Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

i.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi dimana kebutuhan akan
pembangunansemakin meningkat, namun lahan yang dimiliki terbatas sehingga
mendukung para engineeruntuk memanfaatkan lahan yang terbatas semaksimal
mungkin menjadi bangunan bertingkat.Bangunan bertingkat tidak hanya berarti berada
diatas permukaan tanah, melainkan juga dapatdibuat di bawah permukaan tanah yang
dikenal dengan basement.
Basement adalah sebuah tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan yang
keseluruhanatau sebagian terletak di bawah tanah. Jadi, basement adalah ruang bawah
tanah yang merupakanbagian dari bangunan gedung. Struktur basement gedung
bertingkat secara garis besar terdiri daridiantaranya raft foundation, kolom, dinding
basement, balok dan pelat lantai. Struktur-strukturtersebut, yang dikerjakan adalah
struktur beton bertulang dengan sistem dicor ditempat (cast inplace).
Pembuatan basement tentunya menggunakan sistem penggalian tanah. Bagian ini
yangbiasa terjadi dan merupakan langkah awal berdirinya sebuah gedung tinggi.
Kendala yangdihadapi pada pekerjaan galian basement adalah faktor runtuhnya dinding
tanah vertikal danmunculnya air tanah ke permukaan pada galian. Sehingga
dalam pelaksanaan konstruksibasement, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan,
yaitu: metode konstruksi, retainingwall dan dewaterin

High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan
merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan
jumlah tingkat yang banyak.Sejatinya penambahan ketinggian sebuah bangunan dilakukan
untuk memperluas ruang fungsi dari bangunan tersebut. Beberapa tipologi bangunan tinggi
diantaranya adalah bangunan apartemen dan perkantoran. Hal ini karena dengan
penambahan jumlah lantai maka akan mengurangi luas bijak bangunan tersebut sehingga
lebih sedikit memakan lahan.Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau elevator
dan tentunya didukung oleh struktur bangunan yang kuat dan tahan lama.Tanpa adanya live
otomatis ini maka akan sangat melelahkan bagi penghuni untuk naik ke lantai yang paling
tinggi.
1.2. Tujuan
1. Siswa mengetahui pekerjaan pada bangunan bawah dan bertingkat dengan metode yang
digunakan

1.3. Rumusan Masalah


1. Penjabaran tentang bangunan bawah dan bertingkat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR BAWAH

2.1.1 Pondasi (pancang, bore pile, telapak, dll)


Pengertian umum untuk Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan
yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di
bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan
lainnya di atasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap beratnya sendiri, beban – beban bangunan (beban isi bangunan),
gaya-gaya luar seperti: tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu,
tidak boleh terjadi penurunan level melebihi batas yang diijinkan.

Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan


harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung
beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan. Pondasi
merupakan bagian struktur dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya
adalah menopang bangunan diatasnya, maka proses pembangunannya harus
memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:

 Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.


 Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak)
 Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca
 Tahan terhadap pengaruh bahan kimia
2.1.1.1. Jenis jenis Pondasi
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi bangunan.
Fungsi pondasi adalah meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada
di bawah pondasi dan tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila
kekuatan tanah dilampaui, maka penurunan yang berlebihan atau keruntuhan dari
tanah akan terjadi, kedua hal tersebut akan menyebabkan kerusakkan konstruksi
yang berada di atas pondasi. Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh pondasi
antara lain:

a. Terhadap tanah dasar:


 Pondasi harus mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa
sehingga tanah dasar mampu memikul gaya-gaya yang bekerja.
 Penurunan yang terjadi tidak boleh terlalu besar/tidak merata.
 Bangunan tidak boleh bergeser atau mengguling.
b. Terhadap struktur pondasi sendiri:
 Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat gaya yang bekerja.
Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur bawah
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kondisi tanah dasar, beban yang
diterima pondasi, peraturan yang berlaku, biaya, kemudahan pelaksanaannya dan
sebagainya. Berdasarkan elevasi kedalamannya, maka pondasi dibedakan menjadi
pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation) (Das,
1998).

a. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation).


