Anda di halaman 1dari 12

Nama : Hasan Basri Hari : Jumat

ANGKATAN : 57 Tanggal : 15 September 2023


Mata Kuliah : Pondasi Dosen : Ibu Ir. Sudarwati, MM

TUGAS KE 1.KULIAH PONDASI.

Berikan penjelasan apa yang Anda ketaui tentang pondasi secara umum.
Lengkap dengan gambar dan narasi yang jelas.
Jawaban di serahkan di GCR sesuai dengan waktu yang sdh ditentukan.

Jawaban :

PONDASI
1. Pengertian Pondasi :
Pondasi adalah bagian dari suatu sistem struktur bawah (sub structure) yang menahan berat
sendirinya dan seluruh beban gaya dari struktur atas, kemudian meneruskannya ke lapisan
tanah dan batuan yang terletak di bawahnya. Beban dari kolom yang bekerja pada pondasi ini
harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban
dengan aman.

Pondasi merupakan bagian dari satu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang di
topang oleh pondasi dan beratnya sendiri ke dalam tanah dan batuan yang terletak di bawahnya.
Pembuatan pondasi bangunan harus diperhitungkan dan menjamin kestabilan bangunan
terhadap berat sendiri, beban-beban berguna dan gaya-gaya luar, seperti tekanan angin, gempa
bumi dan lain-lain, serta tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan
pondasi yang merata lebih dari batas tertentu.
Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi
ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah
dilampaui, maka penurunan yang berlebihan atau keruntuhan dari tanah akan terjadi. Jika
tegangan tekan melebihi tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan pondasi
tiang untuk membantu memikul tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur
bangunan.
Berikut pengertian dan definisi pondasi dari beberapa sumber buku:
 Menurut Sardjono (1988), pondasi adalah salah satu dari konstruksi bangunan yang
terletak dibagian bawah sebuah konstruksi, pondasi mempunyai peran penting terhadap
sebuah bangunan, dimana pondasi menanggung semua beban konstruksi bagian atas ke
lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya.
 Menurut Gunawan (1991), pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang
bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper
structure/super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya.
 Menurut Hardiyatmo (2002), pondasi adalah komponen struktur terendah dari
bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada di
bawahnya.

Cara kerja pondasi adalah menahan beban dari bangunan diatasnya lalu disalurkan melalui
elemen struktur horizontal atau vertika yang selanjutnya beban tersebut dilanjutkan ke tanah
dasar.
Perencanaan pondasi harus didasari beberapa aspek, diantaranya:
 Fungsi dari bangunan.
 Jenis tanah.
 Kedalaman tanah keras pendukung pondasi.
 Aspek biaya (finansial).

2. Ciri-Ciri Umum Pondasi


Ciri-ciri umum pondasi adalah sebagai berikut:
1. Dapat menahan beban-beban yang ada diatasnya, yaitu beban konstruksi, beban hidup,
beban angin, beban gempa dan lain sebagainya sehingga bangunan tidak mengalami
penurunan, keretakan atau bahkan roboh.
2. Terbuat dari bahan bangunan yang kuat, bagus dan awet sehingga tetap dapat berfungsi
dalam kurun waktu rencana pemakaian rumah.
3. Tahan terhadap macam-macam organisme serta bahan kimia berbahaya yang bisa
merusak konstruksi bangunan.
4. Jenis pondasi disesuaikan dengan kondisi tanah dan bangunan, misalnya tanah lembek
bisa menggunakan jenis pondasi cakar ayam, rumah 1 lantai cukup menggunakan
pondasi batu kali sedangkan rumah 2 lantai perlu ditambahkan pondasi foot plat pada
titik-titik kolom utama.
5. Ada penambahan faktor keamanan beban yang dapat ditanggung pondasi, hal ini untuk
mengantisipasi apabila dimasa depan ada penambahan konstruksi bangunan dengan
beban diluar perencanaan sebelumnya sehingga bisa terancam bahaya keruntuhan.
6. Jika menggunakan besi tulangan maka harus menggunakan selimut beton yang cukup
tebal agar tidak mengalami karat sehingga bisa menimbulkan perlemahan struktur
pondasi.

3. Jenis-Jenis & Macam Pondasi


a. Pondasi Dangkal (Shallow Footing)
 Pondasi tapak (square footing). Pondasi yang dimana beban yang disalurkan

disebarkan melalui lebar telapak pondasi. Intensitas beban yang diteruskan ketanah
haruslah lebih kecil dari daya dukung tanah yang diizinkan.
 Pondasi Menerus (continous footing). Dapat digunakan pada tanah yang seragam.

Ciri-ciri pondasi menerus adalah:


o Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama;
o Dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom;
o Biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat;
o Untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah diperlebar
menjadi pelat.

 Pondasi Setempat. Dibuat pada bagian yang terpisah (dibawah kolom pendukung/

kolom struktur, tiang, dan sebagainya), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan
kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu
batu alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan.
Ciri pondasi setempat:
o Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter;
o Pondasi dibuat hanya di bawah kolom;
o Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak
digunakan untuk mendukung beban.
Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:
o Pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.
o Pondasi telapak “voetplat”, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk
plat persegi.
o Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah
keras, kemudian di isi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar.
o Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di
bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di
bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya.
o Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter.
o

Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:


o Pasangan bata yg disusun bertangga;
o Pasangan batu kali;
o Cor beton tidak bertulang;
o Batu alam yang dibentuk menjadi lunak.

b. Pondasi Dalam (Deep Footing)


 Pondasi tiang pancang. Beban dan bobot disalurkan dengan mekanisme pergeseran

antara tanah dan pondasi (tiang), dan dukungan dari lapisan tanah keras pada kedalaman
tertentu. Pile adalah komponen penerus beban yang berbentuk panjang dan vertical.
Pile dapat terbuat dari bahan kayu, besi/baja, beton atau kombinasi diantaranya,
tergantung dari berat beban yang dipikul.
 Pondasi caisson; yaitu jenis Pondasi Dalam yang mempunyai diameter tiang yang

besar. Pondasi yang berupa konstruksi sumuran vertikal yang mencapai tanah keras.
Bilamana bangunan terletak pada tanah yang berpasir dan letak tanah keras pada lapisan
yang dalam, maka tipe pondasi ini perlu dipertimbangkan. Dengan kata lain, sumuran
sebenarnya merupakan kolom pada sub struktur yang berfungsi mendukung beban dari
upper struktur dan melaluinya beban akan disalurkan ke tanah.

4. Fungsi Pondasi
Pondasi dalam suatu bangunan konstruksi mempunyai peranan penting karena berfungsi
sebagai penahan atau penopang beban bangunan yang ada diatasnya untuk diteruskan ke
lapisan tanah yang ada dibawahnya. Untuk menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh,
pondasi suatu bangunan harus direncanakan dengan baik.
Perencanaan dalam pemilihan pondasi suatu bangunan ditentukan berdasarkan jenis tanah,
kekuatan dan daya dukung tanah dan beban bangunan itu sendiri. Pada tanah yang memiliki
daya dukung baik, maka pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika
tanahnya labil dan memiliki daya dukung yang jelek, maka penentuan pondasinya juga harus
lebih teliti.
Fungsi Pondasi suatu konstruksi bangunan harus mampu menahan beban:
 Beban horizontal/beban geser, seperti beban akibat gaya tekan tanah;
 Beban mati/dead load, atau berat sendiri bangunan;
 Beban hidup/live load, atau beban sesuai fungsi bangunan;
 Beban gempa;
 Beban angin;
 Gaya angkat air;
 Momen dan torsi.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun
1983 adalah:
 Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
 Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
 Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
 Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Klasifikasi daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara
sederhana yaitu dengan cara diberi beban 5 kg pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm. Jika tanah
tidak mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut diklasifikasikan sebagai tanah
keras.

5. Manfaat Pondasi
Pondasi tak akan berdiri kokoh jika pengolahannya tidak bisa sesuai dan tidak pas. Jenis,
ukuran, dan kontruksi bangunan harus tepat dan di sesuaikan dengan beban bangunan, kondisi
tanah dan beberapa faktor lain yang cukup berpengaruh. Mengapa? Sebab pondasi ini akan
berguna sebagai prasarana yang akan menghubungkan dan meneruskan beban yang ada di atas
permukaan tanah dengan gaya gaya lain yang akan bekerja ke tanah itu sendiri. Berikut
beberapa manfaat pondasi yang perlu kita ketahui:
1. Menguatkan dan mempertahankan masa bangunan.
2. Komponen utama sebuah bangunan.
3. Tameng untuk mencegah pergeseran.
4. Penahan jika terjadi penyesuaian bentuk tanah.
5. Tameng atas gangguan unsur kimiawi.
6. Membantu menahan pergerakan air.

6. Kelebihan dan Kekurangan Pondasi


Dari semua jenis pondasi tersebut tentunya ada kelebihan dan kekurangan masing-
masing, terlebih pada pondasi dalam seperti tiang pancang dan juga bor pile. Berikut kelebihan
dan kekurangan untuk setiap pondasi:
a. Pondasi Batu Kali
Kelebihan:
 Pelaksanaan pondasi mudah.
 Waktu pengerjaan pondasi cepat.
 Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa).
Kekurangan:
 Batu belah di daerah tertentu sulit dicari.
 Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama).
 Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.
b. Pondasi Tapak (Foot Plat)
Kelebihan:
 Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.
 Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja).
 Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal
daripadapondasi batu belah.
Kekurangan:
 Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih
lama).
 Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/
sesuai umur beton).
 Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
 Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
 Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan
galian tanah.
c. Pondasi Pelat beton lajur
Kelebihan:
 Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.
 Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom
strukturnya.
 Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi
batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal
seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain.
Kekurangan:
 Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih
lama).
 Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/
sesuai umur beton).
 Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
 Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
 Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan
galian tanah.
d. Pondasi Sumuran
Kelebihan:
 Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila
tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
 Tidak diperlukan alat berat.
 Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.
Kekurangan:
 Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu
dan adukan dilempar/ dituang dari atas).
 Pemakaian bahan boros.
 Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
 Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam
menggalinya.
e. Pondasi Tiang Pancang
Kelebihan:
 Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
 Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
 Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling
tiang.
 Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh
dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
 Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan:
 Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor
angkutan.
 Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
 Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih
mahal.
 Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
f. Pondasi Bored Pile
Kelebihan:
 Volume betonnya sedikit.
 Biayanya relative murah.
 Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras.
Kekurangan:
 Diperlukan peralatan bor.
 Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah.
 Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos, karena
unsur semen larut oleh air tanah.
7. Teori Pembebanan Pondasi
Pembebanan merupakan hal yang paling awal diperhitungkan dalam perencanaan dan
analisis gedung. Umumnya pembebanan pada struktur gedung dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan arah kerjanya yakni beban vertikal dan horizontal. Beban vertikal yang bekerja
pada struktur gedung meliputi beban mati (D) dan beban hidup (L), sedangkan beban horizontal
berupa beban angin serta beban gempa. Adapun penjelasan dari masing-masing pembebanan
pondasi adalah sebagai berikut:
a. Beban Mati / Dead Load (DL)
Beban mati adalah berat dari keseluruhan bagian gedung yang bersifat tetap baik
berupa komponen utama struktur gedung maupun komponen arsitekturnya. Beban mati
dapat diperoleh dengan cara mengalikan volume komponen dengan berat jenis masing-
masing. Beban mati meliputi semua bagian komponen struktur yang bersifat tetap
termasuk segala unsur tambahannya. Beban mati merupakan berat total bahan
konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon,
tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan
struktural lainnya serta peralatan yang terpasang termasuk berat keran. Tabel di bawah
ini adalah macam-macam berat bahan bangunan dan komponen gedung menurut SNI
1727-1989.
c. Beban Hidup / Live Load (LL)

Beban hidup adalah beban yang dihasilkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang bukan termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban
mati. Besarnya beban hidup pada tiap lantai gedung ditentukan sesuai fungsi bangunan
gedung yang telah disediakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

c. Beban Gempa / Earth Quake Load (E)


Beban gempa merupakan beban aksi lingkungan yang terjadi akibat adanya gaya
lateral yang bekerja pada bangunan. Dalam hal pengaruh gempa terhadap struktur,
maka beban gempa disini diartikan sebagai gaya-gaya dalam struktur yang terjadi oleh
gerakan tanah akibat gempa itu. Analisa beban gempa pada pondasi dihitung
berdasarkan SNI 1726:2012 mengenai Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung. Pada perencanaannya pondasi harus dapat
menahan dan mengakomodasi goyangan yang terjadi pada struktur oleh pergerakan
tanah.

Anda mungkin juga menyukai