Anda di halaman 1dari 5

Definisi Dinding

Penahan Tanah dan


Jenis-Jenisnya
Dinding penahan tanah adalah struktur teknik yang dibuat untuk
menahan tekanan tanah dan mencegah longsoran tanah atau erosi.
Dinding penahan tanah biasanya dibangun pada lereng atau tempat di
mana ada perbedaan elevasi dalam tanah yang dapat menyebabkan
gerakan tanah. Struktur ini dapat dibuat dari berbagai bahan seperti
beton, batu bata, kayu, atau gabion (keranjang yang diisi dengan batu).
Dinding penahan tanah juga dapat memiliki berbagai bentuk seperti
dinding vertikal, teras, atau keliling. Selain itu, dinding penahan tanah
biasanya dilengkapi dengan sistem drainase untuk mencegah air yang
terperangkap di belakang dinding dan menyebabkan kelembaban
berlebih pada tanah di sekitarnya. Dinding penahan tanah digunakan
dalam berbagai aplikasi, termasuk pembangunan jalan raya, gedung,
dan infrastruktur lainnya.

Jenis-Jenis Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah memiliki beberapa jenis yang aplikasinya
tergantung juga dengan kondisi dilapangan dan tujuan untuk
penggunaanya. Berikut ini adalah jenis-jenis dinding penahan tanah.

Dinding Penahan Tanah Kantiliver


Dinding penahan tanah kantilever adalah jenis dinding penahan tanah
yang didukung oleh struktur balok dan tiang yang tertanam pada
tanah. Struktur ini didesain sedemikian rupa sehingga dinding penahan
tanahnya dapat menahan beban tanah dan tekanan air tanpa
memerlukan penopang di bagian belakang dinding.
Dalam dinding penahan tanah kantilever, beban dari tanah dan
tekanan air didistribusikan ke balok penahan yang diletakkan
horizontal pada dinding dan menjorok keluar dari dinding. Balok ini
kemudian didukung oleh tiang penahan yang tertanam pada tanah di
sebelah dinding. Dalam beberapa desain, dinding penahan tanah
kantilever juga dapat dilengkapi dengan panel berlubang yang disebut
“wing walls” untuk meningkatkan stabilitas struktur.
Keuntungan dari dinding penahan tanah kantilever adalah desainnya
yang efisien dan hemat ruang, karena tidak memerlukan penopang di
belakang dinding. Namun, dinding penahan tanah kantilever hanya
dapat digunakan pada ketinggian dinding tertentu dan tidak cocok
untuk tanah yang sangat lembek atau berair. Selain itu, dinding
penahan tanah kantilever memerlukan teknik konstruksi yang tepat
dan material yang kuat untuk menghindari risiko kegagalan struktur.

Segmental Retaining Wall


Segmental Retaining Wall (SRW) adalah jenis dinding penahan tanah
yang terbuat dari bahan-bahan precast beton atau batu alam yang
dirancang untuk menahan beban tanah dan tekanan air. Struktur ini
terdiri dari blok beton atau batu yang memiliki rongga dan kemudian
dipasang secara bertumpuk dan digabungkan menggunakan pengunci
khusus yang dirancang untuk mencegah pergeseran.
Keuntungan dari Segmental Retaining Wall adalah kemampuannya
untuk menahan tekanan tanah dan beban yang cukup besar, tahan
lama, mudah dipasang, dan tidak memerlukan perawatan yang banyak.
SRW juga dapat dirancang dalam berbagai ukuran dan bentuk yang
berbeda, sehingga dapat digunakan dalam berbagai proyek, termasuk
pematangan lahan, penahan jalan, pembangunan bangunan, dan lain
sebagainya.
Selain itu, SRW juga memiliki keunggulan estetika, karena tersedia
dalam berbagai warna, bentuk, dan tekstur yang berbeda, sehingga
dapat menambah nilai estetika pada bangunan atau proyek konstruksi.
Dalam banyak kasus, SRW juga merupakan pilihan yang lebih
ekonomis dan ramah lingkungan dibandingkan dengan metode
konstruksi dinding penahan tanah konvensional.

Gravity Retaining Wall


Gravity retaining wall adalah jenis dinding penahan tanah yang
didesain untuk menahan tekanan tanah dan beban lainnya dengan
menggunakan berat sendiri sebagai sumber penahanan. Dinding
penahan tanah ini biasanya dibangun dari bahan yang berat dan massif
seperti beton bertulang, beton pratekan, batu alam, atau gabion.
Gravity retaining wall biasanya dibuat dengan bentuk yang menyerupai
trapesium dengan bagian bawah lebih lebar dari bagian atas untuk
memberikan stabilitas dan daya tahan yang lebih baik. Beban tanah di
belakang dinding penahan ditahan oleh berat struktur, sehingga tidak
memerlukan dukungan struktural tambahan seperti pilar atau tiang.
Namun, karena gravity retaining wall didesain untuk menahan beban
tanah yang besar, struktur ini memerlukan dasar yang kuat dan stabil
untuk mencegah pergeseran dan keruntuhan.
Keuntungan dari gravity retaining wall adalah daya tahan yang tinggi,
kekuatan struktural yang besar, dan biaya yang relatif lebih murah
dibandingkan dengan dinding penahan tanah lainnya. Namun, gravity
retaining wall hanya cocok untuk tanah yang stabil dan kokoh, dan
tidak dianjurkan untuk digunakan pada tanah yang lembek atau tidak
stabil karena dapat menyebabkan keruntuhan dinding. Selain itu,
desain dan instalasi gravity retaining wall harus dilakukan oleh tenaga
ahli dan mematuhi standar keselamatan konstruksi yang ketat.

Gabion
Gabion adalah jenis struktur penahan tanah yang terdiri dari kotak-
kotak jaring kawat yang diisi dengan batu atau bahan alam lainnya.
Kotak-kotak jaring kawat yang berbentuk persegi atau persegi panjang
itu kemudian diatur secara bertumpuk dan disatukan dengan kawat
yang dilas atau dipintal menjadi satu kesatuan.
Gabion biasanya digunakan sebagai dinding penahan tanah,
penghalang atau perlindungan sungai dan pantai, pengendali banjir,
atau sebagai elemen arsitektur lansekap. Keuntungan dari gabion
adalah mudah dirakit dan dipasang, dapat disesuaikan dengan
berbagai kondisi lingkungan, dan dapat diisi dengan bahan alam
seperti batu-batuan atau material lainnya yang mudah didapat.
Selain itu, gabion juga memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap
tekanan tanah dan air, karena konstruksinya yang kuat dan fleksibel.
Gabion juga memiliki keunggulan dalam hal drainase, sehingga dapat
membantu mengendalikan erosi dan memungkinkan air tanah untuk
mengalir secara bebas. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada dinding
penahan tanah, mencegah longsor, dan mengurangi risiko kerusakan
lingkungan.
Namun, gabion juga memiliki kekurangan, di antaranya adalah biaya
produksi yang relatif mahal dibandingkan dengan dinding penahan
tanah lainnya, serta ketidakmampuannya untuk menahan tekanan air
yang tinggi dan tahan lama dalam jangka waktu yang lama jika
terkena paparan air atau kondisi lingkungan yang buruk.

Pile Retaining Wall


Pile retaining wall adalah jenis dinding penahan tanah yang dibuat
dengan cara mengebor tanah dan memasukkan tiang pancang ke
dalamnya. Pile retaining wall umumnya digunakan pada tanah dengan
kondisi yang tidak stabil atau pada lereng dengan kemiringan yang
curam. Tiang pancang yang digunakan untuk struktur ini biasanya
terbuat dari beton bertulang atau baja, dan diletakkan dalam jarak
tertentu sesuai dengan desain struktur. Setelah tiang pancang
terpasang, dilakukan pengecoran beton sebagai elemen struktur
penahan tanah pada permukaan luar tiang pancang.
Kelebihan dari pile retaining wall adalah kemampuannya untuk
menahan beban lateral tanah yang cukup besar, sehingga struktur ini
dapat digunakan pada area-area yang membutuhkan kekuatan dan
kestabilan yang lebih tinggi. Namun, pembuatan pile retaining wall
membutuhkan biaya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan jenis
dinding penahan tanah lainnya. Selain itu, konstruksi pile retaining
wall juga memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup besar,
sehingga perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pengelolaan
proyek pembangunan.

Anchored Retaining Wall


Anchored retaining wall adalah jenis dinding penahan tanah yang
menggunakan sistem baut sebagai pengunci untuk menahan tekanan
tanah dari lereng. Struktur dinding ini terdiri dari dinding beton atau
dinding gabion yang dilengkapi dengan kabel baja atau baut sebagai
elemen penahan. Kabel atau baut tersebut ditanamkan ke dalam tanah
pada bagian belakang dinding dengan sudut kemiringan tertentu, lalu
diberi beban tegangan yang cukup besar agar mampu menahan
tekanan tanah yang terjadi pada dinding penahan.
Kelebihan dari anchored retaining wall adalah kemampuannya untuk
menahan tekanan tanah yang cukup besar serta memberikan
kestabilan dan keamanan pada struktur. Selain itu, struktur ini juga
lebih ringan dibandingkan dengan jenis dinding penahan tanah lainnya
seperti dinding penahan tanah gravitasi atau dinding penahan tanah
miring, sehingga lebih cocok digunakan pada lahan yang tidak stabil
atau memiliki daya dukung tanah yang rendah.
Namun, pembuatan anchored retaining wall juga memiliki kelemahan
seperti biaya yang relatif lebih tinggi, membutuhkan waktu dan sumber
daya yang cukup besar, serta harus memperhatikan faktor
ketersediaan bahan dan alat yang memadai. Selain itu, pemeliharaan
dan perawatan struktur anchored retaining wall juga perlu dilakukan
secara teratur agar struktur tetap berfungsi dengan baik dan aman.

Anda mungkin juga menyukai