Anda di halaman 1dari 5

GELOMBANG RENCANA

Gelombang rencana digunakan untuk merencanakan stabilitas pemecah gelombang.

Untuk keperluan perencanaan bangunan pantai maka harus dipilih tinggi gelombang yang cukup
memadai untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dibawah ini diberikan beberapa pedoman
pemilihan tinggi gelombang rencana yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan.

A. Masa Ulang (Periode) Gelombang Rencana

Penentuan periode gelombang rencana biasanya didasarkan pada jenis konstruksi yang akan
dibangun dan nilai daerah yang akan dilindungi. Makin tinggi nilai daerah yang diamankan, makin
besar pula periode ulang gelombang rencana yang dipilih. Sebagai pedoman penentuan periode
ulang gelombang rencana dapat dipakai tabel dibawah ini.

No Gelombang Rencana
Jenis Bangunan
. Jenis Gelombang Periode Ulang
Struktur fleksibel (rubble structure Hs
1 ) 10-50 th
2 Struktur semi-kaku H 0,1− H 0,01 10-50 th
H 0,01−H maks
3 Struktur kaku (rigid)   10-50 th

B. Fungsi Distribusi Probabilitas

Berikut ini diberikan metode untuk memprediksi gelombang dengan periode ulang tertentu, yaitu
distribusi Gumbel (FisherTippett I). dalam metode ini prediksi dilakukan untuk memperkirakan tinggi
gelombang signifikan dengan berbagai periode ulang. Metode distribusi Fisher-Tippett Type I
mempunyai bentuk berikut ini:
^
− ( H A−B )
s

P (Hs ≤ ^
H s ) =e −e

Dimana :

P( H s ≤ ^
H s ) = probabilitas bahwa ^
H s tidak dilampaui

H = tinggi gelombang representative


^
H = tinggi gelombang dengan nilai tertentu
A = parameter skala

B = parameter lokasi

K = parameter bentuk ( Distribusi )

Tabel Koefisien untuk menghitung deviasi standar

Distribusi α₁ α₂ k c ε
Fisher-Tippett Type-1 0.64 9.0 0.93 0.0 1.33
Data masukan disusun dalam urutan dari besar ke kecil. Selanjutnya probabilitas ditetapkan untuk
setiap tinggi gelombang sebagai berikut:

m−0,44
P ( H s ≤ H sm )=1−
N T + 0,12

Dimana:

P ( H s ≤ H sm ) = probabilitas dari tinggi gelombang representative ke m yang tidak dilampaui

H sm = tinggi gelombang urutan ke m

m = nomor urut tinggi gelombang signifikan = 1, 2, …., N

N T = jumlah kejadian gelombang selama pencatatan

Hitungan didasarkan pada analisis regresi linier dari hubunga berikut :

H m=^ ^
A y m+ B

Dimana y m diberikan oleh bentuk berikut :

y m=−¿ {−¿ P ( H s ≤ H sm ) }

Dengan ^A dan ^B adalah perkiraan dari parameter skala dan local yang diperoleh dari analisis regresi
linier.

C. Periode Ulang

Tinggi gelombang signifikan untuk berbagai periode ulang dihitung dari fungsi distribusi probabilitas
dengan rumus berikut ini:

H sr = ^
A y r + ^B

Dimana y r diberikan oleh bentuk berikut:

{ (
y r =−¿ −¿ 1−
1
L Tr )}
Dimana:

H sr = tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang T

T r = periode ulang (tahun)

K = Panjang data (tahun)

NT
L = rerata jumlah kejadian per tahun =
K
D. Gelombang di Lokasi Bangunan
Pada saat gelombang menjalar dari tengah laut ke pantai dimana bangunan pantai tersebut akan
dibangun, maka gelombang tersebut mangalami proses perubahan tinggi. Perubahan ini antara lain
disebabkan karena:

1. Proses refraksi

2. Proses difraksi

3. Proses pendangkalan, dan

4. Proses pecahnya gelombang

Keempat proses perubahan energi tersebut dapat menyebabkan tinggi gelombang bertambah atau
berkurang. Oleh karana itu tinggi gelombang rencana yang akan digunakan di lokasi pekerjaan harus
ditinjau terhadap proses ini. Tinggi gelombang rencana terpilih adalah tinggi gelombang maksimum
terjadi di lokasi pekerjaan.

 Refraksi, Difraksi, dan Pendangkalan (Shoaling) Gelombang


Refraksi gelombang dalah proses berbeloknya arah gerak gelombang akibat
perubahan kedalaman pada daerah yang dilewati gelombang tersebut. Proses berbeloknya
arah gelombang ini dapat menyebabkan perubahan tinggi gelombang.
Sedangkan pendangkalan gelombang adalah proses berkurangnya tinggi gelombang
akibat perubahan kedalaman. Jadi baik refraksi maupun pendangkalan gelombang dalam hal
ini disebabkan karena perubahan kedalaman. Namun pada shoaling ditekankan perubahn
langsung tinggi gelombang akibat pendangkalan sedangkan refraksi ditekankan pada
perubahan tinggi gelombang karena berbeloknya gelombang.
Difraksi gelombang adalah proses pemindahan energi gelombang kea rah daerah
yang terlindungi. Perpindahan energi gelombang ini akan menyebabkan timbulnya
gelombang di daerah terlindungi tersebut. Bangunan yang melindungi tersebut dapat
berupa bangunan buatan seperti pemecah gelombang, jetty, ataupun alamiah seperti halnya
pulau dan bukit yang menjorok ke laut (head land).
Untuk menentukan tinggi gelombang yang disebabkan proses ini dapat dihitung dengan
rumus:

H A =H 0

H B =H 0 . K R . K s=H A . K R . K s

H C =H 0 . K R . K s . K D =H B . K D

Dimana:
H 0 = tinggi gelombang di laut dalam (m)
H A = tinggi gelombang di A (m)
H B = tinggi gelombang di B (m)
H C = tinggi gelombang di C (m)
K R = koefisien refraksi
K s = koefisiem shoaling

E. Gelombang Pecah

Pada kedalaman yang relatif dangkal, galombang rencana seringkali ditentukan berdasarkan tinggi
gelombang maksimum yang terjadi di daerah tersebut. Untuk menentukan tinggi gelombang ini
yaitu pada perhitungan tinggi gelombang pecah, yang dapat dihitung dengan dua cara, antara lain:

1. Cara Pertama (kurang teliti)


Hd=0,78 db
Dimana:
Hd = tinggi gelombang (m)
Db = kedalaman di lokasi bangunan/tempat gelombang pecah (m)

2. Cara kedua (teliti)


ds
Hb=
β−mτp
Dimana :
Hb = tinggi gelombang pecah (m)
Ds = kedalaman air di ujung kaki bangunan (m)
τp = 4,0 – 9,25 m
db
β=
Hb
m = kemiringan dasar pantai

F. Tinggi Gelombang Rencana


Langkah-lankah perhitungan tinggi gelombang rencana adalah :

UA=0,71.U 1,23
1
T =6,238 ×10−1( UA . F) 3
1
−2 2
Ho=1,616 ×10 . UA . F
gT2
Lo=

Misal diambil d = x m, maka :

d x d
= dengan menggunakan tabel L1 didapat nilai dan nilai Ks
Lo Lo L

d
L=
d
Lo
sinα 0 × L
sinα 2= didapat nilai α2
Lo

Kr=

cosαo
cosα 2

H=Ho . Ks . Kr

Dimana:
H = tinggi gelombang rencana (m)
UA = kecepatan angin (m/dt)
F = fetch efektif (m)
T = periode gelombang (dt)
Ho = tinggi gelombang (m)
Lo = Panjang gelombang (m)

Anda mungkin juga menyukai