Anda di halaman 1dari 25

BAHAN DAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI BANGUNAN

BAHAN BANGUNAN DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN


PERUMAHAN Type 36

Disusun oleh:
Aswar Masri
034 2023 9004
A1

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
Bangunan Type 36
Perumahan
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
A. Konstruksi Bawah

Adapun fungsi pokok dari pondasi ini adalah melanjutkan beban yang bekerja pada bangunan
tersebut ke lapisan tanah yang berada di bawah
pondasi. Pondasi adalah bagian dari suatu
sistem rekayasa yang meneruskan beban yang
ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri
kepada kedalaman tanah dan batuan yang
terletak dibawahnya (Bowles, 1997).Pondasi merupakan bagian struktur dari bangunan
yang sangat penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan diatasnya, maka
proses pembangunannya harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:

1. Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.


2. Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak)Tahan
terhadap pengaruh perubahan cuaca
3. Tahan terhadap pengaruh bahan kimia

Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pondasi langsung dan pondasi
tak langsung. Pondasi langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras
maksimal 1 meter, sedangkan pondasi tak langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman
lapisan tanah keras melebihi 1 meter.

Bahan-bahan yang digunakan pada konstruksi pondasi yaitu:

1. Batu belah
Batu belah adalah material bangunan yang umum digunakan
sebagai konstruksi dari sebuah pondasi. Sifat batu belah ini tetap,
alias tidak mudah mengalami perubahan bentuk dan kualitas walau
tertanam di dalam tanah.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
2. Pasir
Pasir jenis beton merupakan jenis pasir yang terdiri dari butiran-
butiran mineral keras dan tajam yang memiliki ukuran sekitar
0.075 sampai dengan 5 mm. Pada umumnya jenis pasir yang satu
ini sering digunakan pada pekerjaan cor. Apabila dibandingkan
dengan jenis pasir lainnya, pasir beton ini sudah dibekali dengan
banyak keunggulan.

3. Semen

Semen adalah bahan encer dan lengket yang digunakan sebagai


pengikat material bangunan seperti pasir, kerikil, dan batu bata.
Semen terdiri dari bahan dasar utama yaitu kapur, silika, alumina,
dan besi oksida yang dicampur dengan air untuk membentuk
adukan yang dapat digunakan untuk menempelkan material
bangunan.

Pekerjaan Persiapan

Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah hasil
galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-batu
kali tersebut sebelum dipasang.

• Pastikan Kondisi Tanah


Hal pertama yang harus diperhatikan dalam tahapan serta cara membuat pondasi
rumah ialah keadaan tanahnya, apakah tipe keras atau lunak. Tanah yang keras
tentu saja punya potensi pembuatan pondasi yang cakar ayamnya tidak perlu
terlalu dalam. Sementara tanah yang lunak bisa jadi akan bergerak jika musim
hujan sehingga mau tidak mau harus diberi cakar ayam yang dalam.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
• Buatlah Rancangan Pondasi
Langkah selanjutnya untuk membuat pondasi rumah yang tepat adalah
penggambaran rancangannya. Setelah itu diteruskan dengan penggalian alur
pondasi sesuai dengan gambar yang dibuat.

• Melakukan Penggalian
Pekerjaan selanjutnya dalam membuat pondasi rumah adalah melakukan
penggalian. Kedalaman pondasi untuk rumah sederhana cukup sedalam 40-50 cm,
dan lebar sekitar 30-40 cm.

Penentuan kedalaman ini juga dipengaruhi oleh tekstur tanah. Jika tanah bertekstur
keras, maka ukuran di atas cukup memadai. Namun jika tanah bertekstur lembut,
maka penggalian harus lebih dalam.

• Memasang Batu dan Bata


Biasanya dengan ukuran kedalaman di atas dipasang batu setinggi 4 lapis bata
merah. Teknik memasang batu bata untuk pondasi berbentuk hampir segi tiga,
lapisan paling bawah melebar, sedangkan ke atas pasangan satu batu bata
(seukuran 20 cm).

• Pasangkan Besi Tiang


Jika telah selesai memasang seluruh bata, maka dilanjutkan dengan memasang
besi yang telah dianyam dengan kawat ikat. Masing-masing ujung besi harus
dibengkokkan dan dikaitkan dengan besi pondasi pelat atau tiang kolom.

• Memasang Bekisting
Langkah selanjutnya setelah besi di pasang, adalah menambahkan bekisting untuk
sloof dengan menggunakan papan berukuran 400 cm x 20 cm x 2 cm. Pemasangan
harus rapi dan kuat, sehingga tidak rusak atau jebol akibat tekanan adukan cor saat
pengecoran sloof.

