BANGUNAN STRUKTUR
(Dinding-Tangga-Kolom-Balok-Jembatan)
oleh:
RIFHAN MAHYANA
D100230266
Material untuk membangun dinding pun bermacam-macam mulai dari bata merah, bata ringan,
batako, dinding logam, kayu, kaca hingga panel fiber semen.
1. Bata Merah
2. Batako
Gambar Batako
Sumber: https://images.app.goo.gl/C2vVN3APfHW4LULPA
Batako terbuat dari campuran bahan pasir dan semen yang dicetak berbentuk balok.
Kelebihan dari material batako ini adalah harganya yang relatif lebih murah dibandingkan batu
bata merah serta proses pemasangannya juga lebih cepat, karena memiliki ukuran yang besar
disbanding bata merah. Namun kekurangan dari material ini adalah mudah retak dan daya tahan
terhadap beban berat cenderung minim.
3. Bata Ringan/Hebel
Material ini terbuat dari serat fiber glass yang dicampur dengan pasir dan semen. Material
ini memiliki sifat non permanen dan bisa dibongkar kembali apabila tidak terpakai. Kelebihan
dari material ini adalah proses pemasangannya lebih mudah dan cepat karena memiliki bobot
yang cukup ringan. Kekurangan dari GRC adalah material ini tidak taham terhadap benturan
dan juga beban berat.
Jenis-Jenis Dinding
a. Pasangan1 bata
Pembuatan dinding bata dengan memasangnya secara melintang dengan panjang bata
sebagai tebal dinding disebut pasangan satu bata. Pada metode ini, bata-bata ditempatkan
secara horizontal dengan panjangnya menjadi ketebalan dinding.
b. Pasangan ½ bata
Pasangan ½ bata adalah cara pemasangan bata merah dengan menggunakan setengah
bagian panjang bata pada setiap lapisannya. Dengan pasangan ½ bata, maka anda akan
mendapatkan dinding dengan ketebalan setengah dari ukuran panjang bata merah. Jenis
pasangan ½ bata cocok digunakan untuk dinding yang tidak memerlukan kekuatan struktural
tinggi, seperti dinding partisi dalam rumah atau dinding non-beban. Misalnya, dinding dapur
dan dinding kamar mandi.
c. Pasangan ¼ bata
d. Pasangan ¾ bata
Gambar Pasangan ¾ Bata
Sumber: https://www.batamerahgarut.com/jenis-pasangan-bata/
Pasangan ¾ bata adalah cara pemasangan bata merah dengan menggunakan tiga per
empat bagian panjang bata pada setiap lapisannya. Dengan pasangan ¾ bata, maka anda akan
mendapatkan dinding dengan ketebalan 75 persen dari ukuran panjang bata merah. Jenis
pasangan ini hanya dijumpai pada dinding khusus yang membutuhkan ketebalan berbeda dan
perky penyesuaian desain tertentu.
2. Dinding Batako
Selain menggunakan bata merah Masyarakat Indonesia banyak yang menggunakan
dinding jenis ini untuk membuat bangunan. Tetapi, tidak semua orang menyukai dinding rumah
jenis ini, karena sifatnya yang menyimpan panas membuat hunian cenderung terasa pengap
dan panas. Selain itu juga rentan terhadap guncangan, sehingga kurang aman jika terjadi
gempa. Dinding jenis ini juga sering digunakan karena beberapa factor, yaitu:
- Bobotnya tidak seberat bata merah
- Ukurannya lebih besar, sehingga pengerjaannya cepat selesai
- Kokoh dan kuat tetapi menyimpan panas.
- Harganya relatif terjangkau
4. Dinding Partisi
Merupakan jenis dinding yang digunakan sebagai sekat atau pembatas antar ruangan
dalam sebuah bangunan. Partisi ini akan membagi ruang menjadi beberapa bagian yang
berbeda. Fungsi partisi ini bukan sebagai dinding penahan beban atau dinding struktural utama,
melainkan sekedar dinding pembatas untuk mengatur dan membatasi ruang dalam sebuah
bangunan. Dinding partisi dapat dibuat dengan menggunakan bahan lembaran multiplek, kayu.
5. Dnding Penahan (Retailing Wall)
Salah satu jenis konstruksi yang dibangun dengan fungsi untuk menahan gaya tekanan
aktif lateral suatu tanah maupun air. Oleh karena itu suatu konstruksi dinding penahan haruslah
direncanakan dan dirancang agar aman terhadap gaya-gaya yang berpotensi menyebabkan
kegagalan struktur.
