Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat nya,sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan praktek dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. penulisan laporan praktek ini merupakan salah satu syarat yang digunakan
untuk acuan penilaian dalam mata kuliah Acuan dan Perancah I yang bertempat pada Lab.
Konstruksi.

Pada kesempatan kali ini saya menulis laporan praktek yang didalamnya membahas tentang
job-job yang telah dilaksanakan pada praktek Acuan dan Perancah I seperti,bouplank/papan
duga,Acuan dan Perancah kolom,Acuan dan Perancah kolom,pengaplikasian bouplank.serta
Teknik-Teknik pembongkaran Acuan dan Perancah.

Laporan Praktek ini saya akui masih banyak kekurangan. Baik dari segi isi maupun teknik
penulisan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penting untuk
penyempurnaan laporan ini.

Kupang,05 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Bab 1
pendahuluan....................................................................................................................3

Bab 2
pembahasan......................................................................................................................8

Bab 3 Perhitungan
bahan..........................................................................................................14

Bab 4
penutup .........................................................................................................................17

Daftar
lampiran..........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung, jembatan
maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunannya terbuat dari beton.
Beton merupakan struktur utama pada suatu bangunan yang terdiri dari campuran
semen, air, pasir, dan agregat kasar,  yang berfungsi untuk menopang beban yang
terjadi. Pada awalnya beton merupakan bahan yang elastis, tetapi setelah umur
tertentu akan mengeras dan mempunyai kekuatan tertentu pula, sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan suatu alat bantu
yang biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah/Bekisting/ Form Work
yang berupa cetakan, atau suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang
berfungsi untuk mendapatkan suatu konstruksi beton yang diinginkan sesuai dengan
porsinnya sebagai bangunan pembantu. Acuan Perancah bersifat sementara yang
harus kuat   dan kokoh, namun mudah dibongkar agar tidak menimbulkan kerusakan
pada beton.
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari
mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian
seperti kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan,
dan juga dapat mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang
ahli di bidang tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai
pengetahuan dasar yang cukup tentang acuan dan perancah.

(gambar 1.1 pengerjaan bekisting)

1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikun acuan dan perancah adalah sebagai berikut:
1. Menyelesaikan target materi perkuliahan semester tiga untuk kelas TPJJ C
jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Kupang
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori tentang pekerjaan beton
yang mana harus menggunakan acuan ataupun perancah.
3. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pekerjaan acuan dan perancah
secara nyata seperti pada kenyataan yang terdapat dilapangan
4. Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengerti manajemen waktu, biaya, dan mutu
dalam pekerjaan beton khususnya pada bagian pekerjaan acuan dan perancah.

1.3 Landasan Teori


Pengertian dan Fungsi
Acuan dan perancah adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara
yang berupa mal / cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah dari
bentuk beton yang dikehendaki. Acuan berfungsi sebagai konstruksi
yang diinginkan, Sedangkan Perancah berfungsi sebagai pembantu
memperkuat bentuk konstruksi. Acuan perancah memiliki beberapa
fungsi, yaitu :
 Memberikan bentuk kepada konstruksi beton
 Dapat mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan
 Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras
dan mampu memikul beban sendiri maupun beban luar
 Mencegah hilangnya air semen ( air pencampur ) pada saat pengecoran
 Sebagai isolasi panas pada beton

( gambar 1.2 praktek acuan dan perancah)

. Syarat - Syarat Acuan Perancah


1) Kuat
Didalam pekerjaan ini beban-beban beton yang berada pada bekisting dan beban
lain yang dipikul oleh bekisting itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu
acuan perancah yang kuat untuk dapat memikul beban yang diterimanya.
2) Berat Hidup
Cetakan harus sanggup menahan beban hidup, yaitu : baik orang yang sedang
mengerjakan beton tersebut, Vibrator, dan adanya kemungkinan terjadinya suatu
Gempa atau Retakan.
3) Mudah Dibongkar
Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya bersifat
sementara, dan  hal ini menyangkut efisiensi kerja, yaitu tidak merusak beton
yang sudah jadi dan acuan perancahnya dapat digunakan berkali-kali.
4) Ekonomis dan Efesien
Didalam pembuatan acuan dan perancah tidak perlu bahan yang terlalu bagus,
namun jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita harus
membuat acuan dan perancah sehemat mungkin dengan tidak mengurangi mutu
dari bekisting dan didalam pembongkarannya acuan dapat digunakan kembali
sehingga menghemat biaya.
5) Rapat
Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses pengecoran.
Karena apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka adukan yang kita
pakai tadi akan keluar dan akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus
karena pasta semen keluar dari bekisting.
6) Rapi
Rapi dalam penyusunan sehingga bisa enak dilihat dengan kasat mata dan
mudah dalam penyusunan dan pembongkaran.
7) Bersih
Untuk mendapatkan hasil yang baik cetakan harus bersih apabila cetakan tidak
bersih, maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk
ke dalam adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton dan apabila
kotoran tidak naik maka kotoran tersebut akan melekat pada bagian bawah
beton sehingga sulit untuk dibersihkan.