Pada saat melakukan pengecoran sloof, permukaan bagian atas harus rata, rapi dan
sejajar dengan papan bekisting. Besi harus tertutup adukan cor, sehingga air tidak
masuk dan merusak besi saat terkena air hujan, dan besi tidak berkarat.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
A. Konstruksi Tengah
- KONSTRUKSI DINDING
Dinding rumah kedap air yang berfungsi untuk
mendukung atau menyangga atap, menahan angin
dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari
luar, serta menjaga kerahasiaan privacy
penghuninya Keman, 2005:31. Untuk dinding
tembok, permukaan luar dalam dinding harus
dihaluskan Depkimpraswil, 2002-2:30.

Fungsi dinding sebagai berikut:

1. Sebagai penutup atau pembatas ruangan, baik


visual mupun akustis Fungsi penutup atau pembatas
ruangan dapat dilihat sehari-hari pada dinding.
Penutupan/ pembatas itu menyangkut penglihatan
(visual) sehingga berkat dinding manusia dapat
terlindung dari pandangan orang lain yang tidak
sepantasnya, sehingga kepribadian dan martabat
manusia terjamin. Tidak segala hal dalam kejadian
keluarga atau perorangan pantas dilihat dan tidak
segala hal yang kurang sedap, misalnya jemuran
pakaian atau tempat pembuangan sampah layak
masuk dalam pandangan mata.

2. Untuk menghadapi alam luar dan ruangan dalam Pada fungsi ini berarti sebagai fungsi
keamanan, yang diartikan oleh manusia selaku unsur bangunan demi keamanan. Keamanan
tergantung dari unsur rumah yang paling lemah, bukan yang paling kuat. Seperti misalnya pada
bagian atap dan plafond yang mudah sekali dimasuki pencuri, maka sia-sia fungsi dari dinding
atau pintu yang sangat kuat. Pada umumnya, terlalu sering orang-orang yang menilai kekuatan
dinding sebagai ukuran terakhir akan keamanan, sehingga orang belum bisa puas sebelum punya
rumah dari batu bata.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan dinding :
Batu bata
Bata merah dari tanah liat dengan atau tanpa
campuran bahan lain, dibakar pada suhu tinggi
hingga tidak hancur lagi bila direndam dalam air.
Mula-mula tanah liat dibuat plastis dan dicetak
dalam cetakan kayu atau baja. Tanah hasil cetakan
itu kemudian dikeringkan, lalu dibakar sampai
suhunya tinggi (Sutarno, 2010:87).

Batako

Batako menurut Tamrin (2008:61) merupakan


batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar,
bahannya dari tras + kapur + pasir dengan
perbandingan tertentu, juga dengan sedikit semen
Portland.

Daftar alat bantu pemasangan batu bata adalah:


• Perlengakapan pengadukan
• Alat pasang
• Benang tukang, paku dan waterpass. Alat tersebut diperlukan untuk pembuatan garis
pandu dan pengecekan kelurusan dan ketegakan pasangan bata.
• Alat potong
• Alat penghantar material
• Scafolding. Untuk pemasangan bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan
scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak
terlalu jauh dengan dinding yang dipasang.

Catatan penting saat menggunakan alat pemasang batu bata


• Pastikan peralatan tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup dengan kondisi baik.
• Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan langsung dengan dinding
yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan akan roboh /
jatuh.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Jenis pasangan/pemasangan batu bata perlu ketahui untuk dapat memasang bata, baik sebagai
pondasi maupun buat komponen tembok. Berikut ini beberapa jenis sambungan/ikat/ikatan pada
pemasangan batu bata yang dilansir dari laman theconstructor.org:
• Struck Joint
• Concave Joint
• Weathered Joint
• Raked Joint
• V Joint
• Flush Joint
• Extruded Joint
Berikut gambar jenis sambungan batu bata. Pemasangan tersebut bisa diaplikasikan pada semua
macam bata seperti:

• batu bata hebel


• batu bata putih
• batu bata ringan
• batako
• bata alam

Cara Memasang Bata Merah


Agar pemasangan bata merah, bata ringan, bata ekspos tidak rubuh sebaiknya diperhatikan cara
memasang batu bata yang benar.