TANGGA
Konstruksi bangunan yang dirancang atau dibuat untuk menghubungkan antar lantai
pada suatu bangunan agar mudah diakses oleh manusia. Tangga terdiri dari anak tangga yang
memiliki tinggi yang sama. Tangga sendiri jua memiliki berbagai macam jenis.
Bagian-Bagian Tangga
1. Pondasi Tangga
Pondasi ini sebagai dasar tumpuan atau landasan supaya tangga tidak mengalami
penurunan dan pergeseran. Pondasi tangga ini bisa dari pasangan batu kali, beton bertulang
atau kombinasi dari kedua bahan. Di bawah pangkal tangga harus diberi balok anak sebagai
pengaku pelat lantai, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang besar.
Gambar Pomdasi Tangga
Sumber: https://images.app.goo.gl/odAstgjky8aX6Pza6
2. Induk Tangga
Merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material yang
digunakan untuk membuat ibu tangga yaitu, beton bertulang, kayu, baja, pelat baja, baja profil
canal, besi. Kombinasi antara ibu tangga dan anak tangga biasanya untuk ibu tangga misalnya,
beton bertulang di padukan dengan anak tangga dari bahan papan kayu, bisa juga keduanya
dari bahan baja, untuk ibu tangga menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang
menggunakan pelat baja
3. Lebar Tangga
Lebar tangga yang biasa digunakan (dan diijinkan) dalam bangunan rumah tinggal adalah
minimal 80cm. Tangga dalam bangunan rumah tinggal tidak diharuskan memiliki bordes
(space datar pada ketinggian tertentu untuk beristirahat), karena biasanya hanya terdiri dari 2
atau 3 lantai saja. Lebar tangga untuk 1 orang minimal 60 cm.
4. Kemiringan Tangga
Pada dasarnya, ke iringan tangga dibuat tidak terlalu curam karena untuk memudahkan
penggunan tangga Ketika naik tidak mengeluarkan banyak energi. Dan tidak terlalu landau,
sehingga tidak memerlukan banyak tempat karena terlalu landau. Kemiringan tangga yang
wajar dan biasa digunakan adalah berkisar antara 25-42 derajat, untuk bangunan rumah tinggal
biasa digunakan kemiringan 38 derajat.
6. Bordes
Bordes merupakan bagian datar yang dilebarkan pada anak tangga, berfungsi sebagai
tempat beristirahat jika kelelahan Ketika menaiki tangga.
7. Sandaran Tangan
Sandaran tangan/railing perlu dibuat untuk kenyamanan dan keselamatan pengguna
tangga, terutama tangga bebas, yang tidak diapit oleh dinding. Tinggi yang biasa digunakan
adalah antara 80 – 100 cm. Railing harus dibuat dari bahan yang halus/licin agar nyaman dan
tidak melukai telapak tangan.
Macam-Macam Tangga
1. Tangga Lurus
Mode tangga ini mempunyai bentuk memanjan g keatas tanpa adanya cabang atau
belokan, bentuk tangga rumah seperti ini disebut tangga model linear atau tangga lurus. Untuk
menerapkan tangga model ini pada bangunan rumah bertingkat harus memiliki ruangan yang
cukup luas, karena faktor kemiringan tangga ini tidak akan cocok untuk diterapkan pada
ruangan kecil. Tips untuk memilih model tangga lurus yaitu jangan pilih model tangga yang
terlalu curam, karena dapat membahayakan pengguna tangga tersebut.
2. Tangga Spiral
Jenis tangga yang cocok diaplikasikan untuk rumah dengan ruangan cukup sempit yaitu
tangga spiral atau tangga putar. Tangga spiral ini dapat lebih menghemat ruang dan tidak terlalu
memakan tempat. Tangga spiral ini juga memiliki banyak desain menarik sehingga bisa
menambah estetika keindahan pada ruangan. Namun terdapat beberapa kekurangan pada
tangga model ini. Tangga yang memutar memiliki ukuran lebar yang berbeda pada setiap anak
tangganya, jika belum terbiasa akan membahayakan penggunannya. Selain itu akan sulit juga
untuk memindahkan barang berukuran cukup besar ke atas.
