0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan14 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan lembar kerja belajar mandiri tentang elemen-elemen bangunan gedung.
2. Materi yang dipelajari meliputi jenis pondasi, fungsi dan persyaratan pondasi, serta jenis-jenis pondasi seperti pondasi dangkal, pondasi menerus, dan pondasi dalam seperti tiang pancang.
3. Langkah-langkah perancangan pondasi dangkal juga dijelaskan dalam dok
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan lembar kerja belajar mandiri tentang elemen-elemen bangunan gedung.
2. Materi yang dipelajari meliputi jenis pondasi, fungsi dan persyaratan pondasi, serta jenis-jenis pondasi seperti pondasi dangkal, pondasi menerus, dan pondasi dalam seperti tiang pancang.
3. Langkah-langkah perancangan pondasi dangkal juga dijelaskan dalam dok
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan lembar kerja belajar mandiri tentang elemen-elemen bangunan gedung.
2. Materi yang dipelajari meliputi jenis pondasi, fungsi dan persyaratan pondasi, serta jenis-jenis pondasi seperti pondasi dangkal, pondasi menerus, dan pondasi dalam seperti tiang pancang.
3. Langkah-langkah perancangan pondasi dangkal juga dijelaskan dalam dok
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Elemen-elemen Bangunan Gedung No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Jenis-jenis bangunan gedung dikelompokkan berdasarkan fungsinya dan berdasarkan tinggi bangunan. 2. Pekerjaan konstruksi bangunan di Indonesia dikelompokkan ke dalam empat jenis pekerjaan yaitu pekerjaan arsitektural, struktural, mekanikal elektrikal dan tata lingkungan (ASMET). 3. Sistem konstruksi bangunan dibagi menjadi dua yaitu sub struktur dan upper structure. 4. Bangunan bawah (sub struktur) adalah pondasi yang berfungsi menerima semua beban bangunan untuk diteruskan ke dalam tanah. Bagian atas bangunan. 5. Bagian atas bangunan (upper structure/structure) adalah semua bagian-bagian bangunan yang terletak dan menumpu di atas pondasi. 6. Utilitas merupakan sistem instalasi yang dibangun untuk mendukung aktifitas keseharian pengguna bangunan Pemgertian dan fungsi pondasi. 7. Utilitas bangunan yang diperlukan untuk bangunan gedung meliputi: 1. Instalasi plumbing 2. instalasi listrik 3. instalasi sistem mengatasi bahaya kebakaran 8. Syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus diperhatikan, yaitu secara fungsional mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban-beban diatasnya dan secara struktural pondasi tidak ambles dan tidak berubah bentuk. 9. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation) adalah pondasi yang diletakkan pada kedalaman tanah keras yang relatif dangkal, hanya beberapa meter ke dalam tanah 10. Fungsi pondasi dangkal meneruskan semua beban bangunan (seperti sloof, dinding, dan beban atap bangunan) ke lapisan tanah keras yang berada relatif dekat permukaan tanah. 11. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation) adalah pondasi yang diletakkan pada kedalaman tanah keras yang relatif dangkal, hanya beberapa meter ke dalam tanah. 12. Pondasi setempat (single footing) adalah pondasi dangkal yang dibuat pada bagian yang terpisah (di bawah kolom pendukung/kolom struktur, tiang). Pondasi setempat yang juga dengan fondasi telapak (foot plat) biasa digunakan pada konstruksi bangunan kayu di daerah rawa-rawa. 13. Adapun ciri-ciri pondasi setempat adalah: a. Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter. b. Pondasi dibuat hanya di bawah kolom. c. Untuk mengikat antar pondasi setemapt kadang masih menggunakan pondasi menerus dari pasangan batu alam atau plat beton sebagai tumpuan mencor sloof, tidak digunakan untuk mendukung beban 14. Pondasi menerus (Continuous footing) Konstruksi pondasi menerus yang sering digunakan untuk bangunan gedung satu lantai biasanya menggunakan bahan batu kali (batu belah) yang sering disebut pondasi batu kali. Konstruksi pondasi batu kali digunakan untuk meneruskan beban dinding pada lantai dasar. 15. Pondasi telapak (foot plate foundation) merupakan pelebaran alas kolom atau dinding dengan tujuan untuk meneruskan beban pada tanah suatu tekanan yang sesuai dengan sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Pondasi telapak yang mendukung kolom tunggal disebut telapak kolom individual, telapak tersendiri atau telapak sebar 16. Pondasi cakar ayam terdiri dari pelat tipis yang didukung oleh pipa-pipa (cakar) yang tertanam di dalam tanah. Posisi pipa-pipa ini menggantung pada bagian bawah pelat. Hubungan antara pipa-pipa dengan pelat beton dibuat monolit. Kerjasama sistem yang terdiri dari pelat-cakar tanah ini, menciptakan pelat yang lebih kaku dan lebih tahan terhadap beban dan pengaruh penurunan tidak seragam. 17. Pondasi sarang laba-laba adalah kombinasi konstruksi bangunan bawah konvensional yang merupakan perpaduan pondasi pelat beton pipih menerus yang diisi dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu kesatuan komposit konstruksi beton bertulang. 18. Faktor penentu pondasi dangkal Pemilihan jenis pondasi yang paling cocok untuk suatu bangunan tergantung pada beberapa factor, diantaranya adalah: (1) fungsi bangunan dan beban yang harus dipikul, (2) kondisi permukaan tanah serta biaya pondasi dibanding dengan biaya bangunan. Menurut Budi (2011), beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan pondasi dangkal antara lain; lapisan tanah organic, kedudukan lapisan tanah gambut (peat), dan lapisan bahan timbunan (sampah). 19. Langkah-langkah perancangan pondasi dangkal Menurut Hardiyatmo (2010), perancangan pondasi dangkal dapat dilakukan dengan tahapan berikut. a. Menentukan jumlah beban efektif yang akan disalurkan ke tanah melalui pondasi. b. Tentukan beban-beban yang akan didukung oleh pondasi, besarnya beban mati dan beban hidup harus dikalikan dengan factor- faktor pengali tertentu menurut peraturan yang berlaku. c. Menentukan nilai kapasitas dukung ijin (qa). 20. Tiang pancang kayu Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. 21. Tiang pancang beton bertulang Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang bekerja padanya Atau apabila tanah yanmempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter. 22. Cast in place pile Pondasi jenis tiang pancang ini merupakan pondasi dalam yang dibuat dari bahan beton bertulang yang metode pelaksanaannya di cetak di tempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. 23. Pondasi bored pileadalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah dengan ke-dalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat khusus. 24. Pondasi sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. 25. Tiang pancang profil baja Tiang pancang dari bahan baja biasanya menggunakan profil berbentuk H /wide flens/WF. Bahan baja memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga dalam pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang besar. 26. Pengertian pile cap/poer Komponen konstruksi pondasi dalam yang menghubungkan antara kolom dengan tiang pondasi disebut dengan pile cap/poer, komponen tersebut selalu ada pada pondasi dalam baik yang satu tiang maupun lebih dan disebut tiang kelompok 27. Sloof Sloof adalah jenis konstruksi beton bertulang yang sengaja di desain khusus luas penampang dan jumlah pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan beban yang akan dipikul. Untuk menentukan luas penampang (dimensi sloof), dibutuhkan perhitungan teknis yang tepat agar sloof tersebut nanti “benar-benar mampu” untuk memikul beban dinding bata diatasnya nanti. Untuk itu ada baiknya kita menggunakan jasa konsultan untuk menghitung dan mendesain dimensi sloof ini. 28. Pengertian dan fungsi struktur atas (upper tructure) Struktur atas (upper structure) gedung adalah elemen struktur utama bangunan gedung yang berada di bagian atas tanah. 29. Konstruksi kolom beton bertulang Tulangan pada kolom akan terdistribusi bersama dengan bagian tepi keliling penampang kolom dan menerus sepanjang tinggi kolom tersebut. Tulangan transversal kolom (begel) dapat berbentuk, empat persegi, ties atau spiral. Dinding yang tinggi dan elemen ‟core‟ pada bangunan akan mempunyai perilaku yang sama dengan kolom, sehingga prosedur desain dapat mengikuti aplikasi dari kolom. 30. Kekuatan kolom eksentrisitas kecil Hampir tidak pernah dijumpai kolom dengan beban aksial tekan secara konsentris. Meskipun demikian pembahasan kolom dengan eksentrisitas kecil sangat penting sebagai dasar pengertian perilaku kolom pada waktu menahan beban serta timbulnya momen pada kolom. 31. Perancangan sruktur kolom beton bertulang a. Tentukan kekuatan bahan-bahan yang dipakai. Menentukan rasio pPg penulangan yang direncanakan (bila diinginkan) b. Tentukan beban rencana terfaktor Pu. c. Tentukan luas kotor penampang kolom yang diperlukan Ag d. Pilih bentuk dan ukuran penampang kolom, gunakan bilangan bulat e. Hitung beban yang dapat didukung oleh beton dan tulangan pokok memanjang. Tentukan luas penampang batang tulangan memanjang yang diperlukan, kemudian pilih batang tulangan yang akan dipakai. f. Rancang tulangan pengikat, dapat berupa tulangan sengkang atau spiral. g. Buat sketsa rancangannya. 32. Konstruksi kolom baja Kekuatan kolom pendek dari profil baja menahan gaya tekan ditentukan oleh kekuatan leleh dari bahannya. Kolom-kolom yang panjang, kekuatan menahan gaya tekan ditentukan oleh faktor tekuk elastis yang terjadi. 33. Pengertian balok Balok atau Batang Lentur didefinisikan sebagai elemen struktur bangunan gedung yang menahan baban transversal atau beban yang tegak lurus sumbu batang. Batang lentur pada struktur biasanya juga disebut gelagar atau Girder. 34. Balok konstruksi beton bertulang Suatu gelagar balok beton bentang sederhana menahan beban yang mengakibatkan timbulnya momen lentur, akan mengalami deformasi (regangan) lentur. 35. Penampang balok beton bertulang Bagian atas merupakan bagian beton daerah tekan dan As adalah luas penampang baja tulangan. Selanjutnya d adalah tinggi efektif penampang atau jarak dari serat terluar ke pusat tulangan tarik. Selisih antara tinggi total balok (h) dan tinggi efektif (d) terutama ditentukan oleh tebal penutup beton. 36. Pelat adalah struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Tulangan plat beton bertulang 37. Perencanaan plat Perencanaan plat beton bertulang tidak hanya terbatas pada pertimbangan pembebanan saja, tetapi juga ukuran dan syarat-syarat tumpuan tepi. Syarat-syarat tumpuan menentukan jenis perletakan dan jenis penghubung di tumpuan. Secara umum terdapat tiga jenis tumpuan pada plat, yaitu: a. Bebas b. Terjepit penuh c. Terjepit 2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Merancang pondasi dangkal di modul ini 2. Merancang pondasi dalam 3. Menentukan jenis pondasi yang digunakan 4. Menghitung kekuatan kolom eksentrisitas kecil 5. Menganalisis balok terlentur 6. Menganalisis plat beton bertulang 3 Daftar materi yang sering 1. Ukuran pondasi dangkal yang digunakan mengalami miskonsepsi 2. Rumus yang digunakan dalam perhitungan dimensi kolom, balok dan plat lantai LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Modul M1KB2 – Pekerjaan Arsitektur
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konstruksi Dinding 2. Konstruksi Plafond 3. Pekerjaan Lantai 4. Kusen No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Konstruksi bangunan gedung merupakan suatu sistem konstruksi meliputi struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, dan plumbing. 2. Dinding mempunyai dua fungsi yaitu fungsi struktural dan non struktural. 3. Material konstruksi dinding yaitu dinding bata merah, bata ringan, papan kayu, sirap, panel semen fiber, plesteran dan bata susun. 4. Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata yaitu: a. Membersihkan area yang akan dipasang dinding, mengitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang dibutuhkan. b. Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi. c. Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipasang. d. Memasang bata pada jalur marking lapis demi lapis sampai setinggi 1 m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan dinding trasram. e. Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke permukaan bata merah. f. Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar dan bata merah dipukul perlahan sampai mencapai elevasi yang diinginkan g. Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor beton kolom praktis. h. Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi maksimum 1 m. i. Selanjutnya dilakukan pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan membuat kepala plesteran pada sisi vertical jarak 2 m dengan bantuan unting-unting pada sisi horizontal pada elevasi plafond atau diujung atas dinding dengan bantuan benang. j. Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram atau dibasahi dengan air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada dinding secara merata dengan ketebalan 10-15 mm atau sampai ketebalan yang ditentukan. k. Setelah plesteran kering dan rata dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi. 5. Partisi merupakan konstruksi dinding yang dibuat sebagai pembatas untuk ruangan satu dengan ruang lainnya 6. Partisi berfungsi sebagai unsur yang menambah estetika di dalam ruangan rumah atau bangunan, desainnya lebih praktis dan ringan dibandingan dengan dinding biasa. 7. Bahan partisi dapat dibuat dari rangka aluminium/baja konvensional/kayu dan sebagainya sedang penutupnya bisa dibuat dari kaca, papan gypsum, triplek, calcyboard, panil kayu, atau bahan penutup lainnya. 8. Jenis partisi yaitu partisi permanen dan partisi non permanen. 9. Plafond adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit bangunan. 10. Plafond merupakan daerah pembatas antara atap dengan ruangan di bawahnya atau bisa dikatakan sebagai langit-langit rumah.Fungsi utama Plafond adalah menjaga kondisi suhu di dalam ruangan agar tidak terlalu panas. 11. Bahan penutup plafond yaitu triplek, gypsum, GRC, kayu, metal, eterneit (asbes) dan akustik. 12. Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan plafond yaitu: a. Pasang penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku terbak pada posisi plat lantai maupun balok. b. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan Plafond yang tidak gelombang. c. memasang rangka Plafond, lakukan juga pengecek-an kedataran posisi rangka dengan waterpass. d. pemasangan Plafond dengan menggunakan screew Ø1/8 dan bor sekrup ke rangka Plafond. e. Pekerjaan compound untuk menutupi sambungan antar gypsum dengan paper tape untuk menghindari keretakan dan titik-titik sekrup. 13. Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-dinding sebagai tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi bangunan. 14. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). 15. Jenis-jenis lantai yaitu lantai plester, keramik, marmer, granit dan kayu. 16. Cara pemasangan lantai beton: a. Lantai cor beton dipasang di atas urugan pasir, dengan tebal urugan sekitar 20 cm. b. Campuran beton adalah 1 semen : 3 pasir : 6 kerikil. c. Lantai tidak diplester, namun pada saat masih basah. permukaannya dihaluskan. Jika diinginkan diplester, diberikan plester setipis mungkin dan dilakukan pada saat beton masih basah agar tidak terpisah. d. Untuk bidang lantai yang luas, pengecoran dilakukan dalam kotak-kotak yang kecil untuk mempermudah pelaksanaan dan perawatannya. 17. Cara pemasangan lantai Keramik / Ubin: a. Pada lantai dasar, di atas pasir urug diberi plesteran kemudian spesi untuk merekat ubin. b. Pada lantai-lantai bangunan bertingkat, di atas pelat beton diberi lapisan pasir ± 5 cm, kemudian spesi untuk perekat ubin. c. Jenis ubin / penutup lantai ; tegel, keramik, plastik / PVC, karet, teraso, marmer / granit, papan kayu / parket. d. Pada lantai dengan penutup dari keramik, pemasangan harus dilakukan dengan cara-cara khusus agar keramik tidak meledak atau pecah serentak. 18. Penutup lantai kayu menggunakan papan kayu (parket) yang dipasang di atas rangkaian balok-balok dan papan lantai dengan menggunakan penyambung paku dan juga ditanam dalam beton. 19. Tahapan pemasangan lantai kayu: a. Pengukuran dan setting area yang berfungsi untuk menentukan bentuk susunan parquet . b. Pelapisan ply foam yang berfungsi untuk menstabilkan kelembaban pada lantai dan menghindari permukaan lantai yang tidak rata dan bunyi berdecit c. Penyusunan parquet mulai dari sudut ruangan. d. Pemasangan parquet tidak boleh rapat dengan dinding agar parquet tidak rusak. e. Lakukan pemasangan hingga seluruh ruangan terlapisi oleh parquet. f. Untuk menutupi celah pada dinding dan parquet dapat dilakukan pemasangan list atau plint kayu dengan menggunakan lem kuning. g. Bersihkan ruangan dari sisa kotoran hasil pekerjaan. 20. Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya, seperti plastik, UPVC, alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah suatu konstruksi, fungsi serta selera dari pemilik bangunan. 21. Fungsi utama dari kusen yaitu untuk perletakan daun pintu, jendela, kaca dan tralis, selain fungsi tersebut bentuk dan variasi kusen akan menambah keindahan atau estetika dari bangunan. 22. Kusen adalah rangka pintu yang pada umumnya dibuat dari kayu atau aluminium, dan kusen secara khusus dapat dibuat dari beton. 23. Daun pintu dan jendela berfungsi untuk penutup/pemisah ruang yang movable tidak statis dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk keamanan dapat pula dikunci atau pengertian lain. 24. Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam empat jenis yaitu: a. Kusen gendong/kombinasi yaitu kusen untuk pintu dan jendela dijadikan menjadi satu konstruksi yang utuh, biasanya ditempatkan dibagian depan rumah. b. Kusen tunggal yaitu kusen untuk daun pintu saja, biasanya pada kusen tunggal bagian atasnya lubang untuk penerangan dan sirkulasi udara. c. Kusen jendela yaitu rangka kusen untuk jendela saja, kusen jendela juga sama dengan kusen tunggal pada bagian atasnya ditambah lubang untuk penerangan dan sirkulasi udara. d. Kusen penerangan/bovenlich yaitu rangka kusen untuk penempatan kaca atau jendela kaca yang kecil untuk penerangan dan sirkulasi udara. 25. Syarat kusen yaitu: a. Konstruksi sambungan kusen harus baik dan rapat. b. Kusen harus sudah dalam keadaan halus, rata dan siku. c. Panjang kuping/telinga kusen minimal selebar bahan kusen. d. Permukaan kusen yang berhubungan langsung dengan dinding/tembok harus sudah di cat dengan meni sebagai bahan pelindung/pengawet sebanyak dua kali. e. Permukaan kusen yang berhubungan langsung dengan tembok/dinding harus sudah dipasang angkur sebagai alat pengikat/pengokoh antara dinding dengan kusen. f. Kusen yang akan dipasang sudah di beri pengaku/skor supaya kesikuan kusen terjaga. g. Sebelum kusen dipasang teliti dan perhatikan type dan jenis kusennya serta bukaan untuk pintu dan jendela harus benar penempatannya dengan melihat gambar kerja. h. Lebar bawah kusen pintu harus sama dengan bagian atas dan diklem. 26. Komponen kusen kayu yaitu: tiang, ambang, sponneng, telinga, alur kapur, angkur dan duk (neut). 27. Daun pintu dan jendela berfungsi untuk penutup/pemisah ruang yang movable tidak statis dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk keamanan dapat pula dikunci. 28. Daun pintu berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia ataupun barang. Daun jendela berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya matahari dan juga sebagai tempat berlangsungnya proses pertukaran udara pada suatu bangunan. 29. Penutup atap merupakan elemen bangunan paling atas yang berfungsi metutupi/melindungi seluruh bangunan di bawahnya dari kondisi panas, hujan, angin, salju (jika ada) dan kondisi luar lain. 30. Penutup atap merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. 31. Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material, faktor keawetan terhadap cuaca (angin, panas, hujan). Faktor lain adalah kecocokan atau keindahan terhadap desain rumah 32. Bahan penutup atap yang baik harus dapat berfungsi melindungai pengguna maupun gedung sendiri yaitu: a. Bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan suara/bunyi. b. Bahan penutup atap juga rapat terhadap air hujan / tidak tembus air, tidak mengalami perubahan bentuk karena adanya pergantian / perubahan cuaca. c. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan. d. Tidak mudah terbakar. e. Memiliki bobot cukup ringan dan mempunyai kedudukan yang kokoh 33. Bahan penutup atap yaitu genteng, modular lembaran bergekombang dan bahan alam. 2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Teknik pemasangan dinding, plafond, lantai dan kusen di modul ini 3 Daftar materi yang sering 1. Menentukan ukuran lebar pintu setiap ruangan dalam mengalami miskonsepsi satu rumah 2. Menghitung kebutuhan jendela dalam setiap ruangan LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Modul M1KB3 – Instalasi Air Bersih dan
Air Kotor Bangunan Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pengertian dan Lingkup Pekerjaan Utilitas Bangunan 2. Jenis jenis Pekerjaan Utilitas No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Pengertian dan Lingkup Pekerjaan Utilitas Bangunan Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas pada bangunan (Tangoro: 2016). 2. Jenis jenis Pekerjaan Utilitas a. Pekerjaan Mekanikal Instalasi Mekanikal terdiri dari elevator (lift), Eskalator, Instalasi pengatur suhu (Air Condisioner), dan Instalasi pencegah/pemadam Kebakaran b. Pekerjaan Elektrikal Instalasi Listrik sumber listrik, instalasi pencahayaan/penerangan buatan, instalasi Komunikasi, Instalasi jaringan Teknologi Informasi terpadu c. Instalasi Plumbing Instalasi Plambing mencakup Instalasi penyediaan air bersih, dan inastalasi pembuangan air kotor dan limbah Gedung
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Bagaimana perkembangan teknologi dengan
di modul ini adanya wireless dimana – mana. 2. Perkembangan dalam hal teknologi green building salah satunya zero waste mungkin bisa dikembangkan namun menggunakan bahasa yang mudah dipahami. 3. Pengolahan air kotor menjadi air untuk menyiram tanaman 3 Daftar materi yang sering Standar gedung yang baik seperti apa ? dan mengalami miskonsepsi alternatif energi terbarukan seperti solar cell dan sebagainya yang mengarah pada green building LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Modul M1KB4 – Perawatan dan
Pemeliharaan Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung 2. Faktor Penyebab Kerusakan Gedung 3. Lingkup Kerusakan Gedung 4. Kerusakan Non Struktural 5. Masa Pemeliharaan bangunan 6. Pemeliharaan dan Perawatan Utilitas 7. Peralatan Perawatan dan Perbaikan Gedung 8. Peralatan Pemeliharaan Ruangan No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Pemeliharaan dan perawatan bangunan adalah kegiatan untuk memeriksa dan melakukan tindakan untuk menjaga kehandalan semua elemen bangunan gedung agar tetap mampu memberikan layanan sesuai fungsinya. 2. Pemeliharaan dan perawatan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pengelola gedung negara yang telah diatur dalam permen PU Nomor 24/MRT/2008. 3. Setiap pengelola gedung negara wajib mengembangkan sistem pemeliharaaan dan perawatan gedung negara . 4. Penurunan kualitas fungsi bangunan dapat disebabkan oleh faktor manusia, faktor alam, dan fangktor bencana alam. 5. Dalam melaksanakan pemeliharaan harus didasarkan pada analisis data yang akurat. 6. Penggunaan teknologi dan peralatan perawatan bangunan tetap mem[perhaikan faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Kelayakan fungsi elemen-elemen struktural di modul ini bangunan gedung untuk tindakan pemeliharaaan dan perawatan elemen bangunan gedung 2. Sistem dan strategi pemeliharaan dan perawatan gedung. 3 Daftar materi yang sering 1. Membedakan bangunan yang mengalami struktur mengalami miskonsepsi tingkat ringan dan berat