Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konstruksi bangunan adalah suatu proses perikatan material bangunan untuk membentuk
suatu bangunan. Konstruksi dari sebuah bangunan merupakan kebutuhan dasar manusia, dimana
tingkat kebutuhan tersebut terus meningkat sejalan dengan perkembangan dan kemajuan
teknologi. Konstruksi bangunan pada saat ini merupakan suatu objek yang kompleks, dimana
didalam bangunan tersebut diperlukan perhitungan dan analisa yang cermat serta pertimbangan
tertentu yang akan menghasilkan suatu bangunan yang memenuhi syarat kokoh, ekonomis
maupun estetika.
Pada setiap konstruksi bangunan gedung, semua komponen struktur yang mendukung
bangunan tersebut harus dipastikan kuat dan mampu menahan beban yang dipikul oleh struktur
bangunan. Komponen struktur itu sendiri terbagi atas dua bagian besar yaitu struktur atas dan
struktur bawah. Yang termasuk struktur bawah adalah pondasi dan sloof sedangkan yang
termasuk struktur atas adalah kolom, ring balok, dinding, kusen, rangka atap/kuda – kuda, dan
atap.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan konstruksi bangunan ?
b. Apa syarat – syarat konstruksi bangunan ?
c. Apa saja bagian – bagian dari konstruksi bangunan ?

C. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konstruksi
bangunan, syarat – syarat konstruksi bangunan serta mengetahui bagian – bagian dari konstruksi
bangunan beserta fungsi dan jenis-jenisnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSTUKSI BANGUNAN

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam


sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau
satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi
didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangun(an) yang terdiri dari bagian-bagian struktur.
Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur
bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain
lain.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan
(jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu
pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari
beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau
arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan
biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan
ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah


penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang
mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya
biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan
lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait
dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll

Bangunan dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu:


1) Bangunan Gedung yaitu: kantor, rumah sakit, hotel, rumah dan lain-lain.

2
2) Bangunan Transportasi yaitu: jalan, jembatan, rel kereta api, terminal, pelabuhan,
lapangan terbang dan sebagainya.
3) Bangunan Air yaitu: bendungan, saluran irigasi, saluran drainase, bangunan bagi, gorong-
gorong dan sebagainya.
4) Bangunan khusus yaitu: anjungan lepas pantai, menara jaringan listrik tegangan tinggi,
menara pemancar radio, TV dan sebagainya.

B. SYARAT – SYARAT KONSTRUKSI BANGUNAN


Secara umum konstruksi bangunan harus memenuhi 5 syarat yaitu:
1) Kuat dan awet, dalam arti tidak mudah rusak sehingga biaya pemeliharaan relatif
menjadi murah.
2) Fungsional, dalam arti bentuk, ukuran dan organisasi ruangan mememihi kebutuhan
sesuai dengan fungsinya.
3) Indah, dalam arti bentuknya enak dipandang mata .
4) Hygienis, dalam arti sirkulasi udara dan cahayanya cukup sehingga penghuninya merasa
nyaman dan sehat.
5) Ekonomis, dalam arti tidak terdapat pemborosan sehingga pembiayaan menjadi relatif
efisien dan efektif.

C. BAGIAN – BAGIAN KONSTRUKSI BANGUNAN

Pada dasarnya, bagian-bagian konstruksi bangunan meliputi bangunan bawah dan


bangunan atas. Bangunan bawah adalah bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan
tanah. Sedangkan bangunan atas merupakan bagian bangunan yang berada di atas permukaan
tanah.

3
1. Bangunan Bawah

Bangunan bawah adalah bagian suatu bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah.
Bangunan bawah berguna untuk menopang bangunan bawah sehingga harus mempunyai struktur
yang kuat, tidak mudah bergerak, dan kondisinya stabil. Yang termasuk bagian bangunan bawah
meliputi pondasi dan balok beton. Di bawah ini penjelasan singkat mengenai bagian-bagian dari
bangunan bawah tersebut.

1) Pondasi

a. Pengertian Pondasi

Pondasi adalah struktur bangunan bagian bawah yang berfungsi meneruskan gaya dari
segala arah bangunan di atasnya ke tanah. Dengan demikian pembangunan pondasi harus dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri, beban – beban berguna, dan
gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.
Adanya penurunan pondasi setempat atau secara merata melebihi batas tertentu akan
menyebabkan rusaknya bangunan atau menimbulkan patahan pada beton. Oleh karena itu
penggalian tanah untuk pondasi sebaiknya harus mencapai tanah keras.

b. Macam – Macam Pondasi

1. Pondasi Dangkal ( Shallow Foundation )


Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal,hanya
beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan
ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau
pasangan batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.

Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis : 


o Pondasi Setempat ( Single Footing )
Pondasi setempat; dibuat pada bagian yg terpisah (di bawah kolom
pendukung/kolomstruktur), tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan

4
kayu di daerah rawa-rawa.Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu
batu alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan.
Ciri pondasi setempat :
 Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter.
 Pondasi dibuat hanya di bawah kolom.
 Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak
digunakan untuk mendukung beban.

Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:


 Pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.
 Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah
keras, kemudiandiisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar.
 Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang
di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok
kayu di bagian bawah tiang, di bagianatas tiang menyatu dengan
atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1
meter.

o Pondasi Menerus ( Continuous Footing )


Pondasi menerus (Pondasi Langsung) dapat digunakan pada tanah yang seragam.

Ciri-ciri Pondasi Menerus :


 Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama.
 Dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom.

5
 Biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat.
 Untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah diperlebar
menjadi pelat.

o Pondasi Pelat ( Plate Foundation )


Pondasi pelat biasanya seluas ukuran gedung. Pondasi ini membagi beban secara
merata ke tanah bangunan.
Pondasi pelat ini biasa digunakan dalam hal:
 Daya dukung tanah jelek atau beban bangunan yang tinggi.
 Raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter.
 Beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas.
 Pada daerah rawan banjir, pondasi ini akan mencegah meresapnya air dari
bawah(tanah).

6
o Pondasi Sarang Laba-laba
merupakan kombinasi konstruksi bangunan bawah konvensional yang merupakan
perpaduan pondasi plat beton pipih menerus yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang
pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah diantara rib-rib. Kombinasi ini menghasilkan kerja sama
timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang memiliki
kekakuan (rigidity) jauh lebih tinggi dibandingkan sistem pondasi dangkal lainnya. Dinamakan
sarang laba-laba karena pembesian plat pondasi di daerah kolom selalu berbentuk sarang laba-
laba. Juga bentuk jaringannya yang tarik-menarik bersifat monolit yaitu berada dalam satu
kesatuan. Ini disebabkan plat konstruksi didesain untuk multi fungsi, untuk septic tank, bak
reservoir, lantai, pondasi tangga, kolom praktis dan dinding. Rib (tulang iga) KSLL berfungsi
sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya yang bekerja pada kolom. Pasir pengisi dan tanah
dipadatkan berfungsi untuk menjepit rib-rib konstruksi terhadap lipatan puntir.

o Pondasi Grid 
o Pondasi Gasing

2. Pondasi Dalam ( Deep Foundation)


Pondasi Dalam digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah
yang lemah di bagianatas ke lapisan bawah yang lebih keras.
Pondasi dalam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :

7
o Pondasi tiang pancang (pasak bumi)
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke
tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Bahan utama dari tiang adalah
kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul,
di bor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer).
Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteistik penyebaran beban tiang
pancang di klasifikasikan berbeda-beda.

Bagian dari tiang pancang sebagai berikut :


 Tiang Pancang Kayu
Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada
suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah
dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang
kecil sebagai bagian yang runcing.

8
 Pondasi Tiang Pancang Beton
Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan tinggi (high rise
building). Pondasi tiang pancang beton, proses pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut
:
 Melakukan test “boring” untuk menentukan kedalaman tanah keras dan
klasifikasi panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.
 Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang pancang.
 Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang pancang.

o Pondasi tiang bor 


Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya
dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored pile dipasang ke
dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi tulangan
dan dicor beton. Tiang ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga
memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah
mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik
ke atas pada waktu pengecoran beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak, dasar
tiang dapat dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang.

9
Jenis-jenis pondasi bored pile :
1. Bored pile lurus untuk tanah keras
2. Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk trapesium
3. Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk bel
4. Bored pile lurus untuk tanah batua

o Pondasi Caison
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi
tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam.
Jenis  pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah
sebagai pengisinya
Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang
umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang
dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.

10
11
2) Sloof

a. Pengertian Sloof

Pengertian Sloof adalah sebuah jenis konstruksi beton yang memiliki tulang (besi) yang
sering diaplikasikan pada sebuah bangunan, entah itu  rumah  ataupun gedung. Posisi dari sloof
biasanya terletak pada lantai dasar atau  lantai pertama. Karena itulah, sloof tidak bisa dilihat,
akan tetapi fungsi dari sloof cukuplah penting dalam sebuah bangunan.

b. Fungsi Sloof

Fungsinya adalah sebagai pemikul beban dari sususan  bata yang disemen atau dinding.
Dengan adanya sloof ini, dinding dapat berdiri dengan kokohnya karena didasari dengan sloof
atau beton yang kuat. Selain itu, dinding juga tidak akan mengalami penurunan maupun
pegerakkan yang dapat menyebabkan retakan maupun pecahan pada dinding. Namun fungsi
sloof tidak hanya itu saja, sloof juga berfungsi untuk meratakan beban dari bangunan dan
meneruskannya kepada pondasi. Sloof juga dapat membuat struktur bangunan menjadi kaku,
karena dapat mengikat antar kolom, sehingga aman dari goncangan yang disebabkan oleh angin,
gempa, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sloof sangat penting untuk diaplikasikan dalam
suatu bangunan.