Pondasi dangkal adalah struktur konstruksi paling bawah yang berfungsi
meneruskan (mendistribusikan) beban bangunan ke lapisan tanah keras yang
berada relatif dekat dengan permukaan tanah. Pada awalnya, yang dikategorikan
pondasi dangkal adalah pondasi yang memiliki kedalaman (Df) lebih kecil atau
sama dengan dimensi lebar pondasi (B). Namun dalam perkembangannya,
pondasi masih dianggap dangkal meskipun kedalaman pondasi mencapai tiga (3)
sampai empat (4) kali lebar pondasi (4B) (Budi, 2011).

1. Pondasi Telapak
Pondasi telapak ialah pelebaran alas kolom atau dinding dengan tujuan
untuk meneruskan beban pada tanah suatu tekanan yang sesuai dengan sifat-
sifat tanah yang bersangkutan. Pondasi telapak yang mendukung kolom
tunggal disebut telapak kolom individual, telapak tersendiri atau telapak sebar.

Pondasi telapak di bawah suatu dinding disebut telapak dinding atau


telapak menerus. Apabila sebuah pondasi telapak mendukung beberapa kolom
disebut telapak gabungan. Bentuk khusus dari telapak gabungan yang
umumnya digunakan apabila salah satu kolomnya mendukung dinding luar
disebut telapak kantilever.
2. Pondasi Cakar Ayam
Pondasi sistem cakar ayam terdiri dari pelat tipis yang didukung oleh
pipa-pipa (cakar) yang tertanam di dalam tanah. Posisi pipa-pipa ini
menggantung pada bagian bawah pelat. Hubungan antara pipa-pipa dengan
pelat beton dibuat monolit. Kerjasama sistem yang terdiri dari pelat-cakar tanah
ini, menciptakan pelat yang lebih kaku dan lebih tahan terhadap beban dan
pengaruh penurunan tidak seragam.
Pondasi sistem cakar ayam ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada
tahun 1961. Secara umum perkerasan cakar ayam terdiri dari pelat tipis beton
bertulang tebal 10-17 cm yang diperkaku dengan pipa-pipa beton (cakar).
berdiameter 120 cm, tebal 8 cm, dan panjang pipa 150-200 cm, yang tertanam
pada lapisan subgrade, dengan jarak pipa-pipa berkisar 2,0- 2,5m. Di bawah
pelat beton, terdapat lapisan lean concrete setebal ± 10 cm (terbuat dari beton
mutu rendah) dan lapisan sirtu setebal ± 30 cm yang berfungsi, terutama
sebagai perkerasan sementara selama masa pelaksanaan dan agar permukaan
subgrade dapat rata sehingga pelat beton cakar ayam dapat dibuat di atasnya.
Pipa-pipa beton tersebut disebut cakar. Sistem cakar ayam telah
banyak diaplikasikan pada berbagai macam bangunan, seperti pondasi
menara transmisi tegangan tinggi, bangunan gedung bertingkat, power
stasion, kolam renang, gudang dan hanggar, jembatan, menara bandara
(runway, taxi way, dan apron), perkerasan jalan tol, dan lain-lain.

(Hardiyatmo, 2010)
Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM)
Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) merupakan pengembangan
lebih lanjut dari Sistem Cakar Ayam Prof. Sediyatmo. Pengembangan yang
telah dilakukan didasarkan pada evaluasihasilhasil penelitian yang dilakukan
secara intensif sejak tahun 1990 oleh tim pengembangan Sistem Cakar Ayam
Modifikasi. Pengembangan yang dilakukan mencakup:
 Perubahan bahan cakar yang semula dibuat dari bahan pipa beton
diameter 1 ,20 m, panjang 2 m dan teba1 8 cm, digantikan dengan pipa
baja yang sangat ringan (berat sekitar 35 kg) dengan tebal 1 ,4 mm,
diameter berkisar 0,60 - 0,80 m dan panjang 1 ,0 - 1 ,2 m. Pipa baja ini
harus galvanized dan dilapisi dengan bahan pelindung anti karat. Bahan
cakar yang lebih ringan mempermudah dan mempercepat pelaksanaan
 Pengembangan pada metode analisis, perancangan, metode
pelaksanaan, dan metode evaluasi perkerasan.
 Aplikasi Sistem CAM pada perkerasan jalan yang tanah dasarnya
berupa tanah ekspansif (tanah dasar mudah mengalami kembang susut,
sehingga merusakkan perkerasan). Sistem Cakar Ayam yang baru ini,
yang kemudian disebut Sistem Cakar A yam Modifikasi (CAM), dan
telah dipatentkan oleh Prof. Ir. Bambang Suhendro, M.Sc, Ph.D., Dr.
Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA., Ir. Maryadi
Darmokumoro.
b. Pondasi Dalam (Deep Foundation).
Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi yang
berfungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang
berada jauh dari permukaan tanah. Suatu pondasi dapat dikategorikan sebagai
pondasi dalam apabila perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi
lebih dari sepuluh (Df/B  10). Pondasi dalam dapat dibedakan menjadi:

