Penelitian terdahulu
penelitian dan sekaligus dapat mempelajari hasil metode analisis yang digunakan
Equity (ROE), Earning per Share (EPS). Teknik analisis data yang digunakan
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS).
digunakan dalam kajian ini adalah framework yang dikembangkan oleh Ulum
(2011) yang terdiri dari 46 items: 8 item human capital, 23 item structural
kegiatan bisnis perusahaan agar dapat memberikan value added serta dapat
Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti tingkat
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menguji hubungan
antara intellectual capital disclosure sebagai variabel dependen dan
pada Bursa Efek Indonesia dan tata kelola perusahaan) sebagai variabel
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012. Sampel
capital disclosure hanya sebesar 35%. Analisis regresi ganda digunakan untuk
disclosure. Implikasi dari penelitian ini adalah peruahaan dengan total aset dan
indeks LQ-45 untuk periode 2012 sampai dengan 2014. Pengujian ini
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh modal
intelektual terhadap kinerja keuangan. Sampel terdiri dari 21 perusahaan
keuangan yang diukur dengan return on asset, pasar terhadap nilai buku,
modal pasar dan laba per saham, tetapi modal intelektual tidak berpengaruh
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
No Nama, Judul dan
Tahun Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Sigit Hermawan Hasil penelitian Penelitian ini Penelitian ini
dan Ummy Imaniar menunjukkan bahwa sama sama menggunakan
Mardiyanti (2016) Intelektual Modal (VAIC) menggunakan analisis regresi
berpengaruh terhadap pendekatan berganda
kinerja keuangan kuantitatifdenga sedangkan
Intellectual Capital perusahaan Return on n perusahaan penelitian saat
dan Kinerja Asset (ROA), Return on Perusahaan ini menggunakan
Keuangan Equity (ROE), Earning per Manufaktur teknik analisis
Perusahaan Share (EPS). High IC content anylisis
Manufaktur High Intensive
IC Intensive
2. Ihyaul Ulum, Andi Hasil kajian menunjukkan Penelitian ini Obyek Penelitian
Tenrisumpala, bahwa tidak ada perbedaan sama sama terdahulu adala
Endang Dwi diantara universitas- menggunakan Komparasi
Wahyuni (2016) universitas di Indonesia pendekatan antara
dan Malaysia dalam kuantitatif dan Universitas Di
Intellectual Capital mengungkapkan informasi sama sama Indonesia dan
Disclosure Studi tentang IC melalui website mengungkapka Malaysia .
Komparasi antara mereka. Dari sisi jumlah n Intellectual Sedangkan
Universitas Di informasi yang Capital obyek penelitian
Indonesia dan diungkapkan, baik sat ini adalah
Malaysia universitas di Indonesia Perusahaan
maupun di Malaysia Manufaktur
cenderung lebih banyak High IC
mengungkapkan informasi Intensive
dalam format narasi
No Nama, Judul dan
Tahun Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Ike Faradian dan Hasil analisis Penelitian ini Penelitian ini
Gayatri (2016) menunjukkan bahwa sama sama menggunakan
Intellectual Capital (IC) menggunakan analisis regresi
Pengaruh dan Intellectual Capital pendekatan berganda
Intellectual Capital Disclosure berpengaruh kuantitatifdenga sedangkan
dan Intellectual positif terhadap Return On n judul penelitian saat
Capital Disclosure Asset (ROA). Intellectual ini menggunakan
Terhadap Kinerja Capital teknik analisis
Keuangan Disclosure content anylisis
Perusahaan
B. Landasan Teori
1. Teori stakeholder
hak untuk diperlakukan secara adil dan manajer harus mengelola organisasi untuk
karyawan (human capital) , aset fisik (capital employed), maupun structural capital, maka
meningkatkan value added, maka kinerja keuangan di mata stakeholder juga akan
meningkat (Wicaksana, 2011). Stakeholder dalam hal ini, memiliki kewenangan untuk
mempengaruhi manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh
organisai. Karena hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi
inilah organisasi akan dapat menciptakan value addeduntuk kemudian mendorong kinerja
keuangan dan nilai perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam
perusahaan yang semestinya tidak dibatasi pada asumsi konvensional yaitu mencari
keuntungan saja. Bagi perusahaan semakin penting stakeholder maka semakin banyak
informasi merupakan elemen utama yang dapat digunakan untuk mengelola stakeholder
dalam rangka mencari dukungan dan persetujuan atau untuk mengalihkan perlawanan dan
Dalam konteks Intellectual Capital (IC), teori stakeholder memberikan argumen bahwa
seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil dan manajer harus
seluruh potensi perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (capital employed),
maupun structural capital, maka perusahaan akan mampu menciptakan value added bagi
perusahaan. Dengan meningkatkan value added tersebut, maka kinerja keuangan di mata
yang diterima oleh masing-masing pihak tidak sama. Asimetri informasi terjadi antara
perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal berupa
informasi positif di pasar melalui pengungkapan laporan keuangan, dengan demikian
pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.
