Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan dalam bidang konstrusi merupakan sesuatu yang terus menerus ada
selama manusia hidup. Sebagai khalifah di muka bumi ini sudah sewajarnya jika manusia yang
diberkahi akal akan melakukan inovasi-inovasi untuk mempermudah aktifitasnya. Salah
satunya adalah dalam bidang konstruksi. Seiring dengan era perkembangan dan kemajuan
teknologi saat ini, banyak  ditemukan jenis-jenis kontruksi dengan berbagai spesifikasi dan
fungsi serta
 pemanfaatannya, seperti bangunan-bangunan tingkat tinggi, jalan layang ( fly over ),
jembatan, bendungan dan konstruksi lainnya dengan fungsi berbeda-beda.
Sebelum melaksanakan suatu pembangunan konstruksi yang pertama-tama
dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur 
 bawah). Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu

 pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu

 beban yang bekerja diatasnya. Pondasi sebagai struktur secara umum dapat dibagi dalam 
(dua) jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pemilihan jenis
 pondasi itu sendiri tergantung kondisi yang dipikulnya, apakah beban ringan atau

 beban berat dan juga tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan
kondisi tanah cukup baik biasanya dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban
berat biasanya pondasi dalam adalah pilihan yang tepat.
Secara umum permasalahn pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal. Untuk
hal ini penulis mengkonstruksikan makalah ini pada pondasi dalam yaitu tiang pancang.
Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi biasanya
 bertitik tolak pada beberapa hal mendasar seperti anggapan adanya beban yang

 besar sehingga pondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah pada
lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi langsung tidak ekonomis
lagi untuk dipergunakan. Tiang pancang seperti ini telah dipakai secara luas sebagai suatu
elemen struktur bagian bawah yang serba guna.
1.2. Ruang Lingkup Materi

Makalah ini mencakup salah satu jenis pondasi tiang yakni pondasi tiang

 pancang ( pile cap foundation), berikut metode yang digunakan dalam

 pemancangan serta proses pemancangan itu sendiri.

1.3. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang tiang
pancang, baik jenis, metode serta prosesnya.

1.4. Manaat

Penyusunan makalah ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi

 bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi penyusun dalam memahami materi
tentang tiang pancang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Umum

Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu
kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat di bawah konstruksi
dengan tumpuan pondasi.
Pondasi tiang digunakan untuk menahan bangunan bila lapisan tanah kuat terletak
sangat dalam, pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk mendukung
 bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama pada bangunan-bangunan tingkat
yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan akibat angin. Tiang-tiang
 juga digunakan untuk mendukung bangunan dermaga. Pada bangunan ini, tiang- tiang
dipengaruhi oleh gaya-gaya benturan kapal dan gelombang air.

2.2 Macam Macam pondasi

Pondasi adalah bagian terendah bangunan yang meneruskan beban

 bangunan ketanah atau batuan yang berada dibawahnya. klasifikasi pondasi dibagi 2 (dua)
yaitu
1. Pondasi dangkal

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung seperti :
a. Pondasi telapak yaitu pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom.
b. Pondasi memanjang yaitu pondasi yang digunakan untuk mendukung
sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila dipakai pondasi, telapak
sisanya akan terhimpit satu sama lain.
c. Pondasi rakit (raft foundation) yaitu pondasi yang digunakan untuk  mendukung
bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-
kolom jaraknya sedemikian dekat disemua arahnya,
sehingga bila dipakai pondasi telapak sisi-sisinya berhimpit satu sama lain.

2. Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ketanah keras atau batu yang
terletak jauh dari permukaan, seperti.

a. Pondasi sumuran ( peir foundation) yaitu pondasi yang merupakan peralihan antara
pondasi dangkal dan pondasi tiang. /igunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada
kedalaman yang relative dalam.
b. Pondasi tiang (tile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang
normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang
sangat dalam.

2.3 Penggolongan Tiang pondasi

Pondasi tiang dapat dibagi menjad 2 kategori sebagai berikut

1. Tiang tanpa perpindahan (non displacement pile), terdiri dari tiang yang dipasang di
dalam tanah dengan cara menggali atau mengebor tanah. Termasuk dalam tiang
tanpa perpindahan adalah bored pile, yaitu tiang beton yang pengecorannya
langsung di dalam lubang hasil pengeboran tanah.

2. Tiang dengan perpindahan (displacement pile), yaitu tiang pejal atau


berlubang dengan ujung tertutup yang dipancangkan kedalam tanah sehingga terjadi
perpindahan tanah yang relative besar. Termasuk dalam tiang perpindahan besar
adalah tiang kayu, tiang beton pejal, tiang beton prategang, tiang baja bulat
(tertutup pada ujungnya).

Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan kualitas materialnya, cara

 pelaksanaan, pemakaian bahan-bahan dan sebagainya.

