Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN KERJA PRAKTIK

OLEH :

DIKI ARIANSYAH (14 2018 005)


QOYYIMAH PRIMANISA (14 2018 010)

DOSEN PEMBIMBING :
ISKANDAR, S.T., M.T.

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1 – LANTAI 4 PADA


PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN
LANJUTAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
(Studi Kasus Pekerjaan Struktur Plat Lantai, Balok,
Kolom, dan Shear Wall)
DAFTAR ISI

01 PENDAHULUAN

02 KAJIAN PUSTAKA

03 METODELOGI
PENULISAN

04 TINJAUAN UMUM
PROYEK

05 PEMBAHASAN

06 PENUTUP
BAB 1 : PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Rusun merupakan singkatan dari rumah susun. Dikutip dari
Pasal 1 UURS No. 20 Tahun 2001, rumah susun adalah
bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal
maupun vertikal, dan merupakan satuan-satuan yang masing-
masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama
untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama,
benda bersama, dan tanah bersama.

Rusun yang berlokasi di Jalan PU Kenten Laut ini diperuntukkan


bagi ASN (pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja). Sebelum semua pihak melakukan pekerjannya,
tentu ada perencanaan yang terpadu, agar pengerjaan
kedepannya mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.
Dalam kesempatan kerja praktek ini, kami mengambil fokus
kepada bagian struktur, yakni kolom, balok, lantai, dan shear
wall.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana proses dalam mengawasi pelaksanaan
pekerjaan proyek pembangunan Rumah Susun Lanjutan
Provinsi Sumatera Selatan Palembang secara langsung di RUANG LINGKUP PEKERJAAN
lapangan ?
2. Bagaimana proses pengerjaan struktur Plat Lantai, Balok, Peningkatan sarana dan prasarana pendukung kompleks
Kolom, dan Shear Wall serta cara penerapannya secara Rumah Susun Lanjutan Provinsi Sumatera Selatan TA.2020-
langsung di lapangan ? 2021 Palembang yang terdiri dari :
1. Lingkup spasial meliputi aspek kontekstual tapak, letak
geografis, keadaan lingkungan, dan sebagainya.
TUJUAN 2. Lingkup subtansial berupa objek pengerjaan tertentu dan
pembahasannya, meliputi;
1. Mengetahui dan memahami proses dalam mengawasi a) Struktur Plat Lantai.
pelaksanaan pekerjaan pembangunan Rumah Rumah Susun b) Struktur Balok.
Lanjutan Provinsi Sumatera Selatan Palembang secara c) Struktur Kolom.
langsung di lapangan. d) Struktur Shear Wall
2. Mengetahui dan memahami proses pengerjaan struktur
Plat Lantai, Balok, Kolom, dan Shear Wall serta cara
penerapannya secara langsung di lapangan.
BAB 2 : KAJIAN PUSTAKA

STRUKTUR PLAT LANTAI


Plat lantai merupakan lantai yang tidak terletak dipermukaan
tanah. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu
pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan
oleh beberapa hal, antara lain :
a. Beban yang ditumpu.
b. Jarak lebar bentangan antar balok-balok pendukung.
c. Bahan material yang digunakan.
d. Besar lendutan yang diinginkan.

Plat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus dan waterpass


(mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring), dapat
Adapun fungsi dari plat lantai yakni :
diberi sedikit kemiringan untuk kepentingan aliran air.
a. Pemisah ruang di bawah dan ruang di atas pada
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
bangunan bertingkat.
a. Beban yang harus didukung,
b. Menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang
b. Besar lendutan yang diijinkan,
bawah.
c. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok
c. Meredam suara dari ruang atas dan ruang di
pendukung, dan
bawahnya.
d. Bahan konstruksi dari plat lantai.
d. Memperkuat struktur bangunan.
STRUKTUR PLAT LANTAI
PLAT LANTAI KAYU
Plat lantai kayu pada umumnya dirangkai menjadi konstruksi
struktur yang kuat, sehingga terbentuklah bidang yang bisa Biasanya plat lantai kayu banyak digunakan para rumah-
ditapaki oleh penghuninya. Berikut keuntungan dan kelemahan rumah tradisional yang memang pada dasarnya
dalam penggunaan plat lantai kayu: menggunakan kayu sebagai bahan material yang utama.
Adapun ukuran-ukuran kayu yang sering digunakan adalah :
Keuntungan: a. Lebar papan kayu : 20 - 30 cm.
1. Lebih ekonomis, karena harganya relatif murah. b. Tebal papan kayu : 2 – 3 cm.
2. Beratnya ringan yang mampu menghemat ukuran pondasi. c. Jarak antar balok pendukung : 60 – 80 cm.
3. Proses pengerjaannya lebih mudah. d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, dan 10/14.
e. Bentangan : 3 – 3,5 m.
Kelemahan: f. Berat jenis : 0,6 - 0,8 (t/m).
1. Tidak dapat dipasangi keramik.
2. Tidak dapat menahan air atau mudah bocor. Balok-balok kayu tersebut dapat didudukkan diatas
3. Bukan benda peredam yang baik. pasangan batu-bata maupun di atas balok beton.
4. Mudah rusak akibat pengaruh cuaca.
5. Hanya dapat digunakan pada bangunan yang sederhana
dan ringan.
STRUKTUR PLAT LANTAI
PLAT LANTAI BETON
Plat lantai jenis ini umumnya menggunakan tulangan besi baja
dan dicor ditempat bersamaan dengan pengecoran balok
pendukungnya. Perencanaan dan perhitungan beton bertulang
telah diatur oleh pemerintah yang tercantum dalam SNI Beton
tahun 1991, di antaranya :
a. Plat lantai harus mempunyai tebal minimum 12 cm dan untuk plat atap
minimum 7 cm.
b. Harus diberi tulangan silinder dengan diameter minimum 8 mm yang Plat lantai beton ini mempunyai beberapa keunggulan/
terbuat dari baja lunak maupun baja sedang. keuntungannya sendiri, antara lain :
c. Plat lantai dengan tebal lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan a. Mendukung untuk digunakan pada bangunan dengan
rangkap diatas dan dibawah. beban yang besar.
d. Jarak tulangan pokok sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak lebih dari
20 cm atau dua kali tebal plat dan dipilih yang terkecil.
b. Tidak dapat terbakar dan kedap air, sehingga dapat
e. Semua tulangan plat harus dibungkus dengan lapisan beton dengan dijadikan sebagai lantai dapur, kamar mandi maupun WC.
tebal minimum 1 cm, yang berguna untuk melindungi baja dari korosi c. Dapat dipasang keramik, tegel dan granit sehingga dapat
maupun kebakaran. memperindah lantai.
f. Campuran beton untuk plat adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr + air, sedangkan d. Bahan yang awet dan kuat, perawatannya mudah dan
untuk lapisan kedap air campurannya adalah 1 pc : 2 ps : 2,5 kr + air
secukupnya.
berumur panjang.
STRUKTUR PLAT LANTAI
PLAT LANTAI BAJA

Plat lantai jenis ini biasanya digunakan pada bangunan yang


komponen-komponen strukturnya sebagian besar terdiri dari
material baja. Plat lantai baja digunakan pada bangunan semi
permanen seperti bangunan untuk bengkel, gudang dan lain-
lain.

