banyak digunakan di
tempat yang fungsi strukturnya dominan, seperti dinding lift, tangga gedung, atau
dinding laboratorium.

“Dinding beton yang besar, berat, kokoh, dan cenderung lebih mahal ini
memang kurang serasi sebagai dinding rumah minimalis. Dinding beton lebih cocok
digunakan sebagai penyangga bangunan. Contohnya adalah digunakan sebagai
dinding ruang bawah tanah atau basement,” jelas Endro.

Dinding Panel Beton

Panel beton mulai dikenal pada awal tahun 90-an. Saat itu dikenal luas salah
satunya brand Arcon. Sehingga sampai kini, panel beton jenis ini sering disebut
sebagai panel arcon. Panel ini dimensinya cukup besar, sekitar 5 x 40 x 240 cm.
Panel beton ini kemudian menjadi lebih fleksibel karena tidak seberat beton
cor. Panel beton yang relatif lebih ringan ini banyak digunakan untuk ruko,
perumahan, pabrik, pagar, atau bangunan lain. Panel beton dirancang kuat, tidak
mudah terbakar, tidak mudah lapuk, dan permukaannya halus serta rapi.

Proses pengerjaan pun bisa lebih cepat dibandingkan menggunakan batu bata
atau batako. Hanya saja pengerjaannya juga memerlukan keahlian khusus yang harus
dipelajari selama beberapa waktu.

Dinding Kaca

Material kaca merupakan salah satu pilihan ideal untuk dinding rumah
minimalis. Ini karena rancangan dinding kaca bisa sangat fleksibel untuk memberi
kesan modern dan minimalis. Sifat lain yang menguntungkan, kaca tembus pandang
sehingga memberi kesan luas, terang, dan mampu memberi pencahayaan alami pada
ruangan.
“Panel kaca, meski dari kaca yang paling tebal pun, tidak makan tempat. Cocok
untuk menghemat space atau untuk ruangan yang areanya terbatas. Ditambah lagi
panel kaca mudah perawatanya, kedap air serta kedap suara,” lanjut Endro.

Panel kaca yang akan dijadikan dinding penyekat ruangan biasanya diperlukan
jenis kaca yang kuat, cukup tebal, dan sudah di-tempered atau diberi lapisan penguat.
Lapisan ini diperlukan agar bila kaca pecah, pecahannya tetap halus, tidak buyar
berkeping-keping ke segala arah dan bisa melukai penghuni rumah.

Untuk kebutuhan penyekat ruangan yang lebih menjamin privasi, biasanya


dipilih kaca warna atau tinted glass yang tingkat tembus pandangnya minimal. Ada
pula kaca es yang permukaannya membentuk tekstur tertentu untuk memberi efek
pencahayaan yang berbeda atau efek dekoratif.

Meski demikian, patut dipertimbangkan bahwa dinding panel kaca harganya


juga cukup mahal, baik dari segi harga material maupun biaya pemasangan.
Memasang kaca perlu keahlian khusus. Sebuah hunian juga memerlukan kaca yang
baik dan kuat agar tidak mudah pecah. Sekali pecah, kaca harus diganti, bukan
sekedar diperbaiki.

Dinding Kayu
Dinding kayu banyak digunakan di rumah-rumah tradisional. Masyarakat
tradisonal di masa lalu menggunakan kayu sebagai dinding karena sifatnya yang kuat
tetapi tetap berpori. Penghuni rumah tetap terlindung tetapi angin leluasa keluar
masuk memberi rasa sejuk. Kini kadangkala dinding kayu ditemui pada rumah
modern dengan nilai artistik yang tinggi. Rumah dengan dinding kayu memang
memberi kesan alami, sejuk, dan menyatu dengan alam.

Kini dinding kayu tersedia dalam berbagai bentuk panel kayu. Kebutuhan
untuk tampil artistik dengan kayu sangat mudah dipenuhi. Pembangunan rumah kayu
dengan sistem bongkar pasang pun semakin lazim ditemui.

“Hanya saja perlu disiasati agar dinding kayu tidak mudah menyusut atau
melengkung-lengkung. Sehingga bisa menganggu struktur rumah. Pemilihan kayu
untuk dinding rumah harus dipastikan dari kayu yang bagus, seperti kayu jati atau
ulin. Setelah terbangun, perawatannya juga harus diperhatikan,” jelas Endro.

Di sisi lain, rumah berdinding kayu juga tak mudah pembangunannya. Perlu
keahlian khusus dari segi rancangannya, arsiteknya, dan ahli bangunannya. Perlu
dipertimbangkan juga risiko dinding kayu yang lebih mudah terbakar, rawan kondisi
alam yang lembap, rawan jamur, dan rayap.

Core
Core atau ini bangunan menurut Schueller ( 1989)adalah suatu tempat untuk
meletakan trasportasi vertikal dan distrubusikan energi ( seperti lift, tangga, wc dan
shaft mekanis ). Core adalah tempat untuk memuat sistem!sistem transportasi
mekanis dan vertikal serta menambah kekakuan bangunan.
Jadi kesimpulannya bahwa ini bangunnan (core) suatu tempat unutk meletakan
sistem trasportasi vertikal dan mekanis dengan bentuk yang di sesuaikan dengan
fungsi bangunan serta unutk menambah kekuatan bangunan diperlukan sistem struktur
dinding geser sebagai penyalur gaya lateral ( seperti tiupan angina tau gempa bumi)
pada inti.
Macam-Macam Bentuk Core
Suatu bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan
(core ) mempunyai beberapa cirri khas yaitu : (Schueller, 1989)

Inti pada bangunan bentuk burung sangkar

Bentuk burung sangkar banyak di gunakan untuk bangunan perkantoran


dengan koridor mengelilngi inti bangunan. Contoh : Gedung Blok ‘G’ DKI Gedung
Indosat, Wisma Bumi Putera di Jakarta dan One Park Plazza di Los Angleles Amerika
Serikat.

Inti pada bangunan bentuk segitiga


Contoh dari inti bangunan dengan bentuk segitiga adalah hotel mandarin di
Jakarta, Gedung US Steel di Pittsburg Amerika Serikat, Riverside Development di
Brisbane Australia dan Central Plazza di Hongkog.

Inti pada bangunan bentuk lingkaran

Menara berbentuk lingkaran biasanya digunakan pada fungsi hunian


(Apartemen dan hotel) dengan koridor berada di sekeliling inti bangunana sebagai
akses ke unit-unit hunian. Contoh dari inti bangunan dengan bentuk lingkaran adalah
Shin- Yokohama Hotel di Jepang,Marina City di Chicago Amerika Serikat dan
Gedung Tabungan haji di Kuala Lumpur Malaysia.

Inti pada bangunan dengan bentuk memanjang


Bangunan dengan bentuk memanjang biasanya digunakan untuk fungsi hotel,
apartement atau perkantoran. Seperti Gedung Central plaza di Jakarta, Gedung Inland
Steel di Chicago Amerika Serikat merupakan bangunan memanjang dengan inti di
luar bangunan.

Adapula inti bangunan yang terletak di sisi bangunan contohnya adalah Hotel
Atlet Century, Hotel Horizon dan Wisma Metropolitan di Jakarta.
Sedangkan untuk inti bangunan yang berada di bangian tengah bangunan
biasanya di gunakan untuk fungsi perkantoran. Contohnya adalah Wisma Indocement
di Jakarta, Connaught Center (Jardine House) di Hongkong, Rockefeller Center dan
Chase Manhattan Bank di New York Amerika Serikat.

Selain itu, Inti yang terletak di tengah bangunan memanjang memiliki banyak
pola. Contohnya adalah Kantor Depdiknas (Departement Pendidikan Nasional ) di
Jakarta dan Gedung Phoenix- Rheinrohr di Dusseldorf Jerman

Inti pada bangunan dengan bentuk silang


Bangunan dengan bentuk ‘silang’ dan ‘Y’,’T’,’H’, atau ‘V’, merupakan variasi
dari bangunan bentuk memanjang. Bentuk seperti ini dimaksudkan untuk
mendapatkan luas lantai tipikal yang cukup luas tetapibangunan tetap dapat
memanfaatkan pencahayaan alamiah.

Bangunan dengan bentuk ini banyak digunakan untuk fungsi hotel, apartement
dan perkantoran . Salah satu contohnya adalah Gedung Patra Jasa di Jakarta.

Inti pada bangunan bentuk Y

Contoh dari inti bangunandengan bentuk Y adalah Gedung Unilever di


Hamburg jerman, Gedung Unesco di Paris dan Hotel Duta Merlin di Jakarta.

