1 Sekolah Ekonomi Pasundan, Jl. Turangga No. 37-41, Bandung, Indonesia, 2 Doktor di Program Manajemen, Universitas
Pasundan, Jl. Sumatra No. 41, Bandung, Indonesia. * Email: i_sidh@stiepas.ac.id
ABSTRAK
Keberhasilan sebuah perusahaan dalam kompetisi tingkat tinggi membutuhkan
kepercayaan publik. Demikian pula, penyedia layanan perbankan sektor perbankan
pedesaan di Jawa,
Indonesia. Untuk menjaga kepuasan pelanggan dengan kepercayaan kinerja
keuangan yang tinggi, loyalitas pelanggan dapat dicapai diperlukan untuk publik
yang
diukur melalui kinerja keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh intellectual capital pada sektor perbankan di pulau tersebut
Jawa, Indonesia terhadap kinerja keuangan. Teknik pengolahan data menggunakan
regresi berganda. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling
dan
eksplorasi dengan jumlah sampel 615. Data dianalisis dengan menggunakan
Eviews 7 dan Microsoft Exel 2007. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai tambah
(VA) variabel karyawan modal berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan dan variabel VA human capital dan variabel struktural modal
VA berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil tes keseluruhan
menghasilkan adjusted R menunjukkan bahwa modal intelektual
2
Halaman 3
Sidharta dan Affandi: Studi Empiris mengenai Pendekatan Intelektual terhadap
Kinerja Keuangan Sektor Perbankan Pedesaan di Indonesia
Jurnal Ekonomi Internasional dan Isu Keuangan | Vol 6 • Edisi 3 • 2016
1249
Keuntungan dipengaruhi oleh inovasi dan pengetahuan yang intensif
layanan (Edvinson dan Sullivan, 1996).
Mouritsen (1998) menyebutkan bahwa modal intelektual yang luas mengacu
dengan kapasitas pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan. Lev dan
Zarowin (1999) menemukan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa saat ini
Model akuntansi tidak dapat menangkap faktor-faktor utama perusahaan
nilai jangka panjang, sumber daya tak berwujud. Laporan keuangan adalah
dianggap telah gagal dalam menggambarkan cakupan nilai
aset tidak berwujud (Lev dan Zarowin, 1999), menyebabkan peningkatan
asimetri informasi antara perusahaan dan pengguna
(Barth et al., 2001), dan menciptakan inefisiensi dalam alokasi
sumber daya di pasar modal (Li et al., 2008). Kegagalan untuk
Kenali akuntansi lengkap tentang aset tak berwujud seperti manusia
sumber daya dan hubungan pelanggan yang menegaskan klaim itu
Laporan keuangan tradisional telah kehilangan relevansinya sebagai instrumen
pengambilan keputusan (Oliveira et al., 2008). Beberapa peneliti memilikinya
menemukan kesenjangan yang besar antara nilai pasar dan nilai buku
diungkapkan karena perusahaan tersebut telah gagal melaporkan nilainya di
perusahaannya
laporan tahunan (Mouritsen et al., 2004). Canibano dkk. (2000)
menyebutkan bahwa pendekatan yang tepat digunakan untuk meningkatkan
kualitas
laporan keuangan adalah untuk mendorong peningkatan intelektual
pengungkapan informasi modal Menurut Bukh (2003), beberapa
Bentuk pengungkapan modal intelektual adalah informasi yang berharga
Bagi investor, siapa yang bisa membantu mengurangi ketidakpastian masa depan
prospek dan memudahkan penilaian ketepatan perusahaan.
Pengungkapan modal intelektual juga bisa menunjukkan keuangan yang lebih baik
kinerja sehingga memberikan kinerja yang optimal bagi perusahaan.
