Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS ILMIAH

Konstruksi Atap Bangunan

Disusun oleh :

Muhammad Zidan Al-Qodhafi Sulaiman (220523610030)

Niko Hartawan Lestari Wibowo (220523610337)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

NOVEMBER 2022
Kata kunci : Abstrak

Rangka atap, Rangka atap pada bangunan merupakan hal yang sangat penting. Atap pada
kayu, baja bangunan yang berfungsi sebagai penutup atau pelindung semua ruangan yang
ringan ada di bawahnya dari pengaruh panas, debu, hujan, dan angin. Sebuah atap dapat
dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan banting.
Rangka atap merupakan bagian penting dari bangunan. Rangka atap bertindak
sebagai penopang tekanan atap dan mentransmisikan tekanan bangunan ke
struktur lain di bawahnya. Struktur ini jarang kita lihat karena tertutup genteng.
Sebagai struktur utama rangka atap, bahan kayu paling banyak digunakan, tetapi
kayu merupakan bahan yang diperoleh dari alam,yang akan aus dengan
penggunaan terus menerus. Oleh karena itu pabrik mencari opsi lain yang dapat
menggantikan kayu sebagai bahan utama konstruksi atap.Baja ringan diproduksi
untuk menggantikan kayu yang masih langka dan mahal.

Keywords : Abstract

Roof truss, The roof frame of the building is very important. The roof of building that
wood, light function as a cover or protector of all the rooms below it from the effects of heat,
steel dust, rain, and wind. A roof can be said to be of good quality if the structure is
strong/sturdy and durable/resilient. Roof truss is an important part of the
building. The roof truss acts as a support for roof pressure and transmits
building pressure to other structures below it. We rarely see this structure
because it is covered in tiles. As the main structure of the roof frame, wood is the
most widely used material, but wood is a material obtained from nature, which
will wear out with continuous use. Therefore, the factory is looking for other
options that can replace wood as the main roof construction material. Mild steel
is produced to replace wood, which still scarce and expensive

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tiga material utama yang digunakan dalam pembangunan gedung ini adalah baja, beton dan
kayu. Selain itu, baja ringan juga digunakan sebagai struktur rangka atap. Struktur rangka atap
biasanya terbuat dari kayu, dan digunakan pada bangunan dengan struktur atap, seperti gedung
sekolah, perkantoran, rumah sakit, apartemen, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik, tempat dan
pembuatan atap. dengan menggunakan bahan penutup atap dari seng, dan asbes atau timah.
Penggunaan rangka atap baja ringan sebagai pengganti kayu saat ini semakin populer. Namun
sebelum anda memutuskan untuk menggunakannya, anda harus memperhatikan dasar-dasar teknis,
terutama untuk menghindari kesalahan kesalahan yang nantinya dapat merugikan kita sebagai
konsumen rangka baja atap ringan. Rangka atap baja ringan digunakan dengan buka’an yang tidak
terlalu besar. Tidak disarankan menggunakan grafting baja ringan pada bagunan dengan celah
grating tang besar. Berbeda dengan baja tradisional, las baja ringan atau lebih dikenal profilWF dan
besi siku yang dapat digunakan untuk jembatan rangka besar. Kayu merupakan bahan bangunan
yang sering digunakan sebagai rangka atap. Beberapa jenis kayu yang biasa digunakan sebagai
rangka atap antara lain kayu kamper, kayu bangkirai, kayu keruing, kayu meranti, dan kayu kelapa.
Namun kayu memiliki kelemahan seperti kualitas kayu yang tidak merata, pelapukan akibat serangan
rayap, memuai atau menyusut akibat perubahan cuaca, mudah terbakar, dan kelangkaan material
kayu saat ini. 1 2 Baja ringan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kelemahan kayu dari
masalah keawetan, namun baja ringan memiliki beberapa kelemahan yaitu berat jenis yang tinggi,
tidak mudah dalam pembuatannya, serta memerlukan kontrol yang sangat ketat dalam pelaksanaanya
dan pembuatanya. Oleh karena itu penggunaan baja ringan kurang populer dan jarang digunakan.
Penggunaan material baja ringan cukup populer. Penggunaan bahan ini, memerlukan penanganan
khusus dengan baut baja ringan, perkakas, dan bahan baja ringan lainnya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat dijabarkan yakni:


- Apakah pengertian dari struktur atap?
- Apa sajakah bentuk/tipe dari atap?
- Apa sajakah bagian struktur atap rumah yang terbuat dari kayu
- Apa sajakah bagian struktur atap rumah yang terbuat dari galvalum
- Ada berapa jenis material penutup atap?
- Berapa maksimal derajat kemiringan dari tiap jenis material penutup atap?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan yakni untuk :


- Mengetahui apa itu struktur atap
- Mengetahui apa saja bentuk/tipe dari atap
- Mengetahui bagian bagian struktur atap rumah yang terbuat dari kayu
- Mengetahui bagian bagian struktur atap rumah yang terbuat dari galvalum
- Mengetahui jenis material penutup
- Mengetahui maksimal derajat kemiringan dari tiap jenis material penutup atap

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Studi ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan tentang konstruksi atap
bangunan, dan komponen atap bangunan, jenis bahan dan potongan maksimal derajat kemiringan
yang diperlukan untuk setiap jenis bahan atap. diharapkan dapat menjadi sarana untuk
mengembangkan ilmu teori yang baik untuk dipelajari di bangku perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
- Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang berguna untuk mengaplikasikan
informasi penulis tentang konstruksi atap, bentuk/jenis, bagian-bagian dan jenis bahan penutup.
- Bagi peneliti, penelitian ini harus berkontribusi pada teori tentang apa itu struktur atap, apa
bentuk/tipe atap, bagian struktur atap yang terbuat dari kayu dan galvalum, jenis jenis material
penutup beserta maksimal derajat kemiringan pada setiap jenis material atap bagi yang ingin
melanjutkan penelitian ini.
- Bagi konsultan/kontraktor konstruksi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pemilihan
jenis struktur atap yang akan digunakan sebagai material, dengan mempertimbangkan semua
karakteristik atap yang ada untuk sebuah proyek, sehingga dapat merancang dan melaksanakan
dengan rencana konstruksi berkualitas tinggi.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian yang kami gunakan yakni penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata kata, gambar tetapi bukan angka angka. Penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan kata kata tertulis.
2. Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, secara alamiah ataupun rekayasa manusia.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Struktur Atap


1. Struktur
Struktur adalah susunan atau susunan bagian bagian bangunan yang menerima beban atau
merupakan struktur utama suatu bangunan, baik struktur tersebut tampak maupun tersembunyi.

2. Atap
Atap adalah bagian dari bangunan yang terletak paling atas yang harus diperhatikan rancangan
atapnya dan harus mendapat perhatian khusus dari sang pendesain.

3. Struktur Atap
Struktur atap, yaitu bagian bangunan yang menahan /membawa beban dari atap. Struktur atap
dibagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap menopang beban material
penutup atap biasanya berupa balok (dari kayu/bambu/baja) vertikal dan horizontal –kecuali untuk
struktur atap dak beton. Berdasarkan sudut pandang inilah maka muncul istilah gording,kasau dan
reng. Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan
istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap, tugasnya menyangga rangka atap.
Sebagai pengaku, bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan, sedangkan kedua
kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirkan beban ke tanah.

B. Bentuk/ Tipe Atap

Tipe-tipe Struktur Atap


Terdapat 4 struktur atap, yaitu:
- Struktur Dinding (sopi-sopi) rangka kayu
- Kuda-kuda dan rangka kayu
- Struktur baja konvensional
- Struktur baja ringan

C. Bagian Struktur Atap Rumah terbuat dari Kayu

1. Bubungan adalah bagian atap yang teratas. Posisi yang selalu datar kebanyakan juga biasanya
menentukan arah bangunan.
2. Tiris atap atau bagian atap terbawah, menentukan sisi atap yang datar.
3. Garis penyangga atap, pada tambahan kasau miring atau pada atap Mansard, garis pertemuan antara
dua bidang atap yang berbeda kemiringannya. Itu harus sejajar dengan garis atap tiris atap. Jadi
datar juga.
4. Jurai luar, adalah bagian tajam atap, berjalan dari garis tipis atap sampai ke bubungan, pada
pertemuan dua bidang atap sudut bangunan ke luar.
5. Jurai dalam, adalah bagian yang tajam pada atap, juga berjalan dari garis tipis atap sampai
bubungan, pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke dalam.
6. Persimpangan jurai dan bubungan, pertemuan tiga bidang atap atau lebih.
7. Bubungan penghubung miring, garis jurai pada bidang-bidang atap yang bertemu. Terjadi pada
bangunan, yang tinggi bubungannya berbeda letaknya. Menghubungkan dua titik dimana jurai dan
bubungan.
8. Gording membagi bentangan atap menjadi jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording
meneruskan beban mulai dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada
titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah
kuda-kuda. Gording adalah tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga
bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Bahan Gording,
terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan
lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya
pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang
terjadi pada gording. Gording kayu biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m, tinggi 12
cm dan lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m. Gording dari baja
profil canal (Iight lip channel) umumnya akan mempunyi dimensi; panjang satu batang
sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan
memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.
9. Sagrod adalah batang besi bulat yang terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki
ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).
10. Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskan ke gording. Usuk
terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak
40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung
dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum
dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
11. Reng adalah batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi
penopang langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Tidak ada seng atau sirap yang
digunakan pada atap yang tertutuk asbes. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari
genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan
dengan panjang dari penutup atapnya (genteng).
12. Penutup atap adalah bagian terluar dari struktur atap. Penutup atap harus kedap air, agar air tidak
mengalir (rembesan) saat hujan. Sifat tidak rembes (Nonabsorbsi) ini diuji dengan uji serapan air
dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang berhubungan dengan beban kerja
(cuaca), sehingga harus dipilih dari bahan yang tahan air dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Struktur penutup yang umum digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng,
polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.

Jenis-jenis Pelapis Atap :

Pelapis atap memainkan peran penting dalam struktur atap, guna pelapis atap atau kulit pelindung
kuda kuda atap dan isi rumah di dalam bangunannya. Perlindungan terhadap hujan, sinar matahari,
panas dan kondisi cuaca lainnya. Jenis pelapis atap yang bisa digunakan :

1. Atap Rumbia
2. Atap Sirap
3. Atap Genting Flam
4. Atap Genting pres
5. Atap Genting Beton
6. Atap Asbes semen
7. Atap Seng
8. Atap Seng Gelombang
9. Atap Datar Kertas aspal

D. Bagian Struktur Atap Rumah terbuat dari Galvalum

Struktur Atap Baja Ringan :

1. Kuda – kuda

Kuda - kuda adalah bagian struktur atap yang menjadi tulangan dan menopang semua tekanan
yang ada pada rangka atap yang diarahkan ke struktur bangunan.

Kuda – kuda sangat penting untuk membuat rangka atap baja ringan yangkokoh dan kuat. Posisi
kuda - kuda biasanya berada di ujung dan tengah rangka atap. Jika menggunakan baja ringan,
produk yang digunakan untuk merakit kuda-kuda menggunakan truss / kanal C.

2. Bracing / pengakuh
Bracing / pengakuh adalah teknik yang digunakan untuk memperkuat dan mengikat antar bagian
kuda - kuda menjadi satu kesatuan struktur yang kokoh. Sifat baja ringan adalah tipis dan ringan
namun kuat, sehingga meskipun dapat menahan bobot yang berat, namun tidak membebani struktur
bangunan berlebihan. Namun karena sifat ini juga membuat material baja ringan cukup lemah
dalam hal stabilitas dan kekakuan. Karena kelemahan inilah, diperlukan bracing / pengakuh untuk
membuat rangka atap jadi lebih rigid (kaku). Umumnya, bracing rangka atap baja ringan
menggunakan truss / kanal C, bahan yang sama dengan pembuatan kuda-kuda.

3. Reng

Reng adalah struktur rangka atap yang diletakkan langsung di bawah penutup atap. Secara
fungsional, reng berguna sebagai tempat dudukan atau instalasi penutup atap, serta untuk
mengarahkan tekanan dan bobot pada kuda-kuda.

4. Penutup Atap
Penutup atap pada material baja ringan umumnya dibagi menjadi 2, yaitu genteng metal dan
spandek. Fungsi utama penutup atap adalah perlindungan yang paling utama terhadap cuaca seperti
menahan air hujan, panas, dan angin kencang. Karena di bagian luar, penutup atap dari baja ringan,
utamanya dari BLKP, memiliki banyak pilihan motif dan warna yang bisa disesuaikan selera dan
konsep desain rumah.