1. Cek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan cek kondisi pondasi
penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
2. Kondisi pondasi/sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof
ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan
supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik.
3. Kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya
angkur menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran
dan muncul dengan panjang antara 15 – 20 cm).
4. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis
benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan.
5. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu
sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang
dari ujung ke ujung dinding.
6. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical terhadap benang
horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Cara Memasang Bata Merah ( Lanjutan )
yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan
dipasangkan .
7. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang, kemudian mulai
memasang bata pada kedua ujung bagian dinding.
8. Kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung
ke ujung.
9. Lakukan pengecekan leveling di atas batu bata yang sudah terpasang dan pastikan
semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah
menjadi panduan untuk memasang ke tingkat berikutnya.
10. Harus dipastikan ketebalan mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian
mortar antar bata harus sama.
11. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan
sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih
dalam keadaan basah.
12. Jika adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan
adukan/mortar baru.
13. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar
ada yang berlebih atau sampai meleleh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan.
Jika itu terjadi, maka adukan berlebih harus segera di ratakan dengan
menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata. Jangan biarkan sempat
mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat
pelaksanaan plesteran.
14. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan
yang telah terhubung dari ujung keujung bagian dinding ayng dipasangkan,
kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung ke ujung pada garis vertikal
yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding.
15. Pemasangan benang horizontal dapat dilakukan setiap 50 cm.
16. Pastikan tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang
dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi
pasangan tetap rapi sampai posisi atas.
Sumber : https://www.batamerahgarut.com/pemasangan-batu-bata/
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Tahapan Plesteran Dinding

Plesteran adalah bagian dari proses dalam pembuatan dinding yang bertujuan untuk menutup
lapisan pasangan batu bata, batako, baja ringan dan juga beton agar terlihat rata dan rapi, serta
lebih terlindungi. Plesteran sendiri merupakan campuran semen, pasir, dan air hingga tingkat
kekentalan tertentu. Untuk melakukan plesteran dinding, ketebalan plesteran sebaiknya antara 1,5
cm hingga 3 cm. Plesteran yang baik tentunya dapat menghasilkan acian yang baik pula serta
dapat menghemat acian.
Tahapan Plesteran Dinding

1. Siapkan Dinding Batu Bata

Langkah pertama agar menghasilkan plesteran yang bagus yaitu dengan memastikan susunan
batu bata sudah rapi dan dalam keadaan siap diplester. Bata yang siap diplester harus sudah
kering pada bagian perekatnya dan siapkan lubang untuk keperluan instalasi pipa kabel, pipa
air, stop kontak, atau juga jalur instalasi lainnya.

2. Bersihkan Dinding Terlebih Dahulu

Untuk proses plesteran yang bagus, harus membersihkan dinding dan pastikan tidak ada
kotoran yang masih menempel di dinding. Kotoran yang menempel bisa mengakibatkan daya
rekat menjadi berkurang.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Tahapan Plesteran Dinding (Lanjutan)
3. Siapkan Alat dan Bahan yang dibutuhkan

Agar plesteran dinding bisa berjalan dengan baik diharuskan menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk proses plesteran. Alat dan bahan yang diperlukan seperti pasir, semen, alat
pengaduk dan pengayak, paku, benang, triplek, meteran, kayu yang lurus, ember, roskam, dan
juga kertas semen.

4. Membuat Panduan Pembatas dan Ketebalan

Langkah selanjutnya membuat panduan ketebalan dan juga pembatas. langkah ini bertujuan
agar hasil plesteran bisa rata dan sesuai dengan ukuran ketebalan yang diinginkan. Panduan
pembatas bisa dibuat menggunakan paku dan juga benang berulang setiap satu meter.

5. Menggunakan Bahan Plesteran Berkualitas


Dalam proses membuat bahan plesteran biasanya komposisi perbandingan semen dan pasir
mulai dari 1:3 hingga 1:5. Kemudian tambahkan air sesuai tingkat kekentalan adukan yang
diinginkan. Untuk hasil plesteran yang lebih maksimal, campurkan airnya dengan Super
Cement. Pastikan adukan plesteran bebas dari kotoran dan partikel besar. Pastikan juga
konsistensi dari plesteran sudah pas jangan terlalu encer dan juga tidak terlalu kering sehingga
bisa merekat dengan baik dan sempurna.

6. Membuat Kepala Plesteran

Kepala plesteran merupakan plesteran awal yang dilakukan secara vertikal dari atas ke bawah,
sebelum dilakukan plester dinding secara menyeluruh. Lebar kepala plesteran biasanya 5-10
cm dan jarak setiap kepala plesteran kurang lebih per 1-2 meter. Fungsi kepala plesteran untuk
memudahkan pemerataan plesteran keseluruhan dinding.