Sloof sendiri juga dikategorikan sebagai pondasi menerus. Sloof memang dibuat khusus
dari kontruksi beton bertulang yang memiliki luas penampang serta jumlah pembesiannya. Untuk

12
menentukan dimensi sloof untuk rumah tinggal kita bisa menggunakan standard / pakem yang
sudah ada.

c. Dimensi Sloof untuk Rumah Tinggal

Untuk rumah tinggal 1 lantai maka sloof yang digunakan adalah ukuran 15x20cm dengan
pembesian tulangan pokok besi 10mm SNI sedangkan begel besi 6mm SNI dengan jarak 15cm.
Sedangkan untuk rumah tinggal 2 lantai menggunakan ukuran 17x25cm atau 20/30cm, dengan
pembesian tulangan pokok 4buah besi 12mm SNI, tulangan extra di tengah besi 10mm SNI, dan
begel 8mm dengan jarak 15cm.

sloof untuk rumah 1 lantai

Namun untuk menentukan  luas penampang dari sloof untuk bangunan 3 lantai ke atas,
diperlukan perhitungan teknis yang tepat dan detail agar pembuatan sloof dapat menahan beban
dinding sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya, untuk menghitung ukuran serta mendesain
sloof ini, lebih baik diserahkan kepada orang yang sudah ahli dalam bidang tersebut. Hal ini
dilakukan karena memang fungsi dari sloof ini benar-benar penting untuk suatu bangunan.

13
2. Bangunan Atas

1) Kolom

a. Pengertian Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang
tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

b. Jenis – Jenis Kolom


Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu :

 Kolom ikat (tie column).


 Kolom spiral (spiral column).
 Kolom komposit (composite column).

14
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga jenis
kolom beton bertulang yaitu :

 Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom


beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak
spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini
berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada
tempatnya.
 Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama
hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral
yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi
dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap
deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya
kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan
terwujud.
 Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat
pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa
diberi batang tulangan pokok memanjang.

c. Fungsi Kolom

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti
beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan

15
beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan .

2) Ring Balok
a. Pengertian
Ring Balk ,Ring Balok atau Balok adalah salah satu bagian dari structural sebuah
bangunan yang kaku,dan dirancang untuk menanggung dan menyalurkan beban menuju kolom
penopang yang selanjutnya aku diteruskan ke pondasi. Selain itu ring balk juga mempunyai
fungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut
tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan
yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolom.
Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang
harus ditahan oleh kekuatan internal material.

b. Jenis – Jenis Balok

Beberapa Jenis Balok di antara :

 Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung


bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya,
nilai dari semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak
tergantung bentuk penampang dan materialnya.
 Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung
hanya pada satu ujung tetap
 Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu
kolom tumpuannya.
 Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi dan rotasi
 Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari
dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
 Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom
tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih
kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

16
Balok terbagi dari beberapa macam, yaitu :

 Balok kayu
Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh balok
induk, tiang, atau dinding penopang beban.
 Balok baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang
oleh balok induk ( girder ), kolom, atau dinding penopang beban.
 Balok beton
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk
cetakannya.

 BALOK KAYU

Dalam pemilihan balok kayu, factor berikut harus dipertimbangkan : jenis kayu,
kualitas structural, modulud elastisitas, nilai tegangan tekuk,nilai tegangan geser yang
diizinkan dan defleksi minimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu. Sebagai
tambahan , perhatikan kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi yang
digunakan.

o Balok kayu laminasi lem


Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi kayu kualitas tegang ( stress grade )
dengan bahan adhesive di bawah kondisi yang terkontrol, biasanya parallel terhadap
urat kayu semua lembaran. Kelebihan kayu laminasi lem dibandingkan kayu utuh
secara umum yaitu batas tegangan yang lebih besar, penampilan yang lebih menarik
dan ketersediaan bentuk penampang yang beragam. Kayu laminasi lem dapat
disatukan ujung-ujungnya dengan sambungan scarf dan finger sesuai panjang yang
diinginkan, atau dilem ujung-ujungnya untuk lebar atau kedalaman yang lebih besar.

17
o Balok kayu berserat parallel
Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand Lumber ( PSL ) adalah kayu
structural yang dibuat dengan mengikat serat-serat panjang kayu bersama dibawah
panas dan tekanan dengan menggunakan adhesive kedap air. PSL adalah produk hak
milik di bawah merek dagang Parallam, digunakan sebagai balok dan kolom pada
konstruksi kolom-balok dan balok, header, serta lintel pada konstruksi rangka ringan.

o Balok kayu veneer berlaminasi


Kayu veneer berlaminasi atau Laminated Veneer Lumber ( LVL ) adalah produk
kayu yang dibuat dengan mengikat lapisan tripleks secara bersama dibawah panas
dan tekanan menggunakan bahan adhesive kedap air. Mempunyai urat serat kayu arah
longitudinal yang seragam menghasilkan produk yang kuat ketika ujungnya dibebani
sebagai balok atau permukaannya dibebani sebagai papan.LVL digunakan sebagai
header dan balok .