2.2. Kinerja keuangan
Kinerja keuangan bisa diartikan sebagai karya manajer
dalam melaksanakan tugas yang ditugaskan kepada mereka yang berkaitan dengan
keuangan
manajemen perusahaan. Peran manajemen itu penting
dalam mengendalikan kinerja perusahaan. Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan salah satu aspek fundamental
kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan
analisis rasio keuangan perusahaan dalam suatu periode. Ang (2007)
menyatakan bahwa beberapa rasio keuangan yang digunakan dalam melakukan
fundamental
Analisis adalah price earning ratio, return on investment, current
rasio, debt to equityratio, dan total asset turnover. Terutama
untuk lembaga keuangan, agar bisa melakukan yang mendasar
analisis untuk mempertimbangkan modal, aset, manajemen, pendapatan,
likuiditas (CAMEL) rasio keuangan, yaitu modal, kualitas aset,
manajemen, kemampuan produktif, likuiditas. Berdasarkan Bank Indonesia
peraturan No. 9/1 / PBI / 2007, pengukuran kinerja keuangan
Pendekatan dapat menggunakan CAMEL dan sensitivitas risiko pasar. Ini adalah
secara resmi diadopsi oleh Bank Indonesia untuk menentukan kesehatan
sistem perbankan. Rasio keuangan CAMEL adalah faktor keuangan yang
digunakan
untuk menilai kesehatan bank oleh Bank Indonesia.
Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran tertentu itu
dapat mengukur keberhasilan sebuah perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Itu
kinerja perusahaan ditunjukkan oleh laporan keuangannya
sebagai keadaan tampilan perusahaan selama periode tertentu yang disebut
kinerja keuangan perusahaan dan dapat dikatakan bahwa keuangan
kinerja adalah total jumlah pemegang saham. Pengukuran kinerja
adalah proses pencatatan dan pengukuran pencapaian
pelaksanaan kegiatan di bawah arahan pencapaian
pencapaian misi dengan hasil yang ditampilkan dalam formulir
profitabilitas perusahaan, pengembangan produk, layanan atau
proses. Return on assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba dalam operasi perusahaan, sedangkan return on
equity (ROE) hanya mengukur tingkat pengembalian investasi
di perusahaan pemilik bisnis. ROA digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
asetnya. Semakin besar ROA menunjukkan bahwa semakin baik keuangan
kinerja, karena tingkat pengembalian yang lebih besar. Jika ROA meningkat,
artinya profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga akhirnya
dampaknya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang
saham.
Kinerja keuangan perusahaan sangat penting bagi perusahaan
dan individu. Sumber informasi utama adalah untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan di masa lalu. Meski perusahaan itu
Kinerja di masa lalu itu penting, banyak manajer dan
Analis lebih peduli dengan apa yang terjadi di masa depan.
Sehingga laporan keuangan historis dapat digunakan untuk memprediksi
kinerja masa depan Pihak yang memiliki kepentingan dalam pembangunan
dari perusahaan tertentu sangat diperlukan untuk mengetahui keuangannya
kondisi. Kondisi keuangan perusahaan bisa diketahui
melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang
terdiri dari neraca, serta laporan keuangan
dari perusahaan lain. Kinerja keuangan adalah tekad
ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan di Indonesia
menghasilkan keuntungan Prestasi perusahaan ditunjukkan oleh
laporan keuangan sebagai keadaan perusahaan selama a
periode tertentu disebut kinerja keuangan perusahaan. Itu
Kinerja keuangan perusahaan bisa diartikan sebagai masa depan
prospek, pertumbuhan dan potensi pengembangan yang baik bagi perusahaan.
Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai potensi
perubahan sumber daya ekonomi, yang dapat dikendalikan di
masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi sumber daya yang ada.
Menurut pendekatan biaya politik, perusahaan yang
subjek biaya politik yang terlihat dan tinggi, akan cenderung
untuk mengungkapkan lebih banyak modal intelektual (Watts dan Zimmerman,
1990). Biaya Hipotesis politik menunjukkan bahwa perusahaan besar
lebih cenderung menggunakan opsi akuntansi yang mengurangi keuntungan
pelaporan, bukan perusahaan kecil (Watts dan Zimmerman, 1990).
