Anda di halaman 1dari 6

PAPER

KONSTRUKSI BANGUNAN 1
“SISTEM STRUKTUR DINDING”

Disusun Oleh :
Muhammad Jayyid Jiddan (20221332004)

Dosen Pengampu:
Ir. Ummul Latiefa. Mpd. I

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK PRODI ARSITEKTUR
2022/2023

1
I. PENGERTIAN DINDING

Dinding adalah suatu struktur vertical padat pada bangunan yang membatasi
atau memisahkan suatu area, dan melindungi ruangan-ruangan interiornya. Pada
umumnya, dinding dapat berupa struktur penopang dengan konstruksi homogen atau
komposit yang direncanakan untuk mendukung beban dari lantai dan atap. Dinding
biasanya juga terdiri dari kolom-kolom dan balok-balok yang membentuk suatu rangka
dengan panel non-struktur yang diisikan diantaranya. Pola dinding dan kolom-kolom
penopang ini harus dikordinasikan dengan layout ruang-ruang interior suatu bangunan.

II. JENIS-JENIS STRUKTUR DINDING

Jenis dari struktur dinding sendiri bisa dibagi menjadi dua jenis, yakni struktur
dinding pemikul dan struktur dinding pengisi. Struktur dinding pemikul yang
dimana dinding memikul beban bangunan yang ada diatasnya, sehingga tebal dinding
relative lebih tebal. Sistim dinding seperti ini biasanya ada pada bangunan – bangunan
kuno dengan ketebalan dinding 1 batu atau 1 ½ batu. Dengan berkembangnya waktu,
dimana material beton banyak tersedia maka dinding bisa dipertipis yaitu ½ batu namun
harus dilengkapi dengan pengaku berupa kolom praktis , sloof, dan ringbalk. Sedangkan
sistim struktur dinding pengisi merupakan sifatnya hanya pengisi saja yang berfungsi
sebagai penyekat ruangan. Dinding tidak menerima beban konstruksi diatas tetapi
cukup mendukung beban sendiri. Ciri sistim struktur sseperti ini, bisa kita lihat pada
proses pembangunan gedung yang sudah nampak berdiri dengan balok dan kolomnya
tetapi dindingnya belum dipasang.

III. FUNGSI DINDING

a. Secara Umum
o Sebagai pemikul beban diatasnya.
o Sebagai pembatas ruang, mempunyai sifat : Privasi, Indah dan bagus dalam skala,
warna, tekstur, Dapat dibuat transparan, Sebagai peredam terhadap bunyi baik
dari dalam maupun dari luar.
o Pelindung terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, Isolasi terhadap suhu, air
hujan dan kelembapan, hembusan angin, dan gangguan dari luar lainnya).

2
b. Dilihat dari Nilai Kenyamanan, Kesehatan, Keamanan, dan Keindahan
o Sebagai pemisah antar ruangan.
o Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi, dan bersifat umum.
o Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir dan lain-lain yang bersumber dari
alam.
o Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding, lift,
resovoar dan lain-lain).
o Sebagai penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan ambang kekedapan
suara tertentu seperti studio rekaman atau studio siaran.
o Sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiologi,
ruang operasi, laboratorium, dan lain-lain.
o Sebagai fungsi artistik tertentu dan penyimpan surat-surat berharga seperti brankas
di bank dan lain-lain.
c. Menurut Konstruksi
o Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itulah sebabnya konstruksinya harus kuat dan
kokoh agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban
horizontal.
o Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku
sehingga perlu kolom penguat ( kolom praktis ).

IV. BAHAN-BAHAN DINDING

a. Bata Merah
Bata merah merupakan bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar
dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras, dan berwarna
kemerah-merahan. Tanah yang digunakan agak liat sehingga bisa menyatu saat
proses pencetakan.
b. Batako
Batako adalah bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis ditambah
dengan agregat halus dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya dan
mempunyai luas penampang lubang lebih dari 25 % penampang batanya dan isi
lubang lebih dari 25 % isi batanya

3
c. Bata Ringan
Bata ringan merupakan bata berpori yang memiliki nilai berat jenis (density) lebih
ringan daripada bata pada umumnya. Berat jenisnya antara 600-1600 kg/m³ dengan
kekuatannya tergantung pada komposisi campuran (mix design) (Ngabdurrochman,
2009).
d. Kayu
Penggunaan jenis material kayu sebagai dinding rumah memang tidak banyak yang
menggunakan karena dari sisi harga juga relatif mahal. Di Indonesia sendiri
penggunaan material kayu pada dinding rumah lebih banyak ditemukan pada
beberapa rumah adat, semisal model joglo.
Tetapi pada kondisi tertentu penggunaan bahan material kayu pada dinding rumah
juga banyak diterapkan seperti untuk studio musik, ruang karaoke, atau villa pribadi.
Tapi perhatikan juga perawatannya agar kayu-kayu yang dipakai tahan lama
mengingat kayu rentan pada iklim tropis dan juga serangan rayap.

e. Batu Alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas.
Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur :
1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir
untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya
memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis,
hanya diperlukan.
f. Bambu
Dinding bambu adalah konstruksi dinding sederhana yang menggunakan
pemanfaatan bambu sebagai pengganti material yang lain.

V. JENIS FINISHING DINDING

Jenis-jenis finishing pada dinding sangat beragam, sebagai contoh finishing


dinding plesteran & acian atau yang biasa disebut unfinished finishing; batu alam; cat
dinding; wallpaper; keramik; dan lain-lain.

4
VI. PERMASALAHAN DAN SOLUSI PADA DINDING

a. Rembesan air pada dinding, atap, dak beton, atau area lain dapat diperbaiki dengan
cara melapisi area yang bocor dengan campuran semen dan pasir atau juga bisa
menggunakan aquaproof.
b. Retakan karena kualitas beton dinding basement jelek, tebal plesteran dan acian tidak
sempurna sehingga dinding mudah retak, karena beban terpusat (atap : dapat
dihindari dengan balok ring), penyusutan dan pemuaian kusen kayu dan faktor alam,
dapat diperbaiki dengan cara grouting (injection), epoxy injection, ataupun melapisi
area retakan dengan pleseran baru.
c. Efflorescence (Kotoran Putih Berbentuk Bunga-bunga), terjadi saat dinding
mengering pertama kali, dapat diminimalisasi dengan mengefektifkan pengaman
kelembaban, menghindari penggunaan batu bata yang mengandung garam,
membiarkan batu bata mongering terlebih dahulu sebelum dipasang dan menutup
dinding setiap hari sebelum pekerjaan benar-benar selesai. Untungnya efflorescence
normalnya akan hilang pada saat hujan dan tidak perlu perawatan khusus.
d. Lumut, jamur dan tumbuhan lainnya Solusinya dengan membersihkan secara
periodic atau menggunakan cairan tertentu seperti sodium ortho pentachlorophenate.
e. Noda, seperti efflorescence tetapi tidak bisa hilang saat hujan, biasanya akibat
tumpukan kapur, bisa diatasi dengan cara membersihkan area dengan air lalu disikat
dengan bahan tertentu, dan melukakan perawatan secara berkala.

VII. KESIMPULAN

Sistem struktur dinding adalah salah satu jenis sistem struktur bangunan yang
memanfaatkan dinding sebagai elemen struktural utama untuk menahan beban dan
memindahkan beban tersebut ke bawah. Dinding ini dapat terbuat dari bahan-bahan
seperti batu bata, batako, hebel, kayu, atau bahan lainnya. Keuntungan dari sistem
struktur dinding adalah kesederhanaan dan keekonomisannya karena hanya
memerlukan sedikit elemen struktural lainnya seperti kolom atau balok. Sistem ini juga
dapat memberikan stabilitas struktural yang baik, khususnya dalam bangunan
bertingkat rendah atau sedang.

Namun, kelemahan dari sistem struktur dinding adalah kurang fleksibilitasnya dalam
memperbarui atau mengubah tata letak ruangan dalam bangunan karena dinding-

5
dinding ini bersifat tetap. Selain itu, dinding yang tebal juga dapat mengurangi luas
ruangan yang tersedia. Dalam perancangan sistem struktur dinding, perlu diperhatikan
faktor-faktor seperti beban yang akan ditahan, jenis bahan dinding, ketebalan dinding,
dan desain hubungan antar dinding. Dalam praktiknya, sistem struktur dinding sering
dikombinasikan dengan sistem struktur lain seperti balok dan kolom untuk memperoleh
kestabilan yang lebih baik.

Dalam industri konstruksi, sistem struktur dinding masih banyak digunakan dalam
pembangunan bangunan bertingkat rendah hingga sedang. Namun, dengan semakin
berkembangnya teknologi dan bahan konstruksi, sistem struktur lain seperti sistem
struktur rangka atau sistem struktur kabel juga semakin banyak digunakan dalam
pembangunan bangunan bertingkat tinggi. Pada dasarnya sistem struktur dinding adalah
salah satu jenis sistem struktur bangunan yang sederhana dan ekonomis, namun perlu
diperhatikan faktor-faktor seperti kekuatan dan stabilitas dinding serta respon terhadap
beban horizontal. Sistem struktur dinding dapat digunakan dalam kombinasi dengan
sistem struktur lain untuk memperoleh kestabilan dan fleksibilitas yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai