Anda di halaman 1dari 10

PONDASI

ABSTRAK
Makalah ini membahas tentang Pondasi, mulai dari pengertian, aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam memilih pondasi, syarat umum pembuatan pondasi, fungsi
pondasi, jenis pondasi, dan teori pembebanan pondasi. Pondasi adalah suatu struktur
bangunan bawah yang memikul struktur bangunan atas, dimana pondasi itu adalah struktur
pondasi betonnya dan tanah sekelilingnya. Pondasi merupakan komponen penting untuk
menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh.
Dalam pemilihan bentuk pondasi dan jenis pondasi yang memadahi, perlu
diperhatikan beberapa aspek, seperti: fungsi dari bangunan, jenis tanah, kedalaman tanah
keras pendukung pondasi, maupun dari aspek biaya (finansial). Selain itu, pembuatan
pondasi juga tidak bisa dibuat sembarangan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Pondasi
terbagi atas 2 jenis, ada pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep
foundation).
Oleh karena itu sangatlah penting untuk memahami hal-hal yang menyangkut
pondasi sebelum membangun. Bagaimana jenis tanah di tempat yang akan kita bangun
pondasi, daerah tempat kita akan membangun, dan jenis pondasi apa yang sesuai dengan
bangunan yang akan didirikan. Supaya pondasi yang dibangun adalah pondasi yang kuat
untuk menahan struktur bangunan di atasnya.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bangunan yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau
kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Pada konstruksi bangunan, terdapat
suatu susunan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan
yang lain agar mendapatkan konstruksi yang stabil. Salah satu komponen yang sangat
penting yaitu pondasi.
Pondasi adalah suatu struktur bangunan bawah yang memikul struktur bangunan
atas, dimana pondasi itu adalah struktur pondasi betonnya dan tanah sekelilingnya. Pondasi
merupakan komponen penting untuk menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh, untuk
itu ada persyaratan yang harus dipenuhi supaya pondasi sebagai bagian konstruksi yang baik
bisa tercapai. Selain itu, peletakan pondasi pun harus tepat, yaitu meletakkan konstruksi
pondasi di atas daya dukung tanah yang kuat.
Dalam pemilihan bentuk pondasi dan jenis pondasi yang memadahi, perlu
diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan pondasi tersebut. Hal ini
disebabkan tidak semua jenis pondasi dapat dilaksanakan di semua tempat. Untuk itu
diperlukan pemahaman yang baik mengenai bentuk dan jenis pondasi, juga ada hal-hal lain
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan membangun sebuah pondasi yang kuat dan
kokoh.
ISI PEMBAHASAN
A. Pengertian Pondasi

Pondasi adalah bagian dari suatu sistem struktur bawah (sub structure) yang
menahan berat sendirinya dan seluruh beban gaya dari struktur atas, kemudian
meneruskannya ke lapisan tanah dan batuan yang terletak di bawahnya. Beban dari
kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang cukup
luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman.

Berikut pengertian dan definisi pondasi dari beberapa sumber buku: 

 Menurut Sardjono (1988), pondasi adalah salah satu dari konstruksi bangunan yang
terletak dibagian bawah sebuah konstruksi, pondasi mempunyai peran penting
terhadap sebuah bangunan, dimana pondasi menanggung semua beban konstruksi
bagian atas ke lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya. 
 Menurut Gunawan (1991), pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan
yang bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper
structure/super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya. 
 Menurut Hardiyatmo (2002), pondasi adalah komponen struktur terendah dari
bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada di
bawahnya.

B. Aspek-aspek Pemilihan Jenis Pondasi

Perencanaan pondasi harus didasari beberapa aspek, antara lain yaitu; fungsi
dari bangunan, jenis tanah, kedalaman tanah keras pendukung pondasi, maupun dari
aspek biaya (finansial). Adapun penjelasan masing-masing aspek pemilihan pondasi
adalah sebagai berikut: 

1. Keadaan tanah pondasi. Keadaan tanah di bawah pondasi erat kaitannya dengan
pemilihan tipe pondasi. Hal ini dikarenakan setiap tipe pondasi memiliki bentuk serta
mekanisme penyaluran beban yang berbeda tergantung pada kondisi tanahnya.
Faktor tanah yang diperhitungkan antara lain jenis tanah, parameter tanah, daya
dukung, kedalaman tanah keras dan sebagainya. 
2. Batasan akibat struktur di atasnya. Kondisi beban struktur atas dapat meliputi total
besar beban akibat struktur atas, arah gaya beban baik beban vertikal maupun
horizontal dan penyebaran beban serta sifat dinamis yang dimiliki oleh struktur
tersebut. 
3. Batasan keadaan lingkungan dari sekitar. Batasan lingkungan yang dimaksud dalam
poin ini ialah kondisi lingkungan sekitar proyek. Mengingat dalam mengerjakan suatu
pembangunan perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, sehingga diharapkan
dalam melakukan pekerjaan bangunan tidak menggagu dan membahayakan
lingkungan sekitar atau bangunan yang telah ada di sekitarnya. 
4. Biaya dan waktu pekerjaan. Faktor biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan perlu
diperhatikan karena termasuk dalam manajemen konstruksi sebuah bangunan dan
sangat berhubungan dengan pencapaian kondisi yang tepat dan ekonomis.
C. Syarat Umum Pembuatan Pondasi Bangunan 
Pembuatan pondasi tidak bisa dibuat sembarangan. Selain didasari pada
beberapa aspek yang telah disebutkan sebelumnya, pondasi juga harus memenuhi
syarat-syarat lainnya, diantaranya:

 Kedalaman pondasi harus memadai dan mampu menghindarkan pergerakan tanah


lateral dari bawah pondasi.
 Sistem pondasi harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau
pergeseran tanah.
 Sistem pondasi harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh
bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
 Pondasi harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri
konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
 Harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan lingkungan. 
 Jika kondisi tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. 
 Kalau tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang mini pile, pondasi
sumuran atau pondasi bored pile.
 Jika tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.

D. Fungsi Pondasi pada Sebuah Bangunan


Dalam sebuah pembangunan, pondasi memiliki peranan yang sangat penting.
Fungsi utama pondasi adalah sebagai penopang beban bangunan. Selain itu, melalui
pondasi yang kuat, maka akan menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh.

Pondasi juga berfungsi sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur yang
ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung bangunan
tersebut.  Jika pondasi tidak dibuat benar, maka ada kemungkinan bangunan akan
mengalami masalah di kemudian hari. Misalnya, pembangunan rumah di tanah bekas
sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil, membutuhkan perencanaan pondasi yang
tepat. 

E. Jenis-jenis Pondasi

Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah di


sekitar bangunan, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat
yang mendukung pondasi. Menurut Gunawan (1991), secara umum pondasi dibagi
menjadi dua jenis, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

a. Pondasi Dangkal

Pondasi dangkal (shallow foundation) adalah pondasi yang mendukung beban


secara langsung. Pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pendukung pada dasar
pondasi terletak relatif jauh dari permukaan tanah/daya dukung tanah pada dasar
bangunan lemah. Sistem pondasi dipakai pada lapisan tanah dasar yang baik
letaknya, tidak dalam serta gangguan air tanah atau air sungai dapat diatasi agar
pondasi bisa dikerjakan dalam keadaan kering sehingga mutu pondasi akan lebih
baik dan ekonomis.

Jenis-jenis pondasi dangkal antara lain adalah sebagai berikut: 

1. Pondasi Lajur Batu Kali. Pondasi lajur batu kali harus dibuat dengan pasangan batu
kali dengan kualitas baik, tidak mudah retak atau hancur. Adukan yang dipakai
minimal 1 bagian semen dan 6 bagian pasir (1:6) dan harus mempunyai kekuatan
tekan pada umur 28 hari minimal 30 kg/cm2. 
2. Pondasi Plat (Foot Plat). Pondasi plat menopang beban struktural, maka diisyaratkan
terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan mutu minimal K175. Pondasi telapak
digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti kolom struktural. Pondasi
pad ini dapat dibuat dalam bentuk melingkar, persegi. Jenis pondasi ini terdiri dari
lapisan beton bertulang dengan ketebalan yang seragam, tetapi pondasi plad dapat
juga dibuat dalam bentuk bertingkat jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan
beban dari kolom berat. 
3. Pondasi Plat Menerus (Continues Footing). Pondasi ini juga diisyaratkan terbuat dari
konstruksi beton bertulang dengan mutu minimal K175. Bentuk pondasi ini
merupakan pengembangan dari pondasi plat karena antara pondasi plat yang satu
dengan yang lainnya terlalu dekat jaraknya, sehingga saling overlap, lebih baik antar
kolom-kolom dihubungkan menjadi satu lewat pondasi plat menerus.
4. Pondasi Sumuran. Pondasi sumuran digunakan apabila tanah dasar yang baik agak
dalam letaknya serta di dalam tanah terdapat gangguan yang menghalangi
pelaksanaan pembuatan pondasi. Pondasi sumuran juga dapat digunakan jika ada
bahaya penggerusan tanah di bawah dasar pondasi oleh arus air, dasar sumuran
harus benar-benar pada lapisan tanah keras. 
5. Pondasi Rakit. Pondasi rakit adalah pondasi plat beton yang dibuat seluas bangunan
di atasnya atau disebut pondasi plat setempat yang luas sekali. Pondasi ini digunakan
untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan bila
susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat di semua arahnya, sehingga
menggunakan pondasi telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.

b. Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah


dasar atau tanah keras yang terletak jauh dari permukaan. Pondasi dalam digunakan
apabila tanah dasar sebagai tempat peletakan pondasi tidak mempunyai daya
dukung yang cukup untuk menahan beban yang bekerja di atas, atau apabila tanah
dasar tersebut letaknya sangat dalam.

Jenis-jenis pondasi dalam antara lain adalah sebagai berikut:


1. Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation)

Pondasi Tiang pancang adalah jenis pondasi dalam yang biasa dijumpai pada
konstruksi darat maupun laut, jenis pondasi ini digunakan apabila jenis strukturnya
bersentuhan langsung dengan rawa, air, dan juga tanah yang memiliki daya dukung
yang rendah pula, pondasi ini bertujuan menopang beban di atasnya lalu
meneruskan beban tersebut melalui tiang pancang tersebut, berdasarkan jenis
perpindahan bebannya, ada yang meneruskan beban dengan tahanan ujung (end
bearing), ada juga meneruskan beban melalui kulit dari tiang pancang itu sendiri
(friction pile).

Berdasarkan jenis bahan yang digunakan, pondasi tiang pancang terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 

 Tiang Pancang Kayu. Tiang pancang kayu merupakan tiang pancang yang berbahan
kayu, yang biasanya dapat diambil di hutan dan kualitas yang bagus pula, biasanya
kayu akan diberi pengawet agar tidak mudah lapuk lalu ujungnya akan diruncingkan,
agar ketika dipancang, dapat dengan mudah menembus lapisan tanah, dan ada pula
yang memberikan sepatu pada pancang ini agar ketika bertemu dengan bebatuan
yang keras, pancang ini masih bisa menembus bebatuan tersebut. 
 Tiang Pancang Beton. Tiang pancang ini berbahan beton dan biasanya tiang pancang
ini sudah dalam kondisi jadi, dimana kondisi awalnya di cor di tempat sentral, lalu di
kirimkan ke tempat konstruksi, biasanya tiang pancang pra-cetak ini dibuat
menggunakan penguatan biasanya dibuat untuk tegangan lentur selama proses
distribusi. 
 Tiang Pancang Baja. Selain kayu dan beton ada juga tiang pancang berbahan baja,
dimana tiang pancang ini sangat cocok digunakan pada pondasi atau tanah keras di
kedalaman tertentu, tiang pancang baja biasanya berbentuk kotak dan ada juga yang
berbentuk pipa, namun biasanya digunakan dalam bentuk pipa, dan juga tiang
pancang baja ini juga dapat menahan benturan akibat proses pemancangan itu
sendiri, dan pada tiang pancang ini proses penyambungan juga terbilang cukup
mudah. 
 Tiang Pancang Komposit. Tiang pancang ini merupakan tiang pancang tipe terakhir,
dimana tiang pancang ini memadukan antara tiang pancang berbahan kayu, beton
dan baja, contohnya ialah material kayu atau beton berada permukaan atas, dan
material baja diletakkan pada permukaan bawah pondasi, seiring berjalannya waktu,
tiang pancang jenis ini mulai ditinggalkan dikarenakan biayanya yang terbilang cukup
mahal.

2. Pondasi Tiang Bore Pile

Pondasi bore pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibuat di dalam
permukaan tanah. Pondasi ditempatkan sampai kedalaman yang dibutuhkan dengan
cara membuat lubang dengan sistim pengeboran atau pengerukan tanah. Setelah
kedalaman sudah didapatkan kemudian dilakukan pengecoran beton pada lubang
pondasi yang sudah dibor. Bore pile atau juga disebut pondasi sumuran, sering juga
digunakan pada konstruksi besar maupun rumahan yang mempunyai daya dukung
tanah keras berada pada kedalaman yang cukup jauh di atas permukaan tanah,
sehingga tidak dimungkinkan untuk menggali atau menggunakan jenis pondasi
dangkal, pondasi sumuran atau bore pile ini berbeda dengan tiang pancang, dimana
pondasi ini dibantu oleh beton yang di masukkan ke dalam casing ataupun ke dalam
tanah yang telah dibor.

F. Teori Pembebanan Pondasi 

Pembebanan merupakan hal yang paling awal diperhitungkan dalam


perencanaan dan analisis gedung. Umumnya pembebanan pada struktur gedung
dikelompokkan menjadi dua berdasarkan arah kerjanya yakni beban vertikal dan
horizontal. Beban vertikal yang bekerja pada struktur gedung meliputi beban mati
(D) dan beban hidup (L), sedangkan beban horizontal berupa beban angin serta
beban gempa. Adapun penjelasan dari masing-masing pembebanan pondasi adalah
sebagai berikut:

a. Beban Mati / Dead Load (DL) 

Beban mati adalah berat dari keseluruhan bagian gedung yang bersifat tetap
baik berupa komponen utama struktur gedung maupun komponen arsitekturnya.
Beban mati dapat diperoleh dengan cara mengalikan volume komponen dengan
berat jenis masing-masing. Beban mati meliputi semua bagian komponen struktur
yang bersifat tetap termasuk segala unsur tambahannya. Beban mati merupakan
berat total bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk dinding,
lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading gedung dan
komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan yang terpasang
termasuk berat keran. Tabel di bawah ini adalah macam-macam berat bahan
bangunan dan komponen gedung menurut SNI 1727-1989.

b. Beban Hidup / Live Load (LL) 

Beban hidup adalah beban yang dihasilkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang bukan termasuk beban konstruksi dan
beban lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir,
atau beban mati. Besarnya beban hidup pada tiap lantai gedung ditentukan sesuai
fungsi bangunan gedung yang telah disediakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

c. Beban Gempa / Earth Quake Load (E) 

Beban gempa merupakan beban aksi lingkungan yang terjadi akibat adanya
gaya lateral yang bekerja pada bangunan. Dalam hal pengaruh gempa terhadap
struktur, maka beban gempa disini diartikan sebagai gaya-gaya dalam struktur yang
terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. Analisa beban gempa pada pondasi
dihitung berdasarkan SNI 1726:2012 mengenai Tata cara perencanaan ketahanan
gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung. Pada perencanaannya
pondasi harus dapat menahan dan mengakomodasi goyangan yang terjadi pada
struktur oleh pergerakan tanah.
KESIMPULAN

Pondasi adalah bagian dari suatu sistem struktur bawah (sub structure) yang
menahan berat sendirinya dan seluruh beban gaya dari struktur atas, kemudian
meneruskannya ke lapisan tanah dan batuan yang terletak di bawahnya.

Dalam pemilihan bentuk pondasi dan jenis pondasi yang memadahi, perlu
diperhatikan beberapa aspek, seperti: fungsi dari bangunan, jenis tanah, kedalaman tanah
keras pendukung pondasi, maupun dari aspek biaya (finansial). Selain itu, pembuatan
pondasi juga tidak bisa dibuat sembarangan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Pondasi terbagi atas 2 jenis, ada pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi
dalam (deep foundation).

SARAN

Dalam mendirikan sebuah bangunan unsur pondasi merupakan hal yang paling
penting. Oleh karena itu sebaiknya sebelum membangun, lebih baik untuk kita memahami
dengan baik hal-hal yang menyangkut pondasi. Bagaimana jenis tanah di tempat yang akan
kita bangun, daerah tempat kita akan membangun, dan jenis pondasi apa yang sesuai
dengan bangun yang akan didirikan.

REFERENSI

 Riadi, Muchlisin. (2020). Pondasi (Pengertian, Aspek, Jenis-jenis dan Pembebanan).


Diakses pada 8/13/2022,
dari https://www.kajianpustaka.com/2020/11/pondasi.html
 Apa itu Pondasi? Pondasi Adalah - Kamus Istilah Properti (pinhome.id)
 Bangunan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anda mungkin juga menyukai