2 (2013)
PERIODE 2009-2011
Abstract – This study aims to exaimine the relationship of intellectual capital (VAICTM) with
corporate performance (profitability, productivity, and market valuation). Profitability measured
by Return on Asset (ROA), Productivity measured by Asset Turn Over (ATO), and Market
Valuation measured by Market to Book (M/B). Independent variable used in this study is
intellectual capital measured by VAICTM while dependent variable used are ROA, ATO, and M/B.
Sample of this research is manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX)
with sample period 2009-2011. Data collected by probability sampling witg restricted –
simple random sampling method.Total sample used is 234 companies. The result showed
that intellectual capital have significant relationship on profitability, productivity, and
market valution.
Key Word: Intellectual Capital, Profitability, Productivity, and Market Valuation
1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Pendahuluan
Semakin berkembangnya dunia bisnis terutama dalam bidang perdagangan bebas, hal ini
membuat arus lalu lintas perpindahan barang, jasa, modal dan tenaga kerja semakin laju dari satu
negara ke negara lain tanpa ada batasan dan rintangan. Pada saat pangsa pasar bergeser, teknologi
berkembang dengan pesat, jumlah pesaing semakin banyak, dan produk menjadi uang hanya
dalam waktu satu malam, maka perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang secara
berkesinambungan dan konsisten menciptakan pengetahuan baru, menyebarkannya dalam seluruh
elemen perusahaan, serta dengan cepat mewujudkannya menjadi sebuah teknologi dan produk
baru (Li et al., 2008). Hal ini mengakibatkan adanya pergeseran dari paradigma lama yang masih
menitikberatkan pada kekayaan secara fisik (physical capital) ke paradigma baru yang berfokus
pada nilai kekayaan intelektual (intellectual capital). Akan tetapi para akuntan belum
menanggapi perubahan ini secara memadai (Hartono, 2000).
2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
nyata dengan mengungkapkan intellectual capital. Denmark pada tahun 2000 menerbitkan
panduan untuk membuat Intellectual Capital Statement. Panduan ini disusun untuk memberikan
suatu standar pelaporan untuk melengkapi laporan keuangan yang ada. Swedia pun telah
menerbitkan hasil studi kelompok yang dinamakan Konrad group dalam buku yang berjudul The
Invisible Balance Sheet. Bahkan perusahaan asuransi Swedia dapat dikatakan pionir dalam
mengukur kinerja intellectual capital dengan menerbitkan laporan yang dikenal dengan Skandia
Navigator pada tahun 1994 (Hasan, 2007).
TM
Firer dan Williams (2003) menggunakan VAIC hubungan antara intellectual capital dengan
kinerja keuangan 75 perusahaan publik di Afrika Selatan. Firer dan Williams (2003)
menggunakan kinerja perusahaan yaitu rasio profitabilitas (ROA), rasio produktifitas (ATO), dan
nilai pasar yang diproksikan oleh market to book value ratio (MB). Hasilnya menunjukkan bahwa
physical capital merupakan faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan di Afrika Selatan. Pada penelitian ini ditemukan beberapa hal yang menarik bahwa
pasar di Afrika Selatan lebih memberikan perhatian lebih pada return dari aset – aset sumber
daya fisik (physical resource assets). Akibatnya, perusahaan yang mengelolah aset fisiknya
secara efektif dan efisien akan menghasilkan return yang akan dinilai lebih tinggi oleh pasar.
Kedua, meksipun pasar tampak memberikan apresiasi pada aset sumber daya manusia (human
resource assets), temuan ini menunjukan bahwa adanya kemungkinan terjadi hubungan yang
negatif jika badan usaha berkonsentrasi pengembangan SDM yang membebani sumber daya fisik
badan usaha. Ketiga, temuan empiris mengatakan bahwa pasar di Afrika selatan kurang
memberikan perhatian secara signifikan terhadap structural capital resources dibandingkan
dengan human capital resources and physical capital resources. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa pasar di Afrika selatan lebih memberi perhatian dan penilaian pada aset fisik
badan usaha dibandingkan dengan sumber daya intellectual capital.
Penelitian Chen et al. (2005) merupakan pengembangan dari penelitian Firer dan Williams (2003)
dengan menggunakan sampel 4.254 perusahaan publik di Taiwan Stock Exchange. Penelitian ini
menggunakan variabel market to book value ratio (MB) dan kinerja keuangan yang diproksikan
oleh return on equity untuk meneliti (ROE), return on asset (ROA), pertumbuhan pendapatan
(GR), employee performance (EP), serta menambahkan variabel R&D (research and
development) sebagai instrument penguat VAICTM. Chen et al. (2005) menghubungkan
intellectual capital dengan nilai pasar dan kinerja perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa
intellectual capital memiliki hubungan positif dengan nilai pasar, dan R&D berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa
3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
investor akan menepatkan nilai yang lebih tinggi pada badan usaha yang memiliki intellectual
capital yang lebih besar karena dianggap perusahaan memiliki nilai lebih dan kompetitif
dibandingkan perusahaan yang lain.