Pada prinsipnya plat lantai komposit adalah lantai dak dengan


floordeck atau steeldeck —wujudnya berupa plat baja atau plat
baja galvanis bergelombang dengan tinggi sekitar 65 mm Selain anti karat dan tahan api hingga 2 jam, plat baja ini juga
sampai 1 cm. Floordeck atau steeldeck berfungsi sebagai memiliki daya tarik dan kekerasan yang relatif baik sehingga
bekisting sekaligus menggantikan tulangan bawah pada beton mampu menahan beban. Bentuknya yang bergelombang dan
konvensional. desain permukaannya memberikan efek penguatan.
Penerapan plat lantai komposit pada bangunan memiliki
beberapa keuntungan terutama terkait dengan
penghematan material.
STRUKTUR PLAT LANTAI
PLAT LANTAI YUMEN
Plat lantai ini terbuat dari potongan kayu kecil yang dicampur
dengan semen yang dibuat dengan ukuran 90 x 80 cm. Plat
lantai yumen termasuk plat lantai yang masih baru dan masih
jarang digunakan.

Cara pemasangan, yaitu:


a. Sebelum yumen dipasang, pertama-tama dag yang akan
dibuat dipasang kayu dengan ukuran 5/7 dengan panjang
yang telah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu tersebut
kemudian dilapisi ring balok dan kemudian dicor.
b. Setelah selesai, baru kemudian lembaran-lembaran yumen
dipasang dengan cara dijejerkan dengan rapat di atas kayu
tersebut dan kemudian dibaut sehingga kuat.
STRUKTUR PLAT LANTAI
METODE PEMASANGAN PLAT LANTAI
1. Metode konvensional 3. Metode Full Precast
Pengerjaan metode ini dilakukan ditempat Merupakan system paling cepat, namun
secara langsung, dengan bekisting yang perlu diperhatikan jika menggunakan
menggunakan plywood dengan perancah. metode ini yaitu segi kekuatan alat METODE HALF SLAB

Cara ini memakan banyak waktu dan angkat, misalnya kuat angkat ujung tower
biaya. crane harus lebih besar dari total berat
beton precast. Dan metode ini juga dapat
2. Metode Half Slab dilakukan sejak dini di pabrik lalu tinggal
Pada metode ini separuh struktur plat dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang.
lantai dikerjakan dengan sIstem precast,
bagian tersebut bisa dibuat di pabrik lalu 4. Metode Bondek
dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang, Tulangan bawah dihilangkan dan
selanjutnya dilakukan pemasangan besi fungsinya digantikan oleh plat bondek METODE FULL PRECAST

tulangan bagian atas lalu dilakukan dengan begini diharapkan ada


pengecoran separuh plat ditempat. penghematan besi tulangan dan bekisting
Kelebihannya yaitu adanya pengurangan di bawahnya. Tulangan atas bisa dibuat
waktu serta biaya pekerjaan bekisting. dalam bentuk batangan atau diganti
dengan besi wiremesh agar lebih cepat
saat pemasangan.
METODE BONDEK
STRUKTUR BALOK
Balok bangunan merupakan struktur melintang yang
menopang beban horizontal. Balok dalam bangunan sangat
penting untuk menjaga stabilitas terhadap gaya ke samping.
Jika dilihat dari fungsinya, balok adalah bagian dari struktural
sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung
dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom
penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat
horizontal bangunan akan beban-beban.

Pada sistem struktural yang ada di gedung, elemen balok


adalah elemen yang paling banyak digunakan dengan pola
berulang. Umumnya pola ini menggunakan susunan hirarki
balok, dimana beban pada permukaan mula-mula dipikul oleh
elemen permukaan diteruskan ke elemen struktur sekunder,
dan selanjutnya diteruskan ke kolektor atau tumpuan.
STRUKTUR BALOK
JENIS BALOK 3. Balok Teritisan
1. Balok Sederhana Balok teritisan adalah contoh balok sederhana yang memiliki
Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, bentuk memanjang dan melewati salah satu kolom
dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tumpuannya.
tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua reaksi,
pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak 4. Balok dengan Ujung-Ujung Tetap
tergantung bentuk penampang dan materialnya. Balok dengan ujung-ujung tetap (dikaitkan kuat) dibuat untuk
menahan translasi dan rotasi. Ujung-ujung dari balok ini dikunci
sedemikian kuat sehingga tidak bergerak ataupun berotasi
karena momen.

2. Balok Kantilever
Balok kantilever adalah balok yang hanya didukung oleh salah
satu ujungnya saja sedangkan ujung yang lainnya
menggantung atau tidak mempunyai penyangga.
5. Balok Bentangan Tersuspensi
Balok dengan bentang tersuspensi adalah suatu balok yang
ditopang oleh teritisan dari dua bentang dengan konstruksi
sambungan pin pada momen nol dan balok ini termasuk dari
jenis balok sederhana.
STRUKTUR BALOK
JENIS BALOK Variabel utama dalam mendesain balok meliputi:
6. Balok Menerus a. Bentang,
Balok menerus atau balok kontinu adalah balok yang b. Jarak balok,
memanjang secara menerus dan melewati lebih dari dua kolom c. Jenis dan besar beban,
tumpuan agar diperoleh momen yang lebih kecil dan kekakuan d. Jenis material, ukuran dan bentuk penampang,
yang lebih besar dari serangkaian balok tidak menerus dengan e. Serta cara penggabungan atau fabrikasi.
panjang dan beban yang sama pada bangunan.
Beberapa faktor yang merupakan prinsip-prinsip desain umum
dalam perencanaan balok, yaitu :
a) Kontrol kekuatan dan kekakuan
b) Variasi besaran material
c) Variasi bentuk balok pada seluruh panjangnya
d) Variasi kondisi tumpuan dan kondisi batas
STRUKTUR KOLOM
Sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 tentang Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, adapun
yang dimaksud kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali
dimensi lateral terkecil.

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), adapun yang


dimaksud kolom adalah tiang (pilar) penyangga yang biasanya
terbuat dari beton yang bertulang besi.

Sementara menurut Sudarmoko (1996), kolom merupakan


suatu struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
lantai dan runtuhnya bangunan secara total.
STRUKTUR KOLOM
JENIS KOLOM
Jika dilihat berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, adapun
jenis kolom terbagi menjadi tiga kategori. Di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan
memanjang dan menyengkang
2. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan
menyengkang berbentuk spiral. Adapun fungsi dari tulangan
spiral ini adalah memberi kemampuan kolom untuk
menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh sehingga
mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur
bangunan sebelum proses redistribusi momen dan
tegangan terwujud
3. Kolom komposit, yaitu gabungan antara beton dan profil
baja sebagai pengganti tulangan di dalamnya
STRUKTUR KOLOM
JENIS KOLOM
Jika dilihat dari bentuknya, ada dua jenis kolom yaitu :

1. Kolom utama biasanya terpasang dalam jarak 3,5 meter


agar dimensi balok untuk menopang lantai tidak begitu
besar. Kolom jenis ini memiliki peran yang cukup penting
dalam menopang seluruh bagian bangunan secara vertikal.
Ukuran kolom utama umumnya lebih besar, panjang, serta
tersembunyi dalam dinding dan tidak terlihat dari luar.
Namun kolom utama bisa juga diekspos.

2. Sementara pada kolom praktis, biasanya jarak kolom ini


berkisar antara 3 sampai 4 meter. Rangka struktur dari
kolom jenis ini biasanya berada dalam posisi vertikal untuk
menopang beban balok. Fungsi kolom praktis ini adalah
untuk menahan dinding dari gaya melintang agar tidak
roboh. Letak kolom praktis juga tersembunyi di dalam
dinding sehingga tidak terlihat dari luar.
STRUKTUR KOLOM
FUNGSI KOLOM

Merujuk SK SNI T-15-1991-03, fungsi kolom adalah sebagai


penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Beban sebuah
bangunan yang dimulai dari atap akan diterima oleh kolom.
Seluruh beban yang diterima oleh kolom kemudian
didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Kolom termasuk struktur utama bangunan untuk meneruskan


berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia
dan barang-barang), maupun beban hembusan angin.

Keruntuhan dan kegagalan struktur pada kolom menjadi titik


kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya bangunan. Namun
yang perlu diingat juga, selain harus melalui proses perhitungan
yang tepat, kondisi tanah pun harus benar-benar mampu
menerima beban dari pondasi.
STRUKTUR SHEAR WALL
Shear wall atau dinding geser adalah dinding slab beton
bertulang atau pelat baja yang dipasang vertikal pada posisi
gedung tertentu untuk meningkatkan kinerja struktural pada
bangunan tinggi.

Dalam struktur bertingkat, dinding geser memiliki beragam


fungsi, yaitu:
1. Menahan beban atau gaya lateral seperti gaya gempa dan
angin yang bekerja pada bangunan.
2. Menyerap baban horizontal atau gaya geser yang besar
seiring dengan semakin tingginya suatu struktur.
3. Menambah kekakuan pada struktur.
4. Mencegah kegagalan dinding eksterior dan mendukung
beberapa lantai gedung.
5. Memastikan bahwa struktur tidak runtuh akibat adanya
gerakan lateral dalam gempa bumi.
STRUKTUR SHEAR WALL
Karakteristik perancangan dinding geser yang efektif harus JENIS SHEAR WALL
memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Dinding Geser Kantilever
1. Bersifat kaku dan kuat (free standing shear wall)
2. Pembangunan dinding geser sebaiknya menerus ke atas Free standing shear wall
(tidak berseling) merupakan jenis dinding
3. Balok keliling dan balok pondasi sebaiknya diperkuat geser tanpa dilengkapi
sehingga mampu mendukung kekuatan dinding geser lubang-lubang sehingga
4. Jika perencanaan dinding geser atas dan bawah tidak membawa pengaruh penting
menerus (berseling), maka beban atau gaya horizontal yang terhadap kekakuan dan
ditahan oleh dinding harus disalurkan melalui lantai. kekuatan dari struktur
gedung yang bersangkutan.
Terdapat dua jenis dinding
geser kantilever, yaitu:
a. Dinding geser kantilever
daktail;
b. Dinding geser katilever
dengan daktilitas
terbatas.
STRUKTUR SHEAR WALL
JENIS SHEAR WALL
2. Dinding Geser yang Dilengkapi dengan Bukaan (Opening 3. Dinding Geser Berangkai (Coupled Shear Wall)
Shear Wall) Coupled shear wall yang satu ini terdiri dari dua atau lebih
Di dalam kondisi tertentu, shear wall harus dilengkapi dinding kantilever sehingga mempunyai kemampuan dalam
bukaan-bukaan yang diperuntukan untuk pemasangan membentuk suatu mekanisme peletakan lentur alasnya dengan
jendela, pintu, dan saluran-saluran mekanikal dan elektrikal baik. Masing-masing dinding geser kantilever tersebut nantinya
(ME). Oleh karenanya, ada jenis dinding geser yang disebut saling dirangkaikan dengan beam atau balok yang mempunyai
opening shear wall. kekakuan dan kekuatan. Dengan demikian antara dinding satu
Agar tidak terlalu mempengaruhi kekakuan dan tegangan ke dinding lainnya akan mampu menahan dan memindahkan
pada dinding, pelaksana konstruksi dapat dapat gaya lateral yang terjadi.
menempatkan bukaan-bukaan tersebut pada lokasi yang
tidak banyak mempengaruhi kekakuan atau tegangan pada
dinding.
Jika dinding geser dibuat dengan bukaan-bukaan yang kecil,
maka pengaruh keseluruhannya juga sangat kecil. Akan
tetapi tidak demikian halnya bila bukaan-bukaan yang dibuat
berukuran besar.
STRUKTUR SHEAR WALL
Berdasarkan letak dan fungsinya, shear wall / dinding geser
dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :
1. Bearing walls adalah dinding geser yang juga mendukung
sebagian besar beban gravitasi. Tembok-tembok ini juga
menggunakan dinding partisi antar apartemen yang
berdekatan.
2. Frame walls adalah dinding geser yang menahan beban
lateral, dimana beban gravitasi berasal dari frame beton
bertulang. Tembok-tembok ini dibangun diantara baris
kolom.
3. Core walls adalah dinding geser yang terletak di dalam
wilayah inti pusat dalam gedung, yang biasanya diisi
tangga atau poros lift. Dinding yang terletak di kawasan
inti pusat memiliki fungsi ganda dan dianggap menjadi
pilihan ekonomis.
STRUKTUR SHEAR WALL
Langkah pengerjaan shear wall pada bangunan yaitu :
1. Fabrikasi pembesian dinding shear wall
2. Pemasangan tulangan vertical dan di cor bersama dengan
plat lantai
3. Pemasangan tulangan horizontal dan diikat dengan bendrat
untuk memperkuatnya
4. Pada area basement diberi waterstop untuk menghentikan
jalur air agar tidak ada rembesan
5. Pemasangan bekisting pada dua sisi luar. Bekisting
diusahankan menggunakan As Drat untuk mengunci dua
bekisting agar tidak terjadi beton yang mengembung
6. Lakukan pengecoran dan tunggu hingga beton kering
dengan sempurna
7. Lepaskan bekisting.
METODELOGI PENULISAN
SUMBER DATA METODE ANALISIS DATA
Data Primer pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik, sebagai berikut:
Data Sekunder ❑ Pengumpulan Langsung
Penulis melakukan pengamatan dengan cara melihat langsung pekerjan-
METODE PENGUMPULAN DATA pekerjaan yang sedang berlangsung, mengamati proses pelaksanaan yang
Wawancara terkait dengan judul laporan Kerja Praktik.
Observasi
Studi Pustaka ❑ Studi Literatur
Untuk menyusun landasan teori, penulis melakukan studi literatur yang
didapat dari dokumen perencanaan berupa gambar Detail Engineering Design,
RKS dan RAB, serta dokumen pelaksanaan berupa Soft Drawing, Approval
material dan spek material.

❑ Media Digital
Mengumpulkan data-data tambahan lewat media internet agar dapat
memperkaya tulisan-tulisan pada laporan ini.

❑ Gambar dan Foto


Merupakan lampiran yang dimaksudkan agar dapat memperjelas serta
melengkapi data-data.
TINJAUAN UMUM PROYEK
TINJAUAN LOKASI
Proyek Pembangunan Rumah Susun Lanjutan Provinsi
Sumatera Selatan TA.2020-2021 Palembang berlokasi di Jalan
Talang Buluh, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyu
Asin, Sumatera Selatan dengan kode pos 30961.
TINJAUAN UMUM PROYEK
DESKRIPSI PROYEK
❑ Pemilik Proyek/Owner

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Belanja Modal, Satuan Kerja


Rumah Susun Lanjutan Provinsi Sumatera Selatan TA.2020-
2021.
❑ Nama Pekerjaan

Pembangunan Rumah Susun Lanjutan Provinsi Sumatera


Selatan TA.2020-2021.
❑ Detail Kegiatan

Pekerjaan Struktur Kolom, Balok, Plat Lantai dan Shear Wall.


❑ Pemberi Tugas

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Belanja Modal, Satuan


Rumah Susun Lanjutan Provinsi Sumatera Selatan TA.2020-
2021.
❑ Konsultan Manajemen Konstruksi

PT. Sarana Budi Prakarsaripta


❑ Kontraktor Pelaksana

PT. Aiwondeni Permai


❑ Konsultan Perencana/Arsitek

PT. Amsecon Berlian Sejahtera


TINJAUAN UMUM PROYEK PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Bowplank
SPESIFIKASI KONTRAK PROYEK 2. Pagar Sementara
❑ Perencanaan DED Pembangunan Rumah Susun Lanjutan 3. Pasang Direksi Keet
Provinsi Sumatera Selatan. 4. Pekerjaan Papan Nama Proyek
Konsultan Perencana : PT. AMSECON BERLIAN 5. Pengurus Perizinan
SEJAHTERA
Jangka Waktu Pelaksanaan : 394 Hari PEKERJAAN STRUKTUR
❑ Konsultan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah 1. Pekerjaan Tanah
Susun Lanjutan Provinsi Sumatera Selatan. 2. Pekerjaan Pondasi
Konsultan Konstruksi : PT. SARANA BUDI 3. Pekerjaan Beton
PRAKARSARIPTA 4. Pekerjaan Baja
Jangka Waktu Pelaksanaan : 394 Hari
❑ Pelaksanaa Pembangunan Rumah Susun Lanjutan Provinsi PEKERJAAN ARSITEKTUR
Sumatera Selatan. 1. Pekerjaan Dinding
Kontraktor Pelaksana : PT. AIWONDENI PERMAI 2. Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela.
Jangka Waktu Pelaksanaan : 394 Hari 3. Pekerjaan Lantai
4. Pekerjaan Plafond
5. Pekerjaan Pengecatan
6. Pekerjaan Saniter
7. Pekerjaan Penutup Atap
8. Pekerjaan Water Profing
TINJAUAN UMUM PROYEK
PEKERJAAN MEKANIKAL LINGKUP KEGIATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
1. Pekerjaan instalasi air bersih Secara umum, lingkup kegiatan Manajemen
2. Pekerjaan instalasi air kotor Konstruksi meliputi:
3. Pekerjaan intsalasi air hujan • Pengendalian waktu,
4. Pekerjaan instalasi Hydrant • Biaya,
5. Pekerjaan instalasi air conditioning • Pencapaian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas),
6. Pekerjaan lift dan
• Tertib administrasi dalam pembangunan ini, mulai
dari tahap perencanaan (tahap persiapan
PEKERJAAN ELEKTRIKAL pelelangan konstruksi), tahap pelelangan
1. Pekerjaan instalasi listrik konstruksi, tahap pelaksanaan konstruksi sampai
2. Pekerjaan penangkal petir dengan masa pemeliharaan.
3. Pekerjaan telepon dan PABX
4. Pekerjaan fire alarm

PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan yang jelas yang terkait langsung maupun tidak
langsung yang tidak bisa dipisahkan dengan perkerjaan utama
sesuai dengan gambar utama dan RKS.
BAB 5 : PEMBAHASAN

PROSES PERSIAPAN PELAKSANAAN


PEKERJAAN KONSTRUKSI
Proses approval gambar pelaksanaan
Proses approval material pelaksanaan
Proses approval pelaksanaan konstruksi
Proses persiapan
Hal-hal lainnya yang harus dipersiapkan dalam pekerjaan proyek di
antaranya sebagai berikut :
▪ Mempersiapkan dokumen laporan.
▪ Mempersiapkan peralatan (HT, gambar kerja, kamera) dan
perlengkapan K3 (Helm proyek, rompi, sepatu safety, ID
pengenal).
▪ Mengawasi jalannya pekerjaan.
▪ Wajib melaporkan perihal yang terjadi di lapangan kepada
pejabat dengan jabatan yang lebih tinggi.
▪ Membuat kebijakan terhadap pekerjaan di lapangan.
▪ Membuat dokumentasi (foto).
▪ Mengawasi pengujian bahan material.
▪ Memiliki hak untuk menolak bahan material yang tidak
memenuhi persyaratan
PROSES PERSIAPAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Persyaratan Khusus Pengerjaan Struktur
2. Bekisting
1. Beton
Slumpt Test Beton Bekisting untuk seluruh struktur bangunan memakai
multiplex tebal minimum 12 mm. Bekisting dari multiplex
tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu ukuran 5/7,
untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang
sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh
Konsultan.

