Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTEK

ACUAN DAN PERANCAH

NAMA : FONI F. NESIMNASI


NIM : 1923716051
KELAS : III TPIPP C

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atassegala hikmat
dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan Laporan Acuan dan Perancah I ini
dengan baik.

Praktikum acuan dan perancah ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib di
tempuhdi perguruan tinggi di Politeknik Negeri Kupang. Laporan acuan dan perancah ini
disusun sebagai pelengkap kerja praktek acuan dan perancah yang telah dilaksanakan
kurang lebih 2 minggu di Laboratorium Kayu, Politeknik Negeri Kupang Jurusan Teknik Sipil.

Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikanya laporan ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, saya selalu penulis menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang
membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Semoga laporan praktikum ini
bermanfaat untuk kita semua. Sekian dan terima kasih.

Kupang, Januari 2021

Foni F. Nesimnasi

2
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................3
BAB I DASAR TEORI......................................................................4
1.1 Dasa Teori.........................................................................5
1.2 K3......................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN....................................................................9
2.1 Job I Pembuatan Bowplank.................................................9
2.2 Job II Pembuatan Perancah Kolom...................................13
2.3 Job III Pembuatan Perancah Balok....................................17
2.4 Job IV Pembuatan Perancah Plat Lantai...........................20
2.5 Job V Pembuatan Perancah Tangga..................................24
BAB III KESIMPULAN...................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................32
LAMPIRAN.................................................................................33

3
BAB I
DASAR TEORI
1.1 Dasar Teori
Acuan yang dimaksud adalah sebagai cetakan atau gelagaran untuk ukuranmaupun
bentuk beton yang diinginkan, sedangkan perancah adalah sebagai penyokong tegak dan
lurusnya acuan tersebut. Acuan dan perancah harus kuatmemikul beban sendiri, berat
beton basah, beban hidup, dan beban peralatan kerja selama proses pengecoran.Acuan
berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan, sedangkan perancah berfungsi sebagai
pembantu memperkuat bentuk konstruksi. Acuan dan perancah itu sendiri memiliki
beberapa fungsi, yaitu:
1. Memberikan bentuk kepada konstruksi beton.
2. Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan.
3. Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan mampu
memikul beban sendiri maupun beban luar.
4. Mencegah hilangnya air semen ( air pencampur ) pada saat pengecoran.
5. Sebagai isolasi panas pada beton.
Macam-Macam Konstruksi
Dalam ilmu teknik sipil terdapat 3 macam jenis konstitusi, yaitu:
 Konstruksi Kayu
 Konstruksi Baja
 Konstruksi Beton Bertulang
Masing -masingkonstruksi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan:
 Konstruksi Kayu
Keuntungan : mudah dalam perawatan. Tidak dapat menghantarkan listrik.
Kerugian : susah untuk dibentuk sesuai dengan keinginan. Mudah lapuk atau dimakan
rayap.
 Konstruksi Baja
Keuntungan : baja memiliki tingkat keutuhan yang lebih tinggi.
 Konstruksi Beton
Keuntungan : Mudah di dalam pembuatan.
Syarat-syarat Umum Acuan dan Perancah
1. Kuat. Didalam pekerjaan ini beban-beban beton yang berada pada bekisting dan beban
lain yang dipikul oleh bekisting itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu acuan
perancah yang kuat untuk dapat memikul beban yang diterimanya.
 Berat Sendiri (Beton) : Cetakan harus sanggup menahan berat beton yang di
cetakan.
 Berat Hidup : Cetakan harus sanggup menahan beban hidup, yaitu baik orang
sedang mengerjakan beton, vibrator, dan adanya kemungkinan terjadinya suatu
gempa atau retakan.

4
Pembebanan : (1) Beban Mati (DL) : akibat beton dan akibat acuan; (2) Beban Hidup
(LL).
2. Kaku. Kaku atau tidak bergerak sangat penting pada acuan dan perancah ini, karena
apabila perancah tersebut tidak kaku atau dapat bergerak, maka hasil yang akan
dicapai tidak maksimal karena bentuk yang ingin kita capai tidak sempurna.
3. Mudah dibongkar. Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya
bersifat sementara, dan hal ini menyangkut efisiensi kerja, yaitu tidak merusak beton
yang sudah jadi dan acuan perancahnya dapat digunakan berkali-kali.
4. Ekonimis dan Efisien. Di dalam pembuatan acuan dan perancah tidak perlu bahan yang
terlalu bagus, namun jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita
harus membuat acuan dan perancah sehemat mungkin dengan tidak mengurangi
mutu dari bekisting dan didalam pembongkarannya acuan dapat digunakan kembali
sehingga menghemat biaya.
5. Rapi. Rapi dalam penyusunan sehingga bisa enak dilihat dengan kasat mata dan
mudah dalam penyusunan dan pembongkaran.
6. Rapat. Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses pengecoran.
Karena apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka adukan yang kita pakai tadi
akan keluar dan akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena pasta
semen keluar dari bekisting.
7. Bersih. Untuk mendapatkan hasil yang baik cetakan harus bersih apabila cetakan tidak
bersih, maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke
dalam adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton dan apabila kotoran tidak
naik maka kotoran tersebut akan melekat pada bagian bawah beton sehingga sulit
untuk dibersihkan.
Kerugian-Kerugian Jika Acuan dan Perancah Kurang Baik
1. Perubahan Geometric.
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan rencana,
misalkan : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku, akibatnya akan
mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan pekerjaan finishing lagi.
2. Penurunan Mutu Beton.
Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan air yang
diikuti semen tadi keluar sehingga mutu / kekuatan beton menjadi berkurang.
3. Terjadinya Perubahan Dimensi.
Terjadinya perubahan ukuran dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya jika terjadi
perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya. Sedangkan
untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya lagi, hal ini akan
menghambat pekerjaan yang lainnya.
Bagian-Bagian Acuan dan Perancah
1) Bagian Pada Acuan
 Papan Cetakan. Dapat digunakan papan sebagai dinding acuan. Apabila digunakan
papan maka penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar ataupun
memanjang, perlu diiperhatikan dalam penyanbungan papan harus benar-benar
rapat agar tidak ada air yang keluar.
 Klam Perangkai.
Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai dua fungsi :

5
a) Sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang maupun
melebar
b) Sebagai bahan pengaku acuan pada arah melebar. Klam dapat terbuat dari
papan seperti papan acuan, namun perlu dipotong potong sesuai ukuran yang
dikehendaki atau cukup menggunakan papan sisa yang masih cukup panjang
dengan lebar papan yang disambung.
2) Bagian Pada Perancah
 Tiang acuan / Tiang Penyangga
Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam, ataupun berbahan besi.
Umumnya jumlah tiang kolom 4 buah dan diletakkan diluar sudut kolom.
Perletakan tiang pada tanah biasanya diletakkan diatas papan atau juga ditanam
pada tanah. Apabila tiang langsung berhubungan dengan tanah sebaiknya ditanam
sedalam 20 cm untuk menjaga agar konstruksi tidak bergeser dari ketinggian
kedudukan acuan. Jarak pemasangan tiang penyangga tergantung dari :
 Beban yang ditopang
 Ukuran Balok
 Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu sendiri
 Skur / pengaku
Dalam Acuan dan Perancah II terdapat 2 macam tiang yang digunakan, yaitu: Tiang
tunggal (pipesupport/steelproof) dan tiang rangka (scaffolding).
 Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta dapat
berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari
bahan kayu berukuran balok maupun papan. Penggunaan bahan gelagar dari kayu
berukuran balok maupun berukuran papan tergantung dari perencanaan
pemakaian bahan, tetapi yang pasti gelagar yang berpenampang 8 x 12 cm akan
digunakan untuk menopang beban yang lebih berat jika dibandingkan balok kasau
berukuran 4 x 6 cm maupun papan 2 x 20 cm.
Gelagar dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang
dibutuhkan. Pemasangan ini dimulai dari gelagar-gelagar bagian tepi, dan
kemudian gelagar bagian tengah. Gelagar bagian tepi dianggap sebagai papan duga
terhadap gelagar bagian tengah.
Jarak pemasangan gelagar tergantung dari :
 Ukuran penampang bahan gelagar
 Beban yang dipikul
 Ketebalan papan acuan
 Skur
Skur merupakan bagian dari acuan perancah yang berfungsi untuk memperkokoh
atau memperkaku dari sistem acuan perancah yang ada. Agar didapat suatu sistem
acuan perancah yang memenuhi persyaratan kekakuan, maka skur dipasang pada
dua posisi :
a) Skur horizontal merupakan skur yang mempunyai fungsi untuk mempersatukan
tiang penyangga yang ada, sehingga tiang-tiang tersebut akan bekerja
bersamaan pada saat mendapatkan gaya.
b) Skur diagonal merupakan skur yang dipasang miring pada arah vertikal, yang
mempunyai fungsi utama untuk melawan gaya-gaya horizontal (goyangan)

6
yang timbul pada tiang penyangga. Skur horizontal saja tidak mampu
mengatasi gaya. Skur diagonal saja tidak mampu menerima gaya karena tidak
ada persatuan antar tiang penyangga dan yang bisa terjadi tiang akan
melendut. Kombinasi antara skur horizontal dan diagonal akan mempunyai
kemampuan menopang gaya, karena terjadi kekompakan tiang dan skur.
 Landasan
Landasan merupakan untuk tiang penyangga agar tidak bergerak-gerak. Landasan
yang digunakan biasanya berupa balok kayu, baja atau beton. Landasan berfungsi
sebagai:
 Sebagai bahan (alat) untuk memperluas bidang tekan pada setiap ujung -ujung
tiang penyangga,
 Sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung-ujung tiang
akibat adanya gaya-gaya horizontal,
 Sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang -tiang apabila
tiang-tiang tersebut harus dipasang pada tempa- tempat bergelombang.
 Penyokong
Setelah papan landasan siap, maka tiang-tiang yang sudah dipotong diletakkan
diatas papan tersebut dan dipasangkan penyokong agar tiang–tiang tersebut dapat
berdiri dengan tegak dan kokoh.

1.2 K3
1. Helm
Helm pengaman atau topi pelindung berguna untuk melindungi bagian kepala pekerja
dari berbagai paparan bahaya.

2. Sarung Tangan
Peralatan K3 ini berfungsi melindungi tangan agar tidak melakukan kontak langsung
dengan bahan kimia dan terluka akibat bersentuhan dengan benda tajam.

3. Sepatu
Sepatu boots dapat melindungi bagian kaki Anda dari bahaya tusukan benda yang tajam,
bahan-bahan kimia yang berbahaya, cairan panas dan lainnya.

7
8
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 JOB I PEMBUATAN BOWPLANK


2.1.1 Informasi
Bowplank adalah patok kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik as
bangunan (dengan menggunakan paku) sesuai dengan gambar denah bangunan yang ada.
Pada bowplank ini nanti kita akan meletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta
garis yang lurus dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90o dengan tepat. Benang ini
nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan pondasi, kolom, dan pemasangan batu
bata. Pada bowplank ini juga dapa dibuat ukuran tinggi lantai rumah (elevasi rumah) dari
permukaan jalan, yaitu dengan cara mengatur ketinggian bowplank itu sendiri dari
permukaan jalan raya. Adapun syarat-syarat memasang bowplank yang baik adalah:

 Kedudukan patok harus kuat dan tidak mudah goyang


 Berjarak cukup dari rencana galian, diusahanbowplank tidak goyang pada saat
pelaksanaan galian pondasi.
 Terdapat titik atau dibuat tanda, yaitu menggunakan paku dan cat sebagai tanda
 Sisi atau bowplank harus terletak satu bidang rata horizontal dengan papan bowplank
lainnya.
 Letak kedudukan bowplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan)
 Garis benang bowplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding
batubata.

2.1.2 Kerja

9
2.1.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah :
1. Palu Besi
Palu besi digunakan untuk pemasangan benda-benda keras ataupun untuk memukul
paku. Gunakan palu yang kepala palu terbuat dari material baja agar awet tahan lama.

2. Meter Rol
Digunakan untuk mengukur benda kerja yang lebih panjang. Gunakan meteran dengan
pita yang terbuat dari baja supaya tahan lama. Dan bila tidak dipakai pita tersimpan di
kotaknya.

3. Waterpass
Waterpass Tukang atau Leveling adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal
maupun horizontal.

4. Selang Plastik
Selang plastik atau selang ukur adalah instrumen yang sangat akurat dan sederhana
untuk mengukur perbedaan tinggi antara 2 buah titik.

10
5. Pensil Tukang
Pensil biasanya menggunakan pensil khusus untuk tukang dengan bentuk arangnya lebih
besar. Pensil dan penggaris digunakan untuk memberi tanda atau garis pada bidang-bidang
kayu yang kecil sebagai tanda pemotongan atau pelubangan.

6. Gergaji
Ada 2 jenis gergaji sesuai fungsi dan penggunaanya, yaitu : Gergaji potong dan gergaji
belah. Gergaji potong digunakan untuk memotong atau memutus serat kayu. Mempunyai
ciri sudut ketajaman 45° dan gilaran bolak-balik. Sedangkan gergaji belah digunakan untuk
membelah kayu yang sejajar serat. Gergaji belah ada bentangnya dan mempunyai ciri
ketajaman 60°.

7. Pengaris Siku
Penggaris siku terbuat dari besi baja yang terdiri dari daun penggaris dan gagang.
Gunakan bahan yang terbuat dari baja dan gagang lebih tebal dan lebih berat dari daun agar
penggunaanya lebih mudah dan awet. Penggaris siku digunakan untuk memberi tanda atau
garis agar dalam pemotongan kayu dapat membentuk sudut 90° dan saat pemasangan bisa
lurus dan rapi.

Bahan yang digunakan adalah :


4. Kayu ukuran 5/7

11
5. Paku

6. Benang

2.1.4 Langkah Kerja


1. Pakailah pakaian lengkap bengkel.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
4. Gunakan sepatu Sefty untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.
5. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
6. Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan perhatian pada pekerjaan.
7. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.
8. Siapkan alat dan bahan.
9. Lakukan pembersihan area kerja.
10. Potong kayu 5/7 untuk patok sesuai yang dibutuhkan.
11. Tancapkan patokbalok 5/7 yang telah dipotong dengan ukuran tertentu sebanyak 16
buah balok.
12. Berilah tanda pada salah satu patok sesuai dengan ukuran tinggi yang ditentukan.
13. Letakan selang air dipatok pertama yang sudah diberi tanda lalu pada salah satu unjung
selang diletakan pada patok kedua.
14. Cari kerataan sesuai batas air diselang.
15. Beri tanda dengan pensil.
16. Kemudian lakukan lagi patok-patok selanjutnya hingga selesai.
17. Pasangkanbalokkayu 5/7sifatdatar dipatok yang sudah diberi tanda,kemudian paku lalu
lakukan pada patok-patok selanjutnya hingga selesai.
18. Ukur di balok sifat datar, lebar sesuai ditentukan diberi tanda dengan pensil lalu
tancapkan paku kemudian di bagi dua untuk mendapatkan AS lalu tancapkan paku lalu
lakukan hal yang sama pada patok-patok selanjutnya hingga selesai.
19. Tarik benang dari patok satu ke patok yang lain hingga selesai kemudian siku benang
hingga selesai.

12
2.1.5 Hasil Kerja

2.2 JOB II PEMBUATAN PERANCAH KOLOM


2.2.1 Informasi
Kolom adalah tiang yang menahan suatu konstruksi bangunan.Kolom merupakan
bagian terpenting dalam suatu konstruksi, sehingga kita harus teliti dalam merencanakan
suatu kolom yang baik, tegak lurus dan kuat serta memiliki mutu yang baik. Rapid Clamp
adalah : Suatu alat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menjepit atau membuat
kaku suatu cetakan dengan menjepit baja tulangan sebagai penjepitnya.Kolom yang
dibuat  dengan pengakuan Rapid Clamp sangat kuat , akan tetapi Cetakan Kolom yang
menggunakan Rapid Clamp relatif susah dalam pemasangannya dan berbahaya, karenanya
kita harus dapat memahami cara atau teknik pemasangan Kolom dengan Rapid Clamp.
2.2.2 Gambar Kerja

13
2.2.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah :
1. Palu Besi
Palu besi digunakan untuk pemasangan benda-benda keras ataupun untuk memukul
paku. Gunakan palu yang kepala palu terbuat dari material baja agar awet tahan lama.

2. Meter
Digunakan untuk mengukur benda kerja yang lebih panjang. Gunakan meteran dengan
pita yang terbuat dari baja supaya tahan lama. Dan bila tidak dipakai pita tersimpan di
kotaknya.

14
3. Pensil
Pensil biasanya menggunakan pensil khusus untuk tukang dengan bentuk arangnya lebih
besar. Pensil dan penggaris digunakan untuk memberi tanda atau garis pada bidang-
bidang kayu yang kecil sebagai tanda pemotongan atau pelubangan.

4. Gergaji
Ada 2 jenis gergaji sesuai fungsi dan penggunaanya, yaitu : Gergaji potong dan gergaji
belah. Gergaji potong digunakan untuk memotong atau memutus serat kayu.
Mempunyai ciri sudut ketajaman 45° dan gilaran bolak-balik. Sedangkan gergaji belah
digunakan untuk membelah kayu yang sejajar serat. Gergaji belah ada bentangnya dan
mempunyai ciri ketajaman 60°.

5. Pengaris Siku
Penggaris siku terbuat dari besi baja yang terdiri dari daun penggaris dan gagang.
Gunakan bahan yang terbuat dari baja dan gagang lebih tebal dan lebih berat dari daun
agar penggunaanya lebih mudah dan awet. Penggaris siku digunakan untuk memberi
tanda atau garis agar dalam pemotongan kayu dapat membentuk sudut 90° dan saat
pemasangan bisa lurus dan rapi.

6. Unting-unting
Unting unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu alat tukang
yang biasanya dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda atau bidang.

Bahan yang digunakan :


1. Kayu 5/7

15
2. Paku 5 dan 7

3. Papan

2.2.4 Langkah Kerja


1. Pakailah pakaian lengkap bengkel.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
4. Gunakan sepatu Sefty untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.
5. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
6. Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan perhatian pada pekerjaan.
7. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.
8. Siapkan alat dan bahan.
9. Potong papan 4 lembar sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
10. Potong balok 5/7sesuai dengan yang dibutuhkan.
11. Paku papan degan balok yang sudah dibagi jaraknya hingga selesai.
12. Paku papan A dengan papan B kemudian siku lakukan hal yang sama hingga selesai dan
berbentuk kotak sesuai dengan ukuran yang ditentukan
13. Setel bekiting kolom munggunakan unting-unting hingga sampai tegak lurus kemudian
diberi skor balok 5/7 di kedua sisi bekiting kolom lakukan hal yang sama pada bekisting
kolom selanjutnya hingga selesai.

16
2.2.5 Hasil Kerja

2.3 JOB III PEMBUATAN PERANCAH BALOK


2.3.1 Informasi

Balok adalah salah satu elemen konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menyalurkan beban lantai atau tembok ke kolom.Balok itu sendiri merupakan salah satu
elemen terpenting dalam pembangunan. Fungsinya adalah sebagai penopang beban-beban
atau rangka penguat horizontal pada bangunan yang berdiri.

2.3.2 Gambar Kerja

17
2.3.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1. Palu Besi
Palu besi digunakan untuk pemasangan benda-benda keras ataupun untuk memukul
paku. Gunakan palu yang kepala palu terbuat dari material baja agar awet tahan lama.

2. Meter
Digunakan untuk mengukur benda kerja yang lebih panjang. Gunakan meteran dengan
pita yang terbuat dari baja supaya tahan lama. Dan bila tidak dipakai pita tersimpan di
kotaknya.

3. Selang Plastik
Selang plastik atau selang ukur adalah instrumen yang sangat akurat dan sederhana
untuk mengukur perbedaan tinggi antara 2 buah titik.

4. Pensil
Pensil biasanya menggunakan pensil khusus untuk tukang dengan bentuk arangnya lebih
besar. Pensil dan penggaris digunakan untuk memberi tanda atau garis pada bidang-
bidang kayu yang kecil sebagai tanda pemotongan atau pelubangan.

5. Gergaji
Ada 2 jenis gergaji sesuai fungsi dan penggunaanya, yaitu : Gergaji potong dan gergaji
belah. Gergaji potong digunakan untuk memotong atau memutus serat kayu.
Mempunyai ciri sudut ketajaman 45° dan gilaran bolak-balik. Sedangkan gergaji belah
digunakan untuk membelah kayu yang sejajar serat. Gergaji belah ada bentangnya dan
mempunyai ciri ketajaman 60°.

18
6. Pengaris Siku
Penggaris siku terbuat dari besi baja yang terdiri dari daun penggaris dan gagang.
Gunakan bahan yang terbuat dari baja dan gagang lebih tebal dan lebih berat dari daun
agar penggunaanya lebih mudah dan awet. Penggaris siku digunakan untuk memberi
tanda atau garis agar dalam pemotongan kayu dapat membentuk sudut 90° dan saat
pemasangan bisa lurus dan rapi.

Bahan
1. Kayu 5/7

2. Paku 5 dan 7

3. Papan

2.3.4 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Potong papan 4 lembar sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
3. Potong balok 5/7sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Paku papan degan balok yang sudah dibagi jaraknya hingga selesai.

19
5. Paku papan A dengan papan B kemudian siku lakukan hal yang sama hingga selesai
dan berbentuk U sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
6. Paku di keempat bekisting kolom lalu tarik benang.
7. Setelbekisting balok lalu dipaku lalu lakukan hal yang sama pada bekisting balok
selanjutnya hingga selesai.
8. Potong kayu 5/7 untuk skor sesuai dengan ketinggian bakesting balok lalu potong
lagi kayu 5/7 untuk lebar bakesting balok.
9. Paku kayu 5/7 hingga berbentuk T sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan lalu skor
dibawahbakesting balok sesuai sesuai jarak antara skor yang ditentukan dan sesuai
keratan benang lakukan hingga selesai.

2.3.5 Hasil Kerja

2.4 JOB IV PEMBUATAN PERANCAH PLAT LANTAI


2.4.1 Informasi
Plat lantai adalah salah satu komponen penting dalam struktur bangunan bertingkat.
Salah satu jenis yang sering diterapkan di banyak bangunan adalah plat lantai beton.Pelat
lantai adalah bagian lantai yang tidak terletak langsung di atas tanah.Pelat ini merupakan
pembatas antara tingkat satu dengan tingkat lainnya dalam bangunan
bertingkat.Pemasangan pelat lantai juga disertai balok-balok yang bertumpu pada kolom
bangunan.

20
Yang dimaksud dengan pelat lantai yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal dan beban yang bekerja tegak lurus pada
apabila struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila
dibandingkan dengan bentang panjang atau lebar bidangnya. Pelat beton ini sangat kaku
dan arahnya horisontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai
diafragma atau unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
ketegaran balok portal.
Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai
bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga.
Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban
mati atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada
kasus balok)
2.4.2 Gambar Kerja

2.4.3 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan :
1. Scaffolding
Perancah (scaffolding) atau geser merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan
bangunan gedung. Scaffolding berfungsi sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi
tukang / pekerja.

21
2. Palu Besi
Palu besi digunakan untuk pemasangan benda-benda keras ataupun untuk memukul
paku. Gunakan palu yang kepala palu terbuat dari material baja agar awet tahan lama.

3. Waterpas
Waterpass Tukang atau Leveling adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal
maupun horizontal.

4. Pengaris Siku
Penggaris siku terbuat dari besi baja yang terdiri dari daun penggaris dan gagang.
Gunakan bahan yang terbuat dari baja dan gagang lebih tebal dan lebih berat dari daun
agar penggunaanya lebih mudah dan awet. Penggaris siku digunakan untuk memberi
tanda atau garis agar dalam pemotongan kayu dapat membentuk sudut 90° dan saat
pemasangan bisa lurus dan rapi.

5. Pensil
Pensil biasanya menggunakan pensil khusus untuk tukang dengan bentuk arangnya lebih
besar. Pensil dan penggaris digunakan untuk memberi tanda atau garis pada bidang-
bidang kayu yang kecil sebagai tanda pemotongan atau pelubangan.

22
6. Meter Tangan
Digunakan untuk mengukur benda kerja yang lebih panjang. Gunakan meteran dengan
pita yang terbuat dari baja supaya tahan lama. Dan bila tidak dipakai pita tersimpan di
kotaknya.

7. Linggis
Linggis adalah suatu alat yang terbuat dari batang logam yang kedua ujungnya memipih,
dengan salah satunya melengkung. Diujung-ujungnya terdapat sela berbentuk huruf “V”
yang sering digunaka untuk mencabut paku.

Bahan yang digunakan :


1. Balok kayu 7/10

2. Multiplek dengan ukuran 12 mm

3. Paku

2.4.4 Langkah Kerja


1.Siapkan alat serta bahan yang akan digunakan.
2.Pasang perancah dengan kuat dan baik.
3.Atur posisi perancah dengan baik sesuai dengan posisi yang diinginkan.
4.Taruklah balok kayu 7/10 dengan posisi memanjang dan sejajar dengan bekisting
balok.
5. Ukur kesikuan balok kayu dengan menggunakan waterpass.

23
6. Setelah penarukan semua selesai, maka baru proses penarukanmultiplekdiatas balok
kayu tersebut
7. Dan ukur kesikuanpenarukanmultiplek dengan menggunakan waterpass.

2.4.5 Hasil Kerja

2.5 JOB V PEMBUATAN PERANCAH TANGGA


2.5.1 Informasi

Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungkan dua tingkat
vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Tangga adalah jalur yang memiliki undak-
undak(trap) atau anak tangga yang menghubungkan satu lantai dengan lantai diatasnya dan
mempunyai fungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai bertingkat. Ukuran
tangga dan penempatannya diatur sesuai dengan kebutuhan dan diatur sedemikian rupa
agar sesuai dengan standar tangga.

Pada  dasarnya  tangga  hampir sama dengan pelat  lantai,  karena harus sama – sama
memperhitungkan kekuatan dan daya lentur momennya serta tegangan tumpuan dari
tangga bagian bawah ( dasar tangga / ujung bawah tangga ). Ketebalann tangga juga

24
ditetapkan dan distandarkan adalah berkisar antara 10 cm – 15 cm tetapi kebiasaan yang
diterapkan adalah 12 cm. Ditetapkan sedemikian rupa untuk mengingat gaya dan momen
yang diterima oleh tumpuan tangga. Seandainya lantai tangga agak terlalu tebal tentu saja
tumpuan tangga dari berat sendiri belum lagi ditambah beban tambahan ( beban hidup dan
benda lain yang berada diatasnya ).

Dalam pembuatan perencanaan tangga harus diperhatikan untuk mengetahui dan


mengerti akan bentuk tangga yang ada kesetimbangan dan keserasian untuk menjaga
kestabilan dan keindahan untuk bentuk tangga tersebut.

2.5.2 Gambar Kerja

2.5.3 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan :
1. Palu besi
Palu besi digunakan untuk pemasangan benda-benda keras ataupun untuk memukul
paku. Gunakan palu yang kepala palu terbuat dari material baja agar awet tahan
lama.

2. Waterpass

25
Waterpass Tukang atau Leveling adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara
vertikal maupun horizontal.

3. Unting-unting
Unting unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu alat tukang
yang biasanya dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda atau bidang.

4. Scaffolding
Perancah (scaffolding) atau geser merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan
bangunan gedung. Scaffolding berfungsi sebagai tempat untuk bekerja yang aman
bagi tukang / pekerja.

5. Penggaris Siku
Penggaris siku terbuat dari besi baja yang terdiri dari daun penggaris dan gagang.
Gunakan bahan yang terbuat dari baja dan gagang lebih tebal dan lebih berat dari
daun agar penggunaanya lebih mudah dan awet. Penggaris siku digunakan untuk
memberi tanda atau garis agar dalam pemotongan kayu dapat membentuk sudut
90° dan saat pemasangan bisa lurus dan rapi.

6. Meter Tangan
Digunakan untuk mengukur benda kerja yang lebih panjang. Gunakan meteran
dengan pita yang terbuat dari baja supaya tahan lama. Dan bila tidak dipakai pita
tersimpan di kotaknya.