1. Pondasi dalam dengan pile didesakkan ke dalam tanah. Pondasi tipe ini
memakai pile berupa tiang pancang, sheet pile, dll. Pekerjaan pondasi tipe
ini membutuhkan bantuan crane dan hammer pile untuk mendesakkan pile
ke dalam tanah.
2. Pondasi dalam dengan pile ditempatkan pada ruang yang telah disediakan
dengan cara dibor (bored pile). Pondasi tipe ini membutuhkan mesin bor
untuk membuat lubang dengan kedalaman rencana kemudian pile dirangkai.
3. Pondasi caisson. Pondasi caisson merupakan bentuk dari pondasi sumuran
dengan diameter yang relatif lebih besar.

2.1.2 Galian Tanah


Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum pada
gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang
terdapat pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.

Apabila pada lokasi yang akan dijadikan bangunan terdapat pipa air, pipa gas,
pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dan sebagainya yang masih
dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi atau instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya.
Pelaksana Pekerjaan atau Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata
penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus
mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan
syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.

Pelaksana Pekerjaan atau Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang


galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longosoran tanah di kiri dan kanannya
(bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila
perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai
dengan spesifikasi.

Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis,
sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi, baik mengenai kedalaman, lapisan
tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.

2.1.3 Pile Cap Dan Sloof


Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian
akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N
dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah
kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu
kolom adalah sebesar N x (Y ton).

Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban
tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga
berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap
juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang
diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan
diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4
buah pondasi yang diikat menjadi satu.
Pile cap merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk menyebarkan beban
dari kolom ke tiang-tiang. Metode pelaksanaan pile cap adalah sebagai berikut
a. Menentukan as pile cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass
berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile
cap.
b. Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile cap.
c. Pekerjaan Potongan Kepala Bored Pile
Kepala bored pile dibobok sampai dengan elevasi yang diinginkan
d. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting
Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai
kerja setebal 10 cm. Kemudian pekerjaan bekisting dengan batako putih
dilakukan setelahnya.
e. Pekerjaan Penulangan Pile Cap
Penulangan pile cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana.
f. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran menggunakan beton K-350 dengan nilai slump 12 cm.

2.1.4 Raft Fondation


Pondasi rakit (raft foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit
melebar keseluruh bagian dasar bangunan, yang digunakan untuk meneruskan beban
bangunan ke lapisan tanah dasar atau batu-batuan dibawahnya.
Sebuah pondasi rakit bisa digunakan untuk menopang tangki-tangki penyimpan
atau digunakan untuk menopang beberapa bagian peralatan industri. Pondasi rakit
biasanya digunakan di bawah kelompok silo, cerobong, dan berbagai konstruksi
bangunan maupun menara.

Sebuah pondasi rakit bisa digunakan di mana tanah dasar mempunyai daya
dukung yang rendah dan/atau beban kolom yang begitu besar, sehingga lebih dari 50
% dari luas bangunan diperlukan untuk pondasi telapak sebar konvensional agar
dapat mendukung pondasi. Disarankan penggunaan pondasi rakit sebab lebih
ekonomis karena dapat menghemat biaya penggalian dan penulangan beton. Pondasi
rakit biasanya juga dipakai untuk ruang-ruang bawah tanah (basement) yang dalam,
baik untuk menyebarkan beban kolom menjadi distribusi tekanan yang lebih seragam
dan untuk memberikan lantai buat ruang bawah-tanah.