Margaretha dan Rakhman (2006) melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara efisiensi
penciptaan nilai dari intellectual capital perusahaan dengan nilai pasar dan kinerja keuangannya.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 13 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) periode 1999-2003 dan Pulic’s VAICTM sebagai ukuran efisiensi dari tiga
komponen intellectual capital yang meliputi human capital efficiency, structural capital
efficiency, dan capital employed efficiency. Untuk mengukur kinerja keuangan digunakan rasio
Return on Equity (ROE). Sedangkan, nilai pasar diukur dengan menggunakan Market/Book Ratio
(M/B). Hasil dari penelitian yang dilakukan Margaretha dan Rakhman (2006) menghasilkan dua
kesimpulan. Pertama, besarnya intellectual capital (VAIC) yang dimiliki perusahaan tidak
berpengaruh terhadap peningkatan nilai pasar perusahaan. Kesimpulan kedua, yaitu bahwa
besarnya intellectual capital (VAIC) yang dimiliki perusahaan memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Kin Gan dan Zakiah Saleh (2008) merupakan perkembangan dari penelitian Firer dan Williams
(2003),dan Chen et al. (2005) yang menguji intellectual capital dan kinerja perusahan pada
perusahaan intensif teknologi yang terdaftar di Bursa Malaysia (Mesdaq) dengan menggunakan
model Pulic. Penelitian ini menggunakan variabel rasio profitabilitas (ROA), rasio produktifitas
(ATO), dan nilai pasar yang diproksikan oleh market to book value ratio (MB). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan yang intensif teknologi masih tergantung pada efisiensi physical
capital. Physical capital efficiency merupakan variabel yang signifikan berhubungan dengan
profitabilitas, sedangkan human capital memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas
perusahan. Intellectual capital di perusahaan tersebut tidak dapat menjelaskan hubungannya
dengan penilaian pasar (market valuation). Melihat hal ini maka dibuat penelitian ini, yang
bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara intellectual capital dengan kinerja
perusahaan yang meliputi profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar dari badan usaha yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai dengan 2011.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan tahunan yang terdafatar dalam
BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2009 – 2011, sektor manufaktur yang bisa diperoleh di
www.idx.co.id. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
perusahaan yang berupa profitabilitas, produktifitas dan penilaian pasar yang diukur dengan rasio
keuangan. Profitabilitas dengan ROA, produktifitas dengan ATO dan penilaian pasar dengan
menggunakan M/B. Intellectual capital merupaka variabel independen yang diukur dengan
metode Pulic (2000) yaitu VAICTM yang diukur dengan cara:
Keterangan:
S = Penjualan Bersih,
B = Beban Pokok Penjualan dan DP
= Beban Depresiasi
VA = Value Added
2. Menghitung VACE (Value Added Capital Employed)
VACE =
Keterangan:
CE = Total Asset Bersih
3. Menghitung VAHC (Value Added Human Capital)
VAHC =
Keterangan:
HC = Beban Gaji
SCVA =
Keterangan:
SC = HC- CE
5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini mengaju pada jurnal Gan dan Saleh (2008).
Hipotesi-hipotesis tersebut adalah
6
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Oleh sebab itu maka conceptual framework dari penelitian ini menjadi
Untuk Hipotesis 1
Untuk Hipotesis 2
Untuk Hipotesis 3
7
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Keterangan:
8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
• Descriptive Statictics
Tabel 1. Hasil Descriptive Statictics
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean .09431548752 1.4003862226 91.027320820 .34866927112 16.036543012 .82403448468 17.20924675
8 0
Std. Deviation .09505588348 1.0147523099 651.580411953 .88419772540 47.211943200 .16248258630 47.94408821
19 0 1 9 9 6 15
Minimum -.0676356000 .23837173 -65.6384660 .010102487 1.0325576 .031531060 1.2154608
Maximum .4925442000 11.09183800 9813.3470000 10.640035000 656.2013500 .998476100 665.2174700
variabel ROA memiliki rata – rata sebesar 0,094315487528 dan untuk ukuran penyebaran data
pada standar devisiasi sebesar 0,0950558834819 dengan rentang data minimum -0,0676356000
dan maksimum 0,4925442000. Pada ROA terdapat nilai negatif hal ini disebabkan adanya
beberapa perusahaan yang mengalami kerugian pada net earningnya. Kerugian terbesar dialami
oleh PT Bakrie Telecom Tbk pada tahun 2011. Nilai negatif tersebut menunjukan PT Bakrie
Telecom Tbk kurang mampu dalam mengelola dana investasi yang digunakan untuk mengelola
aset dalam menghasilkan laba. Variabel ATO memiliki rata-rata sebesar 1,4003862226 dan untuk
ukuran penyebaran data pada standar devisiasi sebesar 1,01475230990 dengan rentang data
minimum 0,23837173 dan maksimum 11,09183800. Nilai minimum ATO diperoleh dari PT
Bakrie Telecom Tbk pada tahun 2011, sedangkan nilai maksimum ATO diperoleh dari PT
DaryaVaria Labotario Tbk pada tahun 2009. Variabel M/B memiliki rata-rata sebesar
16.036543012 dan untuk ukuran penyebaran data pada standar devisiasi sebesar 651,5804119531
dengan rentang data minimum - 65,6384660 dan maksimum 9813,3470000. Nilai minimum M/B
diperoleh dari PT Pelat Timah Nusantara Tbk pada tahun 2011, sedangkan nilai maksimum M/B
diperoleh dari PT Astra International Tbk pada tahun 2009.
Variabel VACE memiliki rata-rata sebesar 0,34866927112 dan untuk ukuran penyebaran data
pada standar devisiasi sebesar 0,884197725409 dengan rentang data minimum 0,010102487 dan
maksimum 10,640035000. Nilai minimum VACE diperoleh dari perusahaan Ever Shine pada
tahun 2009, sedangkan nilai maksimum VACE diperoleh dari perusahaan DaryaVaria Labotario
pada tahun 2009. Variabel VAHC memiliki rata-rata sebesar 0,34866927112 dan untuk ukuran
penyebaran data pada standar devisiasi sebesar 47,2119432009 dengan rentang data minimum
1,0325576 dan maksimum 656,2013500.
9
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Nilai minimum VAHC diperoleh dari perusahaan Pan Brothers pada tahun 2009, sedangkan
nilai maksimum VAHC diperoleh dari perusahaan Arwana Citramulia pada tahun 2009. Variabel
SCVA memiliki rata-rata sebesar 0,82403448468 dan untuk ukuran penyebaran data pada
standar devisiasi sebesar 0,162482586306 dengan rentang data minimum 0,031531060 dan
maksimum 0,998476100. Nilai minimum SCVA diperoleh dari perusahaan Pan Brothers pada
tahun 2009, sedangkan nilai maksimum SCVA diperoleh dari perusahaan Arwana Citramulia
pada tahun 2009. Variabel VAIC memiliki rata-rata
sebesar 17,20924675 dan untuk ukuran penyebaran data pada standar devisiasi sebesar
47,94408821 dengan rentang data minimum 1,2154608 dan maksimum 665,2174700. Nilai
minimum VAIC diperoleh dari perusahaan Pan Brothers pada tahun 2009, sedangkan nilai
maksimum VAIC diperoleh dari perusahaan Arwana Citramulia pada tahun 2009.
10
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Model Pertama
Model Kedua
Model Ketiga
Model Keempat
Model Kelima
Model Keenam
Dari hasil uji korelasi pearson model pertama, dapat dilihat hubungan antara variabel VAIC dan
ROA menunjukan hubungan positif. Dimana jika variabel VAIC naik maka variabel ROA juga
naik. Jika dilihat dari nilai korelasi pearson dapat disimpulkan bahwa VAIC memiliki korelasi
yang lemah dengan ROA. Dari hasil uji korelasi pearson pada model kedua, dapat dilihat bahwa
hubungan antara masing-masing variabel independen dengan variabel ROA menunjukan
hubungan positif, dimana bila ada satu variabel yang meningkat, maka variabel yang lain juga
ikut meningkat. Variabel VACE dan SCVA sama- sama memiliki hubungan yang sig dengan
ROA meskipun tingkat keeratannya lemah, sedangkan variabel VAHC dan VAIC tidak memiliki
hubungan Sig dengan ROA.
11
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Dari hasil uji korelasi pearson model ketiga, dapat dilihat hubungan antara variabel VAIC dan
ATO menunjukan hubungan positif. Dimana jika variabel VAIC naik maka variabel ATO juga
naik Jika dilihat dari nilai korelasi pearson dapat disimpulkan bahwa VAIC memiliki korelasi
yang kuat sebesar 66,10% dengan ATO. Dari hasil uji korelasi pearson pada model keempat,
dapat dilihat bahwa hubungan antara masing-masing variabel independen dengan variabel ATO
menunjukan hubungan positif, dimana bila ada satu variabel yang meningkat, maka variabel yang
lain juga ikut meningkat. Variabel VACE, VAHC sama-sama memiliki hubungan yang signifikan
dengan ATO. Jika dilihat dari nilai korelasi pearson maka dapat disimpulkan keduanya memiliki
korelasi yang kuat dengan ATO bahkan VACE sangat kuat korelasinya, yaitu 80,5 %. Variabel
SCVA tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ATO.
Dari hasil uji korelasi pearson model kelima, dapat dilihat hubungan antara variabel VAIC
dengan M/B menunjukan hubungan negatif. Dimana jika VAIC menurun maka M/B ikut turun.
Jika dilihat dari nilai korelasi pearson dapat disimpulkan bahwa VAIC memiliki korelasi yang
sangat lemah dengan M/B. Dari hasil uji korelasi pearson pada model keenam, dapat dilihat
bahwa hubungan antara masing-masing variabel independen dengan variabel M/B menunjukan
hubungan negatif, dimana bila ada satu variabel yang menurun, maka variabel yang lain juga ikut
menurun. Variabel VACE, VAHC dan SCVA sama-sama tidak memiliki hubungan signifikan
dengan M/B. Jika dilihat dari nilai korelasi pearson dapat disimpulkan bahwa ketiganya memiliki
korelasi yang sangat lemah dengan M/B.
12
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
-0,280
SCVA 0,780 Ditolak
Berdasarkan hasil uji simultan dikatakan bahwa VAIC berhubungan signifikan dengan ROA, hal
ini menunjukan bahwa hipotesis 1 diterima. Hasil uji parsial yang menguji komponen-komponen
yang terdapat dalam VAIC yaitu VACE, VAHC dan SCVA menunjukan hasil Sig. t < 0,05 yaitu
sebesar 0,000 dengan ini maka dapat dinyatakn bahwa hipotesis 1a, 1b dan 1c diterima, dalam
artian terdapat hubungan signifikan antara intellectual capital terhadap ROA. Menurut nilai
koefisien menunjukan jika VACE dan SCVA memiliki hubungan signifikan yang positif terhadap
besarnya variabel ROA. Semakin besar nilai VACE dan SCVA akan mempengaruhi secara
signifikan terhadap besarnya profitabilitas badan usaha begitu juga jika sebaliknya. Nilai
koefisien dari VAHC memiliki hubungan signifikan yang negatif terhadap besarnya variabel
ROA. Jadi intinya dapat disimpulkan semakin besar nilai VAHC maka akan menurunkan
profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan hasil uji simultan dikatakan bahwa VAIC berhubungan signifikan dengan ATO, hal
ini menunjukan bahwa hipotesis 2 diterima. Hasil uji parsial yang menguji komponen-komponen
yang terdapat dalam VAIC yaitu VACE, VAHC dan SCVA menunjukan bahwa hasil Sig.t pada
VACE < 0,05 yang berarti bahwa hipotesis 2 a diterima, dan dari nilai koefisien dapat
disimpulkan bahwa VACE memiliki hubungan signifikan yang positif terhadap ATO dimana
semakin besar nilai VACE akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Akan tetapi dari uji
parsial yang dilakukan terlihat juga nilai sig. t pada VAHC
13
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
dan SCVA > 0,05 sehingga hipotesis 2b, dan 2c ditolak, yang berarti tidak ada hubungan
signifikan antara VAHC dan SCVA terhadap produktivitas perusahaan.
Dari hasil simultan didapat bahwa VAIC tidak berhubungan secara signifikan dengan M/B, hal
ini menunjukan hipotesis 3 ditolak. Hasil uji parsial yang menguji komponen- komponen yang
terdapat dalam VAIC yaitu VACE, VAHC dan SCVA menunjukan bahwa hasil sig. t > 0,05 yang
berarti hipotesis 3a, 3b dan 3c ditolak. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan VACE,
VAHC dan SCVA tidak berhubungan signifikan dengan penilaian pasar.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terkait dengan hubungan intellectual capital dengan
kinerja perusahaan yang meliputi profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar dari badan
usaha yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai dengan 2011, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
14
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Ang, Robert., 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Edisi Pertama. Rineka Cipta:
Jakarta.
Belkaoui, Riahi. 2003. Intellectual Capital and Firm Performance of US Multinational Firm. A
Study of the resource-based and stakeholder views. Journal of Intellectual Capital . Vol. 4 No.