Gambar Tangga L
Sumber: https://images.app.goo.gl/XJBrd6YxPDqqfTkp7
4. Tangga U
Tangga bentuk U juga sering digunakan, karena bentuknya yang compact dan dapat
diaplikasikan pada sudut, sehingga tidak menggunakan banyak ruang. Pada umumnya
menggunakan satu maupun dua bordes, namun dapat juga diaplikasikan tanpa bordes,
tergantung pada ketersedian ruang dan tinggi jarak antar lantai. Selain itu, kesan elegan dan
mewah juga dihadirkan dengan pemakaian tangga jenis ini. Umumnya aplikasi tangga ini
terdapat pada ruang dengan langit-langit yang relatif lebih tinggi.
Gambar Tangga U
Sumber: https://images.app.goo.gl/SUAjWvVuTzb3ZAww9
2. Tangga Beton
Jenis tangga ini banyak digunakan untuk bangunan bertingkat dua atau lebih, karena
kekuatannya, pengerjaannya yang tidak begitu rumit dan lebih hemat biaya.
3. Tangga Kayu
Tangga jenis ini bisanyan digunakan untuk bangunan sederhana. Kayu yang dipilih untuk
membuat tangga harus mempunyai kualitas yang bagus, karena jika menggunakan sembarang
kayu akan mudah kropos dan akan membahayakan bagi pengguna tangga tersebut.
4. Tangga Baja
Tangga ini digunakan pada bangunan yang sebagian materialnya dari baja. Biasanya
digunakan pada bangunan semi permanen agar ketika dipindah-pindah tidak membutuhkan
biaya yang besar.
Gambar Tangga Baja
Sumber: https://images.app.goo.gl/KWRRSjtuhQiTc94S9
5. Tangga Eskalator
Salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari
tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau
rantai yang digerakkan oleh motor.
Karena digerakkan oleh motor listrik, tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut
orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator digunakan di
seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan elevator tidak
praktisTangga jenis ini sering kita jumpai pada bangunan besar. Seperti mall, bandara, dan
tempat umum lainnya.
PLAT LANTAI
Plat Lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat Lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Pada pengerjaan tulangan pelat lantai, tulangan pelat lantai tersebut harus dikaitkan pada
tulangan balok penumpu sesuai dengan persyaratan yang ada. Dalam perencanaan dan
perhitungan plat lantai harus mengikuti peraturan yang berlaku, yaitu harus sesuai dengan
persyaratan beton bertulang yaitu SNI Beton 1991. Bentangan pada pengerjaan plat lantai
digunakan ukuran 3 x 3, 3 x 4, 3 x 5, 3½ x 4, 3 x 4½, 4 x 4, disesuaikan dengan pengaturan
jarak kolom dan balok portal, jika perlu di tambah balok-anak.
KOLOM
Kolom adalah tiang (pilar) penyangga yang biasanya terbuat dari beton yang bertulang
besi. Sementara menurut Sudarmoko (1996), kolom merupakan suatu struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai dan runtuhnya bangunan
secara total.
Struktur dalam kolom terbuat dari besi dan beton. Kedua bahan ini memiliki sifat
gabungan yang cukup baik di mana besi merupakan material yang tahan terhadap tarikan,
sedangkan beton merupakan material yang tahan tekanan.
Material Penyusun
Material struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan
tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini
dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Ditinjau dari fungsinya, material pembentuk beton adalah semen dan air untuk
membentuk pasta semen sebagai perekat yang bersama dengan agregat halus membentuk
mortar yang berfungsi mengikat agregat kasar menjadi satu kesatuan yang kompak.
Agregrat kasar (batu kerikil) berfungsi sebagai pengisi untuk memberikan kekuatan dan
memperkecil penyusutan, sedangkan mortar akan menutupi seluruh permukaan agregat kasar
dimana setelah mengeras akan menjadi satu kesatuan massa yang kompak dan padat.
Jenis-Jenis Kolom
Jika dilihat berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, adapun jenis kolom terbagi
menjadi tiga kategori. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan menyengkang
2. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan menyengkang berbentuk spiral.
Adapun fungsi dari tulangan spiral ini adalah memberi kemampuan kolom untuk
menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh struktur bangunan sebelum proses redistribusi momen
dan tegangan terwujud
3. Kolom komposit, yaitu gabungan antara beton dan profil baja sebagai pengganti
tulangan di dalamnya
Fungsi Kolom
Kolom pada sebuah bangunan memiliki fungsi yang sangat vital. Jika melihat penjelasan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kolom termasuk struktur utama bangunan untuk
meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang),
maupun beban hembusan angin. Keruntuhan dan kegagalan struktur pada kolom menjadi titik
kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya bangunan. Namun yang perlu diingat juga, selain
harus melalui proses perhitungan yang tepat, kondisi tanah pun harus benar-benar mampu
menerima beban dari pondasi.
