Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTEK KERJA BETON

Dibuat untuk memenuhi syarat mata kuliah Praktek Kerja Beton


Semester IV
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya

OLEH :

YULIA SHINTA UTAMI


( 061130100742 )
4 SI-A

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
PALEMBANG
2012/2013
LAPORAN
PRAKTEK KERJA BETON

Dibuat untuk memenuhi syarat mata kuliah Praktek Kerja Beton


Semester IV
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya

Palembang, Mei 2012


Instruktur

Drs. Dafrimon
Nip.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Beton ini. Adapun tujuan
penyusunan laporan ini adalah sebagai persyaratan dalam mengikuti kuliah Praktek
Kerja Beton pada Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Beton yang dilakukan di
gedung Bengkel Terbuka Departemen Sipil dari tanggal 23 sampai 5 Mei 2012
dengan bimbingan dari bapak instruktur.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak instruktur, Bpk.
Drs.Dafrimon yang telah memberikan pengajaran dan membantu baik teori maupun
praktek dalam Kerja Beton ini.
Dengan telah selesainya laporan ini, penyusun mengharapkan agar laporan ini
dapat bermanfaat dalam menunjang proses perkuliahan di Jurusan Teknik Sipil,
khususnya tentang Praktek Kerja Beton.

Palembang, Mei 2012


Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………… i


Kata Pengantar ………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian …………………………………………………………..
1.2 Jenis Beton …………………………………………………………
1.3 Klasifikasi Beton …………………………………………………...
Pengawasan Pembuatan Beton ……………………………………..
1.4 Keuntungan dan Kerugian ………………………………………….
BAB II PENGENALAN BAHAN PADA KONSTRUKSI BETON
2.1 Bahan – Bahan yang Digunakan Dalam Pengujian Bahan …………
BAB III PENGENALAN ALAT
3.1 Alat – alat yang Digunakan dalam Pembuatan Beton ………………
BAB IV JOB – JOB PEKERJAAN
Job 1. Membuat Beton Deking ………………………………………….
Job 2 Membuat Plat Kebun …………………………………………….
Job 3 Membuat Blok Penyangga ……………………………………….
Job 4 Membuat Kait dan Bengkokan pada Tulangan …………………..
Job 5 Membuat Jaringan Tulangan Kolom dan Balok …………………
Job 6 Membuat Plat Lantai …………………………………………….
Job 7 Mengaduk dengan Menggunakan Mesin (Molen) ……………….
Pemeriksaan Beton ……………………………………………………..
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan Saran ………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Beton adalah campuran dari agregat kasar, agregat halus, semen
ditambah air dan bahan admixture bila diperlukan. Bahan-bahan tersebut
dicampur sampai homogen dengan perbandingan tertentu .
Karena hidrasi oleh semen dengan air , maka semen dan air dapat
melekatkan butiran-butiran agregat sehingga membentuk massa yang kuat
(mengeras) seperti batu.
Susunan bahan yang terdapat didalam beton umumnya terdiri dari :
1. 3% udara
2. 8% air
3. 15% semen
4. 74% agregat
Beton yang telah mengeras mempunyai sifat mampu menahan gaya
tekan sampai batas yang ditentukan sebaliknya tidak mampu menahan gaya
tarik, oleh sebab itu untuk mengatasi sifat beton yang tidak baik ini maka
dipasang tulangan pada beton sehingga beton mampu menahan gaya tekan dan
gaya tarik. Penggabungan kedua bahan ini disebut juga sebagai beton bertulang.
Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang penting dalam pembuatan suatu
bangunan. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar pembuatan bangunan,
dewasa ini menggunakan beton sebagai struktur utamanya.
Pelaksanaan pembuatan suatu konstruksi beton diperlukan ketentuan
sebagai berikut :
1. Ketelitian pekerjaan pelaksanaannya
2. Pengetahuan tentang pelaksanaan pekerjaan teknologi beton
Kedua hal diatas bila kurang diperhatikan akan berakibat beton yang
dihasilkan kurang baik seperti timbulnya retak-retak, beton tidak rapat air, kuat
tekan yang rendah, bahkan yang lebih berbahaya dapat mengkibatkan runtuhnya
bangunan yang sedang dikerjakan.
Bertolak dari hal penting Hal ini disebabkan dengan adanya pengujian
bahan dapat ditentukan kekuatan dari beton yang diizinkan sehingga mampu
memikul beban yang akan bekerja pada konstruksi tersebut. Dapat
dipertimbangkan juga dari segi nilai ekonominya (dengan biaya yang ditekan
sekecil mungkin tetapi masih dalam batas kekuatan yang diizinkan)

1.2 Sejarah Perkembangan Beton


1. Tahun 1861, Yoseph Monier (bangsa Prancis) menerapkan pemakaian
tulangan pada beton
2. Tahun 1885, Prof. Bauschinger dan Ways (bangsa Jerman) berhasil
mengungkapkan prinsip hubungan antara tulangan dan beton, yaitu
- Besi dan beton memiliki daya lekat yang cukup kuat
- Kesamaan koefisien muai dari kedua bahan tersebut, sehingga timbul
ketegangan perlawanan yang dapat melepaskan hubungan keduanya
- Pada pembuatan mutu beton yang baik, tulangan di dalam beton tidak
berkarat
3.Tahun 1892, Hennebique (bangsa Prancis) , menerapkan pemakaian tulangan
Serong dan sengkang-sengkang (beugel)
4.Tahun 1920-1924, Prof. Duft Abrams (bangsa Amerika) dapat merumuskan
Bahwa kekuatan beton sangat dipengaruhi kadar air (faktor air semen).
Di Indonesia sendiri, perkembangan beton memakai standard th 1950
Yang dibuat berdasarkan standard Belanda. Setelah itu peraturan beton
Diganti dengan PBI 1971 (N 1-2). Dan peraturan ini terus mengalami revisi.
1.3 Jenis Beton
Beton terdiri dari beberapa jenis, untuk membedakan jenisnya dapat
dilihat berdasarkan :
1. Berdasarkan Berat (Volume)
a) Beton berat
Beton yang memiliki volume yang lebih besar dari 2,8 ton/m3. Beton ini
biasanya digunakan pada bangunan rektor nuklir, karena beton ini
mampu manahan sinar magma.
Agregatnya yang dipakai: butir besi, barito, magnetik dll

b) Beton normal
Beton yang memiliki volume antara 1,8 – 2,8 ton/m3. Beton ini
digunakan pada konstruksi bangunan tempat tinggal atau konstruksi
yang umum dipakai.
Jenis agregatnya antara lain : pasir, kerikil, batu pecah dll

c) Beton ringan
Beton yang memiliki volume antara 0,6 – 1,8 ton/m3. Beton ringan ini
digunakan untuk lapisan penyekat suara atau bangunan yang memikul
beban ringan.
Jenis agregat yang dipakai antara lain : expended clay, batu apung
vermikulite dll.

2. Berdasakan Teknik Pembuatan


a) Beton Biasa
Beton ini langsung dibuat dalam plastis yang terdiri atas beton siap
pakai dan beton yang dibuat di lapangan.
Cara pembuatan beton ini berdasarkan atas :
a. Beton siap pakai (ready mix concrete)
b. Beton in situ (beton dibuat di lapangan)

b) Beton Precast
Beton ini dibuat dalam bentuk elemen – elemen yang merupakan rangka
dari konstruksi yang akan dibuat. Beton ini dipakai keadaan mengeras.

c) Beton Prestress
Beton yang dibuat dengan memberi tegangan dalam beton, sebelum
beton tersebut mendapat beban luar kecuali beban sendiri.

1.4 Keuntungan dan Kerugian dari Beton


a. Keuntungan Beton
 Dapat dibuat dalam segala bentuk konstruksi yang dikehendaki sesuai
dengan rancangan dalam cetakan
 Mampu memikul beban yang berat
 Tahan terhadap temperatur tinggi
 Biaya pemeliharaannya yang relatif kecil

b. Kerugian Beton
 Bentuk yang telah dibuat sulit untuk dirubah
 Pelaksanaan pengerjaannya membutuhkan ketelitian yang tinggi
 Berat sendiri yang besar
 Daya pantul suara yang besar
 Biaya pembuatan besar
1.5 Klasifikasi Beton
Mutu dan Kelas Beton
Kelas Pengawasan terhadap
Tujuan
mutu Mutu Agregat Kuat Tekan

I Bo - - non – struktural ringan -


B1 - - Struktural sedang -
K 125 125 200 Struktural ketat Kontinu
II K 175 175 250 Struktural ketat Kontinu
K 225 225 300 Struktural ketat Kontinu
III K 225 225 300 struktural ketat Kontinu

Keterangan :
1) Konstruksi non struktural adalah konstruksi yang hanya memikul beban
sendiri dan beban luar yang ringan ( tanpa memikul beban bangunan)
2) Konstruksi struktural, adalah konstruksi yang memikul beban sendiri dan
beban luar ( secara langsung memikul beban bangunan)

 Pengawasan Pembuatan Beton :


Beton Kelas I
Beton untuk pekerjaan non-struktural. Pelaksanaannya tidak diperlukan
keahlian yang khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada mutu
bahan, sedangkan pada kekuatan tidak diisyaratkan pemeriksaan. Mutu
beton I dinyatakan dengan Bo.

Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Memerlukan keahlian
yang cukup dan harus dilakukan pengawasan dibawah pimpinan tenaga
ahli. Terbagai dalam mutu standar B1, K23, K175, dan K225.
Beton Kelas III
Beton untuk pekerjaan struktural yang memakai mutu beton dengan
kekuatan tekan karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm. Untuk
pelaksanaannya dibutuhkan keahlian khusus dibawah pengawasan para
ahli. Diisyaratkan paenggunaan laboratorium beton dengan tenaga ahli
yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinu.

Beton terbagi atas dua macam, yaitu :


a. Beton biasa yaitu beton yang hanya mampu menahan gaya vertical.
b. Beton bertulang yaitu beton yang mampu menahan gaya vertikal dan
horizontal
BAB II
PENGENALAN BAHAN PADA KONSTRUKSI BETON

2.1 Bahan – Bahan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Beton


1. Semen
Semen merupakan bahan yang berfungsi untuk mengikat agregat jika
ditambah dengan air, dalam bentuk satu kesatuan massa beton. Semen
mempunyai beberapa jenis, tapi yang umum dipakai dalam pekerjaan beton
adalah Portland Cement (PC). Semen di Indonesia sekarang ini berdasarkan
Standar Mutu Indonesia (SII-8) ada 2, yaitu tipa S 475 dan S 550.
Sedangkan berdasarkan mutu ASTM adalah :
Type I : Untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan khusus
Type II : Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang
Type III : Memerlukan kekuatan yang tinggi pada fase permulaan
setelah pencampuran
Type IV : Memerlukan panas hidrasi rendah
Type V : Mmemerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat
2. Agregat
Agregat berfungsi sebagai pengisi atau pengkurus, dipakai bersama
bahan perekat dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu,
disebut adukan atau beton.

Berdasarkan besar butirannya agregat dapat dibagi menjadi dua golongan


o Agregat Halus
Agregat yang mempunyai besar butiran kurang dari 5 mm. Contoh
agregat halus yaitu pasir.
Syarat – syarat mutu agregat halus adalah :
a. Susunan besar butiran yang mempunyai modulus kehalusan antara
1,50 – 3,80
b. Kadar lumpur maksimum 5 %
c. Kadar zat organik diperlukan atau ditentukan dengan larutan
NaOH 3 % jika dibandingkan warna pembanding tidak lebih tua
d. Kerasnya butiran jika dibandingkan dengan pasir pembanding
pemberi angka hasil bagi tidak lebih dari 2,20

o Agregat Kasar
Agregat kasar mempunyai besar butiran lebih dari 5 mm. Contoh dari
agregat kasar yaitu kerikil atau batu pecah, koral, batu apung alam,
maupun batu – batuan lainnya.
Syarat mutu agregat kasar adalah :
a. Susunan besar butiran mempunyai modulus kehalusan antara 6,00
– 7,10
b. Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan tembaga
maksimum 5 %
c. Kadar lumpur maksimum 1 %
d. Tidak boleh mengadung zat organis
e. Mempunyai butiran yang keras dan tidak berpori

3. Air
Dalam adukan air berfungsi sebagai perantara terjadinya reaksi
senyawa antara semen dengan agregat, dalam pembentukan suatu massa
yang kokoh seperti batu. Air yang digunakan dalam beton tidak boleh
mengandung garam dan asam sulfat, minyak dll, karena akan dapat
mengurangi mutu beton. Kemurnian air merupakan penunjang kerapatan
dan kepadatan beton.
Untuk mendapatkan air seperti itu didapat dari :
a) Air ledeng
b) Air pompa / sumur
c) Air sungai atau danau yang bersih
d) Air laut
e) Air hujan

4. Admixture
Berfungsi sebagai bahan untuk memodifikasi mutu beton (sifat – sifat
beton) perlu diingat bahwa admixture tidak hanya untuk memperbaiki sifat
beton akan tetapi mengubah beton yang buruk menjadi baik.
Penggolongan admixture :
a) Water Reduser
Berguna untuk memperbaiki workbility dan mempertinggi kuat tekan
dan menstabilkan keawetan.
b) Accelator
Berguna untuk mempercepat proses hidrasi semen

c) Retarder
Berguna untuk memperlambat proses hidrasi semen

d) Super Plasticezer
Berguna untuk menambah workbility, membuat beton mampu
memadat sendiri, mempertinggi kuat tekan

e) Air Endtraining Agentes


Berguna untuk mengontrol keadaan udara dalam beton, menambah
keawetan beton, mencegah segresi dan blending, menambah kerapatan
air.

f) Pigmen
Berguna untuk membari warna pada beton

5. Baja Tulangan
Baja tulangan berfungsi untuk menahan gaya tarik. Sesuai dengan
kegunaannya baja tulangan mempunyai berbagai macam bentuk :
o Baja Polos
Yaitu batang prismatis berpenampang bulat, persegi lonjong dan
mempunyai permukaan yang licin. Pada umumnya baja tulangan polos
yang dipakai di Indonesia berbentuk bulat.

o Baja Batang Berprofil


Yaitu batang prismatis dipuntir, permukaannya diberi rusuk-rusuk
terpasang tegak lurus atau miring terhadap sumbu batang dengan jarak
antara rusuk tidak boleh lebih dari 0,7 garis tengah pengenalan
tulangan.
Ukuran Baja tulangan
Berdasarkan normalisasi, baja tulangan bulat mempunyai ukuran
garis tengah : 6, 8. 10, 12, 14, 16, 19, 22, 25, 28, 32, 36, 40, 45, 50 mm
dengan panjang 12 m.

o Mutu baja tulangan

Mutu Sebutan au
U – 22 Baja lunak 2200 kg/cm²
U – 24 Baja lunak 2400 kg/cm²
U – 32 Baja sedang 3200 kg/cm²
U – 39 Baja keras 3900 kg/cm²
U – 48 Baja keras 4800 kg/cm²
BAB III
PENGENALAN ALAT

3.1 Alat – Alat yang Digunakan dalam Pembuatan Beton


Untuk menghasilkan produk yang tinggi dalam bekerja maka harus
memerlukan alat yang lengkap, sebab disamping rendahnya produktivitas kerja
juga dapat mengurangi mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Penggunaan
fungsi ganda yang bukan kegunaannya dapat menyebabkan alat jadi cepat
rusak. Dengan memperhatikan kegunaannya masing-masing diharapkan mampu
menggunakan peralatan dengan benar.

