Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN BAHAN II

NAMA : Magdalena
NIM : 1923716110
PRODI : TPIPP
SEMESTER / KELAS : III

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan aplikasi dari
hal praktek yang telah dilakukan di lapangan dan di laboratorium yang dituangkan dalam
bentuk tulisan guna untuk menjelaskan langkah-langkah, bahan, cara kerja serta semua
yang berkaitan dengan pengujian bahan II.
Ucapan terimakasih tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen pembimbing
praktikum ini yang telah membimbing penulis dalam masa praktikum dan sampai dalam
penyelesaian laporan ini. Dan juga kepada teman teman yang telah bekerja sama
dengan baik selama proses praktikum berlangsung.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan praktikum ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, hal ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan penulis, oleh
karena itu kritik dan sarannya sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini di
masa yang akan datang.semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
penulis sendiri.

Kupang, Desember 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan bangunan yang sering dipilih oleh masyarakat dalam kon struksi bangunan
adalah beton dan kayu. Material-material ini dipilih bukan tanpa alasan, faktanya ada
beberapa keunggulan yang dimiliki oleh kedua material tersebut yang mana tidak
dimiliki material lain.Beton sering digunakan karena kekuatannya yang menjadi
keunggulan dari material ini, sedangkan kayu dipilih masyarakat karena dapat
diperbaharui dan sangat mendukung program ecogreen serta lebih ekonomis
dibanding material lainnya.
Keunggulan beton dilihat dari kekuatan betonnya, oleh karenanya untuk
menghasilkan beton dengan kekuatan yang tinggi diperlukan bahan-bahan yang
berkualitas serta campuran yang baik dan benar.kualitas beton yang baik akan sangat
mendukung keamanan dari segi struktur. Untuk mendukung kekuatan tekan beton,
maka sering ditambah bahan tambah kimia (chemical admixture) yang bertujuan untuk
mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton baik dalam keadaan segar maupun setelah
beton mengeras.
Begitu juga dengan kayu walaupun keunggulan digunakan kayu karena
ekonomisnya tetapi untuk mengasilkan infrastruktur yang aman dan baik perlu
digunakan kayu yang bermutu pula. Kayu yang bemutu tinggi ditinjau dari kadar air,
berat jenis kayu, dan kuat tekan sejajar serat, kuat tarik, kuat geser, dan kuat
lentur.Kualitas kayu dikelompokkan menjadi IV berdasarkan jenisnya. Dalam Praktikum
kali ini kami menguji kayu jenis Mahoni untuk diteliti kadar air dan berat jenisnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kuat
tekan beton dengan komposisi tertentu tanpa tambahan bahan kimia lainnya dengan
nilai fas 0,45 pada umur beton 28 hari serta untuk meneliti mutu kayu jenis
mahoniberdasarkan uji laboratorium dengan analisis SNI 7973 - 2013. Ditinjau dari
kadar air, berat jenis kayu, dan kuat tekan sejajar serat.
1.2 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu agar mahasiswa dapat :
1. Dapat melakukan praktikum pengujian bahan dengan prosedur yang baik dan
benar.
2. Dapat mengetahuil langkah-langkah kerja dalam pengujian beton dan kayu di
laboratorium .
3. Dapat mengetahui karakteristik dan mutu beton serta kayu.
4. Dapat melakukan pengujian secara langsung di laboratorium
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 BETON
2.1.1 Beton
Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan
mudah bahkan oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang
teknologi beton, tetapi pengertian yang salah dari kesederhanaan ini sering
menghasilkan persoalan pada produk, antara lain reputasi jelek dari beton
sebagai material bangunan.Sebagai material komposit, sifat beton sangat
tergantung pada sifat unsur masing – masing serta interaksi mereka.Ada 3
sistem umum yang melibatkan semen, yaitu pasta semen, mortar dan beton.
 Semen + Air → Pasta Semen
 Semen + Air + Agregat halus, misalnya pasir → Mortar
 Semen + Air + Agregat halus + Agregat kasar, misalnya kerikil → Beton
Ketiga system tersebut dapat pula dipandang sebagai model komposit
dengan 2 fase, yaitu fase matriks dan fase terurai. Kadang kala beton masih
ditambah lagi dengan bahan kimiapembantu (admixture) untuk mengubah sifat –
sifatnya ketika masih berupa beton segar (fresh concrete) atau beton keras.
Beton mempunyai kuat tekan yang besar sementara kuat tariknya kecil.Oleh
karena itu untuk struktur bangunan, beton selalu dikombinasikan dengan
tulangan baja untuk memperoleh kinerja yang tinggi. Beton ditambah dengan
tulangan baja menjadi beton bertulang (reinforced concrete) dan jika ditambah
lagi dengan baja prategang akan menjadi beton pra tekan (prestressed
concrete).
 Reinforced concrete = concrete + reinforced steel
 Prestressed concrete = reinforced concrete + prestressed steel
 Pada beton yang baik, setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan
mortar. demikian pula halnya dengan ruang antar agregat, harus terisi oleh
mortar. jadi kualitas pasta atau mortar menentukan kualitas beton. Semen
adalah unsur kunci dalam beton, meskipun jumlahnya 7 – 15 % dari
campuran. Beton dengan jumlah semen yang sedikit (sampai 7 %) disebut
beton kurus (lean concrete), sedangkan beton dengan jumlah semen yang
banyak (sampai 15 %) disebut beton gemuk (rich concrete).
 Sifat masing – masing bahan juga berbeda dalam hal perilaku beton segar
maupun pada saat sudah mengeras, selain faktor biaya yang perlu
diperhatikan. Di lain pihak, secara volumetric beton diisi oleh agregat
sebanyak 61 – 76 %. Jadi agregat juga mempunyai peran yang sama
pentingnya sebagai material pengisi beton.