7. Menggunakan Sistem Tumpang Lapis

Agar plesteran bisa maksimal dan mendapatkan hasil yang bagus, sebaiknya gunakan sistem
tumpang lapis dengan cara menempelkan dan melempar adonan yang sudah dibuat
selanjutnya menambal bagian yang kurang rata lalu ratakan semua bagian plesteran
menggunakan mistar kayu yang lurus dengan panduan kepala plesteran agar hasilnya bisa
menjadi lebih rata dan tidak bergelombang. Dalam proses plesteran sebaiknya jangan
langsung terkena sinar matahari agar bahan plesteran tidak cepat kering dan cepat keras.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Tahapan Proses Acian

Proses acian adalah proses pekerjaan dinding yang bertujuan untuk menutupi semua pori - pori
dan juga memperhalus hasil plesteran. Dapat dikatakan bahwa proses acian ini dilakukan setelah
hasil plesteran kering sempurna. Material yang digunakan pun berbeda dengan proses plesteran
karena dalam proses acian ini tidak menggunakan pasir hanya menggunakan campuran semen
dan air saja. A bisa menggunakan produk Hydrostop sebagai acian kedap air. Untuk ketebalan
acian disarankan antara 1 mm sampai 3 mm. Tunggu hingga 3 minggu agar acian benar benar
maksimal.

Perbedaan acian Hydrostop dengan acian semen biasa yaitu Hydrostop dapat membuat dinding
menjadi anti lembab atau anti seep, menahan air dari semua sisi baik sisi positif yang terpapar
langsung dengan air ataupun sisi negatif, acian Hydrostop juga bekerja aktif menutup retakan
(self healing), serta penggunaan acian Hydrostop tidak menimbulkan retak rambut. Dengan
pemakaian acian kedap air Hydrostop, akan mencegah air masuk atau meresap ke tembok
sehingga bangunan menjadi tidak mudah lapuk.

Cara Penggunaan Hydrostop Acian Kedap Air

Pemakaian untuk Dinding Lembab:

1. Kupas plesteran yang rapuh lalu plester kembali. Jika kondisi plesteran baik, kupas cat
lama dan ketrik acian.
2. Campur dan aduk hingga rata 1 kantong Hydrostop. Kemasan 20 kg dengan 6-7 liter air,
kemasan 2 kg dengan 0,6 liter air atau hingga kekentalan yang diinginkan.
3. Aplikasi adukan Hydrostop seperti acian.
4. Basahi dan jaga kelembaban hasil aplikasi Hydrostop selama 2 hari.
5. Lakukan pengecatan setelah dinding benar-benar kering (14 hari setelah aplikasi
Hydrostop).

Sumber :https://aquaproof.co.id/newsroom/mau-tau-perbedaan-acian-dan-plesteran-yuk-simak
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Tahapan Proses Pengecatan
Pengecatan pada dinding adalah proses tahapan akhir setelah dilakukan pengacian dan
plesteran pada dinding. Pengecatan pada dinding difungsikan sebagai keindahan pada suatu
bangunan. Oleh karena itu proses pengecatan dinding penting dilakukan karena bagus tidaknya
suatu bangunan dapat dinilai pada proses ini.

1. Siapkan Dahulu Peralatan

Langkah pertama sebelum memulai mengecat tembok rumah, agar penampilan lebih keren
sebaiknya siapkan dahulu alat - alat seperti bak cat, kuas dan roller, lakban, masking tape, amplas,
koran, dempul dan juga tangga untuk bisa menjangkau area yang tinggi. Dengan menyiapkan alat
dari awal tentunya bisa menghemat waktu dan juga tenaga sehingga tidak perlu repot - repot
mencari alat yang diperlukan satu per satu.

2. Bersihkan Dahulu Tembok Sebelum Dicat

Langkah selanjutnya sebelum memulai cat tembok rumah sebaiknya dibersihkan dahulu agar
debu yang menempel di permukaan hilang dan cat yang baru dapat melekat sempurna. Pastikan
permukaan sudah menjadi halus dan rata, Untuk membersihkannya bisa menggunakan sikat atau
lap basah. Apabila terdapat noda, disarankan untuk dibersihkan menggunakan deterjen dan
menggosoknya menggunakan spons, setelah itu diamkan dinding hingga benar - benar kering.
Apabila kondisi cat lama pada tembok sudah mengelupas, maka sangat disarankan untuk
membersihkan cat lama tersebut seluas satu bidang bagian yang akan dicat, hal ini dilakukan
untuk menghindari cat baru ikut mengelupas di kemudian hari.

3. Tutup Bagian yang Tidak Ingin Dicat

Langkah selanjutnya agar bagian yang tidak ingin dicat aman dari tumpahan cat sebaiknya
menutup sudut - sudut atau bagian yang tidak dicat, contohnya seperti bagian jendela, bagian
gagang pintu, bagian tepi plafon. Bisa juga menutup bagian - bagian tersebut menggunakan
lakban atau masking tape.

Untuk barang - barang yang berada dekat tembok yang ingin di cat atau berada di sekitar tembok
yang ingin di cat, harus menutupnya dulu menggunakan koran agar barang atau area tersebut
aman dari tumpahan atau cipratan cat nantinya. Untuk bagian lantai juga wajib untuk ditutup
dengan koran agar lantai bisa tetap aman dan bersih dari cipratan cat. bisa melepas lakban,
masking tape, koran setelah proses pengecatan selesai, hal ini agar bisa menghindari cat
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan

Tahapan Proses Pengecatan (Lanjutan)

ikut terangkat atau tercabut saat masking tape dan lakbat dicabut lama ketika cat sudah
mengering.

4. Benahi Bagian Lembab dan Tutup Retakan Pada Tembok

Selanjutnya cek dahulu tembok yang ingin dicat, apabila tembok tersebut potensial mengalami
kelembaban tinggi atau merupakan salah satu titik sumber rembes, maka sebaiknya benahi
terlebih dahulu menggunakan produk acian kedap air terbaik Hydrostop, salah satu produk dari
Aquaproof. Hal ini juga perlu dilakukan bila kondisi tembok sudah lapuk atau acian dan plesteran
mudah lepas. Setelah itu bisa mengoleskan cat primer seperti Super Cement yang merupakan
emulsi polimer untuk meningkatkan mutu semen. Campuran Super Cement dan semen dengan
perbandingan 1:1,25 sebagai primer berfungsi untuk menutup retak rambut, mengikat sisa debu
dan kotoran yang masih tertinggal serta meningkatkan daya lekat cat ke substrat.

5. Aduk Cat Terlebih Dahulu Agar Tidak Menggumpal

Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal agar tidak terjadi gumpalan pada cat, sebaiknya
aduk cat terlebih dahulu sebelum memulai proses mengecat. Untuk durasi waktunya setidaknya
2-5 menit dan ingat untuk menjaga kualitas cat agar bekerja melindungi rumah secara optimal
maka cat tidak perlu ditambahkan air sedikitpun. Untuk produk cat tembok eksterior bisa
menggunakan produk cat pelapis anti bocor Aquaproof dan Aquaproof Pro yang sudah terbukti
tahan lama melindungi bagi yang menghuni.

6. Mengaplikasikan Warna Dasar Tembok

Jika mau mengubah warna tembok selain warna putih, sebaiknya amplas dahulu cat tembok lama
untuk bisa menghilangkan warna sebelumnya, jika tidak punya banyak waktu dan ingin langsung
mengecatnya, bisa menggunakan cat tembok warna putih terlebih dahulu, dengan
mengaplikasikan cat tembok warna dasar yang putih tentunya akan membuat cat tembok baru
dengan warna pilihan bisa menjadi lebih terang.

Disarankan untuk melakukan hal ini dalam satu waktu pengerjaan dengan warna yang sama.
Apabila bertahun-tahun kemudian baru ingin melanjutkan pada bidang lain dikhawatirkan ada
perbedaan warna antara bidang yang satu dengan yang lainnya terutama pada warna cat yang
cerah.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan

Tahapan Proses Pengecatan (Lanjutan)

7. Menggunakan Kuas Kecil

Untuk bisa mempermudah dan juga mempercepat proses pengecatan tembok rumah , bisa
menggunakan roller, namun dengan menggunakan roller tidak dapat menjangkau sudut-sudut
tembok yang belum terpoles dengan cat. Untuk itu kami sarankan untuk menggunakan kuas kecil
untuk menjangkau sudut - sudut sehingga bisa menghasilkan cat yang rapi dan sesuai keinginan.

8. Menggunakan Teknik Pengecatan

Untuk teknik mengecat tembok. disarankan untuk dua kali pelapisan yang lapisan pertama dan
kedua diusahakan menyilang satu sama lain. Apabila lapisan pertama melakukan pengecatan
dengan posisi vertikal, maka lapisan kedua bisa dilakukan dengan posisi horizontal dan
sebaliknya. Hal ini akan membuat permukaan tembok rata tertutupi dengan cat secara
menyeluruh.

9. Membersihkan Peralatan

Setelah proses pengecatan tembok rumah selesai, bersihkan peralatan yang dipakai seperti kuas,
roller, dan cat. Cucilah alat - alat tersebut sebelum semuanya mengering dan mengeras. Proses
membersihkan alat - alat ini sangat penting agar bisa digunakan kembali bila berencana mengecat
tembok rumah di bagian lain.

10. Tips Menyimpan Cat Agar Awet

Setelah semua peralatan sudah bersih, simpan alat - alat tersebut dengan baik dan benar dan untuk
cat sebaiknya ditutup dengan rapat - rapat dan diletakkan pada tempat yang jauh dari jangkauan
anak - anak. Apabila cat tumpah tidak sengaja, dan ingin membuang sisanya sebaiknya tidak
membuang cat tersebut di selokan atau sungai, sebaiknya dibuang di tempat yang sudah diijinkan.

Sumber : https://aquaproof.co.id/newsroom/tips-cara-cat-tembok-rumah-dengan-benar
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan

A. Konstruksi Tengah ( Lanjutan )


- KONSTRUKSI LANTAI
Lantai adalah suatu bidang bawah/permukaan dari suatu bangunan dan memiliki penutup
lantai agar dapat memberikan kenyamanan pergerakan pengguna serta dapat digunakan untuk
beraktivitas (hidup, bekerja, rekreasi, dan lain-lain).

Berbagai Jenis Lantai pada Rumah


1. Lantai Tegel atau Ubin
Lantai tegel atau ubin merupakan salah satu jenis lantai yang
masih digunakan hingga sekarang, khususnya pada bangunan
yang menggunakan konsep vintage. Biasanya lantai tegel ini
masih ada pada bangunan-bangunan zaman dulu. Dulunya tegel
ini terbuat dari campuran semen dan pasir dan hanya memiliki
satu pilihan warna saja yakni abu-abu tua.
Setelah berkembangnya zaman, saat ini tegel sudah memiliki
banyak ragam warna yang dapat dikombinasikan dengan lantai
keramik supaya tidak terkesan monoton. Kesan vintage yang
terpancar dari jenis lantai yang satu ini juga digemari oleh
orang-orang yang ada di luar negeri. Tidak ada salahnya
menggunakan lantai tegel untuk Anda yang memiliki rumah
dengan desain vintage.

2. Lantai Keramik

Jenis lantai pada rumah yang satu ini paling mudah dijumpai
karena banyak sekali yang menggunakannya. Keramik tidak
hanya digunakan untuk rumah saja, namun berbagai bangunan
lainnya juga pada umumnya menggunakan keramik sebagai
lantainya. Ada berbagai jenis lantai keramik yang bisa Anda
gunakan untuk memperindah hunian Anda.

Lantai keramik memiliki berbagai macam warna dan model yang


beragam, itulah yang menjadi alasan mengapa banyak yang suka
menggunakan keramik. Selain itu perawatan keramik juga
termasuk cukup mudah, jadi banyak yang semakin menyukai
jenis lantai yang satu ini.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
3. Lantai Marmer

Lantai yang satu ini merupakan salah satu jenis lantai


rumah mewah. Ketika diaplikasikan di dalam rumah,
ruangan akan memancarkan kesan yang glamour dan
elegan. Jadi tidak heran banyak yang suka dengan lantai
rumah ini meskipun harganya terbilang mahal. Jenis
lantai marmer ini merupakan batuan yang terbentuk
selama kurun waktu ratusan tahun yang lalu dan termasuk
jenis batuan yang tidak bisa diperbaharui.

Perlu diketahui bahwa marmer ini tidak hanya digunakan


pada bagian lantai saja, namun juga bisa digunakan untuk
berbagai tempat. Misalnya saja diaplikasikan pada
dinding hingga meja dapur. Sehingga tidak heran
semakin banyak yang menginginkan lantai
marmer sebagai penunjang keindahan di tempat
tinggalnya.

4. Lantai Granit

Untuk jenis lantai pada rumah yang satu ini hampir sama
dengan marmer. Granit juga memiliki harga yang terbilang
cukup mahal. Hal ini disebabkan oleh bahan dari granit ini
berasal dari batu alami yang terbuat dari magma yang
sudah mendingin dan berada di bawah tekanan ekstrim
selama ratusan tahun. Jadi tidak heran jika granit ini
memiliki harga yang mahal dan juga memancarkan
kemewahan di dalamnya.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
5. Lantai Vinyl

Pasalnya lantai vinyl ini cukup mudah dalam pengaplikasiannya.


Hampir mirip dengan wall sticker yang dibagian bawahnya terdapat
lem atau perekat untuk ditempelkan pada keramik rumah.

Untuk perawatan dari lantai vinyl ini juga cukup mudah seperti
lantai keramik. Selain itu jenis lantai ini juga tahan terhadap api dan
air, sehingga bisa menjadi pilihan yang sesuai dengan Anda.

6. Lantai Kayu

Untuk yang menginginkan suasana rumah yang lebih alami, maka


bisa menggunakan lantai kayu sebagai lantainya. Lantai kayu juga
sangat nyaman ketika diinjak, jadi tidak perlu menggunakan sandal
ketika di dalam rumah. Supaya lantai kayu semakin awet dan tahan
lama, Anda bisa merawatnya dengan rutin melakukan pengecatan
ulang (recoating).