22, pp. 215-226.
Bontis, N. 1998. Intellectual Capital an Explonatory Study that Develops Measures and
Models. Management Decison 36 (2): 63.
Bontis, N., Keow, W.C.C. and Richardson, S. 2000. Intellectual Capital and Business
Perfomance in Malaysian Industries. Journal of Intellectual Capital 1(1): 85-100.
Brigham, E.F, dan P.R. Daves. 2020. Intermediate Financial Management 10th Edition.
Mason: South-Westren Cengage Learning.
Budi Hartono. 2001. Intellectual Capital : Sebuah Tantangan, Akuntansi Masa Depan.
Media Akuntansi 21 ( Oktober) : 65-72.
Chen, M.C, Cheng, S., and Hwang, Y. 2005. An Empirical Investigation of the Relationship
Between Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial Performance. Journal
Intellectual Capital 6 (2): 159-176.
Efferin, S., S.H. Darmadji, dan Y. Tan. 2008. Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap
Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha ilmu.
Firer, S., and Williams, S. M. 2003. Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate
Perfomance. Journal of Intellectual Capital 4 (3): 348-360.
Fraser, L.M. dan A. Ormiston. Memahami Laporan Keuangan Edisi Ketujuh. Jakarta: PT
Indeks.
Gan, Kin and Zakiah Saleh. 2008. Intellectual Capital and Corporate Performance of
Technology-Intensive Companies Malaysia Evidence. Journal of Business and Accounting 1(1).
Gitman, L.J. 2009. Principles of Managerial Finance 12th Edition. Boston: Pearson Education.
Gujarati, Damodar. 1988. Ekonometrika Dasar XVII. Jakarta: Erlangga.
Guthrie,R.Petty , F.Ferrier, and R.Well. 1999. There is no Accounting for Intellectual Capital in
Australia: Review of Annual Reporting Practices and the Internal Measurement of Intangible
Within Australian Organizations. Paper presented at The International Symposium Measuring
and Reporting Intellectual Capital, Experiences,Issues and Prospect,OECD, June, Amsterdam.
IDX. Laporan Keuangan Perusahaan Sektor Manufaktur. (Online), (www.idx.com, diakses
14 februari 2013).
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta.
15
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
16
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
69
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
ABSTRAK
ABSTRACT
public. The total respondents was 65 people. The results found that the method of
education with print media such as brochures, stickers and pamphlets effective
enough to aware the public on the importance of maintaining marine ecosystems,
particularly coral reefs, The electronic media in the form of radio was not effective,
because it was difficult to access by public caused by improper air-time and the
opportunity to hear the radio was very low.
Keywords: Effectiveness, Extension methods , marine ecosystems.
71
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
PENDAHULUAN
Sulawesi Selatan dengan panjang garis pantai 1979,97 km dan luas perairan
laut sekitar 48.000 km2, mencakup kawasan laut, yakni Selat Makassar, Laut
Flores, dan Teluk Bone serta hamparan pulau-pulau kecil dan kawasan kepulauan
Spermonde dan kawasan kepulauan Takabonerate. Sumberdaya dikandungnya
sangat beragam, seperti sumberdaya hayati (berbagai jenis ikan, crustacea, molusca,
karang, lamun, rumput laut, mangrove) dan non hayati (pasir putih, tambang,
mineral dan lain-lain), merupakan sumbet kehidupan masyarakat pesisir di
Sulawesi selatan.
Data Pusat Penelitian Terumbu Karang Universitas Hasanuddin (2007)
menunjukkan, dari sekitar 5.000 km² luas terumbu karang Sulsel, 70 persennya
rusak dan 30 persen sisanya dalam kondisi kritis. Kerusakan terparah terjadi di
Kabupaten Bulukumba yang sudah 100 persen rusak, Kabupaten Pangkep 97
persen rusak, Sinjai 86 persen, dan Kabupaten Selayar yang memiliki taman
nasional bawah laut "Takka Bonerate" pun 70 persen terumbu karangnya juga
rusak. Makassar (ANTARA News,2005).
Berdasarkan penelitian Fachry (2009) diidentifikasi ada lima ancaman
utama kelestarian terumbu karang, yaitu (1). Penangkapan ikan dengan bahan
beracun, (2). penangkapan ikan dengan bahan peledak, (3). pengambilan batu
karang, (4). sedimentasi, dan (5). pencemaran laut . Aktifitas penangkapan dengan
cara merusak seperti penggunaan bom dan bius serta penambangan batu karang
dilakukan masyarakat nelayan dengan berbagai alasan seperti kemudahan untuk
mendapatkan hasil banyak dan cepat, ketidakmampuan dalam penguasaan
teknologi penangkapan ikan serta kemiskinan .
Kabupaten Pangkep merupakan salah satu Kabupaten yang berbatasan
langsung dengan Laut (Selat Makassar), Kabupaten Pangkep merupakan salah satu
wilayah yang memiliki ekosistenm terumbu karang yang luas dengan spesies yang
beragam, sehingga menjadi salah satu pusat kegiatan Coral Reef Rehabilitation and
Management Program (COREMAP) yang ditetapkan pemerintah Sulawesi
Selatan Tahun 2005 .Program ini akan mendukung keberlanjutan ekosistem laut
dan terumbu karang , agar kesejahteraan masyarakat pesisir dapat lebih
ditingkatkan. Untuk itu diperlukan berbagai upaya penyadaran masyarakat dalam
menjaga dan memelihara erkosistem terumbu karang sebagai sumber kehidupan
yang erat kaitannya dengan keberlanjutan kehidupan masyarakat pesisir yang
dilakukan dalam bentuk penyuluhan.
Tujuan
Tujuan penelitian efektifitas metode Penyuluhan Penyadaran Masyarakat
pesisir di Pulau Karanrang adalah menemukan tingkat efektifitas media
penyuluhan dalam menyadarkan masyarakat pesisir akan pentingnya menjaga
kelestarian eksositem terumbu karang.
METODOLOGI
.