 Sebagai material komposit, keberhasilam penggunaan beton tergantung


pada perencanaan yang baik, pemilihan dan pengadaan masing – masing
material yang baik, proses penanganan dan proses produksinya.

Keunggulan Beton

Dari pemakaiannya yang begitu luas maka dapat diduga sejak dini bahwa
struktur beton mempunyai banyak keunggulan dibanding materi struktur yang lain.
Secara lebih rinci sifatnya demikian :
a. Ketersediaan (availability) material dasar.
 Agregat dan air pada umumnya bias didapat dari lokasi setempat. Semen
pada umumnya juga dapat dibuat di daerah setempat, bila tersedia.
Dengan demikian, biaya pembuatan relative lebih murah karena semua
bahan bisa didapat di dalam negeri, bahkan bisa setempat. Bahan termahal
adalah semen, yang bisa diproduksi dalam negeri.
 Tidak demikian halnya dengan struktur baja, karena harus dibuat di pabrik,
apalagi kalau masih harus import. Pengangkutan menjadi masalah
tersendiri bila proyek berada di tempat yang sulit untuk dijangkau,
sementara beton akan lebih mudah karena masing –masing material bisa
diangkut sendiri.
 Ada masalah lain dengan struktur kayu, meski problemanya tidak seberat
struktur baja, namun penggunaannya secara massal akan menyebabkan
masalah lingkungan, sebagai salah satu penyebab utama kerusakan hutan.
b. Kemudahan untuk digunakan (versatility)
 Pengangkutan bahan mudah, karena masing – masing bisa diangkut
secara terpisah.
 Beton bisa dipakai untuk berbagai struktur, seperti bendungan, pondasi,
jalan, landasan Bandar udara, pipa, perlindungan dari radiasi, insulator
panas. Beton ringan bisa dipakai untuk blok dan panel. Beton arsitektural
bisa untuk keperluan dekoratif.
 Beton bertulang bisa dipakai untuk berbagai struktur yang lebih berat,
seperti jembatan, gedung, tendon air, bangunan maritime, instalasi militer
dengan beban kejut besar, landasan pacu pesawat terbang, kapal dan
sebagainya.
c. Kemampuan beradaptasi (adaptability)
 Beton bersifat monolith sehingga tidak memerlukan sambungan seperti
baja.
 Beton dapat dicetak dengan bentuk dan ukuran berapapun, misalnya pada
struktur cangkang (shell) maupun bentuk – bentuk khusus 3 dimensi.
 Beton dapat diproduksi dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan
situasi sekitar. Dari cara sederhana yang tidak memerlukan ahli khusus
(kecuali beberapa pengawas yang sudah mempelajari teknologi beton),
sampai alat modern di pabrik yang serba otomatis dan terkomputerisasi.
Metode produksi modern memungkinkan industry beton yang professional.
 Konsumsi energy minimal per kapasitas jauh lebih rendah dari baja, bahkan
lebih rendah dari proses pembuatan batu bata.
d. Kebutuhan pemeliharaan yang minimal
Secara umum ketahanan (durability) beton cukup tinggi, lebih tahan karat,
sehingga tidak perlu dicat seperti struktur baja dan lebih tahan terhadap
bahaya kebakaran.
Kelemahan Beton dan Cara Mengatasinya

Di samping segala keunggulan di atas, beton sebagai struktur juga mempunyai


beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan.
 Berat beton sendiri yang besar, sekitar 2400 kg/m³.
 Kekuatan tariknya rendah, meskipun kekuatan tekannya besar.
 Beton cenderung untuk retak, karena semennya hidraulis. Baja tulangan
bisa berkarat, meskipun tidak terekspos separah struktur baja.
 Kualitasnya sangat tergantung cara pelaksanaannya di lapangan. Beton
yang baik maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan campuran
yang sama.
 Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian kembali atau daur ulang
sulit dan tidak ekonomis. Dalam hal ini struktur baja lebih unggul, misalnya
tinggal melepas sambungan saja.
 Meskipun demikian terdapat beberapa cara untuk memperbaikinya sebagai
berikut :
 Untuk elemen structural : membuat beton mutu tinggi, beton pratekan, atau
keduanya, sedangkan untuk elemen non structural dapat memakai beton
ringan.
 Memakai beton bertulang atau beton pratekan.
 Melakukan perawatan (curing) yang baik untuk mencegah terjadinya retak,
memakai beton pratekan, atau memakai bahan tambahan yang
mengembang (expansive admixture).
 Mempelajari teknologi beton dan melakukan pengawasan dan control
kualitas yang baik. Bila perlu bisa memakai beton jadi (ready mix) atau
beton pracetak.
 Beberapa elemen struktur dibuat pracetak (precast) sehingga dapat dilepas
per elemen seperti baja. Kemungkinan untuk melakukan beton recycle
sedang dioptimalkan.
2.1.2 Nilai Slump Beton
Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slum dengan cara beton
segar diisikan ke dalam suatu corong baja berupa kerucut terpancung, kemudian
bejana ditarik ke atas sehingga beton segar meleleh ke bawah. Besar penurunan
permukaan beton segar diukur dan disebut nilai slump. Semakin besar nilai
slump, maka beton segar makin encer dan ini berarti semakin mudah untuk
dikerjakan. Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan factor-
faktor berikut :
1. Cara pengangkutan adukan beton
2. Cara penuangan adukan beton
3. Cara pemadatan beton segar
4. Jenis struktur yang dibuat
Cara pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam pipa yang dipompa
dengan tekanan membutuhkan nilai slump yang besa, adapun pemadatan
adukan dengan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai slump yang sedikit
lebih kecil.
Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan di dalam pelaksanaan pengecoran
beton, diantaranya adalah :
1. Faktor Kekuatan
Yang dalam hal ini merupakan kekuatan tekan karakteristik dari beton itu
sendiri (fc’).Kekuatan tekan karakteristik adalah kekuatan tekan, dimana dari
sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya
kekuatan beton yang kurang dari itu terbatas sampai 5 % saja.( Peraturan
beton bertulang Indonesia 197 N.I.-2). Faktor kekuatan ini berkorelasi dengan
umur dari beton tersebut.
2. Faktor Kelecakan/Workability
Ini merupakan factor yang terkait dengan kemudahan di dalam
pelaksanaan pekerjaan.Salah satu parameter yang bisa dilihat terkait dengan
hal ini adalah nilai slump. Slump adalah nilai jatuhnya beton, diukur dari
permukaan atas cast kerucut terpancung.Berdasarakan ( ACI Comitte 211),
Nilai slump yang disarankan untuk berbagai jenis pengerjaan konstruksi:

Slump (mm)
Jenis Konstruksi Mak
Min
s
Dinding, plat pondasi dan pondasi telapak bertulang 12,5 50
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan konstruksi di bawah 90 25
tanah
Pelat (lantai), balok, kolom dan dinding 150 75
Jalan Beton Bertulang 75 50
Pembetonan Masal 75 25

2.2 KAYU
2.2.1 Kadar air kayu
Kadar air adalah banyaknya air atau presentase air yang dikandung oleh
sepotong kayu terhadap berat kering kayu tersebut. Kemampuan kayu untuk
menghisap atau mengeluarkan zat atau cairan tergantung pada suhu dan
kelembaban udara sekeliling. Standar yang ditentukan untuk menentukan kadar
air dengan mengeringkan kayu dalam oven pada suhu 100-105°C hingga kayu
mencapai berat yang tetap.Pada kondisi ini kandungan air masih 1%.Sifat fisika
kayu dipengaruhi oleh perubahan kadar air kayu. Kadar air kayu rata – rata
adalah 15 %.
Kemampuan kayu untuk menghisap atau mengeluarkan air tegantung pada
suhu dan kelembapan udara disekelilingnya. Sehingga banyaknya air dalam
kayu selalu berubah-rubah menurut keadaan udara atau atmosfer
disekelilingnya.Kayu memiliki kandungan air lebih banyak pada kayu muda atau
hijau yang akan mengalami penyusutan yang besar dibandingkan dengan kayu
tua. Air terdapat pada seluruh dinding sel dan dinding kayu jika seluruh se3
kosong dan dinding sel jenuh air maka kondisi ini disebut titik jenuh serat,
biasanya kadar air berafda antara 23-27%karna sifat hidrokopis semua kayu
berusaha untuk mencapai kadar air yang seimbang.Kayu adalah bagian-bagian
dari tumbuhan yang bersifat higrokopis artinya kayu mempunyai daya tarik
terhadp air, baik dalam bentuk uap atau cair,masuk dan keluarnya air dari kayu
membuat kayu basah atau kering, akibatnya kayu akan mengembang dan
menyusut.
 Kadar air maximum
Jika air berhubungan dengan kayu, baik kayu segar maupun dalam
pemakaian. Maka sesudah dinding sel jenuh dengan reongga sel akan berisi
air bebas. Kadar air maximum akan tercapai bila semua rongga dalam
dinding sel dan rongga sel telah jenuh dengan air.
Banyaknya air daolam kayu pada titik kejenuhan ditentukan oleh :
a. Volume rongga dalam kayui yang tidak sdioisi oleh zat dinding sel dan
zat   ekstraktif.
b. Berat jenis kayu berdasarkan berat dan volume masing-masing dalam
keadaan kering oven.
1,5−Bj
Kadar air max (%) : ×100 %
1,5× Bj
 Kadar air keseimbangan
Jika kayu diletakkan pada suatu atmosfer pada kelembapan terentu, pada
akhirnya akan mencapai suatu kadar air yang tetap, ini disebut kadar air
keseimbangan. Kadar air keseimbangan tergantunga pada lembab nisbi dan
suhu dari udara disekelilingnya.
 Kadar air kayu ada 2 yaitu :
a. Air Bebasyaitu air yang terdapat pada rongga sel, paling mudah dan
paling cepat     keluar yangdisebabkan oleh sifat dan bentuk kayu.
b. Air Terikatyaitu air yang terdapat di dalam dinding sel kayu,yang mana air
jenis   ini sangat sulit untuk dilepaskan.
Bila kadar air bebas telah keluar dan masih ada air terikat, maka dikatakan
telah mempunyai titik jenuh.
Ada 5  tingkat kelembaban kayu, yaitu :
 Kadar air 0 %
Berat kering berarti tidak ada air didalam sel maupun didalam rongga.
 Kadar air 0 % - 25 %
Air terdapat didalam dinding sel dan dalam serat sel tidak jenuh air, kondisi
ini penting untuk konstruksi.
 Kadar air 25 % - 30 %
Merupakan suatu keadaan kayu dimana serat tidak jenuh dan tidak ada air
dalam rongga kayu, kondisi ini disebut titik jenuh serat ( timber saturatet
point).
 Kadar air 30 % - 70 %
Merupakan keadaan dimana serat jenuh air dan rongganya terisi oleh air,
kondisi ini biasanya terjadi pada kayu yang baru ditebang yang disebut juga
dengan green timber.
 Keadaan air lebih besar dari 70 %
Bearti serat jenuh air dan rongga terisi air, tergantung dari jenis kayu.Kondisi
ini diperoleh setelah lama kayu disimpan didalam air.
Pengaruh kadar air pada kayu :
1. Pengembangan dan penyusutan kayu pada batas maximum