Sedangkan teori agensi menempatkan pengungkapan sebagai mekanisme yang bisa
mengurangi biaya akibat konflik antar manajer
dan pemegang saham (kontrak kompensasi) dan konflik
antara perusahaan dan para krediturnya. Oleh karena itu, pengungkapan
sebuah mekanisme untuk mengendalikan kinerja para manajer. Sebagai
Konsekuensinya, para manajer didorong untuk mengungkapkan secara sukarela
informasi pengungkapan seperti modal intelektual.
Pendekatan signaling menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja tinggi
gunakan informasi keuangan untuk mengirim sinyal ke pasar (Spence,
1973). Biaya untuk sinyal berita buruk lebih tinggi dari kabar baik,
Hal itu ditunjukkan dalam penelitian Spence (1973). Karena itu, manajer
lebih termotivasi untuk mengungkapkan modal intelektual sebagai pribadi
informasi secara sukarela Hal ini disebabkan harapan para manajer
yang memberikan sinyal bagus untuk pasar tentang perusahaan itu
kinerjanya akan mengurangi asimetris informasi (Oliveira
et al., 2008). Sedangkan pendekatan legitimasi menurut
Guthrie dkk. (2004) di Oliveira et al. (2008) terkait erat dengan
Halaman 4
Sidharta dan Affandi: Studi Empiris mengenai Pendekatan Intelektual terhadap
Kinerja Keuangan Sektor Perbankan Pedesaan di Indonesia
Jurnal Ekonomi Internasional dan Isu Keuangan | Vol 6 • Edisi 3 • 2016
1250
pelaporan modal intelektual Perusahaan lebih cenderung melaporkan
tidak berwujud mereka, jika mereka memiliki kebutuhan khusus untuk
melakukannya. Mereka bisa
tidak melegitimasi status mereka hanya melalui aset yang diakui sebagai
sebuah simbol kesuksesan tradisional perusahaan. Pemangku kepentingan
Pendekatan mengasumsikan bahwa perusahaan berkomitmen untuk melaporkan
kinerjanya
kegiatan termasuk pengungkapan modal intelektual kepada pemangku
kepentingan,
biasanya bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan
pembentukan nilai bagi semua pemangku kepentingan (Ernst and Young, 1999).
Sedangkan pendekatan biaya dan Benefit menyatakan bahwa para pemimpin
memiliki
dorongan untuk membuat pengungkapan sukarela saat menghasilkan keuntungan
melebihi biaya yang dikeluarkan. Pengungkapan wajib dan bersifat sukarela
pengungkapan modal intelektual termasuk mengurangi asimetri
informasi dan membantu memperbaiki beberapa kesalahan evaluasi
perusahaan, membantu mengurangi biaya modal, meningkatkan investor
permintaan, dan mengurangi spread bid-ask (Oliveira et al., 2008).
3. HIPOTESIS
Berdasarkan kajian literatur dan penelitian terdahulu, hipotesis tersebut
dan kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H ibukota Tinggi VA (VACA) akan menyebabkan keuangan yang lebih tinggi
1:
kinerja.
H Tinggi VA manusia (VAHU) akan menyebabkan keuangan yang lebih tinggi
2:
kinerja.
H struktur modal Tinggi VA (STVA) akan menyebabkan lebih tinggi
3:
kinerja keuangan.
H modal intelektual tinggi akan menyebabkan keuangan yang lebih tinggi
4:
kinerja.
3.1. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksploratori, yaitu untuk membuat gambar
dari situasi atau fenomena yang dimaksudkan untuk kausal-prediktif
analisis. Karena populasi yang cukup besar dan waktu yang terbatas
dan biaya, maka sampling populasi dipelajari. Berdasarkan
Data sekunder dari Bank Indonesia ada 205 BPR
mencatat laporan keuangan yang dilaporkan secara berkala untuk tahun yang
bersangkutan
2011 sampai 2013 di Pulau Jawa. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling populasi. Penentuan sampel
didasarkan pada beberapa kriteria, yaitu; (1) BPR sudah terdaftar
di Bank Indonesia dari 2011-2013, (2) BPR melaporkan
laporan keuangan 2011-2013, (3) memenuhi mapan
kriteria. Berdasarkan data sekunder diperoleh data populasi sebanyak-banyaknya
sebagai 205 BPR di Pulau Jawa, tempat tinggal. Dari 205 pedesaan
Bank selama 3 tahun sebanyak 615 sampel penelitian BPR.
3.2. Variabel Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah VAIC (Pulic,
TM
Halaman 5
Sidharta dan Affandi: Studi Empiris mengenai Pendekatan Intelektual terhadap
Kinerja Keuangan Sektor Perbankan Pedesaan di Indonesia
Jurnal Ekonomi Internasional dan Isu Keuangan | Vol 6 • Edisi 3 • 2016
1251
KINERJA = 156.548599809 + 48.0025346245VACA +
2.68532472187VAHU + 42.2355573875STVA
Teknik analisis data menggunakan Eviews adalah untuk mengetahui efeknya
dari modal intelektual pada kinerja keuangan. Disesuaikan R 2
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat
bahwa hipotesis pengolahan data yang diajukan dalam penelitian ini terbukti
menjadi signifikan Hal ini dibuktikan dengan nilai T yang lebih besar dari
t tabel dengan tingkat signifikansi 5%.
4. HASIL
Berdasarkan perhitungan data dengan software Microsoft Exel,
Hasil dari modal intelektual dan kinerja keuangan diperlihatkan
dengan Angka 1 dan 2.
Dari hasil perhitungan dan keputusan mengenai
hipotesis penelitian, dapat disimpulkan bahwa;
1. VACA menuju kinerja keuangan, VACA memiliki
hasil signifikan dengan nilai T sebesar Rp
4.648. Hasil ini kontras dengan penelitian Ahangar
(2011) yang menyatakan bahwa VACA berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan di Iran. Namun Gogajeh
et al. (2015) membuktikan bahwa VACA itu ada yang positif
dan korelasi yang signifikan terhadap modal intelektual
efisiensi dan kinerja perusahaan di 111 perusahaan Teheran
bursa saham di Iran
2. VAHU menuju kinerja keuangan, VAHU tidak signifikan
Hasilnya dengan nilai T sama dengan nilai 0,070. Hasil Q
Nilai lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,5%, sehingga
Variabel VAHU tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.
Hasilnya mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chang dan
Hsieh (2011) yang menyatakan bahwa variabel VAHU no
berpengaruh signifikan terhadap modal intelektual pada semikonduktor 367
perusahaan yang terdaftar di pasar TSE selama 2000-2008. Tapi
Penelitian yang dilakukan Lipunga (2014) menunjukkan kebalikannya
VAHU secara signifikan mempengaruhi modal intelektual
sektor perbankan komersial Malawi.
3. STVA terhadap kinerja keuangan, STVA tidak signifikan
Hasilnya dengan nilai sama dengan nilai T 0.791. Hasil nilai Q
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,5%, jadi STVA
variabel tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Itu
Hasilnya mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mosavi dkk. (2012)
yang menyatakan bahwa struktur tidak berpengaruh secara signifikan
kinerja keuangan 80 emiten di Teheran
stock exchane (TEI) di Iran. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh
Tabel 1: Hasil pengujian hipotesis
Variabel
Koefisien nilai t signifikan Signifikan
nilai
Deskripsi
VACA → Keuangan
kinerja
48.00253 4.165564
0.000
Penting
VAHU → Keuangan
kinerja
2.685325 2.746343
0,006
Penting
STVA → Keuangan
kinerja
42.23556 4.147947
0.000
Penting
R 2
0,630
Adjusted R 2
0,443
Nilai F
3.359
Nilai signifikan
0.000
Penting
VACA: Modal pertambahan nilai, VAHU: Nilai tambah modal manusia, STVA:
Struktural
nilai tambah modal
Gambar 1: Mengukur modal intelektual
Gambar 2: Mengukur kinerja keuangan
Halaman 6
Sidharta dan Affandi: Studi Empiris mengenai Pendekatan Intelektual terhadap
Kinerja Keuangan Sektor Perbankan Pedesaan di Indonesia
Jurnal Ekonomi Internasional dan Isu Keuangan | Vol 6 • Edisi 3 • 2016
1252
Rahman dan Ahmed (2012) yang melakukan penelitian pada usia 30 tahun
perusahaan di Bangladesh membuktikan bahwa STVA tidak signifikan
berpengaruh pada modal intelektual.
4. Kinerja keuangan modal intelektual terhadap signifikan
efeknya bersamaan dengan nilai signifikansi 0,0000.
Meskipun variabel nilai yang dirasakan ini memiliki hasil yang disesuaikan
R dari 0,053 atau 5,3%. Hasil ini konsisten dengan penelitian
2
Halaman 7
Sidharta dan Affandi: The Studi Empiris Pendekatan Modal Intelektual terhadap
Kinerja Keuangan pada Sektor Pedesaan Perbankan di Indonesia
Jurnal Ekonomi Internasional dan Isu Keuangan | Vol 6 • Issue 3 • 2016
1253
9 (4), 342-361.
Kaplan, RS, Norton, DP (1992), The balanced scorecard-langkah yang
mendorong kinerja. Harvard Business Review, 70 (1), 71-77.
Lev, B., Zarowin, P. (1999), Batas-batas pelaporan keuangan dan
bagaimana memperpanjang mereka. Jurnal Penelitian Akuntansi, 37 (2), 353-386.
Li, J., Pike, R., Haniffa, R. (2008), pengungkapan modal intelektual dan
struktur tata kelola perusahaan di perusahaan-perusahaan Inggris. Akuntansi dan
Riset Bisnis, 38 (2), 137-159.
Lipunga, AM (2014), kinerja modal intelektual dari komersial
sektor perbankan dari Malawi. Jurnal Bisnis Internasional dan
Manajemen, 10 (1), 210-222.
Machmud, S., Sidharta, I. (2014), model bisnis untuk UKM di Bandung:
analisis SWOT. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan, 8 (1),
51-61.
Mosavi, SA, Nekoueizadeh, S., Ghaedi, M. (2012), Sebuah studi hubungan
antara komponen modal intelektual, nilai pasar dan keuangan
kinerja. Afrika Jurnal Manajemen Bisnis, 6 (4), 1396-
1403.
Mouritsen, J. (1998), Berkendara pertumbuhan: nilai Ekonomi tambah
dibandingkan
modal intelektual Penelitian Akuntansi Manajemen, 9 (4), 461-
483.
Mouritsen, J., Bukh, PN, Marr, B. (2004), modal intelektual dan
manajemen publik baru: memperkenalkan kembali perusahaan. Belajar
Organisasi, 11 (4/5), 380-392.
Muhammad, MNN, Ismail, MKA (2009), modal intelektual
efisiensi dan kinerja perusahaan: Studi Malaysia keuangan
sektor. International Journal Ekonomi dan Keuangan, 1 (2),
206-212.
Newbert, SL (2007), penelitian empiris pada basis sumber daya pandangan
Perusahaan: Sebuah penilaian dan saran untuk penelitian masa depan. Strategis
Manajemen Journal, 28 (2), 121-146.
Oliveira, L., Rodrigues, LL, Craig, R. (2008), Menerapkan sukarela
teori pengungkapan berwujud melaporkan: Bukti dari
pasar saham Portugis. Tersedia dari: http://www.ssrn.com.
Penrose, E., Grant, P. (1959), The Pertumbuhan Firm. Putih Rencana,
New York: ME Sharpe.
Powell, TC (2001), Keunggulan kompetitif: logis dan filosofis
pertimbangan. Strategis Manajemen Journal, 2 (9), 875-888.
Prahalad, CK, Hamel, G. (1990), The kompetensi inti perusahaan.
Harvard Business Review, 68 (3), 79-91.
Pulic, A. (1998), Pengukuran Kinerja Potensi Intelektual di
Pengetahuan Ekonomi. 2 McMaster World Congress.
nd