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep dengan
menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan studi kasus (cases study) yang
72
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
bertujuan untuk menggambarkan secara tepat kondisi tempat dan objek penelitian
sesuai dengan tujuan penelitian yang ada yaitu suatu penelitian yang lebih terarah
dan terfokus tentang efektifitas penyadaran masyarakat pada program Coral Reef
Rehabilitation and Management Program (COREMAP) II. (Moleong, 2001).
Analisis data
Analisis data secara desktiptif ,yang menjelaskan bentuk-bentuk metode
penyuluhan yang efektif untuk penyadaran masyarakat pesisir,. Data dasar disusun
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi serta pengukurannya menggunakan
skala likert. (Ridwan, 2007). Adapun penilaian efektifitas dilakukan dengan
mengunakan scoring (angka). Nilai skor adalah 1 sampai 3 dengan penilaian
sebagai berikut
- Score dengan nilai = 3 kategori efektif
- Score dengan nilai = 2 kategori kurang efektif
- Score dengan nilai = 1 kategori tidak efektif.
73
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
pedagang 0%). Adapun yang tidak tahu hanya 17% ( nelayan 1,5% Masyarakat
9,3% dan Pedagang 6,2%). Lebih jelasnya ditunjukkan sebagai berikut :
17
Mengetahui
27.6 55.4
Kurang
Tahu Tidak
Kurang
Mudah
Diagram 2 : Akses masyarakat terhadap informasi
74
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
27.7 27.7
Mendukun
g
Kurang
44.6
mendukun
g
75
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
Film :
Ekosistem karang Diputar saat kampanye
dan dampak
rusaknya karang
Penyadaran Drama-sinetron
masyarakat .berupa
tayangan
C Media Hidup Melalui pelatihan Lihat tabel bentuk pelatihan
Pertemuan tim Jadwal tergantung pelaksana lokasi
Coremap (seto-
Pokmas)
Kunjungan- Idem
kunjungan ke
masyarakat-nelayan
Lomba-lomba Terjadwal setiap tahun
- Cerdas cermat
- masak-memasak
76
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
77
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
78
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
Tidak efektif 1 55 55
Jumlah 364/445 Kurang efektif
Sumber : Data Primer 2009
79
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
Nampak bahwa media film juga kurang efektif dengan nilai 364. Ada
beberapa hal yang diduga penyebabnya yaitu :
Tidak semua masyarakat dapat mengakses film yang biasanya diputar pada
malam hari, 1 atau 2 kali setahun
Kendala bahasa, yaitu masih banyak masyarakat pulau kurang mengerti
dengan baik bahasa Indonesia
5. Analisis Efektifitas Program Penyadaran masyarakat Coremap II
Untuk menilai secara keseluruhan apakah kampanye penyadaran
masyarakat efektif di Pulau Karanrang , maka semua pertanyaan digabung ada 18
pertanyaan . terdiri dari 5 pertanyaan untuk Pelatihan, 7 pertanyaan untuk Media
cetak, masing-masing 3 pertanyaan untuk media Radio dan Media Film.
Selanjutnya dapat disusun kisaran nilai sebagai berikut:
Efektif = 2730 -3510
Kurang efektif = 1949 - 2729
Tidak efektif = < 1949
Dari kategori tersebut dapat ditentukan tingkat efektifitas penyadaran masyarakat
secara keseluruhan .
80
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan mengacu pada tujuan penelitian maka
simpulan yang diperoleh adalah :
1. Kampanye penyadaran masyarakat yang dilakukan Coremap II ada 2 bentuk
yaitu a), Melalui Pelatihan-pelatihan dan b). Mellaui Media berupa media
cetak dan media elektronik
2. Penyadaran Masyarakat melalui pelatihan dan Media oleh Coremap II Kurang
efektif dengan nilai scoring 1934. Dengan penjabaran efektifitas adalah untuk
media Pelatihan, media cetak dan media Film menunjukkan nilai scoring
kurang efektif dan pada media Radio tidak efektif.
3. Secara keseluruhan penyadaran Masyarakat menunjukkan hasil yang kurang
efektif.
SARAN-SARAN
Berdasarkan pembahasan dan simpulan maka disarankan.
1. Petugas lapangan memperhatikan media cetak (brosur, spanduk seticker dll)
yang sudah rusak,agar segera diperbaharui lagi
2. Pelatihan kewirausahaan perlu digiatkan, agar keluarga nelayan menemukan
solusi dari pendapatan tambahan selain menangkap ikan.
3. Program Coremap II sebaiknya menyusun kembali kampanye penyadaran
masyarakatnya , dengan melibatkan masyarakat sebagai perencana dan
pelaksana kampanye.
DAFTAR PUSTAKA
81
Jurnal Analisis, Desember 2017, Vol. 6 No. 2: 188 – 193 ISSN 2303-100X
188
Jurnal Analisis, Desember 2017, Vol. 6 No. 2: 188 – 193 ISSN 2303-100X
The Effect of Entrepreneur’s Orientation on the Survival of Small and Medium Enterprises of the Fishery
Processing Groups in Makassar City
1
Raudhah Mukhsin, 2Palmarudi Mappigau, 3Andi Nixia Tenriawaru
1
Agribisnis Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar (raudhahmukhsin@yahoo.com)
2
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar (rudipal@yahoo.com)
3
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar (nixia_gany@yahoo.com)
ABSTRAK
Potensi yang dimiliki oleh UMKM kelompok pengolahan hasil perikanan di Kota Makassar tidak diimbangi dengan
kemampuan untuk dapat bertahan hidup menghadapi persaingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
orientasi kewirausahaan (innovation, proactiveness and risk taking) terhadap daya tahan hidup Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) kelompok pengolahan hasil perikanan di Kota Makassar. Metode yang digunakan adalah analisis
deskriptif. Populasi penelitian sebanyak 66 kelompok dengan jumlah sampel 56 ketua kelompok. Teknik pengumpulan
data menggunakan wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini adalah regresi
linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi orientasi kewirausahaan yaitu inovasi, proaktif dan
berani mengambil resiko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya tahan hidup usaha. Inovasi (0,000)
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap daya tahan hidup usaha artinya UMKM yang lebih inovatif mencari
ide – ide baru dalam pengembangan produk, kreatif menghasilkan produk cenderung akan memajukan usaha dan
kinerja yang lebih baik akan lebih bertahan dalam usaha. Proaktif (0,016) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
daya tahan hidup usaha artinya usaha yang proaktif dapat memberi akses ke pengetahuan dan informasi baru tentang
produk perikanan yang sangat penting dalam mempertahankan daya tahan hidup. Berani mengambil resiko (0,042)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya tahan hidup usaha dimana UMKM yang memiliki daya tahan hidup
tinggi tergantung bagaimana kesediaan untuk terlibat dalam kegiatan yang beresiko. Semakin tinggi orientasi
kewirausahaan maka daya tahan hidup usaha akan semakin tinggi.