26
7. Gergaji
Ada 2 jenis gergaji sesuai fungsi dan penggunaanya, yaitu : Gergaji potong dan
gergaji belah. Gergaji potong digunakan untuk memotong atau memutus serat kayu.
Mempunyai ciri sudut ketajaman 45° dan gilaran bolak-balik. Sedangkan gergaji
belah digunakan untuk membelah kayu yang sejajar serat. Gergaji belah ada
bentangnya dan mempunyai ciri ketajaman 60°.

8. Pensil
Pensil biasanya menggunakan pensil khusus untuk tukang dengan bentuk arangnya
lebih besar. Pensil dan penggaris digunakan untuk memberi tanda atau garis pada
bidang-bidang kayu yang kecil sebagai tanda pemotongan atau pelubangan.

9. Linggis
Linggis adalah suatu alat yang terbuat dari batang logam yang kedua ujungnya
memipih, dengan salah satunya melengkung. Diujung-ujungnya terdapat sela
berbentuk huruf “V” yang sering digunaka untuk mencabut paku.

Bahan yang digunakan


1. Paku

27
2. Benang

3. Papan Kayu

4. Balok Kayu Gelagar

5. Balok Kayu Siri-Siri

6. Kayu Usuk

7. Multiplek

28
2.5.4 Langkah Kerja
1. Pakailah pakaian lengkap bengkel.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
4. Gunakan sepatu Sefty untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.
5. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
6. Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan perhatian pada pekerjaan.
7. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.
8. Pasang papan landasan untuk scaffolding dan plat tangga pada posisi bordes.
9. Pasang scaffolding dan pastikan scaffolding tegak lurus menggunakan unting-unting.
10. Pasang gelagar di atas scaffolding, lalu kunci atau paku gelagar tersebut di
scaffolding.
11. Setelah gelagar terpasang, pasang siri-siri di gelagar yang sudah dipasang. Ukur
elevasi bagian bawah dan rencana bordes.
12. Pasang multiplek, lalu paku multiplekdi balok siri-siri yang sudah terpasanh tadi, lalu
pasang cetakan bordes bagian samping bawah.
13. Ukur acuan perancah untuk ketebalan plat, setelah itu pasang unting-unting. Setelah
dapat titiknya, ukur jarak datar tangga.
14. Pasang gelagar untuk plat tangga, lalu pasang tiang perancah. Setelah gelagar dan
acuan terpasang, pasang multiplek.
15. Pasang multiplek untuk cetakan samping kiri dan kanan plat tangga. Setelah itu
pasang skor atau pengaku agar saat pengecoran ukuran acuan tidak berubah.
16. Yang terakhir buat dan pasang cetakan untuk anak tangga, setelah itu pasang skor
atau pengaku di bagian tengah plat tangga.

2.5.5 Hasil Kerja

29
30
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Baik buruk dari pekerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari
mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti
kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan, dan juga
dapat mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang
tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang
cukup tentang acuan dan perancag. Dengan kegiatan ini mahasiswa dapat mengerti hal-hal
baru yang berkembang dalam proyek, mendapatkan pengalaman, dapat memahami situasi
nyata di lapangan, dan mengetahui aplikasi mata kuliah yang telah diajarkan.

2.2 Saran
Jika mahasiswa tidak melakukan praktikum secara langsung sebaiknya tiap-tiap
dosen mata kuliah secara khusus dan tersendiri menjelaskan kepada mahasiswa tiap-tiap
job yang diberikan, sehingga mahasiswa juga dapat mengetahui dan memahami job-job
tersebut meskipun tidak secara langsung melakukannya. Sekian dan Terima kasih.

31
DAFTAR PUSTAKA

https://youtu.be/rgKWkenzy0

https://youtu.be/YkNqohh2U
https://rachmantsaputra95.blogspot.com/2019/02/contoh-laporan-perancah-
lengkap.html?m=1
https://tautekniksipil.blogspot.com/2018/10/laporan-acuan-perancah.html?m=1

32
LAMPIRAN

33

Anda mungkin juga menyukai