Anda di halaman 1dari 6

RABU 15 MARET 2023

Pertemuan ke-2 REKAYASA PONDASI -2 (SI - 4158)

Pengenalan Pondasi Dalam.

I . Teori Pembebanan Pondasi 

Pembebanan merupakan hal yang paling awal diperhitungkan dalam perencanaan dan
analisis gedung. Umumnya pembebanan pada struktur gedung dikelompokkan menjadi
dua berdasarkan arah kerjanya yakni beban vertikal dan horizontal. Beban vertikal yang
bekerja pada struktur gedung meliputi beban mati (D) dan beban hidup (L), sedangkan
beban horizontal berupa beban angin serta beban gempa. Adapun penjelasan dari
masing-masing pembebanan pondasi adalah sebagai berikut:

a. Beban Mati / Dead Load (DL) 

Beban mati adalah berat dari keseluruhan bagian gedung yang bersifat tetap baik
berupa komponen utama struktur gedung maupun komponen arsitekturnya. Beban mati
dapat diperoleh dengan cara mengalikan volume komponen dengan berat jenis masing-
masing. Beban mati meliputi semua bagian komponen struktur yang bersifat tetap
termasuk segala unsur tambahannya. Beban mati merupakan berat total bahan
konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon,
tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan
struktural lainnya serta peralatan yang terpasang termasuk berat keran. Tabel di bawah
ini adalah macam-macam berat bahan bangunan dan komponen gedung menurut SNI
1727-1989.

b. Beban Hidup / Live Load (LL) 

Beban hidup adalah beban yang dihasilkan oleh pengguna dan penghuni bangunan
gedung atau struktur lain yang bukan termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban
mati. Besarnya beban hidup pada tiap lantai gedung ditentukan sesuai fungsi bangunan
gedung yang telah disediakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

c. Beban Gempa / Earth Quake Load (E) 

Beban gempa merupakan beban aksi lingkungan yang terjadi akibat adanya gaya
lateral yang bekerja pada bangunan. Dalam hal pengaruh gempa terhadap struktur,
maka beban gempa disini diartikan sebagai gaya-gaya dalam struktur yang terjadi oleh
gerakan tanah akibat gempa itu. Analisa beban gempa pada pondasi dihitung
berdasarkan SNI 1726:2012 mengenai Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung. Pada perencanaannya pondasi harus
dapat menahan dan mengakomodasi goyangan yang terjadi pada struktur oleh
pergerakan tanah

II. PONDASI DALAM

Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah dasar atau
tanah keras yang terletak jauh dari permukaan. Jika kedalaman pondasi dari muka
tanah adalah lebih dari lima kali lebar pondasi (D > 5B) maka disebut pondasi dalam.

Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk


mencapai ke dalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban
struktur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat
dihindari
Pondasi dalam digunakan jika dasar tanah sebaga tempat perletakan pondasi tidak
memiliki daya dukung yang memadai terhadap beban di atasnya, misalnya pada kasus
beban bangunan yang besar, atau kondisi dasar tanah yang letaknya sangat dalam

Pada dasarnya, pondasi dalam adalah jenis pondasi yang dipilih untuk memindahkan
beban bangunan lebih jauh ke dalam tanah. Artinya, pondasi ini memiliki kekuatan
struktur yang lebih terjamin dan lebih aman.

Kedalaman pondasi jenis ini jauh melebihi pondasi dangkal. Jadi, biaya pembuatan
pondasi dalam umumnya lebih tinggi dan mahal daripada pondasi dangkal. Proses
konstruksi juga sedikit lebih rumit karena membutuhkan alat berat .

Pondasi dalam juga umum digunakan dalam pembangunan konstruksi berskala besar.
Sedangkan kekurangannya, pondasi dalam membutuhkan tenaga kerja khusus dengan
keterampilan teruji. Namun, keunggulan pondasi ini adalah struktur yang jauh lebih kuat
untuk menopang beban berat. Prosedur konstruksi pondasi dalam juga lebih rumit, lebih
lama, dan mungkin tidak begitu fleksibel.