 BALOK BAJA

Balok induk, balok, kolom baja structural digunakan untuk membangun rangka
bermacam-macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar

18
langit. Karena baja structural sulit dikerjakan lokasi ( on-site ) maka biasanya dipotong,
dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi disain. Hasilnya berupa
konstruksi rangka structural yang relative cepat dan akurat. Baja structural dapat
dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja
dapat kehilangan kekuatan secara drastic karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk
memenuhi kualifikasi sebagai konstruksi tahan api.

Balok baja berbentuk wide-flange ( W ) yang lebih efisien secara structural telah


menggantikan bentuk klasik I-beam ( S ). Balok juga dapat berbentuk channel ( C ),
tube structural,

c. Komponen-komponen Penyusun Balok Ring:


 Beton (dengan campuran 1pc:2ps:3pk atau yang lebih baik)
 Besi baja tulangan (syarat penulangan telah kita uraikan kan……akan lebih baik jika
dilihat pada posting Klik disini
 Begisting balok ring atau cetakan beton
 Masing masing komponen tersebut diatas terbagi menjadi biaya bahan dan biaya
tenaga atau biaya tukang.

3) Dinding
a. Pengertian Dinding

Dinding merupakan salah satu elemen vertical / tegak bangunan, berupa bidang, dan
berfungsi sebagai penutup atau pembatas ruangan.

19
b. Fungsi Dinding

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit,
membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup
dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit
dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan,
atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.

c. Jenis – Jenis Dinding Ditinjau dari Segi Konsepsi.


i. Structural
Menelaah kondisi dan pembebanannya dan memanfaatkan memecahkan dengan tepat
dan ekonomis. Aspek peninjauan : Hirarki pembebanan, kualitas dan kuantitas pengaruh
structural terhadap elemen lain.

ii. Fisikal
Untuk memanfaatkan dan memelihara kondisi alamiah yang terjadi. Termasuk
didalamnya factor keamanan, keselamatan dan pemeliharaan. Aspek peninjauan :

 Pengaruh klimatikal
 Masalah akustial
 Keamanan fisik dan psikologi
 Kesehatan
 Factor pemeliharaan
iii. Arsitektural
Optimasi penampilan fungsional, aspek visual dan emosional, baik interior maupun
eksterior. Aspek peninjauan : tata letak dan optimasi nilai-nilai estetik keruangan, warna,
pola, tekstur dan keharmonisan hubungan dengan elemen lain.

d. Dinding luar

Dinding luar yang berfungsi sebagai sampul atau kulit bangunan harus memenuhi syarat-
syarat fisikal yang lebih ketat. Factor-faktor yang mempengaruhi dinding luar:

 Cahaya dan panas matahari

20
 Hujan
 Angin
 Temperature
 Kondisi chemical lingkungan
 Keamanan dan kesehatan
e. Macam – Macam Dinding
 Structural (memikul beban)

- Beban merata
- Bahan harus kaku dan kokoh
- Terbuat dari :
1) Batu alam (min. tebal 30 cm)
2) Batu buatan (batu min. 1 batu)
3) Beton bertulang (min. tebal 10 cm)
 Non structural (tidak memikul beban)
- Digunakan untuk bangunan ringan atau darurat.
- Dapat dianggap memikul dengan syarat :
1) Elemen penyebar beban harus kaku.
2) Dinding penyekat tersebut harus pula cukup kokoh dan kaku.
- Dapat terbuat dari :
1) Batu alam
2) Batu buatan (batu bata)
3) Kayu (triplek, plywood)
4) Metal (baja, seng, alumunium)
5) Plastic
6) Kaca
7) Gabungan

 Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat
dari gypsum, fiber, tripleks atau Duplex

21
 Dinding Pembatas : Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding
Privasi
 Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur
tambahan untuk menahan tekanan tanah.
 Shared wall yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua buah
bangunan. 
 Movable partition, yaitu partisi yang dapat digerakkan atau dipindahkan sesuai
kebutuhan.
f. Bahan Dinding
 Dinding  Bata  Kapur (Struktural & non Struktural)
Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan
pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah, atau rumah
sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung.
Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah
terpasang dan diplester dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini
memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.

 Dinding Bata Hebel Atau Celcon (Struktural & non Struktural )


Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.Dinding bata hebel atau celcon adalah
bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi.
Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang
sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus
disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat  sedikit bahan yang terbuang.
Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa
langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen
khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif.
Untuk menggunakannya, semen ini hanya d icampur dengan air. Tetapi bisa juga
menggunakan bahan seperti pemasangan batako. 
Kelebihan dinding bata hebel/celcon:
1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.

22
2. Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan yang lebih mudah dengan
menggunakan gergaji.
3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 - 12.
4. Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.
Kekurangan dinding bata hebel/celcon:
1. Harga relatif lebih mahal.
2. Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.
3. Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah m3.