2. Semakin kecil ikadar air kayu semakin kuat kayu
3. Kayu tidak akan mengalami kerusakan yang berarti jika kadar air yang
dikandungnya < 20%
4. Jika melakukan pengawetan kayu akan jelas dengan cara memfernis kayu,
mencat atau membekukan nlapisan penahan kayu akan lebih efektif jika
dilaksanakan pada kadar air yang tepat.
2.2.2 Berat jenis kayu
Berat jenis kayu merupakan perbandingan masa kayu dengan volume kayu
tertentu dengan volume air. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda
berkisar antara 0.2-1.28 kg/dm.  Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk
dalam menentukan kekuatan kayu tersebut. Makin besar kayu itu, umunya makin
kuat kayunya dan sebaliknya makin ringan suatu jenis kayu maka makin ringan
suatu jenis kayu maka akan makin berkurang pula kekuatannya.Berat jenis kayu
berdasarkan PPKI-NI 5-1961 kelas kuat dibagi atas 5 :
Kelas kuat
Berat jenis kayu
kayu
I >0.90
II 0,90 – 0,60
III 0,60 – 0,40
IV 0,40 – 0,30
V >0,30
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu dalam
hubungan dengan kekuatan kayu tersebut :
1. Susunan dari masing-masing sel kayu tersebut
2. Ketebalan dinding sel, semakin tebal dinding sel semakin besar berat jenis
kayu
3. Komposisi kimia dari dinding sel atau ukuran dan jumlah pori
Menurut PPKI-NI 5-1961 kelas kuat dibedakan atas
Kelas kuat
Berat jenis kayu
kayu
Sangat ringan > 0.90
Berat 0,79 – 0,9
Berat,sedang 0,60 – 0,75
Ringan < 0,6
Perbedaan berat selain disebabkan perbedaan dari jenis kayu juga bias
berasal dari satu pohon tetapi diambil pada bagian yang berbeda dari kayu
tersebut. Berat jenis terbesar biasanya semakin berkurang mulai darimisi batang
atau sumsum kebagian luar pohon. Untuk kayu keras keadaan ini menjadi
terbalik.
Contoh kayu untuk diuji dapat diambil dari kayu yang mewakili dari jumlah
tertentu, demi suatu balok aau dapat juga dari sisa benda uji pada penentuan
sifat mekanik kayu. Benda uji dibuat dengan cara memotong kayu seteliti
mungkin sehingga diperoleh benda uji yang memungkinkan mudahnya
penentuan berat dan volume. Jika mungkin dibuat benda ji berbentuk teratur dan
benda uji haerus bebas dari serat-serat yang lepas. Selain disebabkan
perbedaan jenis kayu , berat jenis kayu ditentukan oleh bagian kayu yang
berbeda, pada satu batang pohon.
2.2.3 Kuat tekan sejajar serat kayu
Kuat tekan kayu merupakan kemampuan kayu untuk menerima
tekanan  yang diberikan sejajar dengan serat kayu persatuan luas bidang tekan.
Keteguhan yang diberikan dibedakan atas 2 yaitu : keteguhan tekan sejajar serat
kayu dan keteguhan tekan tegak lurus serat kayu.Pada umumnya dalam
perencanaan struktur kayu hanya cukup membandingkan sifat-sifat sejajar serat
kayu dengan tegak lurus serat kayu. Kekuatan kayu tergantung pada gaya
lentur, tekan tarik, geser dll. Kekuatan kayu akan seimbang dengan banyaknya
serat kayu yang terlindungi. Serat kayu terantung pada bentuk susunan serat
kayu dan zat lignin serta serat itu merupakan pipa atau sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan sejajar serat kayu adalah :
a. Jenis kayu
Yaitu macam-macam bentuk kayu. berdasarkan arah serat dan kuat
tekannya.
b. Kadar air kayu
Yaitu banyaknya air yang terkandung dalam sepotong kayu
c. Kecepatan Pembebanan
Yaitu kecepatan pada saat pemberian beban dalam pengujian
d. Lama Pembebanan
Lama pembebanan ini sangat berpengaruh karma waktu pembebanan itu
akan   terjadi retak-retak yang apabila diteruskan akan pecah.
Kuat tekan sejajar serat dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
P
Kuat tekan tegak lurus serat =
A
dimana , P = Pembebanan
A = Luas kayu yang tertekan
BAB III
PEMBAHASAN
JADWAL PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : 22 November – 3 Desember
Waktu : 08.00 – 14.00 WITA
Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Politeknik Negeri Kupang

3.1 MENENTUKAN KADAR AIR KAYU


3.1.1 Tujuan Praktikum
a. Tujuan Umum
Setelah akhir pelajaran diharapkan mahasiswa dapat menentukan kadar
air berbagai jenis kayu pada keadaan/kekeringan tertentu.
b. Tujuan Khusus
Setelah akhir pelajaran diharapkan mahasiswa dapat :
2.1 Melakukan penentuan kadar air kayu pada berbagai keadaan, basah,
kering, udara, dan pada keseimbangan kadar air.
2.2 Menerangkan cara pelaksanaan penentuan kadar air kayu.
3.1.2 Referensi
1. ASTM D 2016-74, Annual book of ASTM Standars, 1982.
2. Pedoman pengujian sifat fisik dan mekanik kayu.
3. Publikasi khusus LPHH Bogor, 1974.
3.1.3 Peralatan dan Bahan yang digunakan
a. Peralatan
1) Timbangan Digital Kapasitas minimum 500 gr dengan ketelitian 0,01 gr
2) Oven pengering yang dapat diatur suhu tetap 103 ± 2° C, dilengkapi
Vantilator untuk mengeluarkan uap.
3) Desikator volume ± 3 L
4) Alat tulis, blanko isian pengamatan, dan alat hitung.
b. Bahan
Kayu meranti
3.1.4 Contoh Pengujian
Contoh untuk diuji dapat diambil dari kayu yang mewakili dari suatu jumlah
(lot) tertentu, dari suatu balok atau dapat juga dari sisa benda uji pada
penentuan sifat mekanik kayu.
Untuk menentukan kadar air benda uji harus mempunyai penampang
sepanjang serat tidak kurang 25 mm, lebih besar lebih baik sehingga diperoleh
volume benda uji tidak kurang dari 33 cm2.
Benda uji harus dipotong rapih dari contoh kayu pada kadar aslinya, dan
sejak dipotong sampai saat penentuan kadar air benda uji harus dijaga tidak
kehilangan air yang terkandung padanya. Sebaiknya segera setelah pemotongan
benda uji dilakukan penimbangan pertama( teruatama untuk kayu yang
basah/segar).
3.1.5 Keselamatan Kerja
1. Memakai pakaian praktek selama praktikum.
2. Membaca referensi terlebih dahulu sebelum memulai praktikum.
3. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya berdasar petunjuk prosedur
dan petunjuk Pembimbing praktikum.
4. Guinakan sarung tangan pada saat melakukan pengujian.
5. Periksalah keadaan peralatan pengujian sebelum digunakan.
6. Bersihkan peralatan dan ruang kerja setelah selesai praktikum
3.1.6 Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan yang akan di tempuh dalam pengujain ini adalah:
1. Penimbangan pertama/awal
Segera setelah dipotong, benda uji ditimbang beratnya dengan ketelitian±
0,2%. (misalnya bila berat benda uji 250 gr, maka timbangan sampai ketelitian
0,5 gr.)
Catat berat awal ini, misalnya B gram.
2. Pengeringan dalam oven
Setelah penimbangan awal, keringkan benda uji dalam oven pengering
pada suhu tetap 103 ± 20 C sampai tercapai berat tetap.Untuk mengetahui
tercapainya berat tetap, selama saat pengeringan timbang benda uji pada
setiap 2 jam, sampai hasil timbangan menunjukan tidak ada pengurangan
berat. Hindarilah pengeringan yang terlalu lama dalam mencapai berat benda
tersebut.
3. Penimbangan akhir
Timbangan benda-benda uji telah dikeringkan, atau simpan dulu dalam
desikator sampai dingin menunggu saat penimbangan akhir.
Catat hasil penimbangan, misalnya B1 gr.
3.1.7 Perhitungan dan Analisa Data
Hitung kadar air dengan rumus :
B−B 1
Kadar air : x 100 %
B
Dimana : B = Berat Awal

B1 = berat akhir (berat kering oven)


1. Meranti Putih
B=77,4 gram
B1=38 gram
77,4−38 gram
Kadar air= x 100 %
77,4 gram
Kadarair =50,9 %
2. Meranti Merah
B=92,1 gram
B1=52,2 gram
92,1−52,2 gram
Kadar air= x 100 %
92,1 gram
Kadarair =43,3 %
3.2 MENENTUKAN BERAT JENIS KAYU
3.2.1 Tujuan Praktikum
a. Tujuan Umum
Setelah akhir pelajaran diharapkan mahasiswa dapat menentukan berat
jenis berbagai jenis kayu.
b. Tujuan Khusus
1. Menentukan berat jenis kayu pada keadaan kadar air, dengan ketelitian
yang cukup.
2. Menerangkan cara penentuan berat jenis kayu
3. Mempergunakan alat-alat uji dengan terampil.
3.2.2 Referensi
1. ASTN D 2395-69 (Repproved 1977), ASTM book of standars, 1982
2. Pedoman pengujian sifat fisik dan mekanik kayu.
3. Publikasi khusus lPHH Bogor, 1974
3.2.3 Peralatan dan Bahan yang digunakan
a. Peralatan
1) Timbangan Digital Kapasitas minimum 500 gr dengan ketelitian 0,01 gr
2) Alat ukur/caliper, ketelitian 0,1 mm untuk mengukur benda uji
3) Bejana, tabung atau gelas ukur kapasitas ±500 ml atau lebih sehingga
dapat mengukur volume dengan teliti.
b. Bahan
1) Kayu meranti
2) Air
3.2.4 Contoh Pengujian
Contoh untuk diuji dapat diambil dari kayu yang mewakili suatu jumlah(lot)
tertentu, dari suatu balok contoh atau dari sisa benda uji pada penentuan sifat
mekanik kayu tergantung dari sifat dan tujuan pengujiannya.
Benda uji dibuat dengan cara memotong kayu dengan seteliti mungkin,
sehingga diperoleh benda uji yang memungkinkan mudahnya penentuan berat
dan volume.
Jika mungkin dibuat benda uji yang berbentuk teratur, misalnya kubus 5 x 5
x 5 cm, Permukaan benda uji harus bebas dai serat-serat yang lepas.
3.2.5 Keselamatan Kerja
1. Memakai pakaian praktek selama praktikum.
2. Membaca referensi terlebih dahulu sebelum memulai praktikum.
3. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya berdasar petunjuk
prosedur dan petunjuk Pembimbing praktikum.
4. Guinakan sarung tangan pada saat melakukan pengujian.
5. Periksalah keadaan peralatan pengujian sebelum digunakan.
6. Bersihkan peralatan dan ruang kerja setelah selesai praktikum
3.2.6 Langkah Kerja
1. Volume ditentukan dengan cara diukur.
a. Timbangan benda uji pada keadaan kadar air aslinya, dengan ketelitian
±0,2, misalnya B gr.
b. Tentukan kadar air dari contoh yang sama dengan membuat benda uji
kadar air dan lakukan penentuan seperti cara uji no.1 (menentukan kadar
air kayu).
c. Ukur panjang, lebar, dan tinggi benda uji dengan ketelitian 0,3 atau kurang
memakai alat ukur/caliper, apabila benda uji berbentuk teratur.
d. Perhitungan :
B
Hitung berat jenis kayu dengan rumus : Berat Jenis=
p . l. t

Dimana :
B=berat benda uji pada kadar air asli , gram
p= panjang bendauji , cm
l=Lebar benda uji , cm
B=Tinggi benda uji , cm
Apabila berat jenis diperhitungkan atas dasar benda uji pada
keadaaan kering oven, maka dapat dipakai rumus :
B
Berat Jenis=
( 1+
M
100 )
p . l .t

Dimana :
M =Kadar air kayu , dalam %
2. Volume ditentukan dengan mencelup dalam air.
Cara ini dilakukan untuk benda uji berbentuk teratur atau tidak teratur
volumenya, sukar diukur dengan alat ukur(caliper).
a. Timbang benda uji dengan keadaan kadar air aslinya, dengan ketelitian ±
2 % misalnya B gram.
b. Tentukanlah kadar dari contoh yang sama dengan membuat benda uji
kadar air dan lakukan penentuan seperti cara uji no.1 (menentukan kadar
air kayu).
c. Pengukuran volume benda uji.
Cara 1
Letakan benda uji di dalam bejana yang telah diketahui volumenya, lalu
dimasukan air secukupnya sehingga penuh atau sampai pada batas garis ukur
tertentu.Baca volume yang terisi air penuh atau pada garis ukur tadi, misalnya
P cm3.Kemudian keluarkan benda uji dari bejana, lalu ukur volume air yang
terdapat dalm bejana V1 cm3.Agar benda uji tidak mengapung dalam air, pada
waktu pengisin air ke dalam bejana benda uji ditentukan memakai kawat baja.
Volume benda uji (V-V1) cm3.
Cara 2
Tabung atau gelas ukur diisi air sampai batas garis skala volume
tertentu.Baca volume air dalam tabung/gelas ukur, misalnya P cm3.Celupkan
benda uji ke dalam air di dalam tabung ukur sehingga seluruh permukaannya
tenggelam.Agar tidak mengapung tekan benda uji dengan kawat baja yang
kecil, kemudian baca volumenya pada skala misalnya V1 cm3.
Volume pada benda uji = (V1-V) cm3
Agar benda uji tidak menyerap air yang ada di dalam tabung, maka bila
benda uji kering perlu dicelukan dalam air sebentar sebelum dimasukan ke
dalam tabung/gelas ukur.
Perhitungan.
B
Hitung berat jenis kayu dengan rumu : Berat jenis kayu=
V
Dimana :
B=Berat benda uji , gram
3
V =Volume benda uji ,cm
3.2.7 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
Berat Meranti Puti h=77,4 gram
Berat Meranti Mera h=92,1 gram
1. Meranti Putih Rapih
Berat Jenis Pada Kadar asli
p=4,94 cm
l=5,26 cm
t=4,98 cm
B
Berat Jenis=
p . l. t
77,4 gram
Berat Jenis= 3
(4,94 ×5,26 × 4,98) cm
3
Berat Jenis=0,60 gram/cm
Berat Jenis Kering Oven
Kadar air=50,9 %
B
Berat Jenis=
( 1+
M
100 )
p . l .t
77,4 gram
Berat Jenis=
(1+ 50,9
100 )
(4,94 ×5,26 × 4,98)cm 3

Berat Jenis=0,396 gram/cm3


2. Meranti Merah Rapih
Berat Jenis Pada Kadar asli
p=4,22 cm
l=5,23 cm
t=4,24 cm
B
Berat Jenis=
p . l. t
92,1 gram
Berat Jenis= 3
(4,22 ×5,23 × 4,24) cm
3
Berat Jenis=0,98 gram/cm
Berat Jenis Kering Oven
Kadar air=43,3 %
B
Berat Jenis=
( 1+
M
100 )
p . l .t

77,4 gram
Berat Jenis=
(1+ 43,3
100 )
(4,22 ×5,23 ×4,24 )cm
3

3
Berat Jenis=0,6868 gram/cm
3. Meranti Putih
Berat =66,8 gram

Volume Awal ( V 1 ) =400 ml

Volume Ak h ir ( V 2 )=550 ml

V 2−V 1=150 ml

B
Berat Jenis=
V
66,8 gram
Berat Jenis=
150 ml

Berat Jenis=0,445 gram/cm3


4. Meranti Batu
Berat =128,3 gram

Volume Awal ( V 1 ) =400 ml

Volume Ak h ir ( V 2 )=550 ml

V 2−V 1=150 ml

B
Berat Jenis=
V
128,3 gram
Berat Jenis=
150 ml

Berat Jenis=0,85 gram/cm3


3.3 PENGUJIAN KUAT TEKAN SEJAJAR SERAT
3.3.1 Tujuan Praktikum
a. Tujuan Umum
Dapat menentukan keteguhan tekan sejajar serat berbagai jenis kayu serta
menentukan kelas kuat kayu berdasarkan nilai kuat tekan sejajar serat kayu.
b. Tujuan Khusus
1. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian keteguhan tekan sejajar
serat kayu.
2. Terampil mengunakan peralatan pengujian keteguhan tekan sejajar serat
kayu dengan baik dan benar
3. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian keteguhan tekan
sejajar serat kayu.
4. Dapat menyimpulkan besarnya nilai keteguhan tekan sejajar serat kayu
yang diuji berdasarkan standar yang diacu
3.3.2 Referensi
1. SNI 03-3400-1994
2. PPKI NI 5-1961
3. Modul Pengujian Bahan II
3.3.3 Peralatan dan Bahan yang digunakan
a. Peralatan
1) Mesin Penekan (kapasitas 20 ton)
2) Alat pengukur defoemasi dengan ketelitian 0.002
3) Alat pengukur panjang, mistar/Jangka sorong
4) Timbangan Digital Kapasitas 3000 gr dgn ketelitian 0.001 gr
5) Oven pengering yang dapat diatur suhu tetap 100 + 2° C
6) Alat tulis, blanko isian pengamatan, dan alat hitung
b. Bahan
1) Kayu dengan ukuran 5 x 5 x 20 cm sebanyak 4 buah.
3.3.4 Prosedur Pelaksanaan
1. Persiaokan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Timbang bnda uji sebagai berat awal,(A gr).
3. Perletakan benda uji
4. Benda uji dletakkan ditengah-tengah dan diantara 2 plat penekan mesin
tekan sedemikian rupa sehingga arah bekerja beban tekan sejajar dengan
arah tekan kayu.
5. Pemberian beban tekan dan deformasi
6. Mesin dijalankan dan beban diberikan secara teratur,serta kecepatan gerak
menekan sebesar 0,008/cm pada benda uji.(disini panjang benda uji = 20
cm),maka kecepatan gerak = 0,008 x 20 cm = 0,16 cm setiap
menit.Deformasi yang terjadi pada benda uji dicatat pada kurva secara
teratur.Alat pengukur deformasi diletakan ditengah-trngah arah panjang
benda uji yang standar adalah panjang benda uji.Alat pengukur benda uji
yang standar adalah Compresometer.Bila alat ini tidak ada maka dapat
diukur deformasi terbesar tekan.Pada pengujain tekan,beban diberikan terus
menerus secara teratur sampai tercapai deformasi sebesar 15 cm atau
sampai benda uji retak / pecah dan tidak mampu lagi menahan beban.
7. Amati pola retak yang terjadi pada benda uji.
8. Menenyukan kadar air,denagn mengoven benda uji selama 24 jam dan
timbang (B gram),kemusian hitung kuat tekan pada mesin.
3.3.5 Perhitungan dan Analisa Data
1. Balok I
p=15,10 cm
l=4,26 cm
t=4,23 cm
A=p . l .t
3
A=15,10× 4,26 × 4,23 cm
3
A=272,098 cm
P=36 KN =36.000 N
P
Kuat tekan tegak lurus serat =     
A
36.000 N
Kuat tekan tegak lurus serat = 3     
272,098 cm
Kuat tekan tegak lurus serat =132,31 N /cm 3    
2. Balok II
p=15,02 cm
l=4,24 cm
t=4,26 cm
A=p . l .t
A=15,02× 4,24 × 4,26 cm 3
3
A=271,297 cm
P=42 KN =42.000 N
P
Kuat tekan tegak lurus serat =     
A
42.000 N
Kuat tekan tegak lurus serat =     
271,297 cm3
Kuat tekan tegak lurus serat =154,81 N /cm 3    
3.4 PENGUJIAN SLUMP BETON
3.4.1 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah selesai praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menentukan
kekakuan adukan semen.
b. Tujuan khusus
Setelah selesai praktikum diharapakn mahasiswa dapat :
1. Memakai alat/mengetahui alat yang dipergunakan dalam uji bahan slump
test
2. Menentukan tingkat keplastisan dari bahan beton segar
3. Melihat dan mengontrol pemakaian lain dari campuran beton
3.4.2 Peralatan dan Bahan yang digunakan
a. Peralatan
1. Cetakan dari logam Tebal minimal 1,2 mm berupa kerucut terpancung
(cone) dengan diameter bagian bawah 203 mm, bagian atas 102 mm,
dan tinggi 305 mm, bagian bawah dan atas cetakan terbuka.
2. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm, ujung di
bulatkan terbuat dari baja dan bebas dari karat
3. Mistar atau alat pengukur
4. Plat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu campuran beton segar
yang sudah direncanakan.
3.4.3 Prosedur Pengujian
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan;
2) Basahi cetakan dan pelat dengan kain  basah;
3) Letakan diatas pelat dengan kokoh;
4) Isilah cetakan dengan beton segar dalam tigas lapis ; tiap lapis berisi kira-kira
1/3 isi cetakan; setiap lapis di tusuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25
tusukan secara merata; tongkat harus masukan sampai lapisan bagian bawah
tiap-tiap lapisan; pada lapisan pertama penusukan lapisan tepi tongkat
dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan;
5) Setelah selesai penusukan, letakan permukaan benda uji dengan tongkat dan
semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus di singkirkan;
kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas; seluruh
pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan diangkat harus selesai dalam
jangka waktu 2,5 menit;
6) Kemudian balikan cetakan dan letakan perlahan-lahan di samping benda uji;
7) Ukur slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji.
3.4.2 Perhitungan
Nilai slump    = Tinggi cetakan – Tinggi benda uji
= 30 – 22 = 8 cm 
Dari hasil percobaan yang telah di lakukan tentang penentuan ukuran derajat
kemudahan pengecoran adukan beton segar di dapatkan nilai slump sebesar 8
cm. Nilai slump tersebut telah memenuhi standar tinggi slump yang telah di
tentukan yaitu 7,5 – 15 cm.
3.5 PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
3.5.1 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah selesai praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menentukan
kuat tekan beton.
b. Tujuan khusus
Setelah selesai praktikum diharapakn mahasiswa dapat :
1. Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat tekan beton.
2. Membuat beton sesuai dengan rancangan beton yang diinginkan.
3.5.2 Peralatan dan Bahan yang digunakan
a. Alat
1. Mesin Tekan
2. Tongkat Pemadat
3. Cetakan Beton
4. Mistar
5. Timbangan kapasitas 20 kg.
b. Kebutuhan Bahan
Adukan beton segar yang diambil langsung dari molen dengan kebutuhan
bahan pencampur :

30 cm

15 cm
Jumlah Benda Uji : 8 buah
Jenis Benda Uji Silinder : Tinggi (t) = 30 cm = 0,3 m
Diameter (d) = 15 cm = 0,15 m
Jari-jari (r) = 0,075 m
Volume Silinder : µ x r2 x t = 3,14 x 0,0752 x 0,3 m3
Total Volume : 0,000530 x 8 = 0,0424 m3
Berat Dalam 1 m3 Kebutuhan bahan
No Jenis Bahan
beton (Kg)(a) ( Volume x a x 10 % kesalahan)
1. Semen 456 10 Liter
2. Air 222 21 Kg
3. Agregat 819 38 Kg
Kasar
4. Agregat 849 40 Kg
Halus
3.5.3 Prosedur Pelaksanaan
2.1 Pembuatan benda uji:
1. Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton;
2. Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis
dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata. Pada saat
melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh
mengenai dasar cetakan, pada saat pemadatan lapisan kedua serta
ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm kedalam lapisan
dibawahnya;
3. Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-
lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup, ratakan permukaan beton
dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air serta tahan karat,
kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan
pada tempat yang bebas dari getaran.
4. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji, untuk
perencanaan campuran beton, rendamlah benda uji dalam bak
perndam berisi air pada temperatur 25ºC disebutkan untuk pematangan
(curing), selama waktu yang dikehendaki, untuk pengendalian mutu
beton pada pelaksanaan pembetonan, pematangan (curing)
disesuaikan dengan persyaratan.
2.2 Betonyang direncanakan memiliki kuat tekan rencana sebesar 30
MPa,Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton harus diikuti
beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak
perendam, kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan
kain lembab;
2. Tentukan berat dan ukuran benda uji;
3. Lapisilah (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan
mortar belerang;
4. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris
5. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan
berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik;
6. Lakukan pembebanan sampai uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji;
3.5.4 Perhitungan dan Analisa Data
Kuat tekan beton = P/A
Keterangan: :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang (cm²)
Sebagai contoh dari pengujian B5 di peroleh :
- Luas bidang tekan = 176,79 cm²
- Gaya Tekan = 380 KN = 3875 Kg
3875
Kuat Tekan (Kg/cm²) = = 21,92Kg/cm
176,79
Luas
Berat Gaya Kuat
Tanggal Tanggal Bidang
Kode umur Benda Uji Tekan Tekan
pembuatan Pengujian Tekan
(Kg) (Kg) (Kg/cm²)
(cm²)
B5 29/11/2021 14/12/2021 15 11.960 176,79 3875 21,92
B4 29/11/2021 14/12/2021 15 11.920 176,79 3875 21,92
B1 29/12/2021 21/12/2021 22 12.000 176,79 3773 21,34
B2 29/12/2021 21/12/2021 22 11.740 176,79 2957 16,73
B6 29/12/2021 21/12/2021 22 11.960 176,79 3467 19,61
B7 29/12/2021 28/12/2021 29 11.900 176,79 4487 25,38
B3 29/12/2021 28/12/2021 29 11.840 176,79 4895 27,69
B8 29/12/2021 28/12/2021 29 11.960 176,79 4640 26,25
Dari hasil pengujian di atas,kuat tekan maksimum terjadi pada hari ke 29
dengan kode sampel B3,Berat benda uji yaitu sebesar 11,840 kg,gaya tekan yang
diterima sebesar 4895 kg,dan kuat tekan yang diterima sebesar 27,25 MPa.
Sedangkan kuat tekan paling rendah pada hari ke 22 dengan kode sempel B2.
Berat benda uji yaitu sebesar 11,720 kg,gaya tekan yang diterima sebesar 2957 kg,
dan kuat tekan yang diterima sebesar 16,73 Mpa.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum selama 2 minggu di Laboratorium pengujian bahan
Politektik Negeri Kupang,Penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Kadar air meranti putih 50,9 % sedangkan kadar air meranti merah 43,3 %
2. Berat jenis meranti putih rapih 0,396 gram/cm3sedangkan meranti merah rapih
3 3
0,6868 gram/cm . Berat jenis meranti putih biasa 0,445 gram/cm sedangkan meranti
batu 0,85 gram/cm3 .
3. Kuat tekan sejajar serat balok I sebesar 132,31 N /cm 3sedangkan balok II
3
154,81 N /cm .
4. Adukan beton segar di dapatkan nilai slump sebesar 8 cm. Nilai slump tersebut
telah memenuhi standar tinggi slump yang telah di tentukan yaitu 7,5 – 15 cm.
5. Dari hasil pengujian di atas,kuat tekan maksimum terjadi pada hari ke 29 dengan
kode sampel B3,Berat benda uji yaitu sebesar 11,840 kg,gaya tekan yang diterima
sebesar 4895 kg,dan kuat tekan yang diterima sebesar 27,25 MPa.
Sedangkan kuat tekan paling rendah pada hari ke 22 dengan kode sempel B2.
Berat benda uji yaitu sebesar 11,720 kg,gaya tekan yang diterima sebesar 2957 kg,
dan kuat tekan yang diterima sebesar 16,73 Mpa.
4.2 Saran
1. Diharapak untuk praktikum selanjutnya,dalam penimbangan materal pembuatan sempel uji
harus ditimbang dengan teliti
2. Untuk mendapatkan volume berat jenis kayu yang lebih tepat dan akurat Sebaiknya kayu
yang dijadikan sempel direndam agak lama.
3. Untuk praktikum berikutnya perlu menambahkan semangat untuk bekerja sama dalam
menjalankan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Pengujian Bahan II


http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/4032
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/3999
http://eprints.ums.ac.id/57803/14/Naskah%20Publikasi.pdf
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai