Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK LAB.

KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

I.I GAMBARAN UMUM KEGIATAN BENGKEL

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu Teknik yang mempelajari
tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung
dan infrastruktur tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup
manusia. Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya
pengetahuan Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geologi, Lingkungan hingga
Komputer mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil
dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya,
hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota
besar. Mayoritas komponen bangunannya terbuat dari beton.

Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, air, agregat
(kasar dan halus) dan dengan atau bahan tambah (admixture) apabila
diperlukan. Semen dan air membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai
bahan pengikat, agregat kasar dan halus berfungsi sebagai bahan pengisi dan
penguat. Variasi ukuran agregat dalam suatu campuran harus mempunyai
gradasi yang baik sesuai dengan standar analisa saringan dari ASTM (America
Society of Testing Materials). Bahan – bahan dipilih yang sesuai dengan
kebutuhan yang direncanakan. Pemilihan bahan ini sendiri akan
mempengaruhi konstruksi dari segi kemudahan pengerjaan, karena dari segi
kemudahan pengerjaan ini sendiri terdapat banyak variasi yang memenuhi
yaitu dari segi kualitas, harga dan mutu beton itu sendiri. Dalam
perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti
beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan
tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri dll. Saat ini
beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di dunia.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Beton bertulang adalah bahan komposit yang merupakan gabungan dari dua
jenis bahan, yaitu beton dan tulangan baja . Beton merupakan campuran
antara kerikil / batu pecah, pasir, air, serta semen (PC) dengan perbandingan
berat yang tertentu (mix design). Untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan
yang tinggi, maka bahan-bahan campuran dari beton harus diuji dan diperiksa
mutunya, sehingga memenuhi mutu bahan yang disyaratkan.

Beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun kuat tarik yang lemah.
Untuk kuat tekan, di Indonesia sering digunakan satuan kg/cm² dengan simbol
K untuk benda uji kubus dan fc untuk benda uji silinder. Kuat hancur dari
beton sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
 Jenis dan kualitas semen
 Jenis dan lekak lekul bidang permukaan agregat. Kenyataan
menunjukkan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton
dengan kuat tekan dan kuat tarik lebih besar daripada penggunaan
kerikil halus dari sungai.
 Perawatan. Kehilangan kekuatan sampai dengan sekitar 40% dapat
terjadi bila pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan
adalah hal yang sangat penting pada pekerjaan lapangan dan pada
pembuatan benda uji.
 Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan
bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah
untuk waktu yang lama.
 Umur. Pada kekeadaan yang normal kekuatan beton bertambah
dengan umurnya.

1.2 WAKTU KEGIATAN


Waktu yang digunakan praktikum ini dilaksanakan sejak tanggal 3 oktober 2022 sampai
dengan 14 oktober 2022 , 1 minggu membuat laporan dikumpul tanggal 21 oktober 2022.

1.3 LOKASI KEGIATAN


Lokasi tempat praktikum adalah bengkel terbuka dan masjid ATH THUROIQI Politeknik
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Negeri Sriwijaya.

1.4 LINGKUP KEGIATAN


Lingkup kegiatan selama praktikum meliputi : pengecoran tiang kolom masjid at-thuroiqi,
membuat cincin pada tulangan beton, membuat decking beton dan membuat campuran beton pre-
cast

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Beton
Beton adalah campuran dari agregat (kasar dan halus) + semen + air + bahan admixture jika
diperlukan. Bahan-bahan tersebut dicampur hingga homogeny dengan perbandingan tertentu.
Karena hidrasi semen oleh air, maka semen + air (massa semen) dapat melekatkan butiran-butiran
agregat hingga membentuk suatu massa yang kuat (mengeras) seperti batu. Susunan bahan yang
terdapat dalam beton pada umumnya terdiri dari : -  3% udara -  8% air -  15% semen -  74%
agregat Beton setelah mengeras mempunyai sifat ampu menahan gaya tekan, sampai batas yang
ditentukan. Sebaliknya tidak mampu menahan gaya tarik. Oleh sebab itu untuk mengatasi sifat
yang tidak baik ini, maka dipasang tulangan di dalam beton sehingga beton mampu menahan gaya
tekan dan gaya tarik. Penggabungan kedua bahan tersebut dinamakan beton bertulang.

Bahan-Bahan Beton
3.1.1. Semen Semen merupakan bahan yang berfungsi untuk mengikat agregat jika ditambah air,
dalam membentuk satu kesatuan masa beton.
a. Jenis semen Semen mempunyai beberapa jenis tetapi yang umum dipakai untuk beton adalah
semen Portland. Semen yang di Indonesia sekarang ini berdasarkan standar mutu Indonesia (SII-8)
ada 2; yaitu type S 475 dan S 550. Sedangkan berdasarkan mutu ASTM ialah : - Type I – semen
Portland normal - Type II – semen Portland untuk ketahanan sulfat dan panas yang sedang - Type
III – semen Portland untuk ketahanan sulfat tinggi.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

b. Tambahan - Bobot isi semen = 1,25


- Berat jenis =>3, pada umumnya = 3,15
Agregat
Agregat adalah butiran batuan yang mempunyai susunan butir halus
dan kasar. Karena 60%-80% dari beton adalah agregat, maka agregat
disebut bahan pengisi.
a. Jenis agregat
Berdasarkan besar butirnya, agregat dibagi dalam dua golongan : - Agregat halus
Agregat yang mempunyai besar butir tidak melebihi 5 mm.
Adapun yang termasuk jenis ini :  Pasir alam
 Pasir buatan (artificial light weight aggregate)  Pasit laut, setelah melalui pemeriksaan. -
Agregat kasar
Agregat yang mempunyai besar butirannya lebih dari 5 mm.
Adapun yang termasuk jenis ini :  Kerikil  Batu pecahan
 Batu apung alam
 Batu buatan (artificial light weight aggregate)
b. Persyaratan dari agregat - Agregat halus
 Mempunyai butir yang tajam dan keras
 Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% apabila melebihi harus dicuci
 Tidak boleh mengandung zat organis yang dapat mengurangi mutu beton. - Agregat kasar
 Mempunyai butir keras dan tidak berpori

 Agregat yang berbentuk pipih tidak boleh melebihi 20% dari pemakaian agregat beton
 Tidak boleh lumpur lebih dari 1% dan tidak mengandung zat yang merusak mutu beton
 Besaran butir maksimum tidak boleh melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping
etakan 1/3
tebal pelat atau 3/4 jarak bersih minimum antara batang-batang atau berkas-berkas tulangan

3.1.3. Air Dalam adukan, air berfungsi sebagai perantara terjadinya reaksi persenyawaan antara
semen dan agregat, dalam pembentukan suatu masa yang kokoh seperti batu.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

a. Persyaratan air Air yang dipergunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung lumpur
atau zat-zat yang dapat merusakkan/mengurangi mutu beton, seperti : - Garam - Asam/sulfat -
Minyak Jadi sebaiknya air bersih dan tawar serta dapat diminum.
b. Sumber air Kemurnian air merupakan penunjang kerapatan dan kepadatan beton. Untuk
mendapatkan air seperti itu didapat dari :

Air ledeng
- Air pompa/sumur
- Air sungai atau danau yang bersih
- Air laut, apabila terpaksa dengan ketentuan bahwa sebelumnya telah ada persetujuan dari tim
pemeriksa, melalui
pemeriksaan di lab. (Desilinasi)
- Air hujan.
3.1.4. Baja Tulangan
Baja tulangan yang seperti telah diuraikan pada bagian permulaan, bahwa baja tulangan dalam
beton adalah berfungsi untuk menahan gaya tarik.
a. Macam / type baja tulangan
Menurut bentuknya, baja tulangan pada konstruksi beton dibagi dalam :
- Batang polos
Yaitu batang prismatis berpenampang bulat, persegi lonjong dan sebagainya dan mempunyai
permukaan yang licin. Pada umumnya baja tulangan batang polos yang dipakai di Indonesia
berbentuk bulat.
- Batang yang diprofilkan
Yaitu batang prismatis/dipuntir permukaannya diberi rusuk-rusuk terpasang tegak lurus/miring
terhadap sumbu batang dengan jarak antara rusuk tidak lebih 0,7 garis tengah pengenal tulangan.

b. Ukuran baja tulangan


Berdasarkan normalisasi, baja tulangan mempunyai ukuran garis tengah : 6, 8, 10, 12, 14, 16, 19,
22, 25, 28, 32, 36, 40, 45, 50 mm dengan panjang 12 m.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

c. Mutu baja tulangan

MUTU SEBUTAN τ au
U – 22 Baja lunak 2200kg/cm
U – 24 Baja lunak 2400kg/cm
U – 32 Baja sedang 3200kg/cm
U – 39 Baja keras 3900kg/cm
U – 48 Baja keras 4800kg/cm

3.1.5. Admixture
Tujuan dari pemakaian admixture adalah untuk memodifikasi atau memperbaiki sifat dari beton.
Penggolongan admixture itu sendiri terdiri dari:
a. Water reducer (plasticizer), Bahan ini dirancang untuk : - Memperbaiki workability -
Memperbaiki kuat tekan (sebagai water reducer) - Menstabilisasi keawetan.
b. Accelator
Bahan ini dirancang untuk mempercepat proses hidrasi semen.
c. Retarder
Bahan ini dirancang untuk memperlambat proses hidrasi semen, perlambatan ini dapat berlangsung
1 = 3 jam.
d. Super plasticizer, Bahan ini dirancang untuk :
- Menambah warability beton (slump : 20 cm)
- Membuat beton yang mampu memadat sendiri (selfcompacting concrete)
- Mempertinggi kuat tekan (sebagai pengurang air)
e. Air entraining agents
Bahan ini dirancang untuk mengontrol kadar udara dalam beton, menambah keawetan beton,
mencegah segregasi dan bleeding, serta menambah kerapatan air.
f. Pigmen
Bahan ini dirancang untuk memberi warna pada beton.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2. Penyimpanan Bahan Di Lapangan


Bahan beton merupakan bahan yang mudah terpengaruh oleh keadaan alam (cuaca) yang
merugikan bagi bahan itu sendiri. Ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dari bahan,
yang sekaligus mengurangi mutu beton yang diinginkan. Hal-hal yang merugikan bagi bahan
pembentuk ada beberapa macam seperti air, tanah, zat organik, asam, garam, dll. Untuk mecegah
agar bahan beton tidak banyak terpengaruh oleh halhal tersebut, maka dilakukan pencegahan salah
satu di antaranya dengan menyimpan bahan di tempat yang benar.
3.2.1. Penyimpanan Semen Sebagai bahan yang mudah mengalami proses hidrasi yang
menyebabkan terjadinya pengerasan semen, maka semen harus disimpan sedemikian rupa.
a. Persyaratan penyimpanan semen
- Pengangkatan semen ke tempat penyimapanan harus dijaga agar semen tidak menjadi lembab
dan rusak atau tercampur dengan bahan-bahan lain.
- Penyimpanan terlalu lama tidak diperbolehkan karena dapat mengurangi nilai kokohnya. Apabila
semen tersebut diragukan nilai kokohnya, maka semen tersebut harus diperiksa dahulu sebelum
dipakai, untuk mengetahui apakah semen itu masih memenuhi syarat.
- Semen harus disimpan dalam gudang yang rapat air dan angin.
- Penumpukan semen harus teratur dengan pemisahan tumpukan semen berdasarkan jenis, berat,
dan lama penyimpanan.
- Penimbunan semen maksimum 2 m (10 kantong), agar tidak terjadi pecahnya kantong semen
bagian bawah dan terbentuknya gumpalan-gumpalan semen. - Timbunan semen dalam gudang
berjarak bebas  50 cm dari dinding.