Penggolongan berdasarkan kualitas materialnya dan cara pembuatannya


diperlihatkan dalam Tabel .1, untuk penggolongan tiang berdasarkan cara :

 Tabel 2.1 Macam-macam tipe pondasi berdasarkan kualitas material dan cara pembuatan
(Sosrodarsono-K. Nakazawa, 1983)
 Table 2.2 Macam-macam tipe pondasi berdasarkan teknik pemasangannya

(Sosrodarsono-K. Nakazawa, 1983)

2.4 Tiang Pancang Berdasarkan Bahan yang Digunakan

0ahan yang digunakan pada pembuatan tiang pancang antara lain tiang

 pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang pancang komposit.
Pemakaian dari keempat tiang pancang ini berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, sebab
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan tidak menutup kemungkinan
untuk mengkombinasikannya pada pelaksanaan. 0eberapa contoh tiang pancang berdasar kan
bahan yang digunakan :

1. Tiang Pancang kayu

Tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu kekuatannya sebelum dipancangkan. Perlu
juga dipastikan bahwa Tiang Pancang kayu tersebut memenuhi karakteristik yang kuat dan
Tahan terhadap Pelapukan oleh Tanah. jenis kayu dipilih yang bersifat keras dan Tahan
terhadap Pelapukan Tanah, sehingga tidak rusak pada saat Proses Pemacangan dan dapat
menjalankan fungsinya sebagai Pondasi Pancang dalam jangka waktu yang lama. jadi hanya
sebagian jenis kayu saja yang dapat digunakan untuk Tiang Pancang.
2. Tiang Pancang Beton
Tiang Pancang jenis ini harus dirancang, dicor dan dirawat terlebih dahulu, sehinnga pada
nantinya pada umur hari yang telah direncanakan akan diperoleh kekuatan yang cukup
sehingga tahan terhadap Pengangkutan, Penanganan, dan Tekanan akibat Pemancangan,
tanpa mengalami kerusakan.

3. Tiang pancang Baja

Pada umumnya tiang pancang baja yang sering digunakan adalah tiang pancang pipa, namun ada
juga tiang pancang profil kotak. Tiang Pancang Pipa atau kotak yang akan digunakan
tersebut akan diisi dengan beton.

2.5 Jenis Jenis Alat Pemasangan Tiang Pancang Pile Driling Equitment

Untuk memancangkan tiang pancang ke dalam tanah dipakai alat pancang (Pile driling euipment).
bagian-bagian yang penting dalam alat pancang antara lain :

a. Pemukul (hammer)  : Bagian ini biasanya terbuat dari baja masif yang berfungsi sebagai palu
untuk pemukul tiang pancang agar masuk ke dalam tanah.

b. Leader Bagian ini merupakan jalan (truck ) untuk bergeraknya pemukul (hammer ) ke atas dan
ke bawah. Macam-macam leader :
i. Leader Tetap

ii. Leader Gantung

iii. Swinging leader (leader yang dapat berputar dalam bidang vertikal)

c. Tali kabel Pada drop hammer kabel ini berguna untuk menarik  pemukul (hammer) ke atas
sampai pada tinggi jatuh tertentu.

d. Mesin uap Untuk menggerakkan pemukul (hammer)  pada single atau double acting steam
hammer
Pada dasarnya hammer ada beberapa macam antara lain :

2.6 Drop Hammer

drop hammer merupakan palu berat yang diletakan pada ketinggian tertentu di
atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai
 bagian atas tiang. Untuk menghindari menjadi rusak akibat tumbukan ini, pada kepala tiang
dipasangkan semacam topi atau cap sebagai penahan energi atau shock absorber. 0iasanya
cap dibuat dari kayu.
Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan. 1umlah jatuhnya

 palu permenit dibatasi pada empat sampai delapan kali. $euntungan dari alat ini adalah
• =nvestasi yang rendah

1. Mudah dalam pengoperasian

2. Mudah dalam mengatur energi per blow dengan mengatur tinggi


$ekurangan dari alat ini adalah 

3. $ecepatan pemancangan yang kecil

4. $emungkinan rusaknya tiang akibat tinggi jatuh yang besar 

5. $emungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran pada

 permukaan tanah.

6. Tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air.

2.7 Diesel Hammer

3lat pemancang tiang tipe ini berbentuk lebih sederhana dibandingkan dengan
hammer lainnya. /iesel hammer memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston,
atau ram, tangki bahan baker, tengki pelumas, pompa bahan baker, injector, dan mesin
pelumas.
1. $elebihan diesel 

2. ekonomis dalam pemakaian

3. mudah dalam pemakaian di daerah terpencil

4.  berfungsi dengan baik pada daerah dingin

$ekurangan alat ini adalah 

5. $esulitan dalam menentukan energi per blow

6. Sulit dipakai pada tanah lunak 


2.8 H)&raulic Hammer

ara kerja hammer ini adalah berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis.
Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan untuk memancang fondasi tiang
 baja + dan fondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong, dan ditarik.
3lat ini baik digunakan jika ada keterbatasan daerah operasi karena tiang
 pancang yang dimasukan cukup pendek. Untuk memperpanjang tiang maka dilakukan
penyambungan pada ujung-ujungnya.

2.9 IBRATR5 PILE DRIER 


3lat ini sangat baik dimanfaatkan pada tanh lembab. 1ika material dilokasi

 berupa pasir kering maka pekerjaan menjadi lebih sulit karena material tidak  terpengaruh
dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh alat. 7fektifitas
 penggunaan alat ini tergantung pada beberapa factor yaitu amplitude, momen eksentrisitas,
frekuensi, berat bagian bergetar dan berat lain tidak bergetar.

2.6 METDE PEMAN7AN8AN

Pada dasarnya metode pemancangan ada * cara, antara lain 

1. Met%&e Hammer

Metode +ammer yakni dimana proses pemancang tiang pancang dengan memberikan tekanan beban secar
 berulang ulang hingga penetrasi tiang pancang sudah maksimum.

2. Met%&e JA7*$IN Pile

Metode 13$-=N Pile adalah metode pemancangan dengan menggunakan Mesin Pancang +ydraulic dimana pros
 bekerjanya dan arah garis kerjanya) pada tiang pancang, penekanan9pemancangan
tiang akan berhenti bila tiang telah mencapai tanah keras aktual (bisa sesuai data
sondir report dan bisa juga kurang atau lebih dalam dari kedalaman sondir).

3. Met%&e Injeksi

ara kerja ini prinsipnya hampir sama dengan bor pile akan tetapi setelah

 pengeboran pile atau pancang di tinggal. Tidak seperti bor Pile yg cuma membuat lubang
lalu di berikan tulangan untuk dilakukan pengecoran pada tahap
 berikutnya.
2.9 PRSES PEMAN7AN8AN

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini 

1. Persiapan :okasi Pemancangan

Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat
menopang berat alat. 0ilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di
 bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak  terganggu oleh
penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

3mbles karena kepadatan tanah kurang :okasi belum siap

. Persiapan 3lat Pemancang


Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk
pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah
ditentukan, tanpa kerusakan. 0ila diperlukan,
 pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.
3lat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. 0erat
palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari
 jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer 

 berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi
pancangnya ditambah 6 kg dan minimum , ton.
Persiapan alat pemancang

*. Penyimpanan Tiang Pancang


Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang
pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 691. Penyimpanan
dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.
Penyimpanan Tiang Pancang

>. Pemacangan
$epala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang pancang
diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik 

sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.


Tiang Pancang /itarik dengan Sling
Tiang Pancang /imasukan pada 0agian 3lat
$emiringan /icek /engan Waterpass
Tiang Pancang suai, kem
Setelah kemiringan telah udian dilakukan
/iluruskan

dengan menjatuhkan palu pada mesin pancang.


Pemancangan Tiang Pertama

0ila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang

 pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang

 pancang kedua, yaitu dengan pengelasan.


Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai
dengan perencana atau /ireksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan
 pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.

BAB III
PENUTUP

3.1 *ESIMPULAN

0erdasarkan makalah yang telah disusun ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut
1. Pondasi secara umum terbagi menjadi  macam yakni pondasi dangkal dan

 pondasi dalam. Pemilihan jenis pondasi tergantung kondisi beban yang dipikulnya
dan juga tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi
 beban ringan dan kondisi tanah cukup baik biasanya dipakai pondasi dangkal,
tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya pondasi dalam
adalah pilihan yang tepat.
. Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan kualitas materialnya, cara
 pelaksanaan, pemakaian bahan-bahan dan sebagainya. Pemilihan pondasi tiang pun
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. 0aik beban, kondisi tanah dan
sebagainya.
*. Metode pelaksanaan pemancangan ada tiga cara, yaitu metode hammer, metode jack-in
pile, dan metode injeksi yang masing-masing memeiliki kelebihan dan kekuraangan
tersendiri. Penggunaannya disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
3.2 SARAN

1. Sebelum perenanaan pemilihan pondasi apa yang akan digunakan, hendaknya perlu
kita melakukan persiapan dengan memperoleh data teknis yang lengkap.
. Untuk mendapat hasil yang baik dalam pemancangan metode jack-in pile adalah
metode yang terbaik, akan tetapi perlu pengkondisian area yang lebih kondusif serta
mobilisasi yang sulit dalam pengoprasian alatnya.

Anda mungkin juga menyukai