Mutu beton yang dipergunakan adalah sesuai dengan gambar rencana


serta Rencana Kerja yakni beton dengan mutu K-300. Kuat tekan beton
minimum pada umur 28 hari sesuai dengan uji benda silinder.
PROSES PERSIAPAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Persyaratan Khusus Pengerjaan Struktur
4. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
3. Air
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak kerusakan dari container. Admixture harus sesuai dengan
boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam
organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture yang
kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
harus diteliti pada labora-torium yang disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Sica Bonding Adhesive


7. Perawatan dan perlindungan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI
1971 NI-2 Bab 6.6. dan ACI 301-89.
PROSES PERSIAPAN PELAKSANAAN b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses
PEKERJAAN KONSTRUKSI pengeringan yang belum saatnya dengan cara
mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
Persyaratan Khusus Pengerjaan Struktur adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka
waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta
5. Baja Tulangan pengerasan beton.
c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
Mutu baja tulangan yang dipergunakan harus memenuhi • Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran
Standard Industri Indonesia (SII) dan “Spesification for selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus
Deformed and Plain Billet Steel Bars for Concrete selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain.
Reinforcement (ASTM A615). Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan harus sesuai gambar tidak melebihi 38 ºC.
rencana serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). • Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun
6. Selimut Beton harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan
Selimut Beton untuk beton struktur bawah minimum 50 mm acuan beton tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap
net disamping adanya 50 mm lantai kerja. dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
Selimut beton untuk struktur atas adalah sebagai berikut : menerus dengan menutupinya dengan karung-karung
a) Kolom : 5 cm. basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi
b) Balok : 5 cm. Lapangan.
c) Pelat beton : 2 cm. • Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan
d) Dinding beton : 5 cm. udara luar, pemanasan atau proses-proses lain untuk
mempersingkat waktu pengerasan dapat di pakai tetapi
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR PLAT LANTAI
Pengerjaan plat lantai menggunakan beton Decon dengan mutu
K-350. Ketebalan plat lantai sendiri 13 cm.

1. Plat lantai 1
a. Mutu beton : Beton Decon K-350
b. Tebal : 13 cm
c. Pembesian : besi diameter 100 jarak 150 mm
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR PLAT LANTAI
Pengerjaan plat lantai menggunakan beton Decon dengan mutu
K-350. Ketebalan plat lantai sendiri 13 cm.

2. Plat lantai 2
a. Mutu beton : Beton Decon K-350
b. Tebal : 13 cm
c. Pembesian : besi diameter 100 jarak 150 mm
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR PLAT LANTAI
Pengerjaan plat lantai menggunakan beton Decon dengan mutu
K-350. Ketebalan plat lantai sendiri 13 cm.

3. Plat lantai 3
a. Mutu beton : Beton Decon K-350
b. Tebal : 13 cm
c. Pembesian : besi diameter 100 jarak 150 mm
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR PLAT LANTAI
Pengerjaan plat lantai menggunakan beton Decon dengan mutu
K-350. Ketebalan plat lantai sendiri 13 cm.

4. Plat lantai 4
a. Mutu beton : Beton Decon K-350
b. Tebal : 13 cm
c. Pembesian : besi diameter 100 jarak 150 mm
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR PLAT LANTAI
Proses Pembentukan Plat lantai
1. Bekisting
Pengerjaan bekisting masih dilakukan dengan metode
tradisional menggunakan multiplex ukuran 1,22 m x 2,44 m
dengan ketebalan minimal 12 mm. Pemasangan bekisting ini
berguna sebagai alas untuk pengecoran.
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR PLAT LANTAI
Proses Pembentukan Plat lantai
2. Pembesian
Setelah pemasangan bekisting, selanjutnya dilakukan perakitan
pembesian plat lantai. Tulangan dipasang menggunakan besi
berdiameter 100 mm dengan jarak 150 mm sebanyak dua layer
(lapis atas dan lapis bawah). Pada tulangan bawah dipasang
beton dekking untuk selimut beton. Jenis besi yang digunakan
untuk plat lantai ini adalah jenis besi polos.
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR PLAT LANTAI
Proses Pembentukan Plat lantai
3. Pengecoran
Setelah pembesian plat lantai sudah dilakukan, area yang akan
dicor dibersihkan dari debu, kotoran, maupun sampah yang
berserakan. Jika semua sudah siap maka pengecoran dapat
dilakukan. Proses pengecoran sendiri menggunakan bantuan
mobil concrete pump (CP). Selama proses pengecoran
berlangsung, pemadatan dibantu dengan vibrator, hal ini agar
tidak menyisakan rongga sehingga beton mencapai kepadatan
sempurna dan tidak mudah keropos.
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Pengerjaan balok menggunakan beton Dekon dengan mutu K-
350 sama seperti plat lantai. Pekerjaan balok merupakan Balok B2
pekerjaan struktur melintang yang menopang beban horizontal, • Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 4 D19
balok sangat penting dalam bangunan untuk menjaga stabilitas • Tulangan Tengah : 2 D10
terhadap gaya ke samping. • Tulangan Bawah : 2 D19
Ukuran balok Lantai 2 • Tulangan Sengkang : D10-150
Balok B1
• Dimensi Balok : 25 X 45 cm
• Tulangan Atas : 3 D19
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Ukuran balok Lantai 2
Balok B3 Balok BA 1
• Dimensi Balok : 25 X 45 cm • Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 4 D19 • Tulangan Atas : 3 D16
• Tulangan Tengah : 2 D10 • Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 3 D19 • Tulangan Bawah : 2 D16
• Tulangan Sengkang : D10-150 • Tulangan Sengkang : D10-150

Balok B4
• Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 3 D19
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Ukuran balok Lantai 2
Balok BA 2
• Dimensi Balok : 25 X 40 cm
• Tulangan Atas : 3 D16
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D16
• Tulangan Sengkang : D10-150

Balok BA 3
• Dimensi Balok : 25 X 40 cm
• Tulangan Atas : 4 D16
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D16
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Ukuran balok Lantai 2 Balok CG 1
Balok BA 4 • Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Dimensi Balok : 25 X 40 cm • Tulangan Atas : 4 D19
• Tulangan Atas : 4 D16 • Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Tengah : 2 D10 • Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Bawah : 2 D16 • Tulangan Sengkang : D10-150
• Tulangan Sengkang : D10-150

Balok BSW
• Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 4 D19
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Balok Lantai 2
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Pengerjaan balok menggunakan beton Dekon dengan mutu K-
350 sama seperti plat lantai. Pekerjaan balok merupakan Balok B2
pekerjaan struktur melintang yang menopang beban horizontal, • Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 4 D19
balok sangat penting dalam bangunan untuk menjaga stabilitas • Tulangan Tengah : 2 D10
terhadap gaya ke samping. • Tulangan Bawah : 2 D19
Ukuran balok Lantai 3 • Tulangan Sengkang : D10-150
Balok B1
• Dimensi Balok : 25 X 45 cm
• Tulangan Atas : 3 D19
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Ukuran balok Lantai 3
Balok B3 Balok BA 1
• Dimensi Balok : 25 X 45 cm • Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 4 D19 • Tulangan Atas : 3 D16
• Tulangan Tengah : 2 D10 • Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 3 D19 • Tulangan Bawah : 2 D16
• Tulangan Sengkang : D10-150 • Tulangan Sengkang : D10-150

Balok B4
• Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 3 D19
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Ukuran balok Lantai 3
Balok BA 2
• Dimensi Balok : 25 X 40 cm
• Tulangan Atas : 3 D16
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D16
• Tulangan Sengkang : D10-150

Balok BA 3
• Dimensi Balok : 25 X 40 cm
• Tulangan Atas : 4 D16
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D16
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Ukuran balok Lantai 3 Balok CG 1
Balok BA 4 • Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Dimensi Balok : 25 X 40 cm • Tulangan Atas : 4 D19
• Tulangan Atas : 4 D16 • Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Tengah : 2 D10 • Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Bawah : 2 D16 • Tulangan Sengkang : D10-150
• Tulangan Sengkang : D10-150

Balok BSW
• Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 4 D19
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Balok Lantai 3
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Pengerjaan balok menggunakan beton Dekon dengan mutu K-
350 sama seperti plat lantai. Pekerjaan balok merupakan Balok B2
pekerjaan struktur melintang yang menopang beban horizontal, • Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 4 D19
balok sangat penting dalam bangunan untuk menjaga stabilitas • Tulangan Tengah : 2 D10
terhadap gaya ke samping. • Tulangan Bawah : 2 D19
Ukuran balok Lantai 4 • Tulangan Sengkang : D10-150
Balok B1
• Dimensi Balok : 25 X 45 cm
• Tulangan Atas : 3 D19
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Ukuran balok Lantai 4
Balok B3 Balok BA 1
• Dimensi Balok : 25 X 45 cm • Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 4 D19 • Tulangan Atas : 3 D16
• Tulangan Tengah : 2 D10 • Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 3 D19 • Tulangan Bawah : 2 D16
• Tulangan Sengkang : D10-150 • Tulangan Sengkang : D10-150

Balok B4
• Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 3 D19
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Ukuran balok Lantai 4
Balok BA 2
• Dimensi Balok : 25 X 40 cm
• Tulangan Atas : 3 D16
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D16
• Tulangan Sengkang : D10-150

Balok BA 3
• Dimensi Balok : 25 X 40 cm
• Tulangan Atas : 4 D16
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D16
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Ukuran balok Lantai 4 Balok CG 1
Balok BA 4 • Dimensi Balok : 30 X 40 cm
• Dimensi Balok : 25 X 40 cm • Tulangan Atas : 4 D19
• Tulangan Atas : 4 D16 • Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Tengah : 2 D10 • Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Bawah : 2 D16 • Tulangan Sengkang : D10-150
• Tulangan Sengkang : D10-150

Balok BSW
• Dimensi Balok : 30 X 50 cm
• Tulangan Atas : 7 D19
• Tulangan Tengah : 2 D10
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Balok Lantai 4
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Proses Pembentukan Balok
1. Pembesian
Sebelumnya tulangan sengkang (cincin) balok dirakit terlebih
dahulu, lalu tulangan sengkang dipasang atau dirakit bersama
tulangan pokok. Tulangan balok yang telah dirakit selanjutnya
dipasang beton dekking sebagai pengganjal untuk selimut
beton, ukuran cincinnya 15 D10.
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Proses Pembentukan Balok
2. Bekisting Balok
• Bekisting yang digunakan terbuat dari bahan multiplex yang
memiliki ketebalan 3 cm dan lebar 20 cm
• Setelah pembesian telah siap, selanjutnya dilakukan
pekerjaan pemasangan bekisting pada balok.
• Bekisting yang telah terpasang, lalu dipasang triplek yang
berada di bawah dan kanan kiri pada balok yang bertujuan
sebagai cetakan pada saat pengecoran dan penahan coran.
• Pada bekisting balok yang telah terpasang triplek, kemudian
dipasang penyangga atau kaki di bawah sisi bekisting balok
yang berfungsi agar bekisting tidak miring. Selanjutnya
dilakukan pengecekkan menggunakan theodolit untuk
memastikan bekisting balok telah sejajar tegak dan tidak
miring.
• Setelah itu dipasang scaffolding yang berfungsi sebagai akses
para tukang untuk ke atas pada saat pengecoran.
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Proses Pembentukan Balok
3. Pengecoran
• Sebelum pengecoran dimulai, terlebih dahulu area yang akan
dicor dibersihkan dari kotoran atau sampah. Setelah
semuanya siap, kemudian dilakukan pengecoran pada balok.
Pengecoran balok dilakukan dari atas balok.
• Selama proses penuangan adukan cor beton berlangsung,
dilakukan pemadatan menggunakan vibrator agar cor beton
menyatu dan tidak menyisahkan rongga-rongga udara dan
beton mencapai kepadatan sempurna atau tidak keropos.
Pengecoran dilakukan menggunakan mesin berupa pump
concrete
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR BALOK
Proses Pembentukan Balok
4. Pembongkaran bekisting balok
Setelah cor-an beton telah mengeras selanjutnya bekisting
kolom dibongkar, pertama dengan membongkar penyangga
kolom dengan palu, lalu membuka terot atau pengunci bekising
kemudian bekisting dibongkar atau dibetil menggunakan palu.
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR KOLOM
KOLOM
a. Jumlah Kolom
• Kolom tipe K3 C : 4 buah kolom b. Mutu beton : Beton
• Kolom K1 : 52 buah kolom
• Kolom K54 : 52 buah kolom
• Kolom tipe K1 A : 4 buah kolom
• Kolom tipe K4 A : 4 buah kolom Dekon K-350
• Kolom tipe K1 B : 2 buah kolom
• Kolom tipe K4 B : 2 buah kolom
• Kolom tipe K1 C : 4 buah kolom
• Kolom tipe K4 C : 4 buah kolom
• Kolom K2 : 52 buah kolom
• Kolom K5 : 52 buah kolom
• Kolom tipe K2 A : 4 buah kolom
• Kolom tipe K5 A : 4 buah kolom
• Kolom tipe K2 B : 2 buah kolom
• Kolom tipe K5 B : 2 buah kolom
• Kolom tipe K2 C : 4 buah kolom
• Kolom tipe K5 C : 4 buah kolom
• Kolom K3 : 52 buah kolom
• Kolom K6 : 52 buah kolom
• Kolom tipe K3 A : 4 buah kolom
• Kolom tipe K6 A : 4 buah kolom
• Kolom tipe K3 B : 2 buah kolom
• Kolom tipe K6 B : 2 buah kolom
• Kolom tipe K6 C : 4 buah kolom
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR KOLOM
KOLOM
c. Ukuran kolom Pit Lift
❑ Kolom tipe K1 A, K2 A, K3 A, K5 A, K6 A
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D13-100
• Sengkang Tengah : D10-150
❑ Ukuran kolom Lantai 1
Kolom K1
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI • Jumlah Tulangan : 16 D 22
STRUKTUR • SK Atas dan SK Bawah : D13-100
STRUKTUR KOLOM • Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K1 A
KOLOM
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D13-100
• Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K1 B
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D13-100
• Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K1 C
• Dimensi kolom : 30 X 30 cm
• Jumlah Tulangan : 6 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D10-100
• Sengkang Tengah : D10-150
❑ Ukuran kolom Lantai 2
Kolom K2
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI • Jumlah Tulangan : 16 D 22
STRUKTUR • SK Atas dan SK Bawah : D13-100
STRUKTUR KOLOM • Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K2 A
KOLOM
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D13-100
• Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K2 B
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D13-100
• Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K2 C
• Dimensi kolom : 30 X 30 cm
• Jumlah Tulangan : 6 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D10-100
• Sengkang Tengah : D10-150
❑ Ukuran kolom Lantai 3
Kolom K3
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI • Jumlah Tulangan : 16 D 22
STRUKTUR • SK Atas dan SK Bawah : D13-100
STRUKTUR KOLOM • Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K3 A
KOLOM
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D13-100
• Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K3 B
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D13-100
• Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K3 C
• Dimensi kolom : 30 X 30 cm
• Jumlah Tulangan : 6 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D10-100
• Sengkang Tengah : D10-150
❑ Ukuran kolom Lantai 4
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI Kolom K4
STRUKTUR • Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
STRUKTUR KOLOM • SK Atas dan SK Bawah : D13-100
KOLOM • Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K4 A
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D13-100
• Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K4 B
• Dimensi kolom : 50 X 60 cm
• Jumlah Tulangan : 16 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D13-100
• Sengkang Tengah : D13-150
Kolom tipe K4 C
• Dimensi kolom : 30 X 30 cm
• Jumlah Tulangan : 6 D 22
• SK Atas dan SK Bawah : D10-100
• Sengkang Tengah : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR KOLOM
DENAH KOLOM
`

PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI


STRUKTUR
STRUKTUR KOLOM
Proses Pembentukan Kolom
1. Pembesian
Sebelumnya tulangan sengkang (cincin) kolom dirakit terlebih
dahulu, lalu tulangan sengkang dipasang atau dirakit bersama
tulangan pokok. tulangan kolom yang telah dirakit selanjutnya
dipasang beton dekking sebagai pengganjal untuk selimut
beton ukuran cincinnya 13 D 25.
`

PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI


STRUKTUR
STRUKTUR KOLOM
Proses Pembentukan Kolom
2. Bekisting Kolom
• Bekisting yang digunakan terbuat dari bahan multiplex yang
memiliki ketebalan 3 cm dan lebar 20 cm
• Setelah pembesian telah siap, selanjutnya dilakukan
pekerjaan pemasangan bekisting pada kolom.
• Bekisting yang telah terpasang, lalu dipasang terot atau yang
berfungsi sebagai pengunci bekisting, fungsinya agar
bekisting tidak bergeser dan tetap pada posisinya.
• Pada bekisting kolom yang telah terpasang terot pengunci,
kemudian dipasang penyangga atau kaki di keempat sisi
bekisting kolom yang berfungsi agar bekisting tidak miring.
Selanjutnya dilakukan pengecekkan menggunakan theodolit
untuk memastikan bekisting kolom telah berdiri tegak dan
tidak miring.
• Setelah itu dipasang scafolding yang berfungsi sebagai akses
para tukang untuk keatas pada saat pengecoran.
`

PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI


STRUKTUR
STRUKTUR KOLOM
Proses Pembentukan Kolom
3. Pengecoran
• Sebelum pengecoran dimulai, terlebih dahulu area yang akan
dicor dibersihkan dari kotoran atau sampah. Setelah
semuanya siap, kemudian dilakukan pengecoran pada kolom.
Pengecoran kolom dilakukan dari atas kolom.
• Selama proses penuangan adukan cor beton berlangsung,
dilakukan pemadatan menggunakan vibrator agar cor beton
menyatu dan tidak menyisahkan rongga-rongga udara dan
beton mencapai kepadatan sempurna atau tidak keropos.
Pengecoran dilakukan menggunakan mesin berupa pump
concrete
`

PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI


STRUKTUR
STRUKTUR KOLOM
Proses Pembentukan Kolom
4. Pembongkaran Bekisting
Setelah cor-an beton telah mengeras selanjutnya bekisting
kolom dibongkar, pertama dengan membongkar penyangga
kolom dengan palu, lalu membuka terot atau pengunci bekising
kemudian bekisting dibongkar atau dibetil menggunakan palu.
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR SHEAR WALL
Pekerjaan shear wall atau dinding geser merupakan slab beton
bertulang yang dipasang pada posisi gedung untuk
meningkatkan kinerja struktural pada bangunan tinggi,
berfungsi sebagai penahan beban saat terjadi gempa dan angin
yang berada di area bangunan. Pada pekerjaan shear wall mutu
beton yang digunakan K350.
a. Ukuran shear wall lantai 1
Shear Wall SW 1
• Tulangan Atas : 20 D22
• Tulangan Tengah : 72 D19
• Tulangan Bawah : 26 D22
• Tulangan Sengkang : D10-150
Shear Wall SW 2
• Tulangan Atas : 20 D22
• Tulangan Tengah : 72 D19
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR SHEAR WALL
Pekerjaan shear wall atau dinding geser merupakan slab beton
bertulang yang dipasang pada posisi gedung untuk
meningkatkan kinerja struktural pada bangunan tinggi,
berfungsi sebagai penahan beban saat terjadi gempa dan angin
yang berada di area bangunan. Pada pekerjaan shear wall mutu
beton yang digunakan K350.
b. Ukuran shear wall lantai 2
Shear Wall SW 1
• Tulangan Atas : 20 D22
• Tulangan Tengah : 72 D19
• Tulangan Bawah : 26 D22
• Tulangan Sengkang : D10-150
Shear Wall SW 2
• Tulangan Atas : 20 D22
• Tulangan Tengah : 72 D19
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR SHEAR WALL
Pekerjaan shear wall atau dinding geser merupakan slab beton
bertulang yang dipasang pada posisi gedung untuk
meningkatkan kinerja struktural pada bangunan tinggi,
berfungsi sebagai penahan beban saat terjadi gempa dan angin
yang berada di area bangunan. Pada pekerjaan shear wall mutu
beton yang digunakan K350.
c. Ukuran shear wall lantai 3
Shear Wall SW 1
• Tulangan Atas : 20 D22
• Tulangan Tengah : 72 D19
• Tulangan Bawah : 26 D22
• Tulangan Sengkang : D10-150
Shear Wall SW 2
• Tulangan Atas : 20 D22
• Tulangan Tengah : 72 D19
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI
STRUKTUR
STRUKTUR SHEAR WALL
Pekerjaan shear wall atau dinding geser merupakan slab beton
bertulang yang dipasang pada posisi gedung untuk
meningkatkan kinerja struktural pada bangunan tinggi,
berfungsi sebagai penahan beban saat terjadi gempa dan angin
yang berada di area bangunan. Pada pekerjaan shear wall mutu
beton yang digunakan K350.
d. Ukuran shear wall lantai 4
Shear Wall SW 1
• Tulangan Atas : 20 D22
• Tulangan Tengah : 72 D19
• Tulangan Bawah : 26 D22
• Tulangan Sengkang : D10-150
Shear Wall SW 2
• Tulangan Atas : 20 D22
• Tulangan Tengah : 72 D19
• Tulangan Bawah : 2 D19
• Tulangan Sengkang : D10-150
`

PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI


STRUKTUR
STRUKTUR SHEAR WALL
Proses Pembentukan Shear Wall
1. Pembesian
Sebelumnya tulangan sengkang (cincin) shear wall dirakit
terlebih dahulu, lalu tulangan sengkang dipasang atau dirakit
bersama tulangan pokok. tulangan shear wall yang telah dirakit
selanjutnya dipasang beton dekking sebagai pengganjal untuk
selimut beton.
`

PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI


STRUKTUR
STRUKTUR SHEAR WALL
Proses Pembentukan Shear Wall
2. Bekisting Shear Wall
• Bekisting yang digunakan terbuat dari bahan multiplex yang
memiliki ketebalan 3 cm dan lebar 20 cm
• Setelah pembesian telah siap, selanjutnya dilakukan
pekerjaan pemasangan bekisting pada shear wall.
• Bekisting yang telah terpasang, lalu dipasang terot atau yang
berfungsi sebagai pengunci bekisting, fungsinya agar
bekisting tidak bergeser dan tetap pada posisinya.
• Pada bekisting shear wall yang telah terpasang terot
pengunci, kemudian dipasang penyangga atau kaki di sisi
bekisting shear wall yang berfungsi agar bekisting tidak
miring. Selanjutnya dilakukan pengecekkan menggunakan
theodolit untuk memastikan bekisting shear wall telah berdiri
tegak dan tidak miring.
• Setelah itu dipasang scaffolding yang berfungsi sebagai akses
para tukang untuk ke atas pada saat pengecoran.
`

PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI


STRUKTUR
STRUKTUR SHEAR WALL
Proses Pembentukan Shear Wall
3. Pengecoran
• Sebelum pengecoran dimulai,
terlebih dahulu area yang akan dicor
dibersihkan dari kotoran atau
sampah. Setelah semuanya siap,
kemudian dilakukan pengecoran
pada shear wall. Pengecoran shear
wall dilakukan dari atas shear wall.
• Selama proses penuangan adukan
cor beton berlangsung, dilakukan
pemadatan menggunakan vibrator
agar cor beton menyatu dan tidak
menyisahkan rongga-rongga udara
dan beton mencapai kepadatan
sempurna atau tidak keropos.
Pengecoran dilakukan menggunakan
mesin berupa pump concrete.
`

PEMBAHASAN PROSES KONSTRUKSI


STRUKTUR
STRUKTUR SHEAR WALL
Proses Pembentukan Shear Wall
3. Pembongkaran Bekisting
Setelah cor-an beton telah mengeras selanjutnya bekisting
shear wall dibongkar, pertama dengan membongkar penyangga
shear wall dengan palu, lalu membuka terot atau pengunci
bekising kemudian bekisting dibongkar atau dibetil
menggunakan palu.
HASIL PEMBAHASAN
Pengerjaan struktur di Rumah Susun Lanjutan ini berjalan dengan dinamis. Pihak konsultan dan kontraktor setiap
harinya mengecek pekerjaan para pekerja demi kelancaran proyek pembangunan. Dalam pengerjaan struktur para
konsultan dengan teliti mengawasi setiap pekerjaan kontraktor baik dari segi mutu material maupun standar
pekerjaan yang kontraktor gunakan, karena pada saat pengerjaan sering terjadi permasalahan terutama
penggunaan standar pekerjaan baik itu pekerjaan plat lantai, balok, kolom dan shear wall.

Pekerjaan yang sering diawasi pada lapangan yaitu material yang akan dipasang seperti besi yang digunakan, mutu
beton yang dipakai hingga diamter sengkang pembesian pada setiap pekerjaan struktur. Para pekerja pembesian
Rumah Susun juga diawasi langsung oleh konsultan dimana terkadang terjadi kelalain baik saat pengikatan
pembesian, posisi pembesian yang kurang dari gambar kerja dan alat keselamatan yang sering tidak dipakai oleh
para pekerja.

Selama mengikuti kerja praktik, kami banyak dibimbing oleh pihak konsultan untuk ikut terjun langsung meninjau
dan mengecek pekerjaan yang ada di lapangan, pekerjaan yang kami lakukan biasanya pengecekan pada saat
pembesian, ikut mengawasi pada saat pengecoran, serta ikut serta membuat checklist laporan harian pekerjaan
yang ada di lapangan dan pekerjaan yang diberikan pihak konsultan kepada kami membuat ilmu kami bertambah
terutama pekerjaan struktur, baik dalam membaca gambar maupun mengaplikasikan gambar di lapangan.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pada proses pengerjaan proyek pembangunan Rumah Susun Lanjutan Provinsi Sumatera Selatan Ta.2020-2021 ditemukan berbagai macam
kendala, adapun kendala yang ditemukan di lapangan yaitu Kontraktor Pelaksana dan Konsultan MK yang berselisih dan berbeda pendapat
yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada di lapangan. Namun permasalahan tersebut diselesaikan bersama dalam rapat antara Kontraktor
dan Konsultan MK yang akhirnya diputuskan kesepakatan tentang apa yang diperselisihkan. Pada gambar perencanaan yang telah dibuat oleh
Konsultan Perencana terdapat gambar yang tidak bisa dikerjakan di lapangan, maka gambar tersebut direview kembali.
Pekerjaan-pekerjaan struktur yang ada di lapangan berdasarkan pengamatan dan pengawasan yang dilakukan penulis, sebagai berikut;
1. Proses pengawasan yang di lakukan secara langsung seperti berada di lapangan setiap beberapa jam sekali dan juga memantau pekerjaan
apakah sudah sama dengan yang di gambar.
2. Pada pekerjaan pembesian, terdapat banyak kekurangan dalam hal pelaksanaan, sepeti tidak sesuai dengan gambar dan pemasangan besi
yang tidak sesuai dengan besi yang sudah ditentukan.
3. 3Pada pekerjaan plat lantai ditemukan pengurangan mutu besi yang tidak sesuai dengan gambar kerja. Karena kontraktor tidak teliti dalam
melaksanakan pekerjaan di lapangan.
4. Pada pekerjaan plat lantai ditemukan kendala yaitu pengecoran tidak bisa dilakukan secara manual karena jauhnya jarak antara mobil
readymix dan area yang akan di cor. maka pengecoran dilakukan dengan menggunakan pompa beton (concrete pump).
5. Pada pekerjaan pengecoran kolom dilanjutkan pada malam harinya, dikarenakan untuk mengejar target dan jadwal yang telah ditentukan.

Saran
Ketelitian Konsultan dalam menangani proyek sangat diperlukan, terutama Kontraktor yang selalu ingin bermain curang dengan mengurangi
mutu material agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan metode pengerjaan yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan.
Konsultan juga harus memberi teguran dalam setiap kesalahan kontraktor sehingga kinerja pekerjaan Kontraktor sesuai dengan SNI.
Konsultan dan Kontraktor pelaksana harus saling bekerja sama dengan baik, apabila terjadi perselisihan antara keduanya segera mungkin
diselesaikan permasalahannya agar tidak mengganggu jalannya pelaksanaan dan pekerjaan di lapangan. Dalam suatu pekerjaan atau
perusahaan sangat dibutuhkan kerja sama yang baik agar terciptanya hasil yang maksimal, kemudian masalah upah pekerja sebaiknya sangat
diperhatikan sehingga berujung dengan hasil pekerjaan yang baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai