Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

BAB 1
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN BETON
Beton adalah suatu komposit yang terdiri atas agregat, semen dan air yang
dicampur bersama-sama dalam keadaan plastis dan mudah untuk dikerjakan.
Dapat dikatakan juga beton merupakan campuran antara semen portland, air
(sebagai bahan perekat) dan agregat kasar maupun halus (sebagai bahan pengisi).
Apabila kita membutuhkan suatu tingkat kualitas tertentu maka beton
ditambahkan bahan additive atau admixture sesuai kebutuhan yang direncanakan.
Adapun jenis – jenis beton:

1. Beton bertulang
Adalah perpaduan antara dua buah bahan, yaitu beton dan tulangan baja,
dimana beton yang memiliki kekuatan dan elastisitas rendah dan tulangannya
memiliki kekuatan dan elastisitas tinggi, sehingga beton menjadi lebih kuat dan
elastis.
2. Beton normal
Adalah beton yang menggunakan pasir sebagai agregat halus dan batu pecah
sebagai agregat kasar, sehingga mempunyai berat jenis beton antara 2200 –
2500 kg/m3 dengan kuat tekan sekitar 10 30 MPa
3. Beton pratekan
Adalah beton bertulang yang tulangannya telah diberikan tegangan dalam
untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja dan
juga menghindari retakan meskipun ditimpa beban yang berat.
4. Beton pracetak
Adalah elemen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu
sebelum dirakit menjadi bangunan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas
beton dan mengantisipasi kondisi lapangan proyek.
5. Beton polos
Adalah beton tanpa tulangan atau mempunyai tulangan tetapi kurang dari
ketentuan minimum.

Bab 1 Kelompok 2 |
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

6. Beton ringan struktur


Adalah beton yang mengandung agregat ringan atau campuran agregat kasar
ringan dan pasir alam sebagai pengganti agregat halus ringan yang
7. Beton ringan total
Adalah beton ringan yang agregat halusnya bukan pasir alami.
8. Beton ringan berpasir
Adalah beton ringan yag agregat halusnya dari pasir alami.
9. Beton mortar
Adalah beton yang dihasilkan dari adukan semen, pasir, dan air dalam proporsi
tertentu, nama lain dari beton mortar adalah beton semen. Beton ini memiliki
kekuatan tarik yang kuat.

Adapun sifat sifat dari beton itu sendiri :


1. Kuat terhadap tekan tetapi tidak kuat terhadap tarik,
2. Bersifat getas.
3. Semakin bertambah umur beton, maka kekuatan beton semakin meningkat
Agar mendapatkan beton dengan mutu yang baik, maka ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan untuk meningkatkan mutu beton , berikut merupakan hal-hal
yang mempengaruhi mutu beton :

1. Jumlah semen
Jumlah semen pada pembuatan beton harus diperkirakan dengan benar, walau
kekuatan beton akan naik dengan adanya penambahan semen, namun dengan
jumlah semen yang terlalu banyak akan mengakibatkan penyusutan, selain itu
harga beton akan meningkat. Oleh sebab itu, pemberian semen pada beton
harus diperkirakan jumlahnya.
2. FAS (Faktor Air Semen)
Faktor air semen merupakan perbandingan antara berat air dan berat semen
didalam campuran beton. Jika pemberian air terlalu sedikit maka akan
didapatkan campuran beton yang kurang dapat dikerjakan dengan baik dan
juga akan terjadi keropos pada beton, namun jika pemberian air terlalu

Bab 1 Kelompok 2 |
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

banyak akan menyebabkan timbulnya pori-pori didalam beton yang dapat


mengurangi kekuatan beton. Maka sebaiknya kadar faktor air semen terletak
diantara 0,5-0,6.
3. Sifat agregat
Agregat terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil atau batu
pecah). Sifat agregat yang mempengaruhi kekuatan beton terletak pada
kekerasan permukaan, agregat yang kasar dan tidak licin membuat rekatan
pasta lebih kuat daripada permukaan yang halus dan licin, bentuk agregat
yang semakin bersudut akan saling mengunci dan sulit digeserkan dibanding
bentuk yang bulat, dan dengan agregat yang kekuatannya tinggi akan
menghasilkan beton yang berkualitas tinggi pula.
4. Cara dan lama pengadukan
Proses pembuatan beton juga tidak kalah penting dalam menentukan mutu
beton. Campuran beton bisa disebut baik bila tercampur dengan merata, maka
dalam proses pengadukan tidak diperbolehkan menggunakan tangan, namun
dengan mesin pengaduk (beton molen). Waktu pengadukan dilakukan
secukupnya, sehingga adukan beton cukup rata. Lamanya pengadukan
bergantung pada kapasitas drum pengaduk, banyaknya adukan, jenis dan
susunan butir dari agregat serta slumpnya. Pada umumnya harus diambil
paling sedikit 1,5 menit
5. Finishing
Finishing dilakukan saat sesudah pengecoran, dimana keropos dan sarang
kerikil menjadi permasalahan dan mengurangi kekuatan konstruksi. Keropos
ini perlu ditambal yang sebelumnya harus dibersihkan dahulu, hal ini
bertujuan agar tulangan dalam beton tidak mudah terkena angin sehingga
menunda terjadinya karat, sebaiknya menggunakan bahan tambahan yang
mempunyai fungsi daya lekat. Namun hal ini tidak berpengaruh pada
kekuatan konstruksi.

Bab 1 Kelompok 2 |
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

6. Curing
Curing atau pemeliharaan beton ini bertujuan untuk mencegah kehilangan air
pada saat awal-awal. Air yang terkandung dalam beton sangat berpengaruh
pada proses hidrasi beton. Bila proses hidrasi tidak sempurna maka akan
didapatkan beton dengan kualitas yang buruk.
7. Pengaruh temperatur
Pembuatan beton dan pengecoran dilakukan saat suhu yang tidak tinggi. Hal
ini dilakukan untuk menjaga kualitas mutu beton dan keawetan, karena jika
dilakukan di suhu yang tinggi akan mengurangi mutu beton dan juga saat
pengecoran akan memerlukan air yang lebih banyak sehingga akan
mengakibatkan susut beton menjadi lebih besar. Temperatur pada saat
pembuatan dan pengecoran sebaiknya tidak lebih dari 90° F. Dan untuk
mengatasi temperatur yang tinggi dapat dikerjakan dengan menggunakan air
dingin, mendinginkan kerikil, dan menjauhkan material dari matahari.

Beton banyak digunakan sebagai bahan bangunan di dunia, karena beton mudah
dicetak dan dibentuk, bahan beton mudah didapat dan mudah dikerjakan, beton
termasuk kedap air. Beton yang baik mempunyai karakteristik yaitu tahan lama,
kedap air, tahan aus, kembang susut kecil, awet. Berikut merupakan kelebihan dan
kekurangan penggunaan beton sebagai bahan bangunan :

Berikut adalah kelebihan beton:


1. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan
lokal, kecuali semen. Hanya untuk daerah tertentu yang sulit mendapatkan
pasir atau kerikil mungkin harga beton agak mahal.
2. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tinggi, serta mempunyai sifat tahan
terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan. Bila dibuat
dengan cara yang baik, kuat tekannya dapat sama dengan batuan alami.
3. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan. Sehingga
pengerjaannya mudah, namun juga harus memperhatikan ketelitian saat

Bab 1 Kelompok 2 |
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

pembuatan beton. Cetakan dapat pula dipakai ulang beberapa kali sehingga
secara ekonomi menjadi murah.
4. Kuat tekannya yang tinggi mengakibatkan jika dikombinasikan dengan baja
tulangan (yang kuat tariknya tinggi) dapat dikatakan mampu dibuat untuk
struktur berat. Beton dan baja boleh dikatakan mempunyai koefisien muai
yang hampir sama. Saat ini beton banyak dipakai untuk pondasi, dinding,
jalan raya, landasan udara, gedung, penampung air, pelabuhan, bendungan,
jembatan, dan sebagainya.
5. Beton segar dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang retak maupun
diisikan ke dalam retakan beton dalam proses perbaikan yang bertujuan untuk
melindungi tulangan dari suhu angin agar tidak terjadi karat pada tulangan
yang menyebakan mutu bangunan yang buruk.
6. Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada
tempat-tempat yang posisinya sulit.
7. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah.
8. Beton merupakan bahan bangunan yang paling awet diantara bahan-bahan
lainnya, maka banyak bangunan yang memakai beton dikarenakan
pengerjaannya lebih mudah, beton juga untuk bangunan dalam jangka waktu
yang panjang.

Berikut adalah kekurangan beton antara lain:

1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena
itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes). Hal itu sangat
berpengaruh, jarak kekutan beton polos dan beton bertulang sangat jauh.
2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah, sehingga dilatasi (contraction joint) perlu diadakan pada beton yang
panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.

Bab 1 Kelompok 2 |
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

3. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu,


sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya
retak-retak akibat perubahan suhu.
4. Beton sulit untuk dapat kedap air sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki
air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.
5. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail
secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

B. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Dalam membuat adonan beton diperlukan adanya penentuan karakteristik bahan


yanga dilakukan denga pengujian di laboratorium. Pengujian di laboratorium ini
dilakukan terhadap pasir dan kerikil pada umumnya, sedangkan mutu pengujian
semen dilakukan/dikendalikan di pabrik untuk memenuhi standart industri
tertentu. Penggunaan air pencampur beton harus diperhatikan agar air dapat
memenuhi standart mutunya, hal ini tidak perlu dilakukan pengujian (misalnya
jika digunakan air ledeng, air sumur yang bisa diminum).
Dalam memproduksi beton dengan karakteristik yang diinginkan, pemeriksaan
agregat dan pengendalian mutu harus dikerjakan secara berkala dengan pengujian
di laboratorium (untuk pasir dan kerikil) yang meliputi pemeriksaan mutu bahan
dan sample uji yang dibuat dari campuran yang diperiksa atau dengan menguji
struktur beton yang ada (existing structure).
Pengujian struktur beton yang ada baru dikerjakan bila hasil pengujian sample-
sampel uji menunjukkan mutu di bawah yang disyaratkan. Dan dalam hal ini,
permasalahan lain adalah bahan-bahan penyusun beton dari alam yang sulit
didapatkan antara lain:
1. Agregat Kasar
Adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi “alami” batuan pecah atau bahan
yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
antara 5-40 mm. Pada masa lalu beton diproduksi dengan menggunakan
agregat kerikil yang diambil dari sungai secara ilmiah, yang terdiri dari

Bab 1 Kelompok 2 |
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

bermacam- macam ukuran 5-40 mm yang tidak dicuci, yang mempunyai


gradasi berubah-ubah pada setiap pengiriman dan kadang-kadang tidak
memenuhi syarat gradasi yang diperlukan.
2. Agregat Halus
Agregat halus dalah pasir alami sebagai hasil desintegrasi “alami” batuan atau
pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu yang mempunyai ukuran
butir terbesar 5,0 mm. Pasir digali dari tempat-tempat yang terpilih di sungai-
sungai dan biasanya dijual tanpa pencucian atau pengayakan. Para pemasok
atas permintaan kontraktor-kontraktor kadang-kadang diharuskan mencuci
tanah liat yang ada di dalam pasir. Hal ini mengakibatkan butiran-butiran
halus yang diperlukan juga ikut hilang (ayakan no. 200).

C. RUANG LINGKUP PRAKTIKUM

Waktu dan peralatan terbatas menyebabkan ruang lingkup praktikum ini harus
dibatasi pada hal-hal yang penting saja, yaitu meliputi:
1. Penyediaan agregat
Agregat merupakan bahan pengisi beton-beton, didalam percobaan ini
digunakan agregat kasar dan halus dengan perbandingan tertentu.
2. Perencanaan campuran beton
Dalam pencampuran beton digunakan perbandingan bahan semen : pasir :
kerikil : air
3. Pembuatan benda uji
Percobaan bahan untuk membuat beton ini menggunakan benda uji berbentuk
balok ukuran 15x15x60, kubus ukuran 15x15x15, dan silinder diameter 15cm
dan tinggi 30cm.
4. Perawatan benda-benda uji
Perawatan benda uji dilakukan dengan cara menutupi dengan goni basah atau
merendam benda uji dalam bak perawatan.
5. Pengujian karakteristik beton
Pengujian karakteristik beton dilakukan dengan uji slump, kuat tarik, kuat
tekan, dan kuat lentur.

Bab 1 Kelompok 2 |
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

Pengujian Bahan:
1. Semen
Pengujian bahan pada semen terdiri dari pengujian berat jenis semen,
pengujian konsistensi normal semen, pengujian pengikatan awal semen.
2. Agregat Kasar
Pengujian bahan pada agregat kasar terdiri dari pengujian berat volume,
pengujian kadar air, analisa spesific gravity, pengujian kekerasan.
3. Agregat Halus
Pengujian bahan pada agregat halus pengujian berat volume, pengujian kadar
air, analisa spesific gravity, analisa saringan.
Pengujian beton segar dilakukan dengan menggunakan slump test. Uji slumpt
test digunakan untuk mengukur konsistensi beton segar sebelum mengeras.
Hal ini dilakukan untuk memeriksa kemampuan kerja beton yang baru dibuat,
dan oleh karena itu kemudahan mengalirnya beton. Ini juga dapat digunakan
sebagai indikator batch yang tidak tercampur dengan benar.

D. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian beton menurut buku “Teknologi Bahan Bangunan” karangan Kariyono
Tjokromuljo, beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat
halus, agregat kasar, semen portland dan air.
Sifat-sifat beton antara lain:
1. Kuat terhadap tekan tetapi tidak kuat terhadap tarik
2. Bersifat getas

Sedangkan nilai kekuatan dan nilai daya tahan beton merupakan fungsi dari
beberapa faktor antara lain:
1. Nilai bahan campuran dan nilai bahan penyusutan
2. Metode pelaksanaan pengecoran
3. Pelaksanaan finishing
4. Temperature
5. Kondisi perawatan pengerasan

Bab 1 Kelompok 2 |
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

E. STANDARD PENGUJIAN
1. ASTM Commite C-9 1994
= Standart Test metod for Flexura Strength of Concrete.
2. Standard SK SNI M-08-1989-F
= Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar.
3. Standard SK SNI M-09-1989-F
= Metode pengujian berat jenis agregat kasar.
4. Standard SK SNI M-10-1989-F
= Metode pengujian berat jenis agregat halus.
5. Standard SK SNI M-11-1989-F
= Metode pengujian kadar air agregat.
6. Standard SK SNI M-12-1989-F
= Metode pengujian slump beton.
7. Standard SK SNI M-14-1989-F
= Metode pengujian kuat tekan beton.
8. Standard SK SNI M-15-1989-F
= Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
9. Standard SK SNI M-26-1989-F
= Metode pengambilan contoh untuk beton segar.-
10. Standard SK SNI M-60-1989-F
= Metode pengujian kuat tarik-belah beton segar.
11. Standard SK SNI M-62-1989-F
= Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium.

Bab 1 Kelompok 2 |

Anda mungkin juga menyukai