OLEH :
Drs. Dafrimon
Nip.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Beton ini. Adapun tujuan
penyusunan laporan ini adalah sebagai persyaratan dalam mengikuti kuliah Praktek
Kerja Beton pada Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Beton yang dilakukan di
gedung Bengkel Terbuka Departemen Sipil dari tanggal 23 sampai 5 Mei 2012
dengan bimbingan dari bapak instruktur.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak instruktur, Bpk.
Drs.Dafrimon yang telah memberikan pengajaran dan membantu baik teori maupun
praktek dalam Kerja Beton ini.
Dengan telah selesainya laporan ini, penyusun mengharapkan agar laporan ini
dapat bermanfaat dalam menunjang proses perkuliahan di Jurusan Teknik Sipil,
khususnya tentang Praktek Kerja Beton.
1.1 Pengertian
Beton adalah campuran dari agregat kasar, agregat halus, semen
ditambah air dan bahan admixture bila diperlukan. Bahan-bahan tersebut
dicampur sampai homogen dengan perbandingan tertentu .
Karena hidrasi oleh semen dengan air , maka semen dan air dapat
melekatkan butiran-butiran agregat sehingga membentuk massa yang kuat
(mengeras) seperti batu.
Susunan bahan yang terdapat didalam beton umumnya terdiri dari :
1. 3% udara
2. 8% air
3. 15% semen
4. 74% agregat
Beton yang telah mengeras mempunyai sifat mampu menahan gaya
tekan sampai batas yang ditentukan sebaliknya tidak mampu menahan gaya
tarik, oleh sebab itu untuk mengatasi sifat beton yang tidak baik ini maka
dipasang tulangan pada beton sehingga beton mampu menahan gaya tekan dan
gaya tarik. Penggabungan kedua bahan ini disebut juga sebagai beton bertulang.
Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang penting dalam pembuatan suatu
bangunan. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar pembuatan bangunan,
dewasa ini menggunakan beton sebagai struktur utamanya.
Pelaksanaan pembuatan suatu konstruksi beton diperlukan ketentuan
sebagai berikut :
1. Ketelitian pekerjaan pelaksanaannya
2. Pengetahuan tentang pelaksanaan pekerjaan teknologi beton
Kedua hal diatas bila kurang diperhatikan akan berakibat beton yang
dihasilkan kurang baik seperti timbulnya retak-retak, beton tidak rapat air, kuat
tekan yang rendah, bahkan yang lebih berbahaya dapat mengkibatkan runtuhnya
bangunan yang sedang dikerjakan.
Bertolak dari hal penting Hal ini disebabkan dengan adanya pengujian
bahan dapat ditentukan kekuatan dari beton yang diizinkan sehingga mampu
memikul beban yang akan bekerja pada konstruksi tersebut. Dapat
dipertimbangkan juga dari segi nilai ekonominya (dengan biaya yang ditekan
sekecil mungkin tetapi masih dalam batas kekuatan yang diizinkan)
b) Beton normal
Beton yang memiliki volume antara 1,8 – 2,8 ton/m3. Beton ini
digunakan pada konstruksi bangunan tempat tinggal atau konstruksi
yang umum dipakai.
Jenis agregatnya antara lain : pasir, kerikil, batu pecah dll
c) Beton ringan
Beton yang memiliki volume antara 0,6 – 1,8 ton/m3. Beton ringan ini
digunakan untuk lapisan penyekat suara atau bangunan yang memikul
beban ringan.
Jenis agregat yang dipakai antara lain : expended clay, batu apung
vermikulite dll.
b) Beton Precast
Beton ini dibuat dalam bentuk elemen – elemen yang merupakan rangka
dari konstruksi yang akan dibuat. Beton ini dipakai keadaan mengeras.
c) Beton Prestress
Beton yang dibuat dengan memberi tegangan dalam beton, sebelum
beton tersebut mendapat beban luar kecuali beban sendiri.
b. Kerugian Beton
Bentuk yang telah dibuat sulit untuk dirubah
Pelaksanaan pengerjaannya membutuhkan ketelitian yang tinggi
Berat sendiri yang besar
Daya pantul suara yang besar
Biaya pembuatan besar
1.5 Klasifikasi Beton
Mutu dan Kelas Beton
Kelas Pengawasan terhadap
Tujuan
mutu Mutu Agregat Kuat Tekan
Keterangan :
1) Konstruksi non struktural adalah konstruksi yang hanya memikul beban
sendiri dan beban luar yang ringan ( tanpa memikul beban bangunan)
2) Konstruksi struktural, adalah konstruksi yang memikul beban sendiri dan
beban luar ( secara langsung memikul beban bangunan)
Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Memerlukan keahlian
yang cukup dan harus dilakukan pengawasan dibawah pimpinan tenaga
ahli. Terbagai dalam mutu standar B1, K23, K175, dan K225.
Beton Kelas III
Beton untuk pekerjaan struktural yang memakai mutu beton dengan
kekuatan tekan karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm. Untuk
pelaksanaannya dibutuhkan keahlian khusus dibawah pengawasan para
ahli. Diisyaratkan paenggunaan laboratorium beton dengan tenaga ahli
yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinu.
o Agregat Kasar
Agregat kasar mempunyai besar butiran lebih dari 5 mm. Contoh dari
agregat kasar yaitu kerikil atau batu pecah, koral, batu apung alam,
maupun batu – batuan lainnya.
Syarat mutu agregat kasar adalah :
a. Susunan besar butiran mempunyai modulus kehalusan antara 6,00
– 7,10
b. Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan tembaga
maksimum 5 %
c. Kadar lumpur maksimum 1 %
d. Tidak boleh mengadung zat organis
e. Mempunyai butiran yang keras dan tidak berpori
3. Air
Dalam adukan air berfungsi sebagai perantara terjadinya reaksi
senyawa antara semen dengan agregat, dalam pembentukan suatu massa
yang kokoh seperti batu. Air yang digunakan dalam beton tidak boleh
mengandung garam dan asam sulfat, minyak dll, karena akan dapat
mengurangi mutu beton. Kemurnian air merupakan penunjang kerapatan
dan kepadatan beton.
Untuk mendapatkan air seperti itu didapat dari :
a) Air ledeng
b) Air pompa / sumur
c) Air sungai atau danau yang bersih
d) Air laut
e) Air hujan
4. Admixture
Berfungsi sebagai bahan untuk memodifikasi mutu beton (sifat – sifat
beton) perlu diingat bahwa admixture tidak hanya untuk memperbaiki sifat
beton akan tetapi mengubah beton yang buruk menjadi baik.
Penggolongan admixture :
a) Water Reduser
Berguna untuk memperbaiki workbility dan mempertinggi kuat tekan
dan menstabilkan keawetan.
b) Accelator
Berguna untuk mempercepat proses hidrasi semen
c) Retarder
Berguna untuk memperlambat proses hidrasi semen
d) Super Plasticezer
Berguna untuk menambah workbility, membuat beton mampu
memadat sendiri, mempertinggi kuat tekan
f) Pigmen
Berguna untuk membari warna pada beton
5. Baja Tulangan
Baja tulangan berfungsi untuk menahan gaya tarik. Sesuai dengan
kegunaannya baja tulangan mempunyai berbagai macam bentuk :
o Baja Polos
Yaitu batang prismatis berpenampang bulat, persegi lonjong dan
mempunyai permukaan yang licin. Pada umumnya baja tulangan polos
yang dipakai di Indonesia berbentuk bulat.
Mutu Sebutan au
U – 22 Baja lunak 2200 kg/cm²
U – 24 Baja lunak 2400 kg/cm²
U – 32 Baja sedang 3200 kg/cm²
U – 39 Baja keras 3900 kg/cm²
U – 48 Baja keras 4800 kg/cm²
BAB III
PENGENALAN ALAT
d) Ayakan pasir.
Ayakan pasir ini terbuat dari kayu mesh yang diberi kerangka kayu
dan berbentuk empat persegi panjang. Gunanya untuk menyaring
pasir, semen, kapur, dan lain – lain.
e) Pensil
Pensil tukang batu berbeda dari pensil yang digunakan untuk
menggambar. Pensil ini berbentuk bulat lonjong dengan isi yang lebih
besar. Gunanya adalah untuk menggambarkan lokasi pemasangan, dan
juga untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran.
BAB IV
JOB – JOB
1,5 cm
m
40 c
30 cm
1,5 cm
m
40 c
30 cm
5 cm
2.5
5 cm
2. 6, 8 L = 10 + 4d +
0,375 d
4d
10 cm
3. 4d
6, 8 L = 10 + 4d +
0,5 d
10 cm
4. 6, 8 L = 2h + 2b + 1,25
10 cm
d + 2(4d )
10 cm
5. 6, 8 L = 2h + 2b + 1,25
15 cm
d + 2(4d)
10 cm
6. 20 cm 6, 8 L = 20 x 2 + 152
9 cm
x 152 + 2(0,25d)
45
20 cm
7. 6, 8 L = 10 + 4 + 4d +
10 cm
0,15d
4 cm
4d
8. 5 cm 6, 8 L =(3 x 5) + (2 x 7)
7 cm
cm
5
Job 3 : Praktek Kerja Beton
Judul : Membuat Jaringan Tulangan Kolom dan Balok
Tujuan :
1. Agar dapat menghitung kebutuhan tulangan kolom dan balok
2. Agar dapat memotong dan membengkok tulangan
3. Agar dapat menyetel jaringan tulangan kolom dan balok
Peralatan dan bahan yang digunakan
Peralatan :
- Sekop - Sendok spesi
- Ember - Ruskam
- Kakak tua - Gunting kawat
- Pemotong tulangan - Gerobak
- Pembengkok tulangan - Molen
- Rol meter - Pacul
Bahan :
- Semen - Baja tulangan ø 6 ø 10
- Pasir - Air
- Kerikil/koral - Kawat pengikat
Keselamatan Kerja :
1. Berhati-hati dan memusatkan seluruh perhatian pada
pekerjaan
2. Memperhatikan semua ketentuan keselamatan kerja
3. Menggunakkan peralatan sesuai dengan fungsinya
Langkah Kerja :
1. Menghitung kebutuhan tulangan yang diperlukan.
2. Memotong tulangan sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
3. Membengkokkan batang-batang tulangan menurut bentuk yang
telah ditentukan.
4. Meletakkan batang-batang tulangan utama pada posisi
horizontal (pada permukaan tulangan).
5. Memasukkan tulangan sengkang pada batang tersebut.
6. Memberi tanda pada tulangan utama tersebut,sebagai
perletakan sengkang.
Perhatian !
Batang tulangan yang diberi tanda hanya 1 (satu) buah saja.
7. Mengatur sengkang menurut ukuran yang telah ditentukan.
8. Mengikat sengkang pada tulangan utama.
Setelah terbentuk salah satu jaringan tulangan maka
dilanjutkan dengan yang lainnya.
Kemudian kedua jaringan tulangan tersebut saling
dihubungkan dengan tulangan stek (tulangan yang membentuk
sudut 90o).
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton balok :
1. Memasukan jaringan tulangan balok kedalam bekisting yang telah dibuat
2. Mengikat beton deking sebanyak 4 buah setiap 1m2 pada jaringan
tulangan balok.
3. Memeriksak kedudukan bekisting dan membersihkan dari kororan-
kotoran yang terdapat didalamnya.
4. Membasahi alat pengaduk dengan air untuk mencegah menempelnya
semen pada sisi molen dan membersihkan kotoran yang menempel pada
molen.
5. Memasukan ½ air + pasir + semen + split, kemudian masuakan . Aduk
beton
Bahan :
Baja tulangan. Kapur
Kawat pengikat.
Langkah Kerja :
1. Hitung kebutuhan tulangan (panjang, berat, dan diameter) yang
digunakan.
2. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan.
3. Potong dan benkokan batang-batang tulangan sesuai dengan
yang diinginkan.
4. Setelah jaringan tulangan plat, yaitu:
o Pertama-tama distel tulangan utama.
o Beri tanda pada tulangan tersebut sesuai dengan perletakan
tulangan bagi.
5. Ikatkan tulangan bagi pada tulangan utama.
Perhatian !
Pengikatan antara batang-batang tulangan tidak pada setiap titik
persilangan, melaikan berselang-seling antara batangnya yang
diikat dan tidak diikat.
6. Ikatkan beton deking pada jaringan tulangan plat sebanyak 4
buah per 1m² penampang berkisting.
80 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
20 cm
20 cm
20 cm
20 cm
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm 60 cm
Job 7 : Praktek Kerja Beton
Judul : Mengaduk dengan Molen
Tujuan :
1. Agar dapat mengaduk beton menggunakan molen
2. Agar dapat mengaduk beton secara marata dengan cara maksimal.
Peralatan dan bahan yang digunakan :
Peralatan :
- Mesin pengaduk
- Bak penampung
- Ember
- Molen
Bahan :
- Semen
- Pasir
- Kerikil/koral
- Air
Keselamatan Kerja :
1. Berhati – hati dan meusatkan perhatian pada pekerjaan
2. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
3. Memakai pakaian kerja lengkap
Langkah Kerja :
1. Persiapkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Letakkan mesin pengaduk pada kedudukan yang stabil dan
strategis.
3. Jalankan mesin sesuai dengan tangan penggerak.
4. Adukan yang digunakan 1:2:3
5. Dengan menggunakan ember masukkan ± 50% air yang
digunakan.
6. Masukkan pula seluruh pasir kedalam molen, aduk sampai rata.
7. Setelah tercampur, masukkan semen kedalam molen dan aduk
sampai rata.
8. Biarkan pula seluruh bahan tercampur selama lebih kurang 5 –
6 menit.
9. Kosongkan teromol dengan menggunakan seluruh adukkan
pada bak penuang.
Selesai penuangan bersihkan teromol dari sisa – sisa yang
masih melekat pada dinding teromol
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja beton dan materi yang sudah dipelajari,
maka dapat di tarik kesimpulan :
1. Sebelum melakukan praktek pembuatan suatu beton, maka setiap
mahasiswa terlebih dahulu dapat memahami tentang prinsip – prinsip
dasar pembuatan beton.
2. Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang paling penting dalam konstruksi
bangunan sehingga hampir sebagian besar pembuatan bangunan banyak
menggunakan beton sebagai konstruksi utamanya.
3. Pembuatan cetakan pada pembuatan beton deking, pelat kebun dll harus
dibuat kokoh agar tidak terjadi kerusakan pada beton yang akan di baut,
misalnya bocor besar yang mengakibatkan keluarnya agregat beton.
4. Peralatan dan cara membengkokkan tulangan mempengaruhi bentuk
tulangan yang akan dibuat.
5. Pemasangan tulangan harus tepat karena tulangan akan mempengaruhi
kekuatan beton.
6. Kelengkapan peralatan dan bahan pada kerja beton mempengaruhi waktu
dalam pekerjaan beton.
Saran
Adapun saran – saran pada praktek kerja beton ini antara lain :
1. Mempergunakanlah alat alat sesuai dengan fungsinya.
2. Memperhitungkan kebutuhan bahan yang diperlukan ahrus tepat agar
tidak terjadi pemborosan.
3. Mempergunakanlah waktu yang seefektif mungkin agar pelaksanaan
praktek dapat tepat waktu.
4. Kerjasama tim menunjang keberhasilan praktek.
5. Memperhatikan keselamatan kerja.
6. Melaksanakan praktek sesuai dengan pedoman yang telah ada.
Memeriksa peralatan sebelum memulai pekerjaan, peralatan yang kurang
baik kondisinya hendaknya ditukar atau diganti demi keselamatan kerja