Kerugian - Kerugian Acuan Perancah


1) Perubahan Geometrik
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan
rencana, misalkan : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku,
akibatnya akan mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan
pekerjaan finishing lagi.
2) Penurunan Mutu Beton
Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan air
yang diikuti semen tadi keluar sehingga mutu / kekuatan beton menjadi
berkurang.
3) Perubahan Dimensi
Terjadinya perubahan ukuran dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya jika
terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya.
Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya
lagi hal ini akan menghambat pekerjaan yang lainnya

( gambar 1.3 pengerjaan acuan dan perancah pada bangunan)


BAB II
PEMBAHASAN

JOB I : Pemasangan Bowplank / Papan Duga


1) Pengertian Dasar :
Bowplank adalah papan yang dipakai untuk pedoman sementara dari dasar bangunan,
ketinggian bangunan ,letak bangunan agar sesuai dengan rencana. Wujud dari
bowplang adalah lembaran papan yang diratakan salah satu sisinya. Kemudian papan
tersebut dipakukan pada tiang-tiang yang telah ditancapkan pada tempat nya dengan
ketinggian yang telah ditentukan. Pembuatan bowplang biasanya dilakukan setelah
observasi lapangan dan setelah dilakukan

( gambar 2.1 bouplank)

Syarat pembuatan bowplank yaitu :


a. Harus kuat dan kokoh
b. Jarak antara bowplang dengan dinding kerja tidak terlalu rapat
c. Bowplang harus berhadapan dengan bangunan
d. Semua elevasi harus sama
2) Alat dan bahan :
 Alat
1) Palu
2) Gergaji potong
3) Alat ukur
4) Waterpass ( timbang air)
5) Siku
6) Benang
7) Unting-unting
 Bahan
1) Tiang bowplang (5/7)
2) Balok bowplang (5/7)
3) Paku 7 cm

3) Langkah Kerja :
1) Persiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
2) Tancapkan patok kecil pada titik A, B, C dan D masing – masing dengan jarak 3m
dari batas tanah (sesuai grs sepadan bangunan).
3) Dirikan tiang – tiang papan duga dengan jarak 80cm dari as bangunan paling tepi
dengan jarak masing – masing tiang 3m.
4) Tentukan ketinggian piel lantai ( 0.00 ). Dan pindahkan ketinggian tsb ke salah
satu tiang papan duga dengan menggunakan selang.
5) Tambahkan ukuran piel dengan 30 cm, dan levelkan ke tiang papan duga yang
lain.
6) Rangkaikan papan yang telah diketam rata pada bagian tebalnya, ke tiang papan
duga.
7) Menentukan as bangunan pada papan duga dengan bantuan benang dan unting –
unting.
8) Membuat sudut siku pada masing – masing sudut bangunan.
9) Memberi tanda as bangunan, ketinggian papan duga thd 0.00 dengan meni.

: Job II Acuan Kolom


A. Pengertian Dasar :
Fungsi dari kolom adalah untuk meneruskan beban yang berada di atasnya dan
meneruskannya ke pondasi.
( gambar 2.2 acuan kolom)

a) Bentuk penampangan kolom:


1) Bujur sangkar
2) Empat persegi panjang
3) Lingkaran
4) Segi banyak
Konstruksi dari pada acuan ini bermacam bentuk dan ukurannya, disesuaikan dengan
beban yang berada di atasnya dan dari segi estetika.
b) Syarat-syarat Acuan Kolom, yaitu:
1) Tegak
2) Posisi tepat/As
3) Bagian–bagian dari Acuan Kolom

o Papan Acuan
Papan acuan dapat terbuat dari multiplek atau papan acuan. Apabila menggunakan
papan, maka sebaiknya penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar atau
memanjang sesuai dengan lebar kolom yang kita kehendaki. Jika menggunakan
plywood, maka penyambungan dengan arah melebar tidak diperlukan.
o Klem-klem Perangkai
Penyambungan papan dengan arah melebar dapat dilakukan dengan menggunakan
klem dari sisa-sisa potongan kayu yang masih cukup panjangnya dengan lebar papan
yang akan disambung. Sedangkan jarak klem-klem perangkai tergantung dari
besarnya penampang kolom yang akan dibuat.
o Papan Penjepit Dinding
Papan ini dipasang sesuai dengan jarak klem yang dibuat. Papan terpasang satu
dengan yang lainnya pada tiang yang telah dipasang. Fungsi papan penjepit adalah
agar papan cetakan tidak pecah ketika beton di cor dan dipasang dengan jarak 40 – 65
cm.

c) Penyetelan Acuan Kolom


Apabila semua sudah siap, maka semua bahan acuan disiapkan di tempat yang akan
dipasang cetakan. Pertama-tama dinding yang telah dirangkai satu sama lain
dipakukan pada ketiga sisinya dan apabila terjadi menggunakan tulangan, maka
tulangan dipasang dan kerangka acuan dirangkai. Agar kolom tegak dan kokoh,
digunakan Rapid Clamp atau Plat Clamp. Namun sebelumnya cek dulu menggunakn
unting-unting agar benar-benar pada posisi tegak dan tepat as.
B. Alat dan bahan :
 Alat
1) Palu
2) gergaji potong
3) alat ukur
4) waterpass ( timbang air)
5) Siku
6) Benang
7) unting-unting

 Bahan
1) Kayu ukuran 5/7
2) Multiplek 9mm

C. Langkah kerja :
Dalam praktikum ini kolom yang di gunakan adalah kolom jadi yang sudah dicetak atau
dirakit sebelumnya. Jadi dalam pengerjaannya tidak ada proses perakitan. Jadi langkah
pengerjaan yang dilaksanakan adalah:
1) Pemilihan acuan kolom yang sama ukuran sisinya serta ukuran tingginya.
2) Penempatan acuan ke lantai kerja yang sudah disiapkan.
3) Pemeriksaan ketepatan posisi acuan terhadap titik kolom.
4) Pemasangan pengaku diagonal.

JOB III: Acuan Balok


A. Pengertian Dasar :
Balok adalah salah satu elemen konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan
beban lantai atau tembok ke kolom.
Syarat-syarat Acuan Balok:
1) Ketepatan posisi/as
2) Elevasi
3) Kedataran

( gambar 2.3 acuan balok)

B. Alat dan bahan


 Alat
1) Palu
2) gergaji potong
3) alat ukur
4) waterpass ( timbang air)
5) siku
6) benang

 Bahan
1) Papan ukuran 3/20
2) Kayu ukuran 5/7

C. Langkah kerja
1) Perhitungan bahan
2) Pemotonngan bahan sesuai ukuaran pada gambar kerja
3) Perakitan acuan balok
4) Pembuatan tiang perancah
5) Peletakan acuan diatas kolom yang sudah dipasang
6) Perakitan diatas kolom

JOB IV PENGAPLIKASIAN KERJA BOUPLANK


Dasar Teori
Papan duga adalah suatu acuanatau pedoman yang dibuat dan dipakai untuk
menentukan ukuran bangunan ( gedung ).Ukuran yang dimaksud adalah ukuran
kearah mendatar misalnya jarak as fondasi/dinding kea rah vertikal,misalnya
kedalaman fondasi,ketinggian lantai,ketinggian kuda-kuda dan sebagainya.Papan
duga merupakan pekerjaan pendahuluan sebelum bangunan dibuat dan
keberadaannya hanya sementara,sehingga setelah bangunan berdiri atau sudah tidak
difungsikan lagi papan duga tersebut dibongkar.

Alat dan Bahan

1) Waterpass selang
2) Unting-unting
3) Palu
4) Gergaji
5) Paku 7 cm
6) Meter
7) Kayu bulat
8) Linggis

Langkah Kerja

1) Pilihlah dan kalkulasikan kebutuhan bahan yang diperlukan


2) Persiapkan bahan tersebut serta alat yang diperlukan
3) Tancapkan kayu bulat pada tiga titik
4) Dirikan tiang-tiang kayu bulat,jarak antara tiang adalah satu meter.Jumlah tiang
yang didirikan sebanyak 3 buah
5) Kemudian pasang sekur
BAB III
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari
mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti
kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan, dan juga dapat
mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut
harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup
tentang acuan dan perancah
Dengan kegiatan ini, mahasiswa dapat mengerti hal-hal baru yang berkembang dalam
proyek, mendapatkan pengalaman, dapat memahami situasi nyata di lapangan, dan
mengetahui aplikasi mata kuliah yang telah diajarkan.
B. Saran
 Sebaiknya Praktek yang dilakukan Mahasiswa harus memperhatikan K3.
 Pada saat praktek diharapkan agar dosen instruktur cukup satu, tidak lebih.
Karena pada saat praktek kami sebagai mahasiswa binggung mau menerima
arahan kerja dari dosen instruktur yang mana. sebab masing-masing dengan
pemahaman yang berbeda.
DAFTAR LAMPIRAN
( Gambar pengerjaan acuan dan perancah)

Anda mungkin juga menyukai