b. Bentuk gudang Gudang semen tidak perlu berjendela, dinding-dinding dan lantainya dilapisi
kertas aspal. Antara lantai gudang dan permukaan tanah diberi jarak bebas 30 cm, agar air tanah
tidak terserap lantai gudang (lihat gambar).
3.2.2. Penyimpanan Agregat Agregat dalam penyimpanannya tidak ditempatkan dalam bangunan,
tetapi dibiarkan dalam udara terbuka. Persyaratan penyimpanan agregat :
a. Pengawasan agregat harus dilakukan sejak datang ke penimbunan sampai dengan pengambilan
kembali.
b. Agregat harus ditimbun di atas bak-bak berlantai, agar tanah tidak terbawa ketika mengambil
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

bahan. Lebih-lebih jika pada tempat yang tanahnya gembur/becek


c. Penimbunan agregat pada bak, tidak boleh melebihi kapasitas bak.
3.2.3. Penyimpanan Baja Tulangan Dalam pelaksanaan di lapangan, baja tulangan tidak disimpan
di dalam gudang akan tetapi dibiarkan di udara terbuka. Persyaratan penyimpanan baja tulangan :
a. Baja tulangan dalam penimbunannya tidak boleh langsung berhubungan dengan tanah.
b. Batang tulangan yang jenis dan ukuran yang berbeda harus dipisahkan penimbunannya.
3.2.4. Penyimpanan Admixture Karena admixture merupakan bahan yang sensitif terhadap
pengaruh luar maka biasanya perusahaan yang membuatnya telah mencantumkan persyaratan
penyimpanan dari admixture tersebut. Persyaratan penyimpanan admixture :
a. Admixture ditempatkan dalam keadaan tertutup
b. Tempat penyimpanan harus dalam keadaan kering (seperti tempat penyimpanan semen).
c. Jauh dari panas api

ALAT-ALAT PADA PEKERJAAN BETON


Peralatan merupakan sarana yang penting bagi terlaksananya suatu system kerja. Akan tetapi
peralatan ini belum lengkap dan tidak berfungsi, apabila tidak ditunjang dengan pengetahuan
peralatan. Karena pemakaian peralatan yang sembarang dapat mengakibatkan cepat terjadinya
kerusakan pada alat tersebut. Pengetahuan tentang peralatan dalam uraian di bawah ini hanya
menjelaskan tentang fungsi dan ukurannya saja. Alasan ini disebabkan bahwa dengan mengetahui
fungsi sebenarnya dari masing-masing alat tersebut, maka penggunaan terhadap alat yang
sembarang dapat diminimalisir.
2.1. Alat Penakar Bahan Peralatan yang digunakan untuk menakar bahan ada beberapa macam,
antara lain:
2.1.1. Dolak DOLAK adalah tong pengukur yang terbuat dari kayu dengan mengambil
patokan ukuran 1 zak semen atau kira p x l x t = 0.6 x 0.4 x 0.1 = 0.024 m3. Menggunakan dolak
akan lebih akurat dibandingkan menggunakan timba atau skop.
2.1.2. Ember Terbuat dari plastik ataupun plat dengan berbagai ukuran yang berbeda.
Ember ini digunakan untuk mengetahui perbadingan campuran dan sekaligus untuk mengangkut
campuran ketempat pengecoran.
2.1.3. Gerobak Dorong Berfungsi sebagai alat transportasi dalam pelaksanaan pekerjaan.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gerobak ini ada dua macam yaitu yang beroda satu dan yang beroda dua.
2.2. Peralatan Pengaduk Beton
2.2.1. Sekop Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan daun sekopnya agak
dilengkungkan agar mudah dalam bentuk mengangkut pasir atau bahan lainnya.
2.2.2. Pacul / cangkul Cangkul adalah satu jenis alat tradisional yang digunakan dalam
pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali, membersihkan tanah dari rumput ataupun untuk
meratakan tanah. Cangkul masih
digunakan hingga kini. Pekerjaan yang lebih berat biasanya menggunakan bajak.
2.2.3. Mesin Pengaduk / Molen Berdasarkan bentuk dan perpaduan tromol aduk, mesin
pengaduk beton dibagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Mesin aduk berputar vertikal (reversing drum mixer)
b. Mesin dengan tromol berputar miring (tilting mixer)
c. Mesin dengan tromol berputar mendatar (Pan Drum Mixer) Yang masing-masing mesin ini
dibuat dalam berbagai kapasitas aduk, dari yang kecil sampai yang besar. Pada pembuatan aduk
beton, pemakaian ketiga macam mesin ini dibedakan pula, yaitu:
a. Type 1 dan 2 digunakan untuk pembuatan aduk beton konstruksi di lapangan pekerjaan.
b. Type 3 dipakai khusus di pabrik / laboratorium untuk pembuatan beton pabrik (prefab)
dan contoh uji percobaan beton. Di indonesia khususnya, dari ketiga mesin ini yang sering
dipakai adalah mesin dengan tromol berputar miring dan vertikal.
2.3. Peralatan Pengangkut Beton Peralatan untuk mengangkut beton secara sederhana telah
disebutkan sebelumnya, seperti ember, dolak dan kereta dorong. Sedangkan yang lainnya adalah
sebagai berikut:
2.3.1. Talang Talang ini dibuat dari baja atau kayu yang dilapis seng, untuk memperlancar
jalannya adukan beton. Panjang talang sendiri berkisar antara 2 hingga 3 meter, dengan
penampang setengah lingkaran.
2.3.2. Menara Penuang (Tower Crane) Menara ini dibuat dari rangka-rangka baja yang
mudah di stel / dirakit dan dilepaskan. Berdasarkan mobilitas daripada menara penuang dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Menara tetap: pondasi dari menara tergantung dari tanahnya.
b. Menara berjalan: diperlukan pemberat dari beton.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

c. Menara menaik: menara ini mengikuti tingginya bangunan. Kenaikan dari menara
diangkat dengan pompa
hidraulik.
2.3.3. Lift Lift ini dibuat dari rangka baja, prinsip kerja dari alat ini sama seperti lift di
bangunan-bangunan umumnya. Perbedaannya adalah; apabila beban di lift abngunan diangkat
terletak didalam lift, sedangkanuntuk lift ini diletakkandi samping kerangka lift.
2.3.4. Pompa Beton Alat ini dipakai untuk pengangkutan adukan yang cair (mampu
memadat sendiri) dengan butiran maksimum 1,5 inch. Dengan perbandingan campuran yang baik,
adukan dapat dialirkan sampai dengan jarak 150 m dengan ketinggian 110 m
2.3.5. Ban Berjalan Ban ini terbuat dari karet, yang digerakkan dengan motor. Cara kerja
dari ban ini seperti eskalator (tangga berjalan). Dengan menggunakan alat ini, beton dapat diangkut
ke daerah yang rendah maupun tempat yang tinggi.
2.3.6. Bak Penampung Beton Bak ini biasanya digantungkan pada menara penuang. Pada bak
tersebut, diberi pengatur untuk membuka dan menutup bak.
2.3.7. Pipa Penghantar Beton / Tremi Pipa ini dapat dibuat dari plastic maupun metal, pada ujung
atas dibuat corong yang berbentuk pyramid / kerucut teropong.konstruksi dari batang pipa ini ada 2
macam, yaitu:
a. Langsung memanjang
b. Terbagi dalam beberapa bagian panjang, yang saling dihubungkan, tujuannya untuk
mempermudah pemendekan / pemanjangan batang pipa. Berdasarkan diameter pipa dibuat
berdasarkan besar butir agregat yang dipakai seperti ditentukan sebagai berikut:
a. Pipa minimal berdiameter 150 mm dipergunakan untuk agregat 19 mm.
b. Pipa minimal berdiameter 203 mm dipergunakan untuk agregat 38 mm. Pipa penghantar beton
ini biasanya dipakai pada pengecoran kedalaman air atau pada konstruksi yang tinggi.
2.4. Alat Pemadat Beton Pemadatan beton dapat dikerjakan dengan dua macam cara, yaitu secara
manual dan secara masinal. Penentuan cara pemadaan ini berdasarkan atas mutu beton yang
diinginkan. Untuk pemadatan secara manual dilakukan untuk mutu beton < Bo, sedangkan
pemadatan secara masinal dilakukan untuk mutu beton > Bo.
2.4.1. Pemadatan Secara Manual Peralatan yang digunakan untuk pemadatan secara manual,
antara lain yaitu:
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.4.2. Pemadatan Secara Masinal Pemadatan secara msinal dilakukan dengan menggunakan alat
penggetar (vibrator). Ada dua jenis vibrator, ayitu:
a. Vibrator dengan motor bakar
b. Vibrator dengan listrik Dari kedua jenis ini, masing-masing memunyai kelebihan dan
kekurangan, yaitu: vibrator dengan motor bakar lebih praktis jika dipakai, sedangkan vibrator
dengan listrik penggetarnya lebih stabil dan tidak terlalu menimbulkan suara yang bising.

2.5. Peralatan Perata dan Penyelesaian Bidang Beton Peralatan perata dan penyelesaian bidang
pekerjaan beton antara lain yaitu:
2.5.1. Ruskam Ruskam dibuat dalam 2 (dua) bentuk yaitu: ruskam biasa dan ruskam bertangkai.
a. Ruskam biasa Alat ini dibuat dengan ukuran 10x35x50 cm untuk ruskam metal. Ukuran 25x45
cm dan 12x25 cm untuk ukuran kayu.
b. Ruskam bertangkai Alat ini berbentuk segi empat 25x125 cm a 25x150 cm dengan panjang
pegangannya 125 – 160 cm. ruskam ini dibuat dari kayu dan digunaanuntuk meratakan permukaan
beton yang bidangnya luas.

JENIS JENIS BETON


Beton Normal
Tjokrodimuljo (2004) menyatakan bahwa beton pada dasarnya adalah campuran yang
terdiri dari agregat kasar dan agregat halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai pengikat
dan pengisi antara agregat kasar dan agregat halus serta kadang-kadang ditambahkan dengan zat
additive. Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2834-2000) yang membahas tentang
peraturan tata cara pembuatan rencana campuran beton normal, tertulis bahwa beton normal adalah
merupakan beton yang mempunyai berat isi 2.200 − 2.400 𝑘𝑔/𝑚3 yang menggunakan agregat
alam yang dipecah. Beton yang merupakan campuran berisi agregat halus (pasir), agregat kasar
(kerikil atau batu pecah) dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen
dan air membentuk suatu massa yang sangat mirip seperti batu, dan dapat digunakan untuk
membuat berbagai struktur dalam konstruksi seperti pondasi, balok, kolom, plat lantai, dan
lainnya.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Beton pre-cast
Beton pracetak (precast) dihasilkan dari proses produksi dimana lokasi pembuatannya
berbeda dengan lokasi elemen akan digunakan. Lawan dari pracetak adalah beton cor di tempat
atau cast-in place, dimana proses produksinya berlangsung di tempat elemen tersebut akan
ditempatkan (Wulfram I. Ervianto,2006). Precast concrete (beton pracetak) adalah suatu metode
percetakan komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu
pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang. Karena proses pengecorannya di tempat
khusus (bengkel pabrikasi), maka mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat
menghasilkan keuntungan, maka beton pracetak hanya akan diproduksi jika jumlah bentuk typical-
nya mencapai angka minimum tertentu, bentuk typical yang dimaksud adalah bentuk-bentuk
repetitif dalam jumlah besar (Iqbal Batubara, 2012). Sistem struktur beton pracetak merupakan
salah satu alternatif teknologi dalam perkembangan konstruksi di Indonesia yang mendukung
efisiensi waktu, efisiensi energi, dan mendukung pelestarian lingkungan (Siti Aisyah Nurjannah,
2011).
1. Keuntungan dan Kerugian Beton Precast Hendrawan Wahyudi dan Hery Dwi Hanggoro
(2010) menjelaskan bahwa struktur elemen pracetak memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
dengan struktur konvensional, antara lain :
a. Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi.
b. Waktu pelaksanaan yang cepat.
c. Waktu pelaksanaan struktur merupakan pertimbangan utama dalam pembangunan suatu
proyek karena sangat erat kaitannya dengan biaya proyek. Struktur elemen pracetak dapat
dilaksanakan di pabrik bersamaan dengan pelaksanaan pondasi di lapangan.
d. Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik.
e. Salah satu alasan mengapa struktur elemen pracetak sangat ekonomis dibandingkan
dengan struktur yang dilaksanakan di tempat (cast in-situ) adalah penggunaan cetakan beton yang
tidak banyak variasi dan biasa digunakan berulang-ulang, mutu material yang dihasilkan pada
umumnya sangat baik karena dilaksanakan dengan standar-standar yang baku, pengawasan dengan
sistem komputer yang teliti dan ketat.
f. Penyelesaian finishing mudah.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

g. Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pracetak dapat dengan mudah
dilaksanakan bersamaan dengan pembuatan elemen tersebut di pabrik, seperti: warna dan model
permukaan yang dapat dibentuk sesuai dengan rancangan.
h. Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan, lebih bersih dan
ramah lingkungan.
i. Dengan sistem elemen pracetak, selain cepat dalam segi pelaksanaan, juga tidak
membutuhkan lahan proyek yang terlalu luas serta lahan proyek lebih bersih karena pelaksanaan
elemen pracetaknya dapat dilakukan dipabrik.
j. Perencanaan berikut pengujian di pabrik.
k. Elemen pracetak yang dihasilkan selalu melalui pengujian laboratorium di pabrik untuk
mendapatkan struktur yang memenuhi persyaratan, baik dari segi kekuatan maupun dari segi
efisiensi.
l. Sertifikasi untuk mendapatkan pengakuan Internasional. Apabila hasil produksi dari
elemen pracetak memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan, maka dapat diajukan untuk
mendapatkan sertifikasi ISO yang diakui secara internasional.
m. Secara garis besar mengurangi biaya karena pengurangan pemakaian alat-alat
penunjang, seperti : scaffolding dan lain-lain.
n. Kebutuhan jumlah tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Namun
demikian, selain memiliki keuntungan, struktur elemen pracetak juga memiliki beberapa
keterbatasan, antara lain :
a. Tidak ekonomis bagi produksi tipe elemen yang jumlahnya sedikit.
b. Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara elemen
yang satu dengan elemen yang lain, sehingga tidak menyulitkan dalam pemasangan di
lapangan.
c. Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai dengan kapasitas alat
angkat dan alat angkut.
d. Jarak maksimum transportasi yang ekonomis dengan menggunakan truk adalah
antara 150 sampai 350 km, tetapi ini juga tergantung dari tipe produknya. Sedangkan untuk
angkutan laut, jarak maksimum transportasi dapat sampai di atas 1000 km.
e. Hanya dapat dilaksanakan didaerah yang sudah tersedia peralatan untuk handling
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

dan erection.
f. Di Indonesia yang kondisi alamnya sering timbul gempa dengan kekuatan besar,
konstruksi beton pracetak cukup berbahaya terutama pada daerah sambungannya, sehingga
masalah sambungan merupakan persoalan yang utama yang dihadapi pada perencanaan
beton pracetak.
g. Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan sambungan
pada beton pracetak.
h. Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan (stock yard).
Perbedaan Analisa Beton Pracetak dengan Beton Konvensional Pada dasarnya
mendesain konvensional ataupun pracetak adalah sama, beban-beban yang
diperhitungkan juga sama, faktor-faktor koefisien yang digunakan untuk
perencanaan juga sama, hanya mungkin yang membedakan adalah (Hendrawan
Wahyudi dan Hery Dwi Hanggoro 2010) :
a. Desain pracetak memperhitungkan kondisi pengangkatan beton saat umur beton
belum mencapai 24 jam. Apakah dengan kondisi beton yang sangat muda saat
diangkat akan terjadi retak (crack) atau tidak. Di sini dibutuhkan analisa desain
tersendiri, dan tentunya tidak pernah diperhitungkan kalo kita menganalisa beton
secara konvensional.
b. Desain pracetak memperhitungkan metode pengangkatan, penyimpanan beton
pracetak di stock yard, pengiriman beton pracetak, dan pemasangan beton pracetak
di proyek. Kebanyakan beton pracetak dibuat di pabrik.
c. Pada desain pracetak menambahkan desain sambungan. Desain sambungan di
sini, didesain lebih kuat dari yang disambung.
3. Jenis Komponen Beton Pracetak (Precast) Ada beberapa jenis komponen beton
pracetak untuk struktur bangunan gedung dan konstruksi lainnya yang biasa
dipergunakan, yaitu :
a. Tiang pancang.
b. Sheet pile dan dinding diapragma.
c. Half solid slab (precast plank), hollow core slab, single-T, double-T, triple-T,
channel slabs dan lain-lain.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Balok beton pracetak dan balok beton pratekan pracetak (PC I Girder).
e. Kolom beton pracetak satu lantai atau multi lantai. 11
f. Panel-panel dinding yang terdiri dari komponen yang solid, bagian dari single-T
atau double-T. Pada dinding tersebut dapat berfungsi sebagai pendukung beban
(shear wall) atau tidak mendukung beban.
g. Jenis komponen pracetak lainnya, seperti : tangga, balok parapet, panel-panel
penutup dan unit-unit beton pracetak lainnya sesuai keinginan atau imajinasi dari
insinyur sipil dan arsitek. (Hendrawan Wahyudi dan Hery Dwi Hanggoro 2010). B.
Tiang Pancang Bulat (Spun Piles) Pondasi tiang pancang adalah pondasi yang
mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menerap lenturan,
dibuat menjadi satu kesdatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang
terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi (Sosdarsono dan K.
Nakazawa,1983) Kelebihan dan kekurangan tiang pancang (Wahyu Sunaryanto,
2012) adalah seperti penjelasan beriut ini:
1. Kelebihan
a. Karena dibuat dengan sistem pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
b. Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
c. Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling
tiang.
d. Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua
atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
e. Harga relatif murah bila dibanding pondasi sumuran.
12 2. Kekurangan
a. Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena faktor
angkutan.
b. Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
c. Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
d. Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan. Tahapan pengerjaan
(proses produksi) tiang pancang menggunakan cara sentrifugal (Setya Winarno dan
Gunawan Wibisono, 2002) dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini: Persiapan
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Cetakan Penulangan Pengecoran Beton Penutupan Cetakan Penarikan PC Wire


Perawatan dengan Uap Relose (Buka Cetakan) Buka Produk Penumpukan dan
Perawatan Produk Penjualan Gambar
1. Proses Produksi Menggunakan Cara Sentrifugal (Putar) Cetakan Persiapan PC
Wire dan Besi Spiral Persiapan Material dan Pengadukan Beton 13 C. Manajemen
Mutu Menurut (Tjiptono dan Diana, 2000) bahwa mutu merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan. Secara konvensional pengertian mutu
adalah menggambarkan karaktersitik langsung dari suatu produk, seperti
performance, reliability (keandalan), mudah dalam penggunaaan dan estetika.
Sedangkan secara strategis pengertian mutu adalah segala sesuatu yang mampu
memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. SNI 19-8402-1996 mendefinisikan
manajemen mutu sebagai seluruh kegiatan dari keseluruhan fungsi manajemen yang
menetapkan kebijakan mutu, sasaran dan tanggung jawab, serta penerapannya
dengan cara seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu, jaminan mutu dan
peningkatan mutu dalam sistem mutu. Sistem manajemen mutu terdiri atas empat
tingkatan yaitu (Rory Burke, 1999):
1. Inspeksi (Inspection), adalah mengkaji karekteristik proyek dalam aspek mutu,
dalam hubungannya dengan suatu standart yang ditentukan. Inspeksi akan
menentukan baik atau tidaknya proyek berdasarkan mutunya.
2. Pengendalian Kualitas (Quality Control – QC), terdiri dari kegiatan pemeriksaan
pekerjaan, bersama-sama dengan manajemen dan pendokumentasian bahwa
pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan 14 persyaratan kontrak dan peraturan-
peraturan yang berlaku. QC merupakan suatu unsur atau bagian dari QA.
3. Jaminan Kualitas (Quality Assurance – QA) adalah semua perencanaan, metoda
dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberi keyakinan bahwa semua
perencanaan, perancangan dan pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan
standar-standar yang berlaku, serta syarat-syarat yang dispesifikasikan dalam
kontrak.
4. Total Quality Management (TQM) adalah gabungan dari semua bentuk
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

manajemen kualitas yang tujuan utamanya adalah memenuhi kepuasan pelanggan


dengan menitikberatkan pada peningkatan berkelanjutan.
D. Standar Mutu ISO 9001:2008 ISO 9001 adalah sistem manajemen mutu ISO
9001 hasil revisi tahun 2008. secara garis besar ISO 9001:2008 tidak terlalu jauh
berbeda dengan pendahulunya yaitu ISO 9001:2000. Adapun perbedaan antara versi
2000 dan 2008 secara signifikan lebih menekankan pada efektivitas proses yang
dilaksanakan dalam organisasi tersebut (Agus Syukur (2010) dalam Made Arya
Wira Santosa(2013)).
1. Klausul ISO 9001:2008 ISO 9001:2008 terdiri dari 8 Klausul sebagai berikut:
a. Klausul 1. Ruang lingkup Dalam klausul ini secara persyaratan persyaratan
standar telah menekankan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. 15
b. Klausul 2. Referensi normatif Klausul ini hanya memuat referensi-referensi yang
harus dipersiapkan yaitu: 1) Peraturan Pemerintah. 2) Buku-buku panduan tentang
kualitas.
c. Klausul 3. Istilah dan definisi Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan
definisi-definisi yang diberikan dalam ISO 9001:2008 menetapkan,
mendokumentasikan, melaksanakan, memelihara langkah-langkah untuk
implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 dan kebutuhan
peningkatan terus menerus.
d. Klausul 4. Sistem manajemen mutu Persyaratan umum dalam memimpin dan
mengoperasikan organisasi perlu dilakukan pengelolaan yang sistematis dan dengan
cara yang dapat.
e. Klausul 5.Tanggung jawab manajemen. Klausul ini menekankan pada komitmen
manajemen puncak (top management commitment). Dalam hal fokus pelanggan
manajemen puncak harus menjamin bahwa persyaratan pelanggan telah ditetapkan
dan dipenuhi dengan tujuan peningkatan kepuasan pelanggan.
f. Klausul 6. Manajemen sumber daya Penyediaan sumber daya suatu organisasi
harus menetapkan dan memberikan sumber-sumber daya yang diperlukan secara
tepat 16 untuk menerapkan dan mempertahankan sistem manajemen kualitas ISO
9001:2008 serta meningkatkan efektivitasnya terus menerus dan meningkatkan
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