ABSTRACT
The potential owned by small and medium entrepreur groups who managed the fishery production in Makassar City has
not been balanced with the competence to keep on survive in facing the competition. This research aims to investigate
the effect of the orientation of the entrepreneurship (innovation, pro-activeness, and risk taking) against the survival
power. The macro-small and medium businesses (UMKM) of the processing groups of the fishery production in
Makassar City. The method used is the descriptive analysis. The research population comprised 66 groups with the total
samples of the group chairmen. The technique of the data collection uses interviews, observation, questinnaires and
documentation. The data analysis uses the multiple linear regression test. The research results indicated that the
dimensions of the orientation of the entrepreneurship, i. E the innovation, pro-activeness, the risk taking has a
significant effect on the survival of the business, meaning the UMKM which is more innovative to look for new ideas in
developing the products, more creative to produce new products will be able to make his business and performance
better and stay in the business. Pro-activeness (0,016) has a positive and significant effect on the survival of the
189
Jurnal Analisis, Desember 2017, Vol. 6 No. 2: 188 – 193 ISSN 2303-100X
business, meaning the pro-activeness will open access the new knowledge and information about the fishery products,
which is very important in maintaining its survival. Being brave to take the risks (0,042) has a significant effect on the
190
Raudhah Mukhsin ISSN 2303-100X
surviving power of the business, in which the UMKM has the high survival level depending on how the willingness to
invole in the risking activities. The higher the entrepreneurship, the higher the survival power of the business.
189
Daya Tahan Hidup, Orientasi Kewirausahaan ISSN 2303-100X
tersebut, dibutuhkan data dan fakta yang realible berdasarkan pada instrumen penelitian.
dan valid dengan menggunakan pendekatan Sedangkan data sekunder diperoleh melalui Dinas
melalui teknik observasi, wawancara dan Perikanan dan Pertanian Kota Makassar, BPS,
kuesioner. Jenis penelitian yang dilakukan adalah serta instansi terkait. Variabel-variabel yang
deskriptif, membuat deskripsi, gambaran, atau digunakan dalam penelitian ini adalah orientasi
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat kewirausaahaan, inovasi, proaktif, risk taking dan
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta fenomena umur usaha.
yang diteliti. Tahapan metoda ini dilakukan Analisis Data
dengan penyusunan data, analisa dan interpretasi Metode analisis data yang digunakan
tentang data yang dikumpulkan atau variabel yang untuk menjawab rumusan masalah dalam
diteliti. penelitian ini adalah Regresi Berganda dengan
Lokasi dan Waktu penelitian menggunakan sofware SPSS versi 21. Regresi
Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan linier berganda bertujuan untuk menunjukkan
Februari 2017 sampai Maret 2017. Penentuan pengaruh antara variabel terikat (Y) terhadap
lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau variabel bebas (X1,X2,X3), untuk mengetahui
purposive, dengan pertimbangan bahwa Kota pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap daya
Makassar merupakan salah sentra penghasil tahan hidup UMKM.
produk perikanan di Kawasan Timur Indonesia
dan adanya pembinaan yang dilakukan pada UKM HASIL PENELITIAN
bidang perikanan yang sesuai dengan tujuan objek Hasil Uji Regresi
penelitian. Analisis data dalam penelitian ini
Populasi dan Sampel dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
Populasi dalam penelitian ini yaitu linear berganda yang dilakukan untuk menilai
seluruh manajer atau ketua kelompok Usaha pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap
Mikro Kecil dan Menengah (UKM) pengolahan daya tahan hidup (umur usaha) UKM, serta
hasil perikanan di Kota Makassar sejumlah 66 menilai pengaruh secara parsial untuk masing-
UMKM binaan DP2. Sampel pada penelitian ini masing variabel bebas terhadap variabel daya
ditentukan dengan metode purposive sampling tahan hidup (umur usaha) UKM.
sejumlah 56 orang. Metode pengumpulan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu Tabel 1. Hasil Uji Koefisien Regresi Secara
teknik pengambilan sampel dengan menentukan Parsial (Uji T)
kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008). Kriteria
yang dipakai dalam penelitian ini adalah UMKM Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
pengolahan hasil perikanan binaan DP2 yang aktif B Std. Error Beta
berproduksi selama 2 tahun terakhir, dikelola oleh (Constant) -12.955 2.346 -5.522 .000
Risktaking .204 .098 .138 2.081 .042
ketua kelompok atau pemiliknya sendiri, memiliki 1
Proaktif .168 .067 .161 2.491 .016
setidaknya tiga atau lebih karyawan/anggota tetap, Inovatif .425 .032 .883 13.305 .000
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017
dan memiliki lokasi dan sarana yang bisa diamati
peneliti. Berdasarkan Tabel 1, maka model persamaan
Teknik Pengumpulan Data dan sumber data regresi linear berganda yang terbentuk adalah
Pengumpulan data penelitian ini sebagai berikut:
dilakukan dengan melakukan survey lapangan. Y = -12.995 + 0.204 (risk taking) + 0.168
Instrumen penelitian yang digunakan untuk (proaktif) + 0.425 (inovatif)
pengumpulan data adalah daftar pertanyaan Interpretasi persamaan regresi sebagai berikut:
(kuesioner) yang didistribusikan langsung kepada Nilai konstanta negatif (-12,995) dapat
responden usaha kecil dan menengah. Penelitian diartikan bahwa rata-rata kontribusi variabel lain
ini menggunakan data primer dan data sekunder. diluar model memberikan dampak negatif
Data primer dikumpulkan melalui penyebaran terhadap daya tahan hidup usaha.
kuesioner kepada responden, yaitu ketua Nilai koefisien regresi semua variabel
kelompok dari Usaha Mikro Kecil Menengah penelitian positif. Hal ini dapat diartikan bahwa
kelompok pengolahan hasil perikanan, dengan bersikap inovatif proaktif berani untuk mengambil
190
Raudhah Mukhsin ISSN 2303-100X
resiko (risk taking), akan meningkatkan daya menyatakan adanya hubungan pengaruh antara
tahan hidup usaha. ukuran perusahaan dengan pengungkapan modal
intelektual. Inovasi merupakan sebuah fungsi
PEMBAHASAN penting dari manajemen karena inovasi akan
Penelitian ini menunjukkan bahwa menentukan suatu kinerja usaha yang superior.
terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Rhee et al (2010), menemukan inovasi itu
orientasi kewirausahaan terhadap daya tahan memainkan peran penting dalam meningkatkan
hidup yang ditunjukkan dengan nilai kinerja perusahaan, dan pola pikir inovatif
signifikansinya di bawah 0,05. Dengan tanda manajer berpengaruh signifikan terhadap kinerja
positif menunjukkan bahwa semakin tinggi UMKM. Daya tahan hidup UMKM pengolahan
orientasi kewirausahaan (inovasi, proaktif dan risk hasil perikanan di kota Makassar dapat bertahan
taking) maka akan semakin meningkatkan umur dengan para pelaku usaha harus memiliki
usaha. Hal tersebut dapat dipertegas berdasarkan kemampuan inovasi dalam hal aktif mencari ide
survey awal yang dilakukan bahwa dari 66 unit baru, mendukung produk baru dan memiliki
UMKM pengolahan hasil perikanan binaan DPP manfaat lebih daripada produk yang lain.
Kota Makassar terdapat 15% dari total tersebut Untuk pengaruh proaktif terhadap daya
sudah tidak aktif berproduksi, hal ini tahan hidup usaha sebesar 0.016 berada di bawah
menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan nilai α = 0,05, yang menunjukkan bahwa hipotesis
sangat penting dalam mempertahankan umur kedua diterima. Proaktif berpengaruh terhadap
usaha. Covin & Slevin (1991); Wiklund (1999), daya tahan hidup UMKM pengolahan hasil
menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan yang perikanan kota Makassar. Proaktif mencerminkan
semakin tinggi dapat meningkatkan kemampuan kesediaan wirausaha untuk mendominasi pesaing
perusahaan dalam memasarkan produknya menuju melalui suatu kombinasi dari gerak agresif dan
kinerja usaha yang lebih baik. Berdasarkan Covin proaktif, seperti memperkenalkan produksi baru
& Slevin (1991), orientasi kewirausahaan dari atau jasa di atas kompetisi dan aktivitas untuk
seorang pelaku wirausaha dapat menimbulkan mengantisipasi permintaan mendatang untuk
peningkatan kinerja usaha. Hasil penelitian yang menciptakan perubahan dan membentuk
sama juga dilakukan oleh Novitasari & Zuraidah lingkungan. Menurut Ashford & Black (1996),
(2015), yang menunjukkan bahwa orientasi individu yang sepanjang kerjanya menjadi lebih
kewirausahaan dapat meningkatkan keunggulan aktif, mereka cenderung lebih sukses dalam
daya saing berkelanjutan pada UMKM. beradaptasi dengan organisasi, Patel (2003),
Penemuan penelitian ini sejalan juga mendefinisikan perilaku proaktif sebagai upaya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mappigau mengambil inisiatif dalam meningkatkan ide dan
(2001), yang menunjukkan kualitas kreativitas-kreativitas baru dimana mengubah
kewirausahaan berpengaruh nyata terhadap daya status quo dibanding hanya bertindak pasif dalam
tahan hidup perusahaan. menghadapi kondisi lingkungan yang berubah
Untuk analisis pengaruh inovasi terhadap ubah. Dari beberapa pernyataan tersebut diatas
daya tahan hidup usaha, menunjukkan nilai menunjukkan bahwa proaktif sangat penting
signifikansi di bawah α = 0,05 yaitu sebesar 0,475 dalam mempertahankan daya tahan hidup UMKM
yang artinya hipotesis kedua diterima. Hal pengolahan hasil perikanan di Kota Makassar.
tersebut sangat jelas terlihat dari beberapa Sikap proaktif para pelaku usaha dalam hal ini
permasalahan UMKM pengolahan perikanan Kota yaitu adanya kemauan dan kemampuan dalam
Makassar dimana peluang pasar produk hasil mengejar peluang yang ada, saling mendorong
perikanan tidak diimbangi dengan kemampuan untuk mencari peluang dalam usaha, dapat
pelaku usaha. Hal tersebut juga ditegaskan dalam mengantisipasi permintaan di masa yang akan
penelitian Mappigau (2001), bahwa faktor datang dan harus menjadi pelopor dalam produk
penumbuh kualitas kewirausahaan meliputi faktor baru.
internal dan eksternal individual berpengaruh Risk taking berpengaruh terhadap daya
nyata terhadap kualitas kewirausahaan. Hasil tahan hidup usaha dengan hasil analisis yang
penelitian lain juga dilakukan oleh White et al diperoleh berada di bawah nilai α = 0,05, yaitu
(2007), dan Istanti & Wahyu (2009), yang sebesar 0.042, Pengambilan risiko merupakan
191
Daya Tahan Hidup, Orientasi Kewirausahaan ISSN 2303-100X
proses pengambilan keputusan dan tindakan tanpa frekuensi pelatihan dan bimbingan teknis dengan
pengetahuan yang cukup terhadap kemungkinan materi yang dapat memotivasi pelaku usaha
hasilnya. Risiko merupakan hal yang berkaitan pengolahan hasil perikanan untuk lebih inovatif,
erat dengan upaya memulai bisnis baru. Resiko proaktif dan berani mengambil resiko.