Inti pada bangunan dengan bentuk acak


Bangunan dengan inti bangunan yang terletak di luar titik berat massa
bangunan dan ditempatkan secara acak kurang menguntungkan bagi perencanaan
bangunan tahan gempa. Contoh bangunan yang menggunakan bentuk inti tersebut
adalah Gedung MBF Tower di Penang Malaysia dan Conrad Internasional Centennial
di Singapura.

Demikianlah mengenai Struktur Core dalam Bangunan Tinggi, semoga


bermanfaat dan menambah wawasan tentang struktur bangunan tinggi.

Shear Wall (Dinding Geser)

Gaya lateral dan gaya geser yang bekerja pada struktur konstruksi gedung
seperti gaya-gaya yang disebabkan oleh beban angin ataupun beban gempa, memiliki
kekuatan yang besar dengan arah yang tidak dapat diprediksi.

Gempa ataupun beban angin yang diterima dapat menyebabkan struktur


mengalami simpangan horisontal (drift). Salah satu metode yang dapat dilakukan
untuk mengurangi simpangan horisontal tersebut yaitu dengan pemasangan dinding
geser (shear wall).
Apa itu Shear Wall (Dinding Geser)?
Shear wall adalah dinding slab beton bertulang atau pelat baja yang dipasang
vertikal pada posisi gedung tertentu untuk meningkatkan kinerja struktural pada
bangunan tinggi. Dalam struktur bertingkat, dinding geser memiliki beragam fungsi,
yaitu:
 Menahan beban atau gaya lateral seperti gaya gempa dan angin yang bekerja
pada bangunan.
 Menyerap baban horizontal atau gaya geser yang besar seiring dengan semakin
tingginya suatu struktur.
 Menambah kekakuan pada struktur.
 Mencegah kegagalan dinding eksterior dan mendukung beberapa lantai
gedung.
 Memastikan bahwa struktur tidak runtuh akibat adanya gerakan lateral dalam
gempa bumi.

Penggunaan shear wall sudah cukup banyak diaplikasikan pada bangunan


bertingkat tinggi (high rise building), terlebih untuk gedung berlantai 20 atau lebih.
Umumnya, sistem shear wall ini digunakan pada gedung beton bertulang. Namun,
sesuai perkembangannya telah merambah ke bangunan gedung yang menggunakan
material baja dalam strukturnya.
Shear wall ini dapat dipasang sebagai dinding luar, dalam ataupun inti yang
mempartisi bagian ruang lift atau tangga.
Perancangan shear wall dengan penempatannya yang tepat akan memberikan
suatu sistim penahan gaya lateral yang efisien. Penerapan shear wall menjadi suatu
alternatif untuk gedung bertingkat yang kurang dari 20 lantai. Sementara itu untuk
gedung yang terdiri dari 20 lantai atau lebih struktur dinding geser ini sudah menjadi
suatu keharusan dilihat dari segi keefektifannya sebagai pengendali defleksi
(lendutan) akibat adanya beban yang bekerja.

Karakteristik perancangan dinding geser yang efektif harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:

 Bersifat kaku dan kuat


 Pembangunan dinding geser sebaiknya menerus ke atas (tidak berseling)
 Balok keliling dan balok pondasi sebaiknya diperkuat sehingga mampu
mendukung kekuatan dinding geser
 Jika perencanaan dinding geser atas dan bawah tidak menerus
(berseling), maka beban atau gaya horizontal yang ditahan oleh dinding
harus disalurkan melalui lantai.

Jenis-jenis Shear Wall


Berbagai sistem shear wall dewasa ini memiliki banyak variasi, dari yang
terdahulu yang menggunakan material beton hingga kini yang sedang berkembang dan
banyak diminati yaitu dinding geser yang terbuat dari pelat baja.

Bentuk profil struktur pelat baja yang tipis dan lebih ramping dibandingkan
material beton merupakan salah satu keunggulan yang menjadi alasan mengapa
memilih struktur baja sebagai material dinding geser. Namun, perkembangan shear
wall dengan menggunakan pelat baja itu hanya di luar negeri saja, di Indonesia masih
sangat sedikit yang mengaplikasikan struktur pelat baja unttuk sistem shear wall
seperti ini.

Pada prakteknya dinding geser dapat diklasifikasikan kedalam tiga jenis yang
banyak digunakan, yaitu:

1. Dinding geser kantilever (free standing shear wall).

Free standing shear wall merupakan jenis dinding geser tanpa dilengkapi
lubang-lubang sehingga membawa pengaruh penting terhadap kekakuan dan kekuatan
dari struktur gedung yang bersangkutan. Terdapat dua jenis dinding geser kantilever,
yaitu:
 Dinding geser kantilever daktail;
 Dinding geser katilever dengan daktilitas terbatas.

2. Dinding Geser yang dilengkapi dengan Bukaan (Opening Shear wall)

Di dalam kondisi tertentu, shear wall harus dilengkapi bukaan-bukaan yang


diperuntukan untuk pemasangan jendela, pintu, dan saluran-saluran mekanikal dan
elektrikal (ME). Oleh karenanya, ada jenis dinding geser yang disebut opening shear
wall.
Agar tidak terlalu mempengaruhi kekakuan dan tegangan pada dinding,
pelaksana konstruksi dapat dapat menempatkan bukaan-bukaan tersebut pada lokasi
yang tidak banyak mempengaruhi kekakuan atau tegangan pada dinding.
Jika dinding geser dibuat dengan bukaan-bukaan yang kecil, maka pengaruh
keseluruhannya juga sangat kecil. Akan tetapi tidak demikian halnya bila bukaan-
bukaan yang dibuat berukuran besar.

3. Dinding geser berangkai (coupled shear wall)


Coupled shear wall yang satu ini terdiri dari dua atau lebih dinding kantilever
sehingga mempunyai kemampuan dalam membentuk suatu mekanisme peletakan
lentur alasnya dengan baik. Masing-masing dinding geser kantilever tersebut nantinya
saling dirangkaikan dengan beam atau balok yang mempunyai kekakuan dan
kekuatan. Dengan demikian antara dinding satu ke dinding lainnya akan mampu
menahan dan memindahkan gaya lateral yang terjadi.

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu shear wall atau dinding geser. Fungsi
utamanya sebagai penahan gaya lateral pada sebuah bangunan membuat struktur
bangunan yang satu ini harus diperhatikan saat pemasangannya. Termasuk ketika
memilih jenis shear wall yang mana yang paling tepat. Semoga bermanfaat.

Mengenal Daylight Savings dan Mengapa Diterapkan di Banyak Negara

Bagi kita yang tinggal di negara tropis, mungkin masih awam dengan istilah
daylight savings time. Sistem pengaturan jam ini lebih banyak digunakan di negara-
negara yang memiliki empat musim seperti di benua Amerika dan Eropa. Jadi, negara
seperti Indonesia belum pernah menerapkan daylight savings time.

Apa Itu Daylight Savings Time?


Daylight Savings Time atau DST adalah sebuah sistem memajukan jam
(biasanya satu jam) selama bulan-bulan yang bercuaca hangat agar malam hari jatuh
di waktu yang lebih lambat. Singkatnya, sistem ini ditujukan untuk “menyimpan
cahaya siang hari” di musim panas. Penerapan daylight savings time di musim semi
atau musim panas dilakukan dengan memajukan waktu resmi satu jam lebih awal dari
zona waktu standar. Hal ini biasa disebut spring forward.
Sebaliknya, saat musim gugur dan musim dingin tiba, waktu resmi akan
dimundurkan satu jam dari zona waktu standar. Hal ini disebut fall back. Oleh karena
itu, satu hari akan terhitung 23 jam dari akhir musim dingin sampai awal musim semi
dan terhitung 25 jam selama musim gugur.

Pengertian kolom

Berdasarkan Wikipedia, Kolom atau pilar merupakan istilah teknik arsitektur


yang mengarah pada elemen struktural yang meneruskan tekanan, yaitu berat struktur
di bagian atas (atap) ke elemen struktur lain di bawahnya (landasan atau pondasi).
Dengan kata lain, sebuah kolom adalah anggota kompresi. Istilah kolom
biasanya diterapkan kepada struktur penopang berpenampang lingkaran
(batangkolom) dengan kapital dan dasar atau pedestal.
Secara umum, kolom adalah bagian struktur bangunan yang menjadi
penghubung dengan funsgi penahan beban dari dinding atau bangunan atas ke bagian
pondasi dasar secara vertikal.
Fungsi kolom

Kolom sendiri berfungsi untuk penerus beban secara menyeluruh pada


bangunan hingga ke bagian dasar rumah atau tanah. Kolom sangat penting karena
menjadi pilar atau rangka yang menjadi kekuatan suatu bangunan bisa berdiri tanpa
roboh.
Dalam sebuah bangunan, posisi kolom berhubungan dengan kestabilan dan
ketahanannya. Struktur kolom rata-rata berbahan besi dan beton, yang teruji
melindungi bangunan dari beban dan tekanan. Yang paling penting adalah, Anda
harus memahami jenis dan bentuk kolom yang cocok untuk bagunan.

Jenis kolom bangunan

Jenis kolom sendiri sangat beragam, dilihat dari bentuk, struktur dan susunan
bangunan. Itu sebabnya, sangat penting untuk memahami jenis kolom, agar Anda
tidak salah pilih.

Jenis Kolom dari Bentuk dan Susunan Tulangnya

Jenis kolom ini terbagi atas tiga kategori (Istimawan dipohusodo, 1994), yakni :

- Kolom dengan Pengikat Sengkang Lateral


Kolom ini merupakan kolom yang ditulangi dengan batang tulangan pokok
memanjang, dengan jarak spasi tertentu akan diikat dengan pengikat sengkang menuju
lateral. Fungsinya untuk membuat kokoh tulangan pokok memanjang dalam
bangunan.

- Kolom dengan Pengikat Spiral

Kolom bundar dengan bentuk spiral. Tulangan spiral ini akan dililitkan keliling
membentuk heliks sepanjang kolom.
Fungsi jenis ini untuk memberi kemampuan kolom dalam menyerap deformasi
cukup besar, untuk mencegah adanya keruntuhan bangunan sebelum proses
redistribusi momen dan tegangan terwujud.

- Kolom Komposit

Kolom ini merupakan gabungan dari beton dan profil baja yang menjadi
pengganti tulangan atau menjadi komponen struktur tekan yang diperkuat di arah
memanjang dengan gelagar baja profil, dengan atau tanpa adannya batang tulangan
pokok memanjang.

Jenis Kolom untuk Bangunan Sederhana

Jenis kolom ini terdiri dari dua jenis, yaitu :

- Kolom Utama

Kolom Utama adalah kolom dengan fungsi utamanya menahan beban utama
tepat dibagian atasnya. Jika ingin diterapkan pada hunian atau tempat tinggal,
biasanya akan berjarak sekitar 3.5 m, supaya dimensi balok dalam menompang lantai
tak begitu besar.
Jika jarak dari kolom lebih dari 3.5 meter, struktur bangunan harus dihitung
dengan tepat.
Untuk penggunaan kolom utama di bangunan rumah lantai 2, akan
menggunakan ukuran 20/ 20, dengan tulangan pokok berukuran 8 d 12 mm, dan begel
d 8-1 0cm.

- Kolom Praktis

Kolom praktis merupakan kolom dengan fungsi yang menolong kolom utama
dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5
meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut- sudut). Dimensi kolom praktis 15/
15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8- 20.

Jenis Kolom Bangunan Dilihat dari Bahan Konstruksi

- Kolom Baja

Kolom baja sendiri digunakan dalam konstruksi struktur baja ringan. Struktur
baja memang lebih fleksibel, namun tetap memiliki karakteristik kuat dan awet jika
dibandingkan dengan material lainnya. Kolom T menjadi yang paling sering
diterapkan dalam struktur baja.

- Kolom Kayu
Kolom kayu juga menjadi yang sering digunakan sebelum banyak orang
mengenal kolom dari beton. Pasalnya material ini sangat mudah diperoleh, namun
Anda harus terlaten dalam perawatannya jika tidak ingin cepat rusak.

- Kolom Balok

Kolom jenis balok merupakan bahan campuran dari balok beton semen atau
balok ACC. Memiliki berat struktur yang jauh lebih ringan dari kolom beton.

- Kolom Bata

Kolom bata adalah salah satu bahan struktur penahan beban yang paling sering
digunakan. Berfungsi sebagai penopang stabilitas struktur susunan bata dan
tampilannya yang alami, mampu membuat outdoor rumah.

- Kolom Batu

Sesuai namanya, kolom ini terbuat dari jenis batuan. Sama seperti bahan bata,
kolom ini kerap digunakan karena unsur batu alam yang indah.

- Kolom Beton Bertulang

Jenis ini adalah bagian dari campuran baja. Digunakan untuk menaikkan daya
tarik, karena beton kuat dalam hal kompresi akan tetapi tidak dalam hal tarikan.

Jenis Kolom Dilihat dari Bentuk Kolom

Ada empat jenis yakni :

- Kolom Melingkar

Kolom jenis ini dipakai untuk tiang pancang dan elevasi bangunan dengan
tetap mengutamakan estetika.
Selain digunakan untuk tulangan dan ketahanan lentur yang lebih tinggi dari
jenis persegi, kolom melingkar juga dapat digunakan untuk menyangga jembatan
karena terbukti bisa menahan defleksi.

- Kolom Persegi

Kolom persegi begitu umum dipakai dalam konstruksi bangunan yang berat.
Selain biaya yang lebih terjangkau, pengecoran kolom jenis ini lebih mudah karena
dapat dengan mudah ditutup.

- Kolom T
Bentuk T untuk konstruksi diterapkan sesuai desain struktur yang digunakan.
Biasanya digunakan dalam konstruksi jembatan.

- Kolom L

Kolom berbentuk L memiliki bentuk dan karakterisitik seperti kolom persegi,


berada di bagian sudut dinding batas.

Letak Kolom Dalam Konstruksi Bangunan

Kolom jelas harus diletakkan terus-menerus dari bagian bawah hingga lantai
atas, yang artinya letak kolom portal tak boleh bergeser di tiap lantai. Tujuannya
adalah agar tidak menghilangkan sifat kekakuan dalam struktur rangka portalnya.
Hindari posisi kolom yang tidak sama ditiap lapis lantai. Akan tetapi, ukuran
kolom yang semakin kecil ke atas boleh dilakukan , sesuai dengan beban bangunan
yang dibuat.

Material Penyusun Kolom

Pada umumnya, material struktur dalam kolom terbuat dari bahan besi dan
beton. Dua bahan ini adalah gabungan untuk tujuan tahan tarikan dan tekanan. Besi
merupakan material yang kuat dalam hal tarikan, sementara beton merupakan material
tahan tekanan.
Gabungan dua material pada struktur beton menjadikan kolom atau bagian
struktural yakni sloof dan balok dapat menahan gaya tekan dan gaya tarik.

Sementara dari sisi fungsinya, material pembentuk beton yakni semen dan air
menjadi perekat yang dengan agregat halus yang menjadikan adanya mortar yang
berguna untuk mengikat agregat kasar dari satu kesatuan bahan.
Agregrat kasar sendiri menjadi pengisi untuk menambah kekuatan dan
memperkecil adanya penyusutan, sementara mortar akan menutup semua permukaan
agregat kasar karena setelah mengeras, bahan akan memadat.

Pengertian Balok dalam Bangunan dan Jenisnya

Balok bangunan merupakan struktur melintang yang menopang beban


horizontal. Balok dalam bangunan sangat penting untuk menjaga stabilitas terhadap
gaya kesamping.
Artikel berikut ini akan membahas mengenai Pengertian Balok dalam
Bangunan, sistem kerja balok dan jenis balok struktur.
Pengertian Balok dalam Bangunan

Jika dilihat dari fungsinya maka balok adalah bagian dari struktural sebuah
bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju
elemen-elemen kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat
horizontal bangunan akan beban-beban.

Jenis-Jenis Balok

Hingga perkembangan teknologi konstruks saat ini, telah dikembangkan


beberapa jenis balok sesuai dengan fungsi dan posisinya pada bangunan. Berikut ini
adalah jenis-jenis balok :

1. Balok sederhana

Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung


bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai
dari semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak
tergantung bentuk penampang dan materialnya.
2. Kantilever

Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya


didukung hanya pada satu ujung tetap. Kantilever menanggung beban di ujung yang
tidak disangga.

3. Balok teritisan
Balok teristisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu
kolom tumpuannya.

4. Balok dengan ujung-ujung tetap

Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) dibuat untuk menahan


translasi dan rotasi. Ujung-ujung dari balok ini dikunci sedemikian kuat sehingga
tidak bergerak ataupun bertotasi karena momen.

5. Bentangan tersuspensi
Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan
dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.

6. Balok Menerus atau kontinu

Balok Menerus memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom
tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil
dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

Apa itu Plat Lantai?

Plat lantai adalah lantai yang tidak langsung terletak di atas tanah. Dengan kata
lain, plat lantai merupakan tingkat pembatas antara lantai bawah dengan lantai di
atasnya. Dalam pembuatannya, plat lantai disokong oleh balok-balok yang bertumpu
pada kolom-kolom bangunan.

Ketika menggunakan plat lantai untuk membangun rumah, ketebalannya bervariasi


dan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:

 Besar lendutan (lekungan ke bawah) yang diinginkan


 Lebar jarak antara balok-balok penyangga
 Bahan material konstruksi dan pelat lantai
 Besar beban yang harus didukung.

Fungsi Plat Lantai

Dari penjelasan di atas, kita telah mengetahui bahwa fungsi utama dari pelat lantai
adalah sebagai pemisah antara lantai pertama dengan lantai kedua, ketiga, dan
seterusnya. Tidak hanya itu, plat lantai juga memiliki fungsi lain yakni:

 Mampu memperkuat struktur bangunan


 Menerima beban yang akan disalurkan ke struktur lainnya
 Sebagai peredam suara dari lantai atas ke lantai bawahnya
 Tempat memasang kabel listrik dan lampu untuk lantai bawah
 Menambah kekakuan bangunan dari arah horizontal

Dengan fungsinya yang cukup fundamental pada bangunan, plat lantai harus
direncanakan dengan kaku, rata, lurus, waterpass (ketinggiannya sama dan tidak boleh
miring).

Jenis Plat Lantai

Sebagai tempat berpijak di lantai atas, jenis plat lantai dibedakan berdasarkan
material pembuatnya. Secara umum ada 3 jenis plat lantai yaitu:

1. Plat Lantai Beton


Jenis plat ini dibuat dari beton bertulang dengan arah bidang horizontal yang
terbuat dari campuran semen, pasir, kerikil, air, admixture. Ketentuan tentang plat ini
tercantum dalam buku SNI I beton tahun 1991 yang meliputi ukuran ketebalan
minimal plat lantai yaitu 12 cm dan 7 cm untuk plat atap.

Aturan tebal plat tersebut harus diisi dengan tulangan baja lunak atau baja sedang
yang ditumpuk silang dengan diameter 8mm.

Perlu diperhatikan, apabila Anda menggunakan plat lantai beton, pastikan tulangan
baja terbungkus beton dengan ketebalan minimal 1 cm. Sementara, untuk jarak ideal
antar tulangan beton sekitar 2 kali tebal plat yang digunakan.

2. Plat Lantai Kayu

Sesuai namanya, jenis plat lantai ini terbuat dari kayu yang dirangkai dan
disatukan dengan kuat hingga jadi bidang injak yang luas. Biasanya, papan kayu yang
digunakan berukuran 2-3 cm dengan lebar 20-30 cm. Sebagai penopang, plat lantai
kayu menggunakan balok berukuran 8/10, 8/12,10/14 dengan jarak 60-80 cm.

Plat lantai kayu sering dipilih jadi alternatif karena harganya yang relatif murah,
mudah dikerjakan, dan bisa menghemat ukuran pondasi. Namun, plat lantai kayu
hanya cocok digunakan pada struktur konstruksi sederhana dan ringan. Selain itu,
bahannya mudah terbakar, tidak tahan air, tidak bisa dipasang keramik, dan bukan
peredam yang baik.

3. Plat Lantai Semen

Dikenal juga dengan nama plat lantai yumen, jenis ini terbuat dari potongan kayu
berukuran 80x90 cm yang dicampur dengan semen. Untuk membangunnya, pertama
pasang kayu bengkirai ukuran 5/7 dengan jarak 40 cm. Setelah itu pasang ring balk di
atasnya lalu cor dengan beton. Lembaran kayu semen yang telah jadi kemudian
disusun rapat di atas beton dan dipasang baut agar lebih kuat. Di sisi lain, jenis plat
satu ini ternyata masih baru dan belum banyak digunakan.

Keunggulan dan Kekurangan Plat Lantai


Pada pembahasan sebelumnya Anda telah mengetahui meskipun biaya
pembangunannya relatif murah, air jadi kelemahan utama plat lantai jenis kayu. Kali
ini, tim Rumah.com akan membahas keunggulan dan kekurangan plat lantai jenis
beton antara lain:

1. Keunggulan

 Konstruksinya mampu menopang beban berat


 Tidak dapat terbakar dan tahan terhadap air
 Mampu menjadi isolasi suara yang baik
 Relatif awet dan tidak butuh banyak perawatan selama beberapa tahun
 Bagian permukaan dapat dipasang keramik/tegel yang memperindah ruangan

2. Kekurangan

 Pemasangannya butuh biaya lebih besar dibanding jenis plat lantai kayu dan
butuh alat berat
 Sulit diperbaiki jika terdapat kerusakan dan walaupun ditambal hasilnya tidak
akan semulus sedia kala
 Mudah lembab dan berlumut jika plat lantai beton dibuat tidak rata dan
berlubang
Syarat Pasang Plat Lantai

Pemasangan plat lantai terutama jenis beton tidak boleh sekadar memasukan
material semen dan beton. Ada beberapa syarat yang harus Anda penuhi agar hasil
konstruksi kuat dan tidak mudah roboh. Berikut penjabarannya:

 Pastikan ketebalan plat lantai minimal 12 cm dan 7 cm untuk plat atap


 Pasang tulangan baja menyilang dengan diameter minimal 8 mm
 Untuk ketebalan plat lantai di atas 25 cm, struktur wajib dipasang tulang
rangkap atas dan bawah
 Beri jarak tulang sejajar 2 kali tebal plat yang digunakan atau 2,5-20 cm
 Pastikan tulangan baja dibungkus lapisan beton setebal minimal 1 cm.

Tips Memilih Plat Lantai


Dari ketiga jenis plat lantai yang telah dibahas sebelumnya, Anda mungkin
bertanya-tanya manakah yang lebih cocok untuk membangun rumah? Nah, berikut
tips dalam memilih plat lantai yang tepat:

 Cek Bingkai Bangunan

Hal utama yang harus dilakukan sebelum menambah lantai atas rumah adalah
mengecek bingkai bangunan. Jika rumah Anda mayoritas menggunakan kayu, maka
tidak mungkin memilih plat lantai beton karena struktur bangunan tidak akan kuat
untuk menopang lantai tambahan. Namun, rumah dengan bingkai bangunan beton
masih bisa menggunakan plat lantai kayu.

 Tentukan Dimensi Plat Lantai

Ukur dengan pasti panjang bentang antar balok. Makin panjang jaraknya, maka
pelat lantai yang digunakan akan semakin tebal.

 Pilih Material yang Sesuai Fungsi Lantai Atas

Sangat penting untuk menentukan ruangan apa saja yang akan dibangun pada
lantai atas. Jika Anda hanya ingin menambah kamar, menggunakan plat lantai kayu
sudah cukup. Tapi jenis plat kayu tidak bisa digunakan jika ruangan yang akan
dibangun adalah kamar mandi karena kayu tidak akan tahan dengan air.

 Ukur Panjang Lembaran Plat Lantai

Selain ketebalan, jangan lupa pastikan panjang lembaran plat lantai yang akan
digunakan sesuai. Langkah ini sangat penting apalagi jika proses pengerjaan
dilakukan dengan metode fabrikasi (pengerjaan dari bahan setengah jadi). Jika salah
ukur, pengerjaan plat lantai bisa tertunda dan Anda akan rugi besar.

 Cek Kondisi Lingkungan

Distribusi material plat lantai beton membutuhkan kendaraan besar. Hal ini tentu
akan sulit jika akses jalan ke rumah Anda terlalu kecil dan sulit dijangkau. Jadi
pastikan dulu bahan plat lantai bisa dibawa dengan selamat sampai alamat Anda.
Penyebab Plat Lantai Rusak

Setiap konstruksi bangunan dapat rusak tidak terkecuali plat lantai. Meski terbuat
dari beton sekalipun, beberapa hal berikut dapat menjadi penyebab plat lantai rusak
dan keropos antara lain:

 Air dan rayap. Untuk plat lantai kayu air hujan, lembab, dan rayap dapat
membuat konstruksinya rapuh dan akhirnya rusak. Untuk rayap Anda bisa
mengatasinya dengan obat anti rayap atau memilih kayu tahan rayap.
 Penggunaan material pasir, semen, split (gradasi agregat kasar) atau kerikil
berkualitas rendah.
 Perbandingan komposisi material tidak tepat. Perhitungan yang salah bisa
membuat campuran plat beton terlalu encer sehingga hasil air semen terpisah
dan keluar dari lubang kecil cetakan plat lantai
 Pengadukan adonan semen tidak rata. Akibatnya, material campuran plat beton
kurang menyatu
 Proses pengecoran kurang tepat seperti tidak dilakukan pemadatan atau
vibrator beton digunakan terlalu lama
 Posisi pemasangan tulangan beton kurang tepat dan membuat selimut beton
terlalu tipis
 Penggunaan bekisting (konstruksi pembantu cetakan beton) yang tidak
dibersihkan sebelumnya. Jika masih ada sisa beton kering dari pekerjaan
sebelumnya dapat membuat hasil plat lantai beton kurang bagus.

Cara Mengatasi Plat Lantai yang Rusak

Bagaimana jika plat lantai terlanjur rusak dan keropos? Jangan panik, berikut
beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut:

1. Chipping dan Concreting

Jika tulangan plat beton mulai keropos, korosi, dan terekspos gunakan
metode chipping dan concreting untuk memperbaikinya dengan mengikuti tahap-
tahap berikut:

 Temukan semua bagian plat beton yang rusak


 Kupas dan lepaskan semua bagian yang keropos (chipping) dengan alat bantu
seperti palu sampai Anda menemukan sisi beton yang keras. Pastikan semua
bagian karat, serpihan beton, dan kotoran lain dibersihkan.
 Setelah menemukan tulangan yang rusak, potong dan gantilah dengan yang
baru. Berikan sedikit lebihan panjang lalu ikat dengan kawat baja atau dilas.
 Aplikasikan bahan anti karat lalu lapisi permukaan yang telah bersih dengan
perekat atau lem beton lalu diamkan beberapa saat.
 Pasang bekisting lalu lakukan pengecoran. Agar makin padat, gunakan palu
karet untuk memadatkan bahan cor.
 Setelah set, bongkar bekisting dan beri perawatan permukaan beton seperti
biasa agar tidak retak.

 Penambalan

Cara penambalan bisa dilakukan jika kondisi kerusakan plat lantai belum parah.
Adapun langkah yang bisa Anda ikuti untuk memperbaikinya antara lain:

 Cari bagian tulang yang keropos dan berpotensi keropos


 Singkirkan bagian yang rusak dan bersihkan dari sisa serpihan kotoran lain
dengan sikat baja
 Lapisi permukaan yang telah dibersihkan dengan lem beton untuk menambah
daya rekat beton lama dan baru.
 Diamkan beberapa saat sambil siapkan adonan mortar untuk memperbaiki
beton.
 Aplikasikan mortar dengan teknik plester atau dempul. Pastikan pengerjaannya
rapi dan merata.
 Setelah selesai, lakukan perawatan beton baru sampai kering dan berikan
pelapisan akhir (finishing).

 Gunakan Injeksi

Dengan metode ini, kerusakan plat lantai beton diatasi dengan memasukkan bahan
cair lewat alat injeksi bertekanan tinggi ke dalam celah yang sulit dijangkau. Cara ini
sangat cocok jika Anda ingin memperbaiki plat beton yang telah rusak, keropos, atau
berkarat namun berada di area yang sempit.

Bahan cair yang digunakan sendiri biasanya berupa material grouting seperti semen,
epoxy, atau bahan berkualitas lainnya. Untuk melakukan proses injeksi, inilah tahapan
yang harus dilalui:

 Bersihkan tulangan yang keropos dengan metode chipping.


 Siapkan bekisting dan pasang pada area yang ingin diperbaiki. Ingat, pastikan
bekisting mampu menahan tekanan injeksi yang kuat.
 Tanam pipa inlet dan pipa outlet lubang kontrol pada bekisting. Jika ada celah,
tutup semuanya dengan bahan sealant agar tidak bocor
 Lakukan curing atau perawatan beton untuk menjaga kelembaban/suhu beton
selama 24 jam
 Mulai injeksi dengan bahan grouting pada tekanan yang sesuai
 Setelah injeksi selesai, potong pipa inlet dan outlet
 Lakukan perawatan lagi setelah cetakan dibuka demi menghindari keretakan

Pengertian Lantai

Pengertian lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi
dinding-dinding sebagai tempat dilakukannya aktivitas sesuai dengan fungsi
bangunan. Definisi lantai atau ubin juga bisa berarti sebuah bagian ruang
yang membentuk permukaan dengan penutup yang lebih rendah serta tempat
seseorang berjalan.

Ubin dapat dikategorikan sebagai elemen struktural maupun elemen non-


struktural dari suatu bangunan. Pada gedung bertingkat, ubin memisahkan ruangan-
ruangan secara vertikal.

Fungsi Lantai pada Sebuah Bangunan


Pada sebuah bangunan, lantai memiliki sejumlah fungsi yang berguna untuk
para penghuni dan menopang fungsi bangunan. Selain itu, lantai juga akan
berpengaruh pada interior suatu ruangan, harus dipastikan kesesuaiannya
dengan desain yang akan digunakan seperti untuk kebutuhan ruang tamu, ruang
makan, balkon, teras, dan lain sebagainya.

Berikut ini fungsi lantai pada sebuah bangunan:

 Sebagai pemisah ruangan secara mendatar.


 Sebagai pendukung untuk meningkatkan kekakuan bangunan, terutama pada
bangunan berlantai banyak.
 Dapat mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara.
 Berfungsi sebagai isolator terhadap pertukaran suhu sehingga dapat mencegah
suhu ekstrim keluar-masuk bangunan.
 Dapat mencegah masuknya air tanah ke dalam bangunan.
 Ubin dapat menopang beban langsung dari barang di atasnya.
 Berfungsi untuk menyokong aktivitas yang berlangsung di atasnya.

Ciri-ciri yang Lantai yang Baik


Lantai yang baik harus memenuhi persyaratan untuk mendukung fungsinya. Ini dia
Pins ciri-ciri ubin bangunan yang berfungsi baik:

 Material pembuat ubin gampang diaplikasikan dan bisa dipasang dengan cepat.
 Memiliki kekuatan yang mampu mendukung beban yang bekerja di atasnya.
 Tumpuan pada balok atau dinding wajib dapat menyalurkan beban sekaligus
memperkaku struktur.
 Mempunyai berat yang ideal untuk meredam suara dan mencegah getaran.
 Memiliki daya tahan dan tingkat keawetan yang cukup tinggi.
 Perawatan terhadap ubin mudah dikerjakan serta tidak membutuhkan
perawatan yang merepotkan.

 Memiliki porositas yang berukuran cukup untuk menjadi pertukaran suhu dan
kelembaban

Jenis-jenis Lantai
Lantai mempunyai karakteristik yang beragam. Jenis-jenis ubin ini juga
disesuaikan dengan bahan dan material yang digunakan. Apa saja jenis-jenis lantai?
Yuk simak penjelasannya di sini:

1. Lantai Plester
Lantai plester terbuat dari campuran semen portland dan pasir. Jenis ini
termasuk yang paling sederhana dan mudah hanya dengan memplester dinding dan
diaci hingga halus. Warna yang ditimbulkan pun sama dengan warna semen atau pasir
tetapi cenderung lebih gelap. Meski pembuatannya mudah dan perawatannya
murah, tetapi ubin jenis plester punya kelemahan yaitu ketika terjadi retak tidak dapat
diganti dengan material melainkan harus ditambal.

2. Lantai Keramik
Keramik merupakan salah satu jenis ubin yang banyak digunakan masyarakat.
Keunggulan lantai keramik yaitu fleksibilitasnya yang tinggi dan dapat diaplikasikan
pada hampir seluruh bagian rumah.

Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan
pemolesan dan mudah dalam perawatannya.

3. Lantai Marmer
Marmer adalah batuan alami yang terbentuk dari metamorfosa batu gamping.
Jenis marmer banyak disukai karena tampak berkelas dan mewah. Harga marmer lebih
mahal daripada keramik karena tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan
alam yang terbatas.

Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah
memiliki pori-pori relatif besar sehingga membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini
karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika
tidak cepat dibersihkan.

4. Lantai Granit
Jenis selanjutnya yaitu granit. Lantai granit adalah salah satu tipe termahal
yang dijual di pasaran. Ubin granit memiliki beragam pola, desain, dan warna yang
mampu membuat ruangan mana pun tampak mewah dan elegan.

Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan


yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan
berkesan kokoh. Selain itu, ubin granit memiliki karakteristik anti gores, anti slip dan
tidak menyerap noda.

5. Lantai Kayu
Lantai kayu sedang populer saat ini. Terutama jika Pins ingin menerapkan tema
rustic di rumah. Ubin Kayu terdiri dari beberapa jenis dan penggunaan antara lain
Parket Kayu, Flooring kayu, Decking Kayu, Laminate Flooring, dan Vinyl.

Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Untuk harganya sendiri
bervariasi tergantung jenis dan cara pemasangannya. Selain itu, material ini juga
sering digunakan untuk lantai teras yang indah.

Apa Itu Plafon Rumah?

Bagian ini terdapat di dalam ruangan berupa permukaan interior yang menutupi
lantai struktur atap di atas. Langit-langit memiliki beragam desain yang selain menjadi
batas juga bisa mempercantik ruangan.

Bahkan, pada bangunan bersejarah, langit-langit sering menjadi ciri khas


sebuah bangunan. Langit-langit memiliki dekorasi unik seperti lukisan fresko, ubin
mosaik dan lainnya. Salah satu bangunan yang terkenal karena plafonnya adalah
Kapel Sistina karya Michelangelo.

Fungsi Langit-langit dalam Suatu Ruangan

Dalam sebuah rumah, langit-langit menjadi salah satu elemen yang cukup penting.
Ada beberapa fungsi langit-langit pada sebuah ruangan, berikut ini di antaranya:

 Menjadi pembatas antara ruang atap dan ruang aktivitas di bawahnya.


 Menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah genteng.
 Mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap.
 Menjadikan ruangan lebih rapi sehingga sisa-sia konstruksi dan penutup atap,
kabel-kabel, pipa mechanical, hingga kelistrikan tidak terlihat.
Selain fungsi umum di atas, beberapa jenis langit-langit juga memiliki fungsi
khusus. Misalnya pada ruangan rapat dan auditorium biasanya menggunakan plafon
akustik. Fungsinya, langit-langit akustik mampu meredam suara secara maksimal.
Jenis Plafon Rumah

Tak hanya sebagai penutup atap bagian dalam rumah, pemilihan jenis langit-
langit dapat memperindah suasana interior rumah. Saat ini ada berbagai jenis langit-
langit rumah yang dapat dipilih. Berikut ini di antaranya:

Menggunakan Bahan Gypsum

Bagi Pins yang mengusung hunian berkonsep minimalis, langit-langit jenis


gypsum bisa dipilih. Terdiri dari berbagai macam model, seperti kubah atau
bertingkat. Kelebihannya plafon gypsum yaitu harganya yang lebih murah dan
mudah ditemukan. Sayangnya, langit-langit jenis ini memiliki daya serapnya yang
tinggi terhadap air sehingga lebih mudah roboh jika sering terjadi kebocoran pada
atap.

Eternit

Plafon eternit dibuat menggunakan campuran bahan dasar semen dan bahan
kain perca. Kelebihan langit-langit ini tahan terhadap api, tidak mudah lapuk
meskipun terkena tetesan air, serta dapat memberikan kesan dingin pada ruangan di
bawahnya.

Namun, pemasangan langit-langit rumah eternit harus ekstra hati-hati sebab


materialnya sangat ringkih dan mudah retak. Untuk tidak mengurangi nilai estetika,
kamu bisa memasang lampu dengan nuansa dingin pada langit-langit rumah tersebut.

Menggunakan Triplek Berkualitas Baik

Jenis plafon selanjutnya yaitu plafon triplek. Umumnya, plafon triplek dijual
dalam bentuk lembaran dengan berbagai macam ketebalan.

Model plafon triplek ini dapat diinstalasi menggunakan rangka kayu. Bobotnya
yang ringan memudahkan dalam proses pemasangan.

Sementara itu, kekurangan dari plafon rumah triplek ini tidak tahan terhadap
api dan mudah mengalami kerusakan jika sering terkena air.
Glass Fiber Reinforced Cement Board (GRC)
Bahan Glass Fiber Reinforced Cement Board (GRC) tengah populer digunakan
karena selain harganya cukup ekonomis, material ini pun tahan terhadap api maupun
air.

Tak hanya itu, GRC juga cenderung lebih kuat daripada plafon rumah triplek.
Untuk pemasangannya, plafon rumah GRC dapat diaplikasikan pada rangka besi
maupun kayu.

Adapun kekurangan plafon rumah GRC ada pada proses instalasinya yang
tergolong rumit sehingga memerlukan jasa tukang yang ahli agar hasilnya rapi.

Polyvinyl Chloride (PVC)


Dikenal sebagai bahan utama pembuatan pipa air, PVC juga turut digunakan
sebagai material pembuatan plafon rumah. Plafon PVC memberikan sejumlah
kelebihan, seperti bobotnya yang ringan sehingga memudahkan dalam proses
pemasangan, tahan terhadap api dan air, anti rayap.

Plafon PVC juga mempunyai tampilan yang stylish yang tersedia dalam
berbagai macam warna untuk disesuaikan dengan konsep interior rumah.

Namun, sayangnya harga langit-langit rumah PVC masih tergolong mahal dan
tidak bisa dicat secara manual sehingga Pins harus memasang langit-langit baru jika
ingin mengganti warna.

Metal
Jenis langit-langit metal memang belum populer dan jarang digunakan karena
harga jualnya yang sangat mahal. Terdiri dari berbagai macam motif yang bisa
disesuaikan dengan selera dan konsep interior rumah yang diusung.

Adapun, langit-langit rumah metal memiliki sejumlah kelebihan, seperti tahan


air, anti rayap, dan tahan lama.

Akustik
Jenis plafon terakhir adalah akustik. Biasanya, jenis langit-langit akustik
banyak dijumpai pada ruangan rapat, aula, hingga gedung pertunjukan. Fungsi utama
plafon ini memang dapat meredam suara secara maksimal.

Meski begitu, plafon akustik juga bisa digunakan sebagai langit-langit


rumah, lho. Pemasangannya dapat dilakukan secara mudah pada rangka logam
ataupun kayu karena bobotnya yang cenderung ringan. Namun, harga plafon rumah
akustik ini cenderung mahal.

Apa itu Dinding?

Dinding adalah bagian bangunan yang dipasang secara vertikal sebagai


pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang dalam dan ruang luar,
menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap
cuaca.

Dalam ilmu konstruksi, dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi
dan melindungi suatu area. Juga termasuk kedalam bagian interior yang penting untuk
diperhatikan.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dinding adalah
penutup sisi samping (penyekat) ruang, rumah, bilik, dan sebagainya (dibuat)
dari papan, anyaman bambu, tembok, dan sebagainya.
Fungsi Dinding

Dinding merupakan elemen penting di dalam ruangan karena memiliki banyak fungsi.
Berikut ini fungsi dinding dalam sebuah ruangan:

 Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping, depan, dan belakang.
 Pemberi privasi dan dalam skala, warna, tekstur.
 Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur, kamar mandi,
dan ruang tamu dipisahkan melalui dinding.
 Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar seperti sinar matahari, isolasi
terhadap suhu, air hujan dan kelembaban, hembusan angin, dan gangguan dari
luar lainnya.
 Penambah keindahan pada bangunan.
 Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban
(shear wall).
 Peredam terhadap bunyi, baik dari dalam maupun dari luar
 Penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiologi, ruang
operasi, laboratorium, dan lain-lain.
Pengertian Kusen Pintu dan Jendela

I. Pintu

Pintu merupakan media konstruksi sebagai akses jalan keluar masuknya orang
atau barang. Dari kamar yang satu ke kamar yang lain disebut sebagai pintu dalam,
dan keluar masuknya orang atau barang dari ruang dalam ke ruang luar disebut
sebagai pintu luar.
II. Jendela

Jendela merupakan sebuah konstruksi bukaan pada dinding yang berguna ntuk
memasukkan cahaya matahari ke dalam ruangan dan membantu sirkulasi udara di
dalam ruang, sehingga ruangan tersebut menjadi nyaman.

III. Jendela Atas

Perbedaannya dengan jendela biasa, jendela atas berguna untuk memasukkan cahaya
matahari dan membantu pertukaran udara luar dan dalam ruang, terutama pada ruang-
ruang kecil yang tidak berjendela.
IV. Lubang angin atau ventilasi

Sedangkan Ventilasi, berguna untuk membantu pertukaran udara luar dan


dalam ruangan pada saat pintu dan jendela dalam keadaan tertutup, sehingga
pergantian udara tetap berlangsung.

V. Luas Lubang Penerangan atau Cahaya

*) Catatan : Luas pintu dan jendela tidak masuk dalam perhitungan.

 Untuk kamar tidur 1/6 × luas lantai ruang.


 Kamar duduk 1/7 – 1/6 × luas lantai ruang.
 Sekolah dan kantor 1/6 – 1/5 × luas lantai ruang.
 Rumah sakit 1/6 – 1/5 × luas lantai ruang.
 Bengkel 1/6 – 1/3 × luas lantai ruang.
 Gudang 1/10 × luas lantai ruang.
VI. Ukuran Pintu
1) Tinggi pintu : ditentukan berdasarkan tinggi orang normal 1,60 m ditambah tinggi
bebas 0,40 m sampai dengan 0,60 m.

2) Lebar pintu : ditentukan berdasarkan tempat dan fungsinya.

 Untuk pintu KM/WC : Antara 0,60 m sampai dengan 0,70 m


 Kamar tidur : 0,80 m
 Kamar tamu : 1,00 m sampai dengan 1,20 m
 Pintu utama kantor : sampai 3,00 m
 Untuk garasi, gudang : Tinggi kendaraan ditambah 0,40 s/d 0,60m. Tinggi
minimum 2,50 m. Lebar minimum 3,00 m
 Untuk bangunan monumental : dengan menggunakan skala monumental,
disesuaikan dengan proporsi bangunannya.
VII. Ukuran Jendela

 Tinggi ambang atas jendela, dibuat sama dengan tinggi ambang atas pintu
agar tampak serasi. Tinggi ambang bawah dari kusen jendela disesuaikan
fungsi ruang.
 Untuk ruang tidur : 0,80 m s/d 1,20 m dari lantai.
 Untuk ruang tamu / keluarga : 0,20 m s/d 0,40 m agar ruangan
memperoleh penerangan sebanyak-banyaknya.
VIII. Bagian-bagian Kusen

 Angker : Besi 3/8’”panjang 20 cm, kait ujung 5 – 10 cm untuk


memperkokoh kedudukan kusen pada tembok.
 Sponning : Tempat menempel daun pintu pada kusen, berfungsi juga
sebagai penutup celah, dalam 1-1,5 cm, lebar 3-4 cm menyesuaikan
ketebalan daun.
 Sponing kapur : Menciptakan daya ikat antara kusen dengan tembok, lebar
dibuat 3-6 cm, kedalaman 1-2 cm.
 Sponing plesteran : Penutup celah susut kayu dan celah antara kusen
dengan tembok berukuran 1×1 cm.
 Kupingan : Untuk memperkokoh kedudukan dan ikatan kusen dengan
tembok bagian atas . Ukuran panjang 10-15 cm.
 Duk/Neut : Campuran beton pada bagian bawah kusen berbatasan dengan
muka lantai, mencegah masuknya air kedalam kayu kusen.
PENGERTIAN AC: Fungsi, Jenis, Cara Kerja & Komponen Air Conditioner
Air conditioner (AC) adalah mesin yang dibuat untuk menstabilkan suhu dan
kelembapan udara di suatu ruangan. Alat ini digunakan untuk mendinginkan atau
memanaskan, tergantung kebutuhan. Namun, AC sering disebut sebagai pendingin
udara karena lebih banyak digunakan untuk menyejukkan ruangan.

Meski AC adalah produk teknologi modern, konsep pendingin udara sudah


dikenal sejak abad pertengahan, yaitu pada masa Romawi Kuno dan Persia. Willis
Haviland Carrier menjadi orang pertama yang menemukan AC modern berskala besar
yang menggunakan energi listrik pada tahun 1902.

Fungsi AC

Sesuai namanya, air conditioner, AC memiliki fungsi untuk mengondisikan


udara di sebuah ruangan agar terasa sejuk, nyaman, dan sehat. Ada tiga hal yang dapat
dikondisikan atau diatur dengan menggunakan AC, yaitu suhu, kelembapan, dan
kebersihan udara.
1. Mengatur Suhu Udara
Fungsi utama AC adalah mengatur suhu di dalam ruangan. Suhu yang
diinginkan dapat Anda atur melalui angka yang tertera pada remote control. Pada
umumnya, suhu terendah AC adalah 180 Celsius dan suhu tertingginya 300 Celsius.

2. Mengatur Kelembapan Udara


Suhu dan kelembapan udara saling berkaitan sehingga secara tidak langsung,
AC juga berfungsi mengatur kelembapan. Suhu AC sebaiknya diatur pada suhu ideal,
yaitu 24–26 derajat Celsius karena udara yang terlalu dingin memiliki kelembapan
tinggi sehingga menyebabkan kulit menjadi cepat kering.

3. Membersihkan Udara
Mesin AC dilengkapi dengan filter untuk menyaring debu dan kotoran yang
terdapat di dalam udara sehingga menjadi bersih dan sehat. Oleh karena itu, filter AC
harus dibersihkan secara rutin untuk membuang kotoran yang tersaring sehingga udara
bisa terjaga kesejukan dan kebersihannya.

Komponen AC

Untuk dapat menjalankan fungsinya, AC didesain secara khusus dan terdiri dari
beberapa komponen yang secara umum dapat dikelompokkan dalam empat bagian,
yaitu komponen utama, komponen pendukung, kelistrikan, dan refrigeran.

1. Komponen Utama
Komponen utama dalam sebuah AC adalah komponen yang berfungsi untuk
mengatur suhu udara, terdiri dari kondensator, kompresor, evaporator, dan pipa
kapiler. Berikut ini penjelasan mengenai pengertian dan fungsi keempat komponen
utama tersebut.

a. Kondensator

Kondensator berfungsi untuk menukar kalor, mengubah wujud refrigeran dari


gas menjadi cair, dan menurunkan suhu refrigeran. Pipa kondensator dibuat berliku-
liku dan dilengkapi sirip. Kondensator diletakkan di luar ruangan agar dapat
melepaskan panas pada refrigeran ke udara bebas.

b. Kompresor

Kompresor berguna untuk mengedarkan dan memompakan refrigeran ke


seluruh bagian AC yang cara kerjanya mirip dengan jantung pada manusia.
Kompresor dilengkapi dua buah pipa, yaitu pipa hisap dan pipa tekan serta memiliki
dua tekanan, yaitu tekanan rendah dan tinggi.

c. Evaporator

Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigeran


sehingga refrigeran berubah dari cair menjadi gas setelah melalui pipa kapiler.
Evaporator mengambil udara panas dari ruangan yang kemudian melewati sirip-sirip
pipa sehingga suhunya turun.

d. Pipa Kapiler

Pipa kapiler juga merupakan komponen yang sangat penting di dalam AC


karena berfungsi menurunkan tekanan dan mengatur aliran refrigeran ke evaporator.
Penurunan tekanan refrigeran menyebabkan suhunya juga ikut turun dan inilah yang
menyebabkan udara yang keluar dari AC bersuhu rendah.

2. Komponen Pendukung
Selain komponen utama yang berfungsi mendinginkan udara, AC juga dilengkapi
komponen-komponen lain untuk mendukung kerja AC. Berikut ini jenis komponen
pendukung AC dan fungsinya.

 Strainer: menyaring kotoran yang terbawa di dalam refrigeran.


 Accumulator: menampung sementara refrigeran cair bersuhu rendah dan
campuran pelumas evaporator, serta menjaga agar aliran refrigeran menuju
kompresor tetap lancar.
 Blower: mengisap udara panas dari ruangan dan mengembuskan udara dingin
kembali ke ruangan.
 Fan (kipas): membantu kondensator membuang panas ke udara luar.

3. Komponen Kelistrikan
Karena AC bekerja menggunakan tenaga listrik, maka dibutuhkan pula komponen
kelistrikan yang memiliki berbagai fungsi sebagai berikut.
 Termostat: mengatur suhu ruangan secara otomatis agar sesuai dengan perintah
pada remote
 Kapasitor: menyimpan daya listrik sementara agar ketika dinyalakan, AC sudah
memiliki energi untuk menghidupkan mesin.
 Overload: memutuskan aliran listrik pada kompresor jika kerja kompresor
terganggu, mati, kekurangan oli, atau kekurangan refrigeran.
 Motor listrik: mengubah energi listrik menjadi energi mekanik pada kipas AC.

4. Refrigeran
Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam sistem AC dan berfungsi sebagai
pendingin. Saat AC bekerja, refrigeran berubah wujud secara terus menerus antara
cair dan gas untuk menghasilkan udara dingin.

Cara Kerja AC

Sebuah AC terdiri dari dua kumparan yang saling terhubung, yaitu kumparan
evaporator yang diletakkan di dalam ruangan dan kumparan kondensator yang
ditempatkan di luar ruangan. Kumparan tersebut berisi refrigeran yang mengalir
secara terus-menerus.

Prinsip kerja AC sangat sederhana, yaitu menjaga agar kumparan evaporator


tetap dingin (lebih dingin dari suhu ruangan) dan kumparan kondensator tetap panas
(lebih panas dari suhu atmosfer). Refrigeran yang mengalir akan menyerap panas dari
dalam ruangan dan membuangnya ke luar ruangan.

Adapun cara kerjanya adalah sebagai berikut.

 Refrigeran dari evaporator yang bertekanan rendah mengalir ke kompresor


sehingga menjadi bertekanan tinggi dan wujudnya berubah menjadi gas panas.
 Gas refrigeran panas mengalir menuju kondensator dan panas akan dilepaskan
ke luar ruangan dengan bantuan kipas. Selama fase pelepasan panas ini,
refrigeran akan berubah menjadi cairan dan suhunya turun.
 Refrigeran cair mengalir ke katup ekspansi yang berfungsi membatasi aliran
dan mengurangi tekanan sehingga suhu refrigeran semakin turun dan lebih
dingin daripada suhu ruangan.
 Refrigeran dingin mengalir menuju kumparan pendingin (cooling coil) pada
evaporator.
 Udara panas dari ruangan yang masuk ke AC akan mengalir melalui kumparan
pendingin tersebut sehingga menjadi dingin.
 Udara dingin mengalir melalui kisi-kisi dan dikembalikan ke ruangan.
 Proses tersebut terjadi secara berulang dan terus-menerus.

Jenis Jenis AC

Seiring perkembangan teknologi, kini AC diproduksi dalam beragam jenis


dengan penggunaan yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa jenis AC yang
dipasarkan di Indonesia.

1. Jenis AC Split Wall


Inilah jenis AC yang banyak digunakan di rumah karena ukurannya kecil,
harganya terjangkau, dan perawatannya mudah. Jenis AC split ini terdiri dari dua
bagian yang ditempatkan di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor).
Kapasitas AC split bervariasi antara 0,5PK–2 PK.
2. Jenis AC Cassette
Jenis AC cassette banyak digunakan di ruangan yang lebih luas dan tinggi,
seperti perkantoran besar, ruko, atau ruang pertemuan dengan kapasitas 1 PK hingga 6
PK. Jenis AC cassette juga terdiri dari bagian indoor dan outdoor. Namun,
bagian indoor tidak dipasang di dinding, tetapi di langit-langit ruangan.

3. Jenis AC Central
Hotel, gedung bertingkat, dan mal biasanya menggunakan AC
berjenis central karena memiliki kapasitas yang sangat besar. Cara kerja AC jenis ini
adalah udara didinginkan di cooling plant yang terletak di luar ruangan, kemudian
dialirkan ke dalam gedung.

4. Jenis AC Split Duct


Mesin AC jenis split duct bekerja dengan cara membagi hawa dingin ke semua
ruangan melalui sistem ducting. Pada AC split duct terdapat banyak pengatur suhu,
tetapi memiliki satu titik kontrol yang terpusat. Jenis AC ducting juga sering
digunakan di mal atau ruangan yang luas.

5. Jenis AC Standing Floor


Sesuai namanya, jenis AC standing floor tidak dipasang di dinding atau plafon,
tetapi diletakkan di atas lantai. Jenis AC ini sering digunakan di acara resepsi,
seminar, dan sejenisnya. Karena mudah dipindahkan dan dilepas-pasang, AC standing
floor ini sering disewakan.

6. Jenis AC Portable
Jenis AC portable berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan harganya
sangat ekonomis sehingga banyak dipakai para mahasiswa yang menyewa kamar
indekos. Pada AC portable, bagian kompresor dan evaporator menjadi satu dan udara
panas dari kompresor dibuang melalui pipa.

7. Jenis AC Window
Seperti AC portable, bagian kompresor dan evaporator pada AC window juga
menyatu. Untuk memasang AC window, dinding harus dilubangi sesuai ukuran AC
dan AC diletakkan di dalamnya menggunakan bracket dengan posisi bagian
evaporator menghadap ke dalam ruangan.

Ketahui Perbedaan dari Saklar, Stop Kontak, dan Steker Listrik


Dalam kehidupan sehari-hari, Anda dikelilingi oleh alat-alat listrik untuk
menunjang aktivitas. Kebanyakan orang sudah familiar dengan alat-alat tersebut
namun banyak yang belum mengetahui perbedaan maupun nama dari alat tersebut.
Berikut adalah perbedaan dari saklar, stop kontak, dan steker listrik yang harus Anda
ketahui.

Saklar Listrik

Banyak sekali orang yang mengira saklar listrik sama dengan stop kontak.
Pasalnya, kedua benda listrik ini berbeda. Keduanya memang mirip yaitu untuk
mengalirkan listrik, namun bentuk bahkan kegunaan saklar dan stop kontak berbeda.
Saklar tidak memiliki lubah untuk dicolokkan suatu ujung kabel. Saklar
berbentuk seperti tombol pencet on dan off. Seperti yang Anda temukan untuk
menyalakan lampu.
Saklar memiliki fungsi sebagai alat penyambung dan pemutus listrik. Berbentuk
seperti tombol karena salah satu sisi dalamnya akan memutus listrik jika dipencet dan
akan menyambungkan aliran listrik ketika bagian lain tombol dipencet. Saklar sangat
umum ditemukan di tembok ruangan dan pemakaian untuk rangkaian lampu. Namun
bukan hanya untuk aliran listrik ke lampu.
Benda listrik ini memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari seperti
mengurangi resiko tersengat listrik, mengurangi resiko korsleting listrik, dan
memudahkan penghematan listrik. Instalasi saklar lebih dianjurkan daripada stop
kontak karena akan lebih berbahaya untuk mencabut dan mencolokkan kabel ke
sumber listrik.
Saklar memiliki beberapa jenis sesuai bentuknya seperti saklar
seri outbow, saklar engkel, dan saklar colok. Saklar jenis engkel lah yang paling
banyak di pasaran. Untuk kegunaan, semuanya sama yaitu memutus dan
menyambungkan aliran listrik.

Stop Kontak

Jika saklar memiliki tombol pencet, stop kontak tidak memilikinya. Stop
kontak merupakan sebuah terminal listrik dengan fungsi untuk menghubungkan listrik
dari jalur main line (jalur utama) ke perangkat elektronik. Stop kontak akan
menghantarkan listrik ke perangkat elektronik penerima arus listrik sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Benda ini memiliki bentuk yang berbeda-beda namun selalu memiliki lubang
untuk dicolokkan ke sumber listrik. Bentuk yang berbeda biasanya ditemukan di beda
negara. Seperti contohnya di Indonesia, stop kontak memiliki 2 lubang kaki.
Sedangkan di banyak negara Eropa, stop kontak memiliki 3 lubang kaki.
Stop kontak dapat dipasang di rumah Anda melalui instalasi. Harus dilakukan
desain diagram kelistrikan dahulu. Agar Anda tahu keperluan titik mana saja yang
harus dipasangkan stop kontak.
Instalasi yang dilakukan juga berbeda-beda tergantung letak pemasangan. Ada
pemasangan grounding bawah, jalur tengah, saklar tunggal, dan lain-lain. Tentunya
Anda harus memanggil orang profesional agar tidak terjadi kesalahan fatal.

Steker Listrik

Sering disebut sehari-hari dengan sebutan “colokan listrik”. Kini Anda bisa
menyebutnya sebagai steker agar lebih spesifik dan jelas. Alat ini memang terlihat
seperti colokan, namun memiliki fungsi sebagai adapter atau penghubung listrik.
Alat ini adalah alat penyambung ujung kabel televisi, radio, lampu,
atau charger agar dapat dicolokkan ke stop kontak. Fungsi utamanya adalah
mengalirkan listrik dari sumber listrik ke elektronik atau alat yang diinginkan.
Terdapat beberapa jenis steker listrik yaitu adapter, bengkok, steker T,
dan arde. Jenis-jenis tersebut dapat Anda sesuaikan dengan kabel elektronik Anda dan
tempat stop kontak. Bentuk dari setiap jenis berbeda-beda sehingga dapat
menyesuaikan kebutuhan.
Seperti pemasangan stop kontak, Anda harus memanggil orang profesional agar tidak
terjadi kesalahan dan mengakibatkan korsleting listrik. Terdapat hal yang harus
diperhatikan sebelum melakukan pemasangan seperti apakah baut-baut pada steker
listrik tersebut kencang, lubang yang sesuai dengan kabel elektronik Anda, dan
kelengkapan baut.

Anda mungkin juga menyukai