Saleh(2012) menyatakan bahwa sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh
kepada pihak eksternal, yaitu pemilik perusahaan atau pemilik saham perusahaan yang
salah satu caranya dilakukan dengan pengungkapan dalam laporan keuangan (Wardhani
2014). Darsono (2015) menyatakan bahwa dengan memberikan informasi tersebut maka
akan dapat menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan baik sehingga akan
Teori ini menyatakan bahwa dengan memiliki sumber daya dan pengetahuan
untuk dikelola secara baik akan meningkatkan kinrja perusahaan dan menganalisis
mempunyai sumber daya yang unggul tidak dimiliki oleh perusahaan lain (Hartono
(2012). Sumber daya yang unik untuk menciptakan keuggulan kompetitif bagi perusahaan
sehingga mampu menciptakan nilai perusahaan dan dapat mengusai serta memanfaatkan
Capital dikatakan memiliki peran penting dalam upaya melakukan peningkatakan nilai di
berbagai perusahaan, hal ini disebabkan adanya kesadaran bahwa Intellectual Capital
merupakan landasan bagi perusahaan untuk unggul dan bertumbuh (Wicaksana, 2011).
Resource Based Theory menyebutkan bahwa keunggulan kompetitif perusahaan
sunber daya yang tepat dan dapat memberikan keunggulan kompetitif, serta kinerja yang
(2011:10) adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal
modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO
(Chief Executive Officer) sebagai agent mereka. Pemegang saham memperkerjakan CEO
hubungan antara manajer dan pemegang saham. Jensen dan Meckling dalam Siagian
(2011:10) menyatakan bahwa hubungan keagenan ialah sebuah kontrak antar manajer
menimbulkan masalah antar manajer dan pemegang saham. Koflik yang tejadi karena
kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan
masing-masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang akan terjadi adalah
besar dan secepat-cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer
2. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded
rationality) ,dan
Dari asumsi sifat dasar manusia tersebut dapat dilihat bahwa konflik agensi yang sering
terjadi antara manajer dengan pemegang saham dipicu adanya sifat dasar tersebut.
kepentingan pemegang saham karena mereka adalah pihak yang memberi kuasa manajer
5. Legitimacy Theory
jika mereka memiliki kebutuhan yang spesifik untuk melakukannya. Mereka tidak dapat
melegetimasi status mereka hanya lewat hard assetyang diakui sebagai simbol
beroperasi. Hal ini sejalan dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa perusahaan
secara terus menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan
dengan sebuah data, disclosure berarti memberikan data yang berguna bagi pihak yang
memerlukan. Jadi data tersebut harus benar –benar bermanfaat, karena apabila tidak
bermanfaat, tujuan dari pengungkapan tersebut tidak akan tercapai. Jika dihubungkan
memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit
usaha. Informasi yang dimaksudkan harus jelas, lengkap dan dapat menggambarkan
perusahaan tersebut.
Penelitian terhadap modal intelektual lebih kepada cara pengukuran dibanding dengan
intelektual yang dimilikinya belum ada. Pendekatan yang pantas digunakan untuk
dimiliki perusahaan.
Sedangkan Daniel Andiersen dalam Boedi (2010) mengajukan daftar yang lebih
menjadi tiga sudut pandang, yaitu kategori bukti, kategori pemberitaan, dan kategori
moneter, dan visual. Sedangkan kategori pemberitaan (news tenor) terbagi menjadi positif,
netral, dan negatif. Dan yang terakhir adalah kategori orientasi waktu (time orientation)
yang terbagi menjadi orientasi ke depan, orientasi atas masa lalu, waktu yang tidak
3 main IC
categories and 34 IC subcategories
Numerical Past Oriented Negative
(non-monetary)
Visual
Gambar 2
Pola Pengungkapan Intellectual Capital
(2011):
Tabel 3
Definisi operasional dari kategori bukti :
Kategori Definisi Operasional
Discursive (non- Subkategori intellectual capital diungkapkan dalam
numerical) narasi / bentuk tertulis saja atau sel dalam tabel yang
menyampaikan arti non - numerik dalam kaitannya
dengan subkategori intellectual capital
sesuai dengan kolom dan baris header.
Numerical (Non- informasi yang diungkapkan menggunakan
monetary) nomor yang sebenarnya. non – keuangan yang
alami untuk mengkomunikasikan atau
menekankan subkategori intellectual
capital .
Monetary Informasi yang diungkapkan menggunakan nomor
(numerical) yang sebenarnya keuangan yang alami untuk
mengkomunikasikan atau
menekankan subkategori intellectual capital .
Visuals Subkategori intellectual capital dikomunikasikan
melalui grafik,
atau diagram .
Sumber : Abhayawansa (2011)
Tabel 4
Definisi Operasional dan contoh dari ketegori pemberitaan
Annual report merupakan sumber informasi yang penting tentang kinerja dan
prospek perusahaan bagi pemegang saham dan masyarakat sebagai salah satu dasar
pertimbangan dan pengambilan keputusan investasi Bapepam dan LK (2012). Selain
itu terdapat peluang pelaporan intellectual capital dengan format narasi dalam annual
terdahulu seperti yang dilakukan oleh Abeysekera dan Guthrie (2010) pada 30
perusahaan tingkat teratas yang terdaftar di Colombo Stock Exchange periode 1998-
menunjukkan hasil bahwa tidak ada kerangka dan pendekatan yang konsisten dalam
melaporkan intellectual capital. Hal yang sama juga ditunjukkan pada hasil penelitian
Guthrie dan Petty (2005). Selain itu, ditemukan bahwa meskipun perusahaan
menyatakan human capital merupakan aset yang terpenting, namun pada prakteknya
Guthrie (2010)
Pada penelitian yang di lakukan oleh Guthrie, Petty dkk (2005) ditemukan
bahwa pelaporan intellectual capital lebih banyak dilakukan dalam ekspresi discursive
intellectual capital tidak dapat dilihat dari nilai moneternya serta adanya peluang
pelaporan intellectual capital dengan format narasi dalam laporan analisis seperti
7. Content Analysis
kualitatif dapat dilakukan dengan Scorecard Method (SC) Sveiby (2008) dan Content
data penelitian melalui analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen yang
nantinya akan menghasilkan data dokumenter berupa kategori isi, telaah dokumen dan
intellectual capital yang belum jelas ataupun belum sama sekali memaparkan
analysis adalah untuk menyelidiki informasi analis atau pentingnya berbagai jenis
dengan menggunakan unit teks dalam narasi dan information item pada konten visual
yang merupakan kategori jumlah kata, yang dapat terdiri dari perhitungan banyaknya
kata, baris, paragraf, atau halaman laporan atau data sekunder yang akan diteliti yang
Abeysekera dan Guthrie (2015), Beattie dan Thomson (2007, Abhayawansa (2011)
industri menjadi 2 yaitu high IC intensive industry dan low IC intensive industry.
Stanley Capital Internasional dan S&P untuk kepentingan komunitas keuangan global.
Menurut GICS, high IC intensive industry adalah kelompok industri yang telah
intensive industry.
konstruksi, industri pembuat perangkat lunak, dan perusahaan teknologi akan lebih
Perusahaan yang memiliki teknologi tinggi dalam pengembangan produk dan aktivitas
(Sawarjuwono, 2010).
pelanggan dan sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan dengan intensif modal
stakeholder.
Yuniasih (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang tergolong perusahaan
stakeholders.