merupakan unsur yang penting yang harus
dihadapi oleh pewirausaha (Collins et al., 2004), DAFTAR PUSTAKA
sehingga preferensi terhadap risiko dapat Amin M. (2015). The effect of entrepreneurship
mempengaruhi keputusan individu untuk memulai orientation and learning orientation on
usaha (Brockhaus, 1980). Potensi pelaksanaan SME’s performance : an SEM – PLS
suatu usaha menuntut orientasi risiko derajat approach. J. International Business and
tinggi. Dengan demikian risk-taking propensity Entrepreneurship Development, 8(3): 215-
berhubungan positif terhadap daya tahan hidup 230.
suatu usaha. UMKM yang sukses bergantung Ashford S. J. & Black S. J. (1996). Proactivity
pada kesediaan mereka untuk terlibat dalam during organizational entry: The role of
kegiatan berisiko (Wales et al., 2013). UMKM desire for control. Journal of Applied
kota Makassar dapat bertahan hidup dengan Psychology, 8(1), 199–214.
memiliki kemampuan risk taking dalam hal Basile A. (2012). Entrepreneurial orientation in
melakukan sesuatu yang beresiko tinggi untuk SME’s : risk taking to entering international
memperoleh keuntungan besar, berani markets. Far East Journal of Psychology
menghadapi berbagai tantangan bisnis, melakukan and Business, 7(2): 1-17.
rencana strategik untuk menimalkan resiko, Brockhaus R.H. (1980). Risk-taking propensity of
menjalankan usaha yang aman dan beresiko kecil entrepreneurs. Academy of Management
dan melakukan usaha yang dipastikan akan Journal, 2(3): 509-520.
berhasil. Collins C.J., Hanges P.J., & Locke E.A. (2004).
The relationship of achievement motivation
KESIMPULAN DAN SARAN to entrepreneurial behavior: a meta-
Orientasi kewirausahaan (inovasi, analysis. Human Performance, 17(1): 95-
proaktif, dan kemampuan mengambil resiko) 117.
memiliki pengaruh terhadap daya tahan hidup Covin J.G. & Slevin D.P. (1991). A conceptual
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) model of entrepreneurship as a firm
pengolahan hasil perikanan. Semakin tinggi behavior. Entrepreneurship Theory and
orientasi kewirausahaan maka daya tahan hidup Practice, 1(6): 7-25.
UMKM akan semakin tinggi. Inovasi memainkan Hanifah. (2011). Pengaruh orientasi
peran penting dalam meningkatkan daya tahan kewirausahaan, budaya organisasi dan
hidup usaha, dan pola pikir manajer yang inovatif strategi bisnis terhadap kinerja perusahaan.
berpengaruh positif terhadap daya tahan hidup Proseding Seminar Nasional Call for Paper,
UMKM. UMKM yang proaktif dapat memberi ISSN ISBN 978- 979-3649-65-8
akses ke pengetahuan dan informasi baru tentang Istanti & Wahyu S.L. (2009). Faktor-faktor yang
peluang pasar yang sangat penting dalam mempengaruhi pengungkapan sukarela
mempertahankan daya tahan hidup UMKM. modal intelektual. (Skripsi). Semarang:
Hubungan antara mengambil resiko dan daya Universitas Diponegoro.
tahan hidup UMKM berpengaruh positif, dimana Ljungquist & Ghannad. (2008). At the edge of
UMKM yang daya tahan hidupnya tinggi entrepreneurial orientation: identifying
bergantung pada kesediaan mereka untuk terlibat impediments of SME growth. Frontiers of
dalam kegiatan berisiko. Sebagai saran dimensi Entrepreneurship Research, 28(13).
orientasi kewirausahaan yaitu inovasi, proaktif Singarimbun M. & Effendi S. (1995). Metode
dan mengambil resiko dari pelaku usaha itu penelitian survey. Jakarta: PT. Pustaka
sendiri. perlu ditingkatkan. Desain kebijakan LP3ES.
dalam pengembangan UMKM perikanan di kota Mappigau P. (2001). Faktor-faktor penumbuh
Makassar perlu mempertimbangkan kekuatan kualitas manajerial dan kewirausahaan
orientasi kewirausahaan misalnya meningkatkan serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan
192
Raudhah Mukhsin ISSN 2303-100X
193
Raudhah Mukhsin ISSN 2303-100X
perusahaan pengolah dan pengawet daging sapi skala kecil di Jawa Tengah. (Disertasi).
Bandung: Universitas Padjadjaran.
Neneh B. N. & Smit A.V.A. (2013). Will promoting more typical SME start-ups increase job
creation in South Africa? African Journal of Business management, 7(31): 3043-3051.
Neneh B. N. et al. (2016). Gender differences in entrepreneurial orientation and performance:
evidence from South Africa. Conference paper submitted at the Southern African Institute for
Management Scientists (SAIMS), 4-7 September 2016.
Neneh B. N. & Zyl J. H. (2017). Entrepreneurial orientation and its impact on firm growth amongst
SMEs in South Africa. Problems and Perspectives in Management Business Perspectives.
Volume 15 Issue 3.
Novitasari & Zuraidah. (2015). Pengaruh orientasi kewirausahaan dan kompetensi wirausaha
terhadap daya saing (Studi Empiris Pada UMKM di DIY). Jurnal Riset Manajemen, 2(2): 165
– 178.
Patel M. (2003). Influence of religion on shopping behaviour of consumers-an exploratory study.
Journal of Research in Commerce & Management, 1(5): 68–78.
Rauch A. et al. (2009). Entrepreneurial orientation and business performance: an assessment and
past research and suggestions for the future. Entrepreneurship Theory and Practice, 33: 761-
787
Rhee et al. (2010). Drivers of innovativeness and performance for innovative SMEs in South Korea.
Mediation of Learning Orientation Technovation, 30: 65-75.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis.
Alfabeta: Bandung.
Supriyanto. (2006). Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai salah satu
upaya penanggulangan kemiskinan. Jurnal Ekonomi & Pendidikan. 3(1).
White G. et al. (2007). Driver of voluntary intellectual capital disclosure in listed biotechnology
companies. Journal of Intellectual Capital, 8(3): 517-537.
194