Anda di halaman 1dari 9

Dinding dan Partisi

Dinding merupakan salah satu elemen struktur yang berfungsi sebagai pembatas dan
pembentuk ruang. Dinding juga dapat berfungsi sebagai penyalur beban ke dalam tanah.
Dalam Konstruksi Bangunan 1: Dasar-dasar Perencanaan dan Bangunan Tidak
Bertingkat, Widomoko (2000) menjelaskan bahwa dinding terdiri atas dua macam, yaitu
dinding struktur dan dinding non struktur.
Dinding struktur berfungsi sebagai menerima atau memikul beban dari atas (vertikal)
dan samping (horizontal). Dalam pembuatan dinding struktur, diperlukan perhitungan
agar dinding tersebut dapat memikul beban dan menerima gaya yang akan terjadi,
misalnya kuda-kuda, atap, pekerja, angin, dan masih banyak lagi. Letak dinding struktur
adalah di tepi serta pada tengah bangunan. Dinding struktur pada tepi bangunan berfungsi
pula sebagai melindungi banguan dari air hujan dan sinar matahari, sedangkan dinding
struktur pada tengah bangunan berfungsi sebagai inti bangunan (building core) dan letak
dari bagian servis dan utilitas bangunan, seperti shaf kabel, shaf pembuangan air kotor,
lift, dan macam utilitas lainnya.

Jenis dinding struktur ialah dinding geser (shear wall) dan dinding pemikul (bearing
wall). Dinding geser biasanya lebih berfungsi untuk gaya yang terjadi secara horizontal,
misal gempa bumi, tabrakan pesawat, dan lain-lainnya. Dinding geser dapat menjaga
bangunan untuk terjadi collapse ke arah yang tidak diinginkan dan menghindari bangunan
dari perubahan bentuk (deformasi). Sedangkan dinding pemikul lebih berfungsi untuk
beban serta gaya yang terjadi secara horizontal, seperti rangka atap, pekerja, dan lainlainnya.

Dinding struktur umumnya, terutama pada


dinding pemikul, terbentuk dari batu bata atau
batu kali pada bangunan tidak bertingkat dan
bangunan bertingkat rendah seperti dua lantai.
Pada bangunan tidak bertingkat, ketebalan
dinding kurang lebih 3/4 hingga satu batu (satu
batu = 2 lapis batu bata standar). Sedangkan
pada bangunan bertingkat rendah, ketebalan
dinding mencapai 1 1/2 hingga 2 batu.

Dalam Membangun Ilmu Bangunan 2, Pijl (1987) memaparkan mengenai macam


ikatan pemasangan batu bata, yaitu:
1. Ikatan setengah bata
Ikatan paling ekonomis karena tidak perlu melakukan pemotongan bata.

2. Ikatan klesor
Ikatan yang sama dengan ikatan setengah bata, namun pada sudut-sudutnya
menggunakan 3/4 bata.

3. Ikatan liar
Ikatan yang tidak beraturan, perbedaan ukuran bata bervariatif digunakan.

4. Ikatan berdiri atau ikatan tegak


Ikatan yang salah satu sisinya terdiri atas dua lapis.
5.

Ikatan

silang
Ikatan
paling

kokoh,
terdapat
penonjolan

pada

lapisan
setengah

bata.

6.

Ikatan

vlam
Ikatan
yang
terdiri
atas

2/3

bata

pada
sudutsudutnya.

7. Ikatan rantai
Ikatan dekoratif yang membutuhkan 3/5 bagian bata.

Pemasangan
ikatan

batu

bata

juga

terdiri

atas

berbagai
macam. Hal
ini

dapat dilihat

dari

pemasangan
perekat
batanya,
biasanya

berasal dari material mortar.


1. Penuh rata
2. Menjorok ke dalam
3. Miring, biasanya disebut sebagai siar bayang-bayang
4. Direkat atau digunting

Hasil pemasangan ikatan-ikatan tersebut dapat pula dijadikan sebagai detail estetika.
Hal ini dapat dilakukan dengan penonjolan pada sebagian lapisan batu bata, kemudian
diberikan finishing seperti pewarna untuk penekanannya.

Dinding struktur juga dapat dibuat dari beton. Biasanya pemakaian material ini untuk
dinding struktur pada bangunan bertingkat lebih dari dua lantai. Material beton lebih
banyak digunakan untuk dinding geser karena dalam pemasangannya tidak diperlukan
teknik ikatan seperti batu bata.

Sistem dinding struktur fungsi yang sama dengan sistem kolom, sehingga dapat
menggantikan fungsi dari kolom. Keuntungan dari sistem dinding struktur adalah sebagai
berikut:
1. Tidak perlu meletakkan kolom-kolom pada ruang bangunan (free-column space)

2. Letak tumpuan beban dapat di mana sepanjang dinding sehingga posisi kuda-kuda,
balok, dam sebagainya mudah ditempatkan dan disesuaikan dengan aspek
dalam bangunan.
Namun, sistem dinding struktur juga mempunyai kerugian, yaitu:
1. Ruang akan relatif terikat dengan posisi garis dinding sehingga ruang fungsi harus
mengikuti ruang yang ada.
2. Pondasi yang digunakan harus sesuai sepanjang dinding sehingga relatif besar
dimensinya dan mahal.
3. Konstruksi dinding yang tebal dan besar akan mengakibatkan bangunan menjadi
relatif lebih mahal karena volume waktu dan bahan.
Dinding non struktur berfungsi sebagai pembatas atau partisi suatu ruangan saja.
Sehingga, berbeda dengan dinding struktur, dinding non struktur tidak menyalurkan dan
menerima beban dan gaya secara vertikal dan horizontal. Letak dari dinding non struktur
adalah pada tengah bangunan, berfungsi sebagai pembentuk ruang-ruang dalam suatu
struktur. Letak dinding non strukur juga dapat pada tepi bangunan, namun harus
didukung oleh sistem kolom karena fungsi dinding tersebut hanya sebagai selubung
bangunan.

Dinding non struktur dapat terbuat dari material batu bata atau gypsum. Dinding

gypsum biasanya digunakan untuk membuat ruang-ruang tambahan yang sebelumnya


tidak dibangun karena lebih hemat, cepat dan murah karena tidak perlu melakukan
renovasi pada strukturnya. Biasanya gypsum yang digunakan adalah ketebalan 9 mm,
namun itupun tergantung pada produsennya pula. Gypsum produksi jayaboard memiliki
ketebalan 12 mm dengan ukuran 1,2 m X 24 m.
Konstruksi dinding gypsum juga bervariasi. Ada yang merekatkan pada dinding
langsung dikarenakan dinding yang bergelombang atau disambung dengan rangka. Untuk
mengurangi kebisingan, gypsum dapat dikonstruksi dengan menyisakan rongga udara
ditengah.
Kelebihan dari penggunaan dinding gypsum adalah sebagai berikut:
1. Permukaannya rata sehingga menimbulkan kesan rapi.
2. Pemasangannya cepat dan dapat segera diberi finishing.
3. Daya serap terhadap cat lebih rendah sehingga tidak boros cat.
Idham, Noor Cholis. 2013. Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widomoko, H. 2000. Konstruksi Bangunan 1: Dasar-dasar Perencanaan dan Bangunan
Bertingkat. Malang: Institut Teknologi Nasional Malang.
Pijl, A., C. de Weert. 1987. Membangun Ilmu Bangunan 2. Belanda: Erlangga.
https://inspirasihunian.wordpress.com/2013/06/26/bermain-gipsum-di-dinding/

Anda mungkin juga menyukai