1. Kolom Utama
Kolom utama sendiri merupakan penyangga beban utama dalam struktur bangunan.
Sama seperti kolom praktis, kolom utama biasanya diaplikasikan pada jarak 3-4meter antara
balok pembentuk bangunan. Selain itu fungsi kolom utama juga berfungsi untuk memperkokoh
bangunan dari kerusakan atau resiko bangunan runtuh.
Tanpa kehadiran kolom utama pada bangunan, dipastikan resiko bangunan roboh sangat
tinggi. Kolom utama ini menjaga atau menopang bobot mulai dari atap rumah dan beban
disalurkan dingga tanah. Mengingat betapa pentingnya kolom utama, jangan lupa untuk
memastikan kolom praktis dan utama terpasang secara sempurna.
2. Kolom Praktis
Kolom praktis sendiri adalah sebuah komponen yang biasanya berbentuk tiang
pembentuk struktur bangunan yang berfungsi membantu kolom utama menopang beban
bangunan. Jika Anda tidak menggunakan kolom jenis praktis pada proses pembangunan, resiko
bangunan retak hingga runtuh bisa saja terjadi. Kolom jenis praktis biasanya dipasang pada
jarak 3-4meter antara dinding bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkokoh dan
menghindari keretakan pada dinding.
BALOK
Balok adalah elemen struktur yang berfungsi menyalurkan beban ke kolom. Balok
merupakan bagian dari struktur inti bangunan selain kolom dan pondasi. Sehingga
pengecorannya harus dilakukan dengan baik.
Jenis-jenis Balok
Balok merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembangunan. Fungsi balok
yakni sebagai penopang beban-atau rangka penguat horizontal pada bangunan yang berdiri.
Terdapat beberapa jenis balok dalam konstruksi yang sudah berkembang, di antaranya:
1. Balok Sederhaa
Balok sederhana terdapat pada kolom dimana bagian ujung-ujungnya bertumpu. Dengan
menggunakan satu ujung bebas berotasi serta tidak memiliki momen tahan. Balok jenis ini
hampir mirip seperti struktur statis lainnya. Nilai dari semua reaks serta pergeseran serta
momen untuk balok sederhana itu sendiri tidak tergantung bentuk penampang dan juga
materialnya.
2. Balok Kantilever
Kantilever adalah satu jenis balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya
didukung hanya pada satu ujung tetap Dalam arti lain, balok yang satu ini memiliki guna untuk
menanggung beban di ujung yang tidak memiliki penyangga.
3. Balok Teritisan
Balok teristisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom
tumpuannya.
JEMBATAN
Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan
seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan
pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan. Jembatan juga merupakan bagian
dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows).
Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban
maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
Jenis-jenis Jembatan
1. Jembatan di Atas Sungai
Jembatan yang melewati atau menyebrangi sungai di atasnya.
Konstruksi Jembatan
A. Konstruksi Bangunan Atas (Super Structures)
1. Trotoar
Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya dibuat lebih tinggi namun tetap sejajar dengan
jalan utama. Bertujuan agar pejalan kaki lebih aman dan bisa dilihat jelas oleh pengendara yang
melintas.
2. Girder
Struktur bagian atas yang berfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan pada bagian
atas ke bagian bawah atau abutment.
3. Balok Diafragma
Bagian penyangga dari gelagar-gelagar jembatan yang memanjang dan hanya berfungsi
sebagai balok penyangga biasa bukan sebagai pemikul beban plat lantai.
B. Landasan Rol
Tumpuan direncanakan dengan membolehkan terjadinya rotasi dan translasi dalam arah
horizontal dan menahan translasi dalam arah vertikal. Jadi bisa dikatakan tumpuan rol hanya
dapat menerima gaya tegak lurus (RV), dan tidak mampu menahan momen. Biasanya
tumpuan ini berbentuk komposit antara baja dan karet, atau juga roller yang terletak di antara
lapisan pelat baja.
C. Landasan Jepit
Tumpuan jenis ini dapat menahan gaya dalam arah vertikal (Rv), horizontal (Rh), serta
momen (M). Jenis tumpuan jepit tidak mengalami rotasi dan translasi, sehingga sering
disebut tumpuan kaku (rigid). Tumpuan direncanakan seperti balok yang ditanamkan pada
tembokan atau sebagai tumpuan pada balok terusan.
3. Bangunan bawah
Bangunan bawah jembatan umumnya terletak di bawah bangunan atas.
4. Pondasi
Pondasi adalah bagian dari jembatan yang tertanam didalam tanah. Fungsi dari pondasi
adalah untuk menahan beban bangunan yang berada di atasnya dan meneruskannya ke tanah
dasar, baik kearah vertikal maupun kearah horizontal.
Jenis-jenis Jembatan
A. Berdasarkan Material
1. Jembatan Kayu
Jembatan kayu lebih sesuai untuk konstruksi sederhana dengan bentang pendek. Hal ini
dikarenan untuk bentang yang panjang material kayu sudah tidak ekonomis lagi. Dari segi
materialnya, kayu mempunyai beberapa kelebihan (relatif ringan, biaya konstruksi yang relatif
murah, dapat dikerjakan dengan alat yang sederhana, tidak mudah dipengaruhi korosi) dan
kekurangan (tidak homogen, mudah terbakar, ada cacat bawaan, perlu pengawetan lebih
lanjut).
2. Jembatan Beton
Konstruksi jembatan beton menggunakan material beton biasanya digunakan untuk jalan
raya. Keunggulan jembatan ini adalah memiliki daya tekan kuat, kuat lentur yang tinggi, dan
lebih awet. Dalam perencanaan jembatan, beban yang dihitung meliputi beban primer, beban
mati, beban hidup, beban kejut, dan beban sekunder.
3. Jembatan Baja
Konstruksi jembatan baja akan diperhitungkan kebutuhan bentangnya, apakah akan
memakai material baja dalam bentuk rangka ataupun baja profil menerus. Jembatan ini
menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja seperti deck, girder, rangka
batang, pelengkung, penahan, dan penggantung kabel.
4. Jembatan Komposit
Jembatan komposit merupakan jembatan yang mengkombinasikan dua atau lebih
material yang berbeda sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang memiliki sifat yang lebih
baik. Jembatan komposit yang umumnya digunakan adalah kombinasi antara bahan konstruksi
baja dengan beton bertulang, yaitu dengan mengkombinasikan baja sebagai deck (gelagar) dan
beton bertulang sebagai plat lantai jembatan yang bekerja sama mendukung beban sebagai satu
kesatuan balok.
Gambar Jembatan Komposit
Sumber: https://images.app.goo.gl/W8gYfcTx8BsDcWV6A
5. Suspension bridge
Suspension Bridge adalah jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan kabel
ketimbang tumpuan samping. Umumnya memiliki kabel utama atau kabel baja dan rantai lain
di setiap ujung jembatan. Setiap beban yang terdapat di jembatan berubah menjadi ketegangan
dalam kabel utama, jembatan suspensi modern jangkar kabel ke ujung jembatan itu sendiri,
suspension bridge bertumpu pada kabel vertikal yang terikat tali antara menara dan tumpuan.
6. Truss Bridge
Truss Bridge adalah jembatan yang segi konstruksi lebih kokoh karena menggunakan
kerangka truss yang berbentuk triangular. Meski tidak menancap ke tanah, namun tiang
jembatan menjadi lebih kaku karena bentuk segitiga yang menghubungkan tiang yang satu
dengan tiang lainnya.
7. Beam Bridge
Dikenal juga sebagai jembatan grider, desain kontruksi ini merupakan yang paling
sederhana dalam membuat sebuah jembatan. Umumnya, jembatan ini berbentuk horizontal
lurus, dengan tiang vertikal sebagai tiang pancang untuk memperkokohnya.
Biasanya, tiang pancang terbuat dari baja atau beton yang ditancapkan ke dalam tanah.
Konstruksi beam bridge umum digunakan untuk menghubungkan dua dataran yang
tergolong dekat. Misalnya wilayah yang dipisahkan oleh sungai.
8. Arch Bridge
Arch atau yang dalam bahasa Inggris berarti lengkungan merupakan jembatan
yang dibuat secara melengkung layaknya busur panah. Meski secara konstruksi lebih
menghemat material (tidak membutuhkan banyak material), namun secara ketahanan,
desain ini lebih kuat dibandingkan dengan beam maupun truss.
B. Berdasarkan Kegunannya