BAB 1
PENDAHULUAN
beton
1.3 TUJUAN
Pengetahuan mengenai praktek kerja beton ini wajib dimiliki oleh mahasiswa
Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe karena disiplin ilmu ini berhubungan
langsung dengan konstruksi bangunan gedung baik dalam teori maupun dalam
praktek langsung di lapangan. Praktek kerja beton ini akan sangat membantu
mahasiswa dalam memperoleh pengalaman bagaimana cara merencanakan beton
yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan merencanakan tulangan pada
beton dengan baik dan benar disertai rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga ke
depan mahasiswa mampu mengaplikasikannya di dalam lingkungan masyarakat.
1.4 KEGUNAAN PRAKTIKUM
Kegunaan dari praktek kerja beton ini diantaranya :
• Kepentingan akademis, diharapkan hasil dari praktek kerja beton ini dapat
dijadikan bahan kajian selanjutnya.
Kepentingan penulis, hasil praktek kerja beton ini merupakan wahana untuk
mengembangkan diri khasanah keilmuan. Khususnya ilmu konstruksi beton
dalam bangunan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN BETON
Beton adalah campuran dari agregat kasar, agregat halus, semen ditambah air dan bahan
penambah atau tanpa bahan tambah bila diperlukan. Bahan-bahan tersebut dicampur sampai
homogen dengan perbandingan tertentu.
Karena hidrasi oleh semen dengan air, maka semen dan air dapat melekatkan butiran-butiran
agregat sehingga membentuk massa yang kuat (mengeras) seperti batu.
Susunan bahan yang terdapat didalam beton umumnya terdiri dari :
1. 3% udara
2. 8% air
3. 15% semen
4. 74% agregat
Beton yang telah mengeras mempunyai sifat mampu menahan gaya tekan sampai batas yang
ditentukan sebaliknya tidak mampu menahan gaya tarik, oleh sebab itu untuk mengatasi sifat
beton yang tidak baik ini maka dipasang tulangan pada beton sehingga beton mampu
menahan gaya tekan dan gaya tarik. Penggabungan kedua bahan ini disebut juga sebagai
beton bertulang.
Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang penting dalam pembuatan suatu bangunan. Hal ini
dapat dilihat bahwa sebagian besar pembuatan bangunan, dewasa ini menggunakan beton
sebagai struktur utamanya.
Bertolak dari hal penting Hal ini disebabkan dengan adanya pengujian bahan dapat
ditentukan kekuatan dari beton yang diizinkan sehingga mampu memikul beban yang akan
bekerja pada konstruksi tersebut. Dapat dipertimbangkan juga dari segi nilai ekonominya
(dengan biaya yang ditekan sekecil mungkin tetapi masih dalam batas kekuatan yang
diizinkan). Beton sangatlah bagus untuk menahan gaya tekan tetapi tidak mampu menahan
gaya tarik. Oleh karena itu dipasang tulangan untuk menahan gaya tarik beberapa jenis beton
yang didasarkan
pada :
1. Berat Volume
• Beton berat : berat volume beton ini > 2,4 ton / m³ dan dipakai untuk konstruksi yang
memiliki massa yang berat, beton ini tahan terhadap sinar gamma agregat yang dipakai
adalah butir besi, baritu, magnetic dan lain sebagainya.
3
• Beton normal : berat volume beton ini antara 1,8 2,4 ton/m dan dipakai untuk
konstruksi tempat tinggal. Agregat yang dipakai yaitu pasir, kerkil, koral, batu pecah dan
lain sebagainya.
3
• Beton ringan : berat volume beton ini antara 0,6 1,8 ton/m dan dipakai untuk
pembuatan lapis penyekat suara. Agregat yang dipakai adalah expended clay, batu apung,
vermi culete dan lain sebagainya.
2. Teknik Pembuatan
• Beton biasa : beton ini dibuat dalam keadaan plastis. Misalnya beton siap pakai (ready
mix concrete) dan beton yang dibuat dilapangan
• Beton free cast : beton ini dibuat dalam bentuk elemen-elemen yang merupakan rangka
dari konstruksi yang akan dibuat
• Beton presstres : beton yang telah diberi tegangan dalam beton sebelum beton mendapat
tegangan dari luar
• Beton segar : beton yang masih atau belum memiliki bentuk masih fleksibel
• Beton tumbuk : beton tanpa tulangan
• Beton bertulang : beton yang bahannya sama tetapi diberi tulangan
• Beton deking : beton untuk memberi jarak selimut beton
• Beton siklop : beton yang digunakan untuk pengisi pondasi
Hubungan antara beton dan besi pada pada beton bertulang :
• Beton dan besi berdaya lekat cukup kuat
• Beton mampu menahan gaya tekan dan besi mampu menahan gaya tarik
• Koefisien kedua bahan tersebut hampir sama
• Penulangan didalam beton tidak akan berkarat
Pada saat ini sebagian besar bangunan yang kiranya lebih baik murah dari pada baja, tidak
memerlukan biaya perawatan seperti baja dan tahan lama, tidak busuk atau tidak berkarat.
Pada umumnya masyarakat akan memilih beton. Beton merupakan bahan bangunan yang di
hasilkan dari campuran semen portland, pasir, kerikil, dan air beton ini biasanya didalam
praktek dipasang bersama batang baja, sehingga disebut beton bertulang. Akan tetapi beton
yang sepertinya mudah dibuat, bila tidak dikerjakan atau direncanakan dengan teliti
menghasilkan bahan yang kurang baik atau kurang kuat. Oleh karena itu cara cara membuat
1. Air
Pengaruh air dalam adukan beton ialah pembentukan pasta semen yaitu mudah dalam
pengerjaan (workability) adukan, kuat susut dan keawetan beton untuk waktu yang
ditentukan. Perawatan beton untuk menjamin pengerasan yang sempurna. Air biasa
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan beton jika air tersebut tidak boleh mengandung
minyak asam, alkali, garam, bahan organik dan bahan bahan lain yang dapat merusak beton
maupun tulanganya. Selain itu air tersebut juga harus yang bersih, tidak berbau, dan tidak
keruh.
2. Semen portland
Semen portland merupakan semen hidrolik, artinya bahan yang mengeras bila bereaksi
dengan air. Komponen utama semen portland yaitu batu kapur yang mengandung CaO,
lempung yang mengandung S1 O2 (silika), Al2O3 (alumina), Fe2O3 (oksida besi). Jika
semen portland di campur air akan terjadi dua periode reaksi. Pertama pengikatan yaitu
Jenis 1 disebut pula PC standar. Jenis semenini digunakan untuk penggunaan umum yang
tidak memerlukan persyaratan khusus, seperti beton yang dibuat pada lingkungan yang
sangat korosif.
• Jenis II
Jenis ini digunakan untuk bangunan yang menggunakan pembetonan secara masal
seperti dam dan pilar pilar jembatan. Panas hidrasi tertahan dalam bangunan untuk jangka
waktu lama. Pada saat pendinginan timbul tegangan tegangan akibat perubahan panas yang
dapat mengakibatkan retak retak pada bangunan.
Jenis III
PC cepat mengeras, cocok digunakan untuk beton pada suhu rendah. Pada PVC ini
mengandung kadar C3S dan C3A sangat tinggi.
• Jenis IV
PC ini menimbulkan panas hidrasi rendah prosentase maksimum untuk C3S 35%, C3A 3%
dan C2S minmum 40%.
• Jenis V
3. Agregat
Agregat merupakan mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dan mengurangi
penyusutan beton. Agregat menempati ± 70% volume beton. Agregat batuan terdapat dua
golongan, golongan pertama adalah pasir (agregat halus) dengan ukuran maksimum 4,96 mm
(tertahan oleh saringan nomor 4). Pasir yang palin baik dalam pembuatan beton adalah pasir
sungai (kandungan lumpurnya < 5% bisa dikatakan baik. Ciri – ciri pasir laut yaitu pasir
selalu basah dan pengembangan pada struktur beton. Semen portland dan air setelah bertemu
akan bereaksi, butir – butir semen portland bereaksi dengan air akan menjadi gel dalam
beberapa hari menjadi keras dan saling melekat. Agregat (yaitu pasir dan krikil) tidak
mengalami proses kimia melaikan hanya sebagai pengisi saja yaitu bahan yang diletakkan.
2.2SIFAT BETON
Pada umumnya beton terdiri dari kurang lebih 15 % semen, 8 % air, 3 % udara, selebihnya
pasir dan kerikil.campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat yang berbeda-beda,
tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan campuran, cara mencampur, cara
mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, cara merawat, dan sebagainya akan
mempengaruhi sifat-sifat beton. Sifat-sifat beton yang kan diuraikan tidak selalu semua harus
dimiliki oleh setiap konstruksi beton, dan sifat-sifat tersebut juga relatif ditinjau dari
pemakian beton itu sendiri. Yang penting beton harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan
tujuan pemakaian beton itu.
pengadukan serta jumlah seluruh air bebas. Dengan kata lain sifat mudah dikerjakan suatu
adukan beton dipengaruhi oleh:
a) Konsistensi normal PC
b) Mobilitas aliran dimulai (sebaliknya adalah sifat kekerasan perlawanan terhadap gerak)
c) Kohesi atau perlawanan pemisahan terhadap bahan-bahan.
d) Sifat saling lekat (ada hubungannya dengan kohesi), berarti bahan penyusunnya tidak
akan terpisah-pisah sehingga memudahkan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
Jadi sifat dapat dikerjakan pada beton ini adalah ukuran pada tingkat kemudahan untuk
diaduk, diagkut, dituang/dicetak, dipadatkan. Perbandingan ataupun sifat bahan bahan itu
secara bersama-sama mempengaruhi sifat dapat dikerjakan beton segar.
Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat dapat dikerjakan antara lain sebagai berikut :
a) Banyaknya air yang dipakai dalam campuran aduk beton, makin banyak air yang
digunakan makin mudah beton itu dikerjakan.
b) Penambahan semen kedalam adukan beton. Hal ini juga menambah sifat dapat dikerjakan
dalam beton, karena biasanya penambahan semen diikuti dengan penambahan air untuk
memperoleh harga faktor air semen tetap.
c) Gradasi campuran agregat kasar dan agregat halus, jika campuran pasir dan kerikil
mengikuti gradasi yang telah disyaratkan oleh peraturan yang dipakai, aduk beton akan
mudah dikerjakan
d) Pemakaian butir-butir agregat yang bulat akan mempermudah cara pengerjaan beton.
Pemakaian butir maksimum agregat kasar, akan berpengaruh terhdap kemudahan
dikerjakan pada beton
e) Cara memadatkan beton atau tipe alat yang digunakan. Jika pemadatan beton dilakukan
dengan alat getar misalnya, diperlukan tingkat kelecekan yang berbeda dibanding
menggunakan alat yang lain.
Dari tipe-tipe cara mengukur derajat’mampu dikerjakan’tersebut, cara yang paling populer
adalah mengukur dengan alat slump. Menurut Abrams, alat slump merupakan alat yang
murah, mudah dibuat dan mudah dipakai untuk pengawasan dilapangan. Pengukuran dengan
alat slump ini bertujuan untuk mengukur tinggi aduk beton setelah dilepas dari alat slump
yang digunakan. Tinggi slump merupakan derajat mampu dikerjakan dari aduk yang diukur.
Slump yang tinggi menunjukkan bahwa aduk beton terlalu cair (terlalu banyak air), dan
sebaliknnya.
Untuk mengkur tinggi slump digunakan alat yang dinamakan alat slump yang terdiri dari
corong baja dan tongkat baja. Adukan beton yang enak dikerjakan atau dituang dan dapat
dipadatkan dalam cetakan, biasanya mempunyai nilai slump antara 7-12 cm.
4. Perawatan
5. Kekuatan Beton
Untuk mencapai kepadatan dan hidrasi sempurna ini, ada beberapa hal yang mempengaruhi,
antara lain sebagai berikut :
a) Keadaan selama terjadinya pengerasan
b) Karena pengerasan semen memakan waktu, maka perlu waktu yang cukup, minimal 4
minggu
Kekurangan kekurangan yang perlu diperhitungakan dalam pemakaian beton adalah sebagai
berikut :
a) Kekuatan tarik rendah
b) Rambatan suhu
c) Penyusutan kering dan perubahan kadar air
d) Rayapan
e) Kerapatan terhadap air
Sifat paling penting dari beton pada umumnya ialah kuat tekan. Kuat tekan beton biasanya
berhubungan dengan sifat – sifat lain. Maksudnya bila kuat tekannya tinggi, sifat sifat yang
lain akan baik. Pengukuran kuat tekan beton dilakukan dengan mambuat benda uji pada saat
pengadukan beton berlangsung. Benda uji berupa silinder beton ukuran diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, benda uji ini kemudian ditekan sampai pecah. Beban takan maksimum yang
memecahkan itu dibagi dengan luas penampang silinder dan diperoleh kuat tekan. Nilai kuat
tekan dinyatakan dalam Mpa atau Kg/cm. selain faktor faktor yang lain tidak begitu besar,
kuat tekan beton juga tergantung pada f.a.s (faktor air semen) umur beton dan sifat dari
agregat.
A. Faktor Air Semen (f.a.s)
Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen didalam campuran
adukan beton. Kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh f.a.s dan kekuatan beton. Untuk beton
normal factor air semen yang digunakan adalah 0,7 dari volume semen Portland yang
dibutuhkan.
B. Umur Beton
Kekuatan beton beretambah tinggi dengan bertambahnya umur. Kenaikan beton mula mula
cepat, akan tetapi makin lama laju kenaikan beton itu makin lambat. Oleh karena itu, sebagai
standar kekuatan sudah ditetapkan umur beton selama 28 hari. Bila karena suatu hal
(misalnya tergesah – gesah) ingin mengetahui beton pada umur kurang dari 28 hari, boleh
dilakukan pengujian kuat tekan beton pada umur 7 hari misalny maka hasilnya dibagi dengan
faktor tertentu untuk mendapatkan perkiraan kuat tekan beton pada umur 28 hari.
C. Pengaruh Agregat
Umumnya kekuatan agregat lebih tinggi dari kekuatan pasta semennya kecuali pada beton
dengan agregat ringan atau beton dengan kuat tekan tinggi. Jika dipakai ukuran agregat
maksimum lebih besar maka luas permukaan butir lebih kecil, sehingga letakan antara pasta
dan permukaan agregat lebih lemah, akibatnya kekuatan beton lebih rendah. Lagi pula butir
agregat yang besar menyebabkan tertahanya proses susutan pada pastanya, yang berarti
menimbulkan adanya tegangan internal dalam pasta, sehingga mengurangi kekuatan
betonnya. Pada struktur betonnya yang ringan umunya dipakai ukuran agregat maksimum 40
mm, namun beton dengan mutu lebih tinggi dipakai ukuran maksimum 20 mm.
30
Mpa. Mengiatkan resiko yang terjadi jika syarat itu tidak dipenuhi, maka orang tidak akan
berani membuat beton dengan kuat tekan yang diisyarakan. Menurut pengalaman, kuat tekan
beton dalam suatu proyek bangunan berfariasi menurut distribusi normal sebagaimana terlihat
pada gambar. Menurut ilmu statika, kurva distribusi normal tersebut menyebar dari titik nol
sampai tak terhingga. Sehingga tidak ada nilai maksimum yang dapat ditetapkan.
E. Pengendalian Kualitas
Untuk memperoleh kualitas beton sesuai dengan kuat tekan yang diisyaratkan maka kita tidak akan
dapat membuat beton yang kuat tekan rata rata sama dengan yang diisyaratkan. Walaupun
menurut perhitungan tampaknya beton yang dibuat sudah ideal, artinya disatu sisi
dapat memenuhi persyaratan dan disisi lain tidak terlalu mahal, namun kontrol
terhadap kualitas beton yang benar – benar dibuat di lapangan selama pekerjaan
membuat beton
berlangsung harus selalu dilakukan pengujian terhadap contoh beton yang
diambil dari
adukan beton yang dibuat sebelum dituang harus berbentuk ssilinder (diameter 150
mm dan DAN
2.4 KELEBIHAN tingiKEKURANGAN
300 mm), namun
PADAjika tidak ada cetakan silinder boleh dibuat dengan
BETON
Beton sebagai material konstruksi memiliki keuntungan dan kerugian dibandingkan material-
material yang lain diantaranya adalah :
Keuntungan Kerugian
1. Palu
Palu atau sering juga disebut orang martil adalah salah satu alat yang paling penting
oleh tukang. Setiap tukang kayu harus memiliki minimal satu palu di kantong alat
mereka. Meskipun tidak digunakan dalam hampir setiap waktu tetapi alat ini harus
3. Ember
Ember merupakan alat kedap air yang berbentuk silinder dan vertikal,dengan bagian
atas terbuka dan bagian bawah yang datar.ember berfungsi sebagai wadah untuk
memindahkan air maupun pasir.ember juga bisa digunakan untuk menghitung
4. Kakak tua
Kakak tua kegunaannya untuk memotong kawat dan kabel.
4. Cangkul
Untuk pekerjaan beton cangkul digunakan untuk mengaduk adonan semen dan pasir.
5. Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong kayu dan membelah kayu.
6. Roskam besi
Roskam besi digunakan untuk meratakan semen.
7. Roll meter
Roll meter digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan juga tinggi
9. Jolang
Digunakan untuk tempat pengadukan adonan beton
10. Kereta sorong
Alat ini dapat memudahkan pekerja memindahkan material. Misalnya memindahkan
pasir, kerikil, ke tempat jolang pengadukan.
1. Semen
Semen merupakan bahan utama yang dibutuhkan dalam pembuatan beton. Semen
berfungsi sebagai pengikat material lainnya yaitu mengikat pasir, kerikil dan air
2. Pasir
Pada pembuatan beton, pasir berfungsi sebagai pengisi. Untuk mendapatkan
hasil yang baik, maka sebaiknya pasir tidak boleh tercampur dengan tanah
3. Kerikil
material ini adalah material yang paling banyak dibutuhkan dalam pembuatan
beton. Kerikil berfunsi sebagai penguat beton
4. Air
Air berfungsi untuk melarutkan semen yang mulanya berbentuk bubuk
sehingga terjadi reaksi pengikatan pada semen
BAB IV
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa mampu diharapkan mampu membuat beton
deking secara baik dan benar
B. Tujuan Khusus
Setelah Mengikuti Praktek Ini Mahasiswa Mampu :
1. Membuat beton deking secara baik dan benar
2. Menjelaskan fungsi dari beton deking
C. Dasar Teori
Beton decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran selimut beton
yang diinginkan. Biasanya berbentuk kotak-kotak seperti tahu atau silinder. Pada saat
membuatnya diisikan kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya digunakan dengan cara
diikatkan pada tulangan. Beton ini berbeda dengan tahu beton yang digunakan untuk tes
Beton decking berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang
diinginkan. Bisa dibilang berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga besi tulangan akan
selalu diselimuti beton yang cukup, sehingga didapatkan kekuatan maksimal dari bangunan
Bahan :
1. Paku
2. Papan
3. Pasir
4. Semen
5. Air
E. Keselamatan kerja
• Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara operasionalnya
F. Langkah kerja
4. Periksakan ukuran bekisting dan beri tanda pada bekisting., sesuai dengan
6. Siapkan kawat pengikat tulangan dengan ukuran 20 cm sebanyak 144 buah kawat.
9. Tuangkan semen, pasir dan air dengan perhitungan volume beton tahu (deking).
10. Adukan yang telah siap, dihitungkan pada cetakan yang telah dibuat serta diberi
11. Beton deking yang akan dibuat mempunyai ukuran penampang 5 x 5 cm.
13. Biarkan hingga genangan air tidak tampak di atas permukaan adukan.
14. Bentuklah menjadi potongan-potongan 5 x 5 cm, berdasarkan tanda
15. Masukan kawat kedalam adukan ¾ bagian tebal (panjang kawat yang telah di
bentuk 20 cm )
16. Biarkan adukan mengeras (± 1hari), setelah itu buka bekisting secara perlahan.
L = 60 cm.
T = 2,5
cm.
Penye :
Kontrol : 26,64 = pc + ps
26,64 = 26,64.
JOB II
penyanggah.
penyanggah.
Peralatan yang
digunakan
1. Sekop 6. Paku
C. Bahan yang
digunakan
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Plastik/kertas semen
5. Kawat Ø 1mm
7. Besi tulangan
8. Beton tahu
C. Keselamatan
kerja
• Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
• Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara operasionalnya
D. Langkah
kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
5. Periksa keadaan bekisting dan letakkan bekisting diatas kertas semen / plastic.
kayu pemadat.
12. Saat beton mulai mengeras buka bagian beton tersebut dari bekisting.
Volume pelat
kebun
Dk : : P : 40 cm.
L : 40
cm.
T : 10
cm.
Penye :
Volume acuan : p x l x t
volume semen :
Kontrol :
24.00 = pc + ps + pk.
24.0 24.00
JOB III
Peralatan yang
digunakan
1. Rol meter 4. Bending
2. Kakak tua 5. Tang
3. Gunting kawat
C. Bahan yang
digunakan
1. Besi Ø 10 mm 2 btg
2. Besi Ø 6 mm 2 btg
3. Kawat Ø 1mm
4. Beton tahu
D Keselamatan
. kerja
Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
• Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara operasionalnya
Langkah
kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Atur begel dengan jarak 15 cm dan ikat dengan kawat Ø 1 mm pada tulangan
1. Dapat menyusun jarak pembesian pelat lantai II dengan tepat dan benar.
Peralatan yang
digunakan
1. Rol meter 4. Bending
2. Kakak tua 5. Tang
3. Gunting kawat
C. Bahan yang
digunakan
1. Besi Ø 10 mm
2. Besi Ø 8 mm
3. Kawat Ø 1mm
4. Beton tahu
5. Kapur tulis.
D Keselamatan
. kerja
Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
• Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara operasionalnya
Langkah
kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
3. Rangkailah tulangan seperti pada gambar job sheet dan ikatlah dengan kawat.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktek pekerjaan beton merupakan pekerjaan penting dari bagian konstruksi rumah yang
tidak dapat diabaikan karena merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh penghuni
rumah atau gedung. Oleh karena itu butuh teknik khusus. Diantaranya yaitu harus mampu
menentukan kemiringan sesuai pipa yang digunakan, mengenal jenis-jenis pipa yang
cocok digunakan, mampu membuat galian sesua ukuran yang ditentukan, dll
1) Dengan adanya praktek Kerja Beton I ini, maka mahasiswa telah dapat mengetahui
hal hal mengenai pekerjaan maupun teori teori dalam pekerjaan beton
diantaranya adalah job job yang telah dilaksanakan praktek kerja beton dan dapat
menghitung kebutuhan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan beton.
2) Kita harus dapat membaca gambar kerja dengan teliti dimana gambar kerja itu akan
5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pelaksanakan praktek ini, kita
harus bekerja dengan serius dan harus mengerti terlebh dahulu langkah-langkah job sheet,
kemudian kerjasama kelompok yang baik akan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.
32
33