Macam-macam peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Peralatan penakar bahan


Terdiri dari :
a) Ember
Terbuat dari plastik ataupun plat dengan berbagai ukuran yang
berbeda. Ember ini digunakan untuk mengetahui perbadingan
campuran dan sekaligus untuk mengangkut campuran ketempat
pengecoran.
b) Gerobak
Berfungsi sebagai alat transportasi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Gerobak ini ada dua macam yaitu yang beroda satu dan yang beroda
dua.

 Peralatan pengaduk beton


Terdiri dari :
a) Sekop
Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan daun sekopnya
agak dilengkungkan agar mudah dalam bentuk mengangkut pasir atau
bahan lainnya.

b) Mesin Pengaduk atau Molen


Alat ini terbuat dari besi yang funsinya untuk mengaduk campuran
agregat halus dan kasar menjadi satu kesatuan.

 Peralatan Pekerjaan Tulangan


a) Besi Penekuk (Bending)
Besi terbuat dari baja tempa digunakan untuk membengkokkan baja
tulangan dari mulai baja yang berdiameter 1 mm sampai 14 mm
b) Alat Pemotong Tulangan
Terdiri dari dua jenis yaitu :
 Yang digerakkan dengan tangan
 Yang digerakkan dengan mesin
Alat pemotong tulangan ini digunakan untuk memotong tulangan yang
berdiameter 4 mm sampai dengan 32 mm
 Kakak Tua
Alat ini dibuat dari baja, gunanya untuk menguatkan ikat pada
tulangan dan memotong kawat lemas.
 Landasan
Alat ini digunakan pada saat kita membengkokkan tulangan ,
landasan ini dibuat sendiri dengan menggunakan pemakuan
tulangan pada sebuah kotak.
 Peralatan lainnya
a) Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari baja tipis dengan tangkai darik kayu daun sendok
berbentuk segitiga tetapi ada juga yang berbentuk daun. Alat ini
dipergunakan untuk meratakan permukaan beton yang telah selesai
dikerjakan
b) Meteran
Digunakan untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi suatu
benda kerja
c) Ruskam.
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada
belakangnya. Gunanya adalah untuk meratakan permukaan beton yang
telah dicor.

d) Ayakan pasir.
Ayakan pasir ini terbuat dari kayu mesh yang diberi kerangka kayu
dan berbentuk empat persegi panjang. Gunanya untuk menyaring
pasir, semen, kapur, dan lain – lain.
e) Pensil
Pensil tukang batu berbeda dari pensil yang digunakan untuk
menggambar. Pensil ini berbentuk bulat lonjong dengan isi yang lebih
besar. Gunanya adalah untuk menggambarkan lokasi pemasangan, dan
juga untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran.

BAB IV
JOB – JOB

Job 1 : Praktek Kerja Beton


Judul : Membuat Beton Deking
Tujuan :
1. Agar dapat menggunakan peralatan yang dipakai secara benar,
sesuai dengan fungsinya.
2. Agar dapat membuat beton deking.
Peralatan dan bahan yang digunakan ;
Peralatan :
- Sekop - Mistar Siku
- Kakak tua - Sikat Kawat
- Sendok Spesi - Palu
- Gerbobak Dorong - Gergaji
- Paku - Ember
- Meteran - Gunting kawat
Bahan :
- Semen - Pasir
- Air - Kayu
- Plastik - Kawat pengikat
Keselamatan Kerja :
1. Berhati – hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan
2. Mempergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
3. Memakai pekaian kerja lengkap
Langkah Kerja :
1. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan.
2. Membuat bekisting beton deking dengan ukuran 50 x 50
cm dan tebal 1 cm, 1,5 cm, 2 cm, 2,5 cm, 3 cm dan pasang
skor untuk mengokohkan cetakan.
Skor

1,5 cm

m
40 c

30 cm

3. Tandai bekisting sesuai dengan ukuran beton deking yaitu


5 x 5 cm.
4. Letakkan bekisting diatas plastik.
Skor

1,5 cm

m
40 c
30 cm

5. Menyiapkan kawat pengikat tulangan , bentuk kawat tersebut dengan


memuntir kedua ujung kawat.

