KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
limpahan berkah dan rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat kami selesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum selama melakuan praktik kerja
bengkel perancah.
Terwujudnya laporan ini juga berkat adanya bantuan dari Bapak/Ibu dosen
pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk kami
mulai dari tahap persiapan praktikum sampai penyusunan laporan ini selesai.
Selain itu, terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan semangat
dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
terutama pada jurusan Teknik Sipil.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibuat baik berupa
Gedung jembatan maupun bangunan lainnya mayoritas terbuat dari beton.
Beton merupakan strukrut utama suatu bangunan yag berfungsi untuk
menopang beton yang terjadi. Pada awalnya beton merupakan bahan yang
elastis, setelah umur tertentu akan mengeras sehingga dapat berfungsi
sebagai mana mestinya.
Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan
suatu alat bantu yang biasa dikenal dengan sebutan acuan dan perancah atau
bekinsting atau farmwork yang berupa cetakan, atau konstruksi. Sementara
dari suatu bangunan yang berfungsi untuk mendapatkan suatu konstruksi
beton yang diinginkan sesuai dengan porsinya sebagai bangunan pembantu.
Acuan perancah bersifat sementara yng harus kuat dan kokoh, namun mudah
dibongkar agar tidak menimbulkan kerusakan pada beton.
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi
hasil akhirdari mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat
menimbulkan kerugianseperti kehilangan material, perubahan dimensi beton,
perubahan struktur bangunan, dan juga dapat mempengaruhi keselamatan
pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut harus
mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuandasar yang
cukup tentang acuan dan perancah.
BAB II
DASAR TEORI
2. Berat hidup
Cetakan harus mampu menahan beban hidup, baik orang yang sedang
mengerjakan beton tersebut vibrator dan adanya kemungkinan terjadinya
suaru gempa dan retakan.
3. Mudah dibongkar
Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya
bersifat sementara dan hal itu menyangkut efisiensi kerja yaitu tidak
merusak beton yang sudah jadi dan acuan perancah.
5. Rapat
Kerapatan suatu bekinsting sangat dipengaruhi didalam proses
pengecoran. Karena apabila bekinsting yang kita pakai akan keluar dan
akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena pasti semen
keluar dari bekinsting.
6. Rapi
Rapi dalam penyusunan sehingga bisa elok dipandang dan mudah
dalam pemasangan dan penyusuran.
7. Bersih
Untuk mendpatkan hasil yang baik maka cetakan harus bersih. Apabila
cetakan tidak bersih. Maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin
akan naik atau masuk kedalam adukan beton sehingga akan mengurangi
mutu beton. Apabila kotoran tidak naik maka kotoran tersebut akan melekat
pada bagian bawah beton sehingga sulit untuk dibersihkan.
2. Klem perangkai
Klem berfungsi sebagai bahan penyambung papan acuan serta sebagai
bahan pengaku acuan. Klemdapat terbuat dari papan, seperti halnya papan
acuan. Klem cukup menggunakan papan sisa yang masih cukup Panjang
dengan lebar papan yang disambung.
4. Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada
serta dapat berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dan acuan.
Gelagar terbuat dari bahan kayu berukuran balok maupun papan. Gelagar
dipasang pada tiang bagian atas sebagai dengan tepi lalu kemudian
gelagar bagian tengah. Gelagar bagian tepi dianggap sebagai papan duga
terhadap gelagar bagian tengah. Jarak pemasangan gelagar tergantung
dari ukuran penampang bahan gelagar, beban yang dipikul serta ketebalan
papan acuan.
2. Bahan
Tabel 2. Bahan
No Nama Bahan Manfaat / kegunaan
.
1. Paku Berfungsi sebagai penguat dan pegerat
alat penyambung.
Rompi Kerja
Untuk memudahkan terlihat pada
malam hari karena memiliki warna
1. yang terang.
Baju Bengkel
Melindungi badan dari suhu panas
percikan api, sengatan listrik dan lain
2. sebagainya.
Helm Safety
Melindungi kepala dari benturan dari
3. benda tajam ataupun benda berat
yang dapat melukai kepala.
Sepatu Safety
Melindungi kaki dari benda tajam dan
4. melindungi diri agar tidak mudah
tergelincir atau terpeleset.
Sarung Tangan
Masker
Melindungi alat pernapasan dan debu-
6. debu kasar maupun halus, racun, dan
lain-lain
BAB III
JOB PRAKTIKUM
3.1.1 Tujuan
1. Instruksi Umum
Abutment atau kepala jembatan adalah bagaian bangunan pada
ujung-ujung jembatan, selain sebagai pendukung bagi bangunan atas
abutment juga berfungsi sebagai penahan tanah. Dalam proses
pembuatannya diperlukan bantuan acuan dan perancah sebagai patokan
bentuk dan ukuran dari abutment ini sendiri. Jadi acuan dan perancah
harus dapat menahan berat baja tulangan, adukan beton yang dicorkan,
pekerja-pekerja pengecor beton dan lain sebagainya, sampai beton
mengeras, sehingga dapat menahan berat sendiri dan beban kerja.
Bahan yang biasanya dipakai sebagai acuan dan perancah biasanya
adalah kayu dengan kualitas yang bagus, ataupun plat baja. Pastikan acuan
dan perancah dirangkai dengan cukup baik dan telah dibentuk sesuai
desain abutment yang diinginkan. Pada proses perangkaiannya, lakuakn
dengan hati hati agar tidak merusak alat dan bahan yang dipakai,
khususnya acuan dan perancah abutment itu sendiri.
2. Keselamatan Kerja
1) Menggunakan APD secara lengkap
2) Mengikuti petunjuk kerja
3) Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
4) Fokus pada saat melakukan pekerjaan
5) Mampu membedakan alat yang akan digunakan disetiap pekerjaan
6) Setelah menggunakan alat , kembalikan ketempat semula secara rapih
7) Tetap mematuhi protokol kesehatan
1. Meteran
2. Pensil
1. Balok
3. Geregaji kayu
Balok salah satu bahan untuk
pembuatan perancah
Untuk memotong atau membelah
kayu
2. Papan
3. Multipleks
Kayu lapisan atau multiplex sejenis
papan pabrikkan yang terdiri dari
lapisan kayu yang di rekatkan
bersama sama
4. Paku
Paku adalah logam keras berujung
runcing yang digunakan untuk
melekatkan 2 bahan dengan
JURUSAN TEKNIK SIPIL
menembus keduanya
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Bagian
Multipleks 1 buah Depan
Abutment
Bagian
Multipleks 2 buah Belakang
Abutment
Bagian
Kanan dan
Multipleks 2 buah
Kiri
Abutment
Bagian
Multipleks 2 buah Kepala
Abutment
Bagian
Multipleks 1 buah Kepala
Abutment
Bagian
Multipleks 1 buah Kepala
Abutment
Bagian
Multipleks 1 buah Kepala
Abutment
Bagian
Multipleks 2 buah Kepala
Abutment
Bagian
Multipleks 2 buah Kepala
Abutment
Papan
Papan
Support
Nama Bahan
Jumlah Orderan
Paku Secukupnya
3.1.7 Dokumentasi
1. Alat yang digunakan pada pembuatan abutment yaitu gergaji, meteran, pensil,
waterpass, klem penjepit, palu, gurindam. Sedangkan bahan yang digunakan
diantaranya paku, balok, dan multipleks
2. Dalam membuat suatu abutment jembatan yang paling penting kita harus
ketahui adalah bagaimana agar kita dapat mengefesiensikan bahan yang
digunakan.
3. Dalam membuat abutment diusahakan multiplex dan klem rapat agar dudukan
beton sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
3.2.1 Tujuan
1. Instruksi Umum
2. Keselamatan Kerja
1. Meteran
2. Pensil
3. Geregaji kayu
4.
4.
4.
4. Untuk memberikan tumpuan
4. kepada benda atau untuk memaku
4.
4.
4.
Palu
1. Balok
2. Papan
3. Multipleks
Kayu lapisan atau multiplex sejenis
papan pabrikkan yang terdiri dari
lapisan kayu yang di rekatkan
bersama sama
4. Paku
Paku adalah logam keras berujung
runcing yang digunakan untuk
melekatkan 2 bahan dengan
menembus keduanya
Nama
Gambar Jumlah Kegunaan
Bahan
Telapak
Multipleks 4 buah
Pilar
Telapak
Multipleks 1 buah
Pilar
12
Papan Perancah
batang
Nama Bahan
Jumlah Orderan
Paku Secukupnya
5. Merakit perancah pilar dengan menambah 2 balok secara vertikal pada bagian
depan badan pilar.
6. Menandai letak papan pada dua balok tadi agar rata dengan bagian atas
pondasi pilar.
7. Menambah papan pada balok vertikal di atas papan yang telah dipaku dengan
memberikan jarak antar papan.
3.2.7 Dokumentasi
1. Dalam pengerjaan pilar jembatan, alat yang digunakan antara lain: palu,
gergaji, meteran, pendsil dan mistar siku. Adapun bahan yang digunakan, yakni
4 2
multipleks ukuran 18mm (tebal), balok , papan , serta paku secukupnya.
6 20
2. Dalam pengerjaan pilar jembatan diawali dengan pembuatan pilecup, lalu
kolom pilar, kepala pilar, dan kemudian disatukan.
3. Dalam membuat suatu perancah pilar jembatan diperlukan multipleks sebanyak
4 2
3 lembar, balok sebanyak 10 batang, dan papan sebanyak 3 lembar.
6 20
3.3.1 Tujuan
2. Keselamatan Kerja
1) Menggunakan APD yang lengkap
2) Mengikuti petunjuk dan arahan kerja
3) Fokus saat melakukan pekerjaan
4) Menggunakan alat sesuai fungsinya
5) Meletakkan alat dan bahan ditempat yang aman
1. Meteran
2. Pensil
3. Geregaji kayu
4. Palu
5.
1. Balok
2. Papan
3. Multipleks
Kayu lapisan atau multiplex sejenis
papan pabrikkan yang terdiri dari
lapisan kayu yang di rekatkan
bersama sama
4. Paku
Paku adalah logam keras berujung
runcing yang digunakan untuk
melekatkan 2 bahan dengan
menembus keduanya
250cm
Acuan
Multipleks 4 buah
Balok
250cm
Acuan
Multipleks 2 buah
Balok
16
Balok Perancah
potong
Nama Bahan
Jumlah Orderan
Paku Secukupnya
Sketsa Pemotongan
7. Pada pemasangan papan tidak boleh melebihi dan kurang dari patokan benang
yang sudah dipasang (landasan dalam perataan pemasangan balok).
8. Memasang gelagar diatas perancah yang telah dibuat dengan salah satu
ujung gelagar bertumpuh pada balok melintang serta ujung yang lain
bertumpuh pada abutment . Gelagar dipasang masing –masing 2 buah pada
setiap abutment sehingga salah satu ujungnya bertemu pada bagian tengah
balok melintang.
3.3.7 Dokumentasi
1. Dalam pembuatan gelagar alat yang digunakan antara lain mesin pemotong
multipleks dan balok gergaji, pensil dan meteran, sedangkan bahan yang
digunakan yaitu multipleks balok papan dan paku secukupnya.
2. Proses pengerjaan acuan gelagar diawali dengan memotong bahan lalu
dirangkai sebelum dipasang pada abutment dan pilar terlebih dahulu dibuat
perancah sebagai penopang
3.4.1 Tujuan
1. Instruksi Umum
1) Mengikuti semua petunjuk yang diberikan oleh instruktur
2) Memperhatikan keselamatan kerja
3) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
4) Menggunakan waktu seefisien mungkin
5) Tetap menjaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku
2. Keselamatan Kerja
1) Menggunakan alat pelindung diri yang lengkap
2) Mengkonsultasikan pekerjaan yang dilakukan kepada instruktur
3) Menggunakan alat sesuai fungsinya
4) Meletakkan alat ditempat yang tepat
3.4.3 Alat dan Bahan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum kerja acuan dan perancah, ada beberapa jenis
pekerjaan praktikum yang dilakukan, antara lain pembuatan perancah
abutment jembatan, perancah pilar jembatan, perancah gelagar jembatan,
4.2 Saran
1. Sebaiknya setiap praktikum selalu berada dibawah pengawasan
instruktur.
2. Utamakan konsentrasi dalam bekerja
3. Utamakan keselamatan kerja, gunakan alat pelindung diri secara
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hms31pnup.com/2020/10/saoraja-e-library_27.html
https://drive.google.com/drive/folders/1dHuooHrSF-yRRa1NmQLKjU0a00024lhl