5. Talang Jurai

Talang jurai merupakan sambungan antara bidang atap yang satu dengan bidang lainnya.
Biasanya, pada rumah dengan bentuk atap lebih dari satu, sambungan antar keduanya akan ditutup
dengan talang air. Namun, jika rumah atau bangunan yang hanya menggunakan satu bidang atap,
maka talang jurai ini tidak diperlukan.

6. Rabung
Rabung adalah penutup dan pengikat pertemuan antara dua susunan penutup atap yang berfungsi
melindungi celah pertemuan antara sisi-sisi atap. Di Indonesia, atap biasanya atap berbentuk
segitiga, Saat ini rabung adalah bagian yang menutup bagian puncak tersebut.

E. Jenis Material Penutup Atap dan Maksimal Derajat Kemiringannya

Jenis-jenis atap beserta standar kemiringan yang ideal :

1. Atap Dak

Kemiringan pada atap dak bisa dibuat nol derajat, asal pengecorannya benar. Namun jika ingin
dibuat miring sesuai dengan bentuk rumah juga tidak masalah. Atap bisa ditutup tanpa lapisan
kedap air (waterproof) untuk mencegah kebocoran atap, adukan semen yang baik juga akan
mempengaruhi terhadap merembes atau tidaknya air.

2. Atap Beton

Kemiringan atap beton yang ideal untuk atap beton adalah 30-35 derajat. Atap beton merupakan
salah satu atap yang memiliki banyak pengguna.

3. Atap Asbes / Seng

Asbes merupakan salah satu penutup atap yang paling terkenal. Keunggulan dari atap ini adalah
mudah dipasang dan tidak mudah bocor berkat sambungan yang baik. Standar kemiringan atap
asbes yang ideal adalah minimal 15 derajat dan maksimal 25 derajat.

4. Atap Genteng Metal

Genteng metal merupakan genteng dengan berat yang ringan, genteng metal hanya berbobot sekitar
25-75 kg per m2, sedangkan genteng keramik berbobot kurang lebih 375 kg/m2. Oleh karena itu,
genteng metal bisa disebut genteng praktis. Jika ingin memakai genteng metal, standar kemiringan
yang ideal adalah 25 hingga 35 derajat.

5. Atap Genteng Keramik

Atap genteng keramik mulai meluas pemakaiannya secara umum, karena atap jenis ini dapat
meredam panas dengan baik. Standar kemiringan atap yang ideal untuk atap jenis ini adalah 30
derajat.

6. Atap Spandek

Atap spandek adalah atap yang terbuat dari zincalume yang diolah dengan teknologi modern. Atap
ini bersifat ringan dan tahan lama. Standar kemiringan atap yang ideal untuk atap adalah 5 sampai
60 derajat.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan/mengalirkan beban yang berasal dari atap.
Struktur atap dibagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap menopang
beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari
kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton.
Berdasarkan sudut pandang inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Penopang rangka
atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda.
Kuda-kuda berada dibawah rangka atap, tugasnya untuk menyangga rangka atap. Sebagai
pengaku, bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya
dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah.

Terdapat 4 struktur atap, yaitu:


- Struktur Dinding (sopi-sopi) rangka kayu
- Kuda-kuda dan rangka kayu
- Struktur baja konvensional
- Struktur baja ringan

Bagian struktur atap rumah dari kayu terdiri dari bubungan, tiris atap, garis penahan atap, jurai,
gording, sagrod, usuk, reng dan penutup atap.
Bagian struktur atap rumah dari galvalum terdiri dari kuda-kuda, bracing/pengakuh, reng,
penutup atap, talang jurai dan rabung.

B. Saran

● Dengan mempertimbangkan hasil analisis perbandingan antara atap kayu dengan atap baja
ringan, maka penulis akan memilih atap baja ringan karena dari segi waktu lebih cepat
pemasangannya, ekonomis, dan efisien, namun semua itu dikembalikan lagi kepada pembaca
untuk menentukan sendiri dari jenis atap yang akan digunakan.
● Untuk penggunaan bentang kecil di bawah 4 meter sebaiknya menggunakan material kayu
supaya mendapatkan harga yang ekonomis namun sebaliknya apabila untuk penggunaan
bentang besar atau lebar di atas 5 meter sebaiknya menggunakan material baja ringan supaya
mendapatkan harga yang ekonomis pula.

Anda mungkin juga menyukai