Anda di halaman 1dari 30

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

BAB IX
PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON
DENGAN BENDA UJI SILINDER
( SNI 2847 : 2013 )

9.1 Teori Ringkas

Beton adalah material yang sangat penting dalam konstruksi

bangunan. Oleh karena itu, mahasiswa teknik sipil perlu mengetahui sifat-

sifat material pembentuk beton, parameter-parameter material pembentuk

beton, perencanaan dan percobaan pembuatan campuran beton dengan

kekuatan tekan tertentu, dan pengujian kuat tekan beton, serta sifat

mekanik dari material beton tersebut melalui praktikum atau eksperimen.

Beton terbentuk dari beberapa material yaitu semen, agregat halus dan

agregat kasar, air, dan bahan tambahan (admixtures).

9.1.1 Semen

Semen adalah material yang mengeras apabila dicampur dengan

air dan setelah mengeras tidak mengalami perubahan kimia jika dikenai

air. Semen yang dikenal sekarang ini yang juga disebut sebagai semen

Portland, terbuat dari campuran kalsium, silika, alumina, dan oksida besi.

Kalsium bisa didapat dari bahan berbasis kapur, seperti batu kapur,

marmer, batu karang, dan cangkang keong. Sedangkan silika, alumina,

dan zat besi dapat ditemukan pada lempung dan batuan serpih. Selain itu,

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-1
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

silika juga dapat dijumpai pada pasir, alumina pada bauksit, sedangkan

oksida besi diperoleh dari biji besi. Proporsi dari zat-zat pencampuran

tersebut menentukan sifat-sifat dari semen yang dihasilkan.

Senyawa-senyawa pada semen portland terdiri atas C3S, C2S, C3A

dan C4AF. Dari keempat senyawa utama semen, C3S dan C2S adalah

senyawa- senyawa yang paling penting, yang merupakan sumber

timbulnya kekuatan pasta semen yang telah terhidrasi. Adanya C 3A

didalam semen sebenarnya tidak diinginkan, dan hanya memberikan

sumbangan kecil pada kekuatan kecuali pada umur dini, namun C 3A

berfungsi sebagai penurun temperatur pembakaran pada klinker. C 4AF

berjumlah sedikit dan tidak terlalu mempengaruhi perilaku semen.

Panas Hidrasi

Hidrasi senyawa semen bersifat eksotermal (mengeluarkan panas).

Jumlah panas (dalam joule) per gram semen yang belum terhidrasi yang

dikeluarkan sampai hidrasi yang komplit pada temperatur tertentu,

didefinisikan sebagai panas hidrasi. Tidak ada hubungan antara panas

hidrasi dan sifat pengikatan dari senyawa-senyawa individual semen.

Kekuatan semen yang telah terhidrasi tidak dapat diramalkan atas dasar

kekuatan masing-masing senyawanya.

Kehalusan semen

Hidrasi dimulai pada permukaan partikel semen, maka luas

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-2
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

permukaan total memberikan material yang tersedia untuk hidrasi. Oleh

karena itu laju hidrasi tergantung dari kehalusan partikel semen dan untuk

memperoleh pertumbuhan kekuatan yang cepat diperlukan kehalusan

yang tinggi.

Berbagai jenis semen berdasarkan perbedaan komposisinya

(ASTM C- 150), yaitu:

a. Semen Tipe I (semen biasa/normal)

Kandungan C3S 45-55%. Kandungan C3A 8-12% Kehalusan ≥

350-400 m2/kg

b. Semen Tipe II (semen panas sedang)

Kandungan C3S 40-45%. Kandungan C3A 5-7% Kehalusan ≥ 300

m2/kg. Ketahanan terhadap sulfat cukup baik Panas hidrasi tidak

tinggi

c. Semen Tipe III (semen cepat mengeras)

Kandungan C3S > 55% Kandungan C3A > 12% Kehalusan ≥ 500

m2/kg Laju pengerasan awal tinggi. Untuk rasio air semen yang

sama, penggunaan semen tipe III akan menghasilkan kuat tekan 28

hari yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan semen

tipe I. Tidak baik untuk semen mutu tinggi

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-3
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

d. Semen Tipe IV (semen panas rendah) Kandungan C3S maksimum

35% Kandungan C3A maksimum 7% Kandungan C2S 40-50%.

Kehalusan butirnya lebih kasar dari tipe I. Digunakan bila

menginginkan panas hidrasi yang rendah

e. Semen Tipe V (semen tahan sulfat)

Kandungan C3S 45-55%. Kandungan C3A < 5% (tapi > 4% untuk

proteksi tulangan) Kehalusan ≥ 300 m2/kg. Panas hidrasi rendah

Ketahanan terhadap sulfat tinggi Laju pengerasan rendah.

9.1.2 Material Penyusun Beton

Material atau bahan pembentuk beton terdiri dari semen, campuran

agregat halus dan kasar serta air sebagai pengikat. Berikut adalah

penjelasan material-material komposisi campuran beton (Tjokrodimuljo,

1996):

a. Semen Portland

Semen merupakan bubuk halus yang diperoleh dengan menggiling

klinker yang didapat dari pembakaran suatu campuran yang baik dan

merata antara kapur dan bahan-bahan yang mengandung silika, aluminia,

dan oxid besi), dengan batu gips sebagai bahan tambah dalam jumlah

yang cukup.

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-4
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

Fungsi semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga

membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di

antara butir-butir agregat. Walaupun sebagai bahan pengikat maka

peranan semen sangat penting. Semen yang digunakan untuk pekerjaan

beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan spesifikasi teknik

yang diberikan.

b. Agregat

Agregat merupakan butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi

alami batu-batuan atau juga berupa hasil mesin pemecah batu dengan

memecah batu alam yang digunakan sebagai bahan pengisi beton.

Agregat harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton

dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen, dan rapat, dimana

agregat yang berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada

diantara agregat berukuran besar.

Agregat terdiri dari dua macam, yaitu agregat kasar (kerikil atau

batu pecah) dan agregat halus (pasir). Kandungan agregat dalam beton

kira-kira mencapai 60% - 80% dari volume total beton. Agregat sangat

berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sehingga pemilihan agregat

merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan beton.

c. Air

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-5
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

Air digunakan sebagai bahan pencampur dan pengaduk beton

untuk mempermudah pekerjaan. Air dapat bereaksi dengan semen, yang

akan menjadi pasta pengikat agregat yang berpengaruh terhadap kuat

tekan beton.

Air yang digunakan harus memenuhi beberapa kriteria sebagai

bahan yang layak digunakan dalam campuran beton. Apabila tidak

memenuhi syarat tersebut maka sebaiknya tidak digunakan sebab akan

mempengaruhi kekuatan beton yang akan dibuat. Persyaratan untuk

pembuatan beton yaitu; bersih, tidak mengandung lumpur dan material

yang dapat merusak beton, seperti: garam-garam, senyawa asam, zat

organik, minyak dan alkali.

9.1.3 Jenis-jenis Beton

Beton dapat disebut sebagai batu buatan, terdiri dari agregat yang

diikat menjadi satu oleh pasta semen. Selama masih dapat dikerjakan,

beton itu dianggap masih segar. Beton yang baru dituangkan dan segera

dipadatkan disebut beton hijau, sedangkan bila mencapai kekerasannya

yaitu setelah 12 jam selesai pengecoran disebut beton muda.

a. Beton berat

Beton ini mempunyai berat volume lebih besar dari 2,8

ton/m3 dipakai untuk pelindung terhadap sinar gamma. Beton ini

dipakai untuk reaktor.

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-6
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

b. Beton normal/biasa

Dipakai untuk konstruksi tempat tinggal biasa dengan berat

volume 1,8 - 2,8 ton/m3. Jenis aggregatnya antara lain : pasir dan

batu pecah

c. Beton ringan

Seperti dengan namanya, beton jenis menggunakan agregat

yang bobotnya ringan, beberapa orang juga sering menambahkan

zat aditif yang dapat membentuk gelembung – gelembung udara di

dalam beton. Apabila pori – pori dalam beton semakin banyak

maka ukuran beton tersebut juga akan meningkat dan

menghasilkan bobot beton yang lebih ringan dari pada beton lain

dengan ukuran yang sama. Karena kekuatannya yang tidak sekuat

jenis lainnya maka beton ini banyak digunakan pada dinding non-

struktur.

d. Beton mortar

Beton jenis ini dibuat dengan campuran dari material seperti

mortar, pasir dan air. Untuk bagian mortar, beton jenis ini biasa

menggunakan semen, kapur dan lumpur yang dipasangi anyaman

tulangan baja di dalamnya atau disebut dengan ferro cement

dengan kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.

e. Beton Non-pasir

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-7
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

Beton non-pasir dibuat dengan menggunakan agregat

berupa kerikil, semen dan air yang sama sekali tidak menggunakan

pasir di dalamnya. Dengan begitu juga akan terbentuk rongga –

rongga berukuran kecil diantara kerikil tersebut sehingga memiliki

bobot yang lebih ringan pula. Beton jenis ini juga membutuhkan

semen yang lebih sedikit karena tidak menggunakan pasir di

dalamnya. Pengaplikasian beton jenis ini adalah pada struktur

ringan, kolom dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton.

f. Beton Hampa

Pembuatan beton ini dilakukan dengan menyedot air

pengencer adukan beton menggunakan alat vacuum khusus

sehingga disebut dengan beton hampa. Beton ini merupakan beton

dengan kekuatan yang sangat tinggi karena air yang tersisa adalah

air yang telah bereaksi dengan semen saja. Oleh karena itu beton

jenis ini banyak diaplikasikan pada bangunan – bangunan tinggi

seperti halnya gedung pencakar langit.

g. Beton Bertulang

Beton bertulang dibuat dengan paduan atau campuran beton

dan tulangan baja, beton jenis ini mempunyai sifat yaitu kuat

terhadap gaya tekan namun lemah dengan gaya tarik. Karenanya

tulangan baja ditambahkan ke dalam beton untuk menambah

kekuatan beton dalam gaya tariknya. Beton bertulang ini biasanya

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-8
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

dipasang pada bagian pelat lantai, kolom bangunan, jalan,

jembatan dan sebagainya.

h. Beton Prategang

Secara prinsip, pembuatan beton pra-tegang dengan beton

bertulang hampir sama, perbedaannya hanya terletak pada

tulangan baja yang akan dimasukkan ke beton yang harus

melewati proses penegangan lebih dahulu. Hal ini bertujuan agar

beton dapat menahan beban lenturan yang besar dan tidak

membuatnya retak. Beton jenis ini banyak digunakan untuk

menyangga struktur bangunan bentang lebar.

9.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Beton

 Bahan Campuran

1. Kandungan semen

Semakin banyak bahan material semen yang akan Anda gunakan,

maka akan dihasilkan konstruksi beton bertulang yang kuat dan

baik. Penggunaan semen berbanding lurus dengan kekuatan

konstruksi beton.

2. Kandungan air

Semakin banyak air yang Anda gunakan, maka konstruksi beton

yang dihasilkan semakin jelek. Walaupun di dalam pengerjaan

konstruksi beton ringan, jika air yang digunakan fcbanyak,

konstruksi beton semakin mudah dikerjakan dan pekerjaan

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-9
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

menjadi lebih ringan. Kuncinya gunakan air sesedikit mungkin,

hanya agar campuran konstruksi beton bisa dikerjakan (bisa

diangkut, dicor, dipadatkan dan di-finishing).

3. Campuran Air dan Bahan Material Semen atau Fakor Air Semen

(FAS)

Semakin tinggi perbandingan campuran air dan bahan material

semen maka konstruksi beton malah semakin jelek. Untuk

meningkatkan mutu konstruksi beton rumah harus mengurangi

perbandingan air dan bahan material semen. Faktor air dan bahan

material semen adalah perbandingan antara berat air

dibandingkan dengan berat bahan material semen.

4. Agregat (Pasir & BP 1-2)

Campuran yang terlalu banyak pasir walapun akan menjadikan

beton halus akan tetapi kekuatannya sedikit berkurang, jika

dibandingkan dengan campuran yang normal. Kekuatan beton

akan semakin menurun jika ketika pencampuran menggunakan

molen terlalu lama. Sebaliknya jika beton terdiri dari koral yang

banyak, konstruksi beton akan menjadi kasar akan tetapi

kekuatannya mejadi lebih baik jika dibandingkan dengan beton

yang menggunakan pasirnya lebih banyak.

 Persiapan Bahan

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-10
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

1. Penentuan / Perencanaan proporsi bahan harus tepat sesuai mix

design.

2. Penimbangan bahan harus tepat karena akan mempengaruhi

pada saat pencampuran bahan, pengecoran dan pemadatan.

3. Pengaruh dari cara-cara persiapan yaitu bahan beton yang tidak

diaduk dengan cukup sampai menjadi suatu massa yang padat

dan homogen, maka akan menghasilkan beton dengan mutu

yang tidak baik. Bahan beton diaduk dengan benar agar pada

saat pengecoran dan pemadatan tidak terjadi bleeding dan

segregasi.

 Pembuatan benda uji

Kekuatan tekan ditentukan dengan benda uji kubus berukuran

15 x 15 x 15 cm dan 20 x 20 x 20 cm serta silinder Ø 15 t = 30 cm.

benda uji dibuat dalam cetakan yang bahannya tidak menyerap air

dan pada umumnya dari baja. Sebelum cetakan di isi dengan adukan

beton, maka permukaan dalam cetakan dilapisi dengan oli agar

beton mudah dilepas dari cetakan. Pemadatan beton dilakukan

dengan ditusuk-tusuk atau dengan mesin penggetar, kemudian

permukaannya diratakan. Beton dibongkar dari cetakan setelah 24

jam, kemudian direndam kedalam air untuk mengurangi penguapan

sehingga beton menjadi keras/kuat. Air harus berada pada FAS

optimum, karena jika air berada dibawah FAS optimum reaksi

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-11
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

pengikatan belum terjadi sempurna sehingga mengurangi kuat tekan.

Tetapi jika air berada diatas FAS optimum, setelah penguapan terjadi

beton akan membentuk rongga yang akan mengurangi kekuatannya.

Kegunaan perendaman sebelum proses pengujian adalah untuk

menetralkan suhu pada beton, sehingga pengeringan beton

diharapkan dapat merata dan memiliki suhu yang stabil.

 Penekanan Benda Uji

Pengujian benda uji ditetapkan pada umur 28 hari (standard), jika

benda uji pada umur yang lain harus diberi factor pembagi.

Penekanan benda uji menggunakan mesin penekan yang telah

ditetapkan. Saat penekanan, harus pada permukaan yang rata agar

saat pembebanan beban tersebar diseluruh permukaan beton

sampai batas maksimum (benda uji retak) dan catat hasilnya.

Dimana kecepatan mesin penekan 2-4 kg/detik.

9.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Beton

Beton memiliki kelebihan atau keunggulan sebagai berikut:

 Beton harganya relatif murah. Hal ini dikarenakan bahan penyusun

beton menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali

semen portland. Hanya untuk daerah tertentu yang sulit

mendapatkan pasir atau kerikil memungkinkan harga beton jadi

agak lebih mahal.

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-12
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

 Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta

mempunyai sifat tahan terhadap perkaratan oleh kondisi

lingkungan. Bila dibuat dengan cara yang baik kuat tekannya sama

dengan batuan alami.

 Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dibentuk

apapun dan ukuran berapapun bergantung keinginan. Cetakan

dapat pula dipakai ulang beberapa kali.

 Kuat tekannya yang tinggi mengakibatkan jika dikombinasikan

dengan baja tulangan dapat dikatakan mampu menahan struktur

berat.

 Beton segar dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang

retak maupun disisipkan ke dalam retakan beton dalam proses

perbaikan.

 Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk

dituang pada tempat yang posisinya sulit.

 Beton termasuk tahan aus dan tahan panas akibat kebakaran

sehingga biaya perawatannya termasuk rendah.

Sedangkan kekurangan atau kelemahan beton adalah sebagai berikut:

 Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak,

oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-13
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

 Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras

mengembang jika basah sehingga diatasi (construction joint) perlu

diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk memberi tempat

bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.

 Beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan

suhu, sehingga perlu diatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak

akibat perubahan suhu.

 Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu

dapat dimasuki air dan air yang membawa garam dapat merusak

beton.

 Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara

seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan

menjadi bersifat detail.

Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya

tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari

sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur dikehendaki, semakin

tinggi pula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono, 2004).

Nilai kuat tekan beton didapat dari pengujian standar dengan benda

uji yang lazim digunakan berbentuk silinder. Dimensi benda uji standar

adalah tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Tata cara pengujian yang

umumnya dipakai adalah standar ASTM C39-86. Kuat tekan masing-

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-14
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

masing benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tertinggi (fc’) yang

dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan selama percobaan

(Dipohusodo, 1996).

Rumus yang digunakan pada persamaan untuk mendapatkan nilai

kuat tekan beton berdasarkan percobaan di laboratorium adalah sebagai

berikut (Antono, 1995):

' P
F c=
A

dimana

fc’ = kuat tekan (MPa)


P = beban tekan (N)
A = luas penampang benda uji (mm2)

Beton akan mempunyai kuat tekan yang tinggi jika tersusun dari

bahan lokal yang berkualitas baik. Bahan penyusun beton yang perlu

mendapat perhatian dalah agregat, karena agregat mencapai 70-75%

volume beton (Dipohusodo, 1996). Oleh karena kekuatan agregat sangat

berpengaruh terhadap kekuatan beton, maka hal-hal yang perlu

diperhatikan pada agregat adalah:

a. Permukaan dan bentuk agregat.

b. Gradasi agregat.

c. Ukuran maksimum agregat.

Kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur

beton. Kekuatan beton akan naik secara cepat (linier) sampai umur 28
Laboratorium Struktur dan Bahan
IX-15
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

hari, tetapi setelah itu kenaikannya akan kecil. Kekuatan tekan beton pada

kasus tertentu terus akan bertambah sampai beberapa tahun dimuka.

Biasanya kekuatan tekan rencana beton dihitung pada umur 28 hari.

Untuk struktur yang menghendaki awal tinggi, maka campuran

dikombinasikan dengan semen khusus atau ditambah dengan bahan

tambah kimiadengan tetap menggunakan jenis semen tipe I (OPC-1). Laju

kenaikan umur beton sangat tergantung dari penggunaan bahan

penyusunnya yang paling utama adalah penggunaan bahan semen

karena semen cenderung secara langsung memperbaiki kinerja tekannya

(Mulyono, 2005). Sedangkan menurut Tjokrodimuljo (2007), kuat tekan

beton akan bertambah tinggi dengan bertambahnya umur. Yang dimaksud

umur disini adalah dihitung sejak beton dicetak. Laju kenaikan kuat tekan

beton mula-mula cepat, lama-lama laju kenaikan itu akan semakin lambat

dan laju kenaikan itu akan menjadi relatif sangat kecil setelah berumur 28

hari. Sebagai standar kuat tekan beton (jika tidak disebutkan umur secara

khusus) adalah kuat tekan beton pada umur 28 hari. Laju kenaikan beton

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis semen portland, suhu keliling

beton, faktor air-semen dan faktor lain yang sama dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi kuat tekan beton.

9.2 Prosedur Pengujian

9.2.1 Maksud

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-16
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kuat tekan beton

berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan ( Curing ) di

Laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah persatuan luas yang

menyebabkan beton hancur

9.2.2 Spesifikasi Peralatan dan Benda Uji

a) Peralatan

a. Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-17
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

b. Bak Perendam dan air

b) Benda uji

Benda uji adalah beton segar.

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-18
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

9.3 Cara melakukan

a. Ambillah benda uji yang akan di tentukan kekuatan tekannya

dari bak perendam, kemudian bersihkan dari kotoran yang

menempel dengan kain lembab

b. Tentukan berat dan ukuran benda uji

c. Lapislah ( Capping ) permukaan atas dan bawah benda uji

dengan mortar belerang didalam pot peleleh ( Melting Pot )

sampai suhu kira – kira 130ºC. Tuangkan belerang cair kedalam

cetakan pelapis ( Capping Plate ) yang dinding dalamnya telah

dilapisi tipis dan gemuk. Kemudian letakkan benda uji tegak

lurus pada cetakan pelapis sampai mortar belerang cair menjadi

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-19
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

keras. Dengan cara yang sama, lakukan pelapisan pada

permukaan lainnya

d. Benda uji siap untuk diperiksa

e. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara Centris

f. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang

konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik

g. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan

catatlah beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan

benda uji

h. Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan benda uji

9.4 Perhitungan

P
Kekuatan tekan beton =
A

P = Beban Maksimum ( Kg )

A = Luas Penampang benda uji ( cm2 )

9.5 Pelaporan

Laporan harus meliputi hal – hal sebagai berikut

- Perbandingan campuran

- Berat ( Kg )

- Diameter dan tinggi ( cm )


Laboratorium Struktur dan Bahan
IX-20
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

- Luas penampang ( cm2 )

- Berat isi ( kg/dm3 )

- Beban maksimum ( Kg )

- Kekuatan tekan ( Kg/cm2 )

- Cacat

- Umur ( Hari )

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-21
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

9.6 Alur bagan Pengujian

Mulai

Timbang berat isi kering beton.

Capping Beton menggunakan semen puith / belerang

Masukkan beton ke dalam alat kuat tekan beton dengan


benar, dimana posisi permukaan beton yang telah di capping
berada di atas.

Catat nilai kuat tekan beton berdasarkan penunjukan pada


jarum setelah melihat kondisi beton yang retak/hancur

Keluarkan beton yang telah diuji dari alat kuat tekan

Konversi nilai satuan hasil dari alat kluat tekan kedalam


satuan yang telah ditentukan dengan memperhatiakn factor
pembagi dari luas penampang dan standar deviasi

Selesai

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-22
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

KEKUATAN TEKAN BETON ( Silinder )


Fc 30 Mpa
SNI 2837 : 2013

Tanggal Tes : 9 Maret 2019


Pengujian : 7 Hari

Perbandingan Luas Beban Kekuatan Target benda


No Slump Berat Diameter Tinggi Berat Isi Umur
Campuran Penampang Maksimum Tekan uji Silinder
Benda
7 hari Mpa
Uji Semen : Pasir : Keikil ( cm ) ( kg ) ( cm ) ( cm ) ( cm2) ( kg/cm3 ) ( hari ) KN Mpa
(0,65)
I 1:0,8:1,7 8,5 12,20 15 30 176,786 2,300 7 245,0 13,86 0,65 x F'c
II 1:0,8:1,7 8,5 12,27 15 30 176,786 2,314 7 275,0 15,56 Rencana
III 1:0,8:1,7 8,5 12,35 15 30 176,786 2,328 7 215,0 12,16
Rata - Rata 13,9 19,5

Tabel Kekuatan Tekan Rata-Rata Perlu Jika Data Tidak Tersedia Untuk
Menetapkan Deviasi Standar benda Uji

Tabel Faktor Modifikasi Hari

Kesimpulan
- Beton tidak layak digunakan
pada umur 7 hari

- Ketika beton umur 7 hari beton


belum mencapai F'c rencana 7 hari

- Beton gagal

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-23
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

KEKUATAN TEKAN BETON ( Silinder )


Fc 30 Mpa
SNI 2837 : 2013

Tanggal Tes : 9 Maret 2019


Pengujian : 14 Hari

Perbandingan Luas Beban Kekuatan Target benda


No Slump Berat Diameter Tinggi Berat Isi Umur
Campuran Penampang Maksimum Tekan uji Silinder
Benda
14 hari Mpa
Uji Semen : Pasir : Keikil ( cm ) ( kg ) ( cm ) ( cm ) ( cm2) ( kg/cm3 ) ( hari ) KN Mpa
(0,88)
I 1:0,8:1,7 8,5 11,23 15 30 176,786 2,118 14 325,0 18,40 0,88 x F'c
II 1:0,8:1,7 8,5 11,93 15 30 176,786 2,248 14 330,0 18,68 Rencana
III 1:0,8:1,7 8,5 11,25 15 30 176,786 2,122 14 300,0 16,99
Rata - Rata 18,0 26,4

Tabel Kekuatan Tekan Rata-Rata Perlu Jika Data Tidak Tersedia Untuk
Menetapkan Deviasi Standar benda Uji

Tabel Faktor Modifikasi Hari

Kesimpulan
- Beton tidak layak digunakan
pada umur 14 hari

- Ketika beton umur 14 hari beton


belum mencapai F'c rencana 14 hari

- Beton gagal

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-24
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

KEKUATAN TEKAN BETON ( Silinder )


Fc 30 Mpa
SNI 2837 : 2013

Tanggal Tes : 9 Maret 2019


Pengujian : 28 Hari

No Perbandingan Luas Beban Kekuatan Target benda


Slump Berat Diameter Tinggi Berat Isi Umur
Benda Campuran Penampang Maksimum Tekan uji Silinder
Uji Semen : Pasir : Keikil ( cm ) ( kg ) ( cm ) ( cm ) ( cm2) ( kg/cm3 ) ( hari ) KN Mpa 28 hari Mpa
I 1:0,8:1,7 8,5 12,29 15 30 176,786 2,317 28 250,0 14,15 F'c
II 1:0,8:1,7 8,5 12,34 15 30 176,786 2,327 28 395,0 22,36 Rencana
III 1:0,8:1,7 8,5 1,33 15 30 176,786 0,251 28 225,0 12,74
Rata - Rata 16,4 30

Tabel Kekuatan Tekan Rata-Rata Perlu Jika Data Tidak Tersedia Untuk
Menetapkan Deviasi Standar benda Uji

Tabel Faktor Modifikasi Hari

Kesimpulan
- Beton tidak layak digunakan
pada umur 28 hari

- Ketika beton umur 28 hari beton


belum mencapai F'c rencana 28 hari

- Beton gagal

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-25
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

Lampiran Dokumentasi

Proses perendaman beton

Menimbang berat SSD dan berat kering beton setelah perendaman

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-26
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

Uji kuat tekan beton

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-27
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

Sampel beton yang telah di uji

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-28
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-29
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.(0411)424568

Laboratorium Struktur dan Bahan


IX-30
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa

Anda mungkin juga menyukai