6. Aduk bahan hingga merata campurannya.


7. Sebelum aduk dituangkan ke dalam bekisting, terlebih dahulu bekisting
dibasahi dengan air
8. Tuangkan adukan ke dalam bekisting dan padatkan, meratakan permukaan
beton.
9. Biarkan selama 1 menit hingga genangan air di permukaan adukan sedikit
10. Setelah air di atas permukaan beton mulai mengering bagi beton tersebut
dengan ukuran beton deking yaitu 5 x 5 cm
11. Memasukkan kawat ke dalam adukan beton dalam bekisting sedalam  ¾
dari tebal beton deking.
12. Membiarkan adukan mengeras (  1 hari ) setelah itu, buka bekisting dan
pisahkan beton deking tersebut.

5 cm
2.5

5 cm

Job 2 : Praktek Kerja Beton


Judul : Membuat Kait dan Bengkokan pada Tulangan
Tujuan :
1. Agar terampil menggunakan peralatan pemotong dan pembengkok
tulang
2. Agar dapat membuat kait dan bengkokan pada tulangan dengan
benar
3. Agar dapat menghitung kebutuhan tulangan
Peralatan dan bahan yang digunakan :
Peralatan :
- Mesin pemotong tulangan
- Rool meter
- Besi pembengkok tulangan (bending)
- Landasan besi pembengkokan
- Meja pembengkok
- siku
Bahan :
- Baja tulangan berukuran ø 6 dan ø 8
Keselamatan Kerja :
1. Memusatkan seluruh perhatian pada pekerjaan
2. Memakail pakaian kerja lengkap berikut sarung tangan
3. Menempatkan peralatan yang dipakai di tempat yang aman
Langkah Kerja :
1. Mempersiapkan bahan dan peralatan.
2. Memotong tulangan dengan ketentuan panjang yang telah
ditentukan.
3. Kemudian bentuk tulangan tersebut menjadi bentuk yang
telah ditentukan.

No. Bentuk Diameter Panjang


1. 6, 8 L = 10 + 4d +
4d
0,25  d
10 cm

2. 6, 8 L = 10 + 4d +
0,375  d
4d

10 cm
3. 4d
6, 8 L = 10 + 4d +
0,5  d

10 cm

4. 6, 8 L = 2h + 2b + 1,25

10 cm
 d + 2(4d )

10 cm

5. 6, 8 L = 2h + 2b + 1,25
15 cm

 d + 2(4d)

10 cm

6. 20 cm 6, 8 L = 20 x 2 + 152
9 cm

x 152 + 2(0,25d)
45

20 cm

7. 6, 8 L = 10 + 4 + 4d +
10 cm
0,15d
4 cm

4d
8. 5 cm 6, 8 L =(3 x 5) + (2 x 7)
7 cm

cm
5
Job 3 : Praktek Kerja Beton
Judul : Membuat Jaringan Tulangan Kolom dan Balok
Tujuan :
1. Agar dapat menghitung kebutuhan tulangan kolom dan balok
2. Agar dapat memotong dan membengkok tulangan
3. Agar dapat menyetel jaringan tulangan kolom dan balok
Peralatan dan bahan yang digunakan
Peralatan :
- Sekop - Sendok spesi
- Ember - Ruskam
- Kakak tua - Gunting kawat
- Pemotong tulangan - Gerobak
- Pembengkok tulangan - Molen
- Rol meter - Pacul
Bahan :
- Semen - Baja tulangan ø 6 ø 10
- Pasir - Air
- Kerikil/koral - Kawat pengikat
Keselamatan Kerja :
1. Berhati-hati dan memusatkan seluruh perhatian pada
pekerjaan
2. Memperhatikan semua ketentuan keselamatan kerja
3. Menggunakkan peralatan sesuai dengan fungsinya
Langkah Kerja :
1. Menghitung kebutuhan tulangan yang diperlukan.
2. Memotong tulangan sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
3. Membengkokkan batang-batang tulangan menurut bentuk yang
telah ditentukan.
4. Meletakkan batang-batang tulangan utama pada posisi
horizontal (pada permukaan tulangan).
5. Memasukkan tulangan sengkang pada batang tersebut.
6. Memberi tanda pada tulangan utama tersebut,sebagai
perletakan sengkang.
Perhatian !
Batang tulangan yang diberi tanda hanya 1 (satu) buah saja.
7. Mengatur sengkang menurut ukuran yang telah ditentukan.
8. Mengikat sengkang pada tulangan utama.
Setelah terbentuk salah satu jaringan tulangan maka
dilanjutkan dengan yang lainnya.
Kemudian kedua jaringan tulangan tersebut saling
dihubungkan dengan tulangan stek (tulangan yang membentuk
sudut 90o).
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton balok :
1. Memasukan jaringan tulangan balok kedalam bekisting yang telah dibuat
2. Mengikat beton deking sebanyak  4 buah setiap 1m2 pada jaringan
tulangan balok.
3. Memeriksak kedudukan bekisting dan membersihkan dari kororan-
kotoran yang terdapat didalamnya.
4. Membasahi alat pengaduk dengan air untuk mencegah menempelnya
semen pada sisi molen dan membersihkan kotoran yang menempel pada
molen.
5. Memasukan ½ air + pasir + semen + split, kemudian masuakan . Aduk
beton

hingga pencampuranya homogen.


6. Membasahi bekisting dengan air, masukan adukan beton kedalam
bekisting kemudian di padatkan dengan menggunakan besi atau kayu.
7. Meratakan permukaan beton dengan menggunakan jidar kemudian
haluskan permukaan dengan menggunakan sendok spesi
8. Mendiamkan beberapa hari hingga beton mengeras
Job 6 : Praktek Kerja Beton
Judul : Membuat Plat Lantai
Tujuan :
1. Agar dapat menghitung kebutuhan tulangan untuk jaringan plat.
2. Agar dapat menyetel jaringan tulangan plat.
Keselamatan Kerja :
1. Berhati-hati dan memusatkan seluruh perhatian pada pekerjaan
2. Memperhatikan semua ketentuan keselamatan kerja
3. Menggunakkan peralatan sesuai dengan fungsinya
Instruksi Umum :
1. Pada penyetelan jaringan tulangan plat, pengerjan penyetelan tulangan
utama didahulukan, setelah itu baru tulangan bagi distel yaitu dengan
mengikatkannya pada tulangan utama.
2. Karena pada jaringan tulangan plat terdapat tulangan rangkap (atas dan
bawah), maka untuk menahan tulangan atas dipasang kait penahan dari
baja yang diikatkan pada tulangan rangkap sebanyak 2 buah setiap 1 m².
3. Baca dan pelajari lembaran kerja dengan seksama.
4. Ikuti petunjuk instruktur.
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
Peralatan :
Kakak tua.
Rol meter.
Mesin pemotong tulangan
Bending.
Gunting pemotong kawat.
Tiang penyangga tulangan.
Siku-siku besar

Bahan :
 Baja tulangan.  Kapur
 Kawat pengikat.
Langkah Kerja :
1. Hitung kebutuhan tulangan (panjang, berat, dan diameter) yang
digunakan.
2. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan.
3. Potong dan benkokan batang-batang tulangan sesuai dengan
yang diinginkan.
4. Setelah jaringan tulangan plat, yaitu:
o Pertama-tama distel tulangan utama.
o Beri tanda pada tulangan tersebut sesuai dengan perletakan
tulangan bagi.
5. Ikatkan tulangan bagi pada tulangan utama.
Perhatian !
Pengikatan antara batang-batang tulangan tidak pada setiap titik
persilangan, melaikan berselang-seling antara batangnya yang
diikat dan tidak diikat.
6. Ikatkan beton deking pada jaringan tulangan plat sebanyak 4
buah per 1m² penampang berkisting.
80 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

15 cm

20 cm

20 cm
20 cm

20 cm

15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm 60 cm
Job 7 : Praktek Kerja Beton
Judul : Mengaduk dengan Molen
Tujuan :
1. Agar dapat mengaduk beton menggunakan molen
2. Agar dapat mengaduk beton secara marata dengan cara maksimal.
Peralatan dan bahan yang digunakan :
Peralatan :
- Mesin pengaduk
- Bak penampung
- Ember
- Molen
Bahan :
- Semen
- Pasir
- Kerikil/koral
- Air
Keselamatan Kerja :
1. Berhati – hati dan meusatkan perhatian pada pekerjaan
2. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
3. Memakai pakaian kerja lengkap
Langkah Kerja :
1. Persiapkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Letakkan mesin pengaduk pada kedudukan yang stabil dan
strategis.
3. Jalankan mesin sesuai dengan tangan penggerak.
4. Adukan yang digunakan 1:2:3
5. Dengan menggunakan ember masukkan ± 50% air yang
digunakan.
6. Masukkan pula seluruh pasir kedalam molen, aduk sampai rata.
7. Setelah tercampur, masukkan semen kedalam molen dan aduk
sampai rata.
8. Biarkan pula seluruh bahan tercampur selama lebih kurang 5 –
6 menit.
9. Kosongkan teromol dengan menggunakan seluruh adukkan
pada bak penuang.
Selesai penuangan bersihkan teromol dari sisa – sisa yang
masih melekat pada dinding teromol
BAB V
PENUTUP

 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja beton dan materi yang sudah dipelajari,
maka dapat di tarik kesimpulan :
1. Sebelum melakukan praktek pembuatan suatu beton, maka setiap
mahasiswa terlebih dahulu dapat memahami tentang prinsip – prinsip
dasar pembuatan beton.
2. Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang paling penting dalam konstruksi
bangunan sehingga hampir sebagian besar pembuatan bangunan banyak
menggunakan beton sebagai konstruksi utamanya.
3. Pembuatan cetakan pada pembuatan beton deking, pelat kebun dll harus
dibuat kokoh agar tidak terjadi kerusakan pada beton yang akan di baut,
misalnya bocor besar yang mengakibatkan keluarnya agregat beton.
4. Peralatan dan cara membengkokkan tulangan mempengaruhi bentuk
tulangan yang akan dibuat.
5. Pemasangan tulangan harus tepat karena tulangan akan mempengaruhi
kekuatan beton.
6. Kelengkapan peralatan dan bahan pada kerja beton mempengaruhi waktu
dalam pekerjaan beton.

 Saran
Adapun saran – saran pada praktek kerja beton ini antara lain :
1. Mempergunakanlah alat alat sesuai dengan fungsinya.
2. Memperhitungkan kebutuhan bahan yang diperlukan ahrus tepat agar
tidak terjadi pemborosan.
3. Mempergunakanlah waktu yang seefektif mungkin agar pelaksanaan
praktek dapat tepat waktu.
4. Kerjasama tim menunjang keberhasilan praktek.
5. Memperhatikan keselamatan kerja.
6. Melaksanakan praktek sesuai dengan pedoman yang telah ada.
Memeriksa peralatan sebelum memulai pekerjaan, peralatan yang kurang
baik kondisinya hendaknya ditukar atau diganti demi keselamatan kerja

Anda mungkin juga menyukai