Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Atap

Atap adalah bagian bangunan yang merupakan ‘mahkota ‘ mempunyai


fungsi untuk menambah keindahan dan sebagai pelindung bangunan dari panas
dan hujan. Beberapa syrat yang harus yang harus dipenuhi untuk pekerjaan atap
adalah :

1. Harus serasi dengan bentuk bangunannya sehingga dapat menambah


keindahan dari bangunan
2. Dibuat dengan kemiringan sedemikian, sehinga air hujan dapat cepat
meninggalakan atap bangunan
3. Harus dibuat dari bahan yang tahan dan tidak mudah rusak oleh pengaruh
cuaca,panas dan hujan
4. Dapat memberikan kenyamanan bertempat tinggal bagi penghuninya.

2.2 Bentuk -Bentuk Atap


Macam-macam bentuk atap yang banyak dipakai pada bangunan adalah

sebagai berikut :

1. Atap pelana
Atap pelana merupakan salah satu jenis struktur atap, bukan material
untuk atap. Karakter utama dari struktur atap berbentuk pelana adalah
kesederhanaan dan kemudahan dalam pembuatannya. Strukturnya hanya terdiri
dari dua sisi miring yang ditopang oleh dinding berbentuk segitiga. Namun
sebenarnya bukan hanya dinding segitiga, material struktur atap lain seperti kayu
dan besi juga bisa digunakan.

2. Atap Joglo
Rumah joglo ialah rumah tradisional Jawa yang umumnya dibuat dari
kayu jati. Atap joglo berbentuk tajug, semacam atap piramida yang mengacu pada
format gunung. Dari sinilah nama joglo itu muncul. Istilah joglo berasal dari dua
kata, ‘tajug’ dan ‘loro’ yang bermakna penggabungan dua tajug.

3. Atap Gergaji
Atap gergaji merupakan model atap yang terdiri dari dua bidang atap atau lebih
yang tidak sama lerengnya sehingga seolah seperti gergaji.

4. Atap Limas ( Perisai )


Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu
pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas
atau nok.

5. Atap Datar
Atap datar adalah atap yang paling sederhana berbentuk datar atau rata.

6. Atap Tenda
Model atap yang dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan
lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama.

7. Atap Sandar
Adalah atap yang digunakan untuk bangunan – banguanan tanbahan
misalnya; selasar atau emperan
.
8. Bentuk Atap Kombinasi

Bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari atap jenis plana dan
perisai.

9. Atap Mansard
Brntuk atap ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terliat bersusun
atau bertingkat

10. Atap Menara


Bentuk atap menara sama dengan atap tenda. Bedanya atap menara
puncaknya lebih tinggi sehingga kelihatan lebih lancip.
11. Atap Minangkabau
Atap ini seolah – olah berbentuk tanduk pada tepi kanan dan kiri.

12. Atap Setengah Bola (Kubah)


Model atap ini berbentuk melengkung setengah bola.

2.3 Jenis Dan Bahan Penutup Atap


Ada sejumlah bahan dan jenis yang biasanya digunakan untuk material
penutup atap rumah. Dalam memilih berbagai jenis material penutup atap,
sebaiknya disesuaikan dengan fungsi, desain rumah, serta kondisi Anda.

Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk menutup atap itu antara lain:

a. Genteng.
Genteng adalah salah satu jenis atap rumah yang sering digunaka,genteng
sendiri dapat dibedakan berdasarkan bahan baku untuk membuat genteng
yaitu tanah liat, beton, metal atau seng, serat fiber semen atau asbes, kaca,
bentuk genteng mempunyai berbagai macam variasi yang dapat dipilih
sesuai kebutuhan dan selera pemilik rumah

b. Sirap.
Penutup atap rumah dengan model sirap menggunakan bahan papan kayu
dengan ukuran tertentu yang ditata sedemikian rupa sehingga ata rumah
dapat berfungsi dengan baik, atap sirap ini mampu menyerap panas
matahari dengan baik sehingga membuat rumah menjadi sejuk untuk
dihuni, jenis kayu yang baik untuk digunaka sebagai atap sirap adalah
kayu ulin karena jenis kayu ini terbilang awet yang dapat bertahan selama
puluhan bahkan ratusan tahun, atau dapat juga dari jenis kayu lain yang
sudah diawetkan secara sempurna, kendala penggunaan atap sirap ini
terletak pada kesulitan dalam memperoleh bahan, harganya mahal dan
sulit pada masa perawatan jika ada yang bocor

c. Rumbia.
Bahan yang dapat digunakan sebagai atap rumah yang selanjutnya adalah
rumbia, yaitu jenis penutup atap yang terbuat dari bahan daun yang ditata
menjadi sebuah atap rumah, atap rumbia dapat memberikan kesan alami
dan tradisional dengan biaya pembangunan yang murah, serta mempunyai
berat konstruksi yang ringan, namun atap rumbia tidak dapat bertahan
lama dan rawan bocor, jadi memerlukan perawatan khusus

d. Ijuk.
Ijuk adalah jenis atap yang terbuat dari tanaman aren yang tumbuh
diantara pelepahnya, dapat memberikan kesan alami dan kesejukan.
Namun kekurangan atap jenis ini adalah sulit dalam penggantian dan
rawan bocor pada saat hujan turun.

e. Genteng Aspal.
Genteng aspal dapat digunakan dengan cara pemasangan hampir mirip
dengan model atap sirap, genteng aspal dapat menyerap panas matahari
dengan baik sehingga membuat rumah menjadi sejuk, namun masih sulit
dicari dipasaran dan memerlukan keahlian khusus dalam pemasanganya

f. Beton Bertulang
Atap beton bertulang banyak digunakan pada gedung-gedung bertingkat
tinggi, dan pada rumah tinggal yang di desain untuk dapat ditingkat dalam
waktu yang akan datang atau biasa dIsebut dengan model rumah
mengambang atau rumah tumbuh. Konstruksi beton bertulang yang
difungsikan sebagai atap pada rumah dan bangunan biasa juga kita kenal
sebagai dak beton. Dak beton terbuat dari kombinasi besi dan cor beton.
Dak beton banyak digunakan pada banguna rumah modern atau rumah
minimalis. Jenis penutup atap ini cukup kuat menahan perubahan cuaca
dan konstruksinya pun cukup kuat.

g. Polycarbonate.
Banyak dipilih karena lebih mampu menahan panas karena biasanya
dilapisi lapisan ultraviolet dibandingkan fiberglass dan lebih tahan lama
(warna tidak cepat pudar). Cahaya dapat diteruskan. Kesan ringan serta
transparan juga diperoleh. Mudah ditekuk dan pemasangannya tidak
memakan waktu lama (kurang lebih dua hari).

h. PVC (Polyviny lChloride).


Banyak digunakan dan posisinya antara fiberglass dan polycarbonate,
yaitu lebih tahan lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari
polycarbonateh.
i. Aluminium.
Umumnya yang banyak dipakai adalah produk  Pryda atau Lovera yang
memiliki kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah. Hanya, harganya relatif tinggi dibandingkan penutup
lainnya.
j. Seng (Metal Bergelombang).
Kelebihan jenis atap ini adalah kemudahan dalam pemsasanganya dan
tidak memerlukan rangka atap yang terlalu banyak, namun seringkali
menimbulkan suara yang berisik disaat hujan turun.
2.4 BAGIAN-BAGIAN ATAP
Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda (rafter), ikatan angin (wind
bracing), gording, sagrod, penutup atap

2.4.1 Kuda-Kuda
Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada
struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss).
Umumnya kuda-kuda terbuatdari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-
kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar
12 m. Kuda-kuda bambu pada umunya mampu mendukung beban atap sampai
dengan 10 meter, Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung atap, dengan
sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan
bentang 75 meter, seperti pada hangar pesawat, stadion olah raga, bangunan
pabrik, dll. Kudakuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan
bentang sekitar 10 hingga 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu
diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah
horisontal.

Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangakaian batang yang


selalu embentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan
bentuk penutupnya, maka konstruksi kudakuda satu sama lain akan berbeda, tetapi
setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh
yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.
Kuda-kuda diletakkan diatas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan
bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun momen,
karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda
diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap
tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap,
reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada
saat memasang/memperbaiki atap).

Kuda-kuda adalah bagian yang memberikan bentuk kepada atapnya dan


sekaligus berfungsi sebagai pendukung penutup atap. Konsturksi kuda-kuda dapat
dibuat dari rangka baja, beton, atau kayu. Kuda-kuda di buat dengan
caramerangkaikan beberapa batang yang dibentuk menjadi suatu konsturksi
rangka batang, dengan bentuk dasar segitiga.

a. Bagian Dari Kuda-Kuda Adalah Sebagai Berikut :

Gambar 2. 1 Bagian bagian kuda kuda

Keterangan:

a. Rafter
b. Kolom
c. Aunch
d. Base plate
e. Stiffener

a) kuda-kuda (rafter) Yaitu batang miring yang membentuk sudut kemiringan


atap, berfungsi sebagai tumpuan balok gording dan beban diatasnya. Pada kaki
kuda-kuda bagian bawah akan timbul gaya horizontal dan gaya vertical yang
harus ditahan oleh tembok pendukungnya.
b) kolom Struktur utama yang digunakan pada posisi vertical pada bangunan
yang berfungsi sebagai penahan beban vertical dari rafter/kuda-kuda ke pondasi.

c) haunch berada pada pertemuan kolom dan rafter, berfungsi sebagai


tambahan ketahanan letur rafter di area momen tertinggi, memungkinkan
penggunaan rafter yang lebih kecil dan memberikan kedalaman yang memadai
ditampilan rafter/kolom untuk mencapai sambungan yang efisien. base plate plat
baja yang berada diantara kolom baja dengan pedestal yang terbuat dari beton.
Sambungan ini merupakan komponen paling penting dalam struktur baja, karena
berfungsi mentransfer beban dari seluruh struktur bagian atas ke pondasi.

e) stiffener bantalan pengaku (pelat) yang digunakan pada titik tumpuan


suatu balok ketika balok tidak memiliki kemampuan pada profil untuk
mendukung reaksi akhir atau beban terpusat.

Kuda-kuda dipasang setiap jarak 3 m atau kurang agar pemakaian ukuran


kayu gordingnya tidak terlalu besar. Jarak 3 m ini juga untuk menyesuaikan
dengan jarak kolom-kolmnya, sehingga kuda-kuda dapat diletakan di atas kolom.

a. Tipe Kuda-Kuda
1. Tipe pratt

Gambar 2. 2 tipe pratt

2. Tipe fink

Gambar 2. 3 tipe fink


3. Tipe howe

Gambar 2. 4 tipe howe

4. Tipe bowstring

Gambar 2. 5 Kuda-Kuda Tipe Bowstring

5. Tipe sawtooth

Gambar 2. 6 Kuda-Kuda Tipe Sawtooth


6. Tipe waren

Gambar 2. 7 Kuda-Kuda Tipe Waren

b. Bentuk-Bentuk Kuda-Kuda.
Berikut bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis
banya, yaitu :

1. Bentang 3-4 Meter


Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter,
bahannya dari kayu, atau beton bertulang.

Gambar 8. Kuda-Kuda Bentang 3-4 Meter


Gambar 2. 8 kuda - kuda bentang 3-4 meter

2. Bentang 4-8 Mater


Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.
Gambar 2. 9 kuda - kuda bentang 4-8 meter

3. Bentang 9-16 Meter


Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle).

Gambar 2. 10 kuda - kuda bentang 9-16 meter

4. Bentang 20 Meter
Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-
kuda atap sebagai loteng, Bahan dari kayu

Gambar 2. 11 kuda - kuda bentang 20 meter

5. Kuda-Kuda Baja Profil Siku


Gambar 2. 12 kuda - kuda baja siku-siku

6. Kuda-Kuda Gabel Profil WF

Gambar 2. 13 kuda - kuda gabel profil WF

2.4.2 Gording

Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada
proyek horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk,
orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording
berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording
menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda,
sehingga bentuk kuda kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang
tersedia. Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau
profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan
dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan.
Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal
yang terjadi pada gording.
Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm
dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m. Gording dari baja
profil canal (Iight lip channel) umumnya akan mempunyi dimensi; panjang satu
batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5
mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10
s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.

2.4.3 Ikat Angin (Wind Bracing)

Bracing pada umumnya digunakan untuk memberikan kekakuan pada


bangunan terhadap pengaruh gaya-gaya horizontal seperti angin, gempa dll.

2.4.4 Sagrod

Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujunnya
memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).

3.4.5 Usuk/kaso

Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan

meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan

panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu

dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan

gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor

dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.

3.4.6 Penutup atap

Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap
harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama

kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan

rembesan.

2.4.7 Jenis Dan Bahan Penutup Atap


Ada sejumlah bahan dan jenis yang biasanya digunakan untuk material
penutup atap rumah. Dalam memilih berbagai jenis material penutup atap,
sebaiknya disesuaikan dengan fungsi, desain rumah, serta kondisi Anda.

Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk menutup atap itu antara lain:

k. Genteng.
Genteng adalah salah satu jenis atap rumah yang sering digunaka,genteng
sendiri dapat dibedakan berdasarkan bahan baku untuk membuat genteng
yaitu tanah liat, beton, metal atau seng, serat fiber semen atau asbes, kaca,
bentuk genteng mempunyai berbagai macam variasi yang dapat dipilih
sesuai kebutuhan dan selera pemilik rumah

l. Sirap.
Penutup atap rumah dengan model sirap menggunakan bahan papan kayu
dengan ukuran tertentu yang ditata sedemikian rupa sehingga ata rumah
dapat berfungsi dengan baik, atap sirap ini mampu menyerap panas
matahari dengan baik sehingga membuat rumah menjadi sejuk untuk
dihuni, jenis kayu yang baik untuk digunaka sebagai atap sirap adalah
kayu ulin karena jenis kayu ini terbilang awet yang dapat bertahan selama
puluhan bahkan ratusan tahun, atau dapat juga dari jenis kayu lain yang
sudah diawetkan secara sempurna, kendala penggunaan atap sirap ini
terletak pada kesulitan dalam memperoleh bahan, harganya mahal dan
sulit pada masa perawatan jika ada yang bocor
m. Rumbia.
Bahan yang dapat digunakan sebagai atap rumah yang selanjutnya adalah
rumbia, yaitu jenis penutup atap yang terbuat dari bahan daun yang ditata
menjadi sebuah atap rumah, atap rumbia dapat memberikan kesan alami
dan tradisional dengan biaya pembangunan yang murah, serta mempunyai
berat konstruksi yang ringan, namun atap rumbia tidak dapat bertahan
lama dan rawan bocor, jadi memerlukan perawatan khusus

n. Ijuk.
Ijuk adalah jenis atap yang terbuat dari tanaman aren yang tumbuh
diantara pelepahnya, dapat memberikan kesan alami dan kesejukan.
Namun kekurangan atap jenis ini adalah sulit dalam penggantian dan
rawan bocor pada saat hujan turun.

o. Genteng Aspal.
Genteng aspal dapat digunakan dengan cara pemasangan hampir mirip
dengan model atap sirap, genteng aspal dapat menyerap panas matahari
dengan baik sehingga membuat rumah menjadi sejuk, namun masih sulit
dicari dipasaran dan memerlukan keahlian khusus dalam pemasanganya

p. Beton Bertulang
Atap beton bertulang banyak digunakan pada gedung-gedung bertingkat
tinggi, dan pada rumah tinggal yang di desain untuk dapat ditingkat dalam
waktu yang akan datang atau biasa dIsebut dengan model rumah
mengambang atau rumah tumbuh. Konstruksi beton bertulang yang
difungsikan sebagai atap pada rumah dan bangunan biasa juga kita kenal
sebagai dak beton. Dak beton terbuat dari kombinasi besi dan cor beton.
Dak beton banyak digunakan pada banguna rumah modern atau rumah
minimalis. Jenis penutup atap ini cukup kuat menahan perubahan cuaca
dan konstruksinya pun cukup kuat.
q. Polycarbonate.
Banyak dipilih karena lebih mampu menahan panas karena biasanya
dilapisi lapisan ultraviolet dibandingkan fiberglass dan lebih tahan lama
(warna tidak cepat pudar). Cahaya dapat diteruskan. Kesan ringan serta
transparan juga diperoleh. Mudah ditekuk dan pemasangannya tidak
memakan waktu lama (kurang lebih dua hari).

r. PVC (Polyviny lChloride).


Banyak digunakan dan posisinya antara fiberglass dan polycarbonate,
yaitu lebih tahan lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari
polycarbonateh.
s. Aluminium.
Umumnya yang banyak dipakai adalah produk  Pryda atau Lovera yang
memiliki kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah. Hanya, harganya relatif tinggi dibandingkan penutup
lainnya.
t. Seng (Metal Bergelombang).
Kelebihan jenis atap ini adalah kemudahan dalam pemsasanganya dan
tidak memerlukan rangka atap yang terlalu banyak, namun seringkali
menimbulkan suara yang berisik disaat hujan turun.

Anda mungkin juga menyukai