ABSEN:28
KELAS:XI-DPIB 2
Konstruksi gedung dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, struktur bawah dan
struktur atas. Struktur bawah meliputi fondasi dan struktur yang berada di bawah permukaan
tanah. Sedangkan struktur atas meliputi sloof, kolom, balok, pelat lantai, tangga, dan struktur
1) Fondasi
Fondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai tumpuan
peletakan bangunan dan meneruskan beban struktur di atasnya ke dasar tanah yang cukup
berguna (mati hidup, dan lain-lain), gaya-gaya luar seperti gempa, tekanan angin, dan lain-lain
serta kemungkinan penurunan fondasi. Fondasi merupakan elemen pokok bangunan yang
sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan
kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung sangat tergantung dari konstruksi fondasi.
Konstruksi fondasi suatu bangunan secara umum harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
A.Bentuk dan konstruksinya harus menunjukkan suatu konstruksi yang kokoh dan
B.Fondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur, sehingga
D.Fondasi harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras sehingga kedudukan
fondasi tidak mudah bergerak (berubah), baik bergerak ke samping, ke bawah (turun) atau terguling.
dan fondasi dalam (deep foundations), tergantung dari perbandingan kedalaman fondasi
A.Jika kedalaman dasar fondasi dari muka air tanah adalah kurang atau sama dengan
lebar fondasi (D<B) maka disebut fondasi dangkal atau fondasi langsung (spread
footing).
B.Jika kedalaman dasar fondasi dari muka air tanah adalah > 5x dari lebar fondasi (D
(1) Fondasi Bangkal (Shallow Foundations) atau Fondasi Langsung (Spread Footing)
Fondasi ini paling sering digunakan untuk bangunan rumah tinggal dan gedung
menggunakan fondasi dangkal dikarenakan lebih ekonomis. Jenis fondasi ini digunakan
bertingkat biasa. Karena berat bangunan relatif tidak besar maka biasanya cukup
beban berat dan letak tanah baik relatif dangkal <2,00 m. Pada fondasi ini beban
pada tanah dasar yang memiliki kuta dukung tanah tinggi sehingga mampu menerima
disebarkan secara merata menjadi desakan yang lebih kecil daripada daya dukungarah
yang diizinkan. Fondasi dangkal (shallow foundations) ini dapat digolongkan menjadi
A.Fondasi setempat
Fondasi ini digunakan pada bagian bangunan yang terpisah seperti kolom, tiang,
dan sebagainya. Selain itu, digunakan pula pada bangunan sementara (sempermanen) atau
pada umpak pada pendopo tradisional Jawa, bangunan panggung di daerahrawa-rawa atau
Daerah yang terancam banjir (biasanya konstruksi kayu). Bahan yang digunakan bisa berupa kayu, batu
alam, atau beton,
B.Fondasi lajur
Fondasi ini sering digunakan terutama untuk struktur bangunan masif atau pelat
dinding sejajar pada kekuatan dan keadaan tanah yang seragam. Sebagai bahannya
Konstruksi fondasi lajur dari beton bertulang dapat dimanfaatkan pada kekuatan
tanah yang rendah atau beban bangunan yang tinggi. Sebagai lantai kerja, dicor
lapisan setebal +5 cm sehingga alas fondasi rapi dan baja tulangan tidak berlumpur
Tingginya (h)>25 cm dan lebarnya (b) <4h. Beton yang digunakan adalah beton
Fondasi telapak merupakan fondasi dengan pelebaran alas kolom atau dinding
dengan tujuan untuk meneruskan beban pada tanah dasar pada suatu tekanan
yang sesuai dengan sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Jenis ini untuk tanah dasar
mempunyai kuat dukung yang tinggi sehingga mampu menerima beban berat
yang bekerja dan letak tanah baik relatif dangkal <2,00 m. Bentuk dasar fondasi
beton bertulang.
Fondasi pelat (rakit) ini berbahan beton bertulang dan dibuat seluas ukuran gedung
yang direncanakan. Berbeda dengan fondasi setempat atau lajur, fondasi pelat
dengan beton bertulang ini mampu membagi beban bangunan secara merata
ke tanah. Pada umumnya perancangan fondasi rakit terdiri dari pelat beton rata
setebal 0,75 sampai 2 m, dan dengan alas serta penulangan dua arah atas dan
Fondasi ini digunakan apabila letak lapisan tanah yang berdaya dukung kuat berada
yang ditimbulkan atau karena lokasi yang sempit sehingga tidak memungkinkan
instalasinya. Fondasi ini berupa fondasi tiang pemboran yang pendek dengan
menggunakan bis beton dengan diameter yang bervariasi Ø 600, 1.000, 1200
mencapai kedalaman di mana daya dukung tanah sudah tinggi. Fondasi dalam
digunakan jika kekuatan tanah tidak memenuhi kebutuhan karena tidak teratur atau
Fondasi tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,
ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah dalam massa tanah. Fondasi tiang
pancang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah keras terleta
sangat dalam dan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya ang kat he
batas yang dipengaruhi oleh penggulingan yang diakibatkan oleh beban angin
Fondasi tiang bor terbuat dari beton bertulang dan jenis tiang bor ini memilikidaya dukung
yang jauh lebih besar dibanding dengan tiang pancang. Padapelaksanaannya, pipa cashing
pengeboran lubang diisi dengan bentonite. Setelah elevasi ketinggian terpenuhi maka
2) Dinding
Dinding merupakan elemen penting yang berada di tengah struktur yang memiliki
fungsi untuk memberikan bentuk (form) dan perlindungan (protect) terhadap isi bangunan
maupun tampilan (artistik) terhadap konstruksi atau bangunannya. Ditinjau dari bahan
Dinding ini tersusun dengan menggunakan batu buatan (artificial), yakni bata kapur
yang dibuat dari campuran tanah liat dan batu kapur (gunung) dengan komposisi
perkampungan khususnya di daerah penghasil batu kapur dan untuk pagar pembatas.
murah dan praktis dengan sedikit pemakaian adukan semen dan pasir dan memerlukan
B.Dinding batako
Batako merupakan batu buatan yang dibuat dari campuran tras-batu kapur atau
menggunakan alat cetakan sederhana dengan atau tanpa menggunakan mesin press
penggunaan batako di antaranya pemasangan lebih cepat, harga relatif murah, hemat
antaranya, rapuh (mudah retak), menyerap air sehingga mudah lembab, dan ruangan
bata dalam proses pembuatannya memerlukan proses pembakaran. Ciri-ciri batu bata
Dinding batu bata merupakan pasangan dinding yang paling jamak digunakan. Batu
yang baik di antaranya memiliki permukaan kasar, warna merah seragam, jika dipun
(3) Untuk daerah-daerah tertentu memiliki karakteristik ukuran bata merah yang
berbeda.
Kelebihan penggunaan batu bata di antaranya lebih kedap air sehingga minim
rembesan, jarang terjadi keretakan yang bukan dikarenakan struktur, kuat (tahan lama.
dan mampu memberikan nilai artistik tinggi. Kekurangan dari penggunaan batu bata
di antaranya waktu pemasangan lebih lama dibanding dengan batako atau hebel dan
biaya lebih tinggi. Untuk beberapa kondisi dan desain, penggunaan bata khusus tanpa
perlu diberi plesteran yakni bata ekspose dapat memberikan nilai arsitektural (artistik)
D.Dinding celcon/hebel
Dinding bata hebel atau silikon terbuat dari material pasir silika. Dinding bata hebel
merupakan pembentuk dinding dengan mutu kualitas tinggi dan relatif lebih mahal.
Penggunaan bata hebel ini sudah mulai umum digunakan untuk bangunan pertokoan
perumahan, dan bangunan tingkat tinggi (High Rise Building). Berikut ini dimensi ukuran
Kelebihan dari bata hebel ini di antaranya cenderung kedap air sehingga minim
rembesan, ringan, tahan api, serta pemasangan lebih cepat dan praktis. Kekurangan
dari bata jenis ini harga relatif lebih mahal, tidak semua tukang terbiasa memasang bata
jenis ini dan hanya toko-toko material besar yang menjual bata hebel ini.
E.Dinding partisi
ruangan (interior). Bahan yang digunakan umumnya berupa triplek, gipsum, papan
kalsium, kayu fiberglass. Dinding ini berfungsi sebagai penyekat atau pemisah
dari sloof, balok, dan kolom. Perencanaan struktur bangunan harus memenuhi berbagai
A.Sloof
bentang sloof memanjang sepanjang fondasi khususnya untuk fondasi jenis lajur. Slock
Sloof merupakan struktur dari sebuah bangunan yang terletak di atas fondasi. Umumnya
sebagai pengunci (tumpuan) dinding apabila terjadi pergeseran tanah (dalam batas
Bangunan rumah sederhana umumnya material beton memiliki campuran 1PC:2 tertentu) dinding
tidak roboh.
Pasir : 3 Split. Dimensi yang digunakan umumnya berukuran tinggi 20 cm dan lebar
cm (8 - 15). Untuk bangunan dua lantai sederhana umumnya dimensi slaof yang
B.Kolom
yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang
tidak ditompang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Secara sederhana kolom
merupakan struktur penyangga utama sebuah bangunan agar tidak roboh. Kolom selain
Kolom ini berfungsi sebagai penyangga utama dari beban-beban di atasnya. Jarak
kolom utama berkisar 3m-3,5 m. Dimensi kolom untuk bangunan rumah dua
lantai umumnya berukuran 20/20 mm, dengan tulangan pokok 812 mm dan
Kolom ini berfungsi membantu kolom utama dan sebagai pengikat dinding aga
stabil. Jarak maksimum 3,5 m. Dimensi yang umum digunakan berukuran 15/15 mm.
Balok atau ring balk merupakan struktur yang berada di atas pasangan batu bata
(dinding). Ring balk ini berfungsi sebagai tumpuan konstruksi atap dan sebagai
pengikat pasangan batu bata (dinding). Ring balk untuk bangunan rumah sederhana
balk idealnya berada pada jarak 3-4 m dari sloof. Penulangan yang digunakan
penutup ruangan dari pengaruh panas, hujan debu, dan untuk keperluan perlindungan
lainnya. Konstruksi atap hendaknya memenuhi syarat-syarat berikut ini antara lain:
Konstruksi kuat dan mampu menahan beban sendiri dan tahan terhadap tekanan
Pemilihan bentuk atap harus disesuaikan dengan bentuk bangunan dan mampu
Bentuk atap suatu bangunan dapat direncanakan dalam berbagai bentuk dan variasinya.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi setempat dan model fisik bangunan. Bentuk-bentuk yang
sering digunakan memiliki berbagai macam model di antaranya atap datar, sandar, pelana,
itu, kuda-kuda ini merupakan pembentuk model atap bangunan. Material yang
digunakan untuk membuat kuda-kuda di antaranya kayu, baja profil, baja ringan, dan
beton bertulang. Bentang kuda-kuda berbahan kayu memiliki bentang maksimal 12m.
B.Rangka atap
Kelengkapan dalam rangka atap selain kuda-kuda juga tersusun oleh beberapa
(1) Balok tembok, merupakan batang (balok) yang dipasang di sepanjang tembak
atau di atas tumpuan beberapa tiang yang berfungsi guna menahan usuk bagian
bawah.
(2) Gording, merupakan batang (balok) yang memanjang sejajar dengan balok tembok.
Gording ini berada di atas kaki kuda-kuda guna menumpu usuk dan sambungannya.
(3) Balok bumbungan (Nok), merupakan balok yang diletakkan secara memanjang di
152 atas puncak kaki kuda-kuda dan sejajar dengan gording (untuk atap pelana) dan
(4) Papan bumbungan, merupakan papan yang diletakkan berdiri di atas balok
(5) Balok angin, merupakan balok yang dipasang menyilang di antara tiang-tiang
gantung yang umumnya diperkuat dengan baut mur atau paku. Balok ini digunakan
(7) Usuk (kasau), merupakan kayu yang dipasang secara sejajar menompang di atas
balok bumbungan, gording, dan balok tembok. Jarak pasang antarusuk berkisar
50 cm antar sumbu. Ukuran kayu yang digunakan berukuran 5/7 cm atau 4/6 cm.
(8) Reng, merupakan kayu yang dipasang di atas usuk dengan jarak pasang disesuaikan
dengan ukuran/jenis penutup atap yang akan digunakan. Ukuran kayu reng yang
C.Penutup atap
Penutup atap diperlukan sebagai pelindung dari pengaruh luar, seperti hujan, panas,
angin, debu, dan pengaruh (gangguan) lainnya. Syarat umum dalam memilih penutup
atap di antaranya:
Bahan penutup atap yang sering digunakan di antaranya genteng biasa, genteng beton,
5) Utilitas
Utilitas bangunan merupakan kelengkapan fasilitas yang digunakan guna menunjang
tercapainya unsur-unsur kenyaman, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan
mobilitas bangunan. Dalam perencanaan suatu sistem utilitas bangunan perlu dikoordinasikan
dengan seluruh elemen baik perancangan arsitektur, struktur, interior, dan perancangan
lainnya. Perancangan sistem utilitas bangunan yang umum digunakan, antara lain: instalasi air
CCTV dan sistem sekuriti, penangkal petir, pemadam kebakaran, dan lain-lain.
Berikut ini beberapa contoh tampilan instalasi-instalasi utilitas pada sebuah bangunan
bertingkat sederhana, yakni bangunan Rusunawa yang diambil bersumber dari www.
instalasi utilitas sangat perlu dilakukan dengan baik dan benar. Hal ini berkaitan terhadap
Umumnya sumber air bersih berasal dari PDAM. Untuk bangunan tempat tinggal
sederhana air berasal dari PDAM yang langsung dialirkan menuju titik-titik keran. Untuk
bangunan bertingkat sering menggunakan water tank (roof tank) sebagai cadangan air.
Bangunan bertingkat tinggi seperti apartemen, hotel, rusunawa kadang memiliki ground
water tank di dalam tanah sebagai cadangan air sementara yang kemudian dialirkan ke
Instalasi jaringan) air kotor dapat dibedakan menjadi 3 macam antara lain:
(1) Limbah cair berasal dari flour drain tempat cuci, wastafel, dan lain-lain.)
Penanganan untuk limbah cair disalurkan melalui pipa-pipa menuju bak kontrol
dan kemudian dialirkan menuju sumur resapan sebelum dibuang ke saluran kota.
Penanganan limbah padat dari kloset dialirkan menuju septictank untuk ditampung dan
diendapkan, lalu air yang tersisa dialirkan ke sumur resapan. Perlu diperhatikan pada saat
pemasangan pipa untuk limbah padat yang melintang secara horisontal di mana harus
memiliki kemiringan minimal 5% tiap 1 meter agar risiko tersumbat dapat dihindari.
sumber air sumur atau ground water tank. Sedangkan untuk air hujan menggunakan
talang yang disesuaikan dengan kondisi atap dan langsung dialirkan menuju bak kontrol.
C.Instalansi Listrik
Sumber listrik umumnya diperoleh dari jaringan listrik PLN. Listrik ini digunakan sebagai
sumber peralatan elektronik seperti lampu, televisi, mesin cuci, lemari es, dan lain-lain.
Instalasi listrik ini harus dilakukan dengan benar agar risiko korsleting Iistrik dapat
dihindari. Dewasa ini, sering terjadi kebakaran diakibatkan oleh korsleting listrik yang
D.Instalasi CCTV
Dewasa ini, penggunaan CCTV umum digunakan pada bangunan umum ataupun
Instalasi penangkal petir umumnya menggunakan penangkal petir yang terdiri dari
F.Instalasi AC (Penghawaan)
Penggunaan AC untuk sebuah bangunan sudah menjadi hal yang umum. Untuk kota-
kota besar yang bersuhu panas penggunaan AC sudah menjadi hal yang biasa bahkan
menjadi hal yang pokok. Untuk ruang-ruang yang tidak terlalu luas dan sederhana
Pada prinsipnya pekerjaan konstruksi jalan tidak dapat lepas dari jenis perkerasannya.
Terdapat tiga jenis perkerasan jalan yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Konstruksi jalan berdasarkan perkerasan jalan secara umum dibedakan menjadi (1) jalan
dengan perkerasan kaku (rigid pavement), (2) jalan dengan perkerasan lentur (flexible
pavement), dan (3) jalan dengan perkerasan komposit (composite pavement). Di samping
dalam kondisi lapangan sering juga ditemukan perkerasan jalan dengan sistem perkerasan
interblock (paving block). Berikut gambar potongan melintang perkerasan secara utuh untuk
Jenis perkerasan ini terdiri dari susunan perkerasan mulai dari tanah dasar (subgrade),
lapis subfondasi agregat (subbase), lapis fondasi agregat dengan atau tanpa bahan
pengikat atau perkuatan (base), dan lapis permukaan (surface course) yang pada
c.Perawatan untuk tipe ini cenderung lebih mudah, bila ada lubang cukup dengan
d. Material lentur (aspal) cenderung lebih lunak dibanding material kaku (beton)
Indeks pelayanan berkurang seiring dengan berjalanan waktu serta frekuensi beban
Jenis perkerasan ini terdiri dari susunan perkerasan mulai dari tanah dasar (subgrade),
lapis subfondasi agregat (subbase), dan lapis permukaan (surface course) yang pada
umumnya adalah campuran beton, baik beton tanpa tulangan ataupun dengan tulangan.
a. Umumnya penggunaan jalan untuk tingkat volume lalu lintas yang tinggi.
C. Indeks pelayanan tetap baik selama umur yang direncanakan sehingga tidak
diperlukan perawatan.
c. Warna yang dimunculkan cenderung terang sehingga kurang nyaman di mata bila
siang hari.
e. Perhitungan harus cermat antara pembebanan yang ada dengan tebal lapisan
perkerasan.
Jenis perkerasan ini merupakan kombinasi antara perkerasan kaku dengan perkerasan
lentur. Baik bentuk susunannya berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku
ataupun perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
terdiri dari unit utuh dengan bahan dasar batuan, campuran agregat, dan semen atau
bahan lainnya yang cukup keras. Luas permukaan berkisar 0,10 m² dengan bidang atas
dan bawah datar atau hampir datar. Unit ini disusun sedemikian rupa sesuai bentuknya
Prinsip utama hubungan antara unit adalah terjadinya kondisi interlocking (saling
mengunci) dari unit-unit tersebut. Hubungan interlocking inilah yang menjadi elemen
unit-unit komponen interblock dibantu adanya lapis perata dan pengisi berupa pasir,
pemadatan, dan batu pengunci yang membentuk interlocking vertikal dan horisontal.
adanya interlocking vertikal, sedangkan dalam hal beban horisontal karena interocking
horisontal. Beberapa parameter dalam menentukan kekuatan perkerasan interblock (Paving Block),
antara lain: mutu paving block, bentuk, tebal, dan pola pemasangan paving block.
Elemen struktur utama jembatan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu struktur atas
(upper/super structure) dan struktur bawah (substructure). Bangunan atas merupakan konstruksi
yang berhubungan langsung dengan beban beban lalu lintas yang bekerja. Sedangkan
bangunan bawah merupakan konstruksi yang menerima beban-beban dari bangunan atas
antara lain:
A.Tiang sandaran
Tiang sandaran berfungsi untuk membatasi lebar dari suatu jembatan agar membuat
rasa aman bagi lalu lintas kendaraan maupun orang yang melewatinya. Tiang
sandaran dengan trotoar terbuat dari beton bertulang dan untuk sandarannya
B.Trotoar
Trotoar merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari beton, bentuknya lebih
tinggi dari lantai jalan atau permukaan aspal. Lebar trotoar minimal cukup untuk
dua orang berpapasan dan biasanya berkisar antara 1,0-1,5 meter yang dipasang
pada bagian kanan serta kiri jembatan. Pada ujung tepi trotoar (kerb) dipasang lis
dari baja siku untuk penguat trotoar dari pengaruh gesekan dengan roda kendaraan
C.Lantai trotoar
Lantai trotoar adalah lantai tepi dari pelat jembatan yang berfungsi menahan
beban-beban yang terjadi akibat tiang sandaran, pipa sandaran, beban trotoar,
D.Lantai kendaraan
Lantai kendaraan berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati
melalui gelagar-gelagar melintang. Pelat lantai dari beton ini mempunyai ketebalan
total 20 cm.
E.Balok diafragma
Gelagar merupakan balok utama yang memikul beban dari lantai kendaraan
bangunan atas juga berfungsi sebagai penahan tanah. Bentuk umum abutment
yang sering dijumpai baik pada jembatan lama maupun jembatan baru pada
prinsipnya semua sama, yaitu sebagai pendukung bangunan atas, tetapi yang
paling dominan ditinjau dari kondisi lapangan seperti daya dukung tanah dasar
dan penurunan (seatlement) yang terjadi. Adapun jenis abutment ini dapat dibuat
dari bahan seperti batu atau beton bertulang dengan konstruksi seperti dinding atau tembok.
B.Pelat injak
Pelat injak adalah bagian dan bangunan jembatan bawah yang berfungsi untuk
dan juga untuk mencegah terjadinya defleksi yang terjadi pada permukaan jalan.
C.Fondasi
Fondasi adalah bagian dan jembatan yang tertanam di dalam tanah. Fungsi dari
fondasi adalah untuk menahan beban bangunan yang berada di atasnya dan
meneruskannya ke tanah dasar, baik ke arah vertikal maupun ke arah horizontal.
Dalam perencanaan suatu konstruksi atau bangunan yang kuat, stabil, dan ekonomis,
Dinding sayap adalah bagian dan bangunan bawah jembatan yang berfungsi untuk menahan tegangan
E.Landasan/perletakan
Landasan jembatan adalah bagian ujung bawah dari suatu bangunan atas yang
bawah. Menurut fungsinya dibedakan menjadi dua, yakni landasan sendi (fixed
TERIMAKASIH