Sumber : https://eticon.co.id/jenis-lantai-rumah/
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Fungsi lantai :

• Memisahan ruangan secara mendatar


• Melimpahkan beban kepada balok
• Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawah
• Meningkatkan kekakuan bangunan, terutama pada bangunan berlantai banyak
• Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara
• Isolasi terhadap pertukaran suhu
• Pada basement, lantai mencegah masuknya air tanah ke dalam bangunan

Persyaratan lantai meliputi aspek teknis dan ekonomis :

• Lantai harus mempunyai kekuatan yang mencukupi untuk mendukung beban


• Tumpuan pada dinding / balok harus mencukupi untuk menyalurkan beban sehingga
sekaligus dapat memperkaku struktur bangunan
• Lantai harus mempunyai masa yang cukup untuk meredam getaran dan mencegah
pemantulan suara
• Porositas lantai harus tetap mampu menjadi isolasi pertukaran suhu dan kelembaban
• Bahan penyusun lantai dapat dipasang dengan cepat
• Lantai setelah berfungsi hanya memerlukan perawatan minimal.
• Lantai harus awet, dapat terus berfungsi seiring dengan umur rencana bangunan
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
-KONSTRUKSI JENDELA,VENTILASI DAN PINTU

Pintu dan jendela menurut Tamrin (2008:125) merupakan konstruksi yang dapat bergerak,
bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh perletakan/ penempatan, efisiensi ruang dan
fungsinya. Dalam merencanakan pintu dan jendela, ada 4 (empat) hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu :

a) Matahari

Pintu dan jendela merupakan sumber pengurangan dan penambahan panas, sehingga jendela
dapat diletakkan di sisi sebelah timur dan/ atau barat.

b) Penerangan

Untuk menghasilkan penerangan alami sebuah ruangan, dengan menempatkan jendela dekat
sudut ruangan maka dinding di dekatnya disinari cahaya akan memantulkan ke dalam ruangan.

c) Pemandangan

Jendela sebaiknya ditempatkan untuk member bingkai pada pemandangan. Ketinggian ambang
atas jendela sebaiknya tidak memotong pemandangan orang yang duduk ataupun berdiri di dalam
ruangan, juga jangan sampai kerangka jendela membagi dua atau lebih suatu pemandangan.

d) Penampilan

Jendela akan dapat mempengaruhi penampilan eksterior rumah/ bangunan.

Sedangkan pada konstruksi pintu dan jendela terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pula,
yaitu :

1. Kusen Pintu dan Jendela


Kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam. Kusen kayu memberikan
penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya,
mempunyai nilai penyekat panas yang baik pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca.
Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat,
pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa pelapisan. Kusen dari bahan logam berbeda dari
kayu, kusen logam ini tidak memiliki kehangatan dalam penampilan dan memberikan daya tahan
yang kecil terhadap perpindahan panas. Kusen logam dapat terbuat dari aluminium, baja atau baja
tak berkarat (stainless-steel), warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan dirawat
dengan baik untuk mencegah korosi.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
-KONSTRUKSI JENDELA,VENTILASI DAN PINTU (Lanjutan)

2. Daun Pintu dan jendela


Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di
dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga
dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan. Namun daun pintu ada yang tidak
berputar pada engsel, melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebut dinamakan pintu
geser. Jumlah daun pintu ada yang tunggal, ada pula yang ganda. Lebar dan tingginya daun pintu
diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi luar kusen. Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen
atau gawang dan daun jendela. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya
digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel segingga dapat berputar pada engsel,
berputar horizontal (ke kiri dan ke kanan) atau berputar vertikal (ke kanan dan ke bawah). Namun
ada jenis jendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati dengan tujuan untuk penerangan.
Kedudukan daun jendela pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen jendela. Jumlah
daun jendela ada yang tunggal, ada pula yang ganda. Lebar dan tingginya daun jendela diukur
dari sisi dalam kusen sampai sisi luar kusen.

Sumber: https://lib.unnes.ac.id/27251/1/5101410022.pdf
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan

A. KONSTRUKSI ATAS
-KONSTRUKSI KUDA-KUDA DAN ATAP
Dalam Tamrin (2008:145), konstruksi
kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang
yang berfungsi untukmendukung beban atap
termasukjuga beratnya sendiri dan sekaligus
dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-
kuda merupakan penyangga utama pada struktur
atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi
struktur framework (truss). Umumnya kuda-
kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton
bertulang.

Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12
m. Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 m.
Sedangkan kuda-kuda baja sebagaipendukung atap dengan sistem framework atau lengkung
dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 m, seperti pada hangar pesawat, stadion
olah raga, bangunan pabrik, dll. Kuda-kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap
dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan
angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal.

Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai penutup/
pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan. Sehingga, memberikan kenyamanan
bagi pengguna bangunan. Struktur atapa pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
struktur penutup atap, gording, dan rangka kuda-kuda.

Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai
sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes
ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur
yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-
bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan
antara lain : genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonate, plat beton, dan lain-lain.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
1. Genteng
Genteng atau genting ialah unsur bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap, agar
bangunan tidakkena air hujan, panas matahari, dan lainnya (Sutarno, 2010:92).

Menurut bahan material terdapat genteng beton, genteng tanah liat (keramik), genteng
kaca, dan genteng bambu. Genteng beton ialah unsur bangunan yang dibuat dari campuran bahan-
bahan : semen Portland, agregat halus, air, dan sering ditambah dengan kapur, trass, pigmen, dan
bahan pembantu lain yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk atap. Genteng
tanah liat ialah suatu unsur bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap, yang dibuat dari tanah
liat dengan atau tanpa campuran bahan lain, yang dibakar sampai suhu yang cukup tinggi
sehingga tidak hancur jika direndam dalam air. Genteng kaca ialah suatu unsur yang digunakan
sebagai penutup atap yang dibuat dari kaca dengan atau tanpa dicampur dengan bahan tambahan.
Serta genteng bamboo yang merupakan genteng yang dibuat dari belahan bamboo yang dipotong-
potong dengan ukuran panjang kurang lebih sama dengan panjang minimum satu ruas.

Sedangkan menurut bentuknya,


genteng terdiri atas genteng biasa (genteng S),
genteng kodok, genteng pres silang.
Sedangkan untuk bentuk genteng karpus
terdiri atas genteng setengah lingkaran,
genteng segituga, dan genteng sudut patah.

2. Asbes

Asbes menurut Septana (2013) sering


digunakan untuk bangunan berbiaya rendah.
Tidak hanya karena harga materialnya yang
murah. Atap asbes juga memerlukan rangka
atap yang tidak banyak. Asbes hanya
langsung dipasang pada gording, sehingga
tidak memerlukan usuk dan reng.
Bahan Bangunan Dalam Konstruksi Bangunan
Asbes tersedia dalam 2 jenis, yaitu asbes gelombang besar dan asbes gelombang kecil.
Untuk asbes gelombang besar, ukuran yang tersedia adalah panjang 100, 125, 150, 180, 210, 240,
270, 300cm, dengan lebar 108cm. Untuk asbes gelombang besar, overlap sambungan diujung
adalah 25cm dan 8cm di bagian tepi. Untuk asbes gelombang kecil, ukuran yang tersedia adalah
150, 180, 210, 240, 300cm dengan lebar 105cm. Untuk asbes gelombang kecil, overlap
sambungan di ujung adalah 25cm dan 7,5cm di bagian tepi.

3. Seng

Atap seng adalah adalah jenis atap yang terbuat dari bahan logam (seng), besi, metal, atau
baja yang dikenal sebagai salah satu jenis atap yang paling umum digunakan dalam sebuah
bangunan. Agar atap seng tetap tahan lama dan terhindar dari kerusakan, perlu dilakukan
perawatan secara teratur. Berikut adalah beberapa cara merawat atap seng yang bisa kamu
lakukan:

• Bersihkan secara teratur dari kotoran, debu, dan daun yang menumpuk di atasnya. Hal ini
dapat mengurangi resiko kerusakan pada atap seng dan juga meningkatkan jangka
penggunaannya.
• Atap seng mudah tergores oleh benda tajam, seperti cabang pohon atau benda keras
lainnya. Jadi akan lebih baik jika atap tersebut dijauhkan dari hal-hal tersebut supaya tidak
mudah tergores. Pangkas ranting pohon yang sekiranya mendekati atapmu.
• Periksa atap seng secara rutin untuk memastikan tidak ada kerusakan atau kebocoran yang
terjadi. Jika ada kerusakan atau kebocoran, segera perbaiki untuk mencegah kerusakan
yang lebih parah.
• Seng akan menimbulkan suara yang sangat bising ketika terkena hujan atau angin
kencang. Jadi, pasanglah peredam suara untuk mengurangi suara bising yang
dihasilkannya.
• Cat ulang untuk meningkatkan daya tahan dan penampilannya. Pastikan untuk
menggunakan cat yang sesuai dengan bahan atap seng.

Sumber :
1. https://lib.unnes.ac.id/27251/1/5101410022.pdf
2. https://www.brighton.co.id/

Anda mungkin juga menyukai