kepuasan pelanggan.
g. Klausul 7. Realisasi produk Dalam hal perencanaan realisasi produk organisasi
harus menjamin bahwa proses realisasi produk berada di bawah pengendalian, agar
memenuhi persyaratan produk.
h. Klausul 8. Pengukuran analisis dan peningkatan Persyaratan umum dalam
Klausul 8 tentang pengukuran analisis dan peningkatan, dimana organisasi harus
menetapkan rencana-rencana dan menerapkan proses-proses pengukuran.
2. Manfaat Penerapan ISO 9001 Bagi Perusahaan Manfaat dari penerapan ISO
9001 telah diperoleh banyak perusahaan. Beberapa manfaat dapat disebutkan
sebagai berikut (Gaspersz (2002) dalam Achmad Nasrulloh dan Mas Suryanto HS
(2012)):
a. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas
yang terorganisasi dan sistemik.
b. Meningkatkan image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.
c. Menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh pelanggan.
d. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan
komunikasi yang lebih baik.
e. Meningkatkan kesadaran kualitas dalam perusahaan.
f. Memberikan pelatihan secara sistemik kepada seluruh karyawan dan manajer
organisasi malalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara
baik.
3. Implementasi ISO 1991:2008 pada Perusahaan Konstruksi Menurut Khairul
Umam (2013) critical point sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di perusahaan
konstruksi adalah:
a. Perencanaan proyek Sesuai dengan klausul
7.1 tentang perencanaan realisasi produk, perusahaan konstruksi diminta untuk
melakukan perencanaan yang matang untuk setiap proyek yang ditangani.
Perencanaan ini melingkupi jadwal pelaksanaan proyek yang berisi jadwal detail
tahapan pelaksanaan proyek dari awal hingga serah terima proyek ke owner, master
drawing, bill of quantity dan bill of material yang berisi daftar kebutuhan material
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

dari awal hingga akhir proyek. Selain itu, agar proyek bisa dijalankan dengan
kualitas yang konsisten, sebaiknya perlu dipersiapkan juga Project Quality Plan
(PQP) yang memuat standar kualitas pekerjaan baik untuk pekerjaan sipil maupun
struktur. Misalnya, standar mutu adukan, pengecoran, pembesian, pembetonan,
pemasangan ubin, dan sebagainya agar kualitasnya konsisten.
b. Pengelolaan sumber daya manusia Dalam sistem manajemen mutu ISO
9001:2008, pengelolaan SDM menjadi hal yang sangat penting karena SDM yang
berkualitas akan menghasilkan kerja yang berkualitas.
18 Banyaknya pekerja yang terlibat mnejadi tantangan tersendiri bagi Project
Manager untuk memastikan para pekerja bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya. Barangkali perlu dibuatkan sedari awal semacam kontrak kerja antara
pekerja dan perusahaan agar pekerja mengetahui betul tentang tugas dan tanggung
jawabnya alih-alih menyerahkan semua tanggung jawab kepada mandor. Ini
penting, agar semua pekerja betul-betul memahami sistem manajemen mutu secara
keseluruhan.
c. Pengadaan material dan peralatan kerja Pengadaan material dan perlatan kerja
menjadi salah satu faktor penting kelancaran sebuah proyek. Pembuatan bill of
material yang tepat sedari awal akan sangat membantu proses pengadaan material
dan peralatan kerja. Meski harus diakui, di tengah-tengah berjalannya proyek bisa
saja terjadi pekerjaan tambah kurang. Agar proses pengadaan material dapat
berjalan dengan lancar namun tetap dapat dikontrol perlu dibuat mekanisme
pengadaan material yang cepat dan tepat sehingga material tersedia pada waktu
yang dibutuhkan tanpa hilangnya kontrol. Kebanyakan masalah pengadaan material
adalah seringkali ditemukan proses pengadaan yang dilakukan oleh orang proyek
tanpa persetujuan kantor pusat dengan alasan mempersingkat waktu. Padahal,
dengan prosedur dan mekanisme yang tepat, material tetap dapat tersedia dengan
cepat tanpa harus mengabaikan kontrol pengadaan.
d. Pemeliharaan peralatan kerja Manajemen Aset menjadi critical point berikutnya
yang harus diperhatikan oleh top manajemen dalam hal ini bagian general affair
atau maintenance. Perlu ditekankan bahwa pemeliharaan sangat berbeda dengan
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

perbaikan. Pemeliharaan adalah suatu upaya preventif agar peralatan yang dimiliki
selalu dalam kondisi siap digunakan. Tanpa prosedur pemeliharaan yang baik,
mesin atau peralatan bisa saja rusak pada saat dibutuhkan. Oleh karena itu,
pemeliharaan mesin dan peralatan kerja menjadi suatu keharusan.
e. Pemantauan proyek Agar proyek bisa berjalan tepat waktu, sesuai spesifikasi, dan
kualitas yang konsisten maka pemantauan proyek menjadi hal yang wajib
dilakukan. Beberapa checklist perlu dibuat agar proses pemeriksaan dan
pemantauan proyek bisa dilakukan secara menyeluruh misalnya checklist
pemeriksaan pembesian, checklist persiapan pengecoran beton, dan sebagainya.
Rapat rutin yang sifatnya mingguan maupun bulanan juga perlu dilakukan guna
memastikan semua berjalan sesuai rencana.
E. Manajemen Material Pokok Material merupakan komponen yang penting dalam
menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap
oleh material yang digunakan (Nugraha (1985) dalam Muhammad Khadafi (2008)).
20 Material yang digunakan dalam konstruksi dapat digolongkan dalam dua bagian
besar (Gavilan (1994) dalam Muhammad Khadafi (2008)), yaitu:
1. Consumable Material, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi
bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya: semen, pasir, krikil, batu bata, besi
tulangan, baja, dan lain-lain.
2. Non-Consumable Material, merupakan material penunjang dalam proses
konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari bangunan setelah bangunan
tersebut selesai, misalnya: perancah, bekisting, dan dinding penahan sementara.
Manajemen material didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen yang diperlukan
untuk merencanakan dan mengendalikan mutu material, jumlah material and
penempatan peralatan yang tepat waktu, harga yang baik dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan (Bell and Stukhart (1986) dalam Muhammad Khadafi (2008)).
Manajemen material dalam industri konstruksi dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Perencanaan dan penjadwalan material
2. Pembelian dan pengiriman material
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3. Pemeriksaan dan quality control material


4. Penyimpanan dan pengawasan material
5. Penanganan dan distribusi material (Lim Lan Yuan and Pheng (1992) dalam
Muhammad Khadafi (2008)) 21
F. Hubungan Material, Proses Produksi, dan Mutu Produk Material konstruksi
sangat penting dalam menghasilkan produk konstruksi yang berkualitas tinggi.
Pengelolaan komoditas material jasa konstruksi yang baik adalah suatu keharusan
guna menjamin ketersediaan material yang cukup untuk pelaksanaan proyek
konstruksi (Fatah Nurdin, 2010). Gambar 2. Proses produksi bertahap Seperti telah
diterangkan di atas, bahwa mutu barang dipengaruhi oleh bahan baku yang
digunakan. Bila bahan baku yang digunakan bermutu baik, disertai dengan proses
produksi yang baik, hasilnya adalah barang bermutu baik pula. Walaupun demikian,
bahan baku bermutu baik tidak akan selalu menghasilkan barang jadi yang baik.
Sebab proses pembuatan pun akan memengaruhi mutu barang yang dihasilkan
(Fatah Nurdin, 2010). Hal itu dapat diterangkan pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel
1. Hubungan bahan baku, proses produksi dan mutu barang jadi Bahan Baku
Proses Produksi Mutu Barang Jadi Bermutu baik Baik Baik Bermutu tidak baik
Baik Tidak baik Bermutu baik Tidak baik Tidak baik Bermutu tidak baik Tidak
baik Tidak baik Menurut Gasperz (1997), Pemeriksaan mutu (quality inspection)
dan pengendalian mutu (quality control) merupakan sebuah upaya untuk Bahan
baku dan faktor produksi lainnya Barang setengah jadi Barang jadi Teknologi dan
Proses produksi Proses produksi 22 menghasilkan mutu yang bekerja hanya pada
pengendalian produk saja. Setelah sebuah proses dilakukan kemudian akan
menghasil sebuah produk. Dari produk tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan dapat meliputi dua hal yaitu:
1. Pemeriksaan terhadap kesesuaian produk dengan baku mutu produk atau
2. Pemeriksaan kesesuaian produk dengan persyarat pelanggan. Dari pemeriksaan
tersebut kemudian diketahui apakah suatu produk sudah dapat dipasarkan atau
diserahkan kepada pelanggan, ataukah harus diproses ulang karena tidak sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Standar mutu barang dapat ditentukan hal-hal sebagai
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

berikut:
1. Standar mutu bahan baku yang akan digunakan
2. Standar mutu proses produksi (mesin dan tenaga kerja yang melaksanakan)
3. Standar mutu barang setengah jadi
4. Standar administrasi, pengepakan, dan pengiriman produk akhir tersebut sampai
ke tangan konsumen. Pengawasan mutu merupakan kegiatan terpadu dalam upaya
menjaga dan mengarahkan agar kualitas dari produk yang dihasilkan dapat sesuai
dengan standar. Ruang lingkup pengawasan mutu menurut Assauri (2004)
meliputi : 1. Pengawasan mutu bahan baku Pengawasan mutu pada bahan baku ini
sangat penting untuk menjaga mutu produk perusahaan. Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk menjaga kualitas bahan baku yang digunakan yaitu : 23
a. Seleksi sumber bahan.
b. Pemeriksaan dokumen pembelian.
c. Pemeriksaan penerimaan barang.
d. Pemeliharaan fasilitas penyimpanan.
2. Pengawasan proses produksi Hal ini dilakukan untuk mendeteksi apakah ada
penyimpangan yang terjadi dalam proses produksi dan melakukan perbaikan agar
penyimpangan selanjutnya dapat dicegah. Selain itu agar produk akhir mempunyai
mutu yang baik.
3. Pengawasan produk akhir Pada dasarnya pengawasan produk akhir merupakan
upaya perusahaan dalam mempertahankan kulitas produk dan jasa yang dihasilkan.
Pengawasan produk akhir bertujuan untuk menjaga agar produk rusak (cacat) tidak
sampai ke tangan konsumen. Kemungkinan terjadinya hasil produk cacat selalu ada,
walaupun pengawasan terhadap bahan baku dan proses produksi telah diperketat.
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
LAPORAN PRAKTEK LAB. KERJA BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Anda mungkin juga menyukai