Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku mahasiswa dan mahasiswi D-IV Teknik
Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Acuan Perancah ini. Segala hambatan dan rintangan yang kami alami dalam
proses penyusunan makalah ini telah menjadi sebuah pelajaran bagi kami untuk meningkatkan
kinerja dan kesolidaritasan kelompok kerja sehingga laporan ini diharapkan dapat menjadi laporan
yang baik.
Keberhasilan penyusunan laporan ini merupakan kinerja keras kelompok kami yang tentunya
tidak lepas dari pengarahan beberapa pihak. Tidak lupa kami menyampaikan terimakasih kepada
Pak Munarus selaku dosen kami.
Kami harapkan laporan ini dapat membantu para pembaca untuk mengerti tentang
perencanaan bekisting. Selain itu kami harap laporan ini dapat menjadi jendela kecil bagi kalangan
pembaca lebih luas. Tetapi kami juga menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang
Maha Esa, untuk itu kami selalu menerima kritik dan saran membangun bagi majunya laporan ini.

Surabaya, 14 September 2018

Kelompok 9

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB 1 Pendahuluan...................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat.................................................................................................................................. 4
BAB II Isi ....................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Acuan Perancah ................................................................................................... 5
2.2 Fungsi dari Acuan dan Perancah antara lain : ....................................................................... 5
2.3 Syarat-syarat Acuan dan Perancah antara lain : .................................................................... 5
2.4 Hal Hal yang Harus Direncanakan : ...................................................................................... 5
2.5 Beban-beban yang Harus Direncakan : ................................................................................. 5
2.6 Rumus Perhitungan yang Digunakan Dalam Acuan dan Perancah ...................................... 6
2.6 Pengertian Multipleks ........................................................................................................... 6
2.7 Kelebihan Multipleks ............................................................................................................ 6
2.8 Kelemahan Multipleks .......................................................................................................... 6
BAB III Data dan Analisis Data .................................................................................................. 6
3.1 Konstruksi Lantai .................................................................................................................. 7
3.2 Perhitungan Kekuatan Multiplek ........................................Error! Bookmark not defined.
3.3 Perhitungan Balok Melintang (Balok A) .............................................................................. 7
3.4 Perhitungan Balok Memanjang (Balok B) ...........................Error! Bookmark not defined.
3.5 Perhitungan Kebutuhan Material Multiplek .......................................................................... 9
3.6 Perhitungan Kebutuhan Material Balok ...............................Error! Bookmark not defined.
BAB IV Gambar ......................................................................................................................... 10
BAB V Kesimpulan ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 2


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bekisting merupakan sarana yang digunakan untuk mencetak beton. Material bekisting
bisa berupa kayu lapis/multiplek, balok kayu, alumunium dan baja. Meskipun bekisting
memiliki banyak komponen pendukung, namun pada kondisi di lapangan sering kali
ditemukan adanya kegagalan bekisting akibat kurangnya perhatian pada saat perencanaan
dan pelaksanaan. Runtuhnya konstruksi bekisting dapat disebabkan oleh kurangnya stabilitas,
beban lebih terhadap konstruksi bekisting, kurangnya keahlian, material sudah usang,
tumbukan, hentakan dan getaran saat berlangsungnya pengecoran beton. Runtuhnya
bekisting dapat membuat pekerjaan konstruksi tertunda, kerugian materi bahkan hilangnya
nyawa. Untuk menghindari terjadinya kegagalan bekisting akibat beban – beban yang
bekerja dan faktor lainya, maka sebuah konstruksi bekisting harus memenuhi syarat
kekuatan, kekakuan dan stabilitas. Bekisting dikatakan kuat apabila saat menerima beban –
beban yang bekerja material bekisting tidak patah. Kekuatan bekisting menjadi komponen
utama dalam menghasilkan kualitas dimensi struktur yang sesuai dengan rencana. Bekisting
dikatakan kaku, apabila saat menerima beban – beban yang bekerja material bekisting tidak
berubah bentuk. Bekisting juga harus stabil, agar saat menerima beban bekisting tidak
runtuh. Syarat ini harus dipenuhi mengingat bekisting adalah pekerjaan yang dilakukan
berulang – ulang pada bangunan bertingkat serta memerlukan biaya yang besar untuk
membuatnya. Pemilihan sistem bekisting juga merupakan suatu keputusan yang penting pada
proyek bangunan bertingkat karena dapat mempengaruhi keselamatan dan kualitas
konstruksi. Saat ini bekisting semi sistem yang merupakan perkembangan dari bekisting
konvensional mulai banyak dipilih oleh kontraktor guna mendapatkan konstruksi yang
berkualitas dan aman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Gambar rencana acuan bekisting plat
2. Hitung kekuatan multiplek
3. Hitung Jarak perkuatan acuan dan posisi
4. Rencanakan gambar perkuatan multiplek
5. Hitung kekuatan konstruksi dan kebutuhan material
1.3 Tujuan
Untuk mempelajari cara merencanakan suatu bekisting plat dengan material multiplek
ukuran 15 mm, menghitung kekuatan multiplek, menghitung jarak perkuatan acuan dan posisi,
menghitung kekuatan konstruksi dan kebutuhan material, dll.

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 3


1.4 Manfaat
1. Mampu merencanakan struktur bekisting yang aman, sehingga dihasilkan struktur beton
yang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi yang direncanakan.
2. Memahami pentingnya perencanaan dan pelaksanaan konstruksi bekisting yang matang
terhadap kualitas beton yang dihasilkan

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 4


BAB II
ISI
2.1 Pengertian Acuan Perancah
Acuan dan perancah (formwork / bekisting) adalah suatu bagian dari konstruksi
pembangunan yang bersifat sementara dan berfungsi membuat beton sesui dengan bentuk
yang diinginkan, dikatakan sementara karena pada akhirnya akan dibongkar apabila beton
sudah selesai. Acuan adalah cetakan yang di bentuk untuk mendapatkan hasil cetakan yang
di inginkan. Perancah adalah tiang-tiang atau gelagar yang di fungsikan sebagai penahan
agar cetakan tidak berubah bentuk dan tidak berpindah posisi. Acuan berfungsi sebagai
bentuk konstruksi yang diinginkan, sedangkan perancah berfungsi sebagai pembantu
memperkuat dan memperkaku bentuk konstruksi.
2.2 Fungsi dari Acuan dan Perancah antara lain :
1. Memberi bentuk pada kontruksi beton
2. Menopang beton sebelum terbentuk secara sempurna, dan memikul beban untuk
sementara
3. Mencegah hilangnya air semen (air pencampur) pada proses pengecoran
4. Sebagai wadah isolasi panas pada beton

2.2 Syarat-syarat Acuan dan Perancah antara lain :


1. Cetakan harus kuat
2. Cetakan harus kaku
3. Cetakan harus bersih
4. Mudah dibongkar
5. Ekonomis
6. Cetakan harus rapat
7. Hasil akhir atau finishing
8. Syarat tegangan, harus lebih kecil dari tegangan ijin
9. Syarat lendutan, harus lebih kecil dari lendutan ijin

2.4 Hal Hal yang Harus Direncanakan :


1. Papan atau multipleks
2. Balok-balok penunjang
3. Kolom-kolom penunjang

2.5 Beban-beban yang Harus Direncakan :


1. Berat multipleks itu sendiri = tebal papan x berat volume papan
2. Berat beton yang dipikul = tebal beton x berat volume papan
3. Beban pelaksanaan = sekitar 100-150 kg/m2

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 5


2.6 Rumus Perhitungan yang Digunakan Dalam Acuan dan Perancah
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Tebal papan (tp)
2. Tebal plat beton (tb)
3. Jarak balok-balok penumpu (L)

Beban yang dipikul :


1. Berat papan = tp x 400 Kg/m2
2. Berat beton = tb x 2400 Kg/m2
3. Beban pelaksanaan = 100-150 Kg/m2

Momen yang Terjadi


1. MIX = (1/8) qplat total x L2 (Kg/m)

Kontrol Lendutan
1. (5/384) ( qL4 / EI) Ketika beban terbagi rata
2. (1/48) (P L3 / EI) Ketika beban P ditengah bentang

2.6 Pengertian Multipleks


Multipleks, dilihat dari asal katanya terdiri dari multy dan ply. Kata awalnya adalah
multiply namun di Indonesiakan menjadi multipleks. Multipleks sendiri adalah material
buatan yang terdiri dari beberapa lapisan , yaitu lapisan atas, tengah, danbawah. Lapisan atas
dan bawah berupa veneer atau kulit kayu sedangkan lapisan tengah berupa isian dari kayu.
Jumlah total lapisan multipleks harus selalu ganjil (misal 5,7,9, dan seterusnya)

Pemilihan veneer yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Dipasaran banyak kita
temukan tripleks yang memakai veneer dari Kayu Sungkai misalnya, atau dari kayu jati, atau
dari kayu yang lainnya.

2.7 Kelebihan Multipleks


1. Minim kembang susut, karena penyusunan yang bersilang, sehinggan penyusutan
dapat diminimalisir
2. Tampilan masih seperti kayu, karena berasal dari veneer kayu
3. Bisa mendapatkan papan yang besar dengan ukuran standard 2440 x 1220 mm
4. Ukuran ketebalan bervariasi, mulai dari 9 mm, 12 mm, 15 mm, 18 mm, dan
seterusnya.
2.8 Kelemahan Multipleks
1. Rentan terhadap rayap, dikarenakan bahannya dari kayu.

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 6


BAB III
DATA DAN ANALISA DATA
3.1 Konstruksi Lantai
Dengan data sebagai berikut :
Material Bekisting :
Multiplek :15 mm
Tebal Plat Beton : 10 cm
Balok kayu yang tersedia B) : 5/7 – 400 (Balok A) & 6/12 – 400 (Balok B)
Berat jenis beton basah : 2400 kg/m³ = 0,0024 kg/cm³
Berat jenis multiplek : 400 kg/m³ = 0,0004 kg/cm³
Tegangan ijin lentur kayu : 85 kg/cm2
Beban Pekerjaan : 150 kg/m²
Luas Lantai : 300x300cm
3.2 Perhitungan Kekuatan Multiplek
W = S = 1/6 x b x tebal beton = 166,6666667 cm3
Berat yang dipikul :
- Berat sendiri = berat jenis triplek x tebal tiplek x b = 0,0006 kg/cm
- Berat beton basah = berat jenis beton x tebal beton x b = 0,024 kg/cm
- Berat pekerjaan = berat pekerja / b = 10 kg/cm
Berat total (qu) = 0,0006 kg/cm + 0,024 kg/cm + 10 kg/cm = 10,0246 kg/cm
Mu = (1/8) X qu X L2 = 3132,6875 kgcm
M =SXF = 14166,66667 kgcm
Maka, Mu > M
3.3 Perhitungan Balok Melintang (Balok A)
Direncanakan Balok :
b = 5 cm
h = 7 cm
Berat jenis = 400 kg/m3 = 0.0004 kg/cm3
L perencanaan = 50 cm
Tegangan ijin kayu' = 85 kg/cm2

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 7


W = S = (1/6) x b x h^2 = 40.83333333 cm^3
Beban yang dipikul :
- berat beton basah = 0.024 kg/cm
- berat beton basah = b x h x berat jenis kayu = 0.014 kg/cm
- berat beton basah = 10.0246 kg/cm
Berat Total = 10.0626 kg/cm
Mu = (1/8) x qu x L^2 = 3144.5625 kgcm
M =SxF = 3470.833333 kgcm
Mu < M (DIIJINKAN)
Tegangan rencana = 77.00969388 kg/cm2
Tegangan Ijin = 85 kg/cm2
Tegangan rencana < Tegagan Ijin (DIIJINKAN)
δijin = L/300 = 0.166666667 cm
δ terjadi = (5 x qu x L^4) / 384 x e x I = 0.057298879 cm
δ terjadi < δ ijin (DIIJINKAN)
( Maka jarak antar balok 5/7 50 cm masih diperbolehkan )

3.4 Perhitungan Balok Memanjang (Balok B)


Direncanakan Balok :
b = 6 cm
h = 12 cm
Berat jenis = 400 kg/m3 = 0.0004 kg/cm3
L perencanaan = 75 cm
Tegangan ijin kayu' = 85 kg/cm2
2
W = S = (1/6) x b x h = 144 cm3
Beban yang dipikul ;
- berat balok diatas = 10.0626 kg/cm
- berat sendiri = 0.0288 kg/cm
Berat Total =10.0914 kg/cm
2
Mu = (1/8) x qu x L = 7095.515625 kgcm
M =SxF = 12240 kgcm
Mu < M (DIIJINKAN)
Tegangan rencana = 49.27441406 kg/cm2
Tegangan Ijin = 85 kg/cm2
Tegangan rencana < Tegagan Ijin (DIIJINKAN)
δijin = L/300 = 0.25 cm
δ terjadi = (5 x qu x L^4) / 384 x e x I = 0.048119545cm
δ terjadi < δ ijin (DIIJINKAN)
( Maka jarak antar balok 6/12 75 cm masih diperbolehkan )

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 8


3.5 Perhitungan Kebutuhan Material Multiplek
Tebal Multipleks = 1.5 cm
Dimensi Multipleks = 120 cm x 240 cm
Luas Multipleks = 28800 cm2
Luas lantai = 300 cm x 300 cm
= 90000cm2
Jumlah material = Luas lantai / Luas multipleks
= 90000 cm2 / 28620 cm2
= 3.14 (4 buah)
3.6 Perhitungan Kebutuhan Material Balok
Dimensi Balok Lantai A = Dimensi Balok Lantai B
Dimensi Balok A = 5 cm x 7 cm – 400 cm
Dimensi lantai = 300 cm x 300 cm
L perencanaan = 50 cm
Kebutuhan panjang lantai = Lebar lantai x ((Panjang lantai / Lm) + 1)
= 300 x ((300 cm / 50 cm) + 1)
= 300 x(6 + 1)
= 2100 cm
Jumlah balok A = Kebutuhan panjang lantai / Panjang balok B
= 2100 cm / 400 cm
= 5,25 buah 6 buah
Dimensi Balok B = 6 cm x 12 cm – 400 cm
Dimensi lantai = 300 cm x 300 cm
L perencanaan = 75 cm
Kebutuhan panjang lantai = Lebar lantai x ((Panjang lantai / Lm) + 1)
= 300 x ((300 cm / 75 cm) + 1)
= 300 x (4 + 1)
= 1500 cm
Jumlah balok B = Kebutuhan panjang lantai A / Panjang balok lantai A
= 1500 cm / 400 cm
= 3,75 buah 4 buah

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 9


BAB IV
GAMBAR

Potongan X-X

Potongan Y-Y

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 10


BAB V
KESIMPULAN
• Rekomendasi jumlah multipleks, untuk lantai 300 cm x 300 cm membutuhkan 4 buah
• Rekomendasi jarak untuk balok A dengan ukuran 5/7 adalah 50 cm, membutuhkan 6
buah balok dengan bentang 400 cm
• Rekomendasi jarak untuk balok B dengan ukuran 6/12 adalah 75 cm, membutuhkan 4
buah balok dengan bentang 400 cm

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 11


DAFTAR PUSTAKA
1. http://rafijrin.blogspot.com/2011/02/acuan-dan-perancah.html
2. https://www.scribd.com/doc/316297873/ACUAN-DAN-PERANCAH-1
3. http://www.academia.edu/21702154/Kerja_Acuan_dan_Perancah_I_Politeknik_Negeri_Jakarta

Perencanaan Bekisting Kelompok 9 | 12

Anda mungkin juga menyukai