Keuntungan khusus untuk ruang bawah-tanah yang berada pada atau di


bawah MAT ialah karena merupakan penyekat air. Bangunan bawah tanah yang
lantainya terletak beberapa meter di bawah tanah, dibangun dengan cara menggali
tanah sampai kedalaman dasar pondasi. Berat tanah yang digali untuk ruang tanah
ini, untuk setiap pengurangan tekanan per satuan luas sebesar 0,5 kg/cm2 (50 kN/m2)
kira-kira setara dengan bangunan kantor berlantai 3 sampai 4. Jadi bangunan sebesar
ini dapat didukung oleh ruang bawah tanah yang tanah dasarnya berupa lempung
sangat lunak dan muda mampat, yang secara teoritis beban tersebut tidak akan
mengakibatkan penurunan.

Pondasi rakit bisa ditopang oleh tiang-pancang, di dalam keadaan seperti air
tanah yang tinggi (untuk mengontrol gaya apung) atau di mana tanah dasar mudah
terpengaruh oleh penurunan yang besar. Perencana harus memperhatikan bahwa
sebagian dari tegangan sentuh pondasi telapak yang akan menembus tanah ke
kedalaman yang lebih besar, atau mempunyai intensitas yang lebih besar pada
kedalaman yang lebih dangkal.
Jenis - jenis Pondasi Rakit Pondasi rakit terbagi lagi dalam beberapa jenis
yang sering digunakan, yaitu:

 Pelat rata
 Pelat yang ditebalkan di bawah kolom
 Balok dan pelat
 Pelat dengan kaki tiang
 Dinding ruang bawah tanah sebagai bagian pondasi telapak

2.2. BANGUNAN BERTINGKAT


2.2.1 PENGERTIAN

Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu lantai
secara vertikal. Bangunan bertingkat ini dibangun berdasarkan keterbatasan tanah
yang mahal di perkotaan dan tingginya tingkat permintaan ruang untuk berbagai
macam kegiatan. Semakin banyak jumlah lantai yang dibangun akan meningkatkan
efisiensi lahan perkotaan sehingga daya tampung suatu kota dapat ditingkatkan,
namun di lain sisi juga diperlukan tingkat perencanaan dan perancangan yang
semakin rumit, yang harus melibatkan berbagai disiplin bidang tertentu.
2.2.2 KARAKTERISTIK BANGUNAN BERTINGKAT
Berbeda dengan bangunan yang lain , maka proyek gedung bertingkat
memiliki karakteristik yang spesifik, khususnya dalam teknologi pelaksanaannya.
Beberapa hal yang spesifik antara lain sebagai berikut :
a. Urutan pekerjaan
Tiap bagian pekerjaan sangat terkait dengan bagian pekerjaan yang lain ,
sehingga perlu disusun urutan pelaksanaannya.
b. Jenis Pekerjaan
Bangunan gedung, dikenal memiliki banyak jenis kegiatan dan memerlukan
banyak jenis material dengan berbagai macam spesifikasi.
c. Kegiatan Pengangukan Vertikal
Angkutan vertikal ini merupakan jantungnya kegiatan dari proyek gedung
bertingkat dan sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran pelaksanaan.
d. Keselamatan kerja
Banyak kegiatan pekerjaan yang rawan terhadap kecelakaan , baik disebabkan
oleh manusia , alat , material, maupun desain dan metode yang tidak aman.
e. Keterbatasan Lokasi
Pada umumnya letak lokasi proyek ada ditengah kota yang terbatas areal
kerjanya.
f. Air Tanah

Khususnya untuk bangunan bertingkat yang memiliki ruang basement yang


dalam kondisi air tanah setempat akan cukup berpengaruh pada proses pelaksanaan
Dari beberapa kondisi yang spesifik tersebut , maka proses pelaksanaan gedung
bertingkat tinggi sangat perlu didahului dengan pekerjaan – pekerjaan persiapan
untuk menjamin kelancaran dan keamanan proses tersebut .
2.2.3 LINGKUP PEKERJAAN

Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana


yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang
sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik
sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan sebelumnya.Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap
yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta
tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur
pekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai
masalah-masalah yang ditemui di lapangan.

Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang
tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan
adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah bersama-
sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :

 Konsultan proyek
 Koordinator dan para pelaksana
 Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
 Pihak perencana / arsitek jika diperlukan

Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi :


1. Kemajuan ( progress) pekerjaan di lapangan
2. Masalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapangan
3. Realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan
dengan time schedule yang telah direncanakan
4. Masalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak
5. Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti
rencana yang telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan
segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor
mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup serta
detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as built
drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan
sebagai laporan akhir.