 Dinding Partisi (non Struktural)


Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar
ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini
memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi
dinding yang lain. Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah.
Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan
sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar.
Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak
dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan
sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya
terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Dari segi
beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan.

 Dinding Batako (Struktural & non Struktur)


Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar,bahannya dari
tras dan kapur, juga dengan sedikit semen portland. Pemakaiannya lebih hemat dalam
beberapa segi, misalnya: per m2 Luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan,
sehingga kuantitatif terdapat penghematan.
Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang
cukup, dan jikakualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu
batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhanadan tidak
perlu dibakar.

23
Kelebihan dinding batako:
1. Pemasangan relatif lebih cepat.
2. Harga relatif murah.
Kekurangan dinding batako:
1. Rapuh dan mudah pecah.
2. Menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab.
3. Dinding mudah retak.
4. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, antara 7,5 – 9 m2.

 Dinding Batu Bata (Struktural & non Struktural)


Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam
pembangunan gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung
yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam
sistem pemasangannya dalam konstruksi dinding. Pembuatan batu bata harus memenuhi
peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah
sebagai bahan bangunan NI-10.
Kelebihan dinding bata merah:
1. Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
2. Keretakan relatif jarang terjadi.
3. Kuat dan tahan lama.
4. Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.

Kekurangan dinding bata merah:


1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya.
2. Biaya lebih tinggi.

 Batako Semen Pc / Batako Pres (Struktural & non Struktural)


Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu. Ada yang
dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin.
Pembuatannya menggunakan cetakan yang dipres secara maksimal, dan dibakar dengan

24
tungku khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga pemasangannya
tidak perlu diadakan plesteran.

Kelebihan dinding batako pres:


1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
2. Pemasangan lebih cepat.
3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.

Kekurangan dinding batako pres:


1. Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.
2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
3. Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.

g. Hubungan Dinding dan Kolom


 Tergantung bahan yang dipakai untuk masing-masing elemen tersebut.
 Tergantung tuntutan spesifikasi pemasangan.
 Tergantung kekokohan yang diinginkan.
 Contoh penggunaan :
 Kolom : beton, kayu, baja profil.
 Dinding : batu bata

4) Kusen
a. Pengertian

Kusen merupakan bagian dari konstruksi pada dinding bangunan yang mempunyai fungsi
perletakan dan duduknya daun pintu dan daun jendela.

Kusen pintu dan jendela merupakan penghubung antar ruang dan berfungsi juga untuk
sirkulasi udara segar antar ruang serta kemungkinan sinar atau cahaya matahari yang
menambahkan suasana interior menjadi nyaman dan segar.

25
Type kusen dapat direncanakan untuk pemasangan penutup satu daun pintu atau dua daun
pintu. Umumnya dua daun pintu dipasang pada pintu masuk teras depan, jika penutup lebih dari
dua daun pintu biasanya untuk pintu atau kusen jendela yang harus diperhatikan, antara lain:

 Telinga kusen sebagai penguat atau ikatan dalam pasangan dinding bata.
 Angkur yang dipasang biasanya tiga buah ditempatkan pada tiang kusennya kiri-
kanan dengan diameter 10mm, termasuk juga untuk locis(neut), yaitu dibawah
tiang kusen yang dicor dengan beton sehingga 10-15cm.
 Pada saat pembuatan kusen harus diperhatikan jenis kayu yang bik(kamper
smarinda) dan titik cacat, pada saat purus dan pen dipasang agar dipasang lat
penarik lebih dulu agar diyakini konstruksi kusen kuat dan menyiku.
 Ventilasi kusen dapat dibuat dengan jalusi atau krepyak sebagai bagian yang
penting untuk sirkulasi udara segar.
 Penempatan sponeng kusen khusus kusen pintu masuk diteras depan agar
ditempatkan dibagian dalam jadi daun pintu membukanya kedalam, begitu juga
untuk di kamar mandi dan wc penempatan sponing di dalam jadi membuka
pintunya ke arah dalam kamar mandi dan wc.

Pengertian Pintu dan jendela serta jenisnya:

 Pengertian pintu dan jendela disamping berfungsi sebagai penghubung untuk


penghuninya dan juga penting untuk sirkulasi udara segar dan memungkinkan
juga sinar/cahaya dari matahari masuk ke ruang dalam.
 Hal yang sangat penting yaitu sebagai pengaman ruang dalam dari gangguan
masalah pencurian, pemasangan pintu dan jendela harus diyakini kuat terkunci
bila perlu ditambahkan juga dengan alat bantu pengunci tambahan lagi.
b. Daun Pintu Dan Jendela
Pengertian dan fungsi : Daun pintu dan jendela berfungsi untuk penutup/pemisah ruang
yang movable tidak statis dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk keamanan dapat
pula dikunci atau pengertian lain dari Daun pintu dan jendela adalah :
 Daun pintu : Berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia ataupun barang.
Ukuran pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan tempat dimana Daun pintu itu

26
akan di tempatkan. misalnya untuk pintu Ruang tamu, biasa dibuat agak lebar.
karena disitulah terjadi proses keluar masuknya manusia dan barang.
 Jendela : Berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya matahari dan juga sebagai
tempat berlangsungnya proses pertukaran udara pada suatu bangunan 
Jenis - jenis Daun pintu dan jendela
i. Bedasarkan sifatnya
 pintu/jendela 1 sayap
 pintu/jendela putar
 pintu/jendela 2 sayap
 pintu/jendela geser
 pintu lipat/harmonica
 pintu gulung/rolling
 Jendela jalusi/nako
 pintu/jendela 2 rangkap
 jendela mati

ii. Berdasarkan konstruksinya


 pintu/jendela panil kayu atau kaca
 pintu/jendela jalusi atau krepyak
 pintu/jendela papan berangka (plipit)
 pintu/jendela blok berangka didalam
 pintu/jendela blok tanpa rangka
 pintu kisi

iii. Berdasarkan penggunaan bahan 


 pintu/jendela kayu
 pintu/jendela logam atau alumunium

27
c. Bagian-Bagian Kusen Pintu

1. Tiang
2. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah sedangkan
pada pintu tidak ada ambang bawah.
3. Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela.
4. Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok yang
berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang.
5. Alur kapur, bagian dari tiang yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan gerakan
kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi penyusutan, tidak
timbul celah.
6. Angkur, dipasang pada tiang berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada tembok juga
menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.

28
7. Duk (neut), dipasang pada tiang di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu, berfungsi
untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang kayu terhadap resapan
air dari latai ke atas.

d. Metode Pemasangan Kusen


i. Pemasangan Kusen Pintu
 Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank
untuk menentukan kedudukan kusen.
 Pasang angker pada kusen secukupnya.
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari
tinggi bouwplank.
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-
unting.
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi
kokoh.
 Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen.
 Bersihkan tempat sekelilingnya

29
.
ii. Pemasangan Kusen Jendela.
 Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
 Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as bouwplank.
 Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela .
 Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
 Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
 Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan unting-unting.
 Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
 Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan yang benar.
 Bersihkan tempat sekelilingnya.

5) Rangka Atap / Kuda – Kuda

a. Pengertian
B.

30
Rangka atap adalah struktur bangunan yang posisi berada di atas bangunan yang berdiri.
Rangka memiliki beberapa struktur diantara nya adalah kuda - kuda . Rangka atap ini berdiri
tepat di atas ring balk yang memungkinkan penyaluran tekanan langsung ke struktur bangunan
lain yang berada di bawah nya

b. Fungsi Rangka Atap


Rangka atap memiliki fungsi menyarur kan tekanan dari atap ke struktur bangunan
lainnya yang berada di bawah nya . rangkap atau juga memiliki fungsi sebagai penahan atap dari
tekanan - tekanan yang di berikan dari atap itu sendiri . dalam perkembangan jaman rangka atap
pun ikut berkembang yang biasa nya pada dahulu kala bahan yang di gunakan untuk membuat
rangka atap adalah balok kayu dengan seiring perkembangan jaman balok kayu pun mulai di
tinggal kan . sekarang kebanyakan pengembang perumahan sudah beralih ke baja ringan .

6) Atap

a. Pengertian

Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai


penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan
kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian
utama yaitu: struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung
oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk, dan reng. Beban-beban
atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok. Konstruksi atap
memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik..

b. Syarat – Syarat Pembuatan Atap Rumah

 Konstruksinya harus benar-benar kuat sehingga mampu menahan berat sendiri dan
semua beban yang mengenainya

31
 Bentuknya sesuai dengan konsep desain rumah yang sudah direncanakan sedari awal
 Bahan penutup yang dipilih wajib disesuaikan dengan tujuan pendirian bangunan dan
tahan terhadap cuaca yang ekstrim
 Sebaiknya perancangan modelnya mengambil inspirasi dari kekayaan budidaya
setempat
 Tingkat kemiringannya memperhatikan jenis bahan penutup yang dipakai

Sementara itu, material yang digunakan untuk menutupi atap bangunan harus bersifat isolasi
sehingga dapat menahan panas, dingin, dan bunyi. Material ini pun wajib rapat terhadap air
hujan, tidak tembus air, dan tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca. Di
samping itu, bahan penutup atap ini juga gampang dirawat, tidak mudah terbakar, bobotnya
ringan, kedudukannya mantap, serta tahan lama.

c. Macam – Macam Bentuk Atap

 Atap perisai / limas adalah atap yang terbentuk dari empat bidang miring berbentuk
segitiga yang saling dihubungkan.

Gambar : Tampak Muka (a) dan Tampak Samping (b)

Gambar : Potongan Bujur (i-i); Potongan Melintang (ii-ii)

32
Gambar. Tampak Muka

 Atap Pelana adalah atap yang tersusun atas dua bidang miring dengan bagian tepi
atasnya bertemu pada satu garis lurus.

Gambar. Tampak Muka (a) dan Tampak Samping (b)

         (i-i) (ii-ii) 


Gambar. Potongan Bujur (i-i); Potongan Melintang (ii-ii)
 Atap Gerigi (Gergaji)/ Sawteeth

33
Gambar. Atap Gerigi atau Gergaji

 Atap Joglo

Gambar. Joglo Tanpa Soko Guru (a) dan Joglo dengan Soko Guru (b)

 Atap datar adalah atap yang memiliki permukaan yang berbentuk agak datar dan
sedikit miring.
 Atap strandar adalah atap yang mempunyai bidang miring ke bagian tepi dengan
atasnya menempel ke dinding bangunan induk.
 Atap tenda adalah atap yang memiliki empat bidang atap dan empat jurai yang
mempunyai bentuk, ukuran, dan lereng yang sama serta bertemu pada satu titik
tertinggi.
 Atap menara adalah atap tenda yang mempunyai jurai dengan tingkat kemiringan
yang lebih curam.
 Atap kerucut adalah atap yang mempunyai penampang berbentuk bundar dengan
puncak yang bertemu pada satu titik.

34
d. Bagian – Bagian Atap
Bagian-bagian atap terdiri atas gording, jurai, usuk, reng, penutup atap dan bubungan:

i. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi
horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin,

35
beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda,
biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk,
dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus
berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan
dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu memiliki dimensi; panjang maksimal 4
m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 sampai dengan 2,5
m.

ii. Usuk/Kaso 
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke
gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk
dipasang dengan jarak 40 sampai dengan 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah
tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku.
Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah
pada ujung-ujung usuk.

iii. Reng 
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m.
Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada
atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan
digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng).

iv. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau frame-work yang
disebut jurai. Pengertian lain dari jurai adalah garis sambungan antara bidang atap yang
satu dengan bidang atap yang lainnya. Menutut bentuknya jurai dibedakan menjadi jurai
dalam dan jurai luar. Jurai dalam merupakan balok kayu yang diletakan miring
menghadap kedalam. Jurai dalam ini berfungsi sebagai pertemuan dan tumpuan antara
balok gording dengan balok gording lainnya serta dudukan papan talang. Kayu yang

36
diguakan sebagai jurai dalam berukuran 8 cm x 12 cm atau 8 cm x 15 cm. Jurai luar
adalah sambungan yang menonjol kearah luar.

v. Penutup Atap 
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus
mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian
hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur
penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja
(cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap
perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes,
kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.

 Genteng dan Bubungan 


Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat (keramik).
Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa (genteng S), genteng kodok,
genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng setengah
lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah.

Gambar. Genteng Biasa (Genteng S) Gambar. Genteng Kodok

Gambar. Genteng Pres Silang

37
Gambar. Bubungan Setengah Lingkaran (a); Bubungan Segitiga (b); Bubungan Sudut Patah (c)

 Penutup Atap Kayu (Sirap) 


Bahan yang banyak digunakan pada rumah tradisional Indonesia berbahan dasar kayu.
Sirap yang terbentuk dari potongan-potongan kayu tipis yang disusun 3 atau 4. Potongan kayu
ini kemudian dipaku ke multiplek yang melapisi rangka atap. Atap genteng sirap berbahan baku
kayu ulin, kayu jati dan sebagainya. Bentuknya berupa lembaran tipis dengan panjang 40-60 cm,
lebar 7-20 cm, dan tebal3-5 mm. Genteng sirap dipasang dengan susunan berlapis sehingga tidak
terdapat celah yang memungkinkan air meresap ke bawah. Pemasangan atap sirap dengan sudut
kemiringan 25-40

Gambar. Penutup Atap Kayu (Sirap)

Keunggulan genteng sirap jika dibandingkan dengan genteng jenis lain antara lain bobotnya
ringan, kuat, dan kokoh menahan beban yang berat; tidak menyerap panas sehingga ruangan
dibawahnya terasa sejuk dan dingin; serta setelah disusun maka mempunyai nilai keindahan yang
tinggi setelah disusun atau digunakan dirumah tinggal. Namun, pemasangan atap genteng sirap
membutuhkan waktu yang lama. Apabila bocor, sulit untuk ditentukan letak atau posisi
kebocorannya. Selain itu,karena berasal dari bahan kayu yang jarang didapatkan dipasaran,
harganya pun menjadi relatif mahal.

38
 Penutup Atap Seng 
Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup
atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan
beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. Jika seng terkena air hujan yang banyak
mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan akan menimbulkan
suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin artinya bila udara di luar
panas / dingin maka dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin. Kelebihannya bobotnya
rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya

Gambar. Penutup Atap Seng

 Penutup Atap Asbes 


Atap asbes berasal dari campuran semen dan bahan serat yangdipadatkan. Bentuk dan
ukurannya beragam dengan tipe gelombang, antara laingelombang 5½, gelombang 6½, dan
gelombang 14. Harga genteng asbes cukup murah dipasaran dan menghemat biaya dalam
pemasangan karena penggunaan kayu untuk rangka atap lebih sedikit (tidak memerlukan usuk
dan reng) serta keunggulan: pemasangannya mudah dan cepat.

39
Gambar. Penutup Atap Asbes

Akan tetapi, atap dari asbes memiliki kekurangan pertama yaitu menyerap panas sehingga
ruangan dibawahnya terasa panas. Agar tidak mudah ditumbuhi lumut dan tahan lama, sebaiknya
atap genteng asbes dicat dengan cat khusus genteng. Sudut kemiringan dalam pemasangan
konstruksinya adalah 15-25. Kekurangan kedua, asbes dapat membahayakan tubuh. Jika ada
bagian yang rusak, sehingga serat – seratnya bisa lepas, ini menjadi bebabahaya karena sulit
untuk mendeteksi bagai manakah yang dikatakan rusak. Kondis lain yang sangat beresiko adalah
saat asbes dipotong atau diperbaiki. Ketika di potong akan mengeluarkan serpihan-serpihan yang
berupa serbuk, yang sangat berbahaya bagi paru-paru. 

40
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

Konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangun(an) yang terdiri dari bagian -
bagian struktur. Konstruksi terbagi 2 macam yaitu kontruksi bangunan bawah dan konstruksi
bangunan atas. Yang termasuk konstruksi bangunan bawah meliputi pondasi dan sloof, dan yang
termasuk konstruksi bangunan atas adalah kolom, ring balok, dinding, kusen, rangka atap/kuda –
kuda, dan atap.

Pondasi merupakan bagian yang penting pada bangunan. Fungsi utamanya adalah untuk
meneruskan beban dari struktur bangunan ke tanah. Pondasi banyak sekali macamnya,
tergantung dari fungsi bangunan, bentuk bangunan, serta kondisi tanah.

Sloof sangat di butuhkan oleh bangunan, apabila terjadi retakan pada pondasi maka sloof
akan berperan di sana sebagai pengimbangin supaya retak pndasi tidak menyebabkan bangunan
tersebut akan turun atau kekuatannya berkurang, maka disanalah peran sloof pada bangunan
tersebut.

Kolom sangat di butuh kan oleh pemasanga dinding dan ring balok karna kolom adalaha
tempat untuk meluruskan dan pembatas antara pemasangan dinding bata, sedang kan untuk ring
balok fungsi kolom adalah untuk pengikat kolom dan pengikat pemasangan dinding bata.

Ring balok sangat di butuhkan oleh pemasangn kuda-kuda dan rangka atap pada sebuah
bangunan, dan juga berfungsi untuk pemasangan plafon pada bangunan.

41
Dinding merupakan salah satu elemen vertical / tegak bangunan, berupa bidang, dan
berfungsi sebagai penutup atau pembatas ruangan.

Kusen merupakan bagian dari konstruksi pada dinding bangunan yang mempunyai fungsi
perletakan dan duduknya daun pintu dan daun jendela.

Rangka atap adalah struktur bangunan yang posisi berada di atas bangunan yang berdiri.
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai penutup/pelindung
bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi
penggunan bangunan.

B. SARAN

Evaluasi dan penilaian merupakan proses penting dalam pendidikan. Oleh sebab itu maka
sudah menjadi keharusan bagi semua orang yang bergerak dibidang pendidikan baik sebagai
tenaga pendidikan atau pun kependidikan memahami konsep,prinsip serta pendekatan dalam
melaksanakan proses evaluasi dan penilaian serta mengklafikasikannya dalam kegiatan
pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa
sebagaimana amanah pembukaan UUD 1945.

42
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Konstruksi

http://arafuru.com/sipil/bagian-bagian-konstruksi-bangunan-dari-pondasi-sampai-atap.html

http://struktursivil12.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-konstruksi-bangunan.html

http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/pondasi.html

http://membangunrumah.com/pengertian-sloof-dan-fungsinya/

http://bangunandasar.blogspot.co.id/2015/11/Pengertian-kolom-dan-macam-macam-jenis-
kolom.html

http://pu.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-jenis-dan-fungsinya

http://bangunandasar.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-ring-balk-dan-macam-macam.html

http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/cara-menghitung-balok-ring-atau-ring-
balk.html

http://arsitekistn.blogspot.co.id/2011/04/jenis-balok-untuk-bangunan.html

https://imoelsker.files.wordpress.com/2010/01/dinding.doc

https://id.wikipedia.org/wiki/Dinding

http://dominique122.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dinding.html

http://rzal37.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-kusen-intu-dan-jendela.html

43
http://ilmu-konstruksi.blogspot.co.id/2013/01/konstruksi-pintu-dan-jendela.html

https://samsyr.wordpress.com/2016/03/08/metode-pemasangan-kusen-pintu-dan-jendela/

http://makeadreams.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-dan-fungsi-rangka-atap-pada-
bangunan.html

44

Anda mungkin juga menyukai