Anda di halaman 1dari 38

DIKTAT BETON TEKNOLOGI DALAM

PRAKTEK

DIKTAT BETON TEKNOLOGI DALAM


PRAKTEK

Saifuddin Zuhri

12042001

Prima Romadhon

12042007

M. Romadhon Ilham Nasir

12042008

Yanuar Yugo Prabowo

12042009

Rizki Irsandi

12042014

Catherin Suwinta

12042019

Lukman Nulhakim

12042020

Rizky Nur Ardianto

12042022

M. Faisal Zakaria

12042023

Misbakhus Surur

12042029

Meta Tiara Dewi

12042037

Teknik Sipil Semester 3 (pagi)


Universitas Bhayangkara
Surabaya

Kata Pengantar
Dengan Mengucapkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas
rahmatnya kami mahasiswa teknik sipil universitas bhayangkara dapat menyelesaikan

DIKTAT BETON TEKNOLOGI

Diktat ini diharapkan dapat berguna pada proses pembelajaran mata kuliah Beton
Teknologi selain buku referensi-referensi yang telah ada pada jurusan teknik sipil. Oleh
karena itu, semoga semua pembahasan dalam diktat ini dapat dipahami dengan mudah oleh
pembaca, karena mata kuliah beton teknologi, adalah ilmu terapan yang akan dipakai secara
nyata. Walaupun mungkin kami ada kesalahan dalam pembuatan diktat ini, semoga tidak
berpengaruh banyak.
Diktat ini berisikan beberapa bab tentang beton teknologi yang kami pelajari selama
dalam semester 3, yaitu : definisi beton, semen dan persyaratannya, mix design metode DOE
dan juga metode ACI. Dalam diktat ini juga berisikan soal dalam mendesign campuran
adukan beton dengan kedua metode tersebut, dan juga penyelesaiannya.
Demikian beberapa penjelasan tentang diktat ini, mohon maaf bila ada kesalahan
dalam pembuatan dan isi diktat kami.

Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I(BETON SEBAGAI BAHAN MATERIAL)
-

1.1 Pendahuluan
1.2 Definisi Beton
1.3 Istilah dalam beton
1.4 Sifat-sifat beton
1.5 Keuntungan beton
1.6 Keterbatasan beton

1
1
1
2
3
3

BAB II ( BAHAN SEMEN DAN PERSYARATANNYA )


-

i
ii
1

2.1 Pendahuluan
2.2 Definisi Semen
2.3 Semen Portland
2.4 Semen Pozzolan

4
4
4
5
12

BAB III ( MIX DESIGN DENGAN METODE DOE )

16

3.1 Pendahuluan
16
3.2 Konsepsi Metode DOE
16
3.3 Penjelasan Pengisian formulir perencanaan adukan beton dan urutan tahapan

perencanaan metode DOE


3.4 Contoh Soal dan Penyelesaian mix design dengan metode DOE

BAB IV ( MIX DESIGN DENGAN METODE ACI )


-

4.1 Pendahuluan
4.2 Prosedur Mix Design
4.3 Contoh Soal dan Penyelesaian mix design dengan metode ACI

DAFTAR PUSTAKA

17
23
27
27
27
32
37

ii
Beton sebagai bahan material

BAB I
BETON SEBAGAI BAHAN MATERIAL

1.1 Pendahuluan
Beton adalah suatu material yang secara harfiah merupakan bentuk dasar dari kehidupan
sosial yang modern.Hampir setiap aspek kegiatan sehari-hari kita tidak lepas dari peranan beton,
baik secara langsung maupun tidak langsung.Sebagai contoh adalah gedung-gedung, jembatan,
jalan, tempat tinggal, dan yang lainnya.Semua itu contoh-contoh struktur beton yang kita lewati
sehari- hari.

1.2 Definisi Beton


Beton adalah suatu material yang terbentuk dari campuran mortar (campuran antara
semen, air dan fine aggregat) dengan agregat kasar (coarse aggregat), yang bisa ditambahkan
suatu bahan additive tertentu sesuai kebutuhan untuk mencapai kinerja (performance) yang
diinginkan.Karena kondisi bahan campurannya yang sebagian besar bersifat alami sehingga tidak
homogen, maka beton merupakan suatu material yang bersifat heterogen secara internal.
Seorang insinyur sipil menggunakan beberapa beton (concrete) antara lain : Portland
Cemen Concrete (Beton semen Portland), Calcium Aluminate Cement Concrete, dan Epoxy
Concrete dimana pengikatnya secara berturut-turut adalah Portland Cemen, Calcium Aluminate
Cemen dan Epoxy Resin. Dalam bangunan beton teknisi menggunakan beton Portland semen
sekitar 95%.

1.3 Istilah Dalam Beton


Air Resapan (Absorption water)
Air yang diserap oleh agregat dari kondisi kering oven untuk mencapai SSD

Air Kelembaban
Air yang terkandung dalam agregat asli

Beton Teknologi
Beton sebagai bahan material

Agregat
Bahan pengisi beton (pasir, lerikil, atau batu pecah) merupakan bahan baku

Bleeding
Aliran air adukan beton yang timbul keluar permukaan beton dengan sendirinya

Pasta semen
Campuran semen dan pasir

Mortar
Campuran air, semen, dan pasir

Slump
Selisih perbedaan penurunan beton sebelum dan sesudah prisma slump test diangkat

1.4 Sifat-sifat Beton


Tegangan Tekan
Tegangan Flexure (Lentur)
Tegangan Tarik
Modulus Elastisitas
Rasio Poisson
Tegangan tarik pada saat hancur
Koefisien perubahan panas
Tegangan susut ultimate
Berat jenis
Berat normal
Berat ringan

= 35 MPa
= 6 MPa
= 3 MPa
= 286 ha
= 0,18
= 0,001
= 106x 10-6oC
= 0,05 1,1 %
= - Kg/m3
= 2300 Kg/m3
= 1800 Kg/m3

Beton Teknologi

Beton sebagai bahan material

1.5 Keuntungan Beton


Sebagai bahan konstruksi, beton digunakan lebih banyak dari bahan kayu dan bahan
lainnya.Pengunaan beton bersaing dengan bahan-bahan lainnya seperti kayu, baja, aspal, batu,
plastis, dan sebagainya, karena penggunaannya sangat mudah dibentuk.
Beton dapat dicetak menurut bentuk yang dikehendaki.Beton dapat dicetak dalam
lingkungan parabol, koloni, dan shell hiperbolik, atau bentuk massive (dam), pier dan abutment.
Keuntungan lain dari konstruksi beton adalah material yang digunakan seperti kerikil dan batu
pecah mudah diperoleh dimana-mana, sehingga harganya relative murah (Ekonomis). Beton juga
bisa dicetak langsung ditempat, dan untuk struktur-stuktur bangunan yang rumit seperti bangunan
pencakar langit, tetapi membutuhkan alat-alat canggih seperti tower crane, concrete pump, truck
mixer, dan masih banyak lagi.

1.6 Keterbatasan Beton


Disamping

mempunyai

keuntungan,

beton

juga

memliki

keterbatasan

dalam

penggunaanya.Dibatasi oleh suatu harga yang diijinkan dalam perencanaan.Beton merupakan


bahan yang getas, karena memiliki tegangan tarik yang rendah. Oleh karena itu, beton umunya

tidak dibebani tarik, pada plat atau balok semua gaya tarik dipikul oleh baja. Beton juga
mempunyai sifat susut creep (rangkak) yang perlu diperhatikan dalam perencanaan.

Beton Teknologi

Bahan semen dan persyaratannya

BAB II
BAHAN SEMEN DAN PERSYARATANNYA
2.1 Pendahuluan
Dalam pembahasan beton, bahan yang tidak bisa lepas adalah semen.Karena semen
adalah bahan inti dalam pembuatan beton. Pencampuran semen sangat diperhitungkan dalam
beton, maka dari itu, kita harus mengetahui jenis semen-semen dalam setiap proses pembuatan
betonn yang berbeda-beda situasi.

2.2 Definisi Semen


Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang bersifat hidrolis artinya jika
dicampur

dengan air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahanbahan lain menjadi satu

kesatuan massa yang dapat memadat dan mengeras. Secara umum semen dapat didefenisikan
sebagai bahan perekat yang dapat merekatkan bagianbagian benda padat menjadi bentuk yang
kuat kompak dan keras.

Beton Teknologi

Bahan semen dan persyaratannya

2.3 Semen Portland

Pembuatan Semen
Pembuatan semen mempunyai beberapa tahap, secara singkat tahapan-tahapannya
sebagai berikut :
1. Tahap penambangan bahan mentah (quarry). Bahan dasar semen adalah batu kapur,
tanah liat, pasir besi dan pasir silica. Bahan-bahan ini ditambang dengan
menggunakan alat-alat berat kemudian dikirim ke pabrik semen.
2. Bahan mentah ini diteliti di laboratorium, kemudian dicampur dengan proporsi yang
tepat dan dimulai tahap penggilingan awal bahan mentah dengan mesin penghancur
sehingga berbentuk serbuk.
3. Bahan kemudian dipanaskan di preheater
4. Pemanasan dilanjutkan di dalam kiln sehingga bereaksi membentuk kristal klinker
5. Kristal klinker ini kemudian didinginkan di cooler dengan bantuan angin. Panas dari
proses pendinginan ini di alirkan lagi ke preheater untuk menghemat energi
6. Klinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar yang bersisi bolabola baja sehingga menjadi serbuk semen yang halus.
7. Klinker yang telah halus ini disimpan dalam silo (tempat penampungan semen mirip
tangki minyak pertamina)
8. Dari silo ini semen dipak dan dijual ke konsumen.

Beton Teknologi

Bahan semen dan persyaratannya

Gambar

pembuatan semen

2.1

Tahap

Beton Teknologi

Bahan semen dan persyaratannya

Kebutuhan batu bara untuk membuat 1 ton semen mencapai 190 sampai 250 gk batu bara
atau 150 liter minyak.penggunaan bahan ini merupakan pertimbangan utama dalam
pembuatan semen Portland. Harga dari bahan-bahan pembuatan semen diperkirakan 40%
sampai 50% dari hasil produksi semen.

Gambar 2.2 Sketsa dan reaksi dalam tipical rotary kiln

Beton Teknologi

Bahan semen dan persyaratannya

Persyaratan Semen
1. Yang disebut semen hidrolik adalah suatu bahan pengikat yang mengeras jika
bereaksi dengan air serta menghasilkan produk yang tahan air. Contoh-contoh semen
hidrolik adalah semen Portland, semen alumia, semen putih dll. Gips, bukan
merupakan semen hidrolik, karena setelah mengeas dengan air, produk ini larut
dalam air. Kapur yang telah mengeras adalah tahan air tetapi mengerasnya kapur
setelah bereaksi dengan bahan karbon dioksida, bukan dengan air.
2. Komponen utama dari semen Portland adalah :
o Batu kapur yang mengandung komponen CaO (Kapur, Lime)
o Lempung yang mengandung komponen SiO2 (silica), Al2O3 (Oksida
Alumia), Fe2O3 (Oksida besi)
Bahan-bahan ini dengan pengawasan yang ketat, digiling dan dicampur menurut
suatu proses tertentu. Campuran ini dipanaskan dalam ooven pada suhu + 1450OC
sampai menjadi klinker, klinker ini dipindahkan, digiling sampai halus disertai
penambahan 3-5% gips untuk mengendalikan waktu pengikatan semen supaya tidak
berlangsung terlalu cepat.
Reaksi-reaksi yang terjadi waktu proses pembuatan semen adalah sebagai berikut :
1) Batu Kapur
: CaO + CO2 (Kapur + Karbon Dioksida)
Lempung
: SiO + Al2O3 + Fe2O3 + H2O (Silica+Alumina+Oksida
besi+air)
2) 3CaO + SiO2
: 3CaOSiO2 (Trikalsium Silikat) (C3S)
2CaO + SiO2
: 2CaOS2O2 (Dicalcium silikat) (C2S)
3CaO + Al2O3
: 3CaOAl2O3 (Tricalcium Aluminat) (C3A)
4CaO + Al2O3 + Fe2O3: 4CaOAl2O3Fe2O3 (Tetracalcium Aluminoferit
(C4AF)

Beton Teknologi

Bahan semen dan persyaratannya

Tipe-tipe semen Portland


Tipe I :
Semen Portland standart digunakan untuk semua bangunan betonyang tidak akan
mengalamai perubahan cuaca yang dahsyat atau dibangu dalam lingkungan yang korosif.
Tipe II :

Untuk bangunanyang menggunakan pembetonan secara massal, seperti dam,


panas hidrasi tertahan dalam bangunan untuk jangka waktu lama. Pada saat terjadi
pendinginan timbul tegangan-tegangan akibat perubahan panas yang akan menyebabkan
retak-retak pada bangunan. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan itu,
dibuatlah jenis semen yang mengeluarkan panas hidrasi lebih rendah serta dengan
kecepatan penyebaran panas yang rendah pula.Dan semen tipe II mempunyainya.
Tipe III:
Semen Portland tipe III adalah jenis semen yang cepat mengeras, yang cocok
untuk pengecoran beton ppada suhu rendah. Kadar C 3S dan C3A adalah tinggi tanpa
pembatasan batas atas pada prosentase C3S, sedangkan prosentase C3A cukup tinggi,
sehingga tidak akan dicapai oleh semen tipe I. Semen tipe III disebut juga semen
dengan kekuatan awal tinggi. Jenis ini digunakan bilamana kekuatan harus dicapai
waktu singkat, walaupun harganya sedikit mahal.

Beton Teknologi

Bahan semen dan persyaratannya

Tipe IV :
Semen Portland tipe IV ini menimbulkan panas hidrasi rendah dengan prosentasi
maximum untuk C3S sebesar 35%, ntuk C3A sebesar 7% dan untuk C2S proentase
minimum sebesar 40%. Tapi semen tipe IV sudah dgantikan dengan semen tipe II.
Tipe V :
Semen Portland tipe V ini tahan terhadap serangan sulfat serta mengeluarkan
panas.Reaksi

antara

C3A

dan

CaSO4

menyebabkan

terjadinya

Calcium

Sulfoaluminate.Tipe ini sangat cocok untuk bangunan-bangunan yang dibangunan pada


kondisi garam yang sangat tinggi apalagi didaerah-daerah pasang surut air laut. Semen
tipe V mengandung kurang dari 5% C3A dan sejumlah C4AF dam Mg.
Semen Putih :

Jenis semen ini dibuat dari kapur yang bebas besi, quarts, pasir dan kaolin.Semen putih
menunjukan suatu produk dari teknologi tertinggi yang dapat dicapai oleh industri
semen.Sesuai syarat-syarat untuk semen Portland standart dapat dipenuhinya.Oleh
karena penggilingan serbunya ahal, demikian juga bahan-bahan bakunya, maka semen
putih termasuk jenis semen Portland yang mahal.

Beton Teknologi

10

Bahan semen dan persyaratannya

Tipe ASTM

Penggunaan

Karakteristik

C3S

Prosentase
C2S
C3A

C4AF

Bangunan-bangunan
Tipe I

beton biasa
Pembetonan massal

Tipe II

53
47 max

dan biasa
Pembetonan

Tipe III

24

3 max
32

50
-

12
8

58

16

88

kadar C3A dan

26 max

54 min

2 max

C3S yang

35

40

dimusim dingin
Mempunyai
Tipe IV

Pembetonan massal

12
tinggi
Kadar rendah

Air mengandung
Tipe V

dari C3A dan

Max 50

Max5

sulfat atau air dilaut


C3S
Kadar rendah
dari C3A,
Semen Putih

Beton putih khusus

51
C4AF, dan
MgO

26

11

Beton Teknologi

11

Bahan semen dan persyaratannya

2.4 Semen Pozzolan (PPC)


1. Pengertian pozzolan
Pozzolan adalah bahan mengandung silika atau silika dan alumina yang, dalam
dirinya sendiri, memiliki sedikit atau tidak ada nilai semen tetapi yang akan, dalam
bentuk halus dibagi dan dengan adanya air, bereaksi secara kimia dengan kalsium
hidroksida pada suhu biasa untuk membentuk senyawa yang memiliki sifat semen
(ASTM C618) [1] definisi yang luas dari pozzolan menanamkan ada hubungannya
dengan asal materi, hanya pada kemampuan bereaksi dengan kalsium hidroksida dan air..
Sebuah kuantifikasi kemampuan ini terdiri dalam kegiatan pozzolanik panjang.
2. Bahan Pozzolan
Definisi umum dari pozzolan mencakup sejumlah besar bahan yang bervariasi dalam hal
asal , komposisi dan sifat . Baik alami maupun buatan ( buatan manusia ) bahan
menunjukkan aktivitas pozzolanik dan digunakan sebagai pelengkap bahan semen .
Pozzolans buatan dapat diproduksi sengaja , misalnya dengan aktivasi termal kaolin lempung untuk mendapatkan metakaolin , atau dapat diperoleh sebagai limbah atau olehproduk dari proses suhu tinggi seperti lalat abu dari produksi listrik berbahan bakar
batubara. Para pozzolans paling umum digunakan saat ini adalah produk sampingan
industri seperti fly ash , silika fume dari silikon peleburan , metakaolin sangat reaktif ,
dan residu bahan organik terbakar kaya silika seperti abu sekam padi . Penggunaannya
telah mapan dan diatur di banyak negara . Namun, pasokan pozzolanik berkualitas tinggi
dengan produk - terbatas dan banyak sumber setempat sudah sepenuhnya dieksploitasi .
Alternatif ke pozzolanik ditetapkan oleh - produk yang dapat ditemukan di satu sisi
dalam perluasan jangkauan produk sampingan industri atau limbah masyarakat
dipertimbangkan dan di sisi lain dalam peningkatan penggunaan alami pozzolans .
Pozzolans alam yang melimpah di lokasi tertentu dan secara luas digunakan sebagai
tambahan semen Portland di negara-negara seperti misalnya Italia, Jerman, Yunani dan
Cina. Sebagian besar pozzolans alami yang digunakan saat ini adalah asal vulkanik . Abu
vulkanik dan pumices sebagian besar terdiri dari kaca vulkanik yang umum digunakan ,

seperti deposito di mana kaca vulkanik telah diubah untuk zeolit oleh interaksi dengan
air alkali .

Beton Teknologi

12

Bahan semen dan persyaratannya

Simpanan asal sedimen kurang umum. Earths diatom , dibentuk oleh akumulasi
mengandung silika diatom microskeletons , merupakan sumber bahan menonjol di sini.

Bahan Pozzolan terbagi 2 yaitu :


1. Pozzolan Alam (Natural) : Tufa, abu vulkanis dan tanah Diatomae. Di Indonesia
Pozzolan alam dikenal dengan nama TRASS.
2. Pozzolan Buatan (sintetis) : yang termasuk dalam jenis ini adlah hasil pembakaran
tanah liat dan hasil pembakaran batu bara (Fly Ash)

3. Penggunaan
Manfaat pemanfaatan pozzolan semen dan beton tiga kali lipat. Pertama adalah
keuntungan ekonomi yang diperoleh dengan mengganti sebagian besar dari semen
Portland dengan pozzolans alam yang lebih murah atau produk sampingan industri .
Kedua adalah penurunan yang dicampur semen dengan biaya lingkungan yang terkait
dengan gas rumah kaca yang dipancarkan selama produksi semen Portland . Keuntungan
ketiga adalah peningkatan daya tahan produk akhir . Selain itu, peningkatan
pencampuran dengan semen Portland pozzolans adalah gangguan terbatas dalam proses

produksi konvensional dan menawarkan kesempatan untuk menaikkan harga sejumlah


besar limbah industri dan masyarakat menjadi bahan konstruksi tahan lama .
Beton Teknologi

13

Bahan semen dan persyaratannya

Praktek saat ini dapat mengizinkan hingga pengurangan 40 persen dari semen
Portland yang digunakan dalam campuran beton ketika diganti dengan kombinasi hatihati dirancang dari pozzolans disetujui . Ketika campuran ini dirancang dengan baik ,
beton dapat memanfaatkan pozzolans tanpa secara signifikan mengurangi kekuatan tekan
akhir atau karakteristik kinerja lainnya . Sifat-sifat semen dicampur mengeras sangat
terkait dengan perkembangan mikro pengikat , yaitu, untuk distribusi , jenis, bentuk dan
dimensi dari kedua produk reaksi dan pori-pori . Efek menguntungkan dari penambahan
pozzolan dalam hal kinerja kuat tekan dan daya tahan sebagian besar disebabkan oleh
reaksi pozzolanik di mana kalsium hidroksida dikonsumsi untuk menghasilkan CSH
tambahan dan produk reaksi CAH . Produk-produk reaksi pozzolanik mengisi pori-pori
dan menghasilkan pemurnian distribusi ukuran pori atau struktur pori .Hal ini
menghasilkan permeabilitas menurunkan bahan pengikat.
Kontribusi reaksi pozzolan dengan kekuatan semen biasanya dikembangkan
pada tahap kemudian menyembuhkan , tergantung pada aktivitas pozzolanik . Pada
sebagian besar semen dicampur awal kekuatan yang lebih rendah dapat diamati
dibandingkan dengan orangtua semen Portland .Namun , terutama dalam kasus
pozzolans lebih halus dari semen Portland , penurunan kekuatan awal biasanya kurang
dari apa yang dapat diharapkan berdasarkan faktor pengenceran . Hal ini dapat dijelaskan
oleh efek filler , dimana SCM butiran kecil mengisi ruang antara partikel semen ,
sehingga pengikat padat banyak. Percepatan reaksi hidrasi semen Portland juga dapat
mengakomodasi sebagian hilangnya kekuatan awal .
Peningkatan ketahanan kimia untuk masuknya dan tindakan berbahaya dari
solusi agresif merupakan salah satu keuntungan utama dari semen dicampur pozzolan .
Peningkatan daya tahan pengikat pozzolan -blended memungkinkan untuk
memperpanjang masa kerja struktur dan mengurangi kebutuhan mahal dan tidak nyaman
untuk mengganti konstruksi yang rusak . Salah satu alasan utama peningkatan daya tahan
adalah kalsium hidroksida menurunkan konten yang tersedia untuk mengambil bagian
dalam reaksi luas merusak yang disebabkan oleh misalnya serangan sulfat .Selanjutnya ,
permeabilitas pengikat berkurang memperlambat masuknya ion berbahaya seperti klorin
atau karbonat . Reaksi pozzolanik juga dapat mengurangi risiko reaksi alkali - silika luas
antara semen dan agregat dengan mengubah larutan pori pengikat . Menurunkan

alkalinitas solusi dan meningkatkan konsentrasi alumina sangat menurun atau


menghambat pembubaran aluminosilikat agregat
Beton Teknologi

14

Bahan semen dan persyaratannya

4. Reaksi Pozzolan
Reaksi pozzolanik adalah reaksi kimia yang terjadi pada semen portland
mengandung pozzolans. Ini adalah reaksi utama yang terlibat dalam beton Romawi
ditemukan di Roma kuno dan digunakan untuk membangun, misalnya, Pantheon.
Pada dasar reaksi pozzolanik berdiri reaksi asam-basa sederhana antara kalsium
hidroksida, juga dikenal sebagai Portlandite atau (Ca(OH)2) dan asam silikat (H4SiO4,
or Si(OH)4) dan Cukup, reaksi ini dapat skematis disajikan sebagai berikut :
Ca(OH)2 + H4SiO4 Ca2+ + H2SiO42- + 2 H2O CaH2SiO4 2 H2O
atau diringkas dalam notasi disingkat kimiawan semen :
CH + SH C-S-H
Produk dari formula umum (CaH2SiO4 2 H2O) membentuk adalah kalsium
silikat hidrat, juga disingkat CSH dalam notasi kimia semen, hyphenation yang
menunjukkan stoikiometri variabel.Rasio Ca / Si, atau C / S, dan jumlah molekul air
dapat bervariasi dan stoikiometri yang disebutkan di atas mungkin berbeda.

5. Kelebihan Menggunakan PPC


PPC juga digunakan untuk bangunan umum dan mempunyai kegunaan khusus
yaitu untuk bangunan yang memerlukan ketahanan terhadap garam laut, sulfat dengan
panas hidrasi sedang dan ada unsur Fly Ash.
Bangunan - bangunan yang telah menggunakan SG PPC antara lain: Perluasan
peti kemas, Tanjung Perak Surabaya, Perluasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang,
Pelabuhan Semen Gresik di Tuban, Pembangunan PLTU Tanjung Jati Jepara, PLTU
Paiton Probolinggo, Raft Foundation Hotel Sumerset Surabaya, Raft Foundation
Pembangunan Hotel JW Marriot Surabaya, Pelabuhan Sukarno Hatta di Makassar,
Anjungan di Pantai Losari dll.
6. Kekurangan Menggunakan PPC
1. Penyimpanan tidak boleh terlalu lama, karena bia cepat menggumpal
2. Karena cepat kering, ketika sudah menjadi mortar atau beton harus segera digunakan

Beton Teknologi
Mix design dengan metode DOE

15

BAB III
MIX DESIGN DENGAN METODE DOE

3.1 Pendahuluan
Seperti yang kita ketahui, dalam pembuatan beton, ada proses pencampuran bahanbahan untuk mencapai tingkat kekuatan yang diinginkan. Proses perencanaan campuran adukan
beton sering juga disebut Mix Design. Pada bab ini akan dijelaskan tentang mix design metode
DOE.

3.2 Konsepsi Metode DOE


Metode Development Of Environment (DOE), Metode ini diabsorbsi sebagai metode
yang kita sering dengar yaitu metode pekerjaan umum yang tertuang dalam SK.SNI.Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton. Pada prinsipnya menggunakan dasar kuat tekan kubus
beton berukuran 15cm x 15cm.
Metode DOE inii merupakan cara yang paling sering digunakan di Indonesia. Beton
terdiri dari campuran air, semen, pasir, dan bahan kerikil/batu pecah.Baik buruknya hasil
campuran beton tergantung dari mutu bahan beton dan porporsi dari maasing-masing bahan
tersebut.
Pada dasarnya seperti diterangkan dimuka tuntutan utama dalam campuran beton ada 4 yang
mendasar, yaitu :
Beton mudah dikerjakan (Workabilitas), yang dalam praktek diukur dengan slump
Kekuatan tekan beton (Compressive strength) pada umur 28 hari untuk beton yang sudah
mengeras
Keawetan (Durabilitas) beton mengeras
Harga adukan beton harus ekonomis

Beton Teknologi
Mix design dengan metode DOE

16

3.3 Penjelasan Pengisian formulir perencanaan adukan beton dan urutan tahapan
perencanaan metode DOE.
1. Kekuatan tekan karakteristik
Nilai kekuatan beton pada umur 28 hari, dimana cacat tidak boleh lebih dari 5%
2. Standart Deviasi

Volume Pekerjaan

Mutu Pelaksanaan (Mpa)


Baik Sekali

Baik

Cukup

Kecil (< 1000 m3)

4.5 < sd <5.5

5.5 < sd <6.5

6.5 < sd <8.5

Sedang (1000 - 3000 m3)

3.5 < sd <4.5

4.5 < sd <5.5

5.5 < sd <7.5

Besar ( > 3000 m3)

2.5 < sd <3.5

3.5 < sd <4.5

4.5 < sd <6.5

3. Nilai Tambah (Margin)


Hasil kali factor dari standart deviasi dimana factor k tergantung pada banyaknya yang
cacat dalam benda uji.
4. Kekuatan rata-rata (fcr) yang akan dicapai
Kuat tekan karakteristik ditambah nilai tambah.
5. Jenis Semen
Menentukan semen yg akan dipakai, seperti yg diketahui Tipe :I,II,III,IV,dan V
6. Jenis agregat halus dan kasar
Jenis agregat mempengaruhi kekuatan rata-rata

Beton Teknologi

17

Mix design dengan metode DOE

7. Faktor Air Semen (FAS)


Jumlah semen

Nilai factor

minimum per

air semen

m3 beton (kg)

maksimum

Beton dalam ruang bangunan :


a. Keadaan keliling non-korosif

275
325

0.60
0.52

325

0.60

275

0.60

Beton yang masuk dalam tanah :


a. mengalami keadaan kering dan basah berganti-ganti
b. mendapat pengaruh sulfat alkali tanah atau air tanah

325
375

0.55
0.52

Beton yang kontinyu berhubungan dengan air :


a. air tawar
b. air laut

275
375

0.57
0.52

b. Keadaan keliling non-korosif disebabkan oleh


kondensasi atau uap-uap korosif
Beton diluar ruang bangunan :
a. tidak terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung
b. terlindung dari hujan dan terik matahari langsung.

Carilah harga beton yang ingin dibuat, dan untuk FAS 0.50.kemudian lihat gambar
dibawah ini :

Beton Teknologi

18

Mix design dengan metode DOE

Dan ikuti garis tegak lurus FAS sampai memotong garis mendatar yang menunjukan
kekuatan dasar tadi. Titik potong ini merupakan dasar kurva yang harus dipakai untuk
mencari FAS untuk yang akan dibuat, dengan cara mengikuti kurva ini kekiri atau
kekanan hingga memotong garis mendatar yang menunjukan nilai rata-rata yang hendak

dicapai. Dari titik potong ini tariklah garis lurus kebawah untuk mendapat FAS yang
diperlukan bagi tercapainya kuat tekan rata-rata yang diharapkan.
8. Slump
Untuk ukuran slump yang telah ditentukan, dapat dilihat pada tabel kadar air bebas.
Dalam tabel tersebut telah di tentukan nilai-nilainya.

9. Kadar Air Bebas

Ukuran besar butir


agregat maksimum
(mm)
10
20
30

Slump (mm)

Jenis
agregat

0-10

10-20

20-60

60-180

Alami
Batu Pecah
Alami
Batu Pecah
Alami
Batu Pecah

150
180
135
170
115
155

180
205
160
190
140
175

205
230
180
210
160
190

225
250
190
225
175
205

Kebutuhan air yang diperlukan untuk proses hidratasi semen, bukan untuk peresapan air.

Beton Teknologi

19

Mix design dengan metode DOE

10. Kadar Semen


Jumlah semen yang dibutuhkan per m3 neton sesuai dengan FAS. Didapat dari membagi
kadar air bebas dibagi dengan FAS.
11. Susunan besar batu agregat halus (pasir)
Pada pasir ada 4 macam daerah kehalusan yaitu zone 1, zone 2, zone 3, dan zone 4.
Makin kecil nomer zone, pasir makin kasar.Dapat dilihat dari tabel berikut.

120

120

100

100

80

80

60

60

40

40

20

20

Gradasi Zone 1

Beton Teknologi
Mix design dengan metode DOE

Gradasi Zone 2

20

120

120

100

100

80

80

60

60

40

40

20

20

Gradasi Zone 3

Gradasi Zone 4

12. Prosentase fraksi pasir


Prosentase pasir ini tergantung pada diameter maksimum besarnya slumpdan FAS serta
kehalusan pasir.Prosentase ini didapatkan dari hitungan antara pasir dan agregat yang
perlu dikontrol dengan grafik.Main halus pasir, prosentase pasir makin kecil.Untuk pasir
zone 2 antara 30%-40% pasir, untuk sone 1 antara 40%-55%.
13. Berat Jenis Relatif Agregat Gabungan
Dimaksud disini berat jenis gabungan yang terdiri dari (prosentase pasir) x (berat jenis +
prosentase agregat kasar.Bila tidak ada data maka digunakan berat jenis pasir (agregat
halus) 2.5t/m3 dan agregat kasar 2.6t/m3.
14. Berat Jenis Beton
Ditetapkan pada tabel kadar air bebas sesuai dengan air bebas yang ditemukan dari
grafik dibawah dan berat jenis relative dari agregat gabungan.

Beton Teknologi
Mix design dengan metode DOE

21

3000
2500
2000

2.4
2.5
2.6

1500

2.7
2.8

1000

2.9

500
0
100

120

140

160

180

200

220

240

260

Berat jenis beton dalam keadaan


basah (kg/m3)

Kadar air bebas


(kg/m3)

15. Kadar Agregat


Gabungan
Berat jenis beton dikurangi jumlah (kadar) semen dan air.
16. Kadar Agregat Halus
Prosentase fraksi pasir dikalikan jumlah agregat campuran. Dan ini merupakan jumlah
pasir yang diperlukan
17. Kadar Agregat Kasar
Jumlah agregat kasar (batu pecah atau kerikil) yang diperlukan dan hasilnya didapat dari
pengurangan jumlah agregat gabungan dikurangi jumlah pasir.

Beton Teknologi

22

Mix design dengan metode DOE

3.4 Contoh Soal dan Penyelesaian mix design dengan metode DOE
1. Contoh soal :
Ketentuan-ketentuan campuran beton yang dibuat :
Kuat tekan karakteristik = 20N/mm2, untuk umur 28 hari, dengan jumlahyang
mungkin cacat 5%
Jumlah luas pengecoran : >3000 m2
Semen yang dipakai semen Portland normal atau ordinary Portland cemen (OPC)

tipe I
Tinggi slump 70mm
Ukuran besar butir maksimum 20mm
Nilai faktor air semen maksimum (FAS maks) 0.6
Susunan butir agregat halus ditetapkan zone 2

Beton Teknologi

23

Mix design dengan metode DOE

Daftar Isian ( Formulir ) Perencanaan Campuran


Beton metode DOE
No

Uraian

Tabel/ Grafik
Perhitungan

Kuat Tekan Karakteristik

Ditentukan

Standar Deviasi

Tabel 3.1

Nilai tambah (Margin) (M)

K*Standar deviasi

Kekuatan Rata-rata yang hendak ditargetkan

1+3

Ditetapkan

7
8
9
10

Jenis Semen
Jenis Agregat :
Kasar
Halus
Faktor air semen bebas
Faktor air semen maksimum
Slump
Ukuran agregat maksimum

11

Kadar air bebas

12

Kadar semen

Ditetapkan
Ditetapkan
Ditetapkan
Ditetapkan
Ditetapkan
Ditetapkan
2
/3 Wf + 1/3 Wc
(Tabel 3.4)
11:8

13

Kadar semen minimum

Ditetapkan

14
15

Kadar semen maksimum


Faktor air semen yang disesuaikan

Ditetapkan

16

Susunan besar butir agregat halus

Grafik 3.12

17

Grafik 3

19

Persen bahan lebih halus dari 4.8 mm


Berat jenis relative agregat (kering
permukaan)
Berat jenis beton

Grafik 3.13

20

Kadar agregat gabungan

19-12-11

21
22

Kadar agregat halus


Kadar agregat kasar

20*17
20-21

18

Banyak bahan (teoritis)

Semen(kg)

Air(kg)

Tiap m3 dg ketel 5kg

337

202

Beton Teknologi

agr.halus(kg
)
678

Nilai
20N/mm2 pd 28 hari
6.5N/mm2 (k=1.64)
sesuai peraturan
1.64*6.5 = 10.66
N/mm2
20+10.66= 30.66
N/mm2
Tipe I
Batu pecah alami
Pasir
0.6
0.6
70mm
20mm
2
/3 (190) + 1/3 (225) =
202kg/m3
202 : 0.6 = 337kg/m3
275kg/m3 (pakai bila >
12, lalu hitung no.15)
.kg/m3
Daerah (zone) susunan
butir 2
35%
0.35*2.5 + 0.65*2.6 =
2.565kg/m3
2475kg/m3
2475-337-202 =
1936kg/m3
1936*0.35 = 678kg/m3
1936-678 = 1258kg/m3

agr.kasar(kg)
1258

24

Mix design dengan metode DOE

2. Penjelasan Pengisian Daftar isian (Formulir)


1. Kuat tekan karakteristik sudah ditetapkan 20N/mm2 untuk umur 28 hari.
2. Standart Deviasi diketahui bsarnya jumlah volume pembebanan yang akan dibuat, dalam
hal ini di anggap untuk pembuatan >3000 m3 beton sehingga nilai S = 6.5N/mm2 atau
tergantung derajat control yang ditetapkan.

Sebutan
Kecil
Sedang
Besar
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Isi Pekerjaan
Jumlah beton m3
<1000
1000-3000
>3000

Baik sekali
4.5<s<5.5
3.5<s<4.5
2.5<s<3.5

Standart Deviasi (N/mm2)


Baik
Dapat diterima
5.5<s<6.5
6.5<s<8.5
4.5<s<5.5
5.5<s<7.5
3.5<s<4.5
4.5<s<6.5

Cukup Jelas
Cukup Jelas
Jenis Semen ditetapkan tipe I
Jenis Agregat diketahui :
- Agregat halus (pasir) alami (pasir kali)
- Agregat kasar berupa batu pecah (kerikil)
Nilai diambil dari tabel Faktor air semen.
Factor air semen maksimum, dalam hal ini ditetapkan 0,6.
Slump : ditetapkan setinggi 70mm
Ukuran agregat maksimum : ditetapkan 20mm
Kadar air bebas

Ukuran besar butir


maksimum (mm)
10
20
30

Jenis agregat
Alami
Batu Pecah
Alami
Batu pecah
Alami
Batu pecah

0-10
150
180
135
170
115
155

Slump
10-20
20-60
180
204
160
190
140
175

205
230
180
210
160
190

60-180

225
250
190
225
175
205

Memakai rumus :2/3 Wf + 1/3 Wc = 2/3 (190) + 1/3 (225) = 202kg/m3


Beton Teknologi

25

Mix design dengan metode DOE

12. Kadar semen cukup jelas yaitu 202/0.6 = 337kg/m3


13. Kadar semen maksimum : tidak ditentukan, jadi dapat diabaikan.
14. Kadar semen minimum : ditetapkan 275kg/m3 (jika pada perhitungan 12, kadar semen
belum mencapai kadar minimum, maka harus memakai harga minimum ini)
15. Faktor air semen yang disesuaikan ; dalam hal ini dapat diabaikan karena syarat minimum
kadar semen yang baru perlu disesuaikan.
16. Susunan besar butir agregat ditetapkan termasuk daerah susunan butir (zone) 2.

17. Nilai yang diambil adalah nilai rata-rata dari kelompok ukuran butir agregat, nilai factor
air semen, dan agregat halus pasa zone 2. Maka diperoleh nilai 35%.
18. Berat jenis relative :
- Agregat gabungan halus dan kasar = (0.35 x 2.5) + (0.65 x 2.6)
= 2.656
19. Berat jenis beton diperoleh dari grafik berat jenis beton, dan diperoleh nlai 2475kg/m 3
20. Kadar agregat gabungan adalah berat jenis beton dikurangi jumlah kadar semen dan kadar
air, = 2475-337-202 = 1936kg/m3
21. Kadar agregat halus : cukup jelas
22. Kadar agregat kasar : cukup jelas

Beton Teknologi

26

Mix Design Dengan Metode ACI

BAB IV
MIX DESIGN DENGAN METODE ACI

4.1 Pendahuluan
Dalam pembuatan beton, selain metode DOE pada perencanaan pengadukan beton (mix
design), ada juga mix design lainnya yaitu mix design metode ACI. Umunya metode ini biasa
diikerjakan di Amerika Utara, dan akan dijelaskan pada bab ini. Yang harus dingat bahwa

beberapa metode mix design hanya memberikan proporsi pendekatan pertama saja. Maka, ini
harus dicek berulang kali di laboratoriumatau dilapangan dan dapat diatur seperlunya untuk
menghasilkan karakteristik beton yang diinginkan.Suatu saat sampai diperoleh pengalaman,
metode ACI dimodifikasi atau dirubah berdasarkan sifat dan jumlah material.

4.2 Prosedur Mix Design


1. Diperlukan informasi mengenai bahan/material yang akan digunakan. Sebelum memulai
mix design, perlu diketahui dulu seperti analisa ayakan agregat halus/kasar, berat volume
agregat, spesifik gravity dan kadar air resapan agregat.
2. Biasanya slump ditentukan dulu atau berdasarkan percobaan atau metode pelaksanaan.
Tetapi pemilihan slump ini disesuaikan dengan peilihan beton seperti tabel dibawah ini.
Jenis Konstruksi

Slump (mm)

Dinding Penahan dan Pondasi

Maksimum
76.2

Pondasi sederhana, sumuran, dan dinding substruktur

76.2

25.4

Balok dan dinding beton

101.6

25.4

Kolom struktural

101.6

25.4

Perkerasan dan slab

76.2

25.4

Beton masal

50.8

25.4

Beton Teknologi

Minimum
25.4

27

Mix Design Dengan Metode ACI

3. Ukuran maksimum agregat


Umunya dengan pemakaian agregat yang terbesar (sesuai batas yang diijinkan) akan
mengurangi kadar semen. Batasan untuk ukuran maksimum agregat dapat diutarakan
sebagai berikut.
a. Untuk beton pratekan, ukuran maksimum agregat tidak boleh melebihi dari 1/5
ukuran minimum antara bekesting, atau jarak bersih minimum antara tulangan,
serat, selimut, tulangan atau pantara baja dan bekesting.
b. Untuk plat, batu pondasi setapak, tangga ukuran maksimum tidak boleh melebihi 1/3
tebalnya.

Jika ditunjukan dengan pengalaman selama ini bahwa mungkin untuk menempatkan
beton tanpa adanya rongga atau ruang pori, maka persyaratan ini dapat dikendurkan.
Juga diketahui pada FAS tertentu, kekuatan beton yang tinggi dapat dicapai dengan
memakai ukuran terkecil agregat.Hal ini tentunya mengurangi jumlah dari agregat
dengan butiran kasar.Padahal dibanyak tempat, dijumpai adanya agregat yang berukuran
20 atau 25 mm (3/4 atau 1).Sebagai pedoman penentuan ukuran agregat dapat juga
dilihat pada tabel berikut.
Dimensi Minimim, mm

Balok / kolom

Plat

62.5

12.5 mm

20 mm

150

40 mm

40 mm

300

40 mm

80 mm

750

80 mm

80 mm

Beton Teknologi

28

Mix Design Dengan Metode ACI

4. Estimasi campuran air dan kadar udara


Beton tanpa rongga udara
Slump
In
mm

1-2
3-4
6-7

30-50
80-100
150-180

1-2
3-4
6-7

30-50
80-100
150-180

305 (180)
340 (200)
365 (215)

295 (175)
325 (190)
345 (205)

/8 (10 )

(12.5)

(20)

1 (25)

1.5 (40)

2 (50)

3 (70)

In (mm)

In (mm)

In (mm)

In (mm)

In (mm)

In (mm)

In (mm)

350 (205)
305 (225)
410 (240)

330 (200)
365 (215)
385 (230)
280 (160)
305 (175)
325 (185)

270 (160)
295 (175)
310 (185)

250 (145)
275 (160)
290 (170)

240(140)
265(155)
280 (165)

225 (135)
250 (150)
270 (160)

Dianjurkankandungan udara total rata-rata % permukaan dari yang didapat


Ringan
4.5
4.0
3.5
3.0
2.5
Sedang
6.0
5.5
5.0
4.5
4.5

2.0
4.0

1.5^d
3.5^d

Berat

5.0

4.5^d

7.5

6.0

6.0

5.5

5.5

Keterangan :
a. Disesuaikan ACI 21.1 dinyatakan sebagaimana diijinkan
b. Jumlah dari campuran-campuran ini digunakan dalam menghitung faktor semen dari
batching percobaan. Ada maksimal untuk bentuk yang baik, layak, kaku, kelas
agregat kasar dari batas-batas spesifikasi yang diperbolehkan.
c. Nilai slump dari beton mengandung agregat lebih besar dari 1.5 (40mm) didasarkan
pada pembuatan slump test sesudah pembersihan dari partikel-partikel lebih besar
1.5 (40mm) dengan penyaringan basah
d. Untuk kandungan beton agregat besar yang akan disaring basah lebih dari ukuran
1.5 (40mm) ditabelkan dalam kolom 1.5 namun jumlah proporsi permukaan
memasukkan kandungan kandungan udara satu persen dari keseluruhan
e. Nilai-nilai berdasarkan atas kriteria % udara yang ditambahkan dalam phose mortar
dari beton. Jika volume mortar akan disubtansikan berbeda dari yang ditentukan
dalam latihan yang dianjurkan. Boleh jadi diperlukan sekali untuk menghitung
kandungan udara yang dibutuhkan dengan pemberian volume mortar kenyataan.

Beton Teknologi

29

Mix Design Dengan Metode ACI

5. Perbandingan Air/Semen (FAS)


Kekuatan tekan pada
umur 28 hari
6000 lb/in2
5000 lb/in2
4000 lb/in2
3000 lb/in2
2000 lb/in2

Faktor air/semen dengan berat


Tanpa rongga udara beton
Dengan rongga udara beton
0.40
0.48
0.57
0.68
0.82

0.4
0.48
0.59
0.74

6. Perhitungan kandungan semen


Selanjutnya kandungan air dan faktor air/semen (langkah 4 dan 5) ditentukan.Jumlah air
per unit volume beton ditentukan sederhana dengan membagi estimasi dengan faktor
air/semen (FAS).Namun dari beberapa spesifikasi-spesifikasi, mensyaratkan kandungan
semen minimum.Seperti sebuah syarat mungkin digunakan untuk memastikan
penyelesaian secara memuaskan, kualitas dari permukaan vertical atau kemudahan dalam
pengerjaan, hal itu kemungkinan merupakan hal yang berlawanan antara kekuatan dan
peningkatan penambahan air pada pekerjaan.Dalam hal ini ketiadaan test data yang
cocok, atau bila faktor hubungan air/semen kekuatan tidak cocok atau tidak cukup,
kandungan semen minimum seperti tabel dibawah digunakanm tetapi hanya untuk betonbeton dengan kekuatan tekan yang kurang dari 25MPs (3600 lb/in2).

Air maksimum yang diperbolehkan dan kandungan semen minimum dipakai bila data yang diperloeh tidak berguna

Kekuatan tekan
spesifikasi
15
20
25
Air Maksimum (kg/m3)

Kandungan semen minimum (kg/m3)


Ukuran nominal agregat (mm)
Beton tanpa rongga udara
Betn dengan rongga udara
10
20
30
10
20
30
285
250
225
290
255
235
325
290
260
335
300
270
365
320
290
390
340
315
200
180
160
170
150
140

Beton Teknologi

30

Mix Design Dengan Metode ACI

7. Perhitungan dari kandungan agregat kasar ditemukan secara empiris bahwa agregat
mempunyai ukuran maksimum yang sama dan susunan agregat yang menghasilkan
campuran beton yang mudah dikerjakan, jika akan digunakan dalam volume (pada
kondisi kering) ditunjukan pada tabel berikut.
Ukuran maksimum agregat

Volume kering agregat kasar per satuan volume beton untuk modulus

In

mm

2.4

10
12.5
20
25
40
50
75
150

0.5
0.59
0.66
0.71
0.76
0.78
0.82
0.87

/8

1
1.5
2
3
6

kehalusan yang berbeda dari pasir


2.6
2.8
0.48
0.57
0.64
0.69
0.74
0.76
0.8
0.85

0.46
0.55
0.62
0.67
0.72
0.74
0.78
0.83

3.0
0.44
0.53
0.60
0.65
0.70
0.72
0.76
0.81

Untuk kemudahan pekerjaan yang sama, isi agregat kasar hanya tergantung dari ukuran
maksimum dan modulus kehalusan agregat halus.
8. Estimasi dari kandungan agregat halus
Dengan menggunakan metode massa (berat), perhitungan exact dari berat beton segar
dalam kg/m3 dapat diperoleh masing-masing dengan menggunakan Eq (a) atau dalam
lb/yd3 menggunakan Eq (b)
Um = 10 Ga (100-A) + Cm (1-Ga/Gc) Wm (Ga-1)
(a)
U = 16.85 Ga (100-A) + C (1-Ga/Gc) W (Ga-1)
(b)
Dengan keterangan :
Um (U)
= berat beton segar, kg/m3 (lb/yd3)
Ga
= berat rata-rata bulk spesifik gravity (SSD) dari kombinasi agregat halus dan
agregat kasar, asumsi rasional yang proporsit agregat kasar dan halus
Gc
= Spesifik gravity semen (geberalty 3.15)

A
Wm, W
Cm, C

= Kandungan udara, %
= Jumlah kebutuhan air, kg/m3 (lb/yd3)
= Kebutuhan semen, kg/m3 (lb/yd3)

Beton Teknologi

31

Mix Design Dengan Metode ACI

9. Penyesuaian kelembaban agregat


Keadaan kandungan air secara nyata dari pasta dipengaruhi oleh kandungan kelembaban
dalam agregat. Bila kondisi udara kering, pasta akan menyerap air. Dengan cara
demikian secara efektik menurunkan faktor air/semen dan mengurangi workabilitas.
Pada sisi yang lain jika agregat terlalu basah, pasta akan mengkonstribusi air ke
permukaan pasta, keduanya meningkatkan kadar aie/semen dan workabilitas, dan
menurunkan kekuatan. Oleh karena itu akibat-akibat ini harus diestimasikan dan
campuran diatur sedemikian sehingga masuk dalam perhitungan.

4.3 Contoh Soal dan Penyelesaian mix design dengan metode ACI
Contoh soal :
Dikehendaki untuk kolom eksterior pada lokasi diatas permukaan tanah pada tempat
dimana mengalami pembekuan dan pencairan. Beton dikehendaki mempunyai kekuatan tekan
rata-rata 28 hari sebesar 3000 lb/in2 untuk kondisi pengecoran, slump diajurkan antara 25 sampai
50 mm (1 dan 2 in) dan ukuran agregat maksimum tidak boleh melebihi 20mm( 3/4 in).
Sifat-sifat bahan beton sebagai berikut :
-

Semen

: tipe I, Berat jenis

=3.10

Agregat kasar

: Berat jenis (SSD)

= 2.95

Agregat halus

Resapan

= 1.0%

Kelembaban

= 2.5%

Berat Kering

= 1600 kg/m3 (100lb/ft3)

: Berat jenis (SSD)


Resapan
Kelembaban
Modulus kehalusan

= 2.65
= 1.3%
= 5.5%
= 2.8

Beton Teknologi

32

Mix Design Dengan Metode ACI

Kedua analisa ayakan agregat kasar dan halus yang tertahan dalam batasan-batasan tertentu.
Informasi iini sangat penting pada Mix Design yang biasanya rangkaian tahapannya sebagai
berikut :

Tahap 1 : Diperlukan informasi material (hal ini sudah diketahui)


Tahap 2 : Pemilihan Slump (dapat dilihat pada table dibawah)
Slump (mm)

Jenis Konstruksi
-

Dinding Penahan dan Pondasi

Maksimum
76.2

Minimum
25.4

Pondasi sederhana, sumuran, dan dinding substruktur

76.2

25.4

Balok dan dinding beton

101.6

25.4

Kolom struktural

101.6

25.4

Perkerasan dan slab

76.2

25.4

Beton masal

50.8

25.4

Tahap 3 : Ukuran agregat maksimum. Ukuran agregat maksimum 20mm (3/4in) ialah dipengaruhi
bentuk material.
Tahap 4 : Mengestimasi campuran air dan kandungan udaranya dari tabel dibawah kandungan
udara mempunyai nilai ekstrim 6.0% ; kebutuhan air adalah 280 lb/yd 3 (160 kg/m3).
Beton dengan rongga udara
Slump
In
mm

1-2
3-4
6-7

30-50
80-100
150-180

/8 (10 )

(12.5)

(20)

1 (25)

In (mm)

In (mm)

In (mm)

In (mm)

305 (180)
340 (200)
365 (215)

295 (175)
325 (190)
345 (205)

280 (160)
305 (175)
325 (185)

270 (160)
295 (175)
310 (185)

1.5 (40)

2 (50)

3 (70)

In (mm)

In (mm)

In (mm)

250 (145)
275 (160)
290 (170)

240(140)
265(155)
280 (165)

225 (135)
250 (150)
270 (160)

Dianjurkankandungan udara total rata-rata % permukaan dari yang didapat


Ringan
4.5
4.0
3.5
3.0
2.5
Sedang
6.0
5.5
5.0
4.5
4.5

2.0
4.0

1.5^d
3.5^d

Berat

5.0

4.5^d

7.5

6.0

6.0

5.5

5.5

Beton Teknologi

33

Mix Design Dengan Metode ACI

Tahap 5 : Faktor air semen, dari table dibawah untuk factor air semen umur 28 hari compressive
strength 3000 lb/in2adalah 0.59

Kekuatan tekan pada


umur 28 hari

Faktor air/semen dengan berat


Tanpa rongga udara beton
Dengan rongga udara beton

6000 lb/in2
5000 lb/in2
4000 lb/in2
3000 lb/in2
2000 lb/in2

0.40
0.48
0.57
0.68
0.82

0.4
0.48
0.59
0.74

Tahap 6 : Perhitungan kebutuhan semen. Semen yang dibutuhkan didasarkan pada hasil tahap 4
dan 5 adalah 280/0.59 = 475 lb/yd3 (160/0.59 = 272 kg/m3)
Tahap 7 : Mengestimasi kebutuhan agregat kasar interpolasi pada tabel dibawah untuk modulus
kehalusan agregat halusnya 2.8 volume dry radded agregat kasar persatuan volume beton adalah
0.62, maka agregat kasar akan menjadi 0.62 kg/m3atau 0.62*2.8 = 1.736 lb/yd3, berat kering oven
agregat kasar adalah 0.62*1600 = 992 kg, berat SSD 992*1.01 =1002 kg
Ukuran maksimum agregat

Volume kering agregat kasar per satuan volume beton untuk modulus

In

mm

2.4

3/8

1
1.5
2
3
6

10
12.5
20
25
40
50
75
150

0.5
0.59
0.66
0.71
0.76
0.78
0.82
0.87

kehalusan yang berbeda dari pasir


2.6
2.8
0.48
0.57
0.64
0.69
0.74
0.76
0.8
0.85

0.46
0.55
0.62
0.67
0.72
0.74
0.78
0.83

3.0
0.44
0.53
0.60
0.65
0.70
0.72
0.76
0.81

Tahap 8 : Mengestimasikan kebutuhan agregat halus. Kebutuhan agregat halus dapat ditentukan
baik dengan cara massa (berat) maupun metode volume.

Beton Teknologi

34

Mix Design Dengan Metode ACI

a. Metode berat dari tabel dibawah, berat beton diperkirakan 3840 lb/yd 3 (2280 kg/m3)
Ukuran maksimum agregat

Estimasi pertama dari beton

In

mm

3/8

1
1.5
2
3

10
12.5
20
25
40
50
75

Beton non air entrained


lb/yd3
kg/cm3
3840
3890
3960
4010
4070
4120
4160

2285
2315
2355
2375
2420
2445
2465

Beton air entrained


lb/yd3
kg/cm3
3690
3760
3840
3900
3960
4000
4040

2190
2235
2280
2315
2355
2375
2400

meskipun dalam percobaan pertama umumnya tidak perlu, namum hal ini untuk
membandingankan dengan perhitungan berdasarkan persamaan (Um)yang nilainya akan
digunakan :
Um = 10 Ga (100-A) + Cm (1Ga/Gc) Wm (Ga-1)
= 10 (2.8) (100-6) + 272 (1- 2.8/3.1) 160 (2.8-1)
= 1531 kg/m3
Ga : Berat rata-rata buk spesifik gravity (SSD) dari kombinasi agregat halus dan agregat kasar
A : Kandugan udara, %
Cm : Kebutuhan semen, kg/m3
Wm : Jumlah kebutuhan air, kg/m3
Gc : Spesifik gravity semen

Beton Teknologi

35

Mix Design Dengan Metode ACI

Berat yang telah ditentukan adalah :

Air

= 160 kg

Semen

= 272 kg

Agregat kasar (SSD)

= 1002 kg

Maka :

Berat agregat halus (SSD)

= 1531-160-272-1002 = 97 kg

Air

160 kg

Semen

272 kg

Agregat Kasar
Agregat Halus

1002 kg
97 kg +
1531 kg

Beton Teknologi

36

Daftar Pustaka

www.google.com
www.ilmusipil.com

Buku Teknologi Beton Dalam Praktek I (Aman Subakti, ISBN 979-15187-69)


http://www.tekniksipil.org/
http://www-tekniksipil.blogspot.com/

Beton Teknologi

37

Anda mungkin juga menyukai