2.2.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.2.4.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pekerjaan pokok dimulai, untuk menjamin lancarnya pelaksanaan
perlu dilakukan dan dipikirkan hal-hal yang mempengaruhinya, antara lain
sebagai berikut:
1. Access Road (Jalan Masuk)

Untuk keperluan transportasi/pengangkutan raw material, fabricc ed


material, peralatan dan lain lain, maka diperlukan access road yang cukup
memadai, baik lebarnya maupun kekuatan strukturnya. Access Road ini ditinjau
dari lokasinya ada dua, yaitu:

 Off Site Access. Jaringan jalan yang ada di luar lokasi dimanfaatkan sebagai
access road. Untuk ini perlu diketahui hal-hal sebagai:
a. apakah ada yang perlu pelebaran.
b. apakah ada yang perlu perkuatan.
c. apakah ada peraturan lalu lintas atau peraturan daerah yang perlu
diperhatikan.
 On Site Access. Di dalam lokasi sendiri, diperlukan juga jalan untuk
transportasi dalam lokasi dan pergerakan dari peralatan yang digunakan. On
site access ini perlu direncanakan sebaik-baiknya, terutama untuk
menghindari gangguan yang ada di dalam lokasi seperti:

a. gangguan di atas (over head obstruction)


b. gangguan di permukaan tanah (ground obstruction)
c. gangguan di bawah tanah (underground obstruction)
Perencanaan access ini menjadi satu kesatuan dalam perencanaan site
(site plan).

2. Site Plan
Lahan pada lokasi proyek, perlu direncanakan sebaik-baiknya untuk
keperluan menampung dan mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi
meliputi:

a. kantor (office)
b. gudang (terbuka dan tertutup )
c. barak kerja/tempat fabrikasi
d. on site access
e. fasilitas-fasilitas kerja lain, seperti car wash misalnya.
Bila lahan lokasi proyek sangat terbatas, maka perlu pemanfaatan lahan
lain yang berdekatan atau bila terpaksa menggunakan lahan bangunan permanen
secara sementara dengan penjadwalan yang detail dan rinci, agar tidak terlalu
mengganggu kelancaran pekerjaan.

3. Pedoman Pengukuran

Agar bangunan dapat diletakkan pada posisi yang diinginkan sesuai


rencana maka diperlukan pedoman-pedoman pengukuran. Pedoman pengukuran
yang diperlukan adalah:

a. Pedoman titik koordinat, hal ini diambil dari "Bench Mark" (BM) yang ada
di sekitar/di dekat lokasi atau berpedoman pada bangunan yang telah ada.
b. Pedoman elevasi, untuk dapat menetapkan elevasi ± 0 untuk bangunan
tersebut.
Kedua pedoman tersebut harus selalu dijaga agar tidak mengalami
perubahan dan senantiasa harus dicek kernbali, sampai dengan pedoman tersebut
telah dipindahkan pada bagian bangunan yang telah dilaksanakan, secara tetap.
2.2.4.2 STRUKTUR ATAS

Struktur atas atau upper structure adalah elemen bangunan yang berada di
atas permukaan tanah, meliputi : atap, pelat, kolom, balok, balok anak, dan tangga.

a. Atap
Atap adalah struktur yang berfungsi melindungi bangunan beserta apa
yang ada di dalamnya dari pengaruh panas dan hujan. Bentuk atap tergantung
dari beberapa faktor, misalnya : iklim, arsitektur, modelitas bangunan, dan
menyerasikannya dengan rangka bangunan atau bentuk daerah agar dapat
menambah keindahan dari bangunan tersebut.

b. Pelat
Pelat merupakan panel-panel beton bertulang yang mungkin tulangannya
dua arah atau satu arah saja, tergantung pada sistem strukturnya. Kontinuitas
penulangan pelat diteruskan ke dalam balok-balok dan diteruskan ke dalam
kolom. Dengan demikian sistem pelat secara keseluruhan menjadi satu-kesatuan
bentuk rangka struktur bangunan kaku statis tak tentu yang sangat kompleks.
Perilaku masing-masing komponen struktur dipengaruhi oleh hubungan kaku
dengan komponen lainnya. Beban tidak hanya mengakibatkan timbulnya
momen, gaya geser, dan lendutan langsung pada komponen struktur yang
menahannya, tetapi komponen-komponen struktur lain yang juga berhubungan
juga ikut berinteraksi karena hubungan kaku antar komponen. (Dipohusodo,
1994) Berdasarkan perbandingan antara bentang panjang dan bentang pendek
pelat dibedakan menjadi dua, yaitu pelat satu arah (one way slab) dan pelat dua
arah (two way slab).
1. Pelat Satu Arah Pelat satu arah (one way slab)
pelat yang didukung pada dua tepi yang berhadapan saja sehingga
lendutan yang timbul hanya satu arah saja, yaitu pada arah yang tegak lurus
terhadap arah dukungan tepi. Dengan kata lain pelat satu arah adalah pelat
yang mempunyai perbandingan antara sisi panjang dan sisi pendek yang
saling tegak lurus lebih besar dari dua dengan lendutan utama pada sisi yang
lebih pendek. (Dipohusodo, 1994). SNI beton 2002 memberikan tinggi
penampang (h) minimal pada balok maupun pelat, apabila pemeriksaan
terhadap lendutan tidak dihitung.

2. Pelat Dua Arah Pelat dua arah (two way slab)


pelat yang didukung sepanjang keempat sisinya dengan lendutan yang
akan timbul pada dua arah yang saling tegak lurus kurang dari dua. Contoh
pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 (empat) sisi yang saling
sejajar. Karena momen lentur bekerja pada dua arah, yaitu searah dengan
bentang lx dan bentang ly, maka tulangan pokok juga dipasang pada arah
yang saling tegak lurus (bersilangan), sehingga tidak perlu tulangan bagi.
Tetapi pada pelat daerah tumpuan hanya bekerja momen lentur satu arah
saja, sehingga untuk daerah tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok dan
tulangan bagi. Bentang ly selalu dipilih ≥ lx, tetapi momennya Mly selalu
≤ Mlx, sehingga tulangan arah lx (momen yang besar) dipasang di dekat
tepi luar (urutan ke-1). (Ali Asroni, 2010).
c. Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial desak vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga dimensi lateral terkecil. Kolom berfungsi sebagai pendukung
beban-beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui fondasi.
Beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial tekan serta momen lentur
(akibat kontinuitas konstruksi). Oleh karena itu dapat didefinisikan, kolom ialah
suatu struktur yang mendukung beban aksial dengan atau tanpa momen lentur.
(Ali Asroni, 2010) Kolom adalah struktur yang mendukung beban dari atap, balok,
dan berat sendiri yang diteruskan ke pondasi. Secara struktur kolom menerima
beban vertikal yang besar, selain itu harus mampu menahan beban-beban
horizontal bahkan momen atau puntir/torsi akibat pengaruh terjadinya
eksentrisitas pembebanan. Untuk menentukan dimensi penampang yang
diperlukan, hal yang perlu diperhatikan adalah tinggi kolom perencanaan, mutu
beton dan baja yang digunakan dan eksentrisitas pembebanan yang terjadi.
d. Balok

Balok adalah bagian struktur yang berfungsi sebagai pendukung beban


vertikal dan horizontal. Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang
diterima pelat lantai, berat sendiri balok dan berat dinding penyekat yang diatasnya.
Sedangkan beban horizontal berupa beban angin dan gempa. Pada balok yang
melengkung ke bawah akibat beban luar, pada dasarnya ditahan oleh kopel gaya-
gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik. Jadi pada serat-serat balok bagian
tepiatas akan menahan tegangan tekan, dan semakin ke bawah tegangan tekan
tersebut akan semakin kecil. Sebaliknya, pada serat-serat balok bagian tepi-bawah
akan menahan tegangan tarik, dan semakin ke atas tegangan tariknya akan semakin
kecil pula. Pada bagian tengah, yaitu pada batas antara tegangan tekan dan tarik,
serat-serat balok tidak mengalami tegangan sama sekali (tegangan tekan maupun
tariknya bernilai nol). Serat-serat yang tidak mengalami tegangan tersebut
membentuk suatu garis yang disebut garis netral.

Beban yang bekerja pada balok biasanya berupa beban lentur, beban geser
maupun torsi (momen puntir), sehingga perlu baja tulangan untuk menahan beban-
beban tersebut. Tulangan ini berupa tulangan memanjang atau tulangan
longitudinal (yang menahan beben lentur) serta tulangan geser/begel (yang
menahan beban geser/torsi). (Ali Asroni, 2010).
e. Tangga
Tangga merupakan suatu komponen struktur yang terdiri dari plat, bordes
dan anak tangga yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya.
Tangga mempunyai bermacam-macam tipe, yaitu tangga dengan bentangan arah
horizontal, tangga dengan bentangan ke arah memanjang, tangga terjepit sebelah
(Cantilever Stairs) atau ditumpu oleh balok tengah., tangga spiral (Helical Stairs),
dan tangga melayang (Free Standing Stairs).

f. Dinding Geser

Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang
langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding geser
berbentuk persegi panjang, Box core suatu tangga, elevator atau shaft lainnya, dan
biasanya diletakkan di sekeliling lift, tangga atau shaft guna menahan beban lateral
tanpa mengganggu penyusunan ruang dalam bangunan.

g. Atap
bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi gedung dan
penghuninya. Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus
dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Di daerah
tropis atap merupakan salah satu bagian terpenting. Struktur atap terbagi menjadi
rangka atap dan penopang rangka atap.
2.2.4.3 PEKERJAAN FINISHING

1. Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan


plesteran dengan kainlap.
2. Lindungi bahan bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang
akan dicatdengan kertas semen / koran dan lakban.
3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian bagian dinding yang retak
& kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering
4. Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
5. Cek, kerataan permukaan dinding.
6. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada
bidang yangluas & dengan kwas untuk bidang yang sempit ( sulit )

2.2.5.1 PERALATAN

Suatu proyek agar lancar dan memenuhi targer mutu dan waktu harus
didukung oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat bias
berfungsi secara optimal perlu adanya manajem peralatan yang tertib. Dalam
manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan peralatan proyek terdiri dari
penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan
keberadaan alat dilapangan.
 Alat – alat Berat

a. Backhoe
Backhoe merupakan suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan tanah
khususnya galian. Backhoe termasuk dalam jenis kendaraan excavator ,
karena badannya dapat berputar 360o. Keuntungan dari
penggunaan Backhoe adalah dapat melakukan pekerjaan penggalian dengan
lebih cepat dan lebih efisien. Kinrja Backhoe biasanya di kombinasikan
dengan Dump Truck pada saat galian tanah. Pada proyek ini
digunakan Backhoe dengan tipe Crawel, yang mempunyai tenaga 100 HP
dengan mengguanakan bahan bakar solar.

b. Conrete Pump Truk


Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi
pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan kecepatan
dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk pengecoran balok dan
plat lantai

Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin pompa
yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel, sejumlah pipa
berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa klem penyambung pipa-
pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masih efisien untuk ketinggian 4-
5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane. Dan untuk pompa besar dapat
menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan di lantai 15 ke atas agar efisiensi
biaya berkaitan dengan harga borongan sewanya.
c. Tower Crane
Tower rane diperlukan terutama sebagai pengangkut vetikal bahan-
bahan untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor,
pengangkutan material/bekas, dan material lainnya. Penempatan tower crane
harus direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksi bangunan
yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang. Penggunaan
tower crane tersebut juga harus memperhitungkan beban maksimal yang mampu
diangkatnya. Dalam proyek ini digunakan 3 TC dengan beban maksimal yang
dapat diangkut 2 ton.

d. Concrete Mixer Truck


Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk pengecoran
balok dan plat lantai.

Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel, sejumlah
pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa klem penyambung
pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masih efisien untuk
ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane. Dan untuk pompa
besar dapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan di lantai 15 ke atas
agar efisiensi biaya berkaitan dengan harga borongan sewanya.
e. Dum Truck
Dum Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
memindahkan atau membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke
lokasi proyek yang telah ditetapkan kemana material tersebut itu dibuang /
dijual. Pada saat membawa material hasil galian, bagian belakang dum
truck ditutup dengan terpal dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan
raya dan debunya tidak menggangu pengguna jalan lain.

Dalam proyek ini kurang lebih dari 20 dum truck yang digunakan pada saat
pekerjaan galian dan mobilisasinya pada saat malam hari dengan tujuan agar
proses pemindahan / pengiriman material dapat lebih cepat dan lancar.
 Alat – alat Survey

a. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil
lantai, balok, lain – lain yang membutuhkan elvasi. Alat ini sanagt berguna untuk
mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan
dapat datar. Selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk pengecekan
bekisting pada kolom.

b. Sipatan ( Marker )
Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda setelah
pengukuran untuk marking setelah dilakukan. Bahan untuk sipatan ini adalah
tinta yang seing disebut tinta Cina. Tinta ini dapat bertahan dalam waktu yang
lamadan tidak mudah hilang atau luntur.
 Alat – alat fabrikasi

a. Bar Bender
Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan
tulangan berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangan sengkang,
pembengkokan pada sambungan/overlap tulangan kolom, juga pada tulangan
balok, plat, dan dinding geser. Bar bender dab bar cutter haruslah ada dalam
suatu proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu
precast atau pasang di tempat.

b. Bar Cutter
Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standart. Untuk
keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap
tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan, yaitu
gunting tulangan yang dioperasikan secara manual dengan menggunakan tenaga
manusia.
Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran yangdiinginkan.
Menurut tenaga penggeraknya, bar cutter ada 2 jenis :
1) Bar Cutter manual
Bar Cutter manual adalah alat pemotong baja beton menggunakan penggerak
tenaga manusia dengan kapasitas maksimum diameter 16 mm.
2) Bar Cutter listrik
Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah Bar
Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dengan mutu
baja cukup tinggi disamping dapat mempersingkat waktu pengerjaan.
Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus seperti tulangan diameter 10
mm dapat dilakukan pemotongan 6 buah sekaligus, 4 buah tulangan diameter 16
mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah tulangan diameter 25 mm.

 Alat Alat Pelaksanaan Pengecoran


a. Vibrator
Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak
terdapat rongga dalam adukan beton, karena rongga tersebut dapat mengurangi
mutu dan kekuatan beton. Dalam pelaksanaan pengecoran dibutuhkan vibrator
yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton pada saat setelah pengecoran.

Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk


menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan rongga-
rongga udara, sehingga beton menjadi lebih padat. Cara operasionalnya dengan
cara memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke
dalam bekisting.

\
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah :

1) Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengna posisi

vertikal.

2) Ujung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja.

3) Penggetaran dilakukan sekitas 10-15 detik untuk datu posisi titik.

4) Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan pemadatan

yang diinginkan.

5) Ujung vibrator dicabut perlahan-lahan secara perlahan-lahan dari adukan

sehingga bekasnya dapat meutup kembali.

b. Concrete Mixer
Concrete Mixer atau yang sering disebut molen berguna untuk
mencampur dan mengaduk material beton agar lebih homogen. Adanya sirip –
sirip pada bagian dalam drum, memungkinkan teraduknya material dari adukan
beton secara merata pada waktu berputar. Alat ini digunakan khusus untuk
volume pekerjaan yang relatif kecil dan non struktural seperti pembuatan lantai
kerja, pmasangan batako, plesteran dan lain – lain. Drum pengaduk mempunyai
dua macam kecepatan gerak, yaiti gerak untuk mengatur posisi drum dan gerak
untuk mencampur adukan.
c. Trowel
Trowel adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaa beton pada
plat lantai yang menggunakan floor hardener pada lapisan permukaannya.
Permukaan beton yang telah ditaburi flour hardener diratakan dengan ruskam,
kemudian trowel digunakan untuk menghaluskan permukaan tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada di atas muka tanah. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan
dinding geser, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting.

Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung


dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang
mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.

Jenis jenis pondasi :

 Pondasi dangkal.
 Pondasi dalam.

Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu lantai
secara vertikal. Bangunan bertingkat ini dibangun berdasarkan keterbatasan tanah
yang mahal di perkotaan dan tingginya tingkat permintaan ruang untuk berbagai
macam kegiatan.

Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang
tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan
adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah bersama-
sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :

 Konsultan proyek
 Koordinator dan para pelaksana
 Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
 Pihak perencana / arsitek jika diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

Das, Braja, M., 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid-
1,Erlangga, Jakarta.
Hardiyatmo, H. C, 2010, Teknik Pondasi 2, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sumayadi, 2012. Teknik Pondasi, Yogyakarta
Asroni,Ali.2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang edisi pertama.Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia pustaka
utama.
Gideon Kusuma, Takim Andriono, 1993, Desain Struktur Rangka Beton Bertulang di
Daerah Rawan Gempa, Jakarta, Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai