PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam suatu bangunan peran konstruksi sangatlah penting dalam
pembangunan, tanpa adanya konstruksi maka bangunan tersebut akan sulit untuk
terealisasikan.
Untuk itu dalam makalah ini penulis mengambil judul jenis-jenis konstruksi
bangunan dan spesifikasinya, agar pembaca tahu bagaimana cara membangun
dengan baik dan benar.
2.
3.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ATAP
2.1.1 Pengertian Atap
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup
seluruh ruangan yang ada dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin,
debu atau untuk keperluan perlindungan. Adapun syarat syarat atap yang harus
di penuhi antara lain :
a) Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap
tekanan maupun tiupan angin.
b) Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya sedemikian rupa,
sehingga menambah keindahaan serta kenyamanaan bertempat tinggal bagi
penghuninya.
c) Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap atau bubuk, perlu diberi
lapisan pengawet.
d) Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca.
e) Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan
penutupnya maka kemiringannya dibuat lebih landai.
2.1.2. Macam Macam Atap
Ada beberapa macam atap antara lain, yaitu :
2.1.2.1. Atap Datar
Meskipun bentuk atap ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada
permukaan atap selalu dibuat sedikit miring untuk menyalurkan air hujan ke
lubang talang. Bahan yang sesuai untuk atap ini biasanya digunakan campuran
beton bertulang. Agar dibawah atap ini tidak terlalu panas atau dingin maka perlu
dibuat ruang isolasi diatas langit-langit (plafon). Atap datar digunakan untuk
rumah mewah seperti rumah bertingkat.
2.1.2.2. Atap Sandar
Atap sandar biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple. Pada
umumya atap ini terdiri dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi atasnya
bersandar atau menempel pada tembok bangunan induk ( tembok yang menjulang
tinggi ). Pada bentuk atap sandar menggunakan konstruksi setengah kuda kuda
untuk mendukung balok gording. Kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat
atau 40 derajat bila memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup
dari semen asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat
diambil 20 derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak memerlukan
reng.
2.1.2.3. Atap Pelana
Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap miring
yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan bubungan. Tepi
bawah bidang atap, dimana air itu meninggalkan atap dinamakan tepi teritis. Pada
tepi teritis ini dapat dipasang talang air. Bahan penutupnya banyak yang
menggunakan genteng biasa ( genteng kampung ) maupun seng gelombang.
Bentuk atap pelana digunakan untuk rumah rumah sederhana. Rumah dengan
atap ini banyak dijumpai di pedesaan seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan
Jawa Barat.
2.1.2.4. Atap Tenda
Atap ini dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai pasangan
tenda. Ukuran panjang dan lebar bangunan yang menggunakan atap ini adalah
sama, ini berarti terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk,
ukuran maupun lereng yang sama yang bertemu di satu titik tertinggi yaitu pada
tiang penggantung ( maklar ). Atap ini banyak digunakan untuk bangunan kantor,
pendopo, dan bangunan untuk tempat tinggal.
2.1.2.5. Atap Menara
Bentuk atap ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat
bidang atap dengan sudut apitnya yang sama besar serta ujung ujung bagian
atasnya bertemu pada satu titik yang cukup tinggi. Atap menara mempunyai jurai
luar yang sama panjang dan ujung bagian atas bertemu pada satu titik yang berada
pada bagian ujung atas gantung atau maklar. Bentuk atap semacam ini banyak
digunakan untuk bangunan bangunan gereja.
Seng
Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan
sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915
mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. ukuran tebal
yang kurang dari 1 mm dinyatakan dengan BWG. Ukuran seng gelombang biasa
yang digalvanisir berkisar 760 mm x 1830 mm dengan beberapa macam macam
tebal yang dinyatakan dengan BWG. Seng mempunyai lebar propil 76 mm, tinggi
propil 16 mm dan banyaknya gelombang ada 10. Jika seng terkena air hujan yang
banyak mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan
akan menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun
dingin artinya bila udara di luar panas / dingin maka dalam ruangan akan terasa
lebih panas / dingin. Kelebihannya bobotnya rendah, harganya murah,
pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.
2.1.3.2 Bahan Alam ( langsung ),contohnya:
Sirap
Bahan penutup atap sirap dibuat dengan cara membelah belah kayu yang
keras seperti kayu jati, belian, dan onglen menjadi lembaran lembaran yang
mempunyai ukuran tertentu.
Ukuran ukuran sirap ada beberapa macam seperti :
1. Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 - 9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm
2. Ukuran kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 - 4 mm
Warna biasa sirap adalah coklat tua namun akan berubah menjadi cokelat
tua kehitam-hitaman. Kelebihan pengunaan bahan sirap adalah bahannya cukup
ringan dan bersifat isolisasi terhadap panas. Kelemahan penggunaan bahan ini
pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan digunakan akan bertambah
dan bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang akan membilut dan
berubah bentuk menjadi cekung.
Panjang
: 28 36 cm
2.
Lebar
: 20 25 cm
3.
Tebal
: 0,8 1 cm
4.
Dalam lengkungan
4 5 cm
2.2 DINDING
2.2.1
Pengertian Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan / membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi,
dinding ada yang berupa dinding partisi / pengisi (tidak menahan beban) dan ada
yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi / partisi yang
sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom
praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam
material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan seperti batu bata dan batako
b. Dinding batu alam / batu kali
c. Dinding kayu: kayu log / batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural dinding geser, pengisi clayding wall / beton pra
cetak).
2.2.2
Macam-Macam Dinding
10
11
12
13
14
: 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam
umumnya memiliki ketebalan minimal 30 cm, sehingga cukup kuat tanpa kolom
praktis.
15
16
akustik yang akan di pasang tersebut sehingga anda tidak akan salah dalam
memilih bahannya.
Membuat sebuah dinding akustik di dalam ruangan sangat beragam tips
dan cara membuatnya, misalnya saja menempatkan / menggantung karpet yang
memiliki bahan tebal atau pun karpet wool pada dinding ruangan anda. Serta
selain itu, pembuatan dinding akustik juga dapat dilakukan dengan cara yang
sudah canggih yang tentu saja dengan menggunakan material serta perhitungan
yang khusus.
Pada saat anda ingin memasang panel / dinding akustik di dalam sebuah
ruangan, sebaiknya anda meletakkan panel sebar serta panel serap di bagian
bidang pantul yang paralel.
Bahan bahan dinding akustik yang berkualitas dapat anda peroleh dari
perusahaan yang bergerak di bidang material seperti PT. Duta Kencana Indah.
Berbagai macam dinding akustik dan juga material lainnya seperti dipa, rangka
hollow, partisi ruangan dan sebagainya yang dapat Anda sesuaikan dengan
kebutuhan dan keuangan Anda tersedia lengkap di sini.
2.3 KOLOM
2.3.1 Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
17
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat
bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta
beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban
yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan
ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman
dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan.
Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari
pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu
pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus
diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa
tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah
material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
2.3.2
Jenis-jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:
1. Kolom ikat (tie column)
2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada
tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
a) Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom
brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada
jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan
ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh
pada tempatnya
b) Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama
hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan
spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.
Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk
18
19
dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk
menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom,
boleh ditambah tebalnya.
Kolom untuk bangunan lantai 2
Yang perlu mendapatkan perhatian dalam menggambar penulangan kolom antara
lain:
1. Penyambungan kolom di atas balok atau sloof.
2. Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari pada bagian tengah
kolom.
3. Lebar kolom lebih dari 30 cm diberi tulangan tambahan di tengah-tengah
lebar.
4. Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm.
2.4 BALOK
Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk
menompang lantai di atasnya. Agar dalam penggambaran konstruksi beton
bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton
bertulang. Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan
menggambar penulangan pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan
balok, tulangannya harus dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan
tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangan-tulangan yang digunakan dan
bentuknya. Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang
dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang. Adapun
syarat-syarat konstruksi beton adalah sebagai berikut :
1. Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok.
2. Diameter tulangan pokok minimal 12 mm.Jarak pusat ke pusat (sumbu
ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih 3 cm pada
bagian-bagian yang memikul momen maksimal.
3. Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan
pokok.
4. Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian
samping lebih dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage).
20
5. Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya
90 cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang
terbesar dengan diameter minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk
baja keras.
6. Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi di
dalam : 2.0 cm, di luar : 2.5 cm, tidak kelihatan : 3.0 cm.
7. Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser
beton yang diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut
peraturan beton dengan jarak masimal selebar balok dalam segala hal tidak
boleh lebih dari 30 cm.
8. Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser
beton yang diijinkan, maka untuk memikul / menahan tegangan yang
bekerja tersebut ada 2 (dua) cara:
a. Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %) dapat
ditahan / dipikul oleh sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong /
miring sesuai dengan perhitungan yang berlaku.
b. Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul oleh
kombinasi dari sengkang-sengkang dan tulangan serong / miring
(sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan tulangan serong /
miring atau dengan kata lain sengkang bekerjasama dengan tulangan
serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul /
ditahan oleh sengkang-sengkang dan sisinya ditahan / dipikul oleh
tulangan serong / miring.Tulangan tumpuan harus dipasang simetris
(tulangan tumpuan bawah harus dipasang minimal sama dengan
tulangan tumpuan atas).
2.5 . BETON
2.5.1 Pengertian Beton
Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan
pengisi. Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau
menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan
untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk,
bendungan dan lainya.Dengan melakukan analisa bahan maka dalam hal
pembuatan beton harus lebih teliti dengan berbagai macam material-material yang
21
Jenis-jenis Beton
Menurut Wibawa (2008), beton mempunyai macam-macam jenis:
a. Beton Ringan
Beton ringan adalah beton yang dibuat dengan beban dan kemampuan
penghantaran panas yang lebih kecil dengan berat jenis kurang dari 1800 kg/m3.
b. Beton masa
Beton masa adalah beton yang dituang dalam volume besar, yaitu
perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Biasanya beton masa
dimensinya lebih dari 60 cm.
c. Ferrosemen
Ferrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara
memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi
kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.
d. Beton Serat (Fibre Concrete)
Beton serat adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan
bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retakretak, sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.
e. Beton Non Pasir
Beton non pasir adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang
diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan
beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem
22
berupa keseragaman
23
Sifat-sifat Beton
Menurut Utomo (2008), beton memiliki sifat, antara lain :
a) Beton Segar
Hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat beton segar :
1. Kemudahan pengerjaan
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk,
diangkut, dituang dan dipadatkan.
24
2. Pemisahan Kerikil
Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari
campuran adukan beton disebut segregation. Kecenderungan pemisahan kerikil
ini di perbesar dengan:
a.
b.
c.
d.
3. Pemisahan Air
Kecenderungan air campuran untuk naik keatas (memisahkan diri) pada
beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding. Pemisahan air dapat
dikurangi dengan cara-cara berikut:
a. Memberi lebih banyak semen
b. Menggunakan air sedikit mungkin
c. Menggunakan pasir lebih banyak.
25
b) Beton Keras
Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan :
1. Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari :
a.
Kekuatan tekan
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh:
1) Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya. Jenis semen dasar
kualitasnya (mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton).
2) Jenis an lekak lekuk bidang permukaan agregat.
3) Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan
umurnya).
4) Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya
suhu).
5) Efisiensi dan perawatan.
b.
Kekuatan tarik
Kekuatan tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat desak pada waktu
umurnya masih muda dan berkisar seperduapuluh sesudahnya. Kuat tarik
merupakan bagian penting didalam menahan retak-retak akibat perubahan
kadar air dan suhu.
c.
Kekuatan geser
Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikui oleh desak dan tarik
oleh lenturan dan bahkan didalam pengujian tidak mungkin menghilangkan
elemen lentur.
Perbandinagan campuran (bila fas dan volume pasta semen berkurang, maka
rangkak berkurang).
3.
Semen
26
4.
5.
Perawatan.
6.
2.
Faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut).
3.
Ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila
volume elemen betonnya semakin besar).
2.5.4
4.
Kondisi lingkungan.
5.
Banyaknya penulangan.
6.
Bahan tambahan.
27
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh
karena itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.
2. beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang
jika basah sehingga dilatasi (construction joint) perlu diadakan pada
beton yang berdimensi besar untuk memberi tempat bagi
susut
28
untuk menentukan kuat tekan dan umur beton digunakan rumus regresi sebagai
berikut:
Y = a + b * Ln.x
Dimana:
y = Kuat Tekan Beton (Mpa)
x = umur beton (Hari)
1. Faktor Air Semen (FAS)
Faktor Air Semen adalah perbandingan antara berat air dan berat
semendalam campuran adukan beton. Secara umum diketahui bahwa semakin
tingginilai FAS, maka semakin rendah mutu/kekuatan beton. Nilai FAS yang
rendah ditambah dengan kekuatan agregat yang baik dipercaya dapat
meningkatkan mutubeton. Tapi nilai FAS yang terlalu rendah dapat mengurangi
kemudahan pekerjaan pada beton itu sendiri.
29
2.
daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali,
limbah, dan lain-lain.
3.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton, menurut Bahsuan
(2009), yaitu :
1. Bahan-bahan penyusutan beton : air, semen, agregat, admixture,
bahan tambahan.
2. Metode pencampuran : penentuan proporsi bahan, pengadukan,
pengeceron, pemadatan
3.
30
2.
3.
bahan-bahan halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu, garam,
shale lempung kayu, arang, pyrites (tanah tambang yang mengandung
belerang), dan lain-,lain.
Berikut ini berbagai macam zat yang dapat mengurangi kuat
tekan beton dan kadar konsentrasinya dalam campuran seperti yang
tercantum dalam tabel berikut.
Tabel Zat-zat yang dapat mengurangi kekuatan
Kandungan unsur kimiawi
Clorida, Cl :
- beton pratekan
1.000 ppm
- beton bertulangan
1.000 ppm
Sulfat, SO4
600 ppm
5.0000 ppm
Total solids
53.100 ppm
31
7,0
tekan
15,5
20,0
24,5
27,0
34,5
37,0
41,5
45,0
20,1
24,6
28,1
29,6
37,1
39,3
43,6
46,8
0,77
0,81
0,87
0,91
0,93
0,94
0,95
0,96
51,50
silinde
r
(MPa)
Kuat
9,2
tekan
53,65
kubus
(MPa)
Ratio
0,7
silinde
kubus
2.
10,0 12,0 16,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40, 45, 50,
2,5 5,0 7,5 10,0 12,5 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45, 50, 55,
0,96
32
(MPa)
Ratio
silinder 0,8 0,8 0,8 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,83 0,86 0,88 0,89 0,9 0,91
/ kubus
3.
Menurut BS.1881
Rasio kubus / silinder = 1,25 untuk semua kelas mutu. Di samping itu,
kadang-kadang dipakai juga benda uji silinder yang memiliki diameter yang
berbeda dengan standar, namun perbandingan antara diameter dengan tingginya
tetap diusahakan 1:2. Benda uji dengan diameter lebih kecil seringkali digunakan
untuk pengujian beton dengan kuat tekan yang sangat tinggi (di atas 50 MPa)
supaya kapasitas alat uji yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Korelasi kuat tekan
untuk masing-masing dimensi benda uji dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Ref
Concrete Manual, United States Bureau of Reclamation, 7th Edition, 1963).
Ukuran
silinder
(mm)
Kuat tekan relatif 1,09
1,06
1,00
C.494
(1995:254)
600
0,91
d) Bahan Tambahan
2 Bahan Tambah Kimia
Menurut
ASTM
dan
Pedoman
Beton
1989
33
3) accelerating Admixtures
4) water reducing and retarding Admixtures
5) water reducing and accelerating Admixtures
6) water reducing, high range Admixtures
7) water reducing, high range retarding Admixtures,
Bahan Tambah Mineral
1) Abu terbang batubara
2) Slag
3) Silika fume
4) Penghalus gradasi
Keuntungan penggunaan bahan tambah mineral :
1.
2.
3.
4.
5.
34
1.
air etraining
2.
3.
polimer
4.
5.
6.
7.
35
2.
3.
menambah kekuatan beton (kuat tekan, kuat lentur atau kuat geser
dari beton).
4.
5.
mengurangi
kapilaritas
dari
air
dan
mengurangi
sifat
permeabilitas.
6.
7.
8.
2.
3.
stabilitas pekerja.
Menurut isi buku Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu
Beton (1994), bahwa beton yang memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika
memenuhi persyaratan berikut:
a. nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing-masing
pasangan terdiri dari empat hasil uji kuat tekan beton) tidak kurang dari
(fc + 0,82 Sc).
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) kurang dari
0,85 fc.
Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka
selain memperbaiki adukan beton berikutnya harus diambil langkah-langkah
untuk meningkatkan kuat tekan rata-rata betonnya.
36
37
biasanya lebih dikenal dengan pengujian Beton Inti. Alat uji yang digunakan
adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN.
Uji core drill atau bor inti ialah cara uji beton keras dengan cara
mengambil contoh silinder beton dari daerah yang kuat tekannya diragukan.
Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa pipa
dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder.Silinder beton yang
diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya, umumnya antara 50 mm
sampai 150 mm. Namun sebaiknya diameter silinder tidak kurang dari 3 kali
ukuran maksimum agregat betonnya.
Jika uji bor inti dipilih maka beberapa hal yang perlu diperhatikan (SK
SNI-61-1990-03):
1) Umur beton minimal 14 hari
2) Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat
tekannya
dari masing-masing bagian struktur. Dari satu daerah beton diambil satu
titik pengambilan contoh
3) Dari satu pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan mutunya)
diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak
membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan,
momen maksimum, dan tulangan utama
4) Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton
5) Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya
minimal sama.
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa
layannya, benda uji silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering.
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa
layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam
kondisi basah.
Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh (daerah beton yang
diragukan) dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton
(minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi
2(dua) persyaratan sebagai berikt: (1) Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya
tidak kurang dari 0,85 fc (2) Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak
kurang dari 0,75 fc (Ronynedia, 2010).
38
39
Murah
2.
3.
4.
Tidak merusak
Kekurangan
1.
2.
3.
4.
40
Sentuhan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hummer test
pada titik-titik yang akan ditembak dengan memegang hummer
sedemikian rupa dengan arah tegak lurus atau miring bidang
permukaan beton yang akan ditest.
2.
3.
4.
Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu
hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang
terdapat pada alat hummer sehingga memotong kurva yang sesuai
dengan sudut tembak hummer.
5.
Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu
vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu
vertikal.
41
2.
Beton yang diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama
karena hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaman
beton, sifat dan jenis agregat kasar, drajad kombinasi dan umur beton.
3.
merusak (non destructive test) yang paling banyak digunakan. Pada umumnya
untuk menguji kekuatan elemen struktur yang terpasang atau beton pracetak
digunakan Schmidt Hammer jenis N. Namun jenis N tidak dapat digunakan pada
benda uji dengan ketebalan kurang dari 100 mm. Penelitian ini menggunakan
Schmidt Hammer jenis L yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
beton yang terpasang pada suatu struktur atau suatu benda uji dengan ketebalan
kurang dari 100 mm. Nilai yang diperoleh secara langsung dari hasil Schmidt
Hammer
adalah
nilai
(Rebound
Number)
yang
merupakan
nilai
42
mendapatkan kuat tekan yang berbeda-beda maka mix desain beton dibuat dengan
faktor air semen (Fas) yang berbedabeda. Hasil penelitian menunjukkan Nilai R
Schmidt Hammer dan kuat tekan bertambah seiring dengan berkurangnya Fas.
Korelasi nilai R Schmidt Hammer dan kuat tekan sangat baik sehingga Schmidt
Hammer jenis L dapat digunakan untuk menaksir kekuatan beton ringan .
Penelitian ini menguji korelasi antara nilai R Schmidt Hammer dengan
kuat tekan beton dari benda uji silinder yang berdiameter 100 mm dan tinggi 200
mm. Dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai R Schmidt Hammer dan kuat tekan bertambah seiring dengan
berkurangnya Fas (faktor air semen).
2. Korelasi nilai R dan kuat tekan pada umur 28 hari sangat baik sehingga
Schmidt Hammer jenis L dapat digunakan untuk menaksir kekuatan
beton ringan yang berdimensi kurang dari 100 mm.
4
Pengujian Beton
1.
Uji Slump
Nilai dari slump adalah berupa rentang, yang besarannya adalah kisaran dari
menurut pasal 8.2. tentang pengukuran berat isi dalam keadaan seimbang, dicapai
oleh beton ringan struktural setelah disimpan dalam ruangan dengan kelembaban
relatif 50 % 5 % dan temperatur 23 o C 2o C selama jangka waktu yang cukup
sampai berat konstan tercapai (SNI 03-3402-1994).
Berat isi kering oven adalah berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3.
tentang pengukuran berat isi kering oven, dicapai oleh beton ringan struktural
setelah dimasukkan dalam oven pengering pada 110 o C 5o C selama periode
waktu cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 3402:2008). Berat isi kering
oven berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3. tentang pengukuran berat isi
kering oven, dicapai oleh beton ringan struktural setelah dimasukkan dalam oven
43
pengering pada 110o C 5o C selama periode waktu cukup sampai berat konstan
tercapai (SNI 03-3402-1994).
Berat isi teoritis beton adalah biasanya ditentukan di laboratorium, nilainya
diasumsikan tetap untuk semua campuran yang dibuat dengan komposisi dan
bahan yang identik. Hal ini diperhitungkan dengan cara berat total material dalam
campuran (kg) dibagi dengan total volume absolut (m3). Berat isi teoritis beton
(kg/m3) dihitung pada keadaan bebas udara (SNI 1973:2008).
Rumus bobot isi gembur:
Berat isi rata-rata = berat isi uji 1 + berat isi uji 2 berat isi uji 3
gram
cm3
44
campuran (kg) dibagi dengan total volume absolut (m3). Berat isi teoritis beton
(kg/m3) dihitung pada keadaan bebas udara (SNI 1973:2008).
Rumus bobot isi padat :
Berat isi rata-rata
gram
}
cm3
45
akan dihasilkan beton mutu tinggi. Pada beton mutu tinggi atau sangat tinggi, FAS
dapat diartikan sebagai water to cementious, yaitu berat air terhadap berat total
semen dan aditif cementiuos yang ditambahkanoada campuran beton mutu tinggi (
Supartono, 1998).
46
Kebersihan agregat juga akan sangat mempengaruhi dari mutu beton yang
akan dibuat terutama dari zat zat yang dapat merusak baik pada saat beton muda
maupun beton yang sudah mengeras.
47
maksimum yang memberikan bukti nyata untu membuat beton mutu tinggi tidak
boleh lebih dari 15mm.
Namun demikian pemakaian butiran agregat sampai dengan 25mm masih
memungkinkan diperolehnya beton mutu tinggi dalam proses produksinya.
Gradasi yang baik dan teratur(continous)dari agregat kasar besar
kemungkinan akan menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan tinggi
dibandingkan dengan agregat yang bergradasi gap atau seragam. Gradasi yang
baik adalah gradasi yang memenuhi syarat zona tertentu dan agregat halus tidak
boleh mengandung bagian yang lolos pada satu set ayakan lebih besar dari 45%
dan tertahan pada ayakan berikutnya. Kebersihan agregat juga akan sangat
mempengaruhi daru mutu beton yang akan dibuat terutama dari zat-zat yang dapat
merusak baik pada saat beton muda maupun beton sudah mengeras.
4. Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
1) Bahan tambah yang bersifat kimiawi ( chemical admixture ) .
2) Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat
pelaksanaan pengecoran ( plecing ).
3) Bahan tambah yang bersifat mineral ( additive).
Bahan tambah additive ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan. Bahan
tambah tambah additive merupakan bahan tambah yang lebih banyak digunakan
untuk penyemenan jadi bahan tambah additive lebih banyak digunakan untuk
perbaikan kinerja kekuatannya.
Bahan tambah kimia yang banyak yang digunakan untuk memperbaiki
kinerja beton mutu tinggi umumnya yang bersifat yang memperbaiki kelecakan.
Bahan tambah ini dikelompokkan kedalam high range water reducing
48
terhadap
ketahanan
sulfat,
yang
juga
didukung
oleh
49
5. Kontrol Kualitas
Untuk dapat menghasilkan beton yang bermutu tinggi faktor control
terhadap kualitas proses produksi beton pada saat pengambilan sample pengujian
maupun proses penakaran sampai perawatan mutlak menjadi perhatian penting.
Pengawasan dan pengendalian yang tepat dari keseluruhan prosedur dari
pelaksanaan yang didukung oleh kordinasi operasional akan lebih meningkatkan
kualitas mutu beton yang dihasilkan.
2.6 LANTAI
2.6.1 Pengertian Lantai
Lantai merupakan penutup permukaan tanah dalam ruangan dan
sekitarnya. Lantai juga bagian bangunan yang digunakan untuk pijakan kaki.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi bangunan, bahan
lantai juga mengalami kemajuan yang pesat. Berbagai macam produk lantai mulai
bermuncul mulai dari bentuk yang sederhana sampai yang kompleks, selain itu
dari segi harga juga beragam, dari yang murah sampai yang mahal.
2.6.2 Fungsi Lantai
Lantai memiliki berbagai berfungsi mulai sebagai fungsi utamanya yaitu
ebagai alas pijakan kaki sehingga memberikan kenyamanan ketika berjalan di
atasnya, sampai dengan memberi nilai estetika suatu ruang dalam bangunan
sehingga dapat menambah nilai jual bangunan tersebut.
2.6.3 Jenis-Jenis Bahan Lantai Alami
1. Lantai Batu Candi
Ciri-ciri : warna gelap
Bahan : batu alam
50
Bahan
Ukuran
: bervariasi
Kelebihan
51
Kekurangan
Aplikasi
Perawatan
Bahan
: batu alam
Ukuran
: lantai eksterior
Perawatan : tiga tahun sekali dilakukan coating agar warna tetap terjaga dan
mengkilap
52
Bahan
: batu alam
Ukuran
: sangat bervariasi
53
Bahan
Ukuran
Kelebihan
Kelemahan
Aplikasi
: lantai ruangan
Perawatan
54
2. Lantai Teraso
Ciri-ciri
Bahan
: campuran
dengan bahan keras, kombinasi campuran antara kulit kerang laut dengan
pecahan marmer
Ukuran
: 20 x 20 cm, 30 x 30 cm
Kelebihan
Kelemahan
Aplikasi
: lantai eksterior
Perawatan
55
Bahan
Ukuran
Kelebihan
Kekurangan : mudah berlumut untuk lantai yang basah khususnya nat antara
keramik
Aplikasi
56
Bahan
: batu marmer
Ukuran
Kelebihan
Kelemahan
Aplikasi
Perawatan
57
Bahan
: Batu Granit
Ukuran
: 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, 60 x 60 cm
Kelebihan :
indah
&
menarik,
tahan
api, kuat
terhadap
getaran,
58
: kayu
Jenis
59
Bahan
Ukuran
Perawatan: dibersihan dan usahakan agar tidak lembab karena bisa berlumut
60
Bahan
: material buatan
61
Bahan
: tanah liat
Ukuran
: bervariasi
62
Bahan
Aplikasi
63
Ukuran
: panjangnya sekitar 10 cm
Aplikasi
2.7 PINTU
2.7.1 Pengertian Pintu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pintu adalah tempat
untuk masuk dan keluar. Ini berarti bahwa pintu adalah suatu benda penghubung
untuk melakukan aktivitas memasuki sesuatu atau keluar dari sesuatu tempat. Jika
dikaitkan dengan rumah tinggal maka pengertian pintu adalah tempat untuk
keluar-masuk pada tempat tinggal manusia.
64
65
masing-masing ruang, dan desain yang indah, sesuai, dan selaras dengan desain
bangunan atau ruang tempat pintu tersebut dipergunakan.
2.8 PONDASI
2.8.1 Pengertian Pondasi
Pondasi adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan
dengan tanah. Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban dari semua
unsur bangunan yang dipikulkan kepadanya ke tanah. Pondasi harus
diperhitungkan sedemikian rupa agar dapat menjamin kestabilan bangunan
terhadap :
A. Beban bangunan
B. Berat sendiri
C. Beban berguna
D. Gaya-gaya luar :
Angin
Gempa bumi
Beban termis
Beban dinamis
Penurunan pondasi
2.8.2 Bahan Pondasi
A. Bata
1) Kurang ideal, sebab bahan lunak dan berporeus.
2) Digunakan untuk pembebanan yang ringan atau bangunan
sementara.
3) Sebaiknya tidak pada lapisan tanah yang berair.
B. Batu kali
1) Cukup baik, asalkan susunan batu harus tersusun dengan
benar dan kompak. Perbandingan spesi 1 PC : 4 PS.
2) Untuk pondasi bangunan permanent berlantai 1/2/3.
66
sesuai.
Beton blok : 1PC : 4/5 PS di press dalam cetakan
Beton : 1 PC : 3 PS : 5/7 kerikil
Hanya dapat menahan beban tekan.
Kekokohan landasan dapat lunak hinnga sedang, tergantung
besarnya beban bangunan.
D.
Beton bertulang
1) Sangat ideal digunakan karena bahan yang padat, kompak
dan kedap air.
2) Dapat diperhitungkan untuk menahan beban tarik.
3) Perlu perhatian dalam pembuatannya dan kualitas
betonnya.(perlu lantai kerja untuk peletakan tulangan besi)
perbandingannya 1 PC : 3 PS : 5 KR.
kemudian
melihat
kondisi
tanah.
dengan
pengujian
di
laboratorium,
67
dengan 2 cara:
Analisis hasil pengujian laboratorium
1. Melakukan analisis dengan pendekatan empiris
terhadap data-data indek propertis tanah yang
2.8.3
Jenis Pondasi
Terdiri Dari 2 Jenis yaitu :
pondasi
menyebar)
(pondasi
A. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal biasanya dibuat
umumnya kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai
68
dengan kedalaman kurang dari3 m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan
yang baku, tetapi merupakan sebagai pedoman. Pada dasarnya,
permukaan pembebanan
atau
kondisi
permukaan
lainnya
akan
bentuk bukatan (melingkar), persegi atau rectangular. Jenis pondasi ini biasanya
terdiri
bertulang
dengan
ketebalan
yang seragam,
tetapi pondasi pad dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika
pondasi
ini
dibutuhkan
untuk
menyebarkan
beban
dari
kolom
berat. Pondasi tapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga
digunakan untuk pondasi dalam.
2. Pondasi Jalur atau pondasi memanjang (Strip foundations)
69
dimana penempatan kolom dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak
terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan.
Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk
memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan
untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat
menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat
juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban
struktural.
Pondasi Setempat
Kadang kadang sering dijumpai pada lapisan tanah keras. Letaknya pada
kedalaman lebih dari 1.50 cm dari permukaan tanah setempat. Bila digunakan
pondasi menerus akan sangat mahal dan tidak efisien. Untuk mengatsinya dapat
digunakan pondasi yang dibuat dibawah kolom kolom pendukung bangunan
disebut pondasi setempat. Jadi yang merupakan pondasi utma pendukung
bangunan adalah pondasi setempat. Semua beban bangunan yang diterima kolom
kolom pendukung langsung dilimpahkan padanya. Pondasi setempat dapat
dibuat bentuk :
1) Pondasi pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut
terpancung
70
Pondasi Jalur
71
struktur atas area yang luas, biasanya dibuat untuk seluruh area struktur. Pondasi
raft digunakan ketika beban kolom atau beban struktural lainnya berdekatan
dan pondasi pad saling berinteraksi.
72
dapat
ini
tidak
dapat
dihindarkan.
Kerusakan-kerusakan
tersebut
misalnya berupa :
a. pecah/retaknya tembok-tembok.
b. pintu/jendela tidak dapat dibuka.
c. atap berubah bentuk.
d. dan lain-lain kerusakan.
Oleh karena itu lapisan tanah humus harus digali dan dibuang ke tempat
lain.Perletakan dasar pondasi staal ditetapkan lebih dalam dari lapisan tanah
humus (30 a 50 cm atau, lebih dalam) agar diperoleh kepastian tanah yang
cukup kuat dan memenuhi syarat. Sehingga kedalaman rata-rata dari
pondasi staal berkisar antara 80 a 100 cm dari permukaan tanah.
73
Dasar
perhitungan
pondasi
staal
adalah
perlebaran/perluasan
dasar
pondasi terhadap tebal tembok dengan maksud agar supaya ada pembagian
yang lebih merata dari gaya -gaya yang ditimbulkan muatan diatasnya pada
tanah di tempat pondasi diletakkan pada tiap satuan luas dalam kg/cm2.
Oleh karena itu pondasi staal merupakan pondasi ringan, artinya hanya
mendukung muatan konstruksi bangunan gedung yang kurang berat, maka
perlebaran/perluasan dasar pondasi dapat ditetapkan 2 a 3 x tebal
tembok. Walaupun demikian dalam menentukan ukuran luas dasar pondasi
harus diperhitungkan muatan dari bangunan diatasnya Pondasi staal dapat dibuat
dari pasangan batu merah, pasangan batu kali/alam dan beton tidak
bertulang/bertulang atau gabungan.
B. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan
kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban
struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada
kedalaman lebih dari
dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan
caissons atau pondasi kompensasi . Pondasi dalam dapat digunakan untuk
mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam
yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur
bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat
dihindari.
74
pile
merupakan
jenis
pondasi
yang
dibuat
dalam
75
dari beton bertulang pre cast. Karena itu, aturan perencanaan pondasi pier
terhadap
balok
beton
diafragman
adalah
mengikuti
setiap
ukuran
sebagai bentuk tabel , struktur adalah sistem kolom vertikal yang terbuat dari
beton bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah tanah
yang sudah digali. Lempengan beton diafragma
atau
76
77
78
79
bertingkat tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500
ton.
2. Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan
Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin. Bisa
mencapai daya dukung tanah yang paling keras. Daya dukung tidak hanya
dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang. Pada
penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua
atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat. Harga relative murah bila
dibanding pondasi sumuran.
b. Kekurangan
Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena
factor angkutan.Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.Untuk
daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
3. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan
a. Pondasi tiang pancang pabrikan.
Keuntungan:
1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat,
hasilnya lebih dapat diandalkan.
2. Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja.
Walaupun lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat
ditembus sehingga pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat
dilakukan.
3. Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali
jika diperlukan tiang dengan ukuran khusus.
4. Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.
80
81
82
2.9 SAKLAR
2.9.1 Pengertian Saklar
Saklar adalah
sebuah
perangkat
yang
digunakan
untuk
2.9.2
Macam-Macam Saklar
Berbagai macam saklar (zakelar, swtch) listrik dan elektronik yang umum
83
berbeda, tapi tiap saklar melakukan tugas sama, yakni membuka dan menutup
sirkuit listrik.
Beberapa saklar yang melakukan kontak berbeda, dinamakan sesuai
dengan bentuk, fungsi, dan atau cara operasinya.Misal, tombol atau kancing-tekan
(push button) adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa
melakukan dua fungsi berbeda, yakni menutup sirkuit bila ditekan, atau justeru
membuka sirkuit bila ditekan. Jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan
berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula dan sirkuit
kembali ke status semula.
SPST (Single-Pole Single-Throw) Switch
84
85
86
87
88
89
90
91
92
lantai bawah maupun lantai atas. Dari penjelasan tersebut maka saklar tangga
sebenarnya terdiri dari 2 buah saklar yang dipasang pada daerah tangga bawah
dan daerah tangga atas, sedangkan saklar yang digunakan adalah saklar tukar
(saklar 2 arah). Berikut penjelasan gambarnya.
93
94
95
Pemutus sirkuit listrik tegangan rendah dapat dipasang dalam multitingkatan dalam tegangan rendah switchboards atau lemari switchgear.
Karakteristik pemutus sirkuit Tegangan Rendah diberikan oleh standar
internasional seperti IEC 947. Pemutus sirkuit ini sering dipasang dalam undianout kandang yang memungkinkan pemindahan dan pertukaran tanpa membongkar
switchgear.
Besar tegangan rendah kasus dicetak dan pemutus sirkuit listrik mungkin
memiliki operator motor listrik, yang memungkinkan mereka untuk menjadi
tersandung (dibuka) dan tertutup di bawah remote control. Ini mungkin
merupakan bagian dari suatu sistem saklar transfer otomatis untuk daya siaga.
Tegangan rendah pemutus arus yang juga dibuat untuk arus searah (DC)
aplikasi, misalnya DC disediakan untuk jalur kereta bawah tanah. Pemutus khusus
yang dibutuhkan untuk saat ini langsung karena busur tidak memiliki
kecenderungan alami untuk pergi keluar pada setiap siklus setengah untuk
alternating current. Sebuah sirkuit pemutus arus searah akan memiliki blow-out
kumparan yang menghasilkan medan magnet yang cepat membentang busur
ketika mengganggu arus searah.
Pemutus sirkuit kecil baik dipasang secara langsung pada peralatan, atau
diatur dalam sebuah panel pemutus.
96
Panel depan dari 1250 Sebuah rangkaian pemutus udara yang diproduksi
oleh ABB. Ini pemutus sirkuit listrik tegangan rendah dapat ditarik dari
perumahan untuk servis. Karakteristik perjalanan yang dikonfigurasi melalui DIP
switch di panel depan.
97
kecil
dari
arus
masing-masing.
Pemutus
trip
Umum
Tiga tiang umum perjalanan breaker untuk memasok perangkat tiga fase. Pemutus
ini memiliki 2 Peringkat A.
Ketika memasok sirkuit cabang dengan lebih dari satu konduktor hidup,
masing-masing konduktor hidup harus dilindungi oleh tiang pemutus. Untuk
98
memastikan bahwa semua konduktor hidup yang terputus ketika setiap perjalanan
tiang, sebuah "perjalanan bersama" pemutus harus digunakan. Ini baik mungkin
berisi dua atau tiga mekanisme tersandung dalam satu kasus, atau untuk pemutus
kecil, eksternal dapat mengikat kutub bersama melalui operasi mereka menangani.
Dua kutub pemutus trip umum adalah umum pada sistem 120/240 volt mana
beban 240 volt (termasuk peralatan utama atau papan distribusi lebih lanjut)
rentang dua kawat hidup. Tiga-kutub pemutus trip umum biasanya digunakan
untuk memasok listrik tiga fase listrik untuk motor besar atau papan distribusi
lebih lanjut.
Dua dan empat kutub pemutus digunakan ketika ada kebutuhan untuk
melepas kawat netral, untuk memastikan bahwa tidak ada arus dapat mengalir
kembali melalui kawat netral dari beban lain yang terhubung ke jaringan yang
sama ketika orang perlu menyentuh kabel untuk pemeliharaan. Pemutus sirkuit
terpisah tidak harus digunakan untuk memutuskan hidup dan netral, karena jika
netral akan terputus sementara konduktor hidup tetap terhubung, kondisi
berbahaya muncul: sirkuit akan muncul de-energi (peralatan tidak akan bekerja),
tapi kabel akan tetap hidup dan RCD tidak akan perjalanan jika seseorang
menyentuh kawat hidup (karena RCD perlu kekuatan untuk perjalanan). Ini
adalah mengapa hanya pemutus trip umum harus digunakan ketika beralih dari
kawat netral diperlukan
Pemutus sirkuit tegangan menengah
Pemutus sirkuit tegangan menengah peringkat antara 1 dan 72 kV dapat
dirakit menjadi logam tertutup switchgear up line untuk penggunaan dalam
ruangan, atau mungkin komponen individu dipasang di luar ruangan di sebuah
gardu. Udara-break pemutus sirkuit diganti unit minyak diisi untuk aplikasi
indoor, tetapi sekarang mereka digantikan oleh sirkuit pemutus vakum (sampai
sekitar 35 kV). Seperti pemutus sirkuit tegangan tinggi yang diuraikan di bawah
ini, ini juga dioperasikan oleh arus relay pelindung penginderaan dioperasikan
melalui transformator arus. Karakteristik pemutus MV diberikan oleh standar
internasional seperti IEC 62271. Pemutus sirkuit tegangan menengah hampir
99
selalu menggunakan sensor saat ini terpisah dan relay pelindung, bukan
mengandalkan built-in sensor arus termal atau magnet.
Pemutus sirkuit tegangan menengah dapat diklasifikasikan oleh media
yang digunakan untuk memadamkan busur.
Vakum pemutus sirkuit-Dengan dinilai saat ini hingga 3000 A, ini
mengganggu pemutus arus dengan menciptakan dan pemadaman busur dalam
wadah vakum. Ini umumnya diterapkan untuk tegangan sampai sekitar 35.000 V,
[7] yang sesuai kasar rentang tegangan menengah sistem tenaga. Vakum pemutus
sirkuit cenderung memiliki harapan hidup lagi antara perbaikan dibandingkan
udara pemutus sirkuit.
Pemutus sirkuit udara Nilai saat ini hingga 10.000 karakteristik A. Trip
sering sepenuhnya disesuaikan termasuk ambang dikonfigurasi dan penundaan
perjalanan. Biasanya dikontrol secara elektronik, meskipun beberapa model yang
dikendalikan mikroprosesor melalui unit perjalanan terpisahkan elektronik. Sering
digunakan untuk distribusi listrik utama di pabrik industri besar, dimana pemutus
tersebut diatur dalam menarik-out lampiran untuk kemudahan pemeliharaan.
Pemutus sirkuit SF6 memadamkan busur dalam ruang diisi dengan gas
belerang heksafluorida.
Tegangan menengah pemutus sirkuit dapat terhubung ke rangkaian dengan
koneksi kabur ke bar bus atau kawat, khususnya di switchyards luar ruangan.
Pemutus sirkuit tegangan menengah di saklar line-up yang sering dibangun
dengan menarik keluar konstruksi, memungkinkan pemutus yang akan dihapus
tanpa mengganggu koneksi sirkuit listrik, menggunakan mekanisme yang
dioperasikan motor atau tangan-menghidupkan untuk memisahkan pemutus dari
kandang.
100
101
3) Udara ledakan
4) Kekosongan
5) SF6
Beberapa produsen ABB, GE (General Electric), Tavrida listrik, Alstom,
Mitsubishi Electric, Pennsylvania Breaker, Siemens, Toshiba, Konar HVS,
BHEL, CGL, Square D (Schneider Electric).
Karena masalah lingkungan dan biaya lebih dari isolasi tumpahan minyak,
pemutus yang paling baru menggunakan gas SF6 untuk memadamkan busur.
Pemutus sirkuit dapat diklasifikasikan sebagai tangki hidup, dimana
kandang yang berisi mekanisme berada pada potensial melanggar garis, atau
tangki mati dengan kandang pada potensial bumi. Tegangan tinggi AC sirkuit
pemutus secara rutin tersedia dengan peringkat 765 kV sampai. Pemutus 1200kV
diluncurkan oleh Siemens pada bulan November 2011.
Pemutus sirkuit tegangan tinggi digunakan pada sistem transmisi dapat
diatur untuk memungkinkan tiang tunggal dari garis tiga fase perjalanan, bukan
tersandung semua tiga kutub; untuk beberapa kelas kesalahan ini meningkatkan
stabilitas sistem dan ketersediaan.
Pemutus sirkuit sulfur heksafluorida menggunakan kontak dikelilingi
dengan gas belerang heksafluorida untuk memadamkan busur. Mereka yang
paling sering digunakan untuk transmisi-tingkat tegangan dan dapat dimasukkan
ke kompak gas terisolasi switchgear. Dalam cuaca dingin, pemanasan tambahan
atau de-rating pemutus sirkuit mungkin karena pencairan gas SF6 diperlukan.
2.10
SLOOF
102
komponen bangunan yang lainya, lazimnya terbuat dari beton bertulang dan
letaknya di atas fondasi, baik fondasi itu berupa pasangan batu kali atau fondasi
telapak (footplate). Ilustrasi sloof dalam sebuah rumah dapat dilihat pada posting
sebelumnya dengan judul Komponen Struktur Bangunan.
103
(tanah bagus untuk fondasi) dengan tanah yang lembek (tanah yang jelek untuk
fondasi). Dengan sloof ini maka diharapkan tidak terjadi penurunan sebagian
bangunan, karena tanah yang lembek tadi dapat dikatakan sudah tidak ada. Ibarat
ada sebuah cekungan atau sungai di jalan kemudian diatasnya cekungan atau
sungai dihubungkan dengan jembatan, maka dua jalan yang terputus cekungan
atau sungai dapat dihubungkan. Sehingga jika diatas jembatan tadi ditaruh beban,
maka beban tadi akan ditopang jembatan kemudian akan dilimpahkan pada pilarpilar jembatan.
Selain fungsi itu tadi, sloof juga menahan gaya lateral atau gaya horizontal
(misalnya gaya yang arahnya mendatar akibat gempa). Sehingga komponen
struktur yang diikat sloof tadi tetap diposisinya, dan bangunan tadi tidak berubah
bentuk atau bahkan rusak.
Beberapa Sloof Yang Sering Dibuat Akan Tetapi Belum Benar Dalam
Pembuatannya
1. Banyak sekali ditemukan pada bangunan atau rumah kuno, kebanyakannya
tidak menggunakan sloof. Sehingga didapati setelah fondasi langsung didirikan
dinding pasangan bata.
2. Tak jarang hanya mengunakan rolag (pasangan bata miring). Menurut buku
Pedoman Teknis Bangunan Tahan Gempa bahwa rolag bata ini tidak bisa menahan
gaya lateral dan meratakan beban kefondasi. Dengan kata lain rolag bata ini tidak
bisa berfungsi sebagai sloof atau jika berfungsi sebagai sloof, maka kinerjanya
tidak akan sebaik sloof dengan beton bertulang.
Dalam posting kali ini hanya disajikan definisi dan fungsi sloof, maka
pada posting selanjutnya akan kami sajikan detail konstruksi sloof, rencana kerja
dan syarat disertai gambar kesalahan dalam membuat sloof .
Papan Cor untuk Sloof
Papan Cor untuk Sloof digunakan saat kita akan membuat Sloof Pondasi
yang berfungsi sebagai pengikat bangunan dan pembagi rata beban bangunan
diatasnya. Pagi kemaren minggu 26 November 2011 saya dan saudara-saudara
104
kembali lagi ke lokasi dimana pondasi rumah sudah selesai dikerjakan sejak bulan
Juli 2011. Rencana hari itu adalah membersihkan lubang septic tank yang sudah
digali sejak akhir tahun 2010 dan sekelilingnya tanahnya longsor sehingga
membuat lubang calon septic tank terisi tanah kembali. Proses membersihkan
lubang ternyata tidak terlalu lama karena dikerjakan oleh 4 orang tenaga super,
dari pada pulang kepagian saya memutuskan untuk memanfaatkan papan kayu
mahoni yang ukurannya tidak terlalu lebar tetapi jumlahnya banyak untuk
membuat Papan Cor untuk Sloof.
105
Papan Cor untuk Sloof yang saya butuhkan adalah ukuran tinggi minimal
20 cm karena ukuran Sloof yang saya buat berdasarkan Gambar Bestek adalah
berupa ukuran balok dengan lebar 15 cm dan tinggi 20 cm kalau panjangnya tentu
saja sepanjang pondasi yang sudah dibangun. Papan Cor untuk Sloof bisa
menggunakan kayu apa saja yang penting bentuk papannya lurus tidak bengkok
atau melengkung dari segi kualitas dinomor duakan yang penting bentuknya
sesuai syarat diatas.
Jenis kayu Papan Cor untuk Sloof yang biasa digunakan anatara lain papan
kayu kelapa, papan kayu randu, papan kayu kelas II dan sebagainya. Tetapi, jika
yang menggunakan adalah sebuah proyek besar mereka biasanya mempunyai
cetakan khusus atau menggunakan papan lapis sehingga hasil pengecoran sloof
akan maksimal bentuknya.
Jika kita membeli Papan Cor untuk Sloof ditoko bangunan atau di
panglong (tempat pusatnya penjualan kayu jadi) kita akan mendapatkan ukuran
yang sesuai yang kita butuhkan, sebagai contoh jika kita akan membuat Sloof
Pondasi dengan ukuran 15 cm x 20 cm maka kita bisa membeli Papan Cor untuk
Sloof dengan ukuran lebar 21-22 cm dan 16-17 cm, kalau panjangnya biasanya 4
meter.
Kayu mahoni yang panjangnya rata-rata 2 m tetapi lebar dan bentuk
pinggirannya tidak rata biasa juga disebut kayu palet (Kayu yang bentuknya tidak
persegi karena hasil sisaan gergajian atau pinggiran dari sebuah pohon besar), dari
pada tidak dimanfaatkan secara maksimal akhirnya saya punya ide untuk
menyambungkan papan papan tersebut sehingga menjadi Papan Cor untuk Sloof
yang saya butuhkan dikemudian hari.
Untuk melakukan penyambungan Papan Cor untuk Sloof tentunya ada
cara dan alat yang kita gunakan. Alat yang saya gunakan merakit Papan Cor untuk
Sloof antara lain :
1) Palu atau martil untuk memukul paku.
106
2) paku papan
3) Gergaji Potong
4) Meteran
Langkah yang harus dilakukan dalam penyambungan Papan Cor untuk
Sloof antara lain :
1) Langkah Pertama, mencari papan pertama yang kedua sisinya rata, sisi
rata yang pertama untuk menempelkan pada dasar pondasi dan sisi rata
yang kedua untuk tempelan sambungan papan kedua.
2) Langkah Kedua, mencari papan kedua yang mempunyai salah satu
sisinya rata untuk ditempelkan pada sisi rata papan pertama.
3) Langkah Ketiga, mebuat potongan papan selebar reng kira-kira 6-7 cm
dengan panjang 20 cm sebagai media penyatu antara papan pertama
dan papan kedua.
4) Langkah Keempat, pasangkan dan satukan papan yang sudah kita pilih
cari sisi yang paling rata terus posisi kedua papan dibalik dan
kemudian kita tempelin dengan reng (lihat langkah ketiga) yang sudah
kita siapkan kemudian kita paku.
107
2.11 TANGGA
2.11.1 Pengertian Tangga
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua
tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain.
Jenis tangga berdasarkan sifat permanensinya :
Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen. Tangga permanen
biasanya digunakan untuk menghubungkan :
dua bidang horisontal pada bangunan
lantai bangunan yang berbeda
108
Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang
sama. Tangga dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau
merupakan dari kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain
adalah tinggi injakan(riser), lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing),
nosing, pegangan tangan (handrail) dan bidang pengaman (balustrade). Contoh
dari penggunaan tangga ini misalnya seperti yang kita temui pada bangunan
rumah tinggal atau perkantoran, "tangga monyet", dsb. Tangga non permanen
biasanya digunakan untuk mencapai bidang horisontal yang lebih tinggi, dan
digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga bisa dipindahkan /
disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya tangga lipat.
2.11.2 Konstruksi Tangga
Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat
sebuah bangunan, dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan
dll. Statistik yang dikompilasi oleh Dewan Keamanan Nasional menunjukkan
bahwa tangga adalah penyebab jumlah terbesar kecelakaan di rumah, kecelakaan
ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, yang tentu berada di luar kendali
mereka yang merancang dan membangun tangga. Namun, ada terlalu banyak
kecelakaan akibat kesalahan konstruksi langsung. Tukang kayu dapat memberikan
kontribusi berharga terhadap pencegahan kecelakaan jika ia berencana dan
melakukan pekerjaannya dengan baik.
Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi
telah menyiapkan standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk
membantu menghilangkan beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk
banyak kecelakaan.
1. Tangga harus bebas dari goncangan keras.
2. Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga
antara
109
3. Semua aantride dan optride dalam setiap anak tangga harus sama.
4. Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan
tangan di ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.
5. Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang
halus dan bebas dari serpihan.
6. Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat
dan tidak kurang dari dua puluh derajat.
7. Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku yang
menonjol.
Biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponenkomponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada
bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan
gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai
110
tulangan pembagi
: 8, 10
Untuk balok :
tulangan utama
beugel/sengkang
: 8, 10
tulangan pembagi
: 8, 10
111
112
Gambar 62
Merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena
sering dilalui untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus
benar-benar aman, nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti
terpeleset karna licin atau terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu
bagian horizontal (pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik).
Ukuran lebar anak tangga untuk hunian berkisar antara 20-33 cm. dan untuk
bagian vertical langkah atasnya berkisar antara 15-18 cm. untuk ukuran tangga
darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm.
113
Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga
pada hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis
biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.
2.11.4.3 Railing
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai
tempat beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai
pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15.
Kenyamanan bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan
sama dengan lebar tangga.
2.11.4.5 Baluster
Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah
vertical. Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang
juga saya pernah melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan
dan kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu
jauh, terutama untuk keamanan anak kecil.Untuk ukuran ketinggian baluster,
standarnya kurang lebih antara 90-100 cm.
114
= 57 65 cm.
A + 2.O
= 62 cm
A + 2x19
= 62 cm
Maka A
= 62 - 38 = 24 cm
Jadi panjang langkah datar ( antrede ) = 24 cm. jika tangga tersebut dibuat
tangga lurus maka panjang ruang yang di butuhkan untuk tangga yaitu : 19 x 24 =
456 cm, belum terhitung awal naik tangga dan akhir tangga.
Oleh karena itu lebih hemat bila menggunakan tangga bordes dengan dua lengan
maka :
= 10 1 = 9 buah.
= 216 cm.
= 74 cm.
115
GAMBAR
2.12 PLAFON
Semua bahan untuk jenis plafon rumah merupakan bahanbahan yang baik
dan berkualitas. Tinggal anda saja yang menentukan bahan yang mana yang cocok
sesuai dengan desain interior plafon diinginkan.
Sebelum memilih model dan bahan dasar plafon rumah yang akan Anda
pakai dalam desain nantinya, ada baiknya Anda mempelajari keunggulan dan
kelemahan dari tiap jenis plafon tersebut.
2.12.1 Jenis- Jenis Plafon
2.12.1.1 Plafon Tripleks
Plafon berbahan tripleks merupakan jenis penutup plafon yang sering
dipakai. Ukuran tripleks dipasaran adalah 122 cm x 244 cm dengan ketebalan 3
mm, 4 mm dan 6 mm. Pemasangan plafon ini dapat dipasang lembaran tanpa
dipotong-potong maupun dapat dibagi menjadi empat bagian supaya lebih mudah
116
Dalam pasaran ukuran plafon eternit adalah 1.00 m x 1.00 m dan 0.50 m x
1.00 m. Cara pemasangan pun sama dengan plafon tripleks. Anda dapat
menggunakan kasau 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm
untuk rangka plafon.
Keunggulannya selain mudah didapat dipasaran, proses pengerjaan pun
mudah sehingga tidak menemui kendala. Bahannya yang ringan memudahkan
pengguna untuk dapat mengganti apabila terjadi kerusakan.
Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan
dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya
tidak patah atau retak.
2.12.1.3
Plafon Fiber
Saat ini plafon fiber sudah banyak digunakan. Dalam aplikasi untuk plafon
rumah menggunakan papan GRC (Glassfiber Reinforced Cement Board).
Harganya relatif murah dibandingkan dengan tripleks. GRC Board mempunyai
ukuran 60 cm x 120 cm dengan ketebalan standar 4 mm. Rangka plafon dapat
mengunakan kasau 4/6 atau 5/7 maupun besi hollow 40 mm x 40 mm.
117
Keunggulan plafon GRC tahan terhadap api dan air, lebih kuat, ringan dan
luwes. Proses pengerjaanya cukup mudah.
Kelemahan sama dengan plafon eternit atau asbes tak tahan benturan.
Material GRC di beberapa drah masih jarang di jumpai.
2.12.1.4 Plafon Gypsum
Plafon gypsum salah satu jenis plafon yang sudah banyak digunakan pula
untuk penutup plafon. Ukuran untuk plafon adalah 122 cm x 244 cm. Untuk
rangka seperti GRC Board anda dapat menggunakan kasau maupun besi hollow.
Keunggulan, pada saat terpasang plafon gypsum memiliki permukaan
yang terlihat tanpa sambungan sehingga banyak diminati masyarakat. Proses
pengerjaanya pun lebih cepat. Mudah diperoleh, diperbaiki serta diganti.
Kelemahan, tidak tahan terhadap air sehingga mudah rusak ketika terkena
air atau rembesan air. Tidak semua tukang dapat mengerjakannya, perlu keahlian
khusus.
2.12.1.5
Plafon Akustik
Plafon akustik solusi bagi Anda yang merencanakan sebuah ruangan yang
dapat meredam kebisingan. Karena plafon akustik merupakan plafon yang tahan
terhadap batas ambang kebisingan tertentu. Ukuran yang tersedia adalah 60 cm x
60 cm dan 60 cm x 120 cm. Plafon akustik dapat dipasang dengan rangka kayu
atau bahan metal pabrikan yang sudah jadi.
Keunggulan, dapat meredam suara sehingga untuk kebutuhan ruangan
tertentu banyak dipakai oleh masyarakat. Bobotnya relatif ringan sehingga mudah
untuk perbaikan atau diganti dan proses pengerjaannya cepat.
Kelemahan, tidak tahan air dan di daerah tertentu masih jarang dijumpai
serta harganya relatif lebih mahal.
118
2.13 KONSOL
konsol beton atau konsol kayu untuk rumah memiliki kelebihan dan
kekurangan sendiri-sendiri, tapi jika anda mempertimbangkan untuk hemat dan
murah maka pilihan anda haruslah jatu pada konsol beton. Fungsi dari konsol
rumah adalah menjaga dari tampiasan air hujan yang dipasang di atas pintu atau
jendela.
Konsol beton terbuat dari beton bertulang dengan tapal 10cm, Kelebihan
konsol beton dibanding konsol kayu adalah :
Bebas rayap
Tahan api
119
BAB III
120
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi
yang
ada
hubungannya
dengan
judul
makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
3.1 KESIMPULAN
Konstruksi bangunan mempunyai aspek yang sangat penting bagi
kekokohan suatu banguan. Dalam konstruksi suatu bangunan ada beberapa bagian
penyusun yang membentuk suatu bangunan antara lain Pondasi, Ploof, Balok anak
maupun induk, Kolom, Dinding, Atap, Konsol, Beton, dll
Bagian-bagian ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi
konstruksi angunan tersebut. Jadi kesimpulannya konstruksi mempunyai peranan
yang sangat penting bagi keutuhan suatu bangunan
Daftar Rujukan
121
http://aryapersada.com/jenis-jenis-plafon-rumah-keunggulan-dankelemahannya.html