Secara umum, berikut beberapa kondisi mengapa pondasi dalam perlu dipilih dan
digunakan untuk membentuk struktur bangunan:

 Tanah di permukaan memiliki daya dukung lemah.


 Tanah dekat permukaan mengandung lempung ekspansif (mudah
menyusut/mengembang).
 Tanah dekat permukaan rentan terkikis erosi air atau mudah tergerus.

Jenis-jenis pondasi dalam antara lain adalah sebagai berikut:

2.1). Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation) 

Di antara beberapa jenis pondasi dalam di atas, yang paling umum digunakan adalah
pondasi tiang pancang. Tiang pancang adalah silinder panjang yang terbuat dari bahan
kuat, biasanya dari beton. Selanjutnya, tiang pancang ditanam ke dalam tanah untuk
menjadi penopang struktur yang dibangun di atasnya.

Fungsi tiang panjang adalah menyalurkan beban bangunan ke lapisan keras, batuan,
atau tanah dengan daya dukung tinggi di lapisan dalam. Pondasi ini lebih tahan
terhadap erosi dan pergeseran atau gerusan tanah.

Tiang pancang harus dibuat terlebih dahulu di permukaan tanah, baru setelahnya
ditanam ke dalam tanah menggunakan penggerak tiang panjang atau palu besar
bermesin. Pukulan dilakukan berulang-ulang untuk menanamkan tiang semakin dalam.

Tiang pancang harus ditanam ke dalam tanah sampai mencapai titik tolak, yaitu ketika
tiang tersebut tidak lagi bisa dipalu lebih dalam ke tanah. Metode ini ideal karena tidak
sampai merusak atau mengganggu tanah pendukung di sekitarnya, sehingga
menghasilkan daya dukung yang sangat tinggi. Tiang pancang juga dibagi ke dalam
kategori bentuk dan komposisi, yaitu:

 Tiang pancang beton


 Tiang baja
 Besi H
 Beton heksagonal
 Komposit (besi H dan beton)
 Balok kayu kuat

Demikian ulasan singkat soal penjelasan pondasi dalam dan jenis-jenisnya dalam
proyek konstruksi. Pastikan Anda memilih jenis pondasi yang sesuai dengan proyek
bangunan

Pondasi Tiang pancang adalah jenis pondasi dalam yang biasa dijumpai pada
konstruksi darat maupun laut, jenis pondasi ini digunakan apabila jenis strukturnya
bersentuhan langsung dengan rawa, air, dan juga tanah yang memiliki daya dukung
yang rendah pula, pondasi ini bertujuan menopang beban di atasnya lalu meneruskan
beban tersebut melalui tiang pancang tersebut, berdasarkan jenis perpindahan
bebannya, ada yang meneruskan beban dengan tahanan ujung (end bearing), ada juga
meneruskan beban melalui kulit dari tiang pancang itu sendiri (friction pile).

Berdasarkan jenis bahan yang digunakan, pondasi tiang pancang terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 

a) Tiang Pancang Kayu. Tiang pancang kayu merupakan tiang pancang yang
berbahan kayu, yang biasanya dapat diambil di hutan dan kualitas yang bagus
pula, biasanya kayu akan diberi pengawet agar tidak mudah lapuk lalu ujungnya
akan diruncingkan, agar ketika dipancang, dapat dengan mudah menembus
lapisan tanah, dan ada pula yang memberikan sepatu pada pancang ini agar
ketika bertemu dengan bebatuan yang keras, pancang ini masih bisa menembus
bebatuan tersebut. 
b) Tiang Pancang Beton. Tiang pancang ini berbahan beton dan biasanya tiang
pancang ini sudah dalam kondisi jadi, dimana kondisi awalnya di cor di tempat
sentral, lalu di kirimkan ke tempat konstruksi, biasanya tiang pancang pra-cetak
ini dibuat menggunakan penguatan biasanya dibuat untuk tegangan lentur
selama proses distribusi. 
c) Tiang Pancang Baja. Selain kayu dan beton ada juga tiang pancang berbahan
baja, dimana tiang pancang ini sangat cocok digunakan pada pondasi atau tanah
keras di kedalaman tertentu, tiang pancang baja biasanya berbentuk kotak dan
ada juga yang berbentuk pipa, namun biasanya digunakan dalam bentuk pipa,
dan juga tiang pancang baja ini juga dapat menahan benturan akibat proses
pemancangan itu sendiri, dan pada tiang pancang ini proses penyambungan
juga terbilang cukup mudah. 
d) Tiang Pancang Komposit. Tiang pancang ini merupakan tiang pancang tipe
terakhir, dimana tiang pancang ini memadukan antara tiang pancang berbahan
kayu, beton dan baja, contohnya ialah material kayu atau beton berada
permukaan atas, dan material baja diletakkan pada permukaan bawah pondasi,
seiring berjalannya waktu, tiang pancang jenis ini mulai ditinggalkan dikarenakan
biayanya yang terbilang cukup mahal.

2.2). Pondasi Tiang Bore Pile 

Pondasi bored pile memiliki prinsip yang kurang lebih sama dengan tiang pancang.
Perbedaannya, tiang besi dimasukkan ke dalam lubang bor terlebih dahulu dan diputar
hingga mencapai tanah keras. Pondasi ini memiliki daya dukung yang sangat baik dan
umum dipilih karena sanggup meredam getaran tanah dalam. Jadi, pondasi bored pile
cocok untuk membuat bangunan-bangunan berskala besar .

Pondasi bore pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibuat di dalam permukaan tanah.
Pondasi ditempatkan sampai kedalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat
lubang dengan sistim pengeboran atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah
didapatkan kemudian dilakukan pengecoran beton pada lubang pondasi yang sudah
dibor. Bore pile atau juga disebut pondasi sumuran, sering juga digunakan pada
konstruksi besar maupun rumahan yang mempunyai daya dukung tanah keras berada
pada kedalaman yang cukup jauh di atas permukaan tanah, sehingga tidak
dimungkinkan untuk menggali atau menggunakan jenis pondasi dangkal, pondasi
sumuran atau bore pile ini berbeda dengan tiang pancang, dimana pondasi ini dibantu
oleh beton yang di masukkan ke dalam casing ataupun ke dalam tanah yang telah dibor

2.3). Pondasi Sumuran


Pondasi sumuran dikembangkan dengan menggabungkan prinsip pondasi dangkal
dengan pondasi tiang pancang. Sesuai namanya, pondasi ini dimulai dari pembuatan
sumur dengan kedalaman tertentu.

Sumur tersebut lantas diisi oleh tiang beton dengan kedalaman khusus. Jenis pondasi
ini banyak digunakan di Indonesia karena cocok untuk tanah dengan lapisan keras
yang berada di kedalaman lebih dari 3 meter. Pastikan saja ukuran lubang sumur cukup
untuk diisi tiang pancang.

2.4). Pondasi Basement


Pondasi basement adalah substruktur berongga yang dirancang untuk menyediakan
ruang khusus di bawah permukaan tanah. Biasanya, pondasi ini dibangun di tempat
ekskavasi atau penggalian terbuka, sehingga tidak bersifat permanen.

2.5). Pondasi Kotak Berongga


Pondasi kotak berongga dirancang untuk menyediakan substruktur apung atau semi-
apung di bawah pondasi. Artinya, pondasi ini dapat ditenggelamkan dan digunakan
sebagai caissons.
Dstnya…

Tugas ke -1 Membuat karya tulis tentang Penyelidikan Tanah Untuk Pondasi Dalam

Anda mungkin juga menyukai