Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

TANAMAN OBAT TRADISIONAL

NAMA :ROSITA SESA


NIM :2019071014262
 Kajian pemanfaatan tanaman berkhasiat obat pada sistem
pengobatan tradisional masyarakat di provinsi Maluku utara

 Suku Togutil adalah suku yang mendiami dan hingga saat ini masih mempraktekkan
pengobatan tradisional sebagai contoh penerapan kearifan local . Pemanfaatan tanaman
obat yang terbanyak dilaporkan adalah untuk pengobatan malaria dengan menggunakan
tanaman pepaya (carica papaya ) ,sedangkan bagian tanaman yang terbanyak digunakan
adalah daun .
 Terdapat peneliti yang melaporkan adanya ancaman akan punahnya spesies tanaman
berkhasiat obat karena telah langka dan terdapat tanaman obat yang merupakan tanaman
endemis Maluku
 Tanaman Obat Keluarga Dalam Perspektif Masyarakat
Transisi ( Studi Etnografis Pada Masyarakat Desa Bawodobara
).

 Pemanfaatan tanaman obat keluarga merupakan salah satu alternative sumber


daya alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Bawodobara untuk
mengatasi berbagai masalah gangguan kesehatan atau penyakit . Salah satunya
adalah Lempuyang ( zingiber aromaticum ), yang dalam bahasa nias dikenal
dengan nama Mondra . Lempuyang merupakan tanaman rimpang yang biasa
digunakan untuk membuat jamu . Masyarakat desa Bawodobara umumnya
memanfaatkan bagian rimpang lempuyang sebagai obat batuk .
Lanjutan :

 Pisang kepok ( Musa acuminata ) ,yang dalam bahasa masyarakat nias tanaman ini
dikenal dengan nama Gae bo’ole . Masyarakat Desa Bawodobara memanfaatkan tunas
pisang kepok sebagai alternatif pencegah terjadinya keguguran artinya masyarakat percaya
bahwa tunas pisang kepok berfungsi untuk memperkuat janin dalam kandungan, biasanya
masyarakat khususnya yang hamil muda mengonsumsinya saat usia janin 2 sampai 3
bulan.
 Beberapa Tanaman obat yang digunakan Masyarakat Desa
Sungai Telang Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo .

 Kabupaten Bungo dengan luas hutan 182.899 hektar . Merupakan hutan yang berpotensi
mengandung sumber daya tanaman obat yang cukup besar karena masih banyak tanaman
hutan yang belum diolah . Sungkai ( peronema canescens ). Tinggi pohon mencapai 20-30
m ,panjang batang bebas cabang mencapai 15 m ,dengan diameter 60 cm atau lebih ,batang
lurus dan sedikit berlekuk dangkal ,tidak berbanir ,dan ranting penuh bulu halus . Kulit
luar berwarna kelabu atau sawo muda ,beralur dangkal ,mengelupas kecil-kecil dan tipis .
Bagian yang digunakan adalah daun dan bermanfaat sebagai obat penyubur ,maag ,dan
kebugaran .
 Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat Di Dataran
Tinggi Kabupaten Enrekang
 Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Desa Pebaloran ,Kecamatan Curio ,
Kabupaten Enrekang telah ada sejak masyarakat bermukim dan menetap didaerahnya dan
diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang . Tumbuhan liar yang berkhasiat di
daerah ini diantaranya Bayam Duri ( Amaranthus spinosios ) , Putri Malu ( Mimosa
pudica ) ,Pegagan ( Centella asiatica ) . Tumbuhan liar ini yang telah diidentifikasi lebih
dominan menggunakan daun sebagai obat oleh masyarakat didaerah tersebut .
 Manfaat dari tumbuhan ini berguna sebagai obat stroke ,diabetes ,bisul, luka bakar ,
mengatasi insomnia ( susah tidur ) , mengobati demam dan mengatasi alergi .
 Jenis Dan Pemanfaatan Tanaman Obat Di Desa Budi Mukni
Sulawesi Tengah Dan Pengembangannya Sebagai Media
Pembelajaran .

 Desa budi mukni merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Dampelas ,Kabupaten
Donggala ,Provinsi Sulawesi Tengah . Penduduk Desa Budi Mukni sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani dan pedagang . Dalam usaha menjaga kesehatannya masih
banyak menggunakan ramuan obat-obatan tradisional , mengingat tempat layanan
kesehatan seperti puskesmas masih jauh dan sangat terbatas . Pemanfaatan tanaman obat di
Desa Budi Mukni ,Sulawesi tengah diperoleh 36 spesies tanaman berkhasiat obat ,yang
tergolong dari 29 familia yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa budi Mukni
,Sulawesi tengah . Masyarakat di desa ini memanfaatkan tanaman obat sangat beragam
yakni direbus dan airnya diminum ,dioles , ditumpuk , diperas ,diseduh , diparut dan
dikonsumsi langsung . Bagian yang sering dimanfaatkan masyarakat adalah akar ,batang ,
daun , umbi dan bunganya . Masyarakat menggunakan tanaman berkhasiat obat untuk
mengobati berbagai macam penyakit yakni penyakit kronik ,penyakit menular ,penyakit
tidak menular dan perawatan kesehatan
Lanjutan :

 Klasifikasi secang adalah :


 Regnum : plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Sub divisi : Angiospermae
 Class : Dicotyledoneae
 Ordo : Rosales
 Family : Caesalpiniaceae
 Genus : Caesalpinia
 Spesies : Caesalpinia sappan L .
Lanjutan :

 Masyarakat tradisional mengenal kayu secang sebagai pemberi warna pada air minum
sehari-hari. Tumbuhan secang mengandung zat kimia, yaitu senyawa flavonoid dan
terpenoid, menyebabkan ekstrak air kayu secang mengandung antioksidan. Indeks
antioksidatif ekstrak air kayu secang lebih tinggi daripada antioksidan komersial sehingga
berpotensi sebagai agen penangkal radikal bebas. Selain itu, senyawa antioksidan dari
bahan alami menghasilkan residu yang lebih mudah terdegradasi secara alami
dibandingkan bahan sintetik.
 Manfaat lain dari secang yaitu dapat digunakan sebagai antibakteri, antivirus,
antiinflamasi, antikanker, dan antitumor. Oleh karena itu, ekstrak air kayu secang dapat
dimanfaatkan sebagai minuman herbal untuk kesehatan dan mengobati penyakit .
Lanjutan :

 Gambar Tanaman Secang ( Caesalpinia sappan L ) beserta batang dan bunganya .


 Identifikasi Tanaman Obat Di Kecamatan
Talang Kelapa Dan Pemanfaatan
 Tanaman yang berasal dari family Zingiberaceae banyak dimanfaatkan masyarakat di
Kecamatan Talang Kelapa sebagai obat. Hal ini yang memperlihatkan persentase tertinggi
yaitu sebanyak 16% . Spesies tanaman tersebut adalah jahe merah (Zingiber officinale var
Rubrum), kencur (Kaempferia galanga L.), kunyit (Curcuma domestica L.), laos atau
lengkuas (Alpinia galanga L.) , Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet L.) temu ireng atau
temu hitam (Curcuma aeruginosa) . Tanaman obat yang berhasil diidentifikasi dan
dimanfaatkan oleh masyarakat di Kecamatan Talang Kelapa sebagai obat berjumlah 38 spesies
yang dikelompokkan dalam 22 family . Tanaman yang dimaksud adalah bawang seberang
(Eleutherine palmifolia L. Merr), belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), beluntas (Pluchea
indica Less), binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), brotowali (Tinospora crispa L.
Miers), bunga kitolod (Isotoma longifolora L), cabe jawa (Piper retrofractum), cocor bebek
(Kalanchoe pinnata), kembang bulan (Tithonia diversifolia), daun salam (Syzygium
polyanthum), daun Afrika (Vernonia amygdalina), tapak darah (Catharanthus roseus L ).
Lanjutan :

 Bagian tanaman yang digunakan berjumlah 10 bagian yaitu akar, batang, daun, bunga,
buah, rimpang, getah, kelopak bunga, seluruh bagian dan umbi. Khasiat tanaman tersebut
adalah menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes, meningkatkan nafsu makan,
menghilangkan rasa nyeri saat menstruasi, gangguan saluranpencernaan, menghilangkan
bau badan, menyembuhkan luka pada kulit atau luka bakar, antibakteri, demam berdarah,
sakit mata, kembung perut, menurunkan panas atau demam, batuk, tekanan darah tinggi
pada penderita hipertensi, meningkatkan dan melancarkan produksi ASI, ginjal, diare,
wasir, nyeri pinggang, masuk angin, menurunkan kolestrol, sariawan, panu, alergi atau
gatal-gatal pada kulit, peluruh batu ginjal, keputihan dan mimisan.
 Masyarakat di Kecamatan Talang Kelapa mengolah tanaman tersebut sebagai obat dengan
8 cara yaitu direbus lalu diminum, dihaluskan lalu dioles, ditetes, dikeringkan lalu
ditempel, diseduh dan dikonsumsi langsung sebagai sayuran, lalap atau campuran makanan
lainnya .

Anda mungkin juga menyukai