Anda di halaman 1dari 6

1.

Bahan bangunan ramah lingkungan

Bambu Sebagai Bahan Bangunan

Bambu adalah material ringan yang berongga. Banyak orang mengira bahwa rongga tengah bambu
merupakan kelemahan bagi bambu, padahal hal ini tidak benar. Bambu memang berongga, dan rongga tengah
pada bambu sebenarnya merupakan ciri khas kekuatan bambu dan berfungsi sebagai bracer.Bracer dapat
memperkuat bambu dan membuat elemen yang biasa digunakan sebagai struktur menjadi lebih ringan dan
tidak kaku. Bambu juga memiliki karakter elastis dan tidak mudah pecah sehingga struktur bambu menjadi
lebih dapat diandalkan.

Pemakaian Bambu Sebagai Bahan Bangunan


1. Sebagai bekisting atau perkuatan dalam proses pencetakan struktur beton bertulang sesuai dengan bentuk
dan ukurannya
2. Sebagai tiang/kolom rumah; untuk rumah bamboo, sebaiknya dipilih jenis yang cukup kuat dan umurnya
tua sehingga struktur kolom rumah bisa kuat dan tahan lama
3. Sebagai dinding rumah yang disebut juga dengan istilah gedeg; bentuknya berupa anyaman kulit atau
daging bambu yang sudah diiris dan dihaluskan
4. Pada lantai bangunan dengan cara membelah bambu atau secara utuh ditata sehingga membentuk lantai
yang kuat.
5. Struktur rangka atap, seperti dalam pembuatan kuda-kuda bambu, reng bambu, usuk bambu dan bagian
lainnya sehingga membentuk struktur atap yang kokoh
6. Sebagai furnitur seperti kursi atau meja bambu
7. Sebagai tiang yang ditancapkan agar tanaman di halaman rumah dapat berdiri tegak
8. Sebagai pagar rumah dengan cara membelah bambu, kemudian disambungkan menggunakan alat sambung
paku
9. Sebagai pintu rumah
10. Untuk plafon, dijadikan sebagai rangka sekaligus penutup langit-langit menggunakan lembaran anyaman
bambu

Jenis-Jenis Bambu untuk Bangunan


1. Bambu Batu / Petung

Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 20 cm dan panjang 25 me ter. Biasanya digunakan
untuk tiang atau penyangga bangunan, bahan industri pulp dan kertas, kayu lapis, bangunan, mebel, anyaman,
peralatan pertanian, dan peternakan.

2. Bambu hitam, pring wulung, peri laka

Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 14 cm dan panjang 20 meter. Biasanya digunakan
untuk bahan pembuatan instrumen musik seperti angklung, calung, gambang, dan celempung. Jenis ini juga
berfungsi untuk bahan industri kerajinan tangan dan pembuatan mebel karena tahan terhadap hama.

3. Bambu apus, pring apus, peri

Diameter dari bambu jenis ini adalah 4-10 cm. Biasanya ini digunakan sebagai tanaman pagar penghias.
Batangnya juga dapat digunakan sebagai alat pembuatan pegangan payung, peralatan memancing, kerajinan
tangan seperti rak buku, industri pulp, kertas, dan penghalau angin kencang (wind break)

Keunggulan Bambu
 Menurut penelitian, bambu lebih kuat dari beton dalam struktur

 Memiliki sifat fisis dan mekanik yang baik

 Mudah dibelah, dipotong, dan dibentuk

 Seratnya elastis, optimal menahan beban tarik, tekan, geser, dan tekuk

 Rupanya artistik

 Relatif murah
 Tidak bersifat polutif

 Ramah lingkungan karena memiliki siklus hidup kurang dari 6 tahun

 Mampu mencegah longsor, erosi, serta banjir

 Ringan

Kelemahan Bambu
 Rentan lapuk, reyot, tidak tahan air hujan dan api

 Rawan terkena hama jamur, lumut, rayap, bubuk, dan sejenisnya

 Umurnya relatif pendek

 Dalam pengerjaannya, ada beberapa hal sulit, seperti teknik penyambungan antar bambu, atau

penyambungan dengan material lain

Teknik Menyambung Bambu Pada Bangunan


1. Teknik pertama, bambu disatukan dengan cara dipaku begitu saja. Sistem ini sering digunakan pada bambu
yang hanya dipakai untuk membuat tangga darurat saat proses pembuatan bangunan sedang dikerjakan.
2. Untuk konstruksi bangunan, alat penyatunya berupa baut dengan ukuran minimal 12 mm. Agar tidak
mudah pecah, sebelum baut dipasang, bambu diberi lubang terlebih dahulu dengan cara dibor, baru
kemudian baut dimasukkan dan dilengkapi dengan mur. Baut dapat diganti dengan pasak. Selain lebih kuat,
hasil sambungan dengan cara ini juga lebih rapi.Kemudian, agar tampilannya terlihat alami, hasil
sambungan dapat ditutup dengan tali ijuk warna hitam atau tali dari serabut kelapa.
3. Teknik ketiga adalah dengan cara membuat lubang pada satu bambu. Ukurannya disamakan dengan
diameter bambu lain yang ingin disatukan. Lubang tersebut digunakan untuk memasukan bambu kedua
agar tidak mengalami pergeseran. Ada yang lubangnya hanya satu dan ada juga yang dua sekaligus
sehingga posisi bambu yang dimasukan jadi melintang. Agar posisinya makin kuat, teknik penyambungan
ini dapat dilengkapi dengan paku pasak.
4. Untuk proses penyatuan yang disusun secara berjajar, bisa digunakan batang bambu yang ukurannya lebih
besar. Caranya adalah dengan menyatukan dua ujung bambu yang ingin disatukan dan disambung.
Kemudian, bamboo tersebut tinggal dimasukan ke dalam batang bambu lain yang ukurannya lebih besar.
Namun, lubang atau rongga yang ada pada bagian dalam harus punya ukuran diameter yang sama dengan
ukuran diameter luar bambu yang ingin disatukan sehingga ujung bambu tersebut bisa masuk dan tetap
merekat dengan erat dan kencang.
2. Bahan bangunan struktur yang baru, yang ditemukan kurang dari 5 tahun dari
sekarang

Beton Precast/Pracetak
Beton precast adalah suatu produk beton mutakhir dalam bidang konstruksi struktur beton
dengan berbagai komponen sebagai penyusunnya terdiri dari material pasir, semen dan besi.

Produk tersebut dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus (off site fabrication), cara
penyusunan komponen-komponen tersebut terkadang disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-
assembly), selanjutnya dipasang di lokasi (installation)

Dalam sistem pracetak akan berbeda dengan konstruksi monolit (bentukan alami dan baku)
terutama pada aspek perencanaan hal itu tergantung dan ditentukan oleh cara implementasi
dalam pabrikasi, penyatuan dan pemasangannya

Hal lain yang menjadi penentunya yaitu dalam teknis perilaku sistem pracetak bagaimana cara
penyambungan antara komponen joint-nya. Umumnya digunakan pada struktur bangunan tingkat
rendah sampai menengah.

Pengenalan Beton Precast/Pracetak


Pada saat ini, industri konstruksi sudah sangat berkembang. Tidak hanya menitik beratkan pada
segi kekuatan dan kestabilan struktur, namun juga sangat memperhatikan segi ekonomis, praktis,
dan ketepatan waktu. Pemakaian beton pracetak (pre-cast) dalam perencanaan struktur suatu
gedung merupakan salah satu alternatif untuk mencapai hal tersebut.

Teknologi beton pracetak telah lama diketahui dapat menggantikan operasi pembetonan
tradisional yang dilakukan di lokasi proyek pada beberapa jenis konstruksi karena beberapa
potensi manfaatnya.
Jenis-Jenis Beton Precast
Jenis beton precast yang sering dijumpai dan digunakan pada beberapa proyek konstruksi yang
ada di Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut

1. Box Culvert
Box culvert adalah jenis beton precast berbentuk kotak persegi panjang dengan ukuran ukuran tertentu
dengan kegunaannya sebagai gorong-gorong
2. U Ditch
U Ditch adalah beton precast yang yang berfungsi sebagai saluran drainase
3. Paving Block
Paving Block adalah precast banyak variasi bentuk untuk kebutuhan taman maupun halaman
4. Pipa Beton RCP
Umumnya pipa biasanya terbuat dari plastik mupun PVC yang berfungsi sebagai saluran air, namun ini
terbuat dari material beton
5. Kanstin
Kurbing atau car stopper yang berfungsi sebagai pembatas pada bahu jalan
6. Pagar Panel
Pagar yang terbuat dari beton ini biasanya digunakan untuk pemagaran pada perumahan, jalan,
perkebunan dan lain sebagainya
7. Road Barrier
Pembatas jalan bisa juga sebagai pengarah pada lalu lintas agar kendaraan dapat berada pada posisi
sebagai mana mestinya

Kelebihan dan Kekurangan Beton Precast


Struktur elemen pracetak memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan, antara lain :

1. Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi.


2. Waktu pelaksanaan yang cepat.
3. Waktu pelaksanaan struktur merupakan pertimbangan utama dalam pembangunan suatu proyek karena
sangat erat kaitannya dengan biaya Proyek. Struktur elemen pracetak dapat dilaksanakan di pabrik
bersamaan dengan pelaksanaan pondasi di lapangan.
4. Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik.
5. Salah satu alasan mengapa struktur elemen pracetak sangat ekonomis dibandingkan dengan struktur yang
dilaksanakan di tempat (cast in-situ) adalah penggunaan cetakan beton yang tidak banyak variasi dan
biasa digunakan berulang-ulang, mutu material yang dihasilkan pada umumnya sangat baik karena
dilaksanakan dengan standar-standar yang baku,pengawasan dengan sistem komputer yang teliti dan
ketat.
6. Penyelesaian finishing mudah.
7. Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pracetak dapat dengan mudah dilaksanakan
bersamaan dengan pembuatan elemen tersebut di pabrik, seperti: warna dan model permukaan yang dapat
dibentuk sesuai dengan rancangan.
8. Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan, lebih bersih dan ramah lingkungan.
9. Dengan sistem elemen pracetak, selain cepat dalam segi pelaksanaan, juga tidak membutuhkan lahan
proyek yang terlalu luas serta lahan proyek lebih bersih karena pelaksanaan elemen pracetaknya dapat
dilakukan dipabrik.
10. Perencanaan berikut pengujian di pabrik.
11. Elemen pracetak yang dihasilkan selalu melalui pengujian laboratorium di pabrik untuk mendapatkan
struktur yang memenuhi persyaratan, baik dari segi kekuatan maupun dari segi efisiensi.
12. Sertifikasi untuk mendapatkan pengakuan Internasional. Apabila hasil produksi dari elemen pracetak
memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan, maka dapat diajukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO
9002 yang diakui secara internasional.
13. Secara garis besar mengurangi biaya karena pengurangan pemakaian alat-alat penunjang, seperti
: scaffolding dan lain-lain.
14. Kebutuhan jumlah tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan produksi

Namun demikian, selain memiliki keuntungan, struktur elemen pracetak juga memiliki
beberapa keterbatasan, antara lain :

1. Tidak ekonomis bagi produksi tipe elemen yang jumlahnya sedikit.


2. Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara elemen yang satu dengan elemen
yang lain, sehingga tidak menyulitkan dalam pemasangan di lapangan.
3. Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai dengan kapasitas alat angkat dan alat angkut.
4. Jarak maksimum transportasi yang ekonomis dengan menggunakan truk adalah antara 150 sampai 350
km, tetapi ini juga tergantung dari tipe produknya. Sedangkan untuk angkutan laut, jarak maksimum
transportasi dapat sampai di atas 1000 km.
5. Hanya dapat dilaksanakan didaerah yang sudah tersedia peralatan untuk handling dan erection.
6. Di Indonesia yang kondisi alamnya sering timbul gempa dengan kekuatan besar, konstruksi beton
pracetak cukup berbahaya terutama pada daerah sambungannya, sehingga masalah sambungan
merupakan persoalan yang utama yang dihadapi pada perencanaan beton pracetak.
7. Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan sambungan pada beton pracetak.
8. Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan (stock yard